BAB II
STASIUN GILINGAN
A. Pengertian Alat Pekerja Pendahuluan
Fungsi utama dari alat pekerja pendahuluan adalah meringankan kerja dari
stasiun gilingan dan meningkatkan kapasitas giling.
Sebelum tebu masuk ke alat pekerja pendahuluan maka tebu akan melewati
beberapa tahap antara lain :
1. Cane unloading crane
Berfungsi mengangkat atau memindahkan tebu dari truk atau lori ke meja
tebu.
Kapasitas alat=
24 x 60
x berat teburatarata
waktu siklus
Dari total kapasitas unloading crane lebih dari cukup untuk memenuhi
kapasitas giling 2.982,0 tcd.
2. Meja Tebu
Fungsi dari meja tebu sendiri adalah sebagai tempat menampung dan
mengatur tebu masuk cane carrier sehingga terjadi keajegkan dan kerataan
tebu atau umpan pada saat masuk alat pekerja pendahuluan dan mulut
gilingan.
3
Kapasitas alat= x S (luas mejatebu m 2)
2
Dalam proses pemerahan tebu, meja tebu memiliki peran yang sangat
penting karena sebagai pengatur kerataan umpan yang masuk alat
pendahuluan dan mulut gilingan. Kerugian yang dapat ditimbulkan dari
ketidak rataan umpan antara lain :
Mengakibatkan beban kejut pada alat pekerja pendahuluan.
Pemerahan yang dilakukan tidak akan optimal, karena ketebalan yang
tidak sama.
Untuk menjaga kerataan umpan adalah dengan mengatur kecepatan tebu
saat masuk ke cane carrier.
3. Cane Carrier.
Fungsi dari alat ini adalah untuk mengangkut tebu dari meja tebu menuju
alat pekerja pendahuluan
Kapasitas CaneCarrier=60 . U . L . h . d
U
L =
h =
d =
NB :
d =
d =
d =
10
Kapasitas giling
x kadar sabut
24
Asumsi
Untuk Pabrik Gula Pagottan daya yang terpasang sebesar 418 kw maka
kapasitas cane knife yang dapat dicapai jika kadar sabut 12,5 %
11
2. Unigrator
Fungsi unigrator sama dengan cane cutter akan tetapi tebu yang keluar dari
unigrator lebih lembut sehingga kerja dari gilingan akan lebih mudah
dalam melakukan ekstraksi.
Kap. Unigrator=
daya terpasang
x 24
Kadar sabut x kebutuhan power
12
Hasil kerja dari alat pekerjaan pendahuluan dapat dilihat dari besarnya
nilai PI (Preparation Index) yaitu terbukanya sel batang tebu.
Rumus untuk mencari PI (Preparation Index) menurut E. Hugot sebagai
berikut :
PI =63,7 .W 0,09
PI = Preparation index
W = Kebutuhan power/tfh
13
14
1. Kapasitas Gilingan
Menurut E Hugot ( hal. 191) perhitungan kapasitas gilingan sebagai
berikut :
Kap. Giling=
c
n
D
L
N
f
=
=
=
=
=
0,9 . c . n . L. D . (10,06 . n . D ) . N
f
15
Berdasarkan data alat yang ada maka pabrik gula pagottan memiliki
kapasitas giling sebesar 3325 tcd.
2. Penyetelan Gilingan :
Penyetelan gilingan yaitu penentuan letak rol - rol dan posisi plat ampas,
posisi rol pengumpan dan lainnya dalam posisi yang benar dan tepat agar
didapatkan bukaan kerja dan lubang penyetelan.
Bukaan kerja adalah jarak antara dua rol pada saat kerja yang didalamnya
terisi penuh oleh sabut, sedang lubang penyetelan adalah selisih dari jarak
antara sumbu rol dengan rata-rata koreksi kedua rol.
Agar diperoleh setelan gilingan yang baik, maka ada beberapa aturan dan
variable yang harus diperhitungkan, yaitu :
a. Perbandingan Bukaan Kerja
Yang dimaksud perbandingan bukaan kerja atau biasa disebut WOR
(Work Opening Ratio) adalah nilai perbandingan antara bukaan kerja
belakang dengan bukaan kerja depan atau muka biasanya dengan
notasi (i). Unit gilingan di Pabrik Gula Pagottan terdiri dari 1 roll
16
pengumpan (voding rol) dan 3 rol penggiling yaitu roll atas, muka dan
belakang.
Tebu diperah pada 2 tempat disetiap unit gilingan yaitu antara rol atas
dengan rol muka dan rol atas dengan roll belakang oleh karena hal
tersebut maka bukaan kerja belakang lebih kecil dibandingkan dengan
bukaan kerja depan. Oleh karena itu bukaan kerja belakang selalu
dihitung terlebih dahulu dibandingkan dengan bukaan kerja depan,
dimana bukaan kerja depan dihitung dengan mengalikan bukaan kerja
belakang dengan nilai perbandingan bukaan kerja (i). Nilai i di pabrik
pabrik gula di jawa biasanya ditetapkan mengecil ke belakang.
Contoh :
b. Kecepatan Roll
Kecepatan roll gilingan dengan penggerak mesin uap pada umumnya
berkisar antara 1,5 3,5 rpm, sedang gilingan dengan penggerak turbin
uap biasanya kecepatan putaran roll gilingan berkisar antara 4,0 4,5
rpm. Rpm gilingan biasanya ditetapkan berdasarkan :
Kapasitas giling
Diameter roll
Kecepatan mesin penggerak dan perbandingan perpindahan roda
gigi penggerak.
c.
rumus kapasitas
17
Q x f x 100.000
24 x 100 x c x n x x Dc x L
Dimana :
Q
Dc
18
Bukaan
kerja
depan
(N)
Top
Roll
Feed
Roll
P Q R
K
Bottom
Fron
Roll
t
Bac
k
Bottom
Roll
garis
BA
dengan
Ra
3. Buat
garis
BC
dengan
Rc
4. Buat lingkaran lingkaran roll gilingan dengan jari jari koreksi Ra,
Rb, Rc
5. Buat
1 2
6
, memotong busur Ra di D
19
6. Buat
garis
horizontal
BE,
dengan
panjang
Rb dep
25
7. Dengan titik pusat E, buat lingkaran dengan jari jari ED, melalui titik
F dan G
8. CG = Rc + 20 s.d 25 mm
2 . Ra
6
9. Buat IH =
Top Roll
Feed
Roll
B
Rb
Bottom
Fron
Roll
t
Ra K
J F G
Rc
I
D. Peralatan PendukungAdi Stasiun Gilingan
Bottom Roll
Back
20
Tekanan Hidrolik=
D
L
d
p
=
=
=
=
p . D. L
0,785. d .2
21
3. Imbibisi
Imbibisi untuk Pabrik Gula Pagottan menggunakan sistem imbibisi
majemuk, imbibisi yang diberikan 200 % sabut. Pemberian imbibisi
sendiri bertujuan untuk mempermudah proses ekstraksi pada stasiun
gilingan sehingga mencegah kehilangan gula lebih banyak lagi.
Dimana imbibisi diberikan kepada ampas setelah keluar dari gilingan 2, 3
dan 4, sedangkan untuk nira yang keluar dari gilingan 5 masuk ke ampas
yang keluar dari gilingan 3, nira dari gilingan 4 masuk ke ampas yang
keluar ke gilingan 2 dan nira dari gilingan 3 masuk ke ampas yang keluar
dari gilingan 1 hal ini disebut imbibisi majemuk. Hal hal yang dapat
ditimbulkan jika pemberian imbibisi kurang tepat :
Air imbibisi yang diberikan kurang :
22
Ekstraksi %
92,1
93,7
94,8
95,6
Untuk Pabrik Gula Pagottan dimana imbibisi % tebu 40, maka ekstraksi
yang terjadi diharapkan mencapai 95,6 %. Selain hal diatas di stasiun
gilingan dilakukan perlakuan perlakuan untuk mencegah kerusakan nira
akibat bakteri antara lain steaming maupun pemberian chemikalia seperti
voltabio 2303, karmand SN 01, dan biofast 8603.
E. Masalah dan cara mengatasi :
Tebu ambrol saat dipancing.
Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menaikkan ambrolan kedalam
meja tebu, dan dengan melakukan koordinasi dengan pihak tebang angkut
dalam hal penataan tebu. Akibat yang ditimbulkan dengan masalah ini
23
24