Anda di halaman 1dari 29

KIMIA KLI

NIK

Raihana
Pertiwi
PO723401
2060
Jurusan Analis Kesehatan Tingkat III B
Poltekkes Kemenkes Kaltim

DEFINISI AGD
Analisa gas darah -> pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui
keseimbangan asam basa tubuh yang
dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu
sistem buffer, sistem respiratori, dan
sistem renal (Wilson, 1999).
AGD dikenal juga dengan nama
pemeriksaan ASTRUP, yaitu
pemeriksaan gas darah yang dilakukan
melalui darah arteri. Darah vena juga
dapat digunakan jika darah arteri tidak
dapat diperoleh.

TUJUAN AGD
Menilai fungsi respirasi (ventilasi)
Menilai kapasitas oksigenasi
Menilai keseimbangan asam-basa
Mengetahui keadaan O2 dan
metabolisme sel
Efisiensi pertukaran O2 dan CO2
Untuk mengetahui kadar CO2 dalam
tubuh
Memperoleh darah arterial untuk analisa
gas darah atau test diagnostik yang lain.

MANFAAT AGD
Untuk diagnosa dan pengelolaan :
Penyakit pernafasan, pemberian oksigen,
kadar oksigenasi dalam darah, kadar
CO2, keseimbangan asam-basa, ventilasi
Menentukan terapi
Menentukan perjalanan penyakit setelah
mendapat terapi
Mengkaji gangguan keseimbangan asambasa yang disebabkan oleh gangguan
pernafasan dan/atau gangguan
metabolic dalam tubuh

INDIKASI AGD
Pasien dengan penyakit obstruksi paru
kronik
Pasien dengan edema pulmo
Pasien acute respiratory distress
syndrome (ARDS)
Infark miokard
Pneumonia
Pasien syok
Post pembedahan coronary arteri baypass
Resusitasi cardiac arrest

KONTRA INDIKASI A
Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang
mengalami koma
Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen
negative tetapi tetap dipaksa untuk dilakukan
pengambilan darah arteri lewat arteri radialis,
maka akan terjadi thrombosis dan beresiko
mengganggu viabilitas tangan.
Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau
penyakit pembuluh darah perifer pada tempat
yang akan diperiksa
Adanya koagulopati / pengobatan dengan
antikoagulan dosis sedang dan tinggi
merupakan kontraindikasi relatif.

ERALATAN SAMPLING
Disposable spuit 2 ml.
Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml
(dosis-multi).
Jarum nomor 22 G atau 25 G (untuk
anak-anak), 20 G / 21 G (untuk dewasa)
Penutup udara dari karet.
Kapas alkohol.
Kassa steril
Wadah berisi es (baskom atau kantung
plastik).

ERALATAN SAMPLING
Lanjutan...
Beri label untuk menulis status klinis
pasien yang meliputi :
a. Nama, tanggal dan waktu.
b. Apakah menerima O2 dan bila ya
berapa
banyak dan dengan rute apa.
c. Suhu.
Sarung tangan
Pengalas
Bengkok
Plester dan gunting

PROSEDUR AGD
1. Persiapan alat.
2. Memberitahukan pasien tentang
tujuan daripada pengambilan darah
arteri yang akan di pungsi.
3. Memilih arteri yang akan di pungsi :
a. arteri radialis;
b. arteri dorsalis pedis;
c. arteri brachialis;
d. arteri femoralis

PROSEDUR AGD
Lanjutan...
(1) Arteri
Brachialis
(2) Arteri Radialis
(3) Arteri
Femoralis
(4) Arteri Dorsalis
Pedis

PROSEDUR AGD

Lanjutan...

4. Menyiapkan posisi pasien :


a. Arteri radialis :
- pasien tidur semi fowler dan tangan
diluruskan;
- meraba arteri kalau perlu tangan boleh
diganjal atau ditinggikan, arteri harus benarbenar teraba.
b. Arteri dorsalis pedis :
- pasien boleh flat/fowler.
c. Arteri brachialis :
- posisi pasien semi fowler, tangan diganjal
dengan siku.
d. Arteri femoralis :
- posisi pasien flat.

PROSEDUR AGD

Lanjutan...

5. Cuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan tindakan.
6. Raba kembali arteri untuk memastikan
adanya pulsasi daerah yang akan
ditusuk sesudah dibersihkan dengan
kapas bethadine secara sirkuler. Setelah
30 detik ulangi dengan kapas alkohol
dan tunggu hingga kering.
7. Bila perlu obat anethesi lokal gunakan
spuit 1 cc yang sudah diisi dengan obat
(adrenalin 1 %), kemudian suntikan 0,20,3 cc intracutan dan sebelum obat
dimasukkan terlebih dahulu aspirasi.

PROSEDUR AGD

Lanjutan...

8. Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan


difiksasi oleh tangan kiri dengan cara
kulit diregangkan dengan kedua jari
telunjuk dan jari tengah sehingga arteri
yang akan ditusuk berada di antara 2 jari
tersebut.
9. Spuit yang sudah di heparinisasi
pegang seperti memegang pensil
dengan tangan kanan, jarum ditusukkan
ke dalam arteri yang sudah difiksasi tadi.
- Pada arteri radialis posisi jarum 45o;
- pada arteri brachialis posisi jarum 60o;
- pada arteri femoralis posisi jarum 90o.

PROSEDUR AGD

Lanjutan...

Teknik pengambilan darah


arteri radialis

PROSEDUR AGD

Lanjutan...

10. Sesudah darah diperoleh 2 cc jarum dicabut


dan usahakan posisi pemompa spuit tetap
untuk mencegah terhisapnya udara ke dalam
spuit.
11. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus /
karet.
12. Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan
kapas alkohol campur dengan bethadine.
- Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama
5 menit;
- pada arteri brachialis selama 7 10 menit;
- pada arteri femoralis selama 10 menit;
- jika pasien mendapat antikoagulan tekan
selama 15 menit.

PROSEDUR AGD

Lanjutan...

13. Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa


+ bethadine steril.
14. Memberi etiket laboratorium (nama
pasien, ruangan, tanggal, dan jam
pengambilan, suhu, dan jenis
pemeriksaan).
15. Bila pengiriman/pemeriksaannya jauh,
darah dimasukkan ke kantong plastik
yang diisi es.
16. Cuci tangan setelah selesai melakukan
tindakan.
17. Lakukan pengukuran dengan
menggunakan blood gas analyzer

INTERPRETASI HASIL A
1. pH -> menggambarkan keseimbangan
asam basa dalam tubuh. Nilai normal pH
serum :
Nilai normal
: 7.35 - 7.45
Nilai kritis
: < 7.25 - 7.55
Implikasi klinik :
- Menurun : keadaan asidemia
- Meningkat : keadaan alkalemia
Bila melakukan evaluasi nilai pH,
sebaiknya PaCO2 dan HCO3 diketahui juga
untuk memperkirakan komponen
pernafasan atau metabolik yang
mempengaruhi status asam basa.

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

2. PaCO2 : menggambarkan tekanan yang dihasilkan


oleh CO2 yang terlarut dalam plasma.
Nilai Normal : 35 - 45 mmHg
SI
: 4.7 - 6.0 kPa
Implikasi Klinik :
- Penurunan : hipoksia, anxiety/ nervousness dan
emboli paru. Nilai kurang dari 20 mmHg perlu
mendapatkan perhatian khusus.
- Peningkatan : gangguan paru / penurunan fungsi
pusat pernafasan. Nilai PaCO2 > 60 mmHg perlu
mendapat perhatian khusus.
- Umumnya peningkatan PaCO2 terjadi pada
hipoventilasi dan penurunan pada hiperventilasi.
- Biasanya penurunan 1 mEq HCO3 akan
menurunkan tekanan PaCO2 sebesar 1.3 mmHg.

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

3. PaO2 : ukuran tekanan parsial yang dihasilkan


oleh sejumlah oksigen yang terlarut dalam
plasma.
Nilai Normal : 75 - 100 mmHg
SI : 10 - 13.3 kPa
Implikasi Klinik :
- Penurunan : paru obstruksi kronik (PPOK),
penyakit obstruksi paru, anemia, hipoventilasi
akibat gangguan fisik atau neoromuskular dan
gangguan fungsi jantung. Nilai PaO2 kurang dari
40 mmHg perlu mendapatkan perhatian khusus.
- Peningkatan : peningkatan penghantaran O 2
oleh alat bantu (contoh: nasal prongs, alat
ventilasi mekanik) hiperventilasi dan
polisitemia.

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

4. SaO2 : jumlah oksigen yang diangkut


oleh hemoglobin.
Nilai Normal : 95 - 99 % O2
Implikasi Klinik :
- Saturasi oksigen digunakan untuk
mengevaluasi kadar oksigenasi
hemoglobin dan kecakupan oksigen
pada jaringan.
- Tekanan parsial oksigen yang
terlarut di plasma menggambarkan
jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin sebagai ion bikarbonat

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

5. TCO2 : jumlah CO2 yang terdapat dalam


darah dan meliputi asam bikarbonat, ion
bikarbonat dan gas CO2 yang terlarut.
Nilai Normal : 22 - 32 mEq/L
SI : 22 - 32 mmol/L.
Implikasi Klinik :
- Peningkatan : muntah yang parah,
emfisema, dan aldosteronisme
- Penurunan : gagal ginjal akut, diabetik
asidosis dan hiperventilasi
- Peningkatan dan penurunan dapat
terjadi pada penggunaan nitrofurantoin

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

6. HCO3 : menggambarkan apakah


telah terjadi gangguan
metabolisme, seperti ketoasidosis.
Nilai yang rendah menggambarkan
asidosis metabolik dan begitu pula
sebaliknya. HCO3- juga dapat
menjadi abnormal ketika ginjal
mengkompensasi gangguan
pernafasan agar pH kembali dalam
rentang yang normal.
Nilai Normal : 22-26 mmol/l

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

7. BE : menggambarkan jumlah asam


atau basa kuat yang harus
ditambahkan dalam mmol/l untuk
membuat darah memiliki pH 7,4
pada kondisi PCO2 = 40 mmHg
dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37 0C.
BE bernilai positif menunjukkan
kondisi alkalosis metabolik dan
sebaliknya, BE bernilai negatif
menunjukkan kondisi asidosis
metabolik.
Nilai normal : -2 sampai 2 mmol/l

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

Nomogram
hubungan
antara
perubahan akut
PCO2, dan pH
yang dihasilkan
dan perubahan
HCO3-

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

Nilai pH, PCO2, HCO3 pada berbagai


keadaan asam-basa

FAKTOR YANG MEMPENGARUH


Suhu
Metabolisme
Antikoagulan
Gelembung udara

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

4. SaO2 : jumlah oksigen yang diangkut


oleh hemoglobin.
Nilai Normal : 95 - 99 % O2
Implikasi Klinik :
- Saturasi oksigen digunakan untuk
mengevaluasi kadar oksigenasi
hemoglobin dan kecakupan oksigen
pada jaringan.
- Tekanan parsial oksigen yang
terlarut di plasma menggambarkan
jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin sebagai ion bikarbonat

INTERPRETASI HASIL A
Lanjutan...

4. SaO2 : jumlah oksigen yang diangkut


oleh hemoglobin.
Nilai Normal : 95 - 99 % O2
Implikasi Klinik :
- Saturasi oksigen digunakan untuk
mengevaluasi kadar oksigenasi
hemoglobin dan kecakupan oksigen
pada jaringan.
- Tekanan parsial oksigen yang
terlarut di plasma menggambarkan
jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin sebagai ion bikarbonat

Thank
You

Anda mungkin juga menyukai