LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1. Pengertian Lanjut Usia
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak
memburuk,
proses
yang
berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan
2. Batasan Lansia
a. WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/
biologis menjadi 4 kelompok yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
2) Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) 75 90 tahun
4) Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
b. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan
menjadi:
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood), atau 29 25 tahun,
2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25 60 tahun atau
65 tahun,
3) Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang
dibagi lagi dengan:
a) 70 75 tahun (young old), 75 80 tahun (old),
b) lebih dari 80 (very old).
c. Penggolongan lansia menurut Depkes RI dikutip dari Azis (1994)
menjadi tiga kelompok yakni :
1) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang
baru memasuki lansia.
2) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
dari
luar, misalnya
peningkatan
kesehatan
dan
fungsi
sel.
Radikal
bebas
yang
terdapat
dilingkungan seperti:
a) Asap kendaraan bermotor
b) Asap rokok
c) Zat pengawet makanan
d) Radiasi
e) Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan
pigmen dan kolagen pada proses menua.
3) Teori menua akibat metabolism, telah dibuktikan dalam
berbagai percobaan hewan, bahwa pengurangan asupan kalori
ternyata bias menghambat pertumbuhan dan memperpanjang
umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan
kegemukan dapat memperpendek umur (Darmojo, 2000).
4) Teori rantai silang (cross link theory), teori ini menjelaskan
bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan
asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan
radiasi,
mengubah
perubahan
fungsi
padamembran
jaringan
plasma,
yang
yang
menyebabkan
mengakibatkan
bayi pun bisa meninggal. Banyak mitos mengenai lanjut usia yang
sering merugikan atau bernada negatif, tetapi sangat berbeda
dengan kenyataan yang dialaminya (Nugroho, 2000).
4. Masalah psikologik pada lansia
Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi,
antara
lain
kemunduran
badaniah
atau
dalam
kebingungan
untuk
mengadu
untung
pada
pekerjaan-pekerjaan
aktif
untuk
dari
penderitaan.
Statistik
kasus
bunuh
diri
pada golongan lansia ini, apalagi pada mereka yang hidup sendirian
(Darmojo, 2009).
dan
berperan
aktif
dalam
mewujudkan
kesehatan
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial, edukatif
maupun
upaya-upaya
lain
yang
dapat
semaksimal
mungkin
1. Pengertian Hipertensi
Ilmu pengobatan mendefinisikan hipertensi sebagai suatu peningkatan
kronis (yaitu meningkat secara perlahan-lahan, bersifat menetap) dalam
tekanan darah arteri sistolik yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi
tidak peduli apa penyebabnya, mengikuti suatu pola yang khas (Wolff, 2006).
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah
tradisional tentang hipertensi ringan dan sedang gagal menjelaskan
pengaruh utama tekanan darah tinggi pada penyakit kardiovaskular (Price,
2006).
2. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut NANDA NIC-NOC klasifikasi dari hipertensi, yaitu :
Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih
Sistolik
Diastolik
Kategori
(mmHg)
(mmHg)
Normal
< 130
<85
Normal tinggi
130-139
85-89
Hipertensi
Tingkat 1 (ringan)
140-159
90-99
Tingkat 2 (sedang)
160-179
100-109
Tingkat 3 (berat)
180
110
Tingkat 4 (sangat berat)
210
120
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya, yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktivitas
saraf simpatis sistem renin, angiotensin, dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko adalah obesitas,
merokok, alkohol, dan polisitemia.
a. Hipertensi Sekunder
Penyebab, yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing,
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
juga
hipertensi
idiopatik
karena
tidak
diketahui
konsentrasi
natrium
di
dalam
cairan
ekstraseluler
dengan
membatasi
jumlah
garam
yang
dikonsumsi
(Wijayakusuma, 2000).
c. Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko
dari
dapat
dikatakan
bahwa
stres
emosional
benar-benar
5. Patofisiologi Hipertensi
Umur
Jenis Kelamin
Gaya hidup
Obesitas
Hipertensi
Perubahan Struktur
Vasokontriksi
Gangguan Sirkulasi
Otak
Pembuluh darah
Kurangnya informasi
Vasokontriksi
Nyeri akut
(kepala)
tdk tahu
Defisiensi
pengetahun
Afterload
Deprivasi Tidur
Penurunan
curah jantung
Intoleransi
aktifitas
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas dan anemia
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal
3) Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
4) Uranalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM
5) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6) EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
7. Komplikasi Hipertensi
a) Miokard infark
b) Stroke
c) Cerebral vaskular accident
d) Penyakit vascular perifer: aterosklerosis, aneurisma.
e) Gagal ginjal
f) Left ventricular failure
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan penanganan : Mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
1) Penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium dan temba-kau,
latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus
dilakukan.
2) Perubahan cara hidup
3) Mengurangi intake garam dan lemak
4) Mengurangi intake alkohol
5) Mengurangi BB untuk yang obesitas
6) Latihan/peningkatan aktivitas fisik
7) Olah raga teratur
8) Menghindari ketegangan
9) Istirahat cukup
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Digunakan untuk penderita hipertensi ringan dengan berada dalam risiko
tinggi dan apabila tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95
mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg.
Golongan/jenis obat anti hipertensinya, yaitu :
1) Golongan Diuretic
Diuretik
Thiazid.
Misalnya
klortalidon,
hydroklorotiazid.
sel-sel
terhadap
volume
cairan
(viskositas)
dan
dapat
6) Kolesterol dan trigeliserida serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiovaskuler).
7) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
8) Kadar aldosteron urin/serum : Untuk mengkaji aldosteronisme pri-mer
(penyebab).
9) Urinalisasi : Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi gin-jal
dan/atau adanya diabetes.
10) VMA urin (metabolit katekolamin) : Kenaikan dapat mengindi-kasikan
adanya feokromositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat
dilakukan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang
timbul.
11) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai risiko
terjadinya hipertensi.
12) Streroid urin : Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat dilakukan untuk
pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
13) IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyebab
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14) Foto dada : Dapat mengidentifikasi obstruksi klasifikasi pada area
katup ; deposit pada dan atau takik aorta perbesaran jantung.
15) CT-Scan : Mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati, dan
feokromisitoma.
16) EKG : Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan : Luas, peningggian gelombang P ada-lah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi (Doenges, 2000).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Intoleransi aktivitasi berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
Penurunan
Curah Jantung
b/d
peningkatan
afterload,
vasokontriksi,
NOC:
- Cardiac
-
NIC :
Pump Cardiac Care
- Evaluasi adanya nyeri dada
effectiveness
Circulation status
Vital sign status
Kriteria hasil :
-
Tanda
vital
dalam
hipertrofi/rigidi
rentan
tas ventrikuler,
iskemia
miokard.
normal
respirasi)
Dapat mentoleransi
kelelahan
Tidak ada
paru,
perifer,
edema
dan
gagal
jantung
Monitor
tekanan darah
Monitor
respon
menandakan
abdomen
sebagai
pasien
kesadaran
aritmia
Atur periode
latihan
dan
kelelahan
Monitor toleransi
aktivitas
pasien
Monitor
dypsneu,
fatigue,
-
adanya
takipneu,
dan
ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan
stres
suhu, dan RR
Catat
adanya
tekanan darah
Monitor VS
fluktuasi
saat
selama,
pasien
RR,
setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor
adanya
pulsus
paradoksus
Monitor
adanya
alterans
Monitor jumlah dan irama
jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembapan kulit
Monitor syanosis perifer
Monitor adanya cushyng triad
pulsus
Nyeri Akut
NOC :
a. Pain level
sistolik)
Identifikasi
peningkatan
penyebab
dari
b/d
b.
c.
peningkatan
tekanan
iskemia
vaskuler
cerebral
Pain control
Comfort level
jam.
Pasien
tidak
mengontrol
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
b. Melaporkan
bahwa
nyeri berkurang dnegan
menggunakan
manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
(skala,
frekuensi
intensitas,
dan
nyeri)
d. Menyatakan
ketidaknyamanan
c. Bantu pasien dan keluarga untuk
mrncari
mempengaruhi
nyeri
seperti
napas
distraksi,
non
dala,
kompres
hangat/dingin
h. Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari
rasa
prosedur
i. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
dalam
gangguan tidur
NOC
menemukan
dukungan
d. Kontrol lingkungan yang dapat
rentang normal
f. Tidak
mengalami
3 Kelebihan
dan
tanda
NIC
volume
cairan
b/d
peningkatan
2. Fluid balance
cairan
3. Hydration
intra-
a. Timbang popok/pembalut,
jika diperlukan
b. Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
c. Pasang urine kateter, jika
diperlukan
d. Monitor hasil Hb yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN,
Hmt, osmolalitas urine)
e. Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP,
dan PCWP
jugularis, reflek
hepatojugular (+)
g. Monitor indikasi
d. Memelihara tekanan
retensi/kelebihan cairan
i. Monitor masukan
intake kalori
normal
e. Terbebas dari
kelelahan,
kecemasan atau
kebingungan
f. Menjelaskan
indikator kelebihan
cairan
ketidakseimbangnn cairan
c. Monitor berat badan
d. Monitor serum dan elektrolit
urine
e. Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
f. Monitor adanya distensi
leher, eodem perifer,
penambahan BB
g. Monitor tanda dan gejala dari
odema
4
Intoleransi
aktivitas
NOC
b/d
kelemahan,
ketidakseimban
NIC
a. Energy conservation
b. Activity tolerance
c. Self care : ADLs
a. Activity therapy
b. Kolaborasikan dengan
rehabilitasi
medic
tenaga
dalam
kebutuhan
oksigen
diharapkan:
a. Berpartisipasi
disertai
tekanan
dalam
fisik
tanpa
peningkatan
darah,
nadi,
dan RR
b. Mampu
melakukan
aktivitas
seharihar
klien
untuk
Kriteria Hasil
aktvitas
yang tepat
c. Bantu
mampu dilakukan
d. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi, dan
social
e. Bantu untuk mengidentifikas dan
mendapatkan sumber daya yang
diperlukan untuk aktofitas yang
diiginkan
f. Bantu untk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
d. Energy psikomotor
e. Level kelemahan
f. Mampu
berpindah:
dengan
atau
tanpa
bantuan alat
g. Status kardiopulmonari
adekuat
h. Sirkualasi status baik
i. Tatus
respirasi:
pertukaran
gas
da
ventilasi adekuat
latihan
dalam
waktu
klien/keluarag
mengidentifikasi
untuk
kekurangan
dalam beraktifitas
j. Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktifitas
k. Bantu
pasien
untuk
Risiko
NOC :
ketidakefektifa
n
perfusi
NIC :
Circulation status
Tissue perfusion
cerebral
jaringan otak
Kriteria hasil :
-
tertentu
Mendemonstrasikan
ditandai dengan :
Tekanan sistole
yang
hanya
daerah
peka
panas/dingin/tajam/tumpul
Monitor adanya paretese
Intruksikan keluarga untuk
diastole
dalam
rentang
yang
atau laserasi
Gunakan sarung tangan untuk
proteksi
Batasi gerakan pada kepala,
diharapkan
Tidak
ada
ortostatik
adanya
terhadap
Monitor
hipertensi
Tidak ada tandatanda
peningkatan
tekanan
intracarnial
(tidak lebih dari
-
15 mmHg)
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
yang
ditandai
dengan :
Berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai
dengan
kemampuan
Menunjukkan
perhatian,
konsentrasi, dan
orientasi
Memproses
informasi
Membuat
keputusan
yang
benar
Menunjukkan
fungsi
sensori
motorik
kranial
yang utuh :
Tingkat
kesadaran
membaik,
ada
tidak
gerakan-
gerakan
involunteer.
analgetik
Monitor
tromboplebitis
Diskusikan
adanya
mengenai
4. Implementasi
Implementasi umum yang biasa dilakukan pada pasien hipertensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor adanya perubahan tekanan darah
c. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
d. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
e.
f.
g.
h.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini
kita melakukan penilaian akhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan
dengan kriteria hasil yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien yaitu:
1.
Tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung, dan vital sign
dalam batas normal
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 3. Jakarta:
EGC
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC
Depkes RI. (2001). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia lanjut bagi Petugas
Kesehatan: Materi Pembinaan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Usia
Lanjut
Darmojo dan Martono. (2006). Geriatri. Jakarta : Yudistira.
Kozier, B.B., & Erb, G. (1987). Fundamentals of Nursing: Concepts and Procedures
Massachussets: Eddison Wesley
Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic Nursing. (2nd ed.). Missouri : Mosby
Eliopoulos, C. (2005). Gerontological Nursing (6 th Ed). Philadelphia: JB.
Lippincorl Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan
2012-2014. Jakarta : EGC
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7
Volume 2. Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2.
Jakarta : MediAction
Madyaningratri,Ambar.2012.Fisiologi
Sistem
kardio
vaskular
(Hemodinamika).Available:http://www.academia.edu/9841261/Fisiologi_Siste
m_Kardio_Vaskular_Hemodinamika_. Diakses pada Selasa, 06 Oktober 2015
pukul 20.00 WITA
Putri,
Puniari
Eka.2012.Aliran
Darah
dan
Denyut
Praktikum
Anfisman
Tekanan
Darah.Available:http://www.academia.edu/6475438/LAPORAN_PRAKTIK
UM_ANFISMAN_TEKANAN_DARAH. Diakses pada Selasa, 06 Oktober
2015 pukul 19.00 WITA