Anda di halaman 1dari 2

RENCANA STRATEGI PELAKSANAAN BISNIS

1. Menentukan lokasi yang strategis untuk mendirikan bisnis. Pilih tempat- tempat yang
memberikan prospek yang menjanjikan terhadap perkembangan otomotif atau
perumahan- perumahan yang padat penduduk, sehingga memberikan peluang yang
potensial untuk mendirikan usaha cuci mobil.
2. Menentukan target pasar. Untuk mengembangkan bisnis ini, strategi pemasaran yang
dilakukan harus mencakup semua kalangan kendaraan beroda dua seperti motor dan
kendaraan beroda empat seperti mobil.
3. Melakukan strategi pemasaran yang inovatif. Untuk melakukan promosi, banyak hal yang
dapat dilakukan, seperti promosi lewat media sosial, pembuatan website, maupun dengan
menyebarkan brosur- brosur dan memasang spanduk. Tetapi selain itu, servis yang
diberikan juga harus diperhatikan, dari mulai kondisi dan fasilitas tempat cuci mobil
sampai sikap para karyawan.
4. Menentukan survey harga dan memberikan harga yang dapat bersaing dengan usahausaha cuci mobil lainnya.
IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
Ketentuan mengenai izin mendirikan bangunan secara lengkap dapat kita temukan pada
Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum. Tetapi apabila kita ingin mendirikan bangunan di Provinsi Jakarta maka kita
dapat mengacu pada SK. Gub DKI No. 76/2000. Permohonan IMB dapat diajukan secara
tertulis kepada Gubernur melalui suku dinas untuk:
a. Bangunan Rumah Tinggal
b. Bangunan Bukan Rumah tinggal
c. Bangunan- Baangunan
Penting untuk diperhatikan apakah IMB yang dimiliki pemilik tanah benar- benar dapat
digunakan untuk mendirikan usaha atau hanya untuk membangun tempat tinggal saja. Apabila
IMB sudah sesuai dan dapat diperuntukan untuk tempat membangun usaha, maka kita dapat
melaporkan tempat usaha kita ke Kelurahan setempat.
Berikut merupakan persyaratan kelengkapan IMB untuk bangunan Non Rumah Tinggal:

1. Mengisi Formulir Permohonan.


2. Fotocopy KTP & PBB (terbaru) 1 set
3. Fotocopy Bukti Kepemilikan Tanah 1 set, dapat berupa salah satu dari surat sebagai
berikut :
- Sertifikat tanah,
- Surat Keputusan Pemberian hak atas Tanah dari BPN
- Surat Kavling
- SK Walikotamadya untuk penampungan sementara
- Surat Rekomendasi dari BPN
- Girik, dll.
4. Surat Pernyataan bahwa tanah yg dikuasai tdk dlm sengketa.
5. Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari gubernur, bagi luas tanah > 5.000
m.
6. Keterangan Rencana Kota, Peta Rencana Kota dan RTLB dari Dinas/Sudin Tata Ruang.
7. Gambar rancangan arsitektur bangunan minimal 7 set serta fotocopy Surat Izin Pelaku
Teknis Bangunan (SIPTB) bidang Arsitektur (1 lembar).
8. Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK) untuk luas bangunan > 1.500 m, kecuali
bangunan gudang.
9. Perhitungan, gambar struktur bangunan dan laporan hasil penyelidikan tanah sebanyak 3
set, serta fotokopi Surat Izin Pelaku Teknis Bangunan (SIPTB) bidang Struktur (1
lembar).
10. Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya sebanyak 3 set, serta fotokopi Surat

Izin Pelaku Teknis Bangunan (SIPTB) bidang Instalasi (1 lembar).

Anda mungkin juga menyukai