Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REAKSI INTI
Secara eksperimen telah diamati bahwa jika partikel misalnya neutron, proton atau
elektron yang bergerak cepat ditembakkan pada sebuah unsur maka besar peluang bahwa
partikel itu ditangkap oleh inti dan dalam waktu yang sangat singkat (10 -13 s) inti akan
memancarkan kembali sinar gamma atau partikel yang berbeda dengan partikel datang.
Proses ini disebut sebagai reaksi inti. Inti tersebut sesudah memancarkan sinar gamma atau
partikel lain dapat berada dalam keadaan stabil atau tidak stabil. Dalam kasus tidak stabil
atau radioaktif inti akan meluruh dengan usia paroh tertentu dan mengikuti hukum-hukum
peluruhan seperti unsur radioaktif alamiah.
9.1 Transmutasi Inti
Inti yang terbentuk sesudah penembakan partikel dalam banyak kasus biasanya berbeda
dengan inti target baik nomor massanya maupun nomor atom. Perubahan inti target ini
disebut sebagai transmutasi dan reaksinya disebut sebagai reaksi transmutasi.
Untuk setiap reaksi nuklir dapat ditulis suatu persamaan yang merupakan suatu
persamaan kimia. Persamaan reaksi nuklir dapat ditulis sebagai
x X Y y
(9.1)
Yang berarti sebuah partikel x menumbuk inti X, hasil reaksi berupa inti Y dan partikel y.
Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai
X(x,y)Y
(9.2)
Contoh reaksi nuklir adalah partikel alfa yang berasal dari sumber alamiah menumbuk
berilium menghasilkan karbon dan partikel neutron. Persamaan reaksi nuklir ini adalah
9
4
Be 24He126 C 01n
(9.3)
B 24He147 N 01n
(9.4)
Reaksi transmutasi yang pertama ditemukan oleh E. Rutherford tahun 1919 yaitu nitrogen
sebagai target ditembaki dengan partikel alpha yang berasal dari sumber radioaktif alamiah
4
2
(9.5)
Reaksi nuklir pertama yang menggunakan mesin pemercepat partikel yang diamati oleh J.
Cockcroft dan E. Walton tahun 1930 adalah
7
3
Li p 24 He
N ( , p )178 O, dan
7
3
9
4
(9.6)
Be( , n)126C ,
11
5
B ( , n)14
7N,
Li ( p, ) 24He, masing-masingnya.
(9.7)
E i K Y mY c 2 K y M y c 2
(9.8)
atau
K Y M Y c 2 K y m y c 2 K x m x c2 K X M X c 2
(9.9)
K y K X K x M X m x c 2 M Y m y c 2
(9.10)
Harga nilai bersih (net) dari energi kinetik disebut energi disintegrasi atau nilai Q yaitu
Q KY K y K X K x
(9.11)
Q M X m x c 2 M Y m y c 2
(9.12)
Pada umumnya dalam eksperimen inti target biasanya dalam keadaan diam sehingga tidak
memiliki energi kinetik, dengan demikian nilai Q menjadi
Q KY K y K x
M X m x c 2 M Y m y c 2
(9.13)
Umumnya tidak mudah mengukur energy recoil inti KY. Misalkan sebuah partikel x dengan
massa mx bergerak dengan kecepatan vx, menumbuk inti target X yang mempuyai massa MX
yang berada dalam keadaan diam. Sesudah reaksi nuklir inti hasil Y membuat sudut dengan
arah datang x yang memiliki massa MY dan kecepatan VY, sementara partikel hasil y
(9.14)
(9.15)
0 m x v x sin M Y VY sin
atau
M Y VY cos m x v x m y v y cos
(9.14a)
(9.15a)
M Y VY sin m x v x sin
vy
my
vx
mx
MX
MY
(S esudah)
(B )
(S ebelum )
(A )
VY
Gambar 9.1 (A) Memperlihatkan partikel datang mendekati inti target sebelum reaksi. (B)
Partikel dan inti hasil sesudah reaksi.
Kuadratkan dan kemudian tambahkan, kita peroleh.
M Y VY m x v x m y v y 2m x m y v x v y cos
2
(9.16)
Gunakan hubungan
2
2
2
K x 12 m x v x , K y 12 m y v y dan K Y 12 mY vY
(9.17)
my
mx
2
m x m y K x K y 1 / 2 cos
Kx
Ky
MY
MY
MY
(9.18)
(9.13)
Q K y 1
MY
m
2
K x 1 x
(m x m y K x K y )1 / 2 cos
MY MY
(9.19)
m
K x 1 x
Q K y 1
MY
MY
(9.20)
(iv) Meskipun kita menyebut massa inti untuk menghitung Q, sebenarnya kita
menggunakan massa atom.
B.
Persamaan di atas mengasumsikan kecepatan partikel cukup rendah yaitu kurang dari 5 x
109 cm/det. Jika kita menggunakan koreksi relativistik persamaan menjadi
my
m
K y 1 x
Q 1
MY
MY
2 m x m y K x K y
1/ 2
K x 2 K y 2 KY 2
K x
Kx
cos 1
2m x c 2
MY
2M Y c 2
1/ 2
Ky
1/ 2
(9.21)
2m y c 2
C. Persamaan Q dapat dilihat dari pandangan energi datang (penembak), untuk reaksi yang
bersifat exoergic. Kita dapat menyatakan energi kinetik partikel hasil dalam bentuk :
m y K y 2 m x m y K x
Solusinya adalah
Ky
1/ 2
cos K y K x M y m x M Y Q 0
(9.20)
m x m y K x cos m x m y K x cos 2 M Y m y K x M Y m x M Y Q
my
1/ 2
(9.22)
Atau
Ky a
Dimana
a2 b
(9.23)
mx m y K x
M m cos
K M mx M Y Q
b x Y
a
(9.24a)
my
(9.24b)
MYQ
M Y my
Untuk Q 0
(9.25)
Ini berarti bahwa Ky bernilai sama untuk semua sudut , atau reaksi bersifat isotropic.
Jika Q > 0 dan MY > mx, yang biasanya terjadi, hanya 1 dari 2 solusi untuk Ky yang dapat
dipakai yaitu yang bernilai positif, karena yang bernilai negatif tidak sesuai untuk situasi fisis
dan persamaan menjadi
K y a a2 b
(9.26)
Dalam kasus ini Ky tergantung pada sudut . Ky memiliki nilai maksimum untuk = 0,
minimum untuk = 1800, dan untuk = 900, Ky = b, atau
K x M Y mx M Y Q
M Y my
Sehingga Ky bernilai tunggal. Ky dapat bernilai ganda untuk kondisi tertentu.
Ky
(9.27)
m x M X vC m x v x M X .0
vC
mx vx
mx M X
(9.28)
vy
vC
v x -v C
my
MX
mx
MY
(S e su d a h )
(S e b e lu m )
VY
(A )
(B )
Gambar 9.2 Suatu reaksi nuklir yang diamati dalam(A) Sistem Koordinat Laboratorium, (B)
Sistem Koordinat Pusat Massa
Jika kecepatan mx dan MX dalam SKPM adalah vx dan VX , diperoleh
mx vx
MX
v x ' v x vC v x
vx
mx M X mx M X
dan
mx
V X ' 0 vC
vx
mx M X
Energi kinetik kedua partikel masing-masing adalah
MX
K x ' m x v x ' m x
v x
mx M X
2
1
2
1
2
1
2
mx vx
K X ' M X V X ' M X
mx M X
1
2
(9.30)
2
MX
mx M X
(9.29)
K x (
mx M X
mx M X 2
Kx
9.31)
(9.32)
mx M X
MX
K x
K i ' K x ' K X '
K
mx M X 2 x
mx M X
Atau
MX
mx M X
K i ' K x
(9.33)
(9.34)
K y ' 12 m y v y ' 2
my
K Y ' M Y VY ' M Y
1
2
1
2
MY
(9.35)
2
v y '
my
MY
Ky'
(9.36)
(9.37)
(9.38)
MX
K f 'Q
K x
mx M X
MX
K f ' Q K x
mx M X
MX
Q K x 1 1
m x M X
Atau
mx
K f ' Q K x 1
m x M X
(9.39)
(9.40)
mx
MY
K x
Q 1
my M Y
mx M X
mx
mY
K x
KY '
Q 1
my M Y
mx M X
K y '
(9.41)
(9.42)
Secara sama diperoleh hubungan energi kinetik pusat massa sebelum dan sesudah tumbukan
dengan energi kinetik Kx dalam SKL
mx
mx M X
K C ( sebelum)
mx
m M
Y
y
K C ( sesudah)
K x
Kx
(9.43)
(9.44)
Energi minimum yang diperlukan oleh reaksi endoergic disebut energi ambang. Sebuah
partikel mx bergerak mendekati partikel MX yang diam, dengan kecepatan v dalam SKL,
energi dalam SKPM
K i ' 12 m red v 2
Dimana mred adalah
(9.45)
mred m x M X /(m x M X )
(9.46)
K i ' Q
atau
1 mx M X 2
v Q
2 mx M X
mx M X
2
1
Q
2 mx v
MX
1 m x / M X Q
(9.48)
2
Tetapi 12 m x v K x energi kinetik dalam SKL, karena itu
K x 1 m x / M X Q
(9.49)
Dengan demikian
Energi Ambang ( K x ) min 1 m x / M X Q
(9.50)
a2 b
(9.51)
Dimana
a
mx m y K x
b
Untuk Kx 0, maka
my
cos
K x M Y mx M Y Q
M Y my
(9.52)
a 0 dan
b MYQ / (MY + my)
Ky
Ky. akan bernilai negatif yang tidak punya arti fisis. Karena itu reaksi endoergic tidak akan
terjadi jika tidak cukup energi. Dengan meningkatkan energi kinetik K x, reaksi akan terjadi
pada suatu harga minimum yang dengan kondisi (a2 + b) = 0, yaitu
K x
M Y my
M Y m y m x (m x m y / M Y ) sin
2
(9.53)
K x min
M Y my
M Y m y m x
(9.54)
Q
c2
(9.55)
Diperoleh
K x min
M X mx Q / c 2
Q
2
MX Q/c
(9.56)
Karena energi ekivalen dari MX biasanya amat besar dibandingkan dengan Q maka
persamaan dapat ditulis
M X mx
mx
(9.57)
Q 1
MX
M X
Jika energi partikel datang sama dengan energi ambang, partikel hasil akan dipancarkan pada
K x min
mx m y
y
MY
(9.58)
Dalam sistem laboratorium energi kinetik total timbul dari energi kinetik partikel datang saja
K lab
mx vx
(9.59)
Dalam sistem pusat massa atau Center of Mass Coordinate System (CMCS), kedua partikel
dan inti (x dan X) bergerak dan memberi kontribusi pada energi kinetik total
MX
K cm 12 m x (v V ) 2 12 M X V 2
mx M X
K lab
(9.60)
mx
V
mx M X
v x
Jika Q berharga negatif diperlukan energi agar reaksi dapat berlangsung sebesar
(9.61)
K cm Q 0
(9.62)
Setiap
partikel datang yang masuk dalam bidang ini akan berinteraksi dengan inti target. Jadi
penampang merupakan ukuran kemungkinan interaksi antara partikel datang dengan inti
target.
Misalnya kita mempunyai lempeng material yang luasnya A dan tebalnya dx. Jika
material tersebut mengandung n atom per satuan volume, maka jumlah total inti dalam
lempengan tersebut adalah nAdx. Jika setiap inti berpenampang untuk interaksi tertentu,
maka penampang bersama semua inti dalam lempengan tersebut adalah nAdx. Jika terdapat
N partikel dalam berkas penembak, banyaknya dN yang berinteraksi dalam lempengan
dinyatakan sebagai berikut:
Partikel berinteraksi Penampang bersama
Partikel datang
Luas target
dN
nAdx
ndx
N
A
(9.63)
Karena dN memiliki harga negatif (lebih banyak partikel datang dibandingkan partikel yang
tidak berinteraksi) maka harus dimasukan tanda minus pada persamaan (1) sehingga
dN
ndx
N
(9.64)
(9.65)
Satuan untuk penampang adalah barn dimana 1 barn = 1 b = 10 -28 m2 = 100 fm2. Penampang
hampir semua reaksi nuklir bergantung pada energi partikel yang datang.
9.6
ialah peluang
xe
0
nx
dx
nx
e dx
1
n
(9.66)
(9.67)
Fluks didefinisikan sebagai jumlah partikel yang melewati suatu satuan luas dalam satu
satuan waktu. Dalam kasus ini = qv. Juga tA = V, volume dari material. Dengan demikian
R.R. N
(9.68)
(9.69)
1. Sebuah berkas deutreon ditembakkan pada Si29 yang menyebabkan terjadinya reaksi nuklir.
Berikan simbul, nomor massa, dan nomor atom dari inti rekoil jika dipancarkan (a) sebuah
proton, atau (b) sebuah neutron.
C p, n 147 ,
N p, n 158 O ,
C p, n 157 N ,
N p, n 168 O ,
15
6
16
7
N p, n 148 O
14
7
17
7
N p, n 178 O
4. Sebuah partikel alfa dengan energi kinetik 3,5 MeV menumbuk sebuah inti 10B yang
berada dalam keadaan diam. Akibat reaksi dihasilkan proton yang bergerak dalam arah
yang sama dengan arah partikel semula.
a. Tulis persamaan reaksi di atas.
b. Berapa nilai Q reaksi ini
c. Hitung energi kinetik proton
5.
Dalam banyak kasus neutron cepat dihasilkan dalam laboratorium dengan reaksi
H3(d,n)He4. Misalnya energi deuteron 400 kev.
(a) Hitunglah nilai Q dari reaksi
(b) Berapakah energi dari neutron jika tritium ditembaki dengan deuteron 4 Mev pada
berbagai sudut.
12. Hitunglah lintasan bebas rata-rata neutron thermal dalam air ( = 0,33 b, = 1.000
kg/m3).
8. Tebal lempeng penyerap besarnya sama dengan jalan bebas rata-rata untuk berkas
partikel tertentu. Berapa persentase partikel yang keluar dari lempengan tersebut.
9.