Acara 1 Kimdas
Acara 1 Kimdas
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kimia dasar merupakan ilmu dasar yang telah menjadi tuntutan dalam banyak jurusan di
Perguruan Tinggi. Namun kenyataannya ilmu kimia ini kurang diminati oleh kebanyakan
mahasiswa. Dalam hal ini kita perlu melakukan berbagai cara agar ilmu ini bisa diminati oleh
mahasiswa. Karena pada hakikatnya ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan dan
perubahannya. Ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat eksperimental.
Salah satunya adalah dengan melakukan percobaan. Percobaan merupakan salah satu langkah
penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kimia. Oleh karena itu, perkuliahan
kimia harus disertai dengan pekerjaan di Laboratorium.
Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu
percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan
untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui
alat-alat yang digunakan dalam praktikum. Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan dengan
tujuan percobaan. Akan tetapi, selain kita sudah mengetahui masing-masing nama alat. Kita juga
harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan, bagaimana cara penggunaannya. Hal ini
bertujuan agar praktikum yang kita lakukan bisa berjalan dengan lancar, baik, dan benar. Selain
itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium,
karena sebagian alat-alat laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan sejenisnya yang
bersifat mudah pecah. Namun pembahasan ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.
Eksperimen di Laboratorium merupakan mata rantai untuk menghubungkan apresiasi aspek
estetika dan ilmu kimia. Eksperimen dapat membangkitkan keingintahuan seseorang terhadap
ilmu kimia.
Setelah melakukan eksperimen, seorang mahasiswa didorong untuk aktif berpartisipasi dan
dilayih mengembangkan pengetahuan dari keadaan konkret ke keadaan abstrak. Dan dalam
pembahasan Pengenalan Alat-Alat Laboratorium ini kami akan banyak menjelaskan
mengenai alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum.
1.2
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia adalah cabanag ilmu yang berhubungan dengan stuktur, komposis (susunan),
perubahan, sifat materi serta energy yang menyertai perubahan materi, khususnya dalam
tingkatan atom dan molekul. Dalam hal ini kimia merupakan ilmu yang didasarkan pada fakta
fakta dan eksperimen yang dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, kimia merupakan
cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA), yaitu imu pengetahuan yang berhubungan dengan
kejadian kejadian yang dapat diamati di alam yang mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
memecahkan semua permasalahan yang berkaitan dengan alam. Pola piker demikan dikenal
dengan istilah metode ilmiah (scientific method).
Kimia sebgai salah satu cabanga ilmu pengetahuan alam beasal dari fakta fakta yang
diobservasi. Dari serangakain fakta, ditemukan hukum, dan untuk menjelaskan hukum itu
dirumuskan teori. Pengujian terhadap teori dilakukan melalui penurunan secara deduksi predeksi
(ramalan) berdasarkan teori yang akan di uji itu, yang kemudian dilakukan observasi atau
eksperimen untuk menguji apakah prediksi itu sesuaimdengan fakta.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa ilmu kimia mengembangkan metode ilmiah, maka
pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada pembelajaran melalui eksperimen didalam
laboratorium kimia yang sangat mutlak diperlukan.
Dalam suatu laboratorium kimia, biasanya banyak terdapat alat-alat eksperimen yang dapat
digunakan untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi setiap praktikan. Disamping itu,
dalam suatu laboratorium kimia juga terdapat bahan bahan eksperimen.
Alat alat yang biasa terdapat di laboratorium kimia diantaranya dalah alat ukur seperti neraca,
thermometer, multimeter,dll. Selain alat alat ukur, dalam laboratorium kimia juga terdapat alat
alat khusus seperti gelas beaker (beaker glass), tabung reaksi, statif, rak tabung reaksi, labu
Erlenmeyer, cawan, dll. Alat alat tersebut ada yang terbuat dari bahan gelas, plastik, porselin,
logam, kayu, dan karet serta terdapat pula peralatan peralatan listrik.
Setiap orang yang akan melakukan kegiatan laboratorium, hendaknya mempunyai pengetahuan
yang baik tentang alat alat laboratorium tersebut. Tanpa sepengetahuan itu tentu kegiatan
pengamatan atau percobaan yang dilakukan dalam laboratorium tidak akan memperoleh hasil
yang maksimal, dan bahkan dapat merusak alat tertentu atau membahayakan diri sendiri maupun
orang lain. Oleh karena itu, sebelum kita melaksanakan kegiatan dalam laboratorium kimia,
sebaiknya kita pelajari dahulu fungsi atau kegunaan berbagai alat laboratorium tersebut.
BAB III
METODE DAN TEKNIK
3.1 METODE
Dalam makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka dan observasi (pengarahan).
Karena kami tidak melakukan percobaan atau eksperimen. Kami mengambil dari sumber tertulis
(buku) dan dari internet. Selain itu kami juga mendapat informasi dari pengarahan asisten dosen
pada awal awal pembelajaran.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
5.1
Hasil Pengamatan
Seperti yang telah kita ketahui, dalam melakukan suatu percobaan tentunya memerlukan alat-alat
praktikum. Adapun beberapa alat yang dapat kalian ketahui sebagai berikut dan akan di
lampirkan pada sebuah tabel.
No.
Nama Alat
Fungsi
Plat Tetes
Tempat mereaksikan zat dalam jumlah yang sangat kecil dan biasanya
Lumpang/Mortal
kimia
3
Alu/Pastle
Kaca Arloji
Cawan Petri
Sendok
Untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat kimia ketika melakukan
reaksi-reaksi kimia
8
Cawan Porselin
Corong
10
Pipet Tetes
11
12
Penjepit Kayu Untuk menjepit tabung reaksi, mengambil alat yang tidak boleh diambil
dengan tangan
13
Spatula
14
Gelas Ukur
15
Batang Pengaduk
17
Termometer
18
Gelas Kimia Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
20
21
22
23
Erlenmeyer Penghisap
24
Erlenmeyer
penyaringan
25
Kaki Tiga
Kasa Asbes
spiritus
26
27
28
Sel Volta
29
Corong Butchner
30
31
Pembakar Spiritus
32
Sarung TanganUntuk menutup tangan sewaktu melakukan praktikum atau dipakai ketika
mengambil larutan
33
34
gelas lainnya
35
Corong pisah Untuk memisahkan larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda, seperti
Buret Mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi
37
Mengambil larutan dalam jumlah yang cukup besar dari pipet tetes
38
39
Desikator
Mengeringkan padatan
40
41
5.2
Pembahasan
Pada tabel diatas telah dijelaskan fungsi-fungsi dari alat-alat praktikum tersebut. Selain
mengetahui alat-alat praktikum dan funsinya, dbawah ini akan dijelaskan sedikit tentang alat-alat
tersebut.
1.
Plat Tetes
2.
Alat ini dapat disebut juga dengan mortal dan pestle terbuat dari porselin, kaca atau batu granit.
3.
Kaca Arloji
Alat ini terbuat dari kaca bening yang terdiri dari berbagai ukuran, diameter.
4.
Cawan Petri
Cawan petri atau telepa petri merupakan sebuah alat yang berbentuk seperti gelas kimia yang
berbanding sangat rendah yang terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas. Cawan petri selalu
berpasangan, yanag ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan
tutupnya. Cawan petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877 yaitu Julius Richard
Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.
5.
Cawan Porselin
Corong
Corong bisa terbuat dari plastik ataupun kaca tahan panas, dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai yang terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
7.
Pipet tetes
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing
serta ujung atasnya ditutupi dengan karet
8.
Penjepit Kayu
Spatula
Benda ini berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless atau
alumunium
10.
Gelas Ukur
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai 10 ml sampai 2 L
11.
Labu Ukur
Labu ukur berupa labu dengan leher yang panjang dan tertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh
terkena panas karena dapat memuai. Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas
antara 5 ml sampai 5 L. Alat ini biasanya juga digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu
yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan
menggunakan pipet. Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca asah atau polirtilena,
tudung ulir atau tudung cungkil plastik (snap caps).
12.
Batang pengaduk
13.
Termometer
Termometer merupakan sebuah alat yang terbuat dari kaca yang tahan panas
14.
Gelas kimia
Gelas kimia (beaker) atau disebut juga dengan gelas piala merupakan sebuah alat yang berupa
gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat
yang tahan terhadap panas hingga suhu 200o C. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2 L.
15.
Tabung Reaksi
Tabung reaksi yaitu berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Alat ini terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran
16.
17.
Erlenmeyer
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml sampai 2 L.
18.
Kaki Tiga
Alat ini terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga alat-alat pada saat dipanaskan
19.
Kasa Asbes
20.
Botol Reagen
21.
Corong Buchner
Corong buchner biasanya terbuat dari porselin. Namun kadang ada juga yang terbuat dari kaca
dan plastik. Dibagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori.
22.
Botol Semprot
Botol semprot atu botol cucia merupakan botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Setiap
praktikan hendaknya mempunyai botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat
mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung kebagian utama botol itu. Botol
cuci digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila membilas
dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang hilang.
23.
Pembakar spiritus
Alat ini disebut juga dengan burner yang terbuat dari kaca
24.
Sarung tangan
Alat ini terbuat dari karet yang biasanya digunakan para praktikan sebelum memulai sebuah
percobaan sebagai alat pelindung keamanan dan keselamatan kerja.
25.
Klem
Alat ini terbuat dari besi atau baja yang digunakan untuk titrasi. Ada terdapat beberapa jenis
klem yaitu;
a.
Klem manice yang terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang
peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan
statif menggunakan klem bosshead
b.
Klem bosshead yang terbuat dari besi atau laumunium yang berfungsi untuk
27.
Corong pisah.
Alat ini berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak disebelah atas
dan pada bagian bawahnya berkatup. Alat ini terbuat dari kaca. Corong pemisah atau corong
pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair untuk memisahkan
komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda
yang tak campur.
Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik
seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat. Kebanyakan pelarut organik
berada diatas fase air kecuali pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen. Corong pemisah
yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca
atau teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 ml sampai 3 L. Dalam skala industri,
corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.
28.
Buret.
Alat ini merupakan peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan
sumbat keran pada bagian bawahnya untuk mengalirkan aliran cairan yang akan dikeluarkan.
Alat ini memiliki beberapa macam ukuran yaitu mulai dari 5 ml dan 10 ml dengan skala 0,01 ml,
25 ml, dan 50 ml dengan skala 0,05 ml.
Ada dua jenis buret lain yang krannya terdiri dari sepotong karet yang ujungnya dilengkapi
dengan pipa kaca, yang ujungnya dibuat runcing. Untuk mengatur larutan, dipasang penjepit
Mohr atau kedalam karet dimasukkan kelereng kaca.
Khusus untuk titrasi larutan panas, digunakan buret dengan kran disamping, agar panas larutan
yang dititrasi tidak sampai kecairan dalam buret, sehingga tidak memoengaruhi volum larutan
dalam buret. Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh mililiter. Apabila
ujung atas buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek.
29.
Pipet Volume.
Pipet volume terdiri dari 2 macam, yaitu jenis yang lama dan yang baru.
30.
Desikator
Desikator adalah sebuah bejana yaitu berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi
vaseline, dan desikator biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang terbuat dari logam
yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol. Karena desikator
biasanya terletak dalam ruang terbuka, temperatur umumnya akan mendekati temperatur kamar.
Normalnya kelembaban udara seperti inilah yang diinginkan. Objek seperti botol timbang atau
krus, dan zat-zat kimia cenderung menarik kelembaban dari udara.
Desikator akan menyediakan kesempatan bagi bahan-bahan tersebut untuk berkesetimbangan
dengan atmosfer yang kelembabannya rendah dan terkendali sehingga kesalahan yang
disebabkan oleh penimbangan air bersama-sama dengan objek itu dapat dihindarkan.
31.
Neraca Analitik
Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium pengantar merupakan instrumen yang akurat
yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada kisaran 100 g sampai dengan 0,0001 g
(0,1 mg). Ini merupakan ketidaktentuan dari hanya 1 bagian persejuta, sampai tahun 1950-1n
kebanyakan dari neraca ini adalah neraca dua piring, yang juga dirujuk sebagai neraca lengan
sama.
Kemudian muncullah neraca piring tunggal atau lengan tak sama (kadang-kadang juga disebut
neraca beban konstan), yang merupakan pengganti dari neraca dua piring. Sekarang neraca
elektronik (juga disebut dengan neraca tenaga elektromagnetik) secara langsung menggantikan
neraca mekanik, atau neraca piring tunggal.
Neraca Dua-piring
Lengan suatu neraca dua-piring berisi tiga mata pisau berbentuk prisma A, B, C. Ahli kimia
dari Skotlandia yang bernama Joseph Black (1728-1799)Black (1728-1799) adalah orang
pertama yang memperkenalkan penggunaan mata pisau, yang dibuat dari batu akik (agate), suatu
bahan yang sangat getas dan keras. Baru setelah mata pisau digunakan, penimbangan anallitik
dapat dilakukan dengan neraca dua-piring.
Neraca Piring- Tunggal
Neraca piring tunggal menggunakan menggunakan dua mata pisau bukannya 3, dan lengan
neracanya tidak sama panjang. Sederet lengkap batu timbangan digantungkan pada lengan
pendek, dan lengan panjang memiliki bobot pengimbang yang konstan (plus suatu piranti
peredam) yang secara ketat diletakkan pada lengan itu. Jadi neraca yang kosong itu bermuatan
Penuh.
32.
A.
1.
Penyaringan
Endapan atau zat-zat yang tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Di
laboratorium, untuk menyaring diperlukan corong dan kertas saring. Corong dipasang pada
tempat corong, atau corong dipasang dengan klem pada statif. Di bawah corong diletakkan gelas
kimia, hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.
Corong yang sering digunakan adalah corong yang bersudut 60o C dan panjang tangkainya 10
cm. Kertas saring yang biasa digunakan adalah kertas saring berdiameter 9 dan 11 cm. Kertas
saring dilipat setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi sehingga sisi lipatan tidak seluruhnya
berimpit. Selanjutnya lipatan disobek sedikit. Kemudian kertas saring dibuka dan dipasang pada
corong.
2.
Pengukuran Volum
Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volum larutan, jika diperlukan volum yang tidak terlalu
tepat. Gelas ukur diberi skala dalam milimeter yang dibaca dari 0 sampai 10 ml, 0 sampai 25 ml,
0 sampai 50 ml atau lebih besar lagi, dari alas kebagian atas. Untuk pengukuran yang lebih teliti
digunakan pipet atau buret.
Pipet
Mengisi pipet dengan larutan atau memipet, sebaiknya dengan cara menyedot larutan ke dalam
pipet dengan bantuan balon-pipet atau alat penyedot yang lain. Mula-mula bilas gelas kimia atau
tabung reaksi dengan larutan dengan larutan dari labu takar. Kemudian tuangkan larutan ke
dalam gelas kimia atau tabung reaksi, untuk membilas pipet. Pipet 3 sampai 5 ml larutan,
kemudian pegang pipet pada arah horizontal, lalu pipet diputar-putar sehingga semua bagian
dalam pipet dibasahi larutan. Pegang pipet dengan ibu jari dan jari tengah. Gunakan jari telunjuk
untuk menekan ujung atas pipet, tidak terlampau kuat tetapi seringan mungkin, cukup menjaga
agar larutan tidak keluar. Sebelum ujung pipet dicelupkan kedalam larutan, tetesan cairan yang
terdapat di ujung pipet ditiup keluar, atau tetesan cairan ini diusap dengan kertas saring. Jangan
memasukkan pipet terlampau dalam di dalam larutan, dan ketika menyedot larutan, ujung pipet
berada dalam larutan.
Sedot larutan sampai kira-kira 1 cm diatas garis batas. Kemudian hentikan penyedotan dan
menutupi ujung pipet dengan jari telunjuk. Pegang pipet pada arah vertikal dan garis batas volum
berada pada ketinggian yang sama dengan mata. Kurangi tekanan jari telunjuk pada pipet,
sehingga larutan mengalir keluar sampai dasar misniskus mencapai garis batas. Sentuhan ujung
pipet pada suatu alat gelas untuk menyingkirkan tetesan yang terdapat di ujung pipet.
Selanjutnya, larutan dikeluarkan melalui dinding bejana penampung, dengan kedudukan pipet
vertikal dan ujung pipet menyentuh dinding bejana, selama kurang lebih 15 detik.
3.
Buret
Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh milimeter. Apabila ujung atas
buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek. Letakkan selapis kertas
antara dinding buret dan tangkai corong, agar udara dalam buret dapat keluar. Agar ujung buret
dibawah kran di isi penuh cairan, alirkan larutan keluar dengan cepat dengan cara membuka kran
sebesar mungkin.
Isi buret sehingga permukaan cairan sedikit diatas garis nol. Dengan pengaduk yang dibungkus
dengan kertas saring, keringkan dinding bagian dalam buret disebelah atas. Perhatikan agar
ujung kertas tidak menyentuh permukaan larutan. Buka kran dan biarkan larutan mengalir
sehingga permukaan larutan tepat pada garis skala.
4.
Neraca
Berbagai macam neraca dapat di jumpai di laboratorium. Neraca yang digunakan di laboratorium
yang perlu dipelihara dengan baik, dan digunakan dengan hati-hati.
Ada aturan umum senantiasa harus diperhatikan:
a.
b.
c.
Zat kimia tidak boleh diletakkan langsung pada piring neraca, gunakan kertas, kaca arloji,
Benda yang akan ditimbang, diletakkan di piring kiri, anak timbangan di piring kanan.
e.
Kecuali pada timbangan kasar, anak timbangan tidak dipegang dengan jari, gunakan
selalu pinset.
Jangan meletakkan zat langsung pada piring neraca. Gunakan gelas kimia atau kaca
b.
Membersihkan bagian luar wadah yang mengandung cairan, sebelum ditempatkan pada
piring neraca.
c.
Atur sehingga ayunan kekiri dan kekanan sampai dari titik nol
b.
Letakkan zat yang akan ditimbang dipiring kiri, dan anak timbang dipiring
d.
Jika ayunan kekiri dan kekanan sudah sama dari titik nol, hitung jumlah anak timbangan
pada pring, catat berat dan cek kembali jumlah anak timbangan ketika mengembalikannya ke
kotak anak timbangan
e.
5.
Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukkannya ke bola karet. Dekatkan
Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan dialihkan. Buanglah cairan
c.
Gunakan bola pipet (jangan dengan mulut) untuk menghisap cairan sampai diatas tanda
tera. Lepaskan bola dan segera letakkan jari anda agar cairan tidak mengalir keluar, sampai dasar
miniskus tepat pada tanda tera.
d.
Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet kewadah penampung (erlenmayer atau piala).
Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang tertinggal itu memang sudah
diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.
6.
Sesuai namanya, batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya
dalam beker. Disamping itu batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari bejana
satu ke bejana lain. Bila suatu larutan air dituang dari bibir suatu bejana seperti beker ada
kecenderungan sejumlah cairan akan mengalir disepanjang dinding luar kaca itu. Ini dapat
dicegah dengan menuangkan larutan itu melewati batang pengaduk, dimana batang tersebut
dibuat bersentuhan dengan bibir bejana dan mengarahkan aliran cairan kedalam bejana penerima.
Batang pengaduk juga berperan sebagai pegangan untuk rubber policmen (sepotong selang
karet yang satu ujungnya dilelehkan sehingga merekat menjadi satu, dan lewat ujung lain batang
pengaduk dimasukkan kedalam selang; benda ini digunakan untuk menyelamatkan sejumlah
kecil endapan yang menempel pada dinding dalam beker).
7.
Mengisikan larutan yang akan di encerkan atau dipadatkan yang akan dilarutkan . tambahkan
cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok. Kemudian penuhkan labu
sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolakbalikan labu sampai larutan homogen.
8.
Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternyha sama dengan
diameter corong.
9.
Cara menggunakannya:
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan dalam lubang atas, katup dalam keadaan tertutup.
Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi
horizontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas keluarkan
larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah
sudah keluar.
10.
Penggunaan desikator
Cara menggunakannya:
a.
b.
Keterangan:
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi
merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 100o C sampai warnanya kembali biru.
11.
Neraca analitik
b.
c.
d.
Di atas telah dijelaskan beberapa teknik dasar dalam penggunaan alat-alat laboratorium, tetapi
tidak semua alat laboratorium. Hanya sebagian besar saja.
B.
Membersihkan Alat-alat
Hasil eksperimen yang baik dapat dicapai antara lain menggunakan alat-alat yang bersih. Alatalat ukur seperti labu ukur, gelas ukur, pipet dan buret yang kotor dapat mengakibatkan
pengukuran yang salah. Botol-botol reagen, gelas kimia, labu erlenmeyer yang kotor yang
digunakan untuk zat-zat atau larutan untuk eksperimen, akan menyebabkan pembuatan pereaksi
untuk eksperimen itu terkotori, sehingga akn memperoleh data yang salah oleh eksperimen itu.
Alat-alat laboratorium harus selalu disimpan dalam keadaan bersih. Biasakan membersihkan
alat-alat segera setelah alat itu digunakan. Adalah mudah untuk membersihkan alat-alat yang
baru saja dipakai. Alat-alat dari gelas dicuci dengan menggunakan detergen, kemudian dibilas
dengan air keran. Dalam hal tertentu setelahdibilas dengan air kran perlu dibilas dengan air
suling.
Alat-alat volumetri seperti pipet dan buret harus bebas lemak. Membersihkan pipet dan buret
yang berlemak dapat digunakan larutan kalium dikromat. Larutan ini dibuat dengan cara
melarutkan 20 g K2Cr2O7 kedalam 30 ml air, kemudian tambahkan asam sulfat pekat sampai
volume menjadi 100 ml. Buret dan pipet yang berlemak di rendam selama beberapa jam atau
sampai semalam dalam larutan ini. Setelah dicuci dengan air kran kemudian dibilas dengan air
suling.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian yang sudah dijelaskan diatas kami dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1.
Dalam melakukan suatu praktikum, kita harus mengetahui tata tertib dalam melakukan
praktikum di laboratorium. Oleh karena itu, kita harus mematuhi tata tertib yang ada.
2.
3.
4.
5.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa harus mengenal semua alat-alat yang ada di laboratorium sehinga kita
bisa menggunakannya dengan tepat dan cermat. Pengenalan alat laboratorium sangatlah penting
oleh semua mahasiswa MIPA khususnya jurusan Kimia karena ilmu Kimia selalu berkaitan
dengan hal eksperimen.