Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

KEBIJAKAN PENGELOMPOKKAN RISIKO NASABAH


(CUSTOMER RISK RATING )

1.

Pengertian Customer Risk Rating (CRR)


Customer Risk Rating (CRR) adalah kegiatan mengelompokkan nasabah
berdasarkan peringkat/profil risikonya risikonya.
1.1 Tujuan;
Untuk mendukung kebijakan dan pelaksanaan CDD daEDD yang
efektif, maka seluruh nasabah dan calon nasabah BPR/S wajib
dikelompokkan
berdasarkan peringkat risikonya terhadap
kemungkinan terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme.
1.2 Pengelompokkan Profil Risiko Nasabah.
a.

Profil Risiko dikelompokkan menjadi 3 peringkat yaitu,


Rendah, Menengah dan Tinggi. Penetapan Nasabah dengan
Risiko Tinggi akan digunakan pedoman pada ketentuan
PPATK yang mengatur mengenai Pedoman Identifikasi
Produk, Nasabah, Usaha, dan Negara Berisiko Tinggi bagi
Penyedia Jasa Keuangan yang disebut sebagai Pedoman
Identifikasi PPATK di samping itu juga akan diterapkan
referensi lainnya yang dikeluarkan oleh otoritas berwenang
atau yang telah menjadi kelaziman internasional.

b.

Rating Risiko nasabah tersebut ditetapkan berdasarkan


resultan berupa modus penilaian terhadap 7 komponen risk
area yang dinilai yaitu :
1).

Identitas Nasabah.
Rating risiko komponen Identitas ini akan ditentukan
oleh hasil penilaian terhadap kualitas identitas apakah
:
(1)

Identitas tidak dipunyai namun memiliki surat


keterangan dari aparat pemerintah setempat
yang menerangkan bahwa yang bersangkutan
adalah warga setempat dan beralamat sesuai
dengan informasi yang diberikan kepada

25

BPR/S ; dan/atau telah menetap dalam waktu


lama

2)

3)

(2)

Data/informasi identitas Nasabah sudah tidak


sesuai.

(3)

Dokumen identitas nasabah sudah kadaluwarsa,


namun tidak ada perubahan alamat tempat
tinggal Nasabah dimaksud dan sudah diyakini
kebenarannya oleh BPR/S.

(4)

Dokumen
pendukung
identitas
Nasabah
khususnya dokumen perusahaan tidak lengkap,
misalnya izin-izin perusahaan , AD/ART,
Pemegang Kuasa atau Kewenangan bertindak
mewakili perusahaan.

Lokasi Usaha
Rating risiko akan ditentukan oleh hasil penilaian
kualitas lokasi usaha apakah :
(1)

Lokasi berada di yurisdiksi yang ditetapkan


berisiko tinggi oleh lembaga
atau badan
internasional terhadap kondisi suatu yurisdiksi.

(2)

Lokasi usaha di wilayah rawan kejahatan rawan


terhadap penyelundupan atau produk ilegal.

(3)

Lokasi usaha di zona perdagangan bebas.

Profil Nasabah.
Penilaian terhadap Rating Risiko komponen Profil
Nasabah dapat berpedoman pada contoh:contoh
Transaksi, Aktivitas, dan perilaku yang tidak wajar
dan/atau tidak sesuai dengan Profil Nasabah di
Lampiran A.
Analisis yang perlu dilakukan antara lain adalah
sebagai berikut :
(1) Nasabah yang tidak memiliki penghasilan regular
namun dapat melakukan setoran-setoran.
(2) Tergolong sebagai PEP (Politically Exposed Persons)
atau memiliki hubungan dengan PEP.

26

(3) Apakah pegawai pemerintah , khususnya yang


terkait dengan pelayanan publik.
(4) Apakah penegak hukum.
(5) Orang-orang yang melakukan jenis-jenis kegiatan
usaha atau sektor usaha yang rentan terhadap
pencucian uang.
(6) Pihak-pihak yang tercantum dalam daftar oleh PBB
atau daftar lainnya yang dikeluarkan oleh
organisasi internasional sebagai teroris,
atau
organisasi teroris
ataupun organisasi yang
melakukan penghimpunan dana untuk kegiatan
teroris.
4)

5)

Nilai transaksi.
Profil risiko akan ditentukan berdasarkan hasil analisis
atau penilaian risk area ini dan berpedoman pada
Lampiran A apakah misalnya:
(1)

Pada saat membuka rekening,


Nasabah
melakukan transaksi dengan nilai besar atau
signifikan namun informasi sumber dana dan
tujuan transaksi tidak sesuai dengan profil
ataupun tujuan pembukaan rekening.

(2)

Nasabah melakukan sejumlah transaksi dalam


nilai kecil namun secara akumulasi merupakan
transaksi bernilai besar atau signifikan.

(3)

Ttansaksi tunai dalam jumlah besar.

Kegiatan Usaha Nasabah.


Rating risiko akan ditentukan berdasarkan hasil
penilaian apakah kegiatan usaha nasabah rawan
terhadap pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Penetapan risiko ini juga akan berpedoman pada
Pedoman Identifikasi PPATK apakah :
(1)

Kegiatan usaha
penukaran uang.

yang

menyediakan

jasa

(2)

Kegiatan usaha
pengiriman uang.

yang

menyediakan

jasa

27

(3)

Kegiatan usaha yang berbasis uang tunai dan


tidak sesuai dengan profil nasabah seperti mini
market, pompa bensin (SPBU = Setasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum),
jasa
pengelolaan parkir, rumah makan, pedagang isi
pulsa.

(4)

Kegiatan usaha yang memberikan


pengurusan dokumen hukum.

(5)

Kegiatan usaha yang melakukan perdagangan


rumah, saham, perhisasa, mobil atau aset
lainnya.
Kegiatan usaha yang memasarkan produknya
melalui internet;

(6)

6)

7)

jasa

(7)

Perdagangan ekspor / impor.

(8)

Advokat, akuntan atau konsultan keuangan


atau;

(9)

Kegiatan usaha multi level marketing

Struktur Kepemilikan bagi Nasaba Perusahaan.


Penetapan
rating risiko didasarkan pada penilaian
struktur kepemilikannya apakah rumit atau tidak.
Misalnya, :
(1)

struktur
kepemilikan
perusahaan
yang
kompleks sehingga akses untuk mendapatkan
informasi terbatas.

(2)

terdapat Beneficial Owner yang mengendalikan


perusahaan; atau

(3)

terdapat pemberitaan negatif dalam media


masa mengenai Beneficial Owner perusahaan
dimaksud , sehingga mengakibatkan tingkat
risiko perusahaan menjadi tinggi.

Informasi Lainnya.
Contoh : nasabah BPR/S menerima kiriman dana yang
berasal dari negara-negara yang belum menerapkan
rekomendasi FATF secara memadai.

28

Contoh Matriks klassifikasi profil risiko pada Lampiran 5.


Lampiran 5(1)
Contoh : Matriks klassifikasi profil risiko (Sumber SE Bank Indonesia)
Komponen
Risiko

Rendah

Menengah

Tinggi

Identitas
Nasabah

Menyerahkan lebih dari


satu
identitas
yang
masih
berlaku
dan
berdomisili
sesuai
dengan alamat dalam
kartu.

Data/informasi identitas
calon
nasabah
kadaluwarsa,
namun
nasabah tetap kooperatif
melakukan updating

Lokasi Usaha

Lokasi usaha di dalam


kabupaten / kota yang
sama atau berbatasan
dengan lokasi kabupaten
/ kota berada.
Buruh tani, dagang
restoran
hotel,
non
formal.

Lokasi usaha di luar


kabupaten / kota dimana
lokasi kabupaten / kota
BPR / S berbeda.

-Nasabah tidak memiliki


ID yang dikeluarkan
oleh
pihak
yang
berwenang.
-Data
/
informasi
identitas calon Nasabah
diragukan , misalnya
kartu
ID
tidak
dikeluarkan oleh pihak
yang berwenang, data
tidak benar, dll.
-Data informasi identitas
tidak sesuai dengan
domisili atau Nasabah
selalu berpindah tempat
atau
tidak
dapat
dihubungi (misal nomor
telepon).
-Nasabah WNI yang
pada saat pembukaan
rekening menggunakan
alamat yang wilayahmya
berada di luar Wilayah
Indonesia.
Lokasi usaha nasabah
berada
di
zona
perdagangan bebas.

Nilai transaksi rendah,


misal di bawah Rp 1 juta
(Satu juta rupiah) dan
sesuai dengan profil
nasabah.

Peningkatan
jumlah
transaksi
tidak
signifikan
namun
didukung
dengan
dokumen yang memadai
atau masih tergolong

Bidang usaha /
pekerjaan.

Nilai Transaksi

Pegawai perusahaan.

-Pekerjaan
ybs.tidak
tergolong berisiko tinggi,
namun
ybs.tergolong
sebagai PEP atau orang
yang
digolongkan
berisiko tinggi dengan
nerpedoman
pada
ketentuan PPATK.
-Pegawai
dari
perusahaan
yang
langsung berisiko tinggi.
Transaksi tunai dalam
jumlah besar misal di
atas Rp 100 juta dan
/atau tidak sesuai dengan
profil nasabah.

29

wajar atau masih sesuai


dengan profil nasabah.
Lampiran 5 (2)
Komponen
Risiko

Rendah

Kegiatan Usaha

Pedagang di pasar
tradisional

Menengah

Pedagang valuta asing


Atau pengiriman uang

Tinggi
Kegiatan usaha yang
berbasis uang tunai
seperti mini market, jssa
pengelolaan parkir,
rumah makan, Stasiun
Pengisian Bahan Bakar
(SBPU), pedagang valas.

Struktur
Kepemilikan

Tidak
memiliki
pengendalai
dan
komposisi
pemegang
saham tersedia dalam
data publik.

Informasi
mengenai
pemegang saham tidak
tersedia dalam data
publik.

Perusahaan
dengan
pemegang saham atas
unjuk.

Informasi lainnya

Tidak
terdapat
informasi negatif lain.

Memiliki usaha lainnya


di
samping
sebagai
karyawan perusahaan.

-Nasabah kredit yang


barang jaminannya atas
nama pihak lain (baik
jaminan tunai / jaminan
dalam bentuk barang)
yang tidak memiliki
hubungan yang jelas.
-Nasabah yang memberi
kuasa kepada pihak lain
untuk
melakukan
penarikan
pada
rekening
nasabah
setelah
setelah
permohonan
rekening
disetujui.

c. Pengelompokkan profil risiko nasabah


tersebut dapat
dikembangkan berdasarkan informasi nyata
setempat dan
diyakini adanya pencucian uang pada suatu transaksi atau
adanya
pendanaan
terorisme,
dalam
hal
demikian
pengelompokkan profil risiko nasabah dapat dilakukan dengan
profesional judgement.
d. Pengambilan kesimpulan profil / rating risiko nasabah.
(1) profil risiko merupakan nilai akhir penilaian dari seluruh
komponen dengan mengambil MODUS nilai (kecenderungan
ditetapkan yang paling dominan).
30

(2) Dalam hal tidak terdapat rating risiko yang paling dominan
namun terdapat komponen seimbang atau sama dari
komponen penilaian maka profil risiko adalah yang paling
ketat.
(3) Penerapan pengelompokkan tingkat risiko tidak berlaku bagi
nasabah yang tergolong PEP (Politically Exposed Persons).
Dengan demikian apabila terdapat calon nasabah atau
nasabah
yang karena pekerjaannya
atau jabatannya
tergolong PEP, maka yang bersangkutan secara otomatis
dikelompokkan risiko tinggi.
(4) Profil risiko nasabah menggambarkan tingkat risiko nasabah,
produk maupun jasa, yang memiliki potensi pencucian uang
atau pendanaan teroris, antara lain jasa pengiriman uang
atau produk bank menggunakan jasa electronic.
2. Kewajiban Pengkinian dan penatausahaan profil risiko nasabah.
(1) Pengelompokkan nasabah berdasarkan rating risiko wajib
didokumentasikan dalam daftar dan dipantau secara
berkesinambungan. Dibuat dalam sebuah formulir analisis
tersendiri . Setiap bulan dilakukan pengkinian rating risiko,
seperti halnya kolektibilitas kredit terutama bilamana nasabah
yang bersangkutan terdapat perubahan komponen data yang
signifikan.
(2) Penilaian risiko juga wajib dilakukan terhadap nasabah yang
ada secara memadai dan dilakukan pemantauan dengan
pertimbangan karena adanya perubahan informasi dan profil
nasabah dan kebutuhan nasabah terhadap produk dan jasa
yang ditawarkan .
(3) Bila tidak ada keserasian antara transaksi, dan profil nasabah
dengan tingkat risiko yang ditetapkan maka rating risiko
wajib disesuaikan dengan cara :

Menetapkan CDD bagi nasabah Risiko Rendah


menjadi CDD dengan risiko menengah.

EDD bagi nasabah yang semula Risiko Rendah /


Menengah menjadi Risiko Tinggi atau PEP.

31

Lampiran 6.

Contoh : Hasil Analisis Profil Risiko Nasabah


Contoh : PT BPR Bengawan di kota Jember, menerima tabungan dari Ny. Umi dan Deposito
dari Sdr.Menakjinggo dan Penetapan Profil Risikonya sebagai berikut :
No.
1

2,
3
4.

5.
6.
7.

Komponen
Risiko
Identitas
Ny.Umi

Lokasi
usaha
Profil
Nilai
transaksi
Kegiatan
usaha
Struktur
Kepemilikan
Informasi
lainnya
Rating Risiko

Informasi

Rating
Risiko
Komp.

Keterangan :Tinggal
dari Lurah Jember.
Sudah tinggal di
Jember selama 3
tahun.
Di Kampus Universitas
Jember.
Penghasilan Rp 500
ribu per hari.
Setor tabungan : Rp 1
juta . Tujuan : Bayar
biaya sekolah anak.

Komponen
Risiko

Informasi

Rating
Risiko
Komp.

Identitas
Menakjinggo

KTP lengkap masih


berlaku

Lokasi usaha

Jl.Jend.jember

Profil

Nilai
transaksi

Penghasilan Rp 5 juta
per hari .
Deposito Rp 500 juta
tunai selama 1 hari
oleh masing-masing
keluarga Rp 100 juta.
Pompa Bensin (SBPU)
Perseroan,
Kepemilikan rumit.
Deposito dipecahpecah a.n. sendiri dan
kelauarga. Orangnya
tertutup.

Kantin Universitas
Jember.
Usaha pribadi.

Janda .Usaha kantin

1 (Rendah)

Kegiatan
usaha
Struktur
Kepemilikan
Informasi
lainnya
Rating Risiko

3
3

3
3
(Tinggi)

-------------------------------

32

B AB V
PROSEDUR CDD (CUSTOMER DUE DILIGENCE ) DAN EDD (ENHANCED
DUE DILIGENCE).
1. Pengertian.
CDD adalah kegiatan Identifikasi, Verifikasi dan Pemantauan nasabah yang
wajib dilakukan dalam rangka program APU dan PPT.Sedangkan EDD
(Enhanced Due Dilligence) merupakan CDD yang lebih mendalam.
2. Identifikasi.
2.1

Calon Nasabah, Nasabah dan Beneficial Owner yang menggunakan


jasa keuangan BPR/S dikelompokkan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

2.2

Perorangan
Perusahaan termasuk Bank.
Yayasan /Perkumpulan
Lembaga Negara
Walk in Customer (WIC)

Permintaan Informasi.
Sebelum melakukan hubungan dengan Nasabah, BPR /S wajib
mengetahui profil nasabah dengan meminta informasi kepada pihakpihak terkait pada butir 2.1 di atas mengisi formulir pembukaan
rekening dengan rincian informasi masing-masing sebagaimana pada
Lampiran 7 dan Lampiran 8.

Lampiran 7. Informasi Calon Nasabah.


No.

Perorangan

Perusahaan
(termasuk Bank

1.

Nama lengkap
termasuk alias

Nama perusahaan
termasuk bentuk
badan hukum

2.

Nomor dokumen
identitas

Nomor izin usaha


dari instansi yang
berwenang

Yayasan/
Perkumpulan
Nama
yayasan/
perkumpulan
termasuk
bentuk badan hukum
(apabila
berbadan
hukum )
Nomor
iizin
bidang
kegiatan
/
usaha
(termasuk
bidang
kegiatan/usaha)
atau
tujuan
yayasan
atau
nomor bukti pendaftaran
pada
instansi
yang
berwenang.

Lembaga
Negara /
Pemerintah
Nama
lembaga
Negara /
pemerintah

33

No.

Perorangan

3.

Alamat tempat tinggal


yang tercantum pada
kartu identitas.

4.

Alamat tempat tinggal


terkini
termasuk
no.telepon apabila ada
Tempat dan tanggal
lahir
Kewarganegaraan
Pekerjaan (nama
perusahaan/institusi
alamat
perusahaan/institusi,
dan jabatan).
Jenis kelamin
Status perkawinan
Identitas Beneficial
Owner /apabila ada
Sumber dana
Rata-rata penghasilan
Maksud dan tujuan
hubungan usaha.
Informasi lain yang
memungkinkan
BPR/S untuk dapat
mengetahui
profil
calon Nasabah

5.
6.
7.

8.
9.
10
11.
12.
13.
14.

Lembaga
Negara /
Pemerintah

Perusahaan
(termasuk Bank

Yayasan/
Perkumpulan

Alamat kedudukan

Alamat
kedudukan
termasuk nomer telepon

Tempat dan tanggal


pendirian

Tempat dan tanggal


pendirian

Identitas Beneficial
Owner bila ada
Sumber dana

Identitas Beneficial
Owner bila ada
Sumber dana

Maksud dan tujuan


hubunga usaha
Informasi lain yang
diperlukan.

Maksud dan tujuan


hubungan usaha
Informasi
lain
yang
diperlukan misal laporan
keuangan calon nasabah
atau
keterangan
mengenai
pekanggan
utamanya.

Alamat
kedudukan
termasuk no
telepon

Lampiran 8. Informasi WIC (Bila yang melakukan transaksi dengan BPR/S adalah WIC )

No
1.
2
3

WIC yang melakukan transaksi sebesar Rp


100 juta (seratus juta rupiah ) atau lebih
atau nilainya setara.
Perorangan
Perusahaan
Nama lengkap
Nama perusahaan
termasuk alias
Nomor dokumen
Nomor izin usaha
dari instansi yang
berwenang
Alamat
tempat Alamat kedudukan
tinggal
yang
tercantum
pada
kartu identitas

WIC yang melakukan transaksi kurang


dari Rp 100 juta (seratus juta rupiah) atau
yang nilainya setara.
Perorangan
Perusahaan
Nama lengkap
Nama perusahaan
termasuk alias
Nomor
dokumen
identitas
Alamat
tempat
tinggal
yang
tercantum
pada
kartu identitas

Alamat kedudukan

34

No
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

WIC yang melakukan transaksi sebesar Rp


100 juta (seratus juta rupiah ) atau lebih
atau nilainya setara.
Perorangan
Perusahaan
Alamat tempat
tinggal terkini
termasuk nomor
telepon apabia ada.
Tempat dan tanggal Tempat dan tanggal
lahir
pendirian.
Kewarganegaraan
Bentuk dan tanggal
pendirian
Pekerjaan
Jenis kelamin
Status perkawinan
Identitas Beneficial Identitas Beneficial
Owner apabila ada
Owner apabila ada
Sumber dana
Sumber dana
Rata-rata
penghasilan
Maksud dan tujuan Maksud dan tujuan
hubungan usaha
hubugan usaha
Informasi lain yang Informasi lain yang
memungkinkan
diperlukan.
BPR/S mengetahui
Profil nasabah
Profil nasabah

WIC yang melakukan transaksi kurang


dari Rp 100 juta (seratus juta rupiah) atau
yang nilainya setara.
Perorangan
Perusahaan
Alamat tempat
tinggal terkini
termasuk nomor
telepon apabia ada.
Tempat dan tanggal Tempat dan tanggal
lahir
pendirian.
Kewarganegaraan
Bentuk dan tanggal
pendirian
Pekerjaan
Jenis kelamin
Status Perkawinan
Identitas Beneficial Identitas Beneficial
Owner apabila ada
Owner apabila ada
Sumber dana
Sumber dana
Rata-rata
penghasilan
Maksud dan tujuan Maksus dan tujuan
hubungan usaha
hubungan usaha.
Informasi lain yang Informasi lain yang
memungkinkan
diperlukan.
BPR/S mengetahui
Profil nasabah
Profil nasabah

Note ; Transaksi dengan WIC dengan nilai sebesar Rp 100 juta


(seratus juta) atau lebih atau yang nilai setara yang dilakukan dalam
1 kali maupun beberapa kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 7 adalah transaksi yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.
b.

2.3

Dilakukan pada kantor BPR/S .


Jenis transaksi yang dilakukan adalah transaksi yang sama,
misal transaksi pengiriman uang, transaksi pembayaran dan
bukan merupakan gabungan dan beberapa transaksi yang
berbeda jenis transaksinya.

Permintaan dokumen Pendukung


Jenis Dokumen pendukung informasi sebagaimana dikemukakan
pada Tabel 7 dan 8 dimintakan kepada :
1).
2)
3)
4)
5)

Perorangan & Beneficial Owner (Lampiran 9)


UKM (Lampiran 9)
Bukan UKM (Lampiran 9)
Perusahaan Bank (Lampiran 9)
Yayasan (Lampiran 10)
35

6)
7)

Perkumpulan (Lampiran 10)


Lembaga
Negara/Pemerintah,
perwakilan asing. (Lampiran 10)

lembaga

internasional,

Lampiran 9. Dokumen Pendukung Calon Nasabah Perorangan dan Perusahaan


No.

Perorangan

Spesimen
tanda tangan

2.

3.

4
5.
6.
7.

Perusahaan (selain Bank)


Usaha Mikro dan
Bukan Usaha Mikro dan
Usaha Kecil
Usaha Kecil
Spesimen tandatangan Spesimen tanda tangan
Pengurus atau pihak anggota Direksi yang
yang diberi kuasa berwenang
mewakili
melakukan hubungan perusahaan atau pihak
usaha dengan BPR/S
yang diberi kuasa untuk
melakukan
hubungan
usaha dengan BPR/s

Kartu NPWP bagi


Nasabah
yang
diwajibkan
untuk
memiliki NPWP sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku.
Surat izin Tempat
Usaha (SITU) atau
dokumen lain yang
dipersyaratkan oleh
instansi
yang
berwenang.

Kartu
NPWP
bagi
Nasabah
yang
diwajibkan
untuk
memiliki NPWP sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku.
Surat izin Tempat Usaha
(SITU) atau dokumen
lain
yang
dipersyaratkan
oleh
instansi
yang
berwenang.
Laporan keuangan atau
deskripsi kegiatan usaha
perusahaan.
Struktur
manajemen
perusahaan
Struktur
kepemilikan
perusahaan
Dokumen
identitas
anggota Direksi yang
berwenang
mewakili
perusahaan atau pihak
yang diberi kuasa untuk
melakukan
hubungan
usaha dengan BPR/S

Perusahaan
berupa bank
Spesimen tanda
tangan
anggota
Direksi
yang
berwenang
mewakili
perusahaan atau
pihak yang diberi
kuasa
untuk
melakukan
hubungan usaha
dengan BPR/S

Izin usaha dari


Bank Indonesia.

Untuk Calon Nasabah selain yang tercantum dalam Lampiran 8 di


atas, maka BPR akan mengumpulkan dokumen lainnya selain
identitas yaitu sebagaimana terdapat dalam Lampiran 10.

36

Lampiran 10. Dokumen pendukung Nasabah selain Perorangan dan Perusahaan.

No.

Yayasan

Perkumpulan

1.
2.

Izin bidang kegiatan /


tujuan yayasan
Deskripsi kegiatan yayasan

Bukti pendaftaran pada


instansi yang berwenang.
Nama penyelenggara

3.

Struktur pengurus yayasan

Identitas
pihak
yang
berwenang
mewakili
perkumpulan
dalam
melakukan
hubungan
usaha dengan BPR/S

4.

Dokumen identitas anggota


pengurus yang berwenang
mewakili yayasan untuk
melakukan
hubungan
usaha dengan BPR/S.

2.4

Lembaga Negara /
Pemerintah, Lembaga
Internasional,
perwakilan asing
Surat penunjukkan bagi
pihak-pihak
yang
berwenang
mewakili
lembaga atau perwakilan
dalam
melakukan
hubungan usaha dengan
BPR/S
Spesimen tanda tangan

Identifikasi untuk Beneficial Owner.


2.4.1

BPR/S memastikan calon Nasabah atau WIC apakah mewakili


Beneficial Owner (termasuk Beneficial Owner ) lainnya apabila
terdapat lebih dari satu Beneficial Owner) untuk membuka
hubungan usaha atau melakukan transaksi dengan BPR.

2.4.2

Dalam hal Calon Nasabah dan WIC mewakili Beneficial


Owner untuk membuka usaha atau melakukan transaksi,
BPR/S melakukan procedur CDD sama seperti calon Nasabah
atau WIC dengan mendasarkan Rating Risikonya.

2.4.3

Beneficial Owner yang tergolong Risiko Tinggi (Risiko 3) atau


sebagai PEP (Politically Exposed Person) dilakukan EDD
(Enhanced Due Dilligence).

2.4.4

BPR/S mengumpulkan
bukti atas informasi dan/atau
informasi lainnya yang sama dengan calon Nasabah
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 5, 8 dan 9 ditambah
dengan Bukti dan informasi lainnya terkait Beneficial Owner
(BO )sebagaimana terdapat di Lampiran 11.

Lampiran 11. Bukti dan informasi lainnya terkait Beneficial Owner (BO)

37

No.
.1.

2.

BO dari Nasabah
Perorangan
Hubungan hukum antara
calon Nasabah atau WIC
dengan Beneficial Owner
yang ditunjukkan dengan
surat penugasan, surat
perjanjian, surat kuasa
atau bentuk lainnya.
Pernyataan dari calon
Nasabah
atau
WIC
mengenai
kebenaran
identitas maupun sumber
dana
dari
Beneficial
Owner.

2.4.5

BO dari Nasabah
Perusahaan /Yayasan
/Perkumpulan
Dokumen dan informasi
identitas pemilik atau
pengendali
akhir
perusahaan, yayasan, atau
perkumpulan.

BO dari Nasabah
Berupa Bank lain di dalam
negeri
Pernytaan tertulis dari
Bank dimaksud bahwa
identitas Beneficial Owner
telah dilakukan verifikasi
oleh Bank lain di dalam
negeri tersebut.

Pernyataan dari calon


Nasabah
atau
WIC
mengenai
kebenaran
identitas maupun sumber
dana
dari
Beneficial
Owner.

Pengendali Untuk Nasabah Perusahaan


Termasuk pengendali perusahaan apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :

2.4.6

a.

memiliki saham perusahaan baik secara langsung


maupun tidak langsung sebesar 25 % (dua puluh lima
persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan
dan mempunyai hak suara, atau.

b.

memiliki saham perusahaan kurang dari 25 % (dua


puluh laima persen ) dari jumlah saham yang
dikeluarkan dan mempunyai hak suara namun yang
bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan
Pengendalian perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Pengendali Terakhir Untuk Perusahaan


Perorangan atau badan hukum yang secara langsung maupun
tidak langsung memiliki saham perusahaan dan merupakan
pengendali terkahir dari perusahaan dan/atau keseluruhan
struktur kelompok usaha yang mengendalikan perusahaan.

2.4.7

Pengendali terakhir untuk Nasabah perorangan


Adalah perorangan yang memiliki kepentingan atas suatu
transaksi yang dilakukan.

2.4.8

Dokumen identitas pemilik atau pengendali terakhir.

38

Dapat berupa surat pernyataan atau dokumen lainnya yang


memuat informasi mengenai identitas pemilik atau pengendali
terakhir.
2.4.9

Beneficial Owner
berupa lembaga pemerintah
perusahaan yang terdaftar di bursa efek (listing).

atau

Termasuk dalam kelompok ini adalah nasabah perusahaan


yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan yang
terdaftar di bursa efek (listing), dimana kepemilikan
perusahaan induk adalah mayoritas.
2.4.10 Beneficial
yang
didokumentasikan.

mendapatkan

pengecualian

wajib

3. Verifikasi dokumen.
3.1

3.2

Tujuan
a.

Memastikan kebenaran terhadap dokumen pendukung bahwa


data tersebut adalah data yang benar dan terkini.

b.

Dalam hal terdapat keraguan, verifikasi dilakukan


berdasarkan dokumen dan / atau sumber informasi lainya
yang dapat dipercaya dan independen.

Cara melakukan verifikasi Dokumen.


3.2.1

Pertemuan langsung dan tatap muka dengan calon nasabah.


Dalam pertemuan ini akan dinilai Profil Risiko Nasabah
berdasarkan 7 (tujuh) Risk Area Calon Nasabah termasuk
WIC dan Beneficial Owner (kalau ada) berpedoman pada
Lampiran 5; di samping itu jenis dokumen dan informasi juga
sederhana sebagaimana dalam Lampiran 4.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya Profil Risiko
Rendah (Risiko 1) ini harus memenuhi kriteria atau ciri-ciri
sesuai Pasal 34 PBI No.12/20/PBI/2010 tanggal 4-Oktober2010 Tentang Penerapan Program Anti APU dan PPT, maka
proses verifikasi dapat diselesaikan setelah hubungan usaha
dilakukan selambat-lambatnya 14 hari untuk nasabah
perorangan dan 90 hari untuk nasabah perusahaan.
Penundaaan waktu tersebut dimaksudkan kemungkinan
untuk menuntaskan dokumen yang bersangkutan yang masih
dalam proses.

39

3.2.2

Bilamana Calon Nasabah Tergolong Risiko Menengah (Risiko


Dua).
a.

Melakukan wawancara dengan calon Nasabah apabila


diperlukan.

b.

Mencocokkan kesesuaian profil Calon Nasabah dengan


foto dengan foto diri yang tercantum dalam kartu
identitas.

c.

Melakukan verifikasi ke pihak ketiga yaitu instansi


resmi yang berwenang
apabila timbul keraguan
terhadap kartu identitas yang ada.

d.

Menatausahakan salinan dokumen kartu identitas


setelah dilakukan pencocokkan dengan dokumen asli
yang sah.

e.

Melakukan pengecekan silang untuk memastikan


adanya konsistensi dari berbagai informasi yang
disampaikan oleh calon nasabah antara lain :

f.

1)

menghubungi nasabah melalui telepon (rumah


atau kantor).

2)

menghubungi pejabat Sumber Daya Manusia


tempat dimana Nasabah bekerja apabila
pekerjaan Nasabah adalah karyawan suatu
perusahaan atau instansi.

3)

melakukan konfirmasi atas penghasilan Nasabah


dengan mensyaratkan rekening koran dari bank
lainnya yang berkedudukan di Indonesia.

Pengecekan dimaksud juga mencakup pemeriksaan


nama calon Nasabah terhadap:
1)

Daftar Teroris.

2)

Daftar lainnya yang dimiliki oleh BPR (apabila


ada) seperti daftar calon nasabah / nasabah /
WIC sebagaimana dimaksud pada Pasal 28 PBI
No.12/20/PBI/2010 tentang Penerapan Program
APU dan PPT bagi BPR/S.

40

3)

Dokumen lainnya seperti pemberi kerja dari


calon Nasabah, rekening telepon dan rekening
listrik.

g.

Memastikan adanya kemungkinan hal-hal yang tidak


wajar atau mencurigakan.

h.

Proses Verifikasi Wajib Selesai Sebelum Membina


Hubungan Usaha.
Proses verifikasi identitas calon nasabah dan Beneficial
Owner wajib diselesaikan sebelum membina hubungan
usaha dengan Nasabah atau sebelum melakukan
transaksi dengan WIC.

3.2.3. Verifikasi terhadap Dokumen Calon Nasabah, Nasabah dan


Beneficial Owner Yang Berisiko Tinggi dan PEP
Sebagaimana diketahi, dalam mengelompokkan Nasabah
berisiko tinggi, dapat berpedoman pada ketentuan PPATK
yang mengatur mengenai Pedoman Identifikasi Produk,
Nasabah, Usaha dan Negara Berisiko Tinggi yang selanjutnya
disebut Pedoman Indentifikasi PPATK dan referensi lainnya
memiliki tolok ukur sebagaiman dikemukakan pada Lampiran
12. Nasabah tergolong PEP otomatis tergolong Tinggi.
Verifikasi dilakukan sebagai berikut :
1) Verifikasi terhadap Identitas Calon Nasabah, Nasabah dan
Beneficial Owner (bila ada)
berdasarkan Identifikasi
PPATK sebagaimana terdapat di Lampiran 12. Dalam hal
dalam penelitian identifikasi dimaksud dipenuhi kriteria
risiko tinggi maka dilanjutkan verifikasi dokumen
sebagaimana dikumpulkan di Lampiran 7, 9 dan 10,11.
Nasabah dan / atau Beneficial Owner yang memenuhi
kriteria berisiko tinggi tersebut dimasukkan dalam daftar
sendiri.
2) Verikasi dokumen dilakukan berdasarkan
prosedur
sebagaimana dilakukan pada Calon Nasabah, Nasabah dan
Beneficial Owner dengan Profil Risiko Menengah (Risiko
2) pada butir 3.2.2 a sampai dengan h namun diperlukan
tambahan informasi pendukung yang terkait yaitu :

41

(1) informasi
tambahan
yang
diperlukan
untuk
memastikan kebenaran profil calon Nasabah dan
/atau :
(2) meminta dokumen pendukung tambahan untuk
meyakini identitas dan sumber dana.
3) Melakukan analisis secara berkala
paling kurang
terhadap informasi mengenai sumber dana, tujuan
transaksi, dan hubungan usaha dengan pihak-pihak yang
terkait yaitu :
(1) perusahaan yang dimiliki atau dikelola oleh PEP.
(2) keluarga PEP sampai derajad kedua ; dan /atau
(3) pihak-pihak yang secara umum dan diketahui publik
mempunyai hubungan dekat dengan PPEP; dan
4) Memantau lebih ketat pola transaksi nasabah untuk
kepentingan pengkinian profil nasabah atau Beneficial
Owner.
Lampiran 12. Produk, Nasabah, Usaha, dan Negara Berisiko Tinggi Bagi Penyedia Jasa
Keuangan.
1. Produk product dan Jasa Berisiko Tinggi
No.
Nama Produk
Keterangan
1.
Electronic Banking
Produk dan jasa yang
2.
Internet Banking
ditwarkan
mudah
3.
Pemindahan Dana
dikorvesikan menjadi kas,
4.
Pemberian Kredit/Pembiayaan dan Pendanaan; atau
atau setara kas, atau
5.
Jual beli Valuta Asing /Bank Notes
dananya yang mudah
dipindahkan dari satu
yurisdiksi
satu
ke
yurisdiksi
yang lain
dengan
maksud
mengaburkan asal usul
dana tersebut.
2.Nasaabah Berisiko Tinggi
Salah satu adalah PEP (Politically Exposed Person ) yaitu orang yang mendapatkan
kepercayaan untuk memiliki kewenangan publik diantaranya adalah Penyelenggara
Negara sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Penyelenggara Negara, dan / atau orang yang tercatat sebagai anggota partai
politik yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dan operasional partai politik.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Penyelenggara Negara adalah :
Ketentuan
UU No.28 Tahun 1999

Ketentuan Mengenai PEP


Definisi
Pejabat
Negara
yang

menjalankan
fungsi
eksekutif, legislatif, atau
yudikatif, dan pejabat lain

yang fungsi dan tugas


pokoknya
berkaitan

dengan
penyelenggaraan

negara
sesuai
dengan

ketentuan peraturan per-

Keterangan
Pejabat Negara pada
Lembaga
Tertinggi
Negara.
Pejabat Negara pada
Lembaga Tinggi Negara.
Menteri
Gubernur
Hakim.

42

Ketentuan

Definisi
Undang-undangan
berlaku

yang

SE/03/M.PAN/01/2005
Tanggal 20 Januari
2005

Penyelenggara Negara

Keterangan
Pejabat negara yang lain
sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundangundangan yang berlaku,
dan
Pejabat
lain
yang
memiliki fungsi strategis
dalam kaitannya dengan
penyelengaaraan negara
sesuai dengan ketentuan
peraturn
perundangundangan yang berlaku.
Pejabat eselon II dan
pejabat
lain
yang
disamakan di lingkungan
isntansi
Pemerintah
dan
/atau
lembaga
negara.
Pengawas Bea dan Cukai
Auditor
Pejabat
yang
mengeluarkan perijinan;
Pejabat / Kepala Unit
Masyarakat; dan
Pejabat
pembuat
regulasi.

3.Usaha Berisiko Tinggi


Contoh antara lain :
a.Pedagang Efek yang melakukan fungsi sebagai Perantara Efek (Nasabah Perusahaan)
b.Perusahaan Asuransi dan Broker Asuransi (Perusahaan)
c.Money Changer
d.Dana pensiun dan Usaha Pendanaan (Perusahaan)
e.Tempat Hiburan dan executive club
f.Jasa pengirim uang.
g.Jasa akuntan, pengacara dan notaris (Perusahaan / Perorangan);
h.Jasa surveyor dan agen real estate (Perusahaan)
i.Pedagang logam mulia (Perusahaan /perorangan)
j.Usaha barang-barang antik, dealer mobil, kapal serta penjual barang-barang mewah;
k.Agen perjalanan, atau
l.Milik pegawai BPR/S sendiri.
4.Transaski yang Terkait dengan Negara Lain yang Berisiko Tinggi
a.Negara yang pelaksanaan rekomendasi FATF (Financial Task Force ) belum memadai.
b.termasuk dalam daftar FATF statement;
c.diketahui secara luas sebagai tempat penghasil dan pusat perdagangan narkoba
d.dikenal secara luas menerapkan banking secrecy laws yang ketat;
e.dikenal sebagai tax haven antara lain berdasarkan data terkini dari Organisation for
Economic Cooperation and Development (OECD), Posisi 31 Mei 2009 terdapat /wilayah
yang tergolong tax haven.
1. Aruba

43

1.Aruba
13.Grenada
25.Samoa
2.Angulia
14.Guemsey
26.Panama
3.Antigua and Barbuda
15.Isle of Man
27.San Marino
4.Bermuda
16.Yersey
28.Seychelles
5.Bahamas
17.Liberia
29.St.Lucina
6.Bahrain
18.Malta
30.St. Kitts & Nevis
7.Belize
19.Marshall Islands
31.St.Vincent
and
the
8.British Virgin Islands
20.Mauritius
Grenadines
9.Cook Islands
21.Montserrat
32.Turks & Caicos Islands
10.Cyprus
22.Niue
33.US Virgin islands
11.Dominica
23.Nauru
34.Vanuatu
12.Gibraltar.
24.Netherlands Antilles.
35.Cayman islands.
f.dikenal memiliki tingkat korupsi yang tinggi, informasi tersebut dapat diperoleh antara
lain dari publikasi Transparency International;
g.dianggap merupakan sumber kegiatan terorisme, seperti yang diidentifikasikan oleh
Office of Foreign Asset Control (OFAC); atau terkena sanksi PBB.

4. Pemantauan
4.1

Pengertian.
Pemantaun adalah merupakan kegiatan
untuk mengidentifikasi
kesesuaian antara transaksi Nasabah (antara lain nilai pembukaan
rekening, sumber dana, nilai transaksi tunai, frekuensi, transaksi
WNI yang berdomisili di negara lain) dengan profil nasabah (antara
lain penghasilan) secara berkesinambungan dan menatausahakan
dokumen pemantauan tersebut.
Pemantauan dilakukan dengan cara menganalisis terhadap seluruh
transaksi yang tidak sesuai dengan profil nasabah.
Profil Nasabah adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran A.

4.2

Cakupan Pemantauan.
a.
b.
c.
d.
e.

memastikan kelengkapan informasi dan dokumen Nasabah.


meneliti kesesuaian antara profil transaksi dan profil nasabah.
meneliti kemiripan atau kesamaan nama dengan nama yang
tercantum dalam database daftar teroris; dan
meneliti kemiripan atau kesamaan nama dengan nama
tersangka atau terdakwa yang dipublikasikan dalam media
massa atau oleh otoritas berwenang.
Meneliti terhadap rekening Nasabah secara ketat bilamana
terdapat antara lain :

44

(1) transaksi pengiriman uang (incoming transfer) yang terkait


dengan Negara yang berisiko tinggi.
(2) Pembayaran pinjaman / kredit /pembiayaan yang
dipercepat dan / atau nilainya lebih dari yang seharusnya
dan dilakukan secara tunai dengan nilai yang signifikan.
(3) Belum melakukan tatap muka dengan nasabah pada awal
melakukan hubungan usaha.
4.3

4.4

4.5

Cara Pemantauan.
a.

Dengan melakukan CRR (Customer Risk Rating ) secara


berkesinambungan setiap akhir bulan.

b.

menggunakan informasi dari media massa, seperti koran dan


majalah; atau

c.

Sumber informasi lainnya.

Pelaksana Pemantauan.
1)

Unit Kerja Khusus yang dibentuk ; atau

2)

Pegawai Yang Ditunjuk untuk menangani Program APU dan


PPT di BPR yang bersangkutan.

Tindak Lanjut Hasil Pemantauan.


1)

Bila dijumpai sebagaimana dimaksud pada butir 4.2 huruf c


dan huruf d di atas, maka UKK/pegawai yang ditunjuk
melakukan klarifikasi kepada nasabah untuk memastikan
kemiripan tersebut.

2)

Dalam hal nama dan identitas Nasabah sesuai dengan nama


tersangka atau terdakwa yang diinformasikan dalam media
massa dan/atau sesuai dengan daftar teroris sebagaimana
dimaksud pada butir 4.2 huruf c dan huruf d di atas, maka
UKK/pegawai yang ditunjuk melaporkan kepada Direksi
BPR/S dan kemudian melaporkan Nasabah tersebut dalam
LTKM (Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan).

3)

Menyesuaikan Profil Risiko Nasabah dalam hal ada


perubahan yang signifikan
pada profil nasabah yang

45

mengindikasikan adanya
pidana terorisme.
4)

pencucian uang dan atau tindak

Menatausahan daftar nasabah sesuai dengan risikonya.

5. Pengkinian Informasi dan Dokumen serta Menatausahakannya


5.1 Informasi dan Dokumen Yang Dikinikan.

5.2

5.3

a.

Informasi Calon Nasabah (Perorangan, Perusahaan,


Perkumpulan, Lembaga Negara / Pemerintah) sebagaimana
tercantum pada Lampiran 7.

b.

Informasi WIC sebagaimana tercantum pada Lampiran 8.

c.

Dokumen Pendukung (Nasabah Perorangan, Perusahaan


selain bank, Perusahaan Bank) sebagaimana tercantum pada
Lampiran 9.

d.

Dokumen pendukung
(Yayasan, perkumpulan, Lembaga
Negara / Pemerintah) sebagaimana tercantum pada Lampiran
10.

e.

Dokumen Informasi lain yang terkait dengan Beneficial Owner


sebagaimana tercantum di Lampiran 11.

Tujuan pengkinian informasi & data pendukung


nasabah.

nasabah /calon

5.2.1

Memastikan validitas dan kekinian data Nasabah agar


identifikasi dan
pemantauan transaksi keuangan yang
mencurigakan dapat berjalan efektif.

5.2.2

Mengefektifkan dalam mengkinikan profil risiko nasabah.

Cara Pengkinian Informasi dan Data.


Berdasarkan azas
berikut :

prioritas dilakukan dengan tolok ukur sebagai

5.3.1

tingkat risiko nasabah tinggi.

5.3.2

Nilai transaksi tinggi dengan jumlah yang signifikan dan/atau


menyimpang dari profil transaksi atau profil nasabah.

46

5.3.3

Saldo yang nilainya signifikan.

5.3.4

Informasi yang ada pada CIF belum sesuai dengan PBI


tentang APU dan PPT.

5.4 Penetapan Waktu Pengkinian Informasi dan Data.


Dilakukan pada saat:
5.4.1

pembukaan rekening tambahan.

5.4.2

Perpanjangan fasilitas pinjaman.

5.4.3

Pengantian buku tabungan, ATM, atau dokumen produk


perbankan lainnya; atau

5.4.4

Terdapat transaksi keuangan yang signifikan dan/atau tidak


sesuai dengan profil nasabah.

5.4.5

Berkala berdasarkan profil risiko nasabah / transaksi.

5.5 Petugas Pengkinian


5.5.1

Pengkinian data dilakukan oleh Petugas Pelayanan Nasabah


berdasarkan dokumen yang diserahkan nasabah.

5.5.2

Pencatatan pada CIF atas informasi nasabah tanpa disertai


dokumen

harus

meminta

persetujuan

Direksi

yang

membidangi APU dan PPT.


5.5.3

Seluruh kegiatan pengkinian informasi dan data pendukung


akan diadministrasikan oleh Petugas Pelayanan Nasabah.

5.5.4

UKK/Pegawai yang ditunjuk menangani APU dan PPT dapat


mengakses data CIF.

6. Daftar Teroris
6.1

BPR/S memelihara Daftar Teroris yang diterima dari Bank Indonesia


setiap 6 (enam) bulan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh
PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).

6.2

Daftar Teroris digunakan untuk melakukan CDD atau EDD, dan


melakukan pemantauan.

47

6.3

Daftar Teroris disimpan oleh UKK/pegawai yang ditunjuk menangani


APU dan PPT.

6.4

Informasi mengenai Daftar Teroris antara lain dapat diperoleh


melalui :
a.

website PBB
http://www.un.org.sc/comittee/1267consolist .shttml:

b.

sumber lainnya yang lazim digunakan oleh perbankan dan


merupakan data publik antara lain The Office of Foreign
Assets Control List (OFAC List) dengan alamat situs internet:
http:/www.treas.qov/offices/enforcement/ofac/index.shtml:atau

c.

pihak berwenang, seperti informasi dari PPATK atau


Kepolisian..

-------------------------------

48

Anda mungkin juga menyukai