NASKAH
UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
Pendidikan Kewarganegaraan
Yang dibina oleh Bapak Muchtar dan Ibu Putri
Oleh:
Rizky Indrayanto
Roni Setiawan
Sahrul Aditiya
Tahta Maulana Ari Praja
(150511600832)
(150511600760)
(150511600267)
(150511600977)
Kata Pengantar
Puji Syukur Kehairat Tuhan Yang Maha Esa Yang Telah Memberi Banyak
Nikmat Dan Karunia Sehingga Sampai Saat Ini Penyusun Masih Dalam Keadaan
Sehat Penulis Hingga Saat Ini.
Ucapan Terima Kasih Penyusun Sampaikan Kepada Semua Pihak Terutama
Bapak Muchtar Dan Ibu Putri Selaku Dosen Pendamping Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Sehingga Penyusun Dapat Menyelesaikan Naskah Filsafat
Pancasila Dengan Sebaik-Baiknya Serta Tepat Waktu.
Harapan Penyusun Semoga Naskah Filsafat Pancasila Ini Dapat Menjadi
Informasi Dan Bahan Referensi Pada Pembaca.
Akhir Kata, Apabila Ada Tata Tulis, Bahasa, Ataupun Yang Lain Yang Kurang
Berkenan Penyusun Mohon Maaf , Untuk Itu Penyusun Mengharapkan Saran Dan
Kritik Para Pembaca Yang Bersifat Membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat.....................................................................................4
2.2 Pancasila Sebagai Suatu Sistem................................................................4
2.3 Kesatuan Sila Sila Pancasila......................................................................5
2.3.1 Susunan Pancasila Yang Bersifat Kierarkis Dan Bebbentuk
Piramidal
...................................................................................................
5
2.3.2 Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan
Saling
Mengualifkasi
...................................................................................................
5
2.4 Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat.....................6
2.4.1 Dasar Ontologis Sila-Sila Pancasila.................................................6
2.4.2 Dasar Epistomologis Sila-Sila Pancasila.........................................7
2.4.3 Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila...............................................8
2.5 Teori Nilai..................................................................................................9
2.5.1 Nilai-Nilai Pancasila Sebgai Suatu Sistem......................................9
2.6 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa Dan
Negara
Republik
Indonesia
.........................................................................................................
10
2.6.1 Dasar Filosofis.................................................................................10
2.6.2 Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara.......................11
2.7 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia.......................11
2.8 Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila....................................................12
2.9 Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara...............15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................16
3.2 Berita..............................................................................................................17
Indonesia.
Empat,
Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila
berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat
mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham
lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk
memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri
dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup
bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak
oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama
akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan
berusaha untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia
yang cinta akan kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa
Indonesia yang sejati sangat cinta kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu
benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara
Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar
menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah
berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda
maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa
adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat Pancasila?
2. Bagaimana kesatuan sila-sila Pancasila?
3. Bagaimana dasar otologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis
memandang Pancasila sebagai suatu sistem filsafat?
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian filsafat Pancasila.
2. Dapat mengindentifikasi kesatuan dari sila-sila Pancasila.
3. Mampu menjelaskan sistem filsafat Pancasila yang dipandang dari dasar
otologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis
4. Dapat memahami sisi Pancasila digunakan sebagai filsafa bangsa dan negara
Indonesia.
5. Mampu menjelaskan, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2
antara yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu
kesatuan keseluruhan yang bulat.
Secara ontologis, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
hierarkis dan berbentuk pyramidal, yakni:
1) Sila Pertama, hakikat adanya Tuhan adalah karena dirinya sendiri.
Oleh karena itu segala sesuatu yang ada (termasuk manusia) karena
diciptakan Tuhan.
2) Sila Kedua, adapun manusia sebagai subjek pendukung pokok
Negara.
3) Sila Ketiga, maka dengan manusia yang bersatu akan terbentuk suatu
negara.
4) Sila Keempat,
yang
meliputi
kesatuan
dalam
hal
ontologis,
dasar
2.4.2
Nilai material, yaitu segala ssesuatu yang berguna bagi kegiatan manusia.
2)
.Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan aktivitas.
3)
a. Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber dari unsure akal manusia.
b. Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia.
c. Nilai moral/kebaikan yang berunsur dari kehendak/kemauan.
d. Niali religius, yaitu merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang tinggi
dan mutlak yang bersumber dari keyakinan/ kepercayaan manusia.
2.5.1
2.6 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa Dan Negara
Republik Indonesia
2.6.1
Dasar Filosofis
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara republik Indonesia
mengan-dung makna bahwa bahwa setiap aspek khidupan kebangsaan,
kenegaraan, dan kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilainilai keuhanan, kemanusiaan, persatuan, krakyatan dan keadilan.
Nilai-nilai Pancasila memiliki dua sifat, yaitu:
1) Bersifat objektif, yang dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Rumusan dari Pancasila sendiri sebnarnya hakikat menunjukkan
sifat-sifat umum universal dan abstrak.
b. Inti nilai Pancasila akan tetap ada sepajang hayat dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
c. Merupakan sumber hokum positif di Indonesia.
2) Bersifat subjektif, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai-nilai Pancasila timbul dari hasil pemikiran, penilaian kritis,
dan hasil reflex filosofis bangsa Indonesia.
2.6.2
pikiran
kedua
menyatakan
bahwa
negara
hendak
nilai
bahwa
negara
yang
didirikan
adalah
sebagai
sendiri,
yaitu
berketuhanan,
berkemnusiaan,
berpersauan,
itu
pancasila
juga
berfungsi
sebagai
filsafat
pendidikan
bangsa
bersangkutan.
Karena
itu,
pendidikan
diusahakan
dan
BERITA
Pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk
memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005.
Operasi militer yang dilakukan TNI dan Polri (2003-2004), beserta kehancuran yang
disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya
persetujuan perdamaian dan berakhirnya pemberontakan. Amnesty International
merilis laporan Time To Face The Past pada April 2013 setelah pemerintah Indonesia
dianggap gagal menjalankan kewajibannya sesuai perjanjian damai 2005. Laporan
tersebut memperingatkan bahwa kekerasan baru akan terjadi jika masalah ini tidak
diselesaikan
Latar belakang
Secara luas di Aceh, agama Islam yang sangat konservatif lebih dipraktekkan. Hal ini
berbeda dengan penerapan Islam yang moderat di sebagian besar wilayah Indonesia
lain. Perbedaan budaya dan penerapan agama Islam antara Aceh dan banyak daerah
lain di Indonesia ini menjadi gambaran sebab konflik yang paling jelas. Selain itu,
kebijakan-kebijakan sekuler dalam administrasi Orde Baru Presiden Soeharto (19651998) sangat tidak populer di Aceh, di mana banyak tokoh Aceh membenci kebijakan
pemerintahan Orde Baru pusat yang mempromosikan satu 'budaya Indonesia'.
Selanjutnya, lokasi provinsi Aceh di ujung Barat Indonesia menimbulkan sentimen
yang meluas di provinsi Aceh bahwa para pemimpin di Jakarta yang jauh tidak
mengerti masalah yang dimiliki Aceh dan tidak bersimpati pada kebutuhan
masyarakat Aceh dan adat istiadat di Aceh yang berbeda
Garis waktu
Tahap pertama
Kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan Soeharto, bersama dengan keluhan
lain mendorong tokoh masyarakat Aceh Hasan di Tiro untuk membentuk Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) pada tanggal 4 Desember 1976 dan mendeklarasikan
kemerdekaan Aceh
Tahap kedua
Tentara Wanita dari Gerakan Aceh Merdeka dengan Panglima GAM Abdullah Syafi'i,
1999
Pada tahun 1999, terjadi kekacauan di Jawa dan pemerintah pusat yang tidak efektif
karena jatuhnya Soeharto memberikan keuntungan bagi Gerakan Aceh Merdeka dan
mengakibatkan pemberontakan tahap kedua, kali ini dengan dukungan yang besar
dari masyarakat Aceh.
Kemungkinan penyebab konflik
Sejarah
Akademis dari ANU Edward Aspinall berpendapat bahwa pengalaman sejarah Aceh
selama Revolusi Nasional Indonesia menyebabkan munculnya separatisme Aceh.
Agama
Aceh memiliki penganut Islam sebagai kelompok agama mayoritas. Namun, secara
umum diakui bahwa Aceh adalah daerah di mana Islam pertama kali masuk ke
kepulauan Melayu.
Keluhan ekonomi
Masalah utama yang berkaitan dengan masalah ekonomi Aceh adalah terkait
pendapatan yang diperoleh dari industri minyak dan gas di Aceh. Robinson
berpendapat bahwa manajemen Orde Baru, eksploitasi sumber daya alam Aceh dan
pembagian yang tidak adil dari sumber daya tersebut adalah akar penyebab
pemberontakan Aceh.
Pelanggaran HAM oleh militer Indonesia
Robinson mengatakan bahwa penggunaan teror oleh militer Indonesia dalam aksi
kontra-pemberontakan melawan GAM dalam periode rezim Orde Baru pertengahan
1990 (dalam tahap kedua pemberontakan) telah menyebabkan meluasnya dukungan
dari masyarakat Aceh yang terpengaruh oleh kebijakan militer Indonesia tersebut, dan
mendorong mereka untuk menjadi lebih simpatik dan mendukung GAM.
DAFTAR RUJUKAN
Darmodiharjo, Darji. 1978. Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Jakarta: PT Gramedia
Frondizi, Risieri. 1963. What Is Value? New York: Open Court Publishing Company
Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Ypgyakarta: Paradigma
Khun, Thomas S. 1970. The Structure Of Scientific Revolution. Chicago: University
Of Chicago Press
Nasution, Harun. 1970. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang
Notonagoro. 1974. Pancasila Secara Ilmiah. Jakarta: Panjturuan Tujuh
Notonagoro. 1975. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Panjturuan Tujuh
Pranarka, A. W. M. 1985. Kesinambungan, Penataan Dan Ideology Analisa. Jakarta:
CSIS
Shroe, William A & Voich, Don. 1974. Organization And Management: Basic System
Concept (Irwin, Ed). Malaysia: Irwin Book
Wibisono, 1989. Pancasila Sebagai Ideolog Terbuka. Makalag Disajikan Dalamloka
Karya Dosen-Dosen Pancasila PTN_PTS Se Kopertis Wilayah V,
Yogyakata
Https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_di_Aceh
LAMPIRAN DISKUSI
Presentasi
: Kelompok 1
Moderator
M.
Sifaul
Haq:
Apa
yang
menyebabkan
aceh
Dijawab: Sahrul Aditia: karena factor sejarah, agama dan ekonomi yang
dikeluhkan oleh warga aceh, serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang
dirasa tidak sejalan dengan pemikiran warga aceh.
Tambahan Jawaban: M. Ikhwan Azmi: GAM terjadi agar wilayahnya berbeda
seperti bali (warganya mayoritas hindu) namun disamping itu tujuan
utama GAM adalah membentuk wilayah islami.
Termin ke-2
1. Penanya: Nugroho Pangestu Adi: apa maksud dari nilai subjektif?
Dijawab Sahrul Aditia: jadi dalam Pancasila ada nilai subjektif dimana dalam
negara Indonesia rakyat lah yang menjadi subjek dikarenakan nilai-nilai
Pancasila berasal dalam diri rakyat.
2. Penanya: Rizki Setiawan: Apa perbedaan filsafat dan ideology?
Dijawab: Roni Setiawan: kalau filsafat dapat dikatakan sebagai pemikiran dan
ideology dapat dikatakan sebagai cita-cita. Misalnya saat anda hendak
mencalonkan diri jadi ketua BEM maka anda harus memikirkan apa yang
akan hendak anda rubah atau perbaiki dari BEM. Yang dapat dikatakan
filsafat adalah pemikiran anda kemudian yang dikatakan ideology adalah
visi anda yang akan anda realisasikan.
3. Penanya: Candi Galih: Alasan nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa
Indonesia agar mewujudkan cita-cita negara?
Dijawab: Rizky Indrayanto: jadi alasan nilai Pancasila mengandung jati diri
adalah Pancasila itu dibntuk dari jati diri warga negara Indonesia untuk
itu warga negara harus dapat mewujudkan cita-cita negara karena dalam
negara ada jati diri bangsa.