Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

Eucheuma spinosum

Oleh :
KELOMPOK 4
1. Alvin Velentino Gonsales
2. Tisar Tumari Effendi
3. Erma Yulistiana
4. Mariam Ulfah
5. Ahmad Muarif
6. Dian Eka Handayani

MATA KULIAH FARMAKOGNOSI BAHARI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara tropis dengan hampir dua pertiga wilayahnya
adalah lautan dengan garis pantai terpanjang di dunia yakni 81.000 km.
Potensi sumber daya alam kelautannya sangat melimpah dan memiliki
keragaman hayati yang sangat besar. Salah satu sumber hayati yang
potensial dan belum banyak diekplorasi adalah alga. Alga yang meliputi
mikroalga, makroalga (rumput laut) dan cyanobacteria (ganggang hijau biru)
dikenal memiliki potensi sebagai produsen bahan-bahan bermanfaat
(valuable chemicals) seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan
senyawa bioaktif. Jumlah dan variasi senyawa bioaktif alga sangat banyak
dan

beragam.

Penyelidikan

senyawa

bioaktif

yang

bersumber

dari

mikroorganisme seperti bakteri dan jamur sudah banyak dilakukan. Beragam


senyawa bioaktif dari bakteri dan jamur ini sudah ditemukan dan bahkan
diaplikasikan khususnya pada bidang farmasi dan pangan selama beberapa
dekake. Dewasa ini laju penyelidikan dan ketersediaan senyawa bioaktif dari
sumber tersebut menurun dan sekarang para peneliti mulai beralih untuk
menggali senyawa bioaktif dari alga dan sekaligus kajian potensi aplikasinya.
Monera berasal dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal.
Monera meliputi organisme bersel satu yang mempunyai struktur tubuh amat
sederhana dan bersifat prokariotik. Sel prokariotik adalah sel yang materi
genetiknya belum terlindungi oleh selaput inti atau karioteka. Monera,
menurut system klasifikasi Carl Woose 1977 dikelompokkan menjadi dua
subkingdom, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria. Cyanobacteria termasuk
anggota subkingdom Eubacteria.

Menurut Bold and Wynne (1985) alga diklasifikasikan dalam empat kelas
besar yaitu Chlorophyceae (alga hijau), Cyanophyceae (alga hijau-biru),
Phaeophyceae (alga coklat), dan Rhodophyceae (alga merah). Setiap kelas
alga memiliki ciri warna tertentu, karena adanya jenis pigmen yang
dikandungnya. Alga mengandung tiga jenis pigmen utama yaitu : klorofil,
karotenoid, dan fikobilin.
Alga ini disebut alga hijau-biru karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu
diakibatkan oleh warna klorofil dan pigmen biru (fikosianin). Alga hijau-biru
banyak dijumpai di tempat-tempat yang lembap, misalnya diatas tanah, batu
tembok, sawah, parit, dan di laut. Jika mengering, koloni alga hijau biru
mengelupas seperti kerak. Alga hijau biru biasanya hidup dilingkungan yang
sedikit asam hingga basa. Selain hidup bebas, alga hijau biru juga ada yang
hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
Alga hijau biru sama seperti bakteri, juga bersifat prokariotik. Alga hijau
biru ada yang bersel satu dan ada pula yang bersel banyak. Yang bersel satu
ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan yang bersel
banyak umumnya berbentuk benang. Alga hijau-biru dapat hidup di batuan di
tempat organisme lain sulit hidup. Dengan adanya alga hijau-biru, terjadilah
pelapukan batuan sehingga memungkinkan alga dan tumbuhan lain hidup.
Alga hijau-biru dapat bertahan pada lingkungan yang suhunya mencapai
85C. Itulah sebabnya alga hijau-biru dikatakan sebagai tumbuhan perintis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI UMUM
Alga (ganggang) meerupakan tumbuhan tingkat rendah yang berukuran
makroskopis, susunan kerangka tubuhnya tidak dapat dibedakan antara,
akar, batang, daun, sehingga keseluruhan tumbuhan dikenal dengan nama
talus. Beberapa bentuk kerangka tubuh menyerupai tumbuhan berakar, tetapi
semua sebetulnya hanyalah talus.
II.1.1 Ciri-ciri Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria)
Ciri-ciri utama dari alga hijau-biru adalah bersifat prokariotik dan
klorofilnya tidak didalam kloroplas.
a. Prokariotik
Seperti halnya bakteri, alga ini tidak memiliki membran inti. Bahan ini
terdapat pada suatu daerah didalam sitoplasmanya. Jadi alga hijau biru
tergolong organisme prokariotik.
b. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Alga ini mempunyai klorofil a dan pigmen biru (fikosianin). Klorofil tidak
terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid. Oleh karena
memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis, maka alga ini dapat menghasilkan
gula dan oksigen. Inilah sifat yang tidak dimiliki oleh bakteri pada umumnya.
Pigmen fikosianin mengakibatkan warna hijau kebiruan. Beberapa dari
alga ini ada juga yang berwarna cokelat, hitam, kuning, merah, dan hijau.
Warna merah disebabkan oleh pigmen fikoeritrin sedangkan warna kuning
disebabkan oleh pigmen karoten.
Pada umumnya alga hijau biru memiliki kemampuan menambat
nitrogen dari udara. Proses penambatan nitrogen ini dilakukan oleh sel
khusus yang disebut heterosista. Heterosista dihasilkan oleh alga hijau biru
berbentuk benang. Ukuran heterosista lebih besar dibandingkan sel
didekatnya serta memiliki dinding sel yang lebih tebal. Oleh karena

kemampuan menambat nitrogen ini, alga hijau biru dapat menyuburkan


habitatnya,

atau

menguntungkan

organisme

lainyang

bersimbiosis

dengannya.
Alga hijau biru ada yang mampu menghasilkan racun (toksin). Racun
yang dikeluarkan di perairan dapat mematikan organisme lain.

II.2 Struktur Sel Alga Hijau Biru


Alga hijau biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni, dan
ada pula yang berbentuk benang. Contoh alga yang uniseluler adalah
Chroococcus dan Anacystis.
a. Selubung Lendir
Selubung lendir terdapat disebelah luar dinding sel. Selubung lendir
berfungsi

mencegah

sel

dari

kekeringan.

Selain

itu,

lendir

dapat

memudahkan sel bergerak, karena beberapa alga ini dapat bergerak dengan
gerakan osilasi (maju mundur). Belum dapat dipastikan apa yang
menyebabkan alga ini bergerak.
b. Dinding Sel
Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap.
c. Membran Sel
Membran sel berfungsi mengatur keluar-masuknya zat dari dan
kedalam sel. Terdapat pelipatan membrane sel kearah dalam membentuk
lamella fotosintetik atau membran tilakoid. Pada membran tilakoid inilah
terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki klorofil
didalam kloroplas, alga hijau biru tidak memiliki kloroplas.
d. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak,


gula, mineral-mineral, enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah
berlangsung proses metabolisme sel.
e. Asam inti atau Asam Nukleat (DNA)
DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak
memiliki membran inti. Karena itulah alga hijau-biru digolongkan kedalam
prokariotik.

f. Mesosom dan Ribosom


Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan
mesosom merupakan penonjolan membran kearah dalam yang berperan
sebagai penghasil energi.
II.3. Reproduksi Alga Hijau-Biru
Ada 3 cara reproduksi alga hijau-biru yaitu pembelahan sel,
fregmentasi, dan membentuk spora.
a. Pembelahan Sel
Alga hijau-biru dapat bereproduksi dengan pembelahan biner.
Pembelahan biner merupakan pembelahan sel secara langsung. Dengan
pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler) maupun sel
penyusun filamen (benang) akan bertambah banyak. Filamen akan
bertambah panjang karena adanya pembelahan sel.
b. Fragmentasi
Fragmentasi dilakukan oleh alga hijau-biru berbentuk benang. Dengan
fragmentasi (pemenggalan), filamen yang panjang akan terputus menjadi dua
atau lebih benang pendek yang disebut hormogonium. Setiap hormogonium
akan tumbuh menjadi filamen baru. Tempat pemutusan filamen adalah sel
mati yang terdapat diantara sel penyusun filamen.

c. Pembentukan Spora
Jika kondisi buruk, misalnya kurang air, diantara sel-sel alga hijau-biru
ada yang dapat membentuk endospora, seperti pada bakteri. Dindingnya
menebal, dan ukuran sel membesar. Bentuka ini disebut sebagai akinet,
misalnya pada Nostoc. Spora tahan terhadap lingkungan yang jelek. Jika
kondisi lingkungan telah pulih, spora tumbuh menjadi alga yang baru.
II.4 Klasifikasi Ganggang Biru dibedakan dalam 3 bangsa.
-

Bangsa Chroococcales.
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijauhijauanUmumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok
yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan
perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok
atau koloni.

- Bangsa Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang,
mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan
hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora
terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora
dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk dapat
membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta
mempertebal dan memperbesar dinding sel Chamaesiphon confervicolus.
- Bangsa Nostocales

Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi


suatu membran.

Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang


mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan
semu.

Benang benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.

Contoh : Oscillatoria , Rivularia , Anabaena, Spirulina


1. Oscillatoria,

hidup dalam air atau di atas tanah yang basah,

selselnya

bulat,

merupakan

benang-benang

dan

akhirnya

membentuk koloni yang berlendir.

Pada jarak-jarak tertentu pada benangbenang itu terdapat sel-sel


yang dindingnya tebal,

kehilangan zatzat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga


kelihatan kekuning-kuningan dan dinamakan heterosista.

Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang


baru, tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.

Contoh Oscillatoria limosa; Oscillatoria princeps


2. Nostoc

Nostoc, dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan


Fungai membentuk Lichenes.

Anabaena, juga menambat N dari udara dan dapat bersimbiosis


dengan tanaman

Anaabaena cycadae bersimbiotic dengan pakis haji (Cycas rumphii)

Anabaena azollae bersimbiotic dengan paku air Azolla pinata (dalam


daunnya) yang hidup di sawah-sawah dan di rawa rawa.

dalam bersimbiosis Anabaena berada dalam akar-akarnya yang disebut akarakar bunga karang mengikat nitrogen untuk tumbuhannya.
II.5. Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia
Alga hijau-biru ada yang bersifat merugikan, ada pula yang bersifat
menguntungkan bagi manusia.
a. Alga Hijau-Biru yang merugikan
Telah diuraikan bahwa beberapa alga hijau-biru yang hidup di air ada
yang mengeluarkan racun. Racun yang terlarut didalam air dapat meracuni

organisme yang meminumnya. Contohnya di Australia banyak biri-biri mati


setelah minum air telaga. Ini merupakan sifat merugikan alga hijau biru.
Sifat merugikan lainnya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok dan
batu, sehingga tembok akan m udah lapuk. Demikian pula bangunan candi
dari batu yang banyak terdapat di Indonesia banyak yang terancam menjadi
lapuk karena alga.
b. Alga Hijau-Biru yang Menguntungkan
Alga Hijau-Biru ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan industri
makanan.
1)

Pengikat nitrogen bebas


Nostoc, Gleocapsa, dan Anabaena merupakan alga hijau-biru yang dapat
menangkap nitrogen dari udara. Kemampuan menangkap nitrogen ini disebut
pula sebagai kemampuan melakukan fiksasi nitrogen. Anabaena azollae
dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata, yaitu tumbuhan yang
banyak djumpai di sawah dan mengapung di atas air. Alga hijau-biru itu
melakukan fiksasi nitrogendari udara dan mengubahnya dengan anonia.
Akibatnya, dan Azolla pinnata banyak mengandung ammonia. Hal demikian
menguntungkan petani. Azolla pinnatad dapat dijadikan pupuk hijau yang
mengandung nitrogen.
(2) Sebagai bahan makanan
Ada pula alga hijau-biru yang dapat dijadikan makanan karena
mengandung protein yang cukup tinggi. Misalnya alga hijau-biru yang
bentuknya spiral dan disebut Artrospira. Kan alga ini terkenal, kemudian para
pakar telah berhasil membudidayakan alga ini untuk dipanen proteinnya. Di
masa depan ada kemungkinan alga ini dapat dikembangbiakkan dalam
jumlah besar untuk menghasilkan protein bagi kebutuhan umat manusia.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) merupakan organisme uniseluler dan
multiseluler yang bersifat prokariotik serta memiliki klorofil dan fikosianin. Alga
yang uniseluler ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan
yang multiseluler pada umumnya berbentuk benang.
Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) termasuk dalam kingdom Monera.
Meskipun alga ini memiliki klorofil, namun alga ini tidak dapat digolongkan
kepada kingdom plantae. Karena alga hijau biru masih berupa prokariotik,
sementara yang ada di kingdom plantae adalah yang eukariotik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bold, H. dan M. J. Wynne., 1985, Introduction To The Algae,
Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, New Jersey USA.
2. Singh, S., Kate, B.N. dan Banerjee, U.C. (2005). Bioactive
compounds from cyanobacteria and microalgae: anoverview.
Critical Review Biotechnology 25: 73-95.s
3. Agestia R, dan Sugrani A. 2009. Materi Pokok Kimia Organik
Bahan Alam Laut. Makasaar. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin.
4. Hardani Yunita. 1999. Inventarisasi Alga yang bermanfaat di

perairan pantai sanur Laboratorium Taksonomi Tumbuhan


Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Denpasar-Bali.
Jurnal Biologi

Anda mungkin juga menyukai