Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga terus tercurah
limpah kepada Nabi Besar kita, Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya hingga
pada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berjudul Kecoa. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
tugas yang telah diberikan oleh salah satu dosen dari mata kuliah Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu-B.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis maupun mahasiswa jurusan
kesehatan lingkungan lainnya, terutama bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis ucapakn terima kasih bagi semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan rahmat serta
lindungan-Nya untuk kami. Amin.
Penulis
1 | Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Klasifikasi..........................................................................................................
2.2 Gambar Kecoa...................................................................................................
2.3 Morfologi Kecoa................................................................................................
2.4 Siklus Hidup.......................................................................................................
2.5 Sifat dan Perilaku...............................................................................................
2.6 Peranan...............................................................................................................
2.7 Pengendalian......................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................................
1
2
3
3
3
4
4
6
7
9
11
13
14
17
17
17
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2 | Page
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari
3.500 spesiesfamilia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah
kutub. dalam 6
Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana,
yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang 1 cm,
dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1 cm. Kecoa sering
dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa
yang termasuk dalam kategori ini.
Kecoa kebanyakan hidup di daerah tropis yang kemudian menyebar ke daerah sub
tropis, bahkan sampai ke daerah dingin. Serangga yang hidupnya mengalami metamorfosis
tidak sempurna ini memang sangat menyukai tempat-tempat yang kotor dan bau. Bergelut
dengan kotoran dan bau tidak menjadikan kecoa rentan terhadap penyakit. Sebaliknya,
serangga ini justru termasuk serangga yang mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.
Kemampuan beradaptasinya tidak perlu diragukan lagi.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan antara kecoa Periplaneta americana, Blattella
germanica, Blatta orientalis, dan Supella Longipalpa serta untuk mengetahui klasifikasi,
siklus hidup, morfologi, sifat dan perilaku, peranan san pengendalian kecoa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Kecoa
3 | Page
Class: Insecta
Subclass: Pterygota
Infraclass: Neoptera
Order: Dictyoptera
Suborder: Blattaria
Superfamily: Blaberoidea
Family: Blattellidae
Subfamily: Blattellinae
Genus: Blattella
Spesies : Blettella germanica
4. Klasifikasi Supella Longipalpa
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Subphylum: Hexapoda
Class: Insecta
Subclass: Pterygota
Infraclass: Neoptera
Order: Dictyoptera
Suborder: Blattaria
Superfamily: Blaberoidea
Family: Blattellidae
Subfamily: Pseudophyllodromiinae
Genus: Supella
Species: Supella longipalpa
5 | Page
Gambar 1. Kecoa
6 | Page
Kecoa adalah serangga yang tubuhnya berbentuk oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin,
tidak berambut dan tidak bersisik,berwarna coklat sampai coklat tua.
Secara umum Kecoa memiliki morfologi sebagai berikut :
berbentuk membran.
Caput melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga mulut menjol diantara dasar
kaki pertama.
Biasanya bersayap 2 pasang jenis blatta orientialis betina memiliki sayap yang lebih
7 | Page
4. Supella longipalpa
Supella longipalpa atau brown banded cockroach, tergolong famili Blattellidae, Ordo
Dyctioptera atau Blattodea. Ia satu famili dengan lipas jerman dan termasuk lipas berukuran
kecil, dengan panjang tubuh 10-14 mm. Habitat lipas ini serupa dengan lipas jerman yaitu
tempat-tempat yang lembab, kotor, dan gelap di sekitar permukiman. Aktifitasnya nokturnal
atau di malam hari.
Ciri morfologi yang khas adalah pada sayapnya. Sayap lipas betina berwarna sama
yaitu dari coklat kemerahan sampai coklat gelap, sedang yang jantan berwarna coklat gelap
pada bagian dasar, secara bertahap menjadi coklat terang ke arah ujung. Baik jantan maupun
betina terdapat bagian sayap yang terlihat terang tembus seakan akan mempunyai pita coklat
pucat atau kuning terang yang menyilang dari dasar sayap dan pita lainnya pada sepertiga
bagian atas sayap. Sayap jantan menutupi abdomen secara sempurna, sedangkan sayap betina
lebih pendek, tidak menutupi seluruh bagian abdomen. Abdomen atau perut lipas betina lebih
lebar dan lebih membulat dari pada yang jantan. Nimfa lipas ini mudah dikenali dengan
adanya dua buah pita kuning yang menyilang di bagian atas abdomen.
Tabel perbedaan morfologi kecoa
No
1
Species
Periplaneta
Ukuran
30-40 mm
americana
Warna
Ciri-ciri
merah atau
kuning
kecoklatan
Blattella germanica
12-16 mm
coklat muda
Blatta orientalis
Supella longipalpa
22-27 mm
10-14 mm
coklat tua
dan hitam
abdomen/pendek.
betina
berwarna
coklat
kemerahan
sampai coklat
gelap. jantan
berwarna
coklat gelap
pada bagian
dasar, secara
bertahap
menjadi
coklat terang
ke arah ujung
Kecoa
dalam
perkembangbiakannya
mengalami
metamorfosa
sederhana
(gradual
metamorphose) yang siklus hidupnya mengalami 3 fase yaitu fase telur, nimfa, dan dewasa.
Kecoa Jerman (Blattella germanica)
Fase Telur
Telur kecoa dilindungi oleh kantong yang sangat keras yang disebut ootheca atau
capsul (capsule).
Pada Kecoa Jerman Blattella germanica jumlah telur yang terdapat pada setiap capsul
sebanyak 36-40 butir/capsul.
Fase Nimfa
Nimfa berwarna gelap dengan lurik warna pucat disepanjang tubuh bagian depan.
9 | Page
Fase Dewasa
Kecoa jantan memiliki sayap yang panjangnya sama dengan panjang badan,
sedangkan betinanya panjang sayap sedikit lebih panjang dibanding tubuh.
Badan jantan lebih panjang dan lebih ramping dibanding badan betina.
Fase Nimfa
Perkembangan nimfa menjadi dewasa Kecoa Amerika ini memerlukan waktu 6-12
bulan dengan frekuensi ganti kulit 13 kali.
Ukuran nimfa lebih kecil dari dewasa. Bentuk nimfa dan dewasa mirip hanya nimfa
tidak memiliki sayap.
Fase Dewasa
Panjang sayap betina sama dengan panjang tubuhnya, sedangkan kecoa jantan
memiliki panjang sayap yang lebih panjang dari tubuhnya.
Kecoa menyukai tempat yang lembab dan gelap dimana tersedia makanan
Kecoa berkembang biak dihabitat yang terlindung, terdapat makanan dan air
Tingkat kelembaban yang paling disukai dapat ditemukan didapur, kamar mandi,
Periplaneta Americana
Kebiasaan-kebiasaan
Senang bersarang pada tempat yang gelap dan lembab, ruang bawah tanah, parit,
tumpukan lemak, sekitar pipa ledeng dan saluran pembuangan.
11 | P a g e
Habitat
Kecoa Amerika (American cockroach), tidak bersarang di dalam rumah, banyak
dijumpai pada saluran-saluran air kotor, bak kontrol, bahkan kadang-kadang ditemukan pada
tempat-tempat sampah. Jenis kecoa ini akan memasuki rumah pada malam hari untuk
mencari makan. Daerah operasinya adalah dapur, ruang makan, gudang-gudang bahan
makanan, dan tempat-tempat pembuangan sisa makanan.
Blattella Germanica
Kebiasaan-kebiasaan
Menyukai tempat-tempat yang gelap, hangat, lembab, dan aman (celah-celah dan
retakan).
Aktif pada malam hari dan selalu berada pada tempat yang tersembunyi.
Sangat membutuhkan air, sehingga sarangnya pada umunya berdekatan dengan area
basah dan lembab.
Habitat
Kecoa Jerman hidup di dalam rumah, sering ditemukan pada area yang dekat dengan
sumber makanan misalnya dapur, sumber air, tempat yang hangat dan lembab, di celah meja,
tumpukan kertas dan retakan-retakan pada lantai dan dinding. Hidup bergerombol dan tidak
suka berkelana kecuali saat mencari makan pada malam hari. Tidak mudah menyebar dari
satu gedung ke gedung lain, kecuali ikut terbawa pada barang-barang. Agak sulit diberantas
karena kemampuan berkembangnya sangat cepat.
Blatta Orientalis
Pola hidup
12 | P a g e
Terdapat di bangunan. Dapat menerima suhu yang lebih rendah daripada kecoa lain,
sehingga dapat ditemukan juga di luar ruangan, pada tempat sampah, dll.
Aktif pada malam hari.
Omnivora
Supella Longipalpa
Lipas ini sangat aktif dan yang dewasa akan loncat apabila terganggu. Hanya lipas
jantan yang dapat terbang. Lipas dewasa bisa hidup selama 90 hari untuk yang betina, sedang
yang jantan 115 hari.
Lipas dewasa lebih sering ditemukan di tempat hunian manusia daripada gedunggedung komersil. Lipas dewasa dan muda lebih menyukai bersembunyi di tempat yang
hangat, daerah yang tinggi nekat atap, di belakang dekorasi dinding dan wallpaper yang
longgar, di kloset, di bawah atau bagian dalam perabot rumah tangga, dan peralatan listrik
seperti televisi, stereo dan alat pemanggang roti. Lipas ini bisa memasuki ruangan-ruangan
sempit di dalam rumah. Akibatnya lipas ini seringkali lebih sulit dikendalikan daripada lipas
lainnya.
2.6 Peranan Kecoa
Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit.
Peranan tersebut antara lain :
- Sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
- Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
- Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan
pembengkakan kelopak mata.
Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain,
Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam penyebaran
penyakit antara lain, Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada anak-anak
Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang
terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau
bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai
bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan.
Kecoa penyebab global warming
Studi menunjukkan bahwa kecoa kentut rata2 tiap 15 menit. Bahkan setelah mati,
mereka akan tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Dalam skala global, gas dalam perut
13 | P a g e
serangga diperkirakan menyumbang 20% dari semua emisi metana. Fakta ini menempatkan
kecoa sebagai salah satu kontributor terbesar global warming. Kontributor besar lainnya
adalah rayap dan sapi.
Kecoa sebagai hama dan vector penyakit pada manusia
Pengertian kecoa sebagai hama adalah, bahwa mereka mampu mengkontaminasi
banyak jenis barang milik manusia, misalnya makanan, dengan bau busuk (khas kecoa!),
sehingga barang-barang tersebut menjadi tidak menarik, kotor, dan berbahaya bagi
kesehatan. Menurut beberapa pustaka, beberapa spesies kecoa dapat menimbulkan alergi dan
memperparah asma. Menurut Connor dan Gold (1999), Kecoa Jerman mengeluarkan
senyawa-senyawa yang dapat memperparah alergi, yang tentu saja diperparah dengan kondisi
rumah yang memang kotor.
Kecoa juga ditemukan menyebarkan penyakit-penyakit berbahaya pada manusia,
misalnya
Enterobacter,
Escherichia
Coli,
Streptococcus,
Klebsiella
Pneumoniae,
15 | P a g e
Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan
jika ketiga cara tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara yang
salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lobanglobang dinding,
lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lobang-lobang yang
demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti Natrium Fluoride
(beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 %, efeknya baik dan
tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempattempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila infestasinya sudah sangat
banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan fumigasi.
Fumigasi
Teknik lain yang lebih praktis untuk pengendalian kecoa ini, adalah dengan teknik
fumigasi menggunakan gas Metil Bromida, Phostoxin dan Sulfuril Fluorida. Fumigasi dapat
membunuh secara merata pada stadium larva dan dewasa. Untuk selanjutnya, ketika
dilakukan pelepasan gas tidak ada lagi efek residunya sehingga re-infestasi dapat terjadi.
Dengan demikian, fumigasi ini dapat dilakukan secara crash program di awal treatment, dan
selanjutnya dilakukan dengan teknik pengendalian biasa (chemical), tetapi sekarang sudah
jarang dipakai oleh jasa pest control.
Seluruh chemical yang dipakai telah mendapat ijin dari Komisi Pestisida dan Dinas
Kesehatan Indonesia, memiliki MSDS yang jelas, bersifat ramah llingkungan serta
diaplikasikan oleh tenaga Pest Control yang sudah berpengalaman.
BAB III
PENUTUPAN
16 | P a g e
3.1 Kesimpulan
Kecoa adalah serangga yang tubuhnya berbentuk oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin,
tidak berambut dan tidak bersisik,berwarna coklat sampai coklat tua.
Di antara spesies kecoa yang lain yang paling terkenal adalah kecoa Amerika,
Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica,
dengan panjang 1 cm, dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1
cm.
Kecoa dalam perkembangbiakannya mengalami metamorfosa sederhana (gradual
metamorphose) yang siklus hidupnya mengalami 3 fase yaitu fase telur, nimfa, dan dewasa.
Kecoa memiliki beberapa peranan diantaranya:
- Sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
- Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
- Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi.
Kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat
dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik
dan intervensi kimiawi (insektisida, repellent, attractan).
3.2 Saran
Untuk menghindari adanya kecoa di rumah atau lingkungan ada baiknya kita
mencegah atau mengantisipasi dengan cara menjaga hygiene sanitasi, lingkungan,
menyimpan makanan dengan baik dsb. Jika dirumah atau lingkungan sudah ada kecoa
apalagi bila kepadatannya tinggi maka perlu dilakukan pemberantasan, ada beberapa cara
pemberantasan salah satunya adalah dengan menggunakan insektisida, bila sudah dilakukan
pemberantasan maka langkah selanjutnya adalah menjaga dan memlihara hygiene sanitasi
lingkungan.
Daftar pustaka
17 | P a g e
18 | P a g e