MANAJEMEN KUALITAS
A. Pengertian Kualitas
Kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional
sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas menggambarkan
karakteristik langsung dari produk seperti performance, keandalan (realibility), dan mudah
dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetic). Sedangkan definisi strategik dari kualitas
adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting
the needs of customer).
Berdasarkan pengertian kualitas di atas, tampak bahwa kualitas selalu fokus pada pelanggan
(customer focused quality). Dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta
layanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Karena kualitas mengacu kepada
segala sesuatu yang menentukan kepuasaan pelanggan, suatu produk atau jasa yang
dihasilkan baru dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat
dimanfaatkan dengan baik, serta dihasilkan dengan cara yang baik dan benar.
Krajewski dan Ritzman (1996) membedakan pengertian kualitas menurut pandangan
produsen dan konsumen. Menurut pandangan produsen, kualitas adalah kesesuaian terhadap
spesifikasi (conformance to specification), dalam hal ini produsen memberikan toleransi
tertentu yang dispesifikasikan untuk atribut-atribut kritis dari setiap bagian yang dihasilkan.
Dalam perusahaan manufaktur, spesifikasi adalah toleransi untuk dimensi yang menentukan,
misalnya, kegunaan, cara perawatan. Sedangkan dalam perusahaan jasa, kecocokan dengan
spesifikasi penting, sekalipun output tangible tidak dihasilkan. Spesifikasi dari operasi jasa
berhubungan dengan on-time delivery (response time).
Dari sudut pandang konsumen, kualitas adalah:
1. Nilai (value), yaitu seberapa baik suatu produk atau jasa menyediakan tujuan yang
dimaksudkan dengan tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen dalam menilai
kualitas.
2. Fitness for use, adalah kemampuan barang atau jasa yang dihasilkan memenuhi
fungsinya. Untuk barang biasanya dapat dilihat dari segi teknisnya, sedangkan untuk
jasa penampilan, gaya, dan pelayanan.
3. Dukungan (support). Kualitas produk dan jasa juga ditentukan oleh dukungan
perusahaan tehadap produk atau jasa yang dihasilkan.
4. Kesan Psikologis (psychological impressions). Konsumen sering mengevaluasi
kualitas produk atau jasa berdasarkan kesan psikologis, atmosfir/suasana, imge, dan
estika.
Beberapa definisi umum tentang kualitas yang dikemukakan oleh para guru kualitas,
antara lain:
1. Juran mendefinisi kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitmes for use).
Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.
2. Crosby mendefinisi kualitas sebagai tingkat kesesuaian dengan persyaratan, yaitu
persyaratan pelanggaan, bukan persyaratan perusahaan.
3. Deming, strategi Deming didasarkan pada alat-alat statistik. Strategik ini
cenderung bersifat bottom-up. Penekanan utama strategi adalah perbaikan dan
pengukuran kualitas secara terus-menerus.
4. Filosopi Taguchi berdasar pada premis bahwa biaya dapat diturunkan dengan cara
memperbaiki kualitas dan kualitas tersebut secara otomatis dapat diperbaiki
dengan cara mengurangi variasi dalam bentuk dan proses.
Dari definisi tersebut ada beberapa kesamaan dalam merumuskan kualitas yaitu,
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Sekarang ini, kesenjangan kualitas mobil jepang dan mobil lain mengecil secara dramatis.
Namun demikian, pelajaran yang diambil oleh perusahaan diseluruh dunia ada;ah
perekonomian global tahun 1990-an menyatakan bahwa perusahaan menyediakan produk
dan jasa yang semakin meluas dengan tingkat kualitas yang tin ggi kepada customer.
Bounds et al. (1994) mencoba menjelaskan pengertian TQM dari kata-kata yang
membentuknya, yaitu: total, kualitas, dan manajemen. Bounds mendefinisikan TQM sebagai
konsep perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus, yang melibatkan semua karyawan
disetiap bagian organisasi untuk mencapai kualitas yang prima dalam semua aspek organisasi
melalui proses manajemen. Secara lebih rinci, definisi TQM dapat diuraikan sbb:
1. Pengertian total: menunjukan bahwa TQM merupakan strategi organisasional
menyeluruh yang melibatkan semua panjang dan jajaran manajemen dan karyawan.
Setiap orang terlibat dalam proses TQM.
2. Pengertian kualitas: Kualitas didefinisi oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer
departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat
individu, tergantung latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis,
mempunyai implikasi penting, kualitas bagi pelanggan mungkin tidak sama dengan
pelanggan lainnya.
3. Pengertian manajemen: mengandung arti bahwa TQM merupakan manajemen.
Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM
mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan
fundamental, yang mencakup visi, orientasi strategic, dan berbagai praktik
manajemen vital lainnya.
Bounds et al. (1994) mencoba menjelaskan pengertian TQM dari kata-kata yang
membentuknya, yaitu: total, kualitas, manajemen. Bounds dkk mendefinisi TQM sebagai
konsep perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus, yang melibatkan semua karyawan
disetiap bagian organisasi untuk mencapai kualitas yang prima dalam semua aspek organisasi
melalui proses manajemen. Secara lebih rinci, definisi TQM dapat diuraikan di bawah ini
(Handoko, 1998):
mau tidak mau harus berpartisipasi dalam menjaga kualitas produk dan jasa yang akan
disampaikan kepada customer. Untuk melibatkan karyawan ada beberapa hal yang perlu
dikerjakan, antara lain:
1. Perubahan Kultural (cultural change). Suatu perusahaan yang akan menerapkan TQM
harus terlebih dahulu dapat merubah budaya organisasi yang mendukung. Oleh
karena itu budaya organisasi harus sesuai dengan kebutuhan, dan harus dapat
memuaskan customer, yaitu: external dan internal customer adalah customer yang
membeli produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan sedangkan internal customer
adalah karyawan atau staff perusahaan yang memerlukan output (barang) dari bagian
lain yang akan diproses menjadi produk atau jasa yang akan diserahkan pada proses
selanjutnya.
2. Pengenmbangan individu (individual development) melalui program on-the-jobtraining
Labor index
Cost index
Sales index
Production index
tidak memuat suatu persyaratan spesifik yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan jasa).
Tetapi ISO 9000 merupakan standar system manajemen kualitas internasional, karena ISO
9000 memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh system manajemen dalam
menghasilkan suatiu produk.
Model-model pemastian kualitas, yang diuraikan dalam ketiga standar internasional
dibawah ini, mewakili tiga bentuk syarat system kualitas yang berbeda, sesuai untuk tujuan
pemasok dalam memperagakan kemampuannya dan untuk assesment kemampuan pemasok
oleh pihak luar.
Adapun ketiga standar internasional tersebut adalah:
1) ISO 9001, Quality system models, merupakan Model bagi pemastian kualitas dalam
perancangan, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan (untuk digunakan
bila kesesuaian pada syarat yang ditentukan harus dipastikan oleh pemasok selama
perancangan, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan).
2) ISO 9002, Quality system models, merupakan Model bagi pemastian kualitas dalam
perancangan, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan (untuk digunakan
bila kesesuaian pada syarat yang ditentukan harus dipastikan oleh pemasok selama
produksi, pemasangan dan pelayanan).
3) ISO 9003, Quality system models, merupakan Model bagi pemastian kualitas dalam
perancangan, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan (untuk digunakan
bila kesesuaian pada syarat yang ditentukan harus dipastikan oleh pemasok hanya
dalam inpeksi dan tes akhir).
c. Untuk mengetahui apakah segala sesuatunya sudah berjalan dengan efisien dan
apakah mungkin mengadakan perbaikan
2. Langkah-langkah pengendalian kualitas
a. Menetapkan Standar, yaitu menetapkan standar mutu biaya, standar mutu prestasi
kerja, standar mutu keamanan, dan standar mutu keterandalan yang diperlukan
dalam proses produksi tersebut
b. Memiliki kesesuaian dari produk yang dibuat atau jasa yang ditawarkan terhadap
standar-standar ini
c. Bertindak bila perlu, yaitu mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktofaktor yang mencakup pemasaran, perencanaan, perekayasaan, produksi, dan
pemeliharaan yang mempengaruhi kepuasan pemakai
d. Merencanakan perbaikan, yaitu mengembangkan suatu upaya untuk memperbaiki
standar, biaya, prestasi, keamanan, dan keterandalan.
4. Control Chart
Metode control chart merupakan metode yang digunakan untuk menjelaskan pengawasan
suatu proses, menggunakan grafik untuk mengevaluasi apakah proses berada dalam keadaan
terkendali atau tidak.
Beberapa alas an mengapa control chart digunakan didalam pengawasan proses produksi:
a. Control chart merupakan teknik yang terbukti dapat meningkatkan produktifitas
b. Control chart efektif dalam mencegah ketidaksesuaian, yaitu menjaga agar proses
tetap dalam kendali
suatu proses
Proporsi yang tidak memenuhi syarat didefinisikan sebagai rasio banyaknya
item dalam kelompok itu
b. C-Chart
I. ACCEPTANCE SAMPLING
Acceptance sampling sebagai alat kontrol kualitas digunakan untuk menerima atau
menolak hasil produksi berdasarkan jumlah produk cacat dalam sample. Teknik ini tidak
konsisten dengan filosofil TQM atau zero defect.
Dalam acceptance sampling produsen dan konsumen sepakat tentang jumlah kecacatan
yang dapat diterima. Acceptance sampling hanya mengidentifikasi, bukan mencegah
terjadinya kualitas buruk. Pengukuran menggunakan persentase atau jumlah unit cacat
per sejuta unit produk.
1. Single-sample attribute plan
single sampling plan
- N = lot size
- n = ukuran ssample (random)
- c = jumlah penerima
- d = jumlah produk cacat dalam sample
jika d c, produk diterima
jika d c, produk diterima
Risiko produsen dan konsumen dapat dievaluasi dengan :
AQL ( acceptable quality level )
LTPD ( lot tolerance percent defective )
( risiko produsen )
( risiko konsumen )
Kurva operating characteristic ( OC )
menunjukkan probabilitas penerimaan produk pada tinggkat kualitas berbeda
Jumlah produk cacat yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen dengan
sampling plan
Average outgoing quality limit (AOQL)
- Poin maksimum pada kurva
- Level kualitas terburuk