Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21
hari, walaupun pada umumnya adalah 1012 hari. Pada awal penyakit keluhan dan
gejala penyakit tidaklah khas, berupa :
anoreksia
rasa malas
sakit kepala bagian depan
nyeri otot
lidah kotor
gangguan perut (perut kembung
dan sakit)
Keluhan
Pasien datang ke dokter karena demam. Demam turun naik terutama sore dan
malam hari (demam intermiten). Keluhan disertai dengan sakit kepala (pusingpusing) yang sering dirasakan di area frontal, nyeri otot, pegal-pegal, insomnia,
anoreksia dan mual muntah. Selain itu, keluhan dapat pula disertai gangguan
gastrointestinal berupa konstipasi dan meteorismus atau diare, nyeri abdomen
dan BAB berdarah. Pada anak dapat terjadi kejang demam.
Demam tinggi dapat terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga minggu
kedua.
Faktor Risiko
Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
Pemeriksaan Fisik
a. Suhu tinggi.
b. Bau mulut karena demam lama.
c. Bibir kering dan kadang pecah-pecah.
d. Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan
pada anak.
e. Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor.
f. Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati).
g. Hepatosplenomegali.
h. Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi nadi).
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah perifer lengkap
Hitung lekosit total menunjukkan leukopeni (<5000 per mm3),
limfositosis relatif, monositosis, aneosinofilia dan trombositopenia
ringan. Pada minggu ketiga dan keempat dapat terjadi penurunan
hemaglobin akibat perdarahan hebat dalam abdomen.
b. Pemeriksaan serologi Widal
Dengan titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam tifoid.
Reaksi widal negatif tidak menyingkirkan diagnosis tifoid. Diagnosis
demam tifoid dianggap pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat
pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari.
Tes lain yang lebih sensitif dan spesifik terutama untuk mendeteksi infeksi
akut tifus khususnya Salmonella serogrup D dibandingkan uji Widal dan
saat
ini sering digunakan karena sederhana dan cepat adalah tes TUBEX. Tes
ini
menggunakan teknik aglutinasi dengan menggunakan uji hapusan (slide
test)
atau uji tabung (tube test).
Penatalaksanaan
a. Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
1. Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi.
2. Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
3. Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas.
4. Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien.