PENCEGAHAN INFEKSi 2
PENCEGAHAN INFEKSi 2
Buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk melindungi petugas
pembuangan dan untuk mencegah cedera maupun penularan infeksi kepada masyarakat.
h. Terakhir, lakukan pemrosesan terhadap instrumen, sarung tangan dan bahan lain setelah
dipakai dengan cara mendekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, rakemudian disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan cara-cara yang
dianjurkan.
g.
d. Gaun operasi
Melindungu kulit dari percikan darah maupun duh tubuh lain.
Mencegah agar pakaian tidak terkontaminasi darah maupun duh tubuh selama melakukan
tindakan.
e.
Kain linen
Tangani linen yang telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh kulit atau
membrane mukosa.
Jangan lakukan pembilasan awal untuk kain linen yang telah terkontaminasi.
f.
i.
Resusitasi pasien
Gunakan pelindung mulut, kantung resusitasi, atau alat pernafasan lainnya untuk
menghindari pemberian resusitasi dari mulut ke mulut.
j.
Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang dapat mengontainasi lingkungan maupun yang tidak menjamin
kebersihannya pada ruang khusus atau terpisah.
C. MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah menghilangkan kotoran
dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara. Mencuci tangandilakukan ketika :
1. Sebelum dan setelah memeriksa klien
2. Sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan.
3. Setelah terpapar oleh darah atau duh tubuh lain.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir selama 10-15 detik, lalu
keringkan dengan handuk pribadi atau dianginkan. Sebagai pengganti cuci tangan dengan air,
gunakan larutan alkohol (100 ml alkohol 60-90% + 2 ml gliserin) untuk mencuci tangan.
4.
7.
D. SARUNG TANGAN
Tujuan menggunakan sarung tangan :
1. Mengurangi risiko petugas terkena infeksi bakterial dari pasien
2. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien
3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari satu pasien ke pasien lainnya (kontaminasi silang).
Tindakan yang memerlukan penggunaan sarung tangan :
1. Tindakan di klinik/OK, misalnya ketika memeriksa panggul.
2. Menangani alat-alat/bahan linen yang terkontaminasi.
3. Membuang bahan-bahan/limbah yang terkontaminasi.
Ganti sarung tangan setiap kali memeriksa pasien yang berbeda. Sarung tangan bedah dapat
dipakai ulang apabila telah didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5%, kemudian:
Dicuci dan dibilas,
Disterilisasi atau diDisinfeksi Tingkat Tinggi.
Jenis sarung tangan:
1. Sarung tangan tindakan Dipakai sewaktu melakukan tindakan invansif atau pembedahan,
melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
2. Sarung tangan rumah tangga/indusri/kerja/utility Dipakai sewaktu memroses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang
terkontaminasi.
E. PELINDUNG FISIK
Jenis alat pelindung fisik:
1. Sarung tangan, melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting
untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien
ke pasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang.
2. Masker , harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang, dan
semua rambut muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah
cipratan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut
petugas kesehatan. Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga
tidak efektif dalam mencegah dengan baik. Masker terbuat dari berbagai bahan, antara
kain katun ringan, kasa, kertas sampai bahan sintesis, yang beberapa diantaranya tahan
cairan.
3. Pelindung mata, melindungi staf kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainnya
yang terkontaminasi dengan melindungi mata. Pelindung mata termasuk pelindung
plastik yang jernih, kacamata pengaman, pelindung muka. Kacamata yang dibuat dengan
resep dokter atau kacamata dengan lensa normal juga dapat dipakai.
4. Kap, dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak
masuk dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus cukup besar untuk menutup semua
rambut. Kap memberikan sedikit perlindungan pada pasien, tujuan utamanya adalah
melindungi pemakainya dari semprotan dan cipratan darah dan cairan tubuh.
5. Apron, yang dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian
depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron harus dipakai kalau sedang membersihkan
atau melakukan tindakan dimana darah atau duh tubuh diantisipasi akan tumpah
(umpamanya, sewaktu seksio atau persalinan pervaginam). Apron membuat cairan yang
terkontaminasi tidak mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
6. Alas kaki, dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau
dari cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki. Untuk alasan ini sandal, atau
sepatu terbuat dari bahan empuk (kain) tidak dapat diterima. Sepatu bot terbuat dari
bahan karet atau kulit lebih melindungi, tapi harus selalu bersih dan bebas dari
kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lainnya.
F. TEKNIK ASEPTIK
Prosedur ini mencegah infeksi dengan mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lain. Persiapan kulit dan serviks merupakan
langkah penting dalam melakukan tindakan untuk metode keluarga berencana seperti suntik,
pemasangan atau pencabutan AKDR dan implan.
Beberapa Istilah Yang Sering Digunakan Dalam Pencegahan Infeksi :
1. Asepsis adalah semua usaha dalam mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh
baik melalui benda hidup maupun benda mati.
2. Antisepsis adalah semua usaha dalam membunuh maupun menghambat mikroorganisme
pada benda hidup.
3. Desinfeksi adalah semua usaha dalam membunuh maupun menghambat mikroorganisme
pada benda mati (alat-alat).
4. Dekontaminasi adalah membunuh virus Hiv/Aids dan Hepatitis B dengan cara
merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
5. Cuci bilas adalah menghilangkan 80% mikroorganisme dengan cara mencuci dengan
deterjen dan membilas di air yang mengalir.
6. Disinfeksi Tingkat Tinggi adalah tindakan menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
endospora dengan cara rebus, kukus, kimia.
7. Sterilisasi adalah tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, virus,
endospora/penyebab gangren, dikubitus, tetanus).
Cair
Tajam
2. Limbah/sampah non medis/tak terkontaminasi (kertas,dsb).
Tidak menimbulkan risiko infeksi dan dapat dibuang ke tempat sampah Umum.
Cara-cara penanganan limbah/sampah yang benar:
1. Menggunakan sarung tangan rumah tangga (utility gloves).
2.
3.
4.
5.
6.
http://dhiyahblogger.blogspot.co.id/2013/05/pencegahan-infeksi.html