Anda di halaman 1dari 36

BAB I : KARGO, JENIS KARGO

48

Management freight by WAKARI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mendefinisikan dan menjelaskan arti kargo.
Latar belakang terjadinya kargo untuk muatan
ekspor dan muatan impor.
Menjelaskan arti dan dokumen yang menyertai
kargo.
Peraturan internasional tentang tata cara yang
menyangkut dengan pengiriman kargo dan
kontrak angkutan yang disebut INCOTERM
(International commerence chamber)
48

MUATAN KAPAL
Barang Export : Proses ini dimulai pada saat pengirim
mengeluarkan shipping instruction untuk muatan ekspor.
Shipping intruction merupakan perintah pengapalan
barang yang ditujukan kepada agen perwakilan dari
kapal yang akan mengangkut barang itu.

48

MUATAN KAPAL
Barang Import : Sebelum kapal datang membawa muatan yang
akan dibongkar, dokumen-dokumen barang sebelumnya telah disampaikan
ke agen perkapalan. Dokumen tersebut mencakup manifest, salinan B/L,
loading list dari barang yang hendak dibongkar oleh kapal pengangkut.
Biasanya dokumen disampaikan via pos atau melalui agen atau perwakilan
kapal.

LATAR BELAKANG ADANYA MUATAN KAPAL

KEMAJUAN TEKNOLOGI.
KEBUTUHAN AKAN
BARANG (CONSUMERS
GOOD).
MANUFACURE,
INFORMASI, JASA.
JASA/BROKER
(DOMESTIK/LUAR
NEGERI).
INTERNATIONAL TRADE.
5

5 KELOMPOK EKSPORT DAN


IMPORT
Kelompok Indentor
Kelompok Importir
Kelompok Eksportir.
Kelompok Pendukung
Kelompok promotor
6

INI CARGO ????

48

Management freight by WAKARI

PROSES TERJADINYA CARGO


Ada 3 (tiga) cara dalam
pengadaan cargo bagi muatan
kapal dalam perdagangan
internasional yaitu :
Firt step indentor dengan importir.
Second step indentor, importir
dengan manufacturer
Third step indentor, importir,
suplier
DHL multi user fasility
48

Management freight by WAKARI

INTERNATIONAL TRADE PROCESS


(first step)
LETTER OF INTENT INQUIRY OFFER
SUPPLIER
SELLER
EXPORTER

4
3

INQUIRY
OFFER /
QUOTATION
TRADE
PROMOTION

INFORMATION

IMPORTER

PENAWARAN

1
INDENT

48

INDENTOR

1. INDENTOR menyampaikan surat


permintaan harga kepada IMPORTIR
untuk BARANG yang dibutuhkannya
(Letter of Intent).
2. IMPORTER mencari informasi
mengenai SUPPLIER di luar negeri
yang biasa mensuplai barang tersebut,
melalui badan pengembangan
perdagangan internasional yang lazim.
3. IMPORTER setelah menemukan
SUPPLIER yang sesuai; mengirimkan
surat permintaan penawaran untuk
barang yang diinginkan.
4. SUPPLIER mengirimkan penawaran
(offer) kepada IMPORTER yang
biasanya dalam bentuk VALUTA ASING.
5. IMPORTER berdasarkan penawaran
dari SUPPLIER membuat kalkulasi
harga IMPOR dengan menambahkan
bea masuk dan KOMISI-INDENT; dan
membuat penawaran harga dalam
RUPIAH untuk INDENTOR.

Management freight by WAKARI

INTERNATIONAL TRADE PROCESS


(second step)
KONTRAK INDENT SALLES CONTRACT L/C OPENING
NEGOTIATING- BANK
BANK LUAR
NEGERI

LETTER
of
CREDIT

SUPPLIER
BENEFICIARY

5. LETTER of CREDIT

BANK DALAM
NEGERI

ORDER
CONFIRMATION
SALLES CONTRACT

3 LETTER of CREDIT

IMPORTER

ISSUING - BANK
1

KONTRAK

INDENTOR

48

Management freight by WAKARI

1. INDENTOR menandatangani
KONTRAK jual-beli indent
dengan IMPORTIR.
2. IMPORTIR menenpatkan
pesanan kepada SUPPLIER di
luar negeri atau menanda
tangani KONTRAK jual-beli
IMPORT dengan SUPPLIER.
3. Pada waktu yang bersamaan
IMPORTIR mengajukan aplikasi
pembukaan L/C pada BANK
DEVISA yang menjadi
langganannya.
4. BANK DEVISA melaksanakan
pembukaan L/C sesuai dengan
permintaan IMPORTIR melalui
BANK KORESPONDENNYA di
negara SUPLLIER. BANK yang
membuka L/C ini disebut
OPENING atau ISSUING BANK.
5. BANK KORESPONDEN yang
menerima L/C ini disebut
ADVISING BANK meneruskan
pembukaan L/C ini kepada
SUPPLIER yang berhak
menerima L/C tersebut yang
dalam hal ini biasa disebut
BENEFICIARY dari L/C tersebut.

10

INTERNATIONAL TRADE PROCESS


(third step)
SHIPMENT NEGOTIATING DELIVERY
Makers
NEGOTIATING
BANK

Fwd agent

SUPLLIER
3

SHIPING
COMPANY

Insurance

3A

Customs
7

5
ISSUING BANK

SHIPING
AGENCY

IMPORTER

Emkl/emku
Pabean.

INDENTOR

Asuransi

1. SUPPLIER setelah menerima pesanan (ORDER) dan L/C dari IMPORTIR segera mempersiapkan barang untuk EKSPOR bersama PRODUSEN
dan dengan bantuan FORWARDING AGENT; maskapai ASURANSI dan BEA CUKAI, menyerahkan barang kepada perusahaan PELAYARAN
untuk diangkut ke negara IMPORTIR.
2. Perusahaan PELAYARAN mengangkut barang untuk diserahkan kepada IMPORTIR melalui AGENT PELAYARAN di negara IMPORTIR.
3. SUPPLIER menguangkan (menegosir) SHIPPING DOCUMENT dengan BANK KORESPONDEN yang bertindak sebagai NEGITIATING BANK.
(3.a. SUPPLIER pada waktu bersamaan meneruskan COPY SHIPPING DOCUMENTS langsung kepada IMPORTIR).
4. NEGOTIATING BANK meneruskan SHIPPING DOCUMENTS kepada ISSUING BANK di negara IMPORTIR.
5. ISSUING BANK setelah menerima penyelesaian pembayaran dari IMPORTIR menyerahkan asli SHIPPING DOCUMENTS kepad IMPORTIR.
6. IMPORTIR dengan bantuan EMKAL/EMKU menyelesaikan pembayaran bea masuk dengan PABEAN dan setelah itu menyelesaikan Delivery
Order (DO) dengan AGEN PELAYARAN bersangkutan.
7. AGEN PELAYARAN setelah menerima ONGKOS ANGKUT dan biaya lainnya, menyerahkan barang kepada IMPORTIR sebagai tukaran BILL
OF LANDING atau Delivery Order.
48
freight by
WAKARI
11
8. IMPORTIR
setelah menerima barang dari AGENManagement
PELAYARAN meneruskan
barang
tersebut kepada INDENTOR.

MUATAN KAPAL ( CARGO ) MENURUT SIFATNYA


1. MUATAN BASAH ( WET CARGO ), muatan muatan cair yang disimpan di botol
drum. Apabila tempatnya pecah / bocor akan membasahi muatan lainnya.
Contoh : Susu kaleng, Bir dalam botol, Buah buahan kaleng, Cat, Minyak lumas
dan Minyak goreng
2. MUATAN KERING ( DRY CARGO ), muatan kering dan rusak bila basah tidak
merusak jenis muatan lain / mudah dirusak muatan lain ( muatan kotor ).
Bila dimuat dalam satu palkah yang sama dengan muatan basah, harus
ditempatkan diatas muatan basah.
Contoh : Tepung, Beras, Biji-bijian, Bahan pangan kering, Kertas rokok dalam
bungkusan, Kopi, Teh dan Tembakau
3. MUATAN KOTOR / BERDEBU ( DIRTY / DUSTY CARGOES ), muatan kotor /
berdebu. Menimbulkan debu yang dapat merusak muatan lain, meninggalkan
debu atau sisa yang harus dibersihkan.
Contoh : Semen, Arang, Batu bara, Batu kapur dan Biji timah.
48

Management freight by WAKARI

12

MUATAN KAPAL ( CARGO ) MENURUT SIFATNYA


4. MUATAN BERSIH ( CLEAN CARGO ), muatan dari golongan ini tidak merusak
muatan lain dan tidak meninggalkan sisa kotoran
Contoh : Textil, Perkakas rumah tangga dan Barang kelontong
5. MUATAN BERBAU ( ODOROUS CARGO ), golongan muatan ini dapat
merusak / membuat bau jenis barang lain
Contoh : Kerosin, Terpentin, Amoniak dan Ikan asin
6. MUATAN BAGUS / ENAK ( DELICATE CARGOES ), golongan muatan ini
umumnya dari jenis bahan bahan pangan
Contoh : Beras, Tepung terigu dan Teh.
7. MUATAN BAHAYA ( DANGEROUS CARGO ), golongan muatan yang mudah
menimbulkan bahaya ledakan, pemuatannya harus ditempatkan tersendiri dan
pemadatannya harus sesuai dengan petunjuk yang ada ( blue book )
Contoh : Dinamit, Fire work dan Carbon disulfida
48

Management freight by WAKARI

13

MUATAN BERDASARKAN BENTUK


PENGAPALANNYA:

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

48

MUATAN KARUNGAN ( BAGS )


MUATAN BAL-BALAN ( BALS )
MUATAN TONG/DRUM ( DRUMS )
MUATAN BAREL ( BARELLS )
MUATAN CURAH ( BULK )
MUATAN BIJI-BIJIAN ( GRAIN )
MUATAN PETI ( CASES )
MUATAN PETI KEMAS ( CONTAINER )

Management freight by WAKARI

14

CARA PEMADATAN / PEMUATAN


A. MUATAN KARUNGAN ( BAGS )
- Pemuatan dan penyusunan sangat tergantung dari isi karung
- Harus diberi dunnage ( alas ) , dan bebas dari dinding kapal
- Dapat disusun saling menindih ( bag on bag ) memperkecil bs
tapi ventilasi kurang baik agar ventilasi baik disusun setengah
karung
- sak harus diterima dalam keadaan bersih dan tidak bocor
- Bila terdapat bermacam macam muatan dalam karung, dipisahkan
Dengan terpal

48

Management freight by WAKARI

15

MUATAN KARUNGAN ( BAGS )


PENYUSUNAN PENUH ( BAG ON BAG )

48

PENYUSUNAN SEPAROH ( KARUNG )

Management freight by WAKARI

16

B. MUATAN BAL-BALAN ( BALS )


Umumnya berbentuk segi empat atau persegi panjang pengepakan
muatan bal-balan biasanya diperuntukan bagi muatan yang mempunyai
sifat besar al : kapas, kapok, wool prinsip pemadatannya disusun rapi
menghemat ruang muat.

C. MUATAN TONG / DRUM ( DRUMS )


Dipadatkan secara tegak dalam satu lapisan datar, diatas tiap lapisan
diberi terapan agar permukaan tetap datar

48

Management freight by WAKARI

17

D. MUATAN BAREL ( BARELLS )


- Dipadatkan dengan cara mendatar atau rebah, sumbatnya menghadap keatas dan
tepi tepinya berada pada satu garis lurus

- TINGGI DAN JUMLAH LAPISAN TERGANTUNG ISI BARREL AL :


Barel dengan
65
GALLON, 6 LAPISAN
65 105 GALLON, 5 LAPISAN
106 180 GALLON, 4 LAPISAN
> 180
GALLON, < 3 LAPISAN

48

Management freight by WAKARI

18

CARA PENYUSUNAN BAREL :


1. Pada seperempat panjang, disisi satu barel bertumpu pada 4 buah barel cara ini
menghilangkan ruangan setengah barel yang didepan / dibelakang, ruang ini harus
diisi dengan dunnage agar tidak geser

2.

48

Pada setengah panjang atau setengah barel ( in the tier ) cara ini tidak hilang
ruang setengah panjang barel, diantara tiernya digunakan baji kayu

Management freight by WAKARI

19

3.

4.

48

Pada susun keatas digunakan bagi barel yang tidak mempunyai perut ( rata )

Pada seluruh panjang diterapkan pada barel yang berisi +/- 600 liter, setiap
tier disangga kayu besar

Management freight by WAKARI

20

E. MUATAN CURAH ( BULK/GRAIN )


( Biji besi, gula curah, batu bara, gandum dll )
Saat ini diangkut oleh kapal khusus pengangkut muatan curah (
bulk carrier ship ) yang dilengkapi dengan tanki balast samping (
wing tank )yang berfungsi mengatur stabilitas kapal

48

Management freight by WAKARI

21

BULK CARRIER DIAGRAM

48

Management freight by WAKARI

22

MUATAN CURAH ( BULK/GRAIN )

GYPSUM IN BULK

48

COAL IN BULK

GRAIN
Management freight by WAKARI

IN BULK

23

G. MUATAN PETI ( CASES)


MUATAN PETI TUJUANNYA UNTUK MELINDUNGI MUATAN YANG ADA DIDALAMNYA
Contoh antara lain :

Kaca, mesin ckd, makanan kaleng dan buah buahan


Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan muatan peti adalah
Dengan tidak menumpuk peti yang berat diatas muatan lemah

48

Management freight by WAKARI

24

H. MUATAN PETI KEMAS ( CONTAINER )

48

Management freight by WAKARI

25

SIFAT SIFAT DARI PADA MUATAN


1. BERAS
- Mudah memanas dan berkeringat
- Mudah rusak oleh bau bauan yang keras
- Mengandung banyak air
- Bila terkena basah menimbulkan panas & mengeluarkan bau apek
- Mengeluarkan gas carbon acid

PENANGANAN PEMUATAN BERAS :


- Perlu peranginan tegak dan horisontal
- Hindari menyentuh langsung dengan dasar ruang muat & dinding
kapal
- Pada dasar ruang muat diberi dunnage doubel
- Ruang muat harus bersih, kering, bebas bau bauan yang merusak
- karung beras dipadatkan dari muka kebelakang melintang kapal

48

Management freight by WAKARI

26

2. GULA
- Lembab, mengandung sirup gula
- Tidak boleh kena air laut / asin atau udara lembab
- Peka terhadap minyak dan bau bauan
- Mudah menjadi panas dan mudah terbakar sendiri

PENANGANAN PEMUATAN GULA :


- Dalam karung, tong atau keranjang
- Ruang muat harus bersih, kering, bebas bau bauan yang merusak
- Hindari menyentuh langsung dengan dasar ruang muat & dinding kapal
- Bila ada karung bocor supaya dijahit

48

Management freight by WAKARI

27

3. KOPI
- PEKA TERHADAP BAU BAUAN
- MENGELUARKAN BAU YANG DAPAT MERUSAK MUATAN LAIN
PENANGANAN PEMUATAN KOPI :
- DIKAPALKAN DALAM KARUNG / SAK
- RUANG MUAT HARUS BERSIH DAN DIBERI DUNNAGE
- KOPI MUDAH RUSAK OLEH MUATAN YANG BERBAU TAJAM

4. TEH
- KATAGORI MUATAN HALUS
- PEKA TERHADAP BAU BAUAN
- DIHINDARI UDARA LEMBAB
PENANGANAN PEMUATAN TEH :
- DIKAPALKAN DALAM PETI,
- RUANG MUAT HARUS BERSIH DAN BEBAS DARI BAU BAUAN
48

Management freight by WAKARI

28

5. SEMEN
- MUATAN KOTOR
- DEBUNYA MELEKAT PADA BARANG LAIN
- MENGERAS BILA TERKENA AIR ATAU UAP AIR
PENANGANAN PEMUATAN SEMEN :
- DIKAPALKAN DALAM SAK
- JANGAN DICAMPUR DENGAN MUATAN BASAH

6. KOPRA
- MENGANDUNG BANYAK MINYAK
- MENGELUARKAN BAU
- MEMPUNYAI SIFAT MEMANAS DAN DAPAT TERBAKAR SENDIRI
PENANGANAN PEMUATAN KOPRA :
- DIKAPALKAN DALAM KARUNG,
- RUANG MUAT HARUS BERSIH DAN VENTILASI BAIK
- PEMUATAN HARUS JAUH DARI API
48

Management freight by WAKARI

29

7. KAPAS
- RESIKO KEBAKARAN TINGGI

PENANGANAN PEMUATAN KAPAS :


- DIKAPALKAN DALAM BENTUK BAL BALAN YANG DIPRES
- RUANG MUAT HARUS BERSIH, KERING DAN BEBAS BEKAS MINYAK

8. BATU BARA
- MENGELUARKAN GAS TAMBANG YANG DAPAT MENIMBULKAN
LEDAKAN
- CEPAT MENANGAS BILA TERDAPAT CUKUP O2, SEHINGGA ADA
BAHAYA KEBAKARAN
- DAPAT RUNTUH SEHINGGA MEMBAHAYAKAN STABILITAS KAPAL

48

Management freight by WAKARI

30

MUATAN DECK
MUATAN DIATAS DECK KAPAL ( ON DECK ) HARUS DIPERHATIKAN :
1.
2.

Kapal harus cukup baik stabilitasnya sehubungan selama pelayaran


nantinya akan ada pengurangan pemakaian bbm dan air tawar
Tidak menggangu / menghalangi navigasi

3.

Kemampuan deck / geladak cukup

4.

Lashingan harus kuat

MENGAPA DI MUAT DIATAS DECK


1.

Karena sifatnya, muatan berbahaya ( keadaan darurat dibuang kelaut )

2.

Karena bentuknya khusus (lokomotif, barang proyek)

3.

Karena alasan / pengecualian, dalam palkah penuh ( Dalam b/l harus


ditulis deck cargo at shipper risk )

48

Management freight by WAKARI

31

ON DECK CARGO

48

Management freight by WAKARI

32

PENERAPAN / DUNNAGE
Untuk melndungi muatan di dalam palkah, pemasangan antara muatan dengan
bagian kapal atau antara muatan dan muatan ( tikar, sasak, terpal, plastik, balok
kayu dan papan )
MAKSUD PENGGUNAAN DUNNAGE, UNTUK MENJAGA MUATAN DARI :
- Air ( akibat keringat atau kebocoran )
- rusak karena tekanan
- Rusak karena karat
- Rusak karena panas
- Terjadinya pencampuran

ADA 2 ( DUA ) MACAM DUNNAGE


1.
2.

48

Permanent dunnage, ada di kapal sejak kapal dibangun


Dunnage tidak tetap, ( tikar, sasak, terpal, plastik dan papan )

Management freight by WAKARI

33

ARTI DAN FUNGSI DOKUMEN.

Dokumen

secara harfiah mempunyai arti


sebagai surat keterangan perjalanan, atau
naskah-naskah yang membuktikan kebenaran
suatu barang atau sesuatu apapun yang
memudahkan dalam kepengurusannya.

Dalam

konteks ini dokumen dimaksud


adalah semua surat-surat keterangan yang
diterbitkan oleh badan atau instansi yang
berwenang yang menerangkan tentang
sesuatu
yang
berkaitan
dengan
kepengurusan kargo/ muatan ekspor dan
impor.
48

Management freight by WAKARI

34

INCOTERMS
Incoterm adalah kodefikasi dari peraturan internasional untuk keseragaman
interprestasi terhadap pasal-pasal dalam perdagangan internasional. Incoterm
merupakan perjanjian antara saller dan buyer.

Tujuan dan ruang lingkup incoterms.


Menciptakan seperangkat peraturan internasional untuk keseragaman pengertian agar tidak
terjadi kesalahan fahaman dalam mengartikan istilah-istilah yang umum digunakan dalam
perdagangan internasional.
Untuk itulah ICC (International Chamber of Comerence) menerbitkan incoterms pertama
pada tahun 1936 dan kemudian selalu diadakan penambahan dan penyesuaian sejalan
dengan perkembangan praktek perdagangan internasional dan terakhir adalah tahun 2000
perubahan itu dibuat.

Incoterms salles contrac dipengaruhi oleh :

Custom of trade : adalah kelaziman yang berbeda terhadap barang yang sama di
negara eksportir dengan negara importir.
Standard forms : adalah penggunaan dokumen yang standar.
Statutory rules : undang-undang yang berlaku dan menjadi sumber hukum bagi istilah
perdagangan yang digunakan mis : sales of goods act di Inggris dan uniform commercial
code di Amerika.
Implied terms : adalah ketentuan-ketentuan lain secara hukum berlaku, walau tidak
disebut dalam sales contract.

48

Management freight by WAKARI

35

SEE YOU NEXT

48

Management freight by WAKARI

36

Anda mungkin juga menyukai