Kelompok 6
Ketua
: Adnexa Firdausy
(125070407111019)
(125070407111001)
Anggota
(125070400111011)
: Della Oktavia
Retno Dewi Anggraini
(125070400111012)
Yuliana S.
(125070400111029)
(125070400111030)
(125070401111005)
(125070401111008)
(125070407111004)
Wyat Rinaningesti
(125070407111010)
Ayunda Celia T.
(125070407111032)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
dengan tepat waktu. Laporan
menyusun
laporan
ini
Penulis
DAFTAR ISI
Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
BAB I
Skenario ....................................................................................1
BAB II
Identifikasi Masalah ...................................................................2
BAB III
Hipotesis ...................................................................................3
BAB IV
Learning Issue ...........................................................................4
BAB V
Learning Outcomes ...............................................................................5
Definisi.......................................................................................5
Klasifikasi ..................................................................................5
Etiologi .....................................................................................7
Karakteristik ............................................................................12
Patogenesis..............................................................................16
Nomenklatur.............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................36
BAB I
SKENARIO
Seorang pasien datang ke poli gigi dengan keluhan sakit pada bagian pipi kiri.
Pada pemeriksaan klinis pada mukosa bukal posterior terdapat ulkus dengan
tepi eritema dan udema. Pada anamnesa pasien menceritakan bahwa luka
tersebut terjadi keesokan hari setelah malam sebelumnya berkumur-kumur
dengan obat kumur X. Pada pemeriksaan hari ketiga luka bertambah
parahdan ada keluhan mulut terasa gatal. Dokter gigi memberi resep obat anti
inflamasi dan antialergi serta disrankan untuk menghentikan pemakaian obat
kumur X. Dokter gigi juga menyarankan pasien kontrol kembali seminggu
kemudian untuk melihat penyembuhan luka tersebut.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa di mukosa bukal posterior terdapat ulkus dengan tepi eritema dan
udema ?
Karena alergi
4. Mengapa dokter memberikan obat antiinflamasi dan antialergi ?
BAB III
HIPOTESIS
Menghentikan pemakaian
obat kumur
kontraindikasi
Efek
Kontrol seminggu
kemudian
BAB IV
LEARNING ISSUE
1. Inflamasi (Radang)
a. Pengertian
b. Klasifikasi
c. Penyebab
d. Patogenesis
e. Gejala
f.
Proses pemulihan
BAB V
LEARNING OUTCOMES
I. Radang
I.1. Pengertian
Inflamasi
adalah
suatu
respon
protektif
yang
ditujukan
untuk
cairan,zat-zat
yang
terlarut
dan
sel-sel
darah
yang
Tapi
hipersensitivitas
juga
yang
merugikan
mengancam
karena
jiwa,
menimbulkan
kerusakan
organ
reaksi
secara
pasien akan sembuh atau mati. Inflamasi akut adalah peradangan yang
menit sampai beberapa hari dan ditandai dengan eksudasi mulainya
cepat,gejalanya parah dan berlangsung relative singkat,dari beberapa
cairan dan protein plasma serta akumulasi leukosit neutrofilik yang
menonjol. Ciri-ciri radang akut :
pengguliran
(rolling)
dan
adhesi
leukosit
pada
endothelium
2. Transmigrasi melewati endothelium(diapedesia)
3. Migrasi ke daerah intersisial menuju rangsangan kemotaktik
PATOGENESIS
Aktivasi endotel
Mediator yang terdapat pada lokasi mengaktifkan ekspresi E-dan Pselektin oleh sel sel endotel
Pengguliran (Marginasi) leukosit
Peningkatan permeabilitas vaskuler dan stasis (perlambatan aliran
darah
karena
cairan
yang
menurun
darah
yang
meningkat
di
sebabkan
interaksi
selktin
dan
ligan
karbohidratnya.
Aktivasi integrin dan adhesi yang stabil
Leukosit di aktifkan oleh kemokin (atau agen lain). Adhesi adalah
peristiwa pelekatan membran plasma fagosit ke permukaan
mikroorganisme.
Transmigrasi
Transmigrasi leukosit dimediasi oleh interaksi homotipik antara
PECAM-1 (platelet endothelial cell adhesion molecul-1)atau CD31
pada leukosit dan sel sel endotel
Migrasi
Jenis leukosit yang bermigrasi ke tempat jejas tergantung pada
usia
respons
dan
rangsangan
aslinya.
sel
sel
neutrofil
PROSES FAGOSITOSIS
1. Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan. Fagositosis
dan pelepasan enzim oleh netrofil dan makrofag akan mengeliminasi
penyebab injury. Ada 3 tahap fagositosis antara lain:
Engulfment (ditelan)
Sitoplasma
membentuk
phagosome).
membentuk
kantung
yang
pseudopod
melingkup
Phagosome+lysosome
pseudopod
partikel
(kantung
phagolysosome
menelan mikroba
10
mermang
sudah
kronis
atau
radang
akut
11
keradangan
Contoh:
dekat
permukaan.
nekrosis
keradangan
pd
Radang
subakut.
Biasanya
berlangsung
berangsur-angsur
dan
berbulan-bulan.
Radang Kronis
Dapat
berlangsung
sampai
bertahun-tahun,
misalnya
12
Autoimunitas
kronik
dapat
berkembang
dari
inflamasi
cedera
penyembuhan
yang
menetap
atau
normal.Kemungkinan
karena
gangguan
lain,beberapa
bentuk
proses
jejas
Infiltrasi
mononuklear, meliputi
13
Sel retikular pada limpa, nodus limfe, sumsum tulang dan timus.
Interaksi limfosit-makrofag
14
3. Sel plasma
4. Eosinofil
a. Reaksi imun yang diperantarai oleh IgE alergi
b. Emigrasi dipengaruhi oleh:
5. Sel mast
a. Berperan dalam radang akut dan kronik
b. Terdapat IgE melepas histamin dan metabolit AA
Radang pola morfologi kronis ( Radang kronik granulomatosa )
Merupakan reaksi radang kronik yang khusus dimana sel yang
mencolok adalah sel makrofag yang mengalami modifikasi berubah
menyerupai sel epitel (sel epiteloid). Granuloma merupakan suatu daerah
pada radang granulomatosa yang menunjukkan kumpulan sel epiteloid,
sel datia dikelilingi oleh limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Beberapa
sel epiteloid dapat bergabung membentuk sel datia, berupa sebuah sel
dengan sitoplasma banyak serta mengandung inti sebanyak 20 atau
lebih.
Menurut letak intinya, ada 3 jenis sel datia antara lain:
Sel datia langhans, bila inti tersusun seperti tapal kuda di pinggir sel
15
Abses
Abses adalah radang bernanah yang berkumpul pada suatu tempat
dalam tubuh sehingga nanah itu berada dalam rongga yang secara
otomatis tidak ada. Jika dijumpai nanah dalam rongga tubuh yang
secara anatomis sudah ada disebut empiemia, misalnya empiemia
peritonii, empiemia perikardi, dan yang sering adalah empiemia
thoracii. Kumpulan nanah dalam rongga toraks disebut empiemia saja.
Phlegmon / selulitis
Phlegmon merupakan radang purulenta atau supuratif yang menjalar
rata di seluruh bagian tubuh, misalnya apendisitis akut flegmonosa.
Selulitis merupakan suatu radang akut yang dijumpai pada jaringan
penyambung, jarang tersebar merata dan luas serta sering ada di
bawah kulit tanpa pembentukan nanah.
16
sehingga
dapat
ditembus.
Ulkus
dapat
terjadi
jika
sebagian
Ada focus radang nekrotik pada mukosa mulut, lambung, dan usus.
Radang Pseudomembran
I.3. Penyebab
Penyebab jejas dapat berupa:
17
Benda asing
Reaksi imun/reaksi hipersensitif
Penyebab radang kronik, yaitu:
Infeksi
mikroba
persisten
seperti
tubercle
bacili,
Treponema
Kerusakan
Emigrasi
leukosit
Pembebasan bahan
mediator
Gangguan
sirkulasi
Pemerahan
(Rubor)
Eksudasi
Panas
(Kalor)
Pembengkaka
n(Tumor)
Proliferasi
sel
Perangsang
an reseptor
Ganggua
n fungsi
Nyeri
(Dolor)
18
MEDIATOR KIMIA
Mediator kimia merupakan factor-faktor kimia yang berhubungan
dengan radang. Perubahan pada vaskulardan selular yang terjadi dapat
disebabkan oleh efek langsung dari iritan, namun sebagian besar terutama
karena adanya bermaca-macam zat yang disebut mediator kimia.
Ada beberapa kelompok mediator kimia, antara lain:
Protease:
plasmin,
kalikrein,
dan
bermacam-macam
factor
permeabilitas.
19
Menkin
(1963)
leukotaksin
merupakan
suatu
unsure
sangat
dikenal
yaitu
bradikinin
(nonpeptida)
dan
kalidin
(dekapeptida).
Kalilrein adalah enzim yang dapat membentuk bradikinin dan kalidin.
Semua kalikrein merupakan enzim proteolitik dan esterolitik. Kalilrein ditemui
hampir di seluruh tubuh dan terdi atas 2 kelompok:
Kalikrein
jaringan,
biasanya
terjadi
pada
organ-organ
kelenjar,
Kalikrein
plasma,
mempunyai
berat
molekul
97.000
sedangkan
jaringan
karena
menyebabkan
kerusakan
dari
protein
dan
20
Mediator dapat bekerja pada satu atau beberapa sel yang berbeda tipe
Sekali diaktivasi dan dilepas dari sel, waktu hidupnya pendek, rusak
sendiri, inaktivasi oleh enzim, ditangkap antioksidan, degradasi oleh
komponen komplemen
Asal
Peningkatan
Histamin
Sel mast,
dan serotonin
Bradikinin
Trombosit
Plasma
Protein
C3a
C5a
Permeabilitas
+
Nyeri
plasam
Opsonisasi
melalui
hati, +
Aktivasi leukosit
makrofag
Sel mast dari Meningkatkan
Prostaglandin
Lekotrine B4
Radikal
bebas
asal oksigen
Nitrogen
monoksida
membran
kemampuan
fosfolipid
mediator lain
Leukosit
Leukosit
Vasodilatasi,
nyeri,
demam
Aktivasi
adesi
leukosit
Kerusakan
endotel
Endotel,
dan jaringan
Vasodilatasi,
makrofag
sitotoksis
21
dapat
merangsang
saraf.
Pembengkakan
jaringan
yang
22
Kemerahan = rubor
Biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka
arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar, dengan demikian
lebih banyak sebagian saja meregang dengan cepat penuh terisi darah.
Keadaan ini dinamakan hiperemia atau kongesti, yang bertangung
jawab atas warna merah lokal karena peradangan akut. Timbulnya
hiperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik
secara neurogenik maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat
seperti histamin.
Panas = kalor
Berjalan sejajar dengan kemerahan reaksi peradangan akut, karena
perubahan vaskular yang menyebabkan peningkatan aliran darah.
Sebenarnya, panas hanyalah merupakan suatu sifat reaksi peradangan
pada permukaan badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari
37 derajad Celcius, yaitu suhu di dalam tubuh. Daerah peradangan
pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab terdapat lebih
banyak darah yang disalurkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah
yang terkena dari pada yang disalurkan ke daerah yang normal.
Fenomena panas lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang
terkena radang jauh di dalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut
sudah punya suhu inti 37 derajad Celcius, dan hiperemia lokal tidak
menimbulkan perubahan.
23
yang
agak
besar
tetapi
masih
dapat
dijahit
sehingga
24
garis
yang
agak
lain
warnanya
dengan
jaringan
sekitarnya.
jaringan
granulisasi,
namun
secara
keseluruhan
ada
mikroskopis.
Proses
penyembuhannya
tidak
mendekati
fibroblas,
suplai
darah
baik
kemudian
sel
radang
menurun.
f. Akhir bulan pertama. Jaringan parut pada radang ditutup dengan
epidermis normal.
Penyembuhan luka
25
peradangan
akut
dikerahkan
dalam
jaringan
yang
stadium ini
26
Factor local
Suplai darah : jika suplai darah kurang maka proses penyembuhan juga
lambat
Jenis jaringan : sel labil dan sel stabil akan sembuh dengan sempurna,
tetapi pada sel permanen, penyembuhannya tidak sempurna dan
lebih lambat.
tubuh
adalah
sistem
terhadap
pada
pengaruh
organism
yang
bekerja
biologis
luar
dengan
tubuh
diserang
patogen,
imunitas
juga
dapat
27
sekitar
bahkan
sistemik.
Bakteri
mikroba
yang
normal
mikrobiota.
Sebenarnya
pada
tubuh
manusia
28
zat
metabolit
yang
dapat
menghambat
lisosom
akan
menghancurkan
mikroba
tersebut.
Yang
dalam
innate
immunity.
Ada
jalur
pengaktifan
29
Fagositosis
terhadap
bakteri
dan
penyerbu
lain.
Tahap
fagositosis:
a. Pengenalan dan perlekatan (recognition and attachment)
b. Ditelan (engulfment)
c. Killing and degradation
Lisozim
Polipeptida dasar
Kompleks komplemen
Adaptive immunity
Humoral
Komponennya adalah limfosit sel B dan antibody.Proses aktivasi sel B =
clonal
30
mengenali antigen, lalu sel ini akan berproliferasi menjadi banyak sel ( yang
juga disebut clone dari sel ) dengan sifat sifat yang sama. Kemudian sel sel
ini akan membedakan diri menjadi memory sel B dan plasma sel. Antibodi
diproduksi oleh plasma sel yang akan mengikat antigen ( diproduksi oleh
respon humoral ).
Sel Mediate ( seluler )
Imun yang digunakan untuk melawan pathogen di intracellular dan
abnormal sel seperti kanker.Komponennya adalah limfosit sel Th ( T helper )
dan sel Tc ( T cytotoxic ). Sel Th mensekresi sitokin untuk mengaktifkan
system imun yang lain, sedangkan sel Tc menyerang langsung ke sel.
Komponen Respon Imun
Antigen
Adalah suatu zat yang menyebabkan respon imun spesifik. Antigen
biasanya berupa zat dengan berat molekul besar dan juga kompleks
zat kimia seperti protein dan polisakarida.
Hapten
Adalah senyawa kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi
respon imun.tetapi senyawa ini menjadi imunogenik jika bersatu
dengan
carrier
yang
berat
molekulnya
besar,
seperti
protein
Antibodi
Adalah suatu protein dapat larut yang dihasilkan sistem
imun sebagai respons terhadap keberadaan antigen dan akan
bereaksi khususnya terhadap antigen tersebut.
Kelas Antibodi
Antibodi adalah sekelompok protein plasma yang disebut
Imunoglobulin (Ig). Ada 5 kelas immunoglobulin, yaitu:
Molekul IgA
31
ibu.Fungsi
utama
IgA
adalah
untuk
melawan
Molekul IgD
Dalam serum darah dan limfe relatif sedikit, tetapi banyak
ditemukan dalam limfosit B.Hanya sedikit yang diketahui
mengenai fungsinya.Molekul ini membantu memicu respons
imun.
Molekul IgE
Biasanya ditemukan dalam konsentrasi darah yang sangat
rendah.Kadarnya meningkat selama reaksi alergi dan pada
penyakit parasitik tertentu.Molekul ini terikat pada reseptor sel
mast dan basofil serta menyebabkan pelepasan histamin dan
mediator kimia lainnya.
Molekul IgG
Mencapai 80% saimpai 85% dari keseluruhan antibodi yang
bersirkulasi dan merupakan satu-satunya antibodi yang dapat
menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi baru
lahir.Molekul ini akan diproduksi secara besar-besaran saat
terjadi pajanan kedua dan berikutnya terhadap suatu antigen
spesifik.Molekul
ini
berfungsi
sebagai
pelindung
terhadap
Molekul IgM
Merupakan antibodi pertama yang tiba di sisi infeksi, pada
pajanan awal terhadap antigen.Pajanan kedua mengakibatkan
peningkatan
produksi
IgG.Antibodi
IgM
mengaktivasi
32
Kontak
pertama:
allergen
menstimulasi
sel
untuk
terjadinya
granulasi.
Degranulasi
meningkatkan
permeabilitas
mukosa
sehingga
33
Anafilatoksis sistemik
Sulit
bernafas
karena
kontraksi
otot
polos
yang
tekanan
darah
menurun
dan
meningkatnya
Bila
allergen
sulit
dihindari,
dapat
dari
pengobatan
merelakssai
sel
dapat
otot
mastosit.
berupa
bronkus
Bila
terjadi
bronkoditator
dan
ekspetoran
sesak
nafas
yang
dapat
yang
dapat
mengeluarkan mucus.
tertentu
pembentukan
secara
IgG
subkutan
meningkat
dengan
harapan
sehingga
mempu
pada
sel
mastosit.
Proses
ini
disebut
desensitisasi/hiposensitisasi.
Anafilatoksis sistemik
34
permukaan
eritrosit
janin
sehingga
terjadi
yang
menyebabkan
orang-orang
tertentu
menjadi sensitif.
Contoh:
pemakaian
terus-menerus
bereaksi
dengan
antigen
bersangkutan
sistem
komplemen,
menyebabkan
pelepasan
35
tidak
jauh
lebih
banyak
kompleks
cepat
mengendap.
Antigen
jauh
lebih
banyak
kompleks
tidak
cepat
mengendap.
Gejala dapat berbeda sesuai tempat pengendapan.
Gejala Umum
Demam, nyeri, malaise.
Gatal, edema.
Pengurangan komplemen dalam darah.
Glomeruloonephritis (ginjal)
Arthritis (persendian)
Rheumatic (penyakit jantung)
Faktor yang berpengaruh
Ukuran kompleks imun
Kelas immunoglobulin
Aktivasi komplemen
Permeabilitas pembuluh darah
Proses hemodinamik
Afinitas antigen pada jaringan
Pengobatan
Obat anti-inflamasi/antihistamin
Menghindari
sejumlah
besar
antigen
dan
berhati-hati
36
Contoh:
Defisiensi
Imun
kongenital
(lahir
tanpa
penetapan
diagnose,
pencegahan,
penyyembuhan,
dibagi
menjadi
2 generasi.
Pada
generasi
37
Indikasi
AH 1
Penyakit alergi
38
AH 1
AH 1
antigen-antibodi
yang
merupakan
penyebab
berbagai
gangguan
AH 1
AH 1
AH 1
AH 1
AH 1
AH 1
AH 1
kurang efektif jika jumlah banyak dan kontaknya lama. Kongesti hidung
kronik lebih refrakter terhadap
rhinitis vasomotor. Manfaat
AH 1
AH 1 .
AH 1
AH 1
AH 1
efektif untuk
AH 1
39
AH 1 .
AH 1
tertentu
misalnya
difenhidramin,
dimenhidrinat,
AH 1
lebih
AH 1
maka
sebagian
besar
efek
terhadap
mabuk
perjalanan
AH 1
perjalanan,
sebaiknya
berangkat.
AH 1
prometazin,
difenhidramin,
diberikan
setengah
jam
sebelum
dan meklizin.
Meklizin cukup
AH 1
AH 1
AH 1
mengobati
dan
penyakit
Penggunaan
AH 1
Meniere
vestibular
lain.
AH 1
golongan etanolamin
digunakan untuk hipnotik. Efek ini jelas pada pasien yang sensitive
terhadap
AH 1 .
AH 1
AH 1
ini
40
Pada
dosis
terapi,
semua
AH 1
menimbulkan
efek
samping
tinggi
sehingga
meningkatkan
kemungkinan
AH 1
terjadinya
dapat mengurangi efek sedasi ini. Astemizol, terfenadin, loratadin tidak atau
kurang menimbulkan sedasi.
Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral
AH 1 ialah
AH 1
AH 1
bisa menimbulkan
alergi pada pemberian oral, tetapa lebih sering terjadi akibat penggunaan
local berupa dermatitis alergik. Demam dan fotosensitivitas juga pernah
dilaporkan terjadi.
AH 1
AH 1
AH 1
Keracunan akut
terdapat sebagai obat persediaan dalam rumah tangga. Pada anak, keracunan
terjadi karena kecelakaan, sedangkan pada orang dewasa akibat usaha bunuh
diri. Dosis 20-30 tablet
Efek sentral
AH 1
41
dalam dengan kolaps kardiorespirasi yang disusul kematian dalam 2-18 jam.
Pada orang dewasa, manifestasi keracunan biasanya berupa depresi pada
permulaan, kemudian eksitasi dan akhirnya depresi SSP lebih lanjut.
Pengobatan
Pengobatan diberikan secara simtomatik dan suportif karena tidak ada
antidotum spesifik. Depresi SSP oleh
AH 1
Dapat
menghambat
sekresi
asam
yang
disebababkan
oleh
Farmakokinetik
untuk memperlambat
pascamakanan.
42
melalui
ASI
dan
mempengaruhi
fetus
maka
Tukak Duodenum
Ranitidin 300mg
Efek Samping
43
Efek samping ini antara lain nyeri kepala, pusing, malaise, mialgia,
mual, diare, konstipasi, ruam kulit,pruritus, kehilangan libidio dan
impoten.
Interaksi Obat
Antasid
dan
metoklopramid
mengurangi
bioavailabilitas
oral
dilaporkan
berinteraksi
dengan
yang
berperan
dalam
interaksi
ranitidine.
Selain
Ranitidindapat
44
Penggunaan
ranitidine
bersama
antacid
atau
antikolinergik
plasma
mungkin
disebabkan
oleh
kompetisi
Pemberian
simetidin
dan
ranitidine
IV
sesekali
Farmakokinetik
45
Tukak Peptik
Tanpa komplikasi dan klirens kreatinin <10mL/menit, dosis awal 20 mg
pada saat akan tidur
46
3. Nizatidin
Farmakodinamik
Potensi nizatidin dalam menghambaut sekresi asam lambung kurang
lebih sama dengan ranitidine.
Farmakokinetik
Bioavailabilitas oral nizatidin lebih dari 90% dan tidak dipengaruhi oleh
makanan atau antikolinergik. Klirens menurun pada uremik dan usia
lanjut.
Indikasi
Efektifitas untuk pengobatan gangguan asam lambung sebnading
dengan ranitidine dan simetidin. Dengan pemberian satu atau dua kali
sehari biasanya menyembuhkan tukak duodenum dalam 8 minggu dan
dengan pemberian satu kali sehari nizatidin mencegah kekambuhan .
Efek Samping
warfarin,
klordiazepoksid,
diazepam
atau
lorazepam.
47
menggunakan ranitidi,
48
tersedia
penghambat
untuk
semua
autakoid.
Itulah
sebabnya
Natrium Kromolin
Kromolin adalah obat yang dapat menghambat penglepasan histamin
dari sel mast paru paru dan tempat tempat tertentu, yang diinduksi oleh
antigen. Walaupun penggunaan kromolin terbatas , obat ini berharga untuk
profilaksis asma bronkial dan kasus atopik tertentu.
Kimia
Natrium Kromolin merupakan garam dinatrium, dengan rumus
sebagai berikut: 4-4-diokso-5-5-(2 hidroksi trimetalin dioksi) di (4Hkromomen -2 karboksilat).
49
NaOOC
Natrium Kromolin
Farmakodinamik
Komolin tidak merelaksasi bronkus atau otot polos lain. Kromolin
juga tidak menghambat respons otot tersebut terhadap berbagai obat
yang bersifat spasmogenik. Tetapi kromolin menghambat penglepasan
histamin dan autakoid lain termasuk leukotrien dari paru paru
manusia pada proses alergi yang diperantarai lgE.
Karena itu kromolin mengurangi bronkospasme. Hambatan
penglepasn leukotrien terutama penting pada pasien asma bronkial,
karena
leukotrien
merupakan
penyebab
utama
bronkokonstriksi.
sasaran primer
waktu
paruh
kira
kira
80
menit.
Kromolin
tidak
50
dapat
diberikan
secara
inhalasi
dengan
menggunakan
teratur
selama
lebih
dari
2-3
bulan
mengurangi
Nedokromil
Nedokromil merupakan senyawa dengan struktur kimia dan efek
farmakodinamik dan efek samping mirip kromolin seperti halnya
dengan kromolin nedokromil menghambat pelepasan mediator
dan sel mast bronkus dan diindikasikan untuk mencegah
serangan asma pada pasien asma bronkial ringan sampai sedang.
Nedokromil umumnya lebih efektif dari kromolin. Berbeda dengan
kromolin yang boleh diberikan pada semua umur, nedokromil
hanya diindikasikan untuk pasien asma yang berusia 12 tahun ke
51
atas. Dosis untuk dewasa dan anak diatas 12 tahun: 2-4 kali 4
mg/hari di berikan secara inhalasi/semprotan .
Ketotifen
Ketotifen
atau
(1-metil-4
piperidiliden(-4H-benzo-(4,5)-
karena
menghambat
penglepasan
histamin.
2. NSAID
Klasifikasi kimiawi NSAID tidak banyak manfaat kliniknya,karena ada
NSAID dari golongan yang sama memiliki sifat yang berbeda,sebaliknya ada
obat NSAID yang berbeda sub golongan,tetapi memiliki sifat yang serupa.NSAI
disebut
juga
obat
mirip
aspirin,karena
prototip
obat
ini
adalah
52
Mekanisme kerja
siklooksigenase
dengan
kekuatan
dan
selektivitas
yang
dan
trombosit.Di
mukosa
lambung,aktivasi
COX-1
menghasilkan
di
ginjal,jaringan
vaskular
dan
pada
proses
perbaikan
trombosit,vasokontriksi,dan
proliferasi
otot
polos,sebaliknya
efek
tersebut
trombosit,vasodilatasi
dan
dan
menyebabkan
efek
penhambatan
agregasi
anti-prolifaratif.Penghambat
COX-2
nyeri
yang
kurang
menyebabkan
toksisitas
saluran
cerna
dan
mengapa
efak
anti
inflamasi
parasetamol
praktis
tidak
Infalamasi
53
Fenomena
inflamasi
pada
tingkat
bioselular
semakin
adhesive
molecule-1),VCAM-1(vascilar
cell
teraktivasi
sirkulasi
ke
merupakan
tempat
kunci
inflamasi.Adesi
tertariknya
sel
sel
terjadi
dari
karena
inflamasi
ini
meliputi
kerusakan
ke
jaringan
radang.Gejalanya
adalah,rubor,kalor,tumor,dolor,functiolaesa.Selama
berlangsungnya fenomena inflamasi banyak mediator kimiawi
yang
dilepaskan
secara
lokal
antara
lain
histamin,5-
hidrokstriptamin(5HT),faktor
kemotaktik,bradikinin,leukotrien,dan
PG.Dengan
migrasi
sel
Nyeri
PG
hanya
berperan
pada
nyeri
yang
berkaitan
dengan
merangsangnya
dan
menimbulkan
nyeri
yang
54
Demam
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan
hilangnya panas.Pengatur suhu tubuh ada di hipotalamus.Pada
keadaan demam keseimbangan ini terganggu,tetapi dapat
dikembalikan
ke
normal
oleh
NSAID.Ada
bukti
bahwa
patologik diawali
memacu
penglepasan
PG
yang
Efek farmakodinamik
aktivasi
di
antara
obat-obat tersebut,misalnya
parasetamol
Efek analgesik
NSAID hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang misalnya sakit kepala,mialgia,artralgia,dan nyeri
lain yang berasal dari integumen,terutama terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi.Efak analgesiknya jauh lebih lemah
daripada
efek
analgesik
opiat,tetapi
tidak
menimbulkan
Efek antipiretik
Akan
menurunkan
suhu
badan
hanya
dalam
keadaan
55
dapat
menghambat.Fenilbutazon
dan
antireumatik
Efek antiinflamasi
Kebanyakan NSAID lebih dimanfaatkan sebagai anti inflamasi
pada pengobatan kelainan muskuloskeletal,misalnya artritis
reumatoid,osteoartritis dan spondilitis ankilosa.Tetapi harus
diingat bahwa obat mirip aspirin ini hanya meringankan gejala
nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara
simptomatik,tidak menghentikan,memperbaiki,atau mencegah
kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal ini.
Efek samping
Secara umun NSAID berpotensi menyebabkan pada 3 sistem organ
Iritasi
atai
perdarahan
lambung
yang
bersifat
sistemik
meleui
merangsang
sekresi
mukus
usus
halus
yang
bersifat
fungsi
A2
trombosit
(TXA2)
akibat
dengan
penghambatan
akibat
biosintesis
perpanjangan
waktu
56
perdarahan.Efek
ini
dimanfaatkan
untuk
terapi
profilaksis
tromboemboli.
Penghambatan biosintesis PG di ginjal,terutama PGE 2,mendasari
gangguan homeostasis ginjal yang ditimbulkan oleh NSAID.Pada
orang normal gangguan ini tidak banyak mempengaruhi fungsi
ginjal,tapi pada pasien hipovolemia,sirosis hepatis dan yang
disertai asites dan pasien gagal jantung,alian darah ginjal dan
kecepatan filtrasi glomeruli akan berkurang bahkan terjadi
gagal ginjal akut.Penggunaan berlebihan NSAID secara habitual
bertahun tahun dihubungkan dengan terjadinnya nefropati
analgesik.Pada
beberapa
hipersensitivitas
terhadap
aspirin(NSAID).Reaksi
vasomotor,edema
orang
ini
dapat
aspirin
umumnya
terjadi
reaksi
obat
mirip
dan
berupa
angioneurotik,urtikaria
rinitis
luas,asma
Pembahasan obat
Salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau
aspirin adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang luas
digunakan dan digolongkan dalam obat bebas.Selain sebagai
prototip,obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat
sejenis.
Farmakodinamik :
Salisilat,khususnya
banyak
digunakan
asetosal
sebagai
merupakan
analgesic,antipiretik
obat
yang
dan
anti-
57
SGOT
menunjukkan
dan
SGPT,
beberapa
pasien
hepatomegali,anoreksia,mual
dan
dilaporkan
ikterus.Bila
pendarahan.
hipoprotrombinemia,tetapi
Hal
ini
bukan
karena
asetilasi
karena
siklooksigenase
berhati-hati
mukosa
memberikan
aspirin,karena
lambung.Sekarang,aspirin
bahaya
dosis
kecil
Farmakokinetik
58
pemberian.Kecepatan
kecepatan
mukosa
didintegrasi
dan
waktu
dan
absorpsinya
disolusi
pengosongan
tergantung
tablet,pH
dari
permukaan
lambung.Absorpsi
pada
80%-90%
salisilat
plasma
terikat
pada
59
sakit
kepala,nyeri
sendi.nyeri
sering
digunakan
untuk
mengobati
segala
jauh
toksik
daripada
natrium
salisisat
dan
Sediaan:
Aspirin dan natrium salisilat merupakan sediaan yang
paling banyak digunakan.Aspirin tersedia dalam bentuk tablet
100 mg untuk anak dan tablet 500 mg untuk dewasa.Metilsalisilat hanya digunakan sebagai obat luar dalam bentuk salep
dan dimaksudkan sebagai counter irritant bagi kulit.Asam
salisilat berbentuk bubuk,digunakan sebagai keratolitik dengan
dosis tergantung dari penyakit yang akan diobati.
Salisilamid
Salisilamid
memperlihatkan
asetosal,walaupun
adalah
efek
amida
analgesic
dalam
badan
asam
dan
anti
salisilamid
salisilat
yang
piretik
mirip
tidak
diubah
metabolisme
lintas
pertama,sehingga
hanya
60
aktif.Obat
ini
mudah diabsorpsi
dengan
usus dan
cepat
analgesic
lain
ke
asetominofen,sehingga
meningkatkan
hati
misalnya
pemberian
efek
terapi
Na
salisilat
bersama
dan
dan
dapat
toksisitas
obat
3-4
kali
mg/kg/BB/hari
300-600
diberikan
mg
sehari,untuk
kali/hari.Untuk
anak
febris
65
reumatik
Diflunisal
Obat ini merupakan derivate difluorofenil dan asam
salisilat,tetapi
in
vivo
tidak
diubah
menjadi
asam
antipiretik.
Setelah
pemberian
oral,kadar
puncak
500
mg
disusul
250-500
mg
tiap
8-12
jam.Untuk
tidak
melampaui
1,5
gram
sehari.Efek
dengan
(parasetamol)
efek
antipiretik
merupakan
yang
sama
metabolit
dan
telah
karena
menimbulkan
terjadinya
analgesic
Asetaminofen
di
Indonesia
dikenal
dengan
nama
61
sebagai
antireumatik.
Parasetamol
merupakan
sulfat.
hidroksilasi.
Selain
Metabolit
itu
obat
ini
hidroksilasi
juga
ini
dapat
dapat
mengalami
menimbulkan
pemakaian
kronik.
Anemia
hemolitik
dapat
terjadi
dipiron.
Karena
keamanan
obat
ini
diragukan,
62
antipiretik suntika atau bila pasien tidak tahan analgesikantipiretik yang aman.
Kontraindikasi
Semua
derivat
agranulositosis,
anemia
piralozon
aplastik
dapat
dan
menyebabkan
trombositopenia.
tinggi
dan
agranulositosis
telah
dilaporkan
pada
sangat bervariasi
Asam mefenamat
Digunakan sebagai analgesic, sebagai anti inflamasi
kurang efektif dibanding aspirin.
Diklofenak
Termasuk kelompok preferential COX-2 inhibitor. Adsorpsi
melalui saluran cernaberlangsung cepat dan lengkap. Efek
samping yang lazim adalah mual, gastritis, eritema kulit, dan
63
Ibuprofen
Merupakan derivate asam propionat yang diperkenalkan
pertama kali di banyak Negara. Bersifat analgesic dengan antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Absorpsi cepat mellalui
lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 12 jam. 90% ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya
berlangsung cepat dan lengkap. Tidak dianjurkan diminum oleh
wanita hamil dan menyusui. Pemberian ibuprofen bersama
aspirn mengantagonis efek aspirin terhadap trombosit sehingga
meniadakan sifat kardioprotektif aspirin.
Ketoprofen
Memiliki efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat antiinflamasi sedang. Efek samping sama dengan AINS lain
terutama
menyebabkan
gangguan
cerna
dan
reaksi
hipersensitivitas.
Napoksen
Salah satu derivate asam propinonat yang efektif dan
insiden efek samping obat ini lebih rendah dibandingkan
derivate asam propionate lain. Efek samping yang dapat timbul
ialah dispepsia ringan sampai pendarahan lambung. Efek
samping terhadap SSP : sakit kepala, pusing, rasa lelah,
ototoksisitas.
Indometasin
Merupakan derivate indol-asam asetat. Obat ini sudah
dikenal sejak 1963 untuk pengobatan atritis rheumatoid dan
sejenisnya. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka
penggunaan obat ini dibatasi. Memiliki efek antiinflamasi dan
analgesic-antipiretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin.
Piroksikam
Merupakan salah satu AINS dengan struktur baru yaitu
oksikam, derivate asam enolat. Absorpsi berlangsung cepat di
lambung, terikat 99% pada protein plasma. Sejak Juni 2007,
karena efek samping serius di saluran cerna lambung dan rekasi
kulit yang hebat, oleh EMEA dan pabrik penemunya, piroksikam
64
hanya
dianjurkan
penggunaannya
oleh
para
spesialis
rematologis.
Meloksikam
Tergolong
preferential
COX-2
inhibitor
cenderung
pada
dosis
terapi
tetap
nyata.
Penelitian
terbatas
Nabumeton
Merupakan pro drug. Data pada hewan coba menunjukan
bahwa nabumeton memperlihatkan sifat selektif menghambat
iso-enzim
prostaglandin
untuk
peradangan
tetapi
kurang
Nimesulide
Adalah suatu preferential COX 2 inhibitor. Tahun 1999,
WHO pernah mengajukan penarikan obat ini tetapi tahun 2003
diperbolehkan beredar kembali dengan pembatasan pemakaian
serta dosis. Dasar penariakan oabat ini adalah karena laporan
hepatotoksisitas. Sejak tahun 2007, karena sudah dilarang
beredar di banyak Negara, obat ini sudah tidak ada di
Indonesia.
COX 2 selektif
Obat kelompok penghambat COX 2 dikembangkan
dengan harapan bisa menghindari efek samping saluran cerna.
Rofekoksib
terbukti
kurang
menyebabkan
gangguan
kelompok
obat
penyakit
pirai,
yaitu
obat
yang
Kolkisin
65
dengan
protein
mikrotubular
dan
menyebabkan
harus
dimulai
secepatnya
pada
awal
66
dapat
sangat
mengganggu
terutama
pada
dosis
Alopurinol
Alupurinol berguna untuk mengobati penyakit pirai
karena menurunkan kadar asam urat. Pengobatan jangka
panjang
mengurangi
frekuensi
serangan
serangan,
vera,
metaplasia
myeloid,
leukemia,
limfoma,
67
68