2013 2 2 84204 441410057 Bab2 11032014085128 PDF
2013 2 2 84204 441410057 Bab2 11032014085128 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu anggota tanaman palma yang
paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Tinggi pohon kelapa dapat
mencapai 10 - 14 meter lebih, daunnya berpelepah dengan panjang dapat
mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian.
Tunaman ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga
dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir.
Tanaman ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia,
namun kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropika dunia.
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat
Indonesia termasuk daerah Gorontalo. Hal ini terlihat dari penyebaran tanaman
kelapa dihampir seluruh wilayah Nusantara, yaitu di Sumatera dengan areal 1,20
juta ha (32,90%), Jawa 0,903 juta ha (24,30%), Sulawesi 0,716 juta ha (19,30%),
Bali, NTB, dan NTT 0,305 juta ha (8,20%), Maluku dan Papua 0,289 juta ha
(7,80%). Kelapa merupakan tanaman perkebunan
Indonesia, lebih luas dibanding karet dan kelapa sawit. Menempati urutan teratas
untuk tanaman budidaya setelah padi. Kelapa menempati areal seluas 3,70 juta ha
atau 26% dari 14,20 juta ha total areal perkebunan (Ardiawan, 2011).
Dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa dimasukkan ke dalam
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio
Sub-divisio
Kelas
Ordo
: Palmales
Familia
: Palmae
Genus
: Cocos
Spesies
: Cococ nucifera L
dikarenakan
tempurung
kelapa
merupakan
bahan
yang
dapat
menghasilkan nilai kalor sekitar 6500 7600 Kkal/kg. Selain memiliki nilai kalor
yang cukup tinggi, tempurung kelapa juga cukup baik untuk bahan arang aktif
(Triono, 2006).
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tempurung Kelapa
Komponen
Persentase (%)
Selulosa
26,6
Hemiselulosa
27,7
Lignin
29,4
Abu
0,6
Komponen ekstraktif
4,2
Uronat anhidrat
3,5
Nitrogen
0,1
Air
8,0
Sumber: Suhardiyono, 1988 dalam Anonim
Ditinjau dari jenis perekat yang digunakan, briket dapat dibagi menjadi :
1. Briket yang sedikit atau tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran.
Jenis perekat ini tergolong ke dalam perekat yang mengandung zat pati.
2. Briket yang banyak mengeluarkan asap pada saat pembakaran. Jenis
perekat ini tahan terhadap kelembaban tetapi selama pembakaran
menghasilkan asap.
Perekat dari zat pati cenderung sedikit atau tidak berasap. Sedangkan perekat dari
bahan ter, pith dan molase cendenrung lebih banyak menghasilkan asap (Hartoyo
& Rodiadi 1978 dalam Triono (2006).
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Pati
Komposisi
Jumlah (%)
Air
8-9
Proton
0,3-1,0
Lemak
0,1-0,4
Abu
0,1-0,8
Serat Kasar
81-89
Sumber: Kirk dan Othmer (1967) dalam Triono (2006)
2.4 Arang
Arang merupakan hasil pembakaran yang dibuat dari bermacam-macam
limbah atau biomassa melalui proses pembakaran atau pengkarbonan. Masturin
(2002) dalam Wijayanti (2009) menyatakan arang adalah residu yang berbentuk
padatan yang merupakan sisa dari proses pengkarbonan bahan berkarbon dengan
kondisi terkendali di dalam ruangan tertutup seperti dapur arang. Menurut
Sudrajat dan Soleh (1994) dalam Triono (2006) arang adalah hasil pembakaran
bahan yang mengandung karbon yang berbentuk padat dan berpori. Sebagian
besar porinya masih tertutup oleh hidrogen dan senyawa organik lain yang
komponennya terdiri dari abu, air, nitrogen dan sulfur. Sedangkan menurut
Yudanto dan Kusumaningrum (2009) bioarang adalah arang yang diperoleh
dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa
adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat
digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi
kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal sedangkan bioarang
mampu menghasilkan 5000 kal.
Arang merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses karbonisasi dari
bahan yang mengandung karbn terutama biomas kayu. Produk ini utamanya
banyak digunakan sebagai sumber energi. Proses pembuatan arang sesungguhnya
dapat dihasilkan dapat dihasilkan berbagai arang yang mempunyai kegunaan
berbeda misalnya arang biasa hasil dari pembakaran hanya dapat dimanfaatkan
sebagai seumber energi untuk menghasilkan panas. Sedangkan arang dengan
melalui proses pengaktifan fungsinya dapat berubah untuk kesehatan, pertanian,
kecantikan, elektronik, dll. (Pari, dkk, 2012).
yang
mempengaruhi karakteristik
2.
Briket dengan nilai kalor yang tinggi dapat mencapai suhu pembakaran
yang tinggi dan pencapaian suhu optimumnya cukup lama.
3.
Bahan Baku
Bahan utama yang terdapat dalam bahan baku adalah selulosa. Semakin
tinggi kandungan selulosa maka semakin baik kualitas briket.
2.
Bahan Perekat
Perekat organik
Perekat organik yang termasuk jenis ini adalah sodium silika,
magnesium, semen dan sulpit. Kerugian dari penguaan perekat ini adalah
sifatnya meninggalkan abu sekam pembakaran.
b.
c.
briket tanpa memakai perekat (Josep dan Hislop dalam Noldi, 2009
dalam Lukum, 2012).
Briket arang dihasilkan pada kondisi yang berbeda dan mempunyai
karateristik berbeda pula. Karakteristik ini ditemukan pada bahan baku. Briket
biomassa digunakan secara efisien dan secara rasional seperti bahan bakar. Hal ini
ditandai dengan penentuan parameter seperti kelebaban, kadar abu, kepadatan,
dekomposisi senyawa volatil, nilai kalor dan lain-lain (Oladeji, 2010).
10
Menurut Millstein dan Morkved (1960) dalam Suryani (1986) dalam Triono
(2006) bahwa briket arang yang baik mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga mengacu pada sifat briket arang
buatan Jepang, Inggris, dan USA seperti pada tabel 2.2.
Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan dan dapat
menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji. Selain
itu juga kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah tempurung kelapa.
Dengan memanfaatkan serbuk kayu gergaji dan tempurung kelapa sebagai bahan
pembuatan briket arang maka akan mengurangi pencemaran udara karena selama
ini serbuk kayu gergaji hanya dibakar begitu saja sedangkan tempurung
penggunannya hanya sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, melimpahnya limbah
tempurung kelapa dan serbuk kayu gergaji akan lebih berguna apabila kita
11
Tabel 2.3 Sifat briket arang buatan Jepang, Inggris, USA dan Indonesia
Sifat Arang Briket
Jepang
Inggris Amerika
SNI
Kadar Air %
6-8
3,6
6,2
8
Kadar zat menguap %
15-30
16,4
19-28
15
Kadar abu %
3-6
5,9
8,3
8
Kadar karbon terikat %
60-80
75,3
60
77
Kerapatan g/cm3
1,0-1,2
0,46
1
2
Keteguhan tekan g/cm
60-65
12,7
62
Nilai kalor cal/g
6000-7000
7289
6230
5000
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 1994 dalam
Triono, 2006
12