Anda di halaman 1dari 23

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

TUGAS BAHASA INGGRIS HUKUM

RESUME
ENGLISH FOR LAW (LEGAL ENGLISH)

Kelompok 3
Reading 10, 11, 12 & Agreement 2

Nama

: MUHAMMAD LARRY IZMI

NIM

: A 2021141075

Kelas

: Hukum Bisnis

PONTIANAK
2016

KATA PENGANTAR

Penulisan resume ini memaparkan tentang pembahasan Kolaborasi


Keadilan pada Reading 10, Prosedur Pengadilan Anak pada Reading 11,
Kejahatan terhadapa Orang pada Reading 12 dan Perjanjian Pemasokan atau
Suplai Barang pada Agreement 2 dari Materi English For Law (Legal English)
yang dikompilasi oleh Thadeus Yus, S.H., MPA.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, menjadi dorongan bagi penulis untuk menerima masukan serta saran
demi penyempurnaan penulisan ini.

Pontianak, 30 Januari 2016

Muhammad Larry Izmi, S.H.

DAFTAR ISI

RESUME..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
READING 10 KOLABORASI KEADILAN..........................................................1
READING 11 PROSEDUR PERADILAN ANAK.................................................3
READING 12 KEJAHATAN TERHADAP ORANG............................................5
A.

Penyerangan dan Pemukulan.....................................................................5

B.

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)................................................6

C.

Penguntitan................................................................................................7

D.

Penggangguan/ Pengusikan.......................................................................7

E. Pengungtitan Dunia Maya.............................................................................8


F.

Perintah Pembatasan dan Gangguan.............................................................8

G.

Penculikan.................................................................................................8

H.

Penipuan dan Kejahatan Keuangan...........................................................8

I.

Suap/ Gratifikasi...........................................................................................9

J.

Penipuan........................................................................................................9

K.

Penggelapan Pajak...................................................................................10

L. Penipuan Sekuritas......................................................................................10
M.

Perdagangan Orang Dalam......................................................................10

N.

Kekeliruan Pihak Ketiga..........................................................................11

O.

Kejahatan Kerah Putih.............................................................................11

P.

Tindak Pidana Berkaitan Alkohol...............................................................12

Q.

Pelanggaran Keamanan Publik................................................................13

R.

Aturan Perbuatan Melanggar Peraturan..................................................13

S.

Tuntutan Tindak Pidana Narkoba................................................................13

T.

Kejahatan Seksual.......................................................................................15

U.

Aturan Mempertontonkan Tindakan Tidak Senonoh..............................15

V.

Kejahatan Terhadap Anak........................................................................16

W.

Kejahatan Siber.......................................................................................16

X.

Kejahatan Terhadap Peradilan.................................................................16

AGREEMENT 2 PERJANJIAN PEMASOKAN..................................................17

READING 10
KOLABORASI KEADILAN

Siapakah pihak-pihak yang berkolaborasi dalam peradilan pidana?


Kolaborasi keadilan mencari cari untuk mengatasi batasan-batasan dalam
pendekatan-pendekatan tradisional yang digunakan dalam peradilan pidana
melalui kebersamaan para pemangku kepentingan untuk berbagi informasi,
bekerjasama dalam tujuan bersama dan bersama-sama membuat aturan untuk
mendukung tujuan-tujuan tersebut.
Idealnya, tim tersebut terdiri dari badan peradilan pidana dan organisasi
masyarakat yang berdampak atau terkena dampak oleh keputusan yang dibuat
oleh tim kolaboratif. Pihak yang harusnya menjadi bagian dari tim kolaboratif
berasal dari bermacam-macam lintas jurisdiksi dan pihak yang akan terkena
pengaruh oleh isu khusus yang dituju oleh tim tersebut.
Perwakilan dari komunitas pengadilan dan profesional peradilan pidana
sangat penting dalam efektifitas kerjasama peradilan pidana seperti Hakim,
Panitera, Jaksa, Pengacara, Perwakilan Dewan Percobaan dan Parole, Petugas
Koreksi, dan petugas penegakan hukum yang berperan dalam administrasi
peradilan serta memiliki informasi berharga, sumber daya dan memiliki
persepektif kolaboratif.
Sebagai tambahan, komunitas dan penyedia jasa harusnya menjadi
partisipan aktif dalam kerjasama tersebut dengan tujuan efektifitas pada
permasalahan sosial, kebiasaan dan kesehatan yang kompleks serta berhubungan
dengan administrasi peradilan pidana. Lembaga pengobatan swasta maupun
publik (penyalahgunaan narkoba dan kesehatan mental), organisasi hak-hak
korban, dan lembaga advokasi korban mewakili perspektif yang penting pada
respon kolaboratif dan terpadu dalam permasalahan peradilan pidana.

Lembaga-lembaga federal, negara bagian dan lokal yang menyediakan


sumberdaya perumahan, pelatihan tenaga kerja, pendampingan pendidikan serta
hak pensiunan harus dipertimbangkan dalam membentuk tim kolaboratif karena
tiap badan/ lembaga tersebut mampu menyediakan ide khusus dan sumberdaya
dalam menyelesaikan masalah. Mitra kerja berbasis komunitas maupun
agama/kepercayaan dapat juga menyediakan sumberdaya yang berbeda dalam
penyelesaian peradilan pidana. Perwakilan dari terpidana, mantan pidana maupun
oranisasi hak-hak terpidana dapat juga berdampak secara positif dalam efektifitas
tim kolaboratif.
Kerjasama peradilan pidana dapat diprakarsai dalam berbagai cara, seperti
kebutuhan pendanaan negara, kemitraan informal yang telah terjalin sebelumnya,
maupun atas inisiasi kepemimpinan untuk membentuk kerjasama peradilan
pidana. Ada satu kesamaan antar metode pembentukan kerjasama peradilan
pidana, yaitu komitmen untuk menyukseskan kerjasama melalui kebersamaan
sumberdaya dan informasi serta perasaan kewajiban untuk mengejar tujuan
bersama.
Kata klise Dua kepala lebih baik dari satu merupakan sebuah fakta.
Melalui kerjasama, tim kolaboratif mampu mencapai kesuksesan yang jauh lebih
besar dibandingkan pekerjaan badan/lembaga secara tunggal. Kemampuan tim
untuk menganalisis permasalahan yang komplek melalui bermacam-macam
pandangan, mengumpulkan informasi dari sumber yang berkaitan serta membawa
sumberdaya bersama dalam mencari solusi, membuat tim tersebut menjadi sebuah
alat yang sangat kuat dalam mengatasai berbagai segi masalah dalam sistem
peradilan pidana.

READING 11
PROSEDUR PERADILAN ANAK

Organisasi dan prosedur di sistem pengadilan anak berbeda dengan


pengadilan orang dewasa. Setelah melakukan tindakan pidana, anak kemudian
tidak ditangkap akan tetapi ditahan. Petisi kemudian diajukan untuk:

Menjelaskan otoritas yurisdiksi peradilan anak terhadap pelaku dan yang

ditahan;
Memberikan penjelasan sebagai alasan kehadiran di pengadilan;
Sebagai pemberitahuan kepada keluarga pelaku; dan juga
Sebagai dokumen tuduhan/tuntutan resmi.
Setelah di pengadilan, kasus anak kemudian diadili untuk kemudian

sebuah putusan atas kasus tersebut dijatuhkan. Rekaman dan catatan dari
pengadilan anak merupakan dokumen tertutup, tidak seperti catatan orang dewasa
yang dapat diakses oleh siapa saja berdasarkan Undang-undang Keterbukaan
Informasi. Tindakan ini bertujuan untuk melindungi si anak sehingga sebuah
kesalahannya sebagai anak tidak melekat seumur hidupnya. Catatan kejahatan
anak juga dapat dihilangkan pada ulang tahun kedelapan belas dengan persyaratan
tertentu seperti berkelakuan baik. Prosedur Pengadilan Anak juga jauh tidak
formil dibandingkan prosedur pada pengadilan orang dewasa.
Putusan penghukuman/ pidana pada kasus anak didasarkan pada alternatif
yang paling tidak merusak, sehingga warisan parens patriae masih jelas. Namun,
sebuah kontroversi besar dalam putusan pengadilan anak adalah penggunaan
penghukuman yang tidak pasti, yang memungkinkan hakim dapat memutus
dengan hukuman yang maksimal. Dalam perkara tersebut, si anak diawasi dalam
pelaksanaan hukumannya dan kemudian baru dilepaskan setelah Hakim merasa
puas atau percaya bahwa pelaku anak telah terehabilitasi atau apabila pelaku anak
telah menjalani waktu hukuman maksimal. Kritik berpendapat bahwa kebijakan
3

ini memberikan diskresi/kebebasan yang berlebihan kepada hakim, sehingga


kebijakan tersebut bukanlah termasuk hukuman yang paling tidak merusak.
Pengadilan anak secara khusus dilaksanakan dari salah satu dari tiga cara,
yaitu:
1. Sebagai satu kesatuan yang terpisah.
2. Sebagai bagian dari pengadilan rendah, seperti pengadilan negeri atau
pengadilan distrik.
3. Sebagai bagian dari pengadilan tinggi, seperti pengadilan banding/
sirkuit atau mahkamah agung.
Model organisasi pengadilan anak berbeda antar negara bagian, dan di
beberapa negara bagian sebagai contoh, seperti Alabama memungkinkan tiap
yurisdiksi kabupaten maupun kotan untuk menentukan penggunaan metode
organisasi terbaik. Kedudukan Pengadilan Anak memiliki implikasi yang sangat
besar dalam pemrosesan si pelaku anak.

READING 12
KEJAHATAN TERHADAP ORANG

Istilah Kejahatan terhadap orang merujuk pada berbagai macam


pelanggaran pidana biasanya yang menyangkut membahayakan/merugikan fisik
seseorang, ancaman membahayakan/merugikan fisik, atau tindakan lainnya yang
dilakukan melawan kehendak seseorang, seperti:
A. Penyerangan dan Pemukulan

Di kebanyakan negara bagian, penyerangan/pemukulan dilakukan


apabila seseorang: 1) Mencoba atau melakukan secara fisik penyerangan
terhadap orang lain, atau 2) Bersikap dalam keadaan mengancam dengan
tujuan agar orang lain merasa takut terhadap bahaya yang ada. Banyak
negara bagian menyatakan bahwa penyerangan/pemukulan yang lebih
serius atau lebih buruk terjadi ketika seseorang: 1) Mencoba atau
melakukan perbuatan yang menyebabkan luka berat terhadap orang lain,
atau 2) Menyebabkan luka dengan penggunaan senjata
berbahaya/mematikan. Penyerangan dan pemukulan juga dapat dituntut
secara perdata (tidak hanya pidana).
Penyerangan merupakan sebuah usaha atau ancaman untuk
mencideriai/menyebabkan luka pada orang lain, sedangkan pemukulan
adalah bersentuhan secara langsung dalam sikap yang berbahaya atau
menyerang kepada orang lain. Secara khusus, definisi pemukulan adalah
penyerangan dengan sengaja atau bersentuhan secara berbahaya terhadap
orang lain tanpa izin/persetujaun orang tersebut. Berdasarkan pengertian
umum, maka unsur-unsur tindakan pemukulan adalah:

Dengan sengaja melakukan sentuhan.


Sentuhan atau tindakan tersebut harus berbahaya atau bersifat

menyerang.
Tanpa persetujuan/ izin dari korban.
5

Beberapa yurisdiksi mengombinasikan penyerangan dan


pemukulan menjadi sebuah tindakan tunggal. Hal ini dikarenakan dua
tindakan tersebut berkaitan erat dan kerap kali terjadi bersamaan, sehingga
bukanlah sebuah hal mengejutkan jika dijadikan menjadi sebuah satu
kesatuan tindakan. Namun, konsep pokok yang mendasari tindakan
tersebut tetap sama seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
B. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

KDRT merupakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga


atau rumah tangga terhadap anggota lainnya, seperti penyiksaan terhadap
anak atau penganiayaan pasangan. KDRT secara luas dapat diterapkan
dalam pengertian pasangan apapun, yaitu menikah atau tidak menikah,
orientasi seksual normal atau homo/ gay, hidup bersama (kumpul kebo)
atau hanya sekedar berpacaran.
KDRT (seringkali disebut kekerasan suami-istri) biasanya
menyangkut kekerasan secara fisik maupun psikologis secara berulang dan
dilakukan dalam siklus kekerasan. Secara spesifik, tindak pidana
tersebut dituntut berbeda-beda berdasarkan 1) Seberapa parah luka yang
dialami korban, 2) Kehadiran anak pada saat kekerasan berlangsung, dan
3) Apakah telah terjadi pelanggaran batas atau pelanggaran perlindungan.
Walaupun pemerkosaan dan pembunuhan dapat dikatakan sebagai
salah satu bentuk dari KDRT, namun KDRT yang paling sering terjadi
biasanya dalam bentuk penganiayaan fisik ringan seperti menampar dan
mendorong. Penguntitan juga dapat dikategorikan sebagai KDRT.
Bentuk kekerasan/penganiayaan yang termasuk definisi KDRT,
yaitu:

Kekerasan Fisik, termasuk memukul, menggigit, menampar,


memukul secara bertubi-tubi, mendorong secara kasar, menghantam
(Segala jenis tingkah laku kekerasan terhadap korban).

Kekerasan Seksual, terjadi ketika pelaku memaksa atau berusaha


memaksa korban untuk melakukan kontak seksual atau berkelakuan

secara seksual tanpa persetujuan korban.


Kekerasan Emosional, menyangkut tindakan menghilangkan atau

mengecilkan perasaan diri atau rasa harga diri korban.


Kekerasan Ekonomi, terjadi ketika pelaku melakukan atau mencoba
agar korban bergantung secara finansial kepada pelaku.

C. Penguntitan

Penguntitan adalah pengejaran yang tidak dikehendaki oleh orang


lain, seperti mengikuti seseorang, muncul di rumah atau tempat kerja
seseorang, melakukan panggilan telepon yang mengganggu, meninggalkan
pesan-pesan tertulis atau barang-barang tertentu, atau merusak
kepemilikan/ rumah orang lain.
Tindakan-tindakan pelaku tersebut harus dianggap berhubungan
dengan tindakan lainnya sehingga dapat ditentukan bahwa seseorang
dalam posisi dikuntit atau tidak. Hal ini termasuk tingkah laku mengancam
atau mengganggu di hadapan orang lain secara berulang, baik pelaku
tersebut orang asing, kenalan, pasangan intim atau mantan maupun orang
lain.
Sebagai contoh, penguntitan di California didefinisikan
sebagai,Barangsiapa dengan sengaja dalam niat jahat/tidak baik dan
secara berulang mengikuti atau mengganggu orang lain dan barangsiapa
dengan sengaja mengancam dengan niat menempatkan orang lain
mengkhawatirkan keselamatannya maupun keluarganya. Seringkali
kejadian penguntitan dialami selebriti akibat obsesi para fans terhadap
mereka.
D. Penggangguan/ Pengusikan

Penggangguan merujuk pada berbagai macam tingkah laku yang


menjadi persoalan pada hukuman pidana dan tanggung jawab perdata.
Secara pidana, negara bagian telah menetapkan hukum pidana secara luas
7

yang melarang gangguan dalam berbagai bentuk, termasuk kejahatan


gangguan secara umum maupun secara spesifik seperti penguntitan dan
penguntitan dunia maya.
Sedangkan dalam konteks perdata, gangguan dapat terjadi seperti
akibat adanya diskriminasi di tempat kerja sebagai wujud bahwa gangguan
merupakan yang mendasari diskriminasi.
E. Pengungtitan Dunia Maya

Penguntitan Dunia Maya pada umumnya merujuk pada


penguntitan terhadap seseorang melalui internet, email, SMS atau dalam
bentuk lain dari komunikasi elektronik.
F. Perintah Pembatasan dan Gangguan.

Korban dari kekerasan maupun penguntitan dapat mengajukan


permintaan ke Pengadilan untuk perintah perlindungan maupun
pembatasan dengan tujuan agar mencegah seseorang melakukan tindakan
gangguan.
Perintah ini dikeluarkan oleh Pengadilan Perdata, namun
pelanggaran atas perintah ini dapat menyebabkan pelanggaran pidana
dan/atau menghina pengadilan perdata. Pelanggaran atas perintah
perlindungan dapat menambah berat tuntutan atas gangguan, penguntitan
atau ancaman.
G. Penculikan

Penculikan pada umumnya didefinisikan sebagai tindakan


membawa orang lain dari satu tempat ke tempat lain dengan melawan
kehendak yang bersangkutan atau pembatasan seseorang dalam suatu
ruang tertentu. Orang tua tanpa hak asuh yang syah dapat dituntut dengan
tindak pidana penculikan karena membawa anaknya pergi.
H. Penipuan dan Kejahatan Keuangan.

Kejahatan keuangan dan penipuan merupakan bentuk pencurian


yang terjadi ketika seseorang atau suatu badan mengambil atau
8

menggunakan uang atau properti secara melawan hukum dengan tujuan


untuk memperoleh keuntungan dari hal tersebut. Tindak pidana ini
biasanya terjadi dalam bentuk penipuan, dalih atau penyalahgunaan posisi,
sehingga berbeda dengan pencurian atau perampokan.
I. Suap/ Gratifikasi.

Suap merupakan tawaran atau penerimaan segala sesuatu yang


berharga sebagai balasan atas pengaruh pada pejabat publik atau PNS.
Suap selalu bertujuan untuk mempengaruhi atau mengubah suatu
tindakan berbagai individu serta bersamaan dengan baik korupsi politik
ataupun publik. Pembuktian suap tidak memerlukan perjanjian tertulis,
namun jaksa pada umumnya harus mampu menunjukkan niat korup dari
pelaku. Pada kebanyakan situasi, kedaua pelaku penyuap maupun
penerima suap dapat didakwa dengan tindak pidana suap.
J. Penipuan

Penipuan merupakan berbagai macam istilah yang digunakan


dalam tindak pidana yang menyangkut ketidakjujuran atau Tindakan
Kecurangan. Penipuan merupakan tindakan tipu daya dengan sengaja
oleh seseorang atau badan tertentu terhadap yang lainnya dengan tujuan
keuntungan pribadai maupun keuangan.
Tindak Pidana Penipuan membutuhkan niat pelaku kejahatan dan
dapat dihukum penjara maupun denda. Sementara Penipuan secara Perdata
berlaku secara luas yang mana menyangkut itikad tidak baik dan
pengenaan sanksi sebagai bentuk hukuman kepada pelaku serta
menempatkan korban kembali pada posisi sebelum penipuan terjadi.
Unsur dasar sebagai pembuktian dari penipuan yaitu 1) Kekeliruan
Fakta Material 2) Oleh seseorang atau badan tertentu yang mengetahui
kebohongan tersebut 3) Kepada orang atau badan lain yang kemudian
terpedayai untuk mempercayai kekeliruan tersebut 4) Yang menyebabkan
kerugian atau luka akibat mempercayai hal tersebut.
9

Hal-hal termasuk tindakan penipuan adalah penipuan


kebangkrutan, pencurian identitas, penipuan asuransi, penipuan surat,
penipuan kartu debit/kredit, penipuan sekuritas, penipuan telemarketing.
K. Penggelapan Pajak

Tindakan ini terjadi ketika seseorang atau perusahaan dengan


sengaja membayar pajak di bawah kewajibannya. Agar dapat diadili, IRS
harus mampu menunjukkan bahwa pelaku dengan sengaja berusaha
membayar pajak di bawah dari kewajibannya.
L. Penipuan Sekuritas

Pada umumnya, penipuan sekuritas terjadi ketika seseorang


berusaha membuat pernyataan palsu mengenai sebuah perusahaan atau
nilai saham dari perusahaan tersebut, sehingga pihak lainnya melakukan
keputusan finansial berdasarkan informasi palsu tersebut.
Tipe pertama penipuan ini terjadi ketika seorang karyawan atau
direktur perusahaan tidak menyampaikan dengan akurat mengenai
informasi keuangan kepada para pemegang saham. Informasi palsu
tersebut menyebabkan perusahaan nampak seperti perusahaan yang sehat
sehingga meningkatkan nilai saham, padahal ketika perusahaan tersebut
bangkrut maka investor yang membeli saham perusahaan akan kehilangan
investasi mereka akibat informasi palsu tersebut.
M. Perdagangan Orang Dalam

Tipe lain penipuan sekuritas adalah perdagangan orang dalam. Hal


ini terjadi ketika seseorang dengan informasi rahasia mengenai keadaan
keuangan sebuah perusahaan, menggunakan informasi tersebut untuk
membuat keputusan jual atau beli saham sebelum informasi tersebut dirilis
secara resmi kepada publik.
N. Kekeliruan Pihak Ketiga

Tipe lainnya dari penipuan sekuritas adalah ketika pihak ketiga


menyediakan informasi palsu mengenai bursa saham atau perusahaan
10

maupun industri tertentu. Hal ini dapat terjadi dalam contoh skema Pump
and Dump, yaitu pelaku membeli saham perusahaan kecil yang kemudian
pelaku menebarkan informasi palsu sehingga orang lain berbondongbondong membeli saham perusahaan kecil tersebut. Ketika harga saham
perusahaan sudah cukup tinggi, pelaku kemudian menjual sahamnya untuk
dibeli oleh orang lain yang tertipu.
O. Kejahatan Kerah Putih

Kejahatan Kerah Putih dapat dijelaskan dalam berbagai jenis


kejahatan yang biasanya menyangkut penipuan dan dimotivasi oleh
keuntungan pribadi. Kejahatan Kerah Putih pada umumnya merupakan
berbagai tipe dari penipuan, penggelapan, penggelapan pajak dan
pencucian uang.
Penggelapan merupakan pengambilan uang secara tidak patut dari
orang lain yang seharusnya merupakan tugas/kewajiban pelaku terhadap
orang lain tersebut. Contoh paling umum adalah ketika karyawan
perusahaan menggelapkan uang perusahaan dengan mengalihkan uang
tersebut ke rekening pribadi.
Pencucian Uang merupakan tindak pidana untuk menyaring uang
yang didapatkan secara ilegal (Uang Kotor) melalui serangkaian transaksi
yang didesain sehingga menyebabkan uang tersebut nampak legal (Uang
Bersih). Biasanya pencucian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pertama
uang tersebut disimpan di lembaga keuangan seperti bank. Kemudian uang
tersebut dipisahkan dari asal tidak sahnya melalui beberapa lapis transaksi
yang rumit, menyebabkan kesulitan untuk melacak Uang Kotor tersebut.
Tahap ketiga adalah integrasi, yaitu ketika Uang Bersih yang segar
kemudian dicampur dalam uang legal, seringkali melalui jual-beli aset.
P. Tindak Pidana Berkaitan Alkohol

Alkohol memiliki andil dalam terjadinya berbagai tindak pidana


walaupun tindak pidana tersebut tidak berkaitan dengan alkohol. Namun
terdapat 4 (empat) pelanggaran khusus yang berkaitan erat dengan alkohol,
11

yaitu Mengemudi dalam pengaruh alkohol, Kepemilikan alkohol bagi


remaja di bawah umur, Minum-minuman alkohol di depan publik dan
Mabuk di depan publik. Pelanggaran paling serius di antara keempat
pelanggaran tersebut adalah mengemudi dalam keadaan mabuk.
Sedangkan aturan kepemilikan alkohol bagi remaja di bawah umur
dimaksudkan untuk mengedukasi remaja mengenai bahaya potensial dari
mabuk-mabukan. Aturan Minum-minuman alkohol di hadapan publik
memiliki beberapa tujuan, dengan diantaranya adalah untuk pencegahan
kejadian mengemudi dalam keadaan mabuk. Aturan pelarangan mabuk di
hadapan publik ditujukan untuk mencegah pelaku melakukan tindakan
berbahaya maupun mengganggu orang lain di wilayah publik.
Pada praktek aturan mengenai berkendara dalam keadaan mabuk,
penegak hukum memiliki sebuah tes untuk memastikan kondisi seseorang
yang diduga mengendarai kendaraan dalam pengaruh alkohol, yaitu Tes
Tiupan Pernafasan. Tes ini dilakukan untuk Kadar Alkohol dalam Darah
sehingga banyak pihak yang merasa mengetahui persis dalam menghadapi/
mengakali Tes ini. Terdapat konseskuensi yang serius apabila seseorang
yang diduga dalam keadaan mabuk menolak mengikuti Tes tersebut, yaitu
sanksi berupa Penundaan SIM bahkan menjalani masa tahanan.
Pelanggaran aturan berkendara dalam pengaruh/ keadaan mabuk
tidak hanya terbatas pada akibat pengaruh alkohol tetapi juga dapat
dikenakan apabila pelaku berkendara dalam pengaruh obat-obatan.

12

Q. Pelanggaran Keamanan Publik

Pelanggaran ini terjadi apabila suatu tindakan dianggap


mengganggu atau bahkan mengancam keamanan publik maupun
ketenangan umum di tempat publik, seperti memainkan musik dengan
volume keras atau bahkan menimbulkan kekerasan di sebuah taman
publik.
R. Aturan Perbuatan Melanggar Peraturan

Polisi seringkali menerapkan tuntutan dengan Aturan Perbuatan


Melanggar Peraturan untuk menjaga ketenangan publik ketika seseorang
dianggap berkelakuan mengganggu walaupun tidak dalam kategori
menyebabkan bahaya serius bagi publik.
Definisi perbuatan melanggar peraturan dapat berbeda antar negara
bagian. Sebagai contoh, minum alokohol di hadapan umum pada beberapa
negara bagian dapat dikategorikan sebagai perbuatan melanggar peraturan.
Hukuman yang dapat dikenakan terhadap pelaku juga bisa berbeda-beda
tergantung kejadian dari perbuatan tersebut. Bagi pelanggaran ringan,
maka dapat dikenakan hukuman membayar denda. Namun bagi tindakan
yang lebih berbahaya atau mengganggu, maka pelaku dapat ditahan dan
dapat dilepaskan dengan syarat apabila ada jaminan dari orang lain atas
pelaku tersebut.
S. Tuntutan Tindak Pidana Narkoba

Beberapa obata-obatan berbahaya seperti Kokain dan


Metamfetamin sangat dilarang baik di level negara bagian maupun federal.
Larangan tersebut termasuk pembuatan, penanaman, perdagangan,
penyaluran dan kepemilikan dari obat-obatan tersebut. Hukuman atas
tuntutan tindak pidana narkoba biasanya berbentuk hukuman yang keras
termasuk dipenjarakan. Namun terkadang jaksa akan menawarkan
kesepakatan hukuman yang lebih rendah sebagai timbal balik atas bantuan
pelaku terhadap kasus yang lebih besar.

13

Beberapa negara bagian menerapkan aturan penggunaan ganja


untuk keperluan medis, sehingga memungkinkan bagi dokter untuk
merekomendasikan penggunaan obat-obatan tersebut untuk keperluan
penyembuhan penyakit tertentu serta mengecualikan pasien dari tuntutan
pidana terkait ganja. Sementara itu, di beberapa negara bagian lainnya
penggunaan narkoba diperbolehkan untuk tujuan rekreasi.
Pembuatan dan Pengolahan Narkoba, seperti ganja dan
metamfetamin merupakan tindakan yang ilegal di hukum negara bagian
maupun federal. Tindakan Pembuatan Narkoba adalah perbuatan pidana
yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam tahap apapun pada proses
produksi narkoba. Pihak yang menjual bahan baku kimia tertentu,
peralatan khusus, atau bahkan menawarkan untuk menolong dalam proses
produksi narkoba dapat dikenakan tuduhan pidana ini. Jaksa dalam
tuntutan ini harus membuktikan unsur kepemilikan benda-benda tersebut
dan unsur niat untuk memproduksi narkoba.
Penyaluran/Perdagangan Narkoba, aturan ini mengatur tindak
pidana terkait penjualan, pengangkutan dan impor ilegal zat tertentu
seperti ganja, kokain, heroin, metamfetamin maupun obat-obatn ilegal
lainnya. Penghukuman untuk perdagangan narkoba bergantung pada
beberapa faktor seperti tipe dan jumlah narkoba, beberapa jenis narkoba
tertentu, distribusi area geografis dan apakah perdagangan ini ditujukan
juga ke anak-anak. Hukuman yang biasa dikenakan untuk perdagangan
narkoba berkisar 3-5 tahun penjara.
Perdagangan/Penyaluran Narkoba merupakan kejahatan berat
dibandingkan tindak pidana kepemilikan narkoba. Tindak pidana ini
termasuk penyaluran ilegal resep obat-obatan seperti oabt penghilang rasa
sakit maupun obat tidur.
Kepemilikan Narkoba, Hukum Federal maupun Negara Bagian
terkait kepemilikan narkoba menyatakan bahwa merupakan suatu tindak
pidana apabila secara sadar memiliki zat ilegal tertentu seperti ganja,
14

metamfetamin, kokain, LSD, Obat-obatan Dugem, dan heroin. Aturan


ini juga mengkriminalisasi kepemilikan bahan baku zat kimia yang
digunakan dalam pengolahan dan pembuatan narkoba, termasuk
kepemilikan alat-alat yang berkaitan dengan penggunaan narkoba.
Aturan kepemilikan narkoba biasanya dibagi menjadi dua kategori
utama, yaitu kepemilikan biasa (untuk penggunaan pribadi) dan
kepemilikan dengan niat untuk didistribusikan. Kategori yang terakhir
biasanya memiliki hukuman yang lebih berat dibandingkan kepemilikan
biasa, dengan tujuan untuk menghukum serta mencegah peredaran
narkoba oleh Bandar Narkoba. Pembuktian kejahatan kepemilikan dengan
niat menjual dilakukan melalui menunjukkan barang bukti seperti
timbangan digital, kantong plastik, narkoba dalam jumlah banyak, uang
yang banyak dalam pecahan kecil atau kesaksian dari saksi.
T. Kejahatan Seksual

Banyak yang pelanggaran dikategorikan tindak pidana kejahatan


seksual, namun pada umumnya yang berkaitan dengan tindakan seksual
yang ilegal atau melalui paksaan terhadap orang lain. Tiap negara bagian
memiliki hukum mengenai larangan berbagai jenis kejahatan seksual
seperti pemerkosaan dan penyerangan seksual. Selain itu, tiap negara
bagian juga memiliki aturan jangka waktu pelaporan yang dapat diajukan
oleh korban terhadap tersangka pelaku.
U. Aturan Mempertontonkan Tindakan Tidak Senonoh

Merupakan suatu tindakan pelanggaran apabila seseorang dengan


sengaja mempertontonkan alat kelaminnya ke hadapan umum
menyebabkan orang lain tersinggung atau gelisah/takut. Tindakan ini
biasanya dilakukan dengan tujuan kepuasan seksual pelaku atau sebagai
bujukan untuk mendapatkan tanggapan seksual dari orang lain.
Namun dalam beberapa kasus, seperti memperlihatkan payudara
wanita tidak dianggap sebagai tindakan tidak senonoh (ex, ibu-ibu
menyusui). Lalu contoh lain adalah buang air kecil di areal publik, yang
15

apabila dalam pelaksanaannya dilakukan di luar pandangan publik seperti


di belakang kotak sampah (pada malam hari), maka tindakan tersebut tidak
dianggap sebagai tindakan untuk menggoda, kepuasan maupun
menyinggung orang lain.
V. Kejahatan Terhadap Anak

Kejahatan terkait hal ini adalah termasuk kejahatan kekerasan fisik


dan emosional, penelantaran serta eksploitasi berlebihan seperti pornografi
anak-anak atau perdagangan seks remaja di bawah umur. Kejahatan ini
biasanya dilakukan oleh orang tua, saudara, pengasuh, maupun pihakpihak yang bertanggungjawab terhadap pengasuhan dan perhatian terhadap
anak tersebut.
W. Kejahatan Siber

Kejahatan ini dilakukan melalui internet ataupun alat lain yang


dibantu melalui berbagai bentuk teknologi komputer, seperti penggunaan
jaringan sosial media untuk mengganggu orang lain maupun mengirimkan
foto porno digital melalui ponsel cerdas. Namun walaupun dianggap
fenomena baru, banyak pelanggaran seperti pencurian atau pornografi
anak, justru telah dilakukan sebelum Masa komputer.
X. Kejahatan Terhadap Peradilan

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa terdapat hukum yang


mengatur mengenai pelanggaran menyinggung peradilan, termasuk
diantaranya adalah pengadilan, badan pemerintahan maupun pejabat
publik (seperti Anggota Legislatif dan Polisi). Biasanya, kejahatan ini
merupakan tindakan dengan melanggar aturan maupun tidak menghormati
sehingga mempertanyakan otoritas atau penyelidikan dari sistem hukum
yang ada seperti sumpah palsu, penghinaan pengadilan, atau buron dari
pengadilan. Sanksi yang diterapkan dalam tindak pidana ini sama dengan
kejahatan lainnya berupa penjara dan denda.

16

AGREEMENT 2
PERJANJIAN PEMASOKAN
Perjanjian ini dibuat pada tanggal dua puluh lima bulan juli tahun dua ribu tujuh
(25-07-2007) antara:
1. Casa Ricura, Ltd, yang beralamat di 12 Triffyd Crescent, Dunham Green,
Inggris, selanjutnya disebut Importir.
2. Mezhvenikprom OOO, yang beralamat di Jalan Krasnomenshinstvo 64,
Priozerniy, Rusia, selanjutnya disebut Produsen.
Bahwa Produsen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang desain,
pembuatan, dan perakitan sapu rumput tradisional.
Bahwa kemudian Importir berkeinginan untuk membeli produk Produsen
berupa sapu rumput tertentu (selanjutnya disebut Sapu), yang mana Produsen
memiliki fasilitas maupun jaringan yang dibutuhkan serta sanggup untuk
memproduksi sesuai spesifikasi maupun tenggat waktu dimaksud Importir.
OLEH KARENA ITU, SELANJUTNYA PARA PIHAK SEPAKAT SESUAI
PERTIMBANGAN PERJANJIAN BERSAMA MAUPUN PEMBAYARAN
UNTUK SELANJUTNYA MENYATAKAN:

1. Pokok utama syarat dan ketentuan yang dirinci pada Perjanjian ini adalah
bahwa Produsen akan memasok Sapu. Sehingga apabila ketentuan dalam
perjanjian dapat dipenuhi Produsen, maka Importir secara eksklusif akan
membeli Sikat dari Produsen serta Importir tidak akan melakukan
perjanjian dengan pihak ketiga lainnya terkait pembuatan barang-barang
yang digunakan untuk menyapu, mengumpulkan atau memindahkan
barang-barang kecil pada permukaan horizontal, tanpa persetujuan tertulis
dari Produsen.
17

2. Produsen akan menghasilkan dan merakit Sapu sesuai tanda terima


Permintaan Pembelian dari Importir dengan mengacu pada Perjanjian ini
serta menyatakan jumlah Sapu yang dibutuhkan, harga dan instruksi
pengiriman.
3. Produsen akan memasok Sapu seharga dua (2) euro per unit belum
termasuk pajak. Segala perubahan terkait harga harus disetujui bersama
oleh Kedua Belah Pihak dan perubahan apapun tidak mengikat bagi
Importir kecuali sesuai konfirmasi dan ditandatangani oleh perwakilan
resmi perusahaan.
4. Importir setuju untuk mengajukan permintaan tidak kurang dari 600 unit
tiap bulannya.
5. Perjanjian ini berakhir dalam jangka waktu satu tahun atau enam puluh
(60) hari setelah pemberitahuan tertulis mengenai pemutusan perjanjian
oleh salah satu pihak.
6. Walaupun memperhatikan ketentuan pada Paragraf 1 Perjanjian ini,
apabila Produsen gagal memenuhi pesanan Sapu dalam jangka waktu
setelah terbit Permintaan Pembelian, maka Importir dapat melakuan
kegiatan pengadaan Sapu dari sumber lain kecuali kegagalan tersebut
diakibatkan di luar kemampuan Produsen (force majeure).
7. Produsen tidak bertanggungjawab terhadap kerusakan ataupun sanksi atas
keterlambatan pemenuhan permintaan maupun kegagalan melakukan
pemberitahuan atas keterlambatan, dalam hal keterlambatan diakibatkan
peristiwa di luar kemampuan manusia, tindakan pembeli, tindakan otoritas
sipil dan militer, perang, sengketa industrial, kelangkaan bahan baku,
maupun alasan lainnya di luar kemampuan Produsen.
8. Bahwa apabila sesuai dengan tanda terima Sapu dan kemudian Importir
menyatakan bahwa Sapu tidak memenuhi spesifikasi dan standar kualitas
yang diatur dalam Jadwal 1, maka Importir dalam jangka waktu tiga
puluh (30) hari harus memberitahukan kepada Produsen untuk
menyepakati kondisi tersebut serta meminta penggantian atau perbaikan
barang-barang yang cacat. Produsen akan menanggung segala biaya
pengapalan Sapu yang cacat.

18

9. Produsen sepakat untuk menjaga kerahasiaan seluruh spesifikasi, desain


maupun instruksi yang diberikan oleh Importir dalam pembuatan sapu.
10. Dalam hal terjadi sengketa berkenaan dengan Perjanjian, maka para pihak
sepakat untuk menunjuk Arbiter yang telah disepakati dalam Perjanjian,
atau sebagai alternatif, salah satu pihak dapat mengajukan permintaan
tertulis kepada Pusat Penyelesaian Sengketa Perdagangan Sapu (P2SPS)
untuk menunjuk seorang Arbiter.
11. Kecuali sebaliknya disepakati secara tertulis, maka syarat dan ketentuan
yang termasuk dalam perjanjian ini akan diatur dan diterangkan dalam
Hukum Inggris.
Demikian, Para pihak menyatakan bahwa telah menandatangani Perjanjian
sesuai hari dan tanggal sesuai ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya
pada awal Perjanjian.

Ditandatangani untuk dan atas nama,

Ditandatangani untuk dan atas nama,

Casa Ricura, Ltd

Mezhevenikprom OOO

Ruben Garcia

Vladimir Georgevich Sidorov

Direktur

Direktur

19

Anda mungkin juga menyukai