Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Sebagaimana yang telah termaktub dalam Surat Al Baqarah ayat 30, yang

artinya: Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin) di muka Bumi. Mereka
berkata: Mengapa Engkau hendak manjadikan (khalifah/pemimpin) di Bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Tuhan
berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. AlBaqarah:30) Allah SWT. telah menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia untuk
menjadikannya pemimpin di Bumi. Dan itu artinya setiap manusia yang terlahir di
Bumi ialah pemimpin. Membahas mengenai tugas kita sebagai pemimpin di Bumi,
tidak dapat terlepas dari bahasan mengenai kepemimpinan. Maka dari itu, kita perlu
mengupas dan mengetahui hal-hal seputar kepemimpinan, tentunya agar kita semakin
memahami serta dapat menjalankan dengan baik tugas dan peranan kita di Bumi
1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan sebagai pembatasan masalah dalam

makalah ini adalah :


1.
Hakikat kepemimpinan
2. Teori Kepemimpinan
3.
Gaya Kepemimpinan
4.
Ciri- cirri ideal dari seorang pemimpin
5.
Gaya kepemimpinan memberikan perintah
6.
Etika kepemimpinan
7.
Kriteria Kepemimpinan
8.
Kepemimpinan dalam wirausaha
9.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh sseorang pemimpin dalam dunia wirausaha
10. Karakteristik pemimpin dalam bidang kewirausahaan
11. Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan

1.3

Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar para mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian kepemimpinan menurut
berbagai sumber atau ahli
2. Memberikan informasi tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik
3. Memberikan informasi mengenai gaya-gaya kepemimpinan

BAB 2
LANDASAN TEORI

Kedudukan

dan

peranan

seorang

pemimpin

sangat

penting

dalam

mengarahkan dan menggerakkan bawahannya untuk mau dan mampu bekerja aktif
dan efektif guna mewujudkan tujuan organisasi.
Kepemimpinan seseorang dalam prakteknya akan bertumpu pada kemampuan
mengimplementasikan konsep kepemimpinan. Hal ini berarti, seorang pemimpin
dengan kepemimpinannya harus mampu mempengaruhi bawahannya dalam
melaksanakan pekerjaan guna mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,
kepemimpinan adalah proses di mana seseorang berusaha mempergunakan
pengaruhnya terhadap para bawahan (pengikutnya) dengan tujuan mempengaruhi
perilaku mereka sesuai dengan keinginannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Stogdill (1974:10) yang mengemukakan
leadership is a process (act) of influencing the activities of an organized group in its
efforts toward goal setting and goal achievement (proses tindakan mempengaruhi
aktifitas kelompok yang terorganisasi dalam usaha menetapkan tujuan dan
pencapaian tujuan). Sementara itu Cowley (dalam Stogdill 1974:12) menjelaskan
bahwa leader is a person who has a program and moving toward an objective with
his group in a definite manner. Dengan kata lain bahwa pemimpin merupakan
individu yang memiliki program dan bersama anggota kelompok bergerak untuk
mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Seorang pemimpin harus mampu mencurahkan segenap daya kekuatannya
untuk membawa dan mempengaruhi perilaku bawahannya menuju tujuan yang
digariskan dalam program kerjanya, karena untuk mendapatkan hasil kerja yang utuh
dalam suatu kepemimpinan seorang pemimpin dituntut mampu memadukan
kemampuan mempengaruhi bawahan dengan sumber daya lainnya secara tepat dan
benar, yaitu; melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan
dan pengendaliannya, yang kesemuanya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.
Ada tiga teori kepemimpinan yang paling terkenal, yakni teori sifat, teori
perilaku dan teori kontingensi (Stogdill, 1974:35-167; Stoner, 1986:113-142; Sutarto,
1995:39-137). Teori sifat memandang bahwa keberhasilan seorang pemimpin

ditentukan oleh sifat/karakter yang dimiliki pemimpin itu. Sedangkan teori perilaku
berpandangan bahwa keberhasilan seorang pemimpin di dasarkan atas perilakunya.
Dengan kata lain pendekatan ini menjelaskan bahwa keberhasilan atau gagalnya
seorang pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin itu sendiri.
Bahkan Shekdon dan Steven (dalam Sutarto, 1995:38) menemukan adanya 76 tipe
stuktur badan yang berhubungan dengan perbedaan kepribadian seorang pemimpin.
Menurut Sutarto (1995:64) gaya bersikap dan bertindak pemimpin akan
nampak dalam beberapa hal, diantaranya cara melaksanakan suatu pekerjaan, cara
memberikan tugas, cara memberikan perintah, cara berkomunikasi, cara menegakkan
disiplin dan cara menegur kesalahan bawahan.
Sedangkan teori perilaku berpandangan bahwa keberhasilan seorang
pemimpin didasarkan atas perilakunya. Pendekatan ini menjelaskan bahwa
keberhasilan atau gagalnya seorang pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan
bertindak pemimpin itu sendiri. Menurut Sutarto (1995:64) gaya bersikap dan
bertindak pemimpin akan nampak dalam beberapa hal, diantaranya; cara
melaksanakan suatu pekerjaan, cara memberikan tugas, cara memberikan perintah,
cara berkomunikasi, cara menegakkan disiplin dan cara menegur kesalahan
bawahan.
Sementara itu menurut penelitian Ohio (dalam Thoha, 1996:273) seorang
pemimpin mempunyai orientasi kepemimpinan terhadap dua dimensi, yakni;
pemimpin yang mementingkan hasil atau perilaku tugas dan pemimpin yang
mementingkan bawahan atau perilaku hubungan. Berdasarkan pandangan teori
perilaku, gaya kepemimpinan yang efektif dipengaruhi oleh orientasi perilaku
pimpinan itu sendiri. Penemuan Greene (dalam Thoha, 1996:283) menyatakan
bahwa: ketika para bawahan tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik, pemimpin
cenderung untuk menekankan pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tugas).
Sebaliknya ketika para bawahan dapat melaksanakan pekerjaan secara baik,
pemimpin menaikkan penekanannyua pada pemberian perhatian (perilaku hubungan).
Teori kepemimpinan situasional atau teori kontingensi dikembangkan Fiedler
(dalam Hersey , 1996:189), yang mengemukakan bahwa kepemimpinan yang efektif

dipengaruhi oleh faktor perilaku pemimpin dan faktor-faktor situasi. Penelitian


tersebut didasarkan pada tiga macam variable penting yang mempengaruhi perilaku
kepemimpinan yang efektif, yakni; hubungan antara pemimpin dengan bawahan
(perilaku hubungan), struktur tugas (perilaku tugas) dan variabel kuasa atau
wewenang dari posisi yang dimiliki pemimpin (kedudukan pemimpin) (Fiedler
dalam Hersey , 1996:189).
Menurut pendapat Hersey et al, (1996:191-192) berdasarkan variabel perilaku
tugas, variabel perilaku hubungan dan variabel kesiapan terdapat empat gaya
kepemimpinan, yakni gaya telling (memberitahukan), selling (menjajakan),
participating

(mengikutsertakan),

dan

delegating

(mendelegasikan).

Gaya

kepemimpinan telling (memberitahukan) digunakan apabila tingkat kesiapan


bawahan rendah, dengan perilaku hubungan yang rendah dan perilaku tugas tinggi,
gaya kepemimpinana selling (menjajakan) digunakan apabila tingkat kesiapan rendah
dengan perilaku hubungan tinggi dan perilaku tugas tinggi, gaya kepemimpinan
participating (mengikutsertakan) digunakan apabila tingkat kesiapan sedang ke tinggi
dnegan perilaku hubungan tinggi dan perilaku tugas rendah, sedangkan gaya
kepemimpinan delegating (mendelegasikan) digunakan apabila tingkat kesiapan
bawahan tinggi, dengan perilaku hubungan rendah dan perilaku tugas rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas, penerapan gaya kepemimpinan dipengaruhi
perilaku pemimpin itu sendiri (perilaku tugas atau hubungan) dan pengetahuan
pimpinan akan tingkat kesiapan dari orang-orang yang dipimpinnya (bawahan).
Penerapan gaya kepemimpinan yang dipraktekkan memiliki konsekuensi sendiri
terhadap perilaku bawahannya, antara lain terhadap disiplin kerja bawahannya.
Stogdill (1974:30) mengidentifikasikan beberapa fungsi kepemimpinan
berdasarkan
1)

pendapat

ahli

teori

sebagai

berikut

Defining objectives and maintaining goal direction (mendefinisikan tujuan dan

menentukan
2)

perilaku

sasaran)

Providing means for goal attainment (menentukan sasaran daripada

kelompoknya)
3)

Providing and maintaining group structure (menentukan struktur dari kelompok)

4)

Facilitating group action ang interaction (memperhatikan kegiatan kelompok dan

bentuk
5)

interaksi)

Maintaining group cohesiveness and member satisfaction (memperhatikan

kekompakan
6)

kelompok

dan

mendapatkan

kepuasan

anggotanya)

Facilitating group task performance (mempersiapkan kelompok untuk dapat

melaksanakan tugas-tugasnya)
Berdasarkan pendapat di atas, dalam kepemimpinan harus memperhatikan
komponen penetapan sasaran dalam mengarahkan tujuan, penetapan cara mencapai
tujuan, penetapan dan memelihara struktur kelompok, menentukan tindakan dan
interaksi kelompok, memelihara keterpaduan kelompok dan kepuasan anggota, serta
memudahkan tugas kelompok.

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1

Hakikat Kepemimpinan

Dalam lingkungan bisnis ada keterkaitan antara pengaruh kepemimpinan


dengan kinerja yang akan diperlihatkan khususnya oleh bawahannya serta
kepemimpinan pun tidak terlepas dari yang namanya kekuasaan.Adapun landasan
teori tentang kepemimpinan menurut para ahli :
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons,
1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok
yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah
kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Dari pengertian-pengertian di atas Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang
kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam
organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau
berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin

sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati,
tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan,
dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Meskipun banyak di antara
pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah,
namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada
pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu
kepemimpinan yang melayani.
Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang
perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi
hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk
bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai
memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong
perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin
sejati

3.2

Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji

sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya


mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :

Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )


Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan The Greatma Theory. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara
lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :

Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang
dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada
kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

Sikap Hubungan Kemanusiaan


Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya

Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori
ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

a.

Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin


yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

b.

Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang


memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil
yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

10

Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam
mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda beda
atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward
(baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan
yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau
punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua
ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi
menimbulkan kerugian manusiawi

3.3

Gaya kepemimpinan
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan yaitu :

Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan
digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri,
dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja
11

yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan
pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari
kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik
dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

3.4 Ciri-ciri ideal dari seorang Pemimpin


Karakter dan kepribadian seorang pemimpin sangat mempengaruhi bagaimana
pengaruh dan kinerja yang diharapkan agar bisa menunjang untuk membawa
bawahannya menuju visi dan misi yang dituju.
Ada beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang ideal antara lain :
1.

Pengetahuan umum yang luas Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak

sebagai seorang generalis


2.
Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang

12

a.

Mampu merubah wawasan yang tadinya sempit dan spesialistik menjadi wawasan

b.

yang luas dan generalistis


Sikap mental dan perilaku yang tadinya berorientasi kepada hal- hal yang teknis
operasional menjadi sikap dan perilaku yang berorientasi kepada hal-hal yang

c.

sifatnya strategik
Persepsi peranan yang semula mungkin bersifat mekanistik berubah menjadi

3.
a.
b.
4.

persepsi yang didasarkan pada pentingnya human skill.


Sifat inkuisitif (Rasa ingin tahu)
Tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimiliki
Kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
Kemampuan analitik Efektivitas kepemimpinan seseorang tidak lagi terletak pada
kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,
melainkan pada kemampuannya untuk berfikir. Cara dan kemampuan berpikir yang
diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan
masalah. Ketiga cara berfikir demikian memerlukan kemampuan analitik yang

5.

tinggi.
Daya ingat yang kuat Seorang pemimpin tidaklah mesti seorang yang jenius, tetapi
kemampuan intelektualnya seperti daya ingat kognitif dan penalarannya haruslah
berada diatas rata-rata dari orang-orang yang dipimpinnya. Salah satu bentuk
kemampuan intelektual tersebut adalah daya ingat yang kuat. Salah satu manifestasi
daya ingat yang kuat itu adalah kemampuan mengangkat kembali informasi yang
tersimpan di bawah sadar ke permukaan untuk kemudian digunakan untuk suatu

kepentingan tertentu.
6.
Kapasitas integratif Suatu organisasi modern yang kompleks hanya akan mencapai
tujuannya dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi apabila
organisasi tersebut dikelola dengan pendekatan kesisteman. Mengelola suatu
organisasi dengan pendekatan kesisteman pada dasarnya berarti bahwa satuan-satuan
kerja dalam organisasi merupakan sub sistem dari satu totalitas meskipun tiap-tiap
satuan kerja mempunyai fungsi, tanggung jawab dan kegiatan yang bersifat khas.
Kesemuanya harus merupakan bagian dari fungsi, tanggung jawab dan kegiatan
organisasi sebagai keseluruhan dalam rangka pengembanan misinya. Guna menjamin
bergeraknya organisasi sebagai suatu totalitas-lah peranan pemimpin selaku integrator
menjadi sangat penting, karena hanya seorang pemimpin yang mempunyai
13

pandangan holistik mengenai organisasi, sedangkan para pelaksana kegiatan


operasional akan memiliki pandangan yang parsial dan bahkan mungkin sangat
7.

bersifat mikro.
Keterampilan berkomunikasi secara efektif Dalam kehidupan organisasional
terdapat empat jenis fungsi komunikasi, yaitu: fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi,

8.

fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.


Keterampilan mendidik Disenangi atau tidak, setiap pejabat pemimpin adalah
seorang pendidik. Mendidik disini diartikan secara luas, tidak terbatas pada cara-cara
mendidik yang ditempuh secara formal. Kalau seorang pimpinan menunjukkan sikap
dan perilaku yang pantas ditiru oleh orang lain atau mampu memberikan nasehat
kepada bawahannya untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok tertentu dalam organisasi,

maka ia pun telah menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.


9.
Rasionalitas (kemampuan berfikir dan bertindak secara rasional) Hanya bertindak
setelah dipikirkan secara matang dampak dari tindakan yang akan dilakukannya.
10. Objektivitas Hal ini lebih menekankan pada pentingnya sikap adil dalam hal
perlakuan dan penghargaan (meritokrasi), serta memposisikan diri pada area abuabu ketika mengadili atau menyelesaikan sengketa antar anggota. Selain itu juga
dapat berupa penilaian terhadap situasi dan kondisi sesuai dengan apa adanya, tanpa
unsur pribadi atau memihak.

3.5

Gaya Pemimpin Memberikan Perintah


Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan

seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard,
yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini
dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi
lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah

Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau
apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa
14

yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi
over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan
dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin
memberikan aturan aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di
lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.

Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan
tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang
tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi
suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti
tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi

yang baik dengan mereka.


Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan
arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi
bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal
teknik teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat
dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang bincang,
untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta
mendengarkan saran saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila
staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat
melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan
inisiatifnya sendiri
Ditengah tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh
adanya perilaku staf / individu yang berbeda beda), maka untuk mencapai

15

efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu


disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional
lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah
bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang
perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :

Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat

pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.


Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu
kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan

analisa terhadap situasi.


Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk
menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita
terapkan
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab
seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran
interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran
pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).
Peran pertama meliputi :

Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi


Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk
kepentingan organisasi.
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :

Monitior Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan,

atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.

Disseminator Menyampaikan informasi, nilai nilai baru dan fakta kepada

bawahan.
Spokeman Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang orang di
luar organisasinya.

16

Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :

Enterpreneur Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.


Disturbance Handler Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi

sedang dalam keadaan menurun.


Resources Allocator Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang
dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas tugas bawahan, dan

mengesahkan setiap keputusan.

Negotiator Melakukan perundingan dan tawar menawar.


Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3
macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :

Alighting Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.


Aligning Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga

setiap orang menuju ke arah yang sama.


Allowing Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara kerja mereka
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal
ini tidak pernah diajarkan di sekolah sekolah formal. Keterampilan seperti ini
disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di
economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa
kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga
melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam
metode kepemimpinan, yaitu :
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan
sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya
proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai
keahlian dari orang orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan
bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas
dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang
pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas
kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses

17

untuk membawa orang orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan
yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang
mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang
dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa
generasi.
Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.
Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi
organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke
dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi
itu.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia
selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka
yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap

permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi
orang orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki
kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam
menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana
kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari hari seperti monitoring
dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya
3.6

Etika Kepemimpinan
Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian

kepada karyawan, kustomer, dan stakeholders yang ada di ruang lingkup kerja
perusahaan. Etika pemimpin harus menjangkau batas-batas psikologi positif melalui
rasa sayang, kepedulian, perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab.
Pemimpin yang bekerja dengan etika akan memiliki komitmen dan tanggung
jawab kepada orang lain, dan akan ikut mendorong terciptanya kinerja terbaik buat
perusahaan dan karyawan.

18

Sikap dan perilaku pemimpin yang fleksible dalam junjungan moralitas dan
etika kerja yang baik, akan menciptakan karakteristik kepemimpinan yang efektif dan
dinamis.
Kepemimpinan yang beretika akan menciptakan budaya kerja dalam
keharmonisan bersama sikap dan kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif buat sukses
perusahaan.
Etika pemimpin haruslah terfokus kepada cara kerja yang efektif dan
produktif dalam menghasilkan kualitas kerja terbaik. Komitmen dan tanggung jawab
haruslah menjadi ujung tombak dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan yang
baik.
Etika pemimpin bukanlah sebuah kata statis yang mati, tapi merupakan
sebuah kata yang berkembang bersama perubahan. Sebuah kata yang terbentuk dari
kebiasaan-kebiasaan positif untuk menciptakan kinerja terbaik buat perusahaan,
kustomer, karyawan, dan stakeholder.
Etika pemimpin berarti membangun tanggung jawab untuk menciptakan relasi
yang nyaman dan terpercaya di antara perusahaan, kustomer, pemimpin, karyawan,
dan stakeholder
3.7 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan
efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas
naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya
dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi (aspek
ekonomis dan teknis)
2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen yang meliputi:
19

a. Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu yang makin ekonomis dan efesien.
b. The right man in the right place, dengan pendelegasian wewenang yang luas.
c. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari
semuabagian.
d. Target dan sasaran yang ingin dicapai selalu terpenuhi sesuai dengan ketentuan jadwal
waktu.
e. Organisasi dengan cepat dan tepat dapat menyesuaikan diri pada tuntutan
perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi
sosial politik dan ekonomis)
3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human
sifatnya, antara lain berupa:
a. Terdapat iklim psikis yang mantap, sehingga orang merasa aman dan senang bekerja.
b. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam
organisasi.
c. Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
d. Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
e. Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
f. Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi
g. Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.
3.8 Kepemimpinan Dalam Wirausaha
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah
pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan
orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan
yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya
dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan
yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan.

20

Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka


mengembangakan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi
merka dalam memajukan perusahaannya.
1. Perilaku Kepemimpinan
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
a. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai
sasaran.
b. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi
Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan
1.Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut
2.Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
3.Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para
bawahan

2. Tiga pendekatan utama kepemimpinan :


1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)
2. Pendekatan keperilakuan ( behavioral approach)
3. Sebab-sebab munculnya pemimpin

3. Orientasi Tugas Pemimpin


Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
1.Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya
2. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orangorang apa yang diharapkan dari mereka.

21

3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan


untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas
dan khas.
4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan,
mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada tujuan.
5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
4. Orientasi Orang-Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola
sebagai berikut :
1. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan
menghilangkan ketegangan jika timbul.
2. Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat
produksi saja.
3. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan
keinginan, perasaan dan ide karyawan.
4. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
5. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
6. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam
berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu
dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan
tanggung jawab

3.9 Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam dunia
wirausaha

22

1.

Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup
kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan
memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan,
menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber.

2.

Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)


Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan
memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer
membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan

3.

kelompoknya dalam pencapaian tujuan.


Keterampilan administrative
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan
perencanaan,

pengorganisasian,

penyusunan,

kepegawaian

dan

pengawasan.

Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan


prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan
administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konsepsual. Manajer
melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan administrative
dan kemanusiaan.
4. Keterampilan teknik
Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan,
prosedur-prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi,
produksi, penjualan atau pemesinan dan sebagainya.
3.10 Karakteristik pemimpin dalam bidang kewirausahaan
1. Penilai Risiko - aspek yang sangat penting dari kewirausahaan adalah mungkin
yang paling disalahpahami dari semua. Banyak organisasi eksekutif bersedia
mengambil risiko yang menyajikan dirinya sebagai sebuah terobosan atau tidak
pernah-sebelum-peluang berusaha. Tapi tanpa meluangkan waktu dan usaha untuk
benar-benar mengevaluasi atau mengeksplorasi potensi perangkap ide baru mereka,
23

mereka tidak sangat mungkin untuk berhasil dalam usaha mereka. Dalam perjalanan
melakukan bisnis, Anda selalu akan menghadapi sejumlah tantangan, masalah dan
situasi yang menuntut perhatian Anda yang cepat, keputusan dan resolusi.
Namun, setelah evaluasi hati-hati ada banyak risiko yang layak mengambil,
terutama jika variabel mereka dapat diperiksa dan kemudian bekerja keluar dan jika
mayoritas ketidakpastian tersebut ditentukan untuk menjadi baik untuk bisnis. Pada
waktu itu, Anda harus bersedia menjadi resiko pengambil, jika tidak, anda tidak akan
bertindak dalam kapasitas kepemimpinan yang efektif kewirausahaan.
2. Bijaksana, Smart dan Menerima Ide Baru - Kebanyakan orang percaya menjadi
pintar semua yang ada untuk menjadi seorang eksekutif yang sukses - tapi
kebijaksanaan, kemauan untuk belajar hal baru dan penerimaan realitas baru dan
sudut pandang juga sifat-sifat yang diperlukan untuk menang dalam kewirausahaan
Anda perusahaan.Tentu saja, kepandaian anda, wawasan yang tajam, dan cerdas
interaksi dengan orang lain akan membawa Anda jauh seluruh urusan bisnis Anda.
Terlepas dari posisi Anda, situasi saat ini yang kompleks dan tekanan-dikemas
memaksa Anda untuk menunjukkan ketangguhan mental, kewaspadaan dari
perubahan keadaan dan intelijen mengenai tren. Mereka atribut akan membantu Anda
mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dari klien Anda dan semua rekan Anda
atau mitra.
3. Eksekutif Pengembangan Kepemimpinan - Ini masih kejutan saya untuk
mendengar seseorang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah bakat hanya
beberapa orang dilahirkan dengan. Ya, itu benar bahwa bahan-bahan mentah dan
karakteristik keunggulan kepemimpinan dapat sulit untuk mendeteksi atau
menemukan di antara setiap massal acak atau tidak terorganisir individu.
Tidak banyak orang yang secara alami memiliki jenis saraf yang diperlukan untuk
memimpin. Namun, program yang inovatif pelatihan hari ini dengan mudah
memberdayakan kelompok-kelompok besar orang biasa untuk belajar, memahami
dan mengadopsi dasar-dasar prinsip-prinsip kepemimpinan terbukti kewirausahaan,
praktek dan disiplin.

24

Keterampilan kepemimpinan eksekutif akan melayani usaha Anda ketika


kualitas pribadi dan perilaku membantu anda memandu, mempengaruhi, mengelola
dan orang-orang langsung. Kemampuan ini akan memungkinkan Anda untuk
menangani urusan bisnis Anda dengan lebih mudah dan emosi positif.
4. Sebuah Gairah batin untuk Perusahaan Anda - Salah satu ciri penting dari
pengusaha sukses adalah jumlah dan ruang lingkup semangat mereka antusias, penuh
semangat mereka untuk bisnis mereka. Kita telah melihat tingkat tinggi sifat ini
emosional dalam banyak pelayanan publik, pemimpin pemerintahan dan komersial
yang juga anggota pendiri organisasi mereka.
Tidak ada pengembangan kepemimpinan eksekutif atau program pelatihan yang
inovatif dapat "mengajar" anda bagaimana memiliki kerinduan intens dan keinginan
untuk usaha Anda. Anda sendiri harus memiliki, mempertahankan dan meningkatkan
antusiasme dan ketertarikan Anda tanpa kompromi dalam kegiatan bisnis Anda.
Ketika drive Anda, tekad dan semangat mencapai puncaknya, Anda akan baik pada
jalan menuju sukses operasi dan mengembangkan bisnis Anda
5. Kejujuran, Integritas, Trustworthy - Setiap organisasi dibangun dan tergantung
pada hubungan positif. Beberapa ahli manajemen mengatakan bahwa kepemimpinan
kewirausahaan berarti mendedikasikan dan investasi delapan puluh persen (80%) dari
waktu seseorang dalam mengembangkan, mengatur dan memperkuat hubungan
dengan rekan, pelanggan dan stakeholder lainnya.
3.11 Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah
suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu
pengembangan pribadi individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi.
Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang
terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha
adalah menanamkan keyakinan untuk berpikir, berprilaku dan bertindak dengan cara
wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan

25

organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang


terlibat. Berikut ini

10 prinsip dan pelaksanaan yang mengajarkan dan

menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan


wirausaha kepada seluruh organisasi.[3]
1.

Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)


Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki
keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya
tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan
apa pun.

2.

Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang
teratur. Kebiasaan memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan
dilakukan merupakan hal bernilai. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada
diri orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan
semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman
yang lebih besar sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.

3.

Integritas (nilai yang sejati)


Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar
berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta
memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti
memilki integritas.

4.

Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terusmenerus memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk
mendaki dari tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda
sedikit dari generasi ke genarasi.

5.

Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi
diri sendiri dan mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan
kekuatan sejati yang berkembang secara alami.

26

6.

Intuitive (keputusan yang sebenarnya)


Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan
dan keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang
terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.

7.

Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian,
hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam
membangun maupun mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan
pembalasan keadilan dari relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang
anda kerjakan dan memiliki kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang
tepat dan ditempat yang tepat.

8.

Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga
area utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu
area pertamaberkaitan dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk
mengajarkan. Areakedua adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi
tanggungjawab seharusnya selalu memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan
pemikiran

kolega

koleganya.

Areaketiga berkaitan

dengan

mendengarkan

menggunakan suatu cara hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.


9.

Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada
seseorang yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda
dengan yang lain. Namun, kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia
bergairah dalam apa yang mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada
yang lain.

10. Service (layanan)


Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya
keberhasilan itu dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan
nilai melalui layanan yang maksimal melalui kesempatan /peluang.

27

BAB 4
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dalam lingkungan bisnis ada keterkaitan antara pengaruh kepemimpinan

dengan kinerja yang akan diperlihatkan khususnya oleh bawahannya serta


kepemimpinan pun tidak terlepas dari yang namanya kekuasaan.
Diharapkan dengan kita mempelajari dan memahami arti kepemimpinan kita
bisa membawa dan mengarahkan diri kita serta orang lain ke arah yang hendak dituju.
Namun tidak terlepas dari itu seorang pemimpin harus selalu menjaga
kehormatan dan kewibawaannya dari sifat-sifat tidak terpuji, karena bila hal itu tidak
terlaksana maka orang lain khususnya bawahan yang anda bawa akan melihat anda
sebagai orang yang gagal dan anda akan kehilangan kewibawaan maka dari itu sifatsifat teladan dan terpuji harus selalu ada dan tertanam dalam diri kita.
Mengingat peran dan tugas kita di Bumi sebagai manusia ialah menjadi
pemimpin, maka sudah seharusnya kita memahami dan menjalankan tugas dan
peranan tersebut dengan baik. Setidaknya mulai dari lingkup yang terkecil, yaitu diri
kita sendiri, selanjutnya ialah lingkungan sekitar kita. Berbagai informasi mengenai
kepemimpinan telah kita bahas bersama pada penjelasan-penjelasan sebelumnya. Ada
baiknya, sebagai pemimpin, kita juga mengasah kemampuan diri untuk menjadi
pemimpin yang ideal, yang tentunya dapat menjalankan tugas dengan baik dan tegas,
namun dicintai semua anggota. Ada banyak jenis dan gaya kepemimpinan yang telah
berhasil diklasifikasikan oleh para ahli. Semuanya baik, terserah kita mau
memberlakukan yang mana. Pemilihan jenis dan gaya kepemimpinan cenderung
disesuaikan dengan karakter masing-masing individu. Hal itu guna optimalisasi dan
efektivitas kepemimpinan yang akan dijalankan.
28

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan


efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas
naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya
dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang gagal.
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa, sebaiknya kita menanamkan jiwa kepemimpinan
terhadap diri kita sendiri, agar nantinya bisa menjadi pemimpin yang mempunyai
jiwa kepemimpinan dan juga mempunyai jiwa kewirausahaan.

29

DAFTAR PUSTAKA
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1983,
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2008

30

Anda mungkin juga menyukai