Sinigam I Chapter1
Sinigam I Chapter1
Sinigam I Chapter1
BAB I
PENGANTAR
A.
Latar Belakang
Dimethyl ether (DME) adalah senyawa organik ester dengan rumus
kimia CH3O CH3. Nama lain Dimethyl ether adalah methyl ether atau, methyl
oxide. Pada keadaan normal, senyawa ini berupa gas yang tidak berwarna, tidak
beracun, dan tidak berbau. Dimethyl ether digunakan sebagai propelan dalam
industri consumer products (khususnya untuk hairspray, shaving creams, foams,
dan antiperspirants), automotif, cat, produk makanan, kendali serangga, produk
untuk hewan, dan lain sebagainya yang masih terkait dengan aplikasi diatas. Yang
paling besar potensi kebutuhan DME adalah sebagai bahan bakar. Aplikasi bahan
bakar diantaranya adalah :
B.
Campuran LPG
Campuran Diesel
Pembangkit Listrik
Pengganti Acetylene
Tinjauan Pustaka
Dimethyl ether diproduksi secara garis besar melalui dua tahap. Pertama,
hydrocarbon (misal dari natural gas) menjadi synthesis gas. Synthesis gas
kombinasi dari carbon monoksida dan hydrogen. Dari synthesis gas tersebut baru
diproses lebih lanjut menjadi DME (dimethyl ether), baik dengan pembuatan
methanol dan memurnikannya terlebih dahulu (proses konvensional) bisaa disebut
two step processes , atau secara langsung dalam satu tahap sekaligus bisaa disebut
one step process. Bahan mentah utama secara keseluruhan dalam process
pembuatan DME adalah natural gas, untuk lebih lengkapnya berikut adalah reaksireaksi yang terlibat :
REAKSI
PERSAMAAN REAKSI
H(kJ/mol)
Oksidasi Parsial
-36,0
Steam Reforming
206,0
CO +H2O CO2 + H2
-40,9
Gas/water shift
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
CO + 2H2 CH3OH
-50,1
Methanol synthesis
-50,1
Dehidrasi
2 CH3OHCH3OCH3 +H2O
-23,3
Methanol
DME direct
synthesis
Tabel 1. Reaksi yang mungkin terlibat dalam proses manufaktur DME
Teknologi sintesis gas komersial yang sekarang dipakai diantaranya adalah
steam methane reforming, oksidasi parsial, autothermal reforming, dan combined
reforming. Teknologi yang sedang dikembangkan adalah compact reformer dan
membrane keramik.
Dalam teknologi synthesis DME yang paling berperan adalah katalis.
Katalis yang tersedia sekarang adalah katalis yang dirancang spesifik untuk bahan
mentah atau feedstock, bukan katalis yang general. Katalis untuk feedstock syngas
yang dikonversi langsung menjadi DME, atau katalis dari methanol untuk proses
dehidrasi, semuanya berbeda karena disuplai dan dipatenkan oleh perusahaan
licensor masing-masing teknologi proses sintesis DME.
Dalam proses konvensional atau two step processes dan reaksi gas/water
shift, katalis yang digunakan adalah copper based (menggunakan bahan dasar
tembaga). Peningkatan temperature yang cepat akan menurunkan aktifitas katalis
sehingga suhu dalam reaktor perlu untuk dijaga secara cermat. Tipe lain katalis
yang bisaa digunakan untuk dehidrasi methanol adalah
alumina.
Teknologi reaktor yang sekarang dipakai untuk two step processes adalah
menggunakan reaktor fixed bed catalytic dehydration. System yang dipakai dalam
teknologi proses ini relatif sederhana dan sudah dipakai sangat luas. Alasan
penggunaan sistem ini adalah menurut pengalaman dari kajian perusahaan
konsultan Nexant Inc termasuk jenis low capital investment, serta kemudahan
mendapatkan bahan baku utama yaitu methanol. Perusahaan Licensor teknologi
ini diantaranya adalah Haldor Topsoe, Lurgi, Mitsubishi Gas Chemical-JGC, Toyo
Pandu Prabowo Jati
Riza Ajie Nugroho
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
konsorsium DME development Co. yang dipimpin JFE dengan basis feedstock
syngas dari sumber yang bervariasi mulai dari gas alam, batu bara, hingga
biomassa. Untuk proses ini sangat pesat perkembangannya, dan mayoritas yang
sudah terbangun adalah Pilot Plant Scale. Pengembangan one step (direct
process) teletak di bidang katalisnya ataupun sistem proses secara keseluruhan,
karena system ini diprediksi akan lebih efisien di masa depan. Proyek
pengembangan one step processes sangat masif dilakukan, namun di sisi lain
system ini tetap bersaing dengan two step processes yang unggul karena proyekproyek methanol yang terus berkembang sehingga berdampak penurunan harga
methanol yang berarti cost methanol yang semakin murah. Untuk perbandingan
one step dan two step process berikut disediakan diagram untuk memperoleh
gambaran. Dengan referensi dari JFE Holdings dimana one step process atau
direct process baru teraplikasi pada skala Pilot Plant.
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
methanol,
menggunakan
Simple
Adiabatic
Reactor,
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
Berikut adalah
Plant Outline yang kami dapatkan dari perusahaan Fuel DME Production
Co.,Ltd yang merupakan pengguna dari teknologi MGC Methanol
Dehydration DME.
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
10
Dalam desain pilot plant yang dibuat, katalis dalam reaktor slurry di
masukkan di dalam minyak bertitik didih tinggi dengan dimensi reaktor 0,55
meter diameter dan 15 meter tinggi. Dalam proses ini terdapat perbedaan
mencolok di bagian jalur purifikasi produk dibandingkan two step processes
yaitu produk akhir dari teknologi ini ada dua yaitu methanol dan DME.
Desain ini sangat cocok dipakai ke untuk kondisi apabila pabrik dekat
dengan sumber gas alam atau batu bara yang dapat dikonversi menjadi
syngas , serta dekat dengan unit pabrik DME lain dengan teknologi two step
processes sehingga hasil samping methanol bisa dijual ke pabrik DME lain
yang kemudian dikonversikan menjadi DME.
B.2 Penentuan Kapasitas Produksi
Untuk menentukan kapasitas produksi pabrik ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan. Berikut adalah ulasannya :
a. Bahan Baku
Karena pabrik direncanakan didirikan di Indonesia maka diperlukan
informasi mengenai ketersediaan bahan baku untuk produksi DME. Produksi
methanol di Indonesia saat ini mencapai 660.000 MTPY. Sebelumnya
Indonesia memiliki kemampuan produksi methanol mencapai 990.000
MTPY, diperoleh dari PT. Medco Methanol Bunyu dan PT Kaltim Methanol
Industry. Namun PT Medco Methanol Bunyu dihentikan operasionalnya
pada bulan Maret 2009, karena kelangkaan suplai gas alam yang
mengakibatkan tidak tercapainya target ekonomis 30% kapasitas produksi.
Sehingga Indonesia hanya memiliki produksi methanol tersisa sebesar
660.000 MTPY oleh PT Kaltim Methanol Industry dengan produk methanol
grade AA dimana kualitas kemurnian mencapai adalah 99,98% dan
minimum kemurnian 99,85%. Pemasaran dari produk PT KMI sekitar 70%
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
11
Shell/RWE Germany
60.000
10.000
15.000
10.000
Australia (various)
15.000
Japan (various)
10.000
China (various)
13.000
Total Production
143.000
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
12
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
13
Tabel 5. Data Konsumsi BBM dan Non BBM Berdasarkan Jenis Energi
Sedangkan untuk potensi pasar bahan bakar Diesel untuk transportasi
dari DME dapat dianalogikan berdasarkan pada kebutuhan solar Indonesia
yang mencapai lebih dari 160.000.000 barel minyak selama 7 tahun terakhir.
DME sebagai bahan bakar truk sudah sampai taraf uji coba aplikasi di
Jepang, hingga telah dibuat beberapa stasiun pengisian bahan bakar DME di
Jepang. Beberapa pabrikan Jepang sudah membuat truk-truk yang siap
dengan bahan bakar DME. Seperti kita ketahui bahwa kendaraan pabrikan
Jepang memegang pasar yang luas di Indonesia, termasuk kendaraan truk
sehingga terdapat potensi dan peluang besar penyediaan truk-truk berbahan
bakar DME di Indonesia di masa depan.
Berdasarkan data dari BPPT, sudah ada pabrik DME di Indonesia,
pabrik yang telah beroperasi di Tangerang dimiliki oleh PT. Bumi
Tangerang Gas Industri yang berkapasitas 3.000 ton/tahun. Selain itu, PT
Pertamina setuju
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
14
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
15
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
16
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
17
(09/281049/TK/34758)
(09/289025/TK/35966)
18