Anda di halaman 1dari 8

PEMULASARAN JENASAH

No. Dokumen

RUMAH SAKIT TK.IV 12.07.01


Singkawang
Jl. Perwira H-15 Sekip Lama
Telp.(0562) 635171
Fax.(0562) 631427

No. Revisi

Halaman
1/ 1

Tanggal Terbit

PROSEDUR TETAP

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 12.07.01
Singkawang

dr.Anton Tri Prasetiyo,Sp.OG


Mayor Ckm NRP. 1103000240177

Perawatan jenasah adalah perawatan pasien setelah meninggal,


perawatan termasuk menyiapkan jenasah untuk diperlihatkan pada
PENGERTIAN
keluarga, transportasi ke kamar jenasah dan melakukan disposisi
(penyerahan) barang-barang milik klien.
TUJUAN

Penghormatan terhadap jenasah


Menjalankan kewajiban hukum fardlu ain. (muslim)
Jenasah dalam keadaan bersih

Perawatan jenasah dimulai setelah dokter menyatakan kematian


pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai
KEBIJAKAN
akibat kriminalitas, perawatan jenasah dilakukan setelah
pemeriksaan medis lengkap melalui autopsy
PROSEDUR PELAKSANAAN . Mempersiapkan alat dan bahan
Memeriksa kembali Kasa/Verban, Sarung tangan bersih, Pads,
Kapas secukupnya, Plastik jenasah/pembungkus jenasah, Plester
penahan untuk menutup luka (bila ada luka), Bengkok 1 buah,
diatas troli bagian atas.
b. Bila menggunakan baju lengan panjang maka lengan baju
dilipat sampai di atas siku.
Menyingsingkan lengan baju yang panjang sampai atas mata siku

lengan.
c. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang.
Jika menggunakan cincin, jam tangan lepaskan cincin dan jam
tangan ke dalam saku.
d. Memakai sarung tangan
a). Meletakkan sarung tangan steril pada posisi yang sedikit lebih
tinggi dari tangan 15 cm dari ujung jari tangan jika tangan lurus
b).

disamping badan.
Membuka bungkus sarung tangan dengan hati-hati dan jaga agar
tidak terkontaminasi.
c). Mengatur agar posisi jari sarung tangan mengarah ke depan
pembungkus.
d). Mengidentifikasi sarung tangan kanan dan kiri.
e). Mengambil sarung tangan dominan dengan tangan nondominan
(pegang pada bagian dalam pergelangan sarung tangan yang

terlipat ).
f). Memasangkan sarung tangan pada tangan dominan, pastikan
sarung tangan tidak menyentuh bagian yang tidak steril.
g). Dengan menggunakan tangan yang sudah terpasang sarung tangan,
mengambil sarung tangan berikutnya dengan memasukan empat
jari ke dalam lipatan sarung tangan yang terlipat pada bagian
pergelangan.
h). Memasang sarung tangan pada tangan nondominan dengan hatihati dengan tidak menyentuh bagian yang tidak steril.
i). Menarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan.
Jangan biarkan jari-jari tangan dominan menyentuh bagian tangan
yang non dominan yang masih terbuka.
j). Menyesuaikan sarung tangan yang telah terpasang dengan
merekatkan kedua tangan.
k). Melepas sarung tangan setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan dengan tangan dominan sehingga bagian dalam

sarung tangan berada diluar. Kemudian genggam sarung tangan


yang sudah terlepas tadi dengan tangan nondominan, lalu lepas
sarung tangan nondominan sehingga sarung tangan dominan yang
digenggam tadi tergulung di dalam sarung tangan nondominan.
l). Meletakkan sarung tangan yang telah digunakan ke bengkok
m). Mencuci tangan seperti yang dilakukan diawal tindakan.
e. Perawatan Jenasah
a) Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam ruangan
b) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada
unit multi bed, jaga privasi pasien yang lain, tutup koridor, cuci
tangan.
c) Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam
posisi datar.
d) Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi
e) Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan
ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup
f) Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada
pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak tangan
menghadap kebawah.
g) Ambilo gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut
tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handukdi bawah
dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal di bawah kepala.
h) Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga.
Pada umumnya, semua cincin, gelang, kalung dll di lepas dan
ditempatkan pada tas plastic tempat barang berharga. Termasuk
i)

kaca mata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas.
Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk
disposisi (penyerahan) barang barharga. Jangan meninggalkan
barang berharga. Tempatkan dikantor perawat sampai dapat

disimpan ditempat yang lebih aman atau diserahka pada keluarga.


Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa pulang
semua barang milik milik klien sebelum klien meninggal.
j) Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area
tubuh yang terdapat kotoran seperti darah, feces, atau muntahan.
Jika kotoran terjadi pada area rectum, uretra atau vagina, letakan
kassa untuk menutup tiap lubang dan rekatkan dengan plester
untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.
Setelah kematian, spingter otot relaks, menyebabkan incontinensia
feces dan urin.
k) Rapikan rambut dengan sisir rambut.
l) Rawat drainage dan tube yang lain. Jika akan dilakukan autopsy,
tube pada umumnya dibiarkan pada badan, ambil botol drainage
atau bag dari tube dan tekuk tube, ketika dilakukan autopsy, tube
diambil. Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak melukai
jaringan tubuh selama pengambilan.
m) Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang koyor harus diganti
dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau
loarutan yang lain yang sesuai dengan peraturan RS.
n) Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga.
Jika keluarga meminta untuk melihat jenasah, tempatkan pada
posisi tidur, supinasi, mata tertutup, lengan menyilang di abdomen.
Rapikan tempat tidur kembali.
o) Beri label identifikasi pada jenasah. Label identitas dengan nama,
umur, dan jenis kelamin, tanggal, no RS, nomor kamar dan nama
dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatan label identitas pada
pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada

dada depan pasien.


p) Letakan jenasah pada kain kafan sesuai dengan peraturan RS.
Ikatkan kasa/verbanatau pengikat yang lain dibawah dagu dan
sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup. Kemudian,
ikat pergelangan tangan bersama menyilangkan diatas abdomen
untuk menjaga lengan dari jatuh dari brankar ketika jenasah
diangkut kekamar jenasah. Letakan jenasah pada kain kafan. Lipat
bagian 1 sudut kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2
keatas menutup kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau
plester diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya.
q) Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di penitikan pada
bagian luar kain kafan.
r) Pindahkan jenasah ke kamar jenasah. Pindahkan jenasah secara
perlahan ke brankar. Tutup jenasah dengan kain. Kemudian ikat
dengan pengikat brankar pada bagian dada dan lutut. Pengikat
untuk mencegahjenasah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat
sehingga dapat menyebabkan lecet.
s) Bereskan dan bersihkan kamar pasien.
t) Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu
dan tanggal jenasah diantar kekamar jenasah. Lakukan pencatatan
apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada keluarga.
Hal yang diperhatikan :
Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa
barang tersebut kekamar jenasah. Jika perhiasan atau uang
diberikan pada keluarga, pastikan ada petugas/ perawat lain yang
menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah

dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga atau


status dimana perhiasan masih ada pasien.
Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan
teman dan kepada klien lain yang sekamar.
Mengangkat jenasah dilakukan secara perlahan untuk mencegah
lecet dan kerusakan kulit

UNIT TERKAIT

Unit Kamar Jenasah

PEMULASARAN JENASAH YANG BERPENYAKIT MENULAR

RUMAH SAKIT TK.IV


12.07.01
dr. SOEDJONO
Jl. Urip Sumoharjo No.48
Magelang
Telp.(0293) 363061, 363062
Fax.(0293) 362473
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

PENGERTIAN
TUJUAN

INDIKASI

KEBIJAKAN
PROSEDUR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

..................

.........

1 dari 1

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 12.07.01

......................

dr. Dwijo Pratiknjo,SpM


Kolonel Ckm NRP. 33247
Pemulasaran jenasah adalah kegiatan merawat jenasah yang meninggal akibat
penyakit menular seperti HIV/AIDS dengan menerapkan kewaspadaan standar.
1. Agar petugas pemulasaran dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan
baik
2. Mencegah terjadinya penyebaran virus bagi petugas yang merawat dan
orang disekitarnya tidak tertular.
1. Petugas kamar jenasah
2. Dokter
3. Perawat
4. Petugas kebersihan
5. Mahasiswa
6. Pengungjung
7. Masyarakat sekitar
Perawatan jenasah harus menerapkan kewaspadaan standar

1. Petugas kamar jenasah atau tempat pemakaman harus diberi tahu bahwa
kematian pasien akibat penyakit menular agar kewaspadaan standar
diterapkan dalam menangani jenazah.
2. APD harus lengkap harus digunakan :

Tutup Kepala

Goggle (kacamata)

Sarung tangan yang tebal atau double

Skort

Sepatu laras panjang (sepatu bot)


3. Penyiapan jenazah sebelum di makamkan seperti
:Pembersihan,pemandian,perapian,rambut dan pemotongan
kuku,pencukuran hanya boleh dilakukan oleh petugas khusus kamar jenazah
4. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing,darah,kotoran) bisa
mengandung kuman sehingga menjadi sumber penularan.
5. Jika jenazah memerlukan otopsi,maka petugas kamar jenazah harus
melaporkan kepada kepala Rumkit dr.Soedjono yang selanjutnya

UNIT TERKAIT

LAMPIRAN

menetapkan pelaksanaan otopsi tersebut.


6. Pelaksanaan otopsi harus dilakukan oleh petugas khusus,jika diijinkan oleh
keluarga dan Kepala Rumkit dengan cara :
Gunakan peralatan sesedikit mungkin ketika melakukan otopsi
Hindari penggunaan pisau bedah dan gunting dengan ujung yang
runcing
Jangan memberikan instrument dan peralatan sekali pakai.
Jika memungkinkan,gunakan instrument dan peralatan sekali pakai
Upayakan jumlah petugas seminimal mungkin dan dapat menjaga diri
masing-masing.
7. Semua alat yang dipakaimerawat jenasah direndam dalam larutan klorin
o,5% selama 10 menit.
8. Jika keluarga pasien ingin melihat jenasah,diijinkan untuk melakukannya
sebelum jenasah dimasukkan dalam kantong jenasah dengan menggunakan
APD
9. Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang
penanganan khusus bagi jenasah yang meninggal dengan penyakit
menular,sensitifitas agama,adat istiadat dan budaya harus diperhatikan
ketika pasien dengan penyakit menular meninggal dunia.
10. Jenasah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
11. Jenasah hendaknya diantar ke mobil jenazah khusus
12. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam di semayamkan di pemulasaran
jenazah.
1.
Instalasi Rawat Inap.
2.
Instalasi Rawat Jalan.
3.
Instalasi Gawat Darurat.
4.
Instalasi Kamar Operasi
5.
Hemodialisa.
6.
Petugas kamar jenazah.
1. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah
Sakit.
2. Buku Petunjuk Tekhnis PPIRS.
3. SOP kamar jenasah

Anda mungkin juga menyukai