Anda di halaman 1dari 6

PENCEGAHAN INFEKSI

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENCEGAHAN INFEKSI


Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang yang di berikan kepada
klien untuk melindungi petugas kesehatan itu sendiri.

Tujuan pencegahan infeksi :


Melindungi klein dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit infeksi
Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan krontrasepsi metode
AKDR, suntik, susuk, dan krontrasepsi mantap.
Menurunkan resiko tranmisi penyakit menular, seperti Hepatitis B dan HIV AIDS, baik bagi
klien maupun bagi petugas fasilitas kesehatan.

B. PERLINDUNGAN DARI INFEKSI DI KALANGAN PETUGAS


1. Kewaspadaan standar
Pelayanan KB membutuhkan kepatuhan melaksanakan tindakan sesuai dengan Kewaspadaan
standar (standard precaution) di ruang pemeriksaan dan laboratorium. Petugas harus
memperlakukan semua spesimen darah, jaringan, dan duh tubuh sebagai pembawa infeksi.
Unsur-Unsur penting kewaspadaan standar dan penggunaannya dijelaskan di bawah ini.
Menggunakan pelindung(barrier) fisik, mekanik maupun kimia antara mikroorganisme dan
petugas kesehatan merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi
(misalnya, pelindung diri berfungsi memutuskan siklus penularan penyakit).
Beberapa hal berikut merupakan cara pelaksanaan kewaspadaan standar atau prinsip pencegahan
infeksi :
a. Anggap setiap orang (klien maupun staf) dapat menularkan infeksi.
b. Cuci tangan untuk upaya yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang.
c. Gunakan (sepasang) sarung tangan sebelum menyentuh apa pun yang basah seperti Kulit
terkelupas, membran mukosa, darah atau duh tubuh lain, serta alat-alat yang telah
dipakai dan bahan-bahan lain yang terkontaminasi, atau sebelum melakukan tindakan
invasif.
d. Gunakan pelindung fisik (misalnya: kacamata pelindung (goggles), masker, dan
celemek) untuk mengantisipasi percikan duh tubuh (sekresi maupun ekskresi), contohnya
ketika membersihkan alat-alat maupun bahan lainnya.
e. Gunakan bahan antiseptik untuk membersihkan kulit maupun membran mukosa sebelum
melakukan operasi, membersihkan luka, atau menggosok tangan sebelum operasi dengan
bahan antiseptik berbahan dasar alkohol.
f. Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak memasang tutup jarum suntik (recapping),
memberikan alat-alat tajam dengan cara yang aman, bila mungkin, gunakan jarum tumpul
untuk menjahit luka.

Buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk melindungi petugas
pembuangan dan untuk mencegah cedera maupun penularan infeksi kepada masyarakat.
h. Terakhir, lakukan pemrosesan terhadap instrumen, sarung tangan dan bahan lain setelah
dipakai dengan cara mendekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, rakemudian disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan cara-cara yang
dianjurkan.
g.

2. Upaya Kewaspadaan Standar


Upaya upaya kewaspadaan standar yaitu :
a. Mencuci Tangan
Setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekresi, ekskresi dan benda-benda yang terkontaminasi.
Segera setelah melepas sarung tangan.
Sebelum dan setelah memeriksa pasien satu ke pasien lain.
b. Sarung tangan
Untuk kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi, bahan-bahan yang terkontaminasi.
Untuk kontak dengan membrane mukosa dan kulit yang tak utuh ( non-intact skin ): koyak,
terkelupas, dan lain-lain.
c.

Masker, kacamata, pelindung wajah


Melindungi membrane mukosa mata, hidung, dan mulut ketika terjadi kontak dengan darah
dan duh tubuh.

d. Gaun operasi
Melindungu kulit dari percikan darah maupun duh tubuh lain.
Mencegah agar pakaian tidak terkontaminasi darah maupun duh tubuh selama melakukan
tindakan.
e.

Kain linen
Tangani linen yang telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh kulit atau
membrane mukosa.
Jangan lakukan pembilasan awal untuk kain linen yang telah terkontaminasi.
f.

Peralatan untuk perawatan pasien


Tangani alat yang telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh kulit dan
membrane mukosa dan untuk mencegah agar baju maupun lingkungan tidak terkontaminasi.
Bersihkan peralatan pakai ulang ( reusable ) sebelum digunakan kembali.
g. Membersihkan lingkungan
Perawatan rutin, membersihkan dan disinfeksi perlengkapan dan perabotan diruang
asuhan pasien.
h. Benda-benda tajam
Hendaknya selalu memakai autodisable syringe.
Jangan memakai kembali jarum suntik yang telah digunakan.

Jangan melepas jarum dari alat suntik/semprit sekali pakai (disposable ).


Jangan membengkokan atau mematahkan jarum bekas pakai dengan tangan.
Letakkan benda-benda tajam yang telah digunakan kedalam wadah anti tusukan.

i.

Resusitasi pasien
Gunakan pelindung mulut, kantung resusitasi, atau alat pernafasan lainnya untuk
menghindari pemberian resusitasi dari mulut ke mulut.

j.

Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang dapat mengontainasi lingkungan maupun yang tidak menjamin
kebersihannya pada ruang khusus atau terpisah.

C. MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah menghilangkan kotoran
dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara. Mencuci tangandilakukan ketika :
1. Sebelum dan setelah memeriksa klien
2. Sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan.
3. Setelah terpapar oleh darah atau duh tubuh lain.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir selama 10-15 detik, lalu
keringkan dengan handuk pribadi atau dianginkan. Sebagai pengganti cuci tangan dengan air,
gunakan larutan alkohol (100 ml alkohol 60-90% + 2 ml gliserin) untuk mencuci tangan.

4.

Langkah-langkah untuk cuci tangan yang efektif:


1. Telapak dan telapak kanan dan kiri
2. Punggung tangan (kanan dan kiri bergantian)
3. Telapak tangan kanan dan kiri, khusus sela-sela jari
Jari satu persatu
5. Ujung jari dari tangan yang berlawanan (kanan dan kiri bergantian)
6. Putar punggung jari yang berlawanan
Jari sampai ke siku, kanan dan kiri bergantian

7.

D. SARUNG TANGAN
Tujuan menggunakan sarung tangan :
1. Mengurangi risiko petugas terkena infeksi bakterial dari pasien
2. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien
3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari satu pasien ke pasien lainnya (kontaminasi silang).
Tindakan yang memerlukan penggunaan sarung tangan :
1. Tindakan di klinik/OK, misalnya ketika memeriksa panggul.
2. Menangani alat-alat/bahan linen yang terkontaminasi.
3. Membuang bahan-bahan/limbah yang terkontaminasi.

Ganti sarung tangan setiap kali memeriksa pasien yang berbeda. Sarung tangan bedah dapat
dipakai ulang apabila telah didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5%, kemudian:
Dicuci dan dibilas,
Disterilisasi atau diDisinfeksi Tingkat Tinggi.
Jenis sarung tangan:
1. Sarung tangan tindakan Dipakai sewaktu melakukan tindakan invansif atau pembedahan,
melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
2. Sarung tangan rumah tangga/indusri/kerja/utility Dipakai sewaktu memroses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang
terkontaminasi.
E. PELINDUNG FISIK
Jenis alat pelindung fisik:
1. Sarung tangan, melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting
untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien
ke pasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang.
2. Masker , harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang, dan
semua rambut muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah
cipratan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut
petugas kesehatan. Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga
tidak efektif dalam mencegah dengan baik. Masker terbuat dari berbagai bahan, antara
kain katun ringan, kasa, kertas sampai bahan sintesis, yang beberapa diantaranya tahan
cairan.
3. Pelindung mata, melindungi staf kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainnya
yang terkontaminasi dengan melindungi mata. Pelindung mata termasuk pelindung
plastik yang jernih, kacamata pengaman, pelindung muka. Kacamata yang dibuat dengan
resep dokter atau kacamata dengan lensa normal juga dapat dipakai.
4. Kap, dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak
masuk dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus cukup besar untuk menutup semua
rambut. Kap memberikan sedikit perlindungan pada pasien, tujuan utamanya adalah
melindungi pemakainya dari semprotan dan cipratan darah dan cairan tubuh.
5. Apron, yang dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian
depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron harus dipakai kalau sedang membersihkan
atau melakukan tindakan dimana darah atau duh tubuh diantisipasi akan tumpah
(umpamanya, sewaktu seksio atau persalinan pervaginam). Apron membuat cairan yang
terkontaminasi tidak mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
6. Alas kaki, dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau
dari cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki. Untuk alasan ini sandal, atau
sepatu terbuat dari bahan empuk (kain) tidak dapat diterima. Sepatu bot terbuat dari
bahan karet atau kulit lebih melindungi, tapi harus selalu bersih dan bebas dari
kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lainnya.

F. TEKNIK ASEPTIK
Prosedur ini mencegah infeksi dengan mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lain. Persiapan kulit dan serviks merupakan
langkah penting dalam melakukan tindakan untuk metode keluarga berencana seperti suntik,
pemasangan atau pencabutan AKDR dan implan.
Beberapa Istilah Yang Sering Digunakan Dalam Pencegahan Infeksi :
1. Asepsis adalah semua usaha dalam mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh
baik melalui benda hidup maupun benda mati.
2. Antisepsis adalah semua usaha dalam membunuh maupun menghambat mikroorganisme
pada benda hidup.
3. Desinfeksi adalah semua usaha dalam membunuh maupun menghambat mikroorganisme
pada benda mati (alat-alat).
4. Dekontaminasi adalah membunuh virus Hiv/Aids dan Hepatitis B dengan cara
merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
5. Cuci bilas adalah menghilangkan 80% mikroorganisme dengan cara mencuci dengan
deterjen dan membilas di air yang mengalir.
6. Disinfeksi Tingkat Tinggi adalah tindakan menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
endospora dengan cara rebus, kukus, kimia.
7. Sterilisasi adalah tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, virus,
endospora/penyebab gangren, dikubitus, tetanus).

G. UPAYA KERJA YANG AMAN


Mencegah luka tusuk jarum:
1. Di Kamar Operasi (OK):
Gunakan wadah zona aman (seperti kidney bensin) untuk membawa atau
memberikan alat-alat tajam,seperti skalpel,jarum,dll
Jangan memberikan alat-alat tajam selain menggunakan wadah zona aman.
Beri tahu provider atau petugas lain sebelum memberikan alat-alat tajam dalam wadah
zona aman.
2. Menggunakan jarum dan alat suntik dengan benar
Gunakan jarum dan suntik sekali pakai.
Jangan melepaskan jarum dari alat suntik setelah digunakan.
Jangan memasang tutup jarum, membengkokkan, atau mematahkan jarum sebelum
dibuang.
Lakukan dekontaminasi terhadap jarum dan alat suntik sebelum dibuang (untuk alat
suntik disposable) atau sebelum diproses (untuk alat suntik pakai ulang reusable).
Buang jarum dan alat suntik ke dalam wadah tahan tusuk.
Hancurkan jarum dan alat suntik dengan dibakar (incinerated).
H. PEMBUANGAN LIMBAH/SAMPAH
Tujuan pembuangan limbah/sampah dengan cara yang aman adalah:
1. Untuk mencegah penularan infeksi kepada petugas yang menangani limbah.

2. Untuk mencegah penularan infeksi kepada masyarakat di sekitar, dan


3. Untuk melindungi petugas yang menangani limbah dari luka tusuk.
Macam limbah/sampah:
1. Limbah/sampah medis/terkontaminasi:
padat

Cair
Tajam
2. Limbah/sampah non medis/tak terkontaminasi (kertas,dsb).
Tidak menimbulkan risiko infeksi dan dapat dibuang ke tempat sampah Umum.
Cara-cara penanganan limbah/sampah yang benar:
1. Menggunakan sarung tangan rumah tangga (utility gloves).
2.
3.
4.
5.
6.

Memindahkan limbah terkontaminasi ke tempat pembuangan dalam wadah tertutup.


Membuang alat/benda tajam ke dalam wadah tahan tusuk.
Menuangkan limbah cair secara hati-hati ke dalam saluran pembuangan.
Membakar atau mengubur limbah padat yang terkontaminasi.
Mencuci tangan, sarung tangan, dan wadah yang telah digunakan untuk membuang
limbah yang dapat menginfeksi.

http://dhiyahblogger.blogspot.co.id/2013/05/pencegahan-infeksi.html

Anda mungkin juga menyukai