PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Warna merupakan salah satu faktor sensorik yang dipakai oleh manusia untuk
menilai suatu produk atau keadaan lingkungan. Manusia akan lebih mengekspresikan
perasaan dengan warna seperti warna pakaian, warna interior rumah dan warna
barang-barang konsumsi (termasuk makanan). Orang-orang cenderung menyukai
sesuatu yang berwarna karena terkesan menarik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering sekali menggunakan berbagai jenis pewarna baik untuk makanan, kosmetik,
ataupun yang lainnya. Penampilan luar dari suatu produk itu memang sangat
menentukan tingkat penjualan dari produk tersebut. Zat pewarna seringkali digunakan
orang pada makanan untuk menambah nilai estetika dari makanan tersebut. Makanan
yang rasanya tidak enak pun dapat tertutupi jika warna dari makanan itu menarik
konsumen.
Pewarna ada dua yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis. Pewarna alami
adalah pewarna yang berasal dari bahan bahan alami yang ditambahkan pada
makanan atau produk yang lain. Sedangkan pada pewarna sintesis adalah pewarna
yang berasal dari bahan- bahan kimia. Secara umum, pewarna alami tidak
menimbulkan efek samping bagi tubuh manusia karena kandungan bahannya adalah
berasal dari alam. Sedangkan pewarna sintesis terutama yang ditambahkan pada
makanan harus diperhatikan cara penggunaan dan efek samping dari pewarna
tersebut. Bahkan ada penyalahgunaan bahan pewarna yang seharusnya bukan untuk
makanan tetapi ditambahkan untuk makanan sehingga dapat menimbulkan dampak
yang bernbahaya bagi tubuh kita. Oleh karena itu, kita perlu mengenal berbagai
macam zat pewarna sintesis yang biasanya digunakan manusia terutama dalam hal
makanan agar kita mengetahui dampak dan bahaya penggunaan bahan pewarna
tersebut.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengklasifikasian pewarna sintesis?
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan pengklasifikasian pewarna sintesis.
2. Untuk menjelaskan struktur dan sifat, komposisi, alasan pengklasifikasian, dampak
penggunaan dan kelegalan penggunaan pewarna sintesis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pewarna Sintesis
b. Komposisi
Rumus molekul dari amaranth adalah C20H11N2Na3O10S3 sehingga
dapat dikatakan bahwa rhodamin mengandung karbon, hidrogen,
natrium, nitrogrn oksigen dan sulfur.
c. Alasan masuk ke dalam klasifikasi pewarna sintetik
Amaranth termasuk dalam pewarna synthesis karena amaranth
mampu menghasilkan warna merah lembayung atau merah kebiruan dan
memiliki ikatan N=N. Dalam klasifikasi pewarna, amaranth digolongkan
dalam golongan monazo. Amaranth berupa tepung berwarna merah
kecoklatan yang mudah larut dalam air. Selain itu juga mudah larut
dalam propilonglikol, gliserol, dan larut sebagian dalam alkohol 95%.
Agak tahan terhadap cahaya, asam asetat 10%, HCl 10-30%, dan NaOH
10%, sedangkan terhadap NaOH 30% kurang tahan dan menjadi agak
keruh.
d. Dampak
Zat warna amaranth bersifat karsiogenik (menyebabkan kanker).
Selain itu ada penemuan bahwa zat warna tersebut bersifat embritoksik
(meracuni janin. Selain bersifat karsiogenik dan embritoksik, zat warna
amaranth dalam jumlah besar dapat menimbulkan tumor, reaksi alergi
pada saluran pernapasan dan menyebankan hiperaktif pada anak.
e. Kelegalan
b. Komposisi
Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran
dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik dan heterosklik. Karena
kelarutannya dalam air, tartrazin umum digunakan sebagai bahan pewarna
minuman.
c. Alasan termasuk pewarna sintesis
Tartrazin atau Yellow 5 atau C.I.29140 termasuk bahan pewarna
sintetik karena dibuar dari bahan-bahan kimia yang dapat memberikan warna
kuning pada bahan makanan maupun minuman. Bahan ini juga sering
d) Allura Red
Allura Red adalah salah satu pewarna sintesis yang memberikan warna
jingga. Nama IUPAC dari allura red ini adalah disodium 6-hydroxy-5-((2methoxy-5-methyl-4-sulfophenyl)azo)-2-naphthalenesulfonate.
Sedangkan
nama lain dari Allura Red adalah Food Red 17, C.I. 16035, FD&C Red 40,
E129, 2-naphthalenesulfonic acid, 6-hydroxy-5-((2-methoxy-5-methyl-4sulfophenyl)azo)-, disodium salt, and disodium 6-hydroxy-5-((2-methoxy-5methyl-4-sulfophenyl)azo)-2-naphthalenesulfonate.
Allura Red banyak digunakan pada produk makanan, misalnya
permen dan minuman. Allura red memiliki nomor E E129. Allura red
awalnya diperkenalkan di Amerika Serikat untuk pengganti penggunaan
bayam sebagai pewarna makanan. Pewarna ini berbentuk bubuk atau butiran
berwarna merah gelap yang sering digunakan sebagai garam natrium, tetapi
juga dapat digunakan sebagai kalsium dan garam kalium. Red AC awalnya
dibuat dari tar batubara, tetapi sekarang sebagian besar terbuat dari minyak
bumi.
a. Struktur
Batas
Pangan
Maksimum
01.1.2
(mg/kg)
70
01.7
70
300
300
70
04.1.2.11
05.1.4
05.1.5
05.2
2500
300
100
100
100
100
300
06.3
70
06.5
oats
Makanan pencuci mulut berbasis serealia
70
tapioka)
Kue beras
Krekers, tidak termasuk krekers manis
Produk bakeri tawar lainnya (misalnya
70
100
100
07.1.6
100
07.2.1
bakeri tawar
Keik, kukis dan pai (isi buah atau
70
07.2.2
custard,vla)
Produk bakeri istimewa lainnya (misalnya
70
07.2.3
100
11.3
70
11.4
kategori 11.1.3
Gula dan sirup lainnya (misal xilosa, sirup
70
13.4
kaldu
Pangan diet untuk pelangsing dan penurun 70
14.1.4.1
berat badan
Minuman berbasis air berperisa yang
70
14.1.4.2
berkarbonat
Serbuk minuman berkarbonat
Minuman berbasis air berperisa tidak
300
70
300
15
(hanya
untuk
15.1
70
makanan
ekstrudat)
2. Triphenylmethane dye
a) Brilliant Blue FCF
Brilliant Blue FCF atau yang biasa dikenal dengan FD&C blue no.1
adalah pewarna yang ditambahkan pada bahan pangan atau substansi lain
yang dapat menyebabkan perubahan warna. Pewarna ini memiliki E
Nomor E133 dan nomor indeks warna 42090. Karakteristik dari pewarna
ini adalah larut dalam air, dan dapat di ukur absorbansinya pada 630nm.
Sebagai warna biru, Brilliant Blue FCF sering ditemukan dalam es
krim , kaleng olahan kacang polong , paket sup, pewarna makanan botol,
icings, es muncul, raspberry biru produk rasa, susu produk, permen dan
minuman, terutama minuman keras biru curacao.
a. Struktur dan komposisi
C37H34N2Na2O9S3
ini
sulfonatobenzyl)iminio]-2,5-cyclohexadien-1-ylidene}
benzenesulfonate.
b. Dampak
Brilliant Blue
mengandung
zat
berbahaya
methyl]
yang
dapat
c) Violet g.b
Violet g.b merupakan nama lain dari methyl violet 10B atau cystal
violet. Crystal violet merupakan salah satu komponen metil ungu , pewarna
yang pertama kali disintesis oleh Charles Lauth pada tahun 1861. Crystal
violet dengan rumus empiris C25H30N3Cl (CI no 42555) atau ungu gentian
(juga dikenal sebagai metil violet 10B atau hexamethyl pararosaniline
chloride) adalah triarylmethane pewarna
Nama "gentian violet" pada awalnya digunakan untuk campuran
pewarna pararosaniline metil ( metil violet ) tetapi sekarang sering dianggap
sebagai sinonim untuk violet kristal. Nama "gentian violet" (Gentianaviolett
dalam bahasa Jerman) diperkirakan telah diperkenalkan oleh George Jerman
apoteker Grbler yang pada tahun 1880 menciptakan sebuah perusahaan di
Leipzig yang khusus dalam penjualan reagen pewarnaan untuk histologi .
pewarna ini mungkin berisi campuran pewarna pararosaniline alkohol.
Pewarna ini digunakan sebagai histologis noda dan di metode Gram
klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki antibakteri , antijamur , dan obat
cacing properti dan sebelumnya penting sebagai topikal antiseptik.
Penggunaan medis pewarna sebagian besar telah digantikan oleh obat yang
lebih modern, meskipun masih terdaftar oleh Organisasi Kesehatan Dunia .
a. Rumus Struktur
bernama
kimia
9-(o-karboksifenil)-6-hidroksi-2,4,5,7-
asam
2-(6-Hidroksi-2,4,5,7-tetraiodo-3-okso-xanthen-9-il)benzoat.
b.
Komposisi/Kandun
gan
juga
adanya
kemungkinan
hubungandengan
eritrosin
mengganggu
metabolism
iodium.
Akantetapi,
tentang
Bahan
Tambahan
Batas Penggunaan
.
1.
Es Krim dan
2.
sejenisnya
Buah pir kaleng
pewarnalain
300 mg/kg, tunggal ataucampuran dengan
kalengan
4.
atau ungu
200 mg/kg, tunggal ataucampuran dengan
5.
apelkalengan
Udang kalengan
Ponceau4R
30 mg/kg, tunggal ataucampuran dengan
6.
Udang beku
pewarnalain
30 mg/kg, tunggal ataucampuran dengan
3.
dipanaskan
beraroma 27 mg/kg,
Yoghurt
dan
berasal
dari
aromayang
produkyang digunakan
dipanaskan
8.
9.
setelahfermentasi
Irisan daging
Makanan lain
15 mg/kh
300 mg/kg, tunggal ataucampuran dengan
pewarnalain
4. Sulfonated indigo
a) Indigo Carmine
Indigoten atau FD&C blue no.1. Pewarna makanan ini hanya digunakan di
Amerika dan Eropa dan memiliki E nomor 132
a. Struktur dan Komposisi
C16H8N2Na2O8S2.
semua pewarna lakes masih termasuk daftar provesional (belum disetujui untuk
dimasukkan ke dalam daftar permanen pewarna-pewarna untuk makanan) terkecuali
FD & C Red No. 40 Lake.
Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui proses pengendapan dan absorbsi
dye 10 sampai 40% pada bahan dasar (substrat) yang tidak larut dalam air, yaitu
alumina. Lakes tidak larut dalam air, alkohol dan minyak. Pemakaiannya dapat
dengan mendispersikan zat warna tersebut dalam serbuk makanan dan pewarnaan
akan terjadi. Lakes ini umumnya mempunyai stabilitas yang lebih baik daripada
dyes dalam hal stabilitas terhadap pengaruh cahaya, kimia dan panas. Akan tetapi
harga lakes umumnya lebih mahal daripada harga dyes. Umumnya lakes dipakai
untuk mewarnai tablet (direct compression tablets, coated tablets), icing and fondant
coating, oil-based coatings, adonan cake, adonan donut, hard candy, dan produk lainlain. FD&C lake diijinkan pemakaiannya sejak tahun 1959, dan penggunaannya
meluas dan cepat.
c. Pewarna sintesis yang dilarang untuk makanan
Rhodamin B
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau
ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan akan berwarna merah terang
berpendar atau berfluorosensi. Nama lain Rhodamin B adalah: D and C Red no 19,
Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Brilliant Pink (3,4).
a. Struktur
b. Komposisi
Rumus molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan
berat molekul sebesar 479.000. Rhodamin mengandung Klorin,
nitrogen, oksida, dan karbon.
c. Alasan termasuk klasifikasi pewarna sintetik
Warna merah rhodamin B ini dihasilkan dengan cara sintesis
oleh reaksi-reaksi kimia yang terkandung di dalamnya. Di dalam
Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana
senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan
juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin disebut sebagai
sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi Frield- Crafts untuk
mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara
ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida
menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-Ndietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B. Selain
terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan
konjugasi.
Ikatan
konjugasi
dari
Rhodamin
inilah
yang
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan kelarutannya dalam air, pewarna sintetik diklasifikasikan ke dalam dua
golongan, yakni dan FD & C Lakes. FD & C Dyes adalah zat warna yang mudah larut
dalam air dibagi menjadi 4 golongan yaitu Azo dye (amaranth, tartrazin, sunset
yellow, allura red), Triphenylmethane dye (Briliant Blue,
2. Setiap jenis zat pewarna sintesis memiliki perbedaan struktur dan sifat, komposisi,
yang berbeda. Alasan pengklasifikasian amaranth, tartrazin, sunset yellow, allura red,
Briliant Blue, Fast Green, violet, Erythrosine, Indigo carmine termasuk zat pewarna
sintesis karena mereka terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat memberikan warna.
Pewarna sintesis memberikan beberapa dampak bagi kesehatan manusia. Penggunaan
setiap pewarna sintesis diatur dalam peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan.
b. Saran
Saran yang dapat diberikan yakni bagi konsumen sebaiknya kita berhati-hati
dalam memilih makanan dan minuman atau produk lainnya, bagi produsen sebaiknya
menggunakan pewarna sintetik sesuai dengan kadar yang diperbolehkan.
Daftar Pustaka
Shamdani.
2012.
Rhodamin
B.(online).
http://catatankimia.com/catatan/rhodamin-b.html
diakses pada tanggal 19 Februari 2014
Anonim. 2010. Kimia-Farmasi. (online)
http://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/08/26/Cas.chemnet.com
diakses pada
tanggal 20 Februari 2014
http://www.fao.org/ag/agn/jecfa-additives/specs/Monograph1/Additive-011.pdf diakses pada
tanggal 20 Februari 2014
Per-KBPOM-No-37-Tahun-2013-Batas-Maksimum-Penggunaan-BTP-Pewarna diakses pada
tanggal 20 Februari 2014
e-bookpangan.com. pewarna makanan diakses pada tanggal 19 Februari 2014
Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman. 2011. Food Info, (Online),
(http://www.pipimm.or.id/food_info.php?view=1&id=52, diakses tanggal 20 Februari
Putra,
2013).
Wanda
Marsetyama.
2013.
Pewarna
Makanan
Buatan,
(Online),
(http://marsetyamatask.blogspot.com/2013/05/pewarna-makanan-buatan.html, diakses
tanggal 19 Februari 2014)
Seran,
Emel.
2011.
Pewarna
Makanan,
(Online),
Sunset
Yellow
FCF,
(Online),