MIKROBIOLOGI VETERINER II
Newcastle Disease Virus
\\Kelompok 1
Oleh :
Nama
: Lola Adriana N.
NIM
: O11114003
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan bimbingan-Nya, saat ini kami bisa menyelesaikan makalah
Mikrobiologi Veteriner yang berjudul Newcastle Disease Virus. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Veteriner II.
Makalah ini berisi data dan informasi dengan menggunakan
beberapa sumber yang membahas tentang Newcastle Disease Virus. Tak
lupa pula kami menyampaikan
Penulis
DAFTAR ISI
................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................
1
1.2 Rumusan masalah...............................................................
2
1.3 Tujuan.................................................................................
2
1.4 Manfaat...........................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................
3
2.1 Taksonomi virus Newcastle Disease..............................................
3
2.2 Etiologi dari virus Newcastle Disease...........................................
4
2.3 Replikasi dari virus Newcastle Disease.........................................
5
2.4 Patogenitas dari virus Newcastle Disease......................................
7
2.5 Gejala klinis dari Newcastle Disease.............................................
11
...........................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia veteriner, dewasa ini banyak penyakit yang menyerang
sistem pernapasan, sistem saraf, dan sistem pencernaan pada hewan besar,
tidak terkecuali pada unggas. Salah satu diantaranya adalah Newcastle
Disease Virus yang menginfeksi organ dari sistem pernapasan, selain itu juga
menyerang sistem pencernaan, dan syaraf disertai mortalitas yang sangat
tinggi.
Newcastle Disease Virus adalah penyakit menular akut yang menyerang
ayam dan jenis unggas lainya. Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh
Kreneveld di Indonesia pada tahun 1926, karena menyerupai pes ayam,
sehingga disebut Pseudovogelpest, Doyle pada tahun 1927 memberi nama
Newcastle Disease berasal dari nama suatu daerah di Inggris Newcastle on
Tyne yang terjangkit penyakit serupa.
Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi dalam industri
unggas di seluruh dunia mulai dari penurunan produksi telur, penurunan
bobot karkas, kemudian berujung pada peninggian angka morbiditas dan
mortalitas pada ayam muda produktif terutama dengan komplikasi sekunder
lainnya seperti infeksi bakteri.
Berdasarkan masalah diatas, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai Newcastle Disease Virus. Di dalam pembahasannya, selain
replikasi, pathogenesis, dan resistensi juga disertai dengan informasiinformasi tambahan yang terkait.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan virus Newcastle Disease?
2. Bagaimana etiologi dari virus Newcastle Disease?
3. Bagaimana replikasi dari virus Newcastle Disease?
tambahan
dalam melakukan
penulisan
dan
3.
BAB II
PEMBAHASAN
5.
2.1 Newcastle disease (ND)
7.
Penyakit Newcastle disease (ND) disebabkan oleh virus Avian
4.
6.
paramixovirus-1,
termasuk
dalam
genus
Avulavirus
dan
famili
100 nm. Panjang virus paramyxovirus terlihat bervariasi (Yussof dan Tan,
2001). Genom virus ND bersifat single-stranded (ss), berpolaritas RNA
negatif dengan panjang genom 15,186 kb nukleotida dan tidak bersegmen
(Hewajuli, 2011).
17.Genom virus ini mempunyai 6 protein utama yang menyusunnya
yaitu Nucleocapsid protein (N), Phosphoprotein (P), Matrix protein (M),
Fusion protein (F), Hemaglutinin-neuraminidase protein (HN) dan Large
polymerase protein (L). Protein N, P, HN dan F terletak di bagian luar
envelope sedangkan protein M terdapat di lapisan dalam virion. Proteinprotein ini mempunyai peran masing-masing. Selama proses transkripsi gen
P, terdapat 2 protein non-structural yang dihasilkan yaitu V dan W (Peeters et
al., 2004).
18.Virus ND terdiri dari amplop, kapsid, dan asam nukleat. Pada
amplop terdapat protein HN, protein F, dan lipid membran serta mengandung
nukleokapsid heliks simetris berbentuk seperti paku yang memiliki panjang 1
m dan diameter 18 nm. Pada kapsid terdapat protein M dan NP (Aldous dan
Alexander, 2001). Protein F berperan memicu fusi virus dengan membran sel
inang sementara protein HN berperan dalam perlekatan dengan sel inang,
menjaga kestabilan virus, dapat mengikat molekul permukaan sel inang yang
mengandung residu asam sialat baik glikolipid atau glikoprotein. Bukti dari
perlekatan tersebut terlihat dari terbentuknya butiran berpasir pada uji
hemaglutinasi (OIE, 2008). Protein M adalah protein paling melimpah yang
berperan dalam membatu perakitan virus dengan bahan glikoprotein dan
ribonukleoprotein serta berperan dalam pengendali sintesis RNA namun
protein M akan terlepas setelah memasuki sitoplasma sel inang. Dan protein P
virus ND bentuk tidak virulen bersifat terbatas dan hanya ditemukan pada
saluran pencernaan dan saluran pernafasan bagian atas (Alexander, 2003).
24. Sedangkan virus bentuk virulen (viscerotropic velogenic,
neurotropic velogenic, dan asymptomatic enteric) tidak selalu memerlukan
enzim protease dan replikasi virus biasanya terjadi di sebagian besar jaringan
induk semang. Replikasi virus yang terjadi di limfosit menghasilkan suatu
respon imun dan produksi antigen virus yang cukup dibutuhkan untuk
meningkatkan efektivitas sistem imun. Di dalam saluran pencernaan terdapat
faktor-faktor nonspesifik yang mempengaruhi replikasi virus ND. Enzim
protease dan pH yang bervariasi mempunyai pengaruh dalam proses
penempelan virus pada reseptor sel. Dimana keberadaan tripsin pada
beberapa bagian saluran pencernaan dapat mengaktifkan virus ND bentuk
tidak virulen setelah virus tersebut dilepaskan dari sel yang kekurangan enzim
protease (Alexander, 2003).
25. Penelitian untuk menentukan tempat awal replikasi virus ND
setelah diinfeksi virus V4 secara oral yang dilakukan oleh Bouzari dan
Spardbrow (2006) menunjukkan hasil bahwa virus dapat diisolasi dari
esophagus, tembolok dan trakea setelah 24 jam pascainokulasi virus V4
melalui mulut pada ayam umur 3 minggu. Tetapi jumlah virus yang
ditemukan pada organ tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan organ
proventrikulus. Virus V4 juga tidak dapat di isolasi dari organ pencernaan lain
dan darah. Meskipun demikian, virus dapat dideteksi pada jejunum, ileum dan
caecum pada 6 hari setelah diinfeksi virus V4 melalui tembolok, virus juga
dapat ditemukan dalam darah pada 4 hari pascainfeksi. Antigen virus ND
dideteksi pada sebagian besar sel epitel saluran pencernaan serta limfosit dan
26.
27. 2.4 Patogenitas
28. Patogenitas dari berbagai galur virus ND sangat bervariasi menurut
hospesnya. Jenis unggas yang sangat peka terhadap ND adalah ayam. Itik dan
kalkun dapat terinfeksi, tetapi hanya menunjukkan gejala klinis yang ringan
atau tidak ada gejala tertentu, walaupun galur virus ND yang sama bersifat
fatal untuk ayam. Pada ayam, patogenitas dari virus ND terutama dipengaruhi
oleh galur virus ND, rute infeksi, umur ayam, dan kondisi lingkungan. Pada
umumnya, ayam muda lebih sensitive dibandingkan
demikian juga infeksi ND lebih bersifat akut pada ayam yang muda. Pada
kondisi lapangan, jika ayam muda terserang virus ND yang ganas, maka
dapat terjadi kematian mendadak tapi disertai oleh gejala klinik yang lebih
tua, penyakit t=yang timbul akan bersifat kurang akut dan biasanya disertai
oleh gejala klinik yang tersifat untuk ND (Tabbu, 2000).
29.Jenis ayam atau komposisi genetiknya sedikit sekali berpengaruh
pada kepekaan terhadap ND. Rute infeksi alami, yang dapat terjadi melalui
hidung, mulut, dan mata biasanya akan menyebabkan gejala pernafasan yang
merupakan manifestasi alami ND. Sebaliknya infeksi buatan secara suntikan
virus ND akan dibebaskan dari ayam sakit sebagai akibat replikasi virus
dalam saluran pencernaan. Partikel yang mengandung virus ND dapat dihirup
atau ditimbun pada membrana mukosa (Anonim, 2003).
38. Penularan virus ND dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui
alat transportasi, pekerja kandang, liter, dan peralatan kandang, burung dan
hewan lain. Debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan
yang tercemar, dapat pula melalui telur terinfeksi yang terpecah dalam
inkubator dan mengkontaminasi kerabang telur lain (Hewajuli, 2011).
39.Penyebaran virus ND oleh angin bisa mencapai radius 5 km.
Burung-burung pengganggu, ayam kampung dan burung peliharaan lain
merupakan reserpoir ND. Penularan ND terutama melalui udara. Melalui
batuk, virus mudah terlepas dari saluran pernafasan penderita ke udara dan
mencemari pakan, air minum, sepatu, pakaian dan alat-alat sekitarnya. Virus
dengan cepat menyebar dari ayam ke ayam lain, dari satu kandang ke
kandang lain. Sekresi, ekresi dan bangkai penderita merupakan sumber
penularan penting bagi ND. Virus yang tercampur lendir atau dalam feses
dan urin mampu bertahan dua bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan
lebih lama lagi (Ojok, L. And C. Brown. 1996).
40.
41. 2.5 Gejala Klinis
42.
Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinis
yang ditimbulkan juga bermacam-macam, mulai dari asymptromatis,
gejala pernafasan ringan, disertai dengan gangguan syaraf, atau kombinasi
gangguan respirasi, syaraf, dan digesti (Anonim, 2006).
43.
Berdasarkan strain penyebab, ND dapat dibedakan dalam
beberapa bentuk penyakit, yakni (Anonim, 2006):
10
11
bentuk dan daya tetasnya sangat rendah. Bentuk penyakit ini disebabkan
oleh strain mesogenik.
d. Bentuk Penyakit dari Hitchner
47. Bentuk ini dilaporkan oleh Hitchner dan Johson 1948 dan 1950,
yang merupakan manifestasi dan strain lentogenik. Kelihatan gejala
respirasi yang ringan dan penurunan produksi telur. Gejala syaraf
biasanya tidak ada. Tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa
maupun anak ayam.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
BAB III
73. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
74. Newcastle disease (ND) merupakan salah satu penyakit
infeksius yang penting dalam industri perunggasan. ND menyebabkan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada unggas serta kerugian yang sangat
12
(P),
Matrix
protein
(M),
Fusion
protein
(F),
78.
13
79.
Alexander, D.J. 2003. New Castle Disease. In: Disease Of Poultry 11th
80.
Ed. Saif, Y.M. (Ed.). Iowa State University Press. Amess. Pp. 64 87.
Hewajuli, Dyah Ayu dan N.L.P.I. Dharmayanti. 2011. Patogenitas Virus
81.
Influenced
By
Animal
Disease
And
Trade
Retrictions.
82.
83.
84.
Manual Of Standards For Diagnostic Test And Vaccines. Page. 576 589.
Ojok, L. And C. Brown. 1996. An Immunohistochemical Study Of The
Pathogenesis Of Virulent Viscerotropic Newcastel Disease In Chickens. J.
Comp. Pathol. 115: 221 227
Peeters, B., P. Verbruggen, F. Nellisen And O. De Leeuw. 2004. The P
85.
86.
Kanisius : Yogyakarta.
87.
88.
89.
90.
91.
92. LITERATUR
93.
14
94.
15
96.
97.
99.
16
100.
17