BAB 1
PENDAHULUAN
Pemberian nutrisi secara seimbang pada anak harus dimulai sejak dalam
kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil.
Setelah lahir harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian
ASI saja sampai anak berumur 6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, anak diberikan
tambahan atau pendamping ASI (PASI). Pemberian PASI ini penting untuk
melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang
meningkat pada masa bayi dan prasekolah. Karena pada masa ini pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak
(Nursalam,dkk.2005).
Kondisi ini menimbulkan perbedaan keadaan gizi antara anak yang satu dengan
anak yang lain. Ada kalanya anak memiliki keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik,
dan keadaan gizi buruk. Keadaan gizi baik akan dapat dicapai dengan pemberian
makanan yang seimbang bagi tubuh menurut kebutuhan. Sedangkan gizi lebih
atau gizi kurang terjadi bila pemberian makanan tidak seimbang menurut
kebutuhan anak.
beberapa faktor, yaitu keluarga, penggunaan energi, dan keturunan (yatim, 2005).
yaitu genetik, lingkungan dan neuro (Juanita, 2004). Namun, berdasarkan hasil
penelitian Badan International Obeysitas Task Force (ITF) dari badan WHO
yang mengurusi anak yang kegemukan, 99% anak obesitas karena faktor
oleh aktifitas dan pola makan orang tua anak, misal pola makan bapak dan ibunya
tidak teratur menurun pada anak, karena di lingkungan itu tidak menyediakan
makanan yang tinggi energi, bahkan aktifitas dalam keluarga juga mendukung
(Darmono, 2006).
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan tingkat blood lipid yang abnormal
(Fauzin, 2006).
Menurut Roskitt dan Clair yang dikutip oleh Subardja D, 2004, “obesitas
Diabetes Mellitus, dan penyakit degeneratif lainnya yang dapat timbul sebelum
perubahan pola makan serta pandangan masyarakat yang keliru bahwa sehat
salah persepsi tentang kebutuhan makanan dan nilai makanan juga merupakan
kecenderungan tetap gemuk pada waktu dewasa, dari pada yang terjadi
berkembang. Menurut Damayanti, 2004 prevalensi obesitas pada anak usia 6-17
tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik dari 7,6 – 10,8%
%.
pada balita juga naik. Prevalensi obesitas pada tahun 1992 sebanyak 1,26% dan
Al-Hikmah Surabaya, dari 122 siswa didapatkan data anak yang mempunyai
Melihat dari uraian di atas masalah yang terjadi adalah kejadian obesitas
pada anak dan balita terus meningkat, serta kurangnya pengetahuan orang tua
tentang pemberian makan kepada anak. Pengetahuan yang kurang ini dapat
menyebabkan perilaku yang salah dalam memberikan dan mengawasi pola makan
anaknya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan antara
4
Apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan orang tua dari balita yang obesitas dan balita
Surabaya
makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita di KB-TKIT Al-
Hikmah Surabaya.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
2.1.1 Definisi
6
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
yaitu mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau
orang mengadopsi perilaku di dalam diri orang tersebut telah terjadi proses
berurutan, yaitu:
2.1.3.1 Kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti terlebih
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap respon sudah lebih baik
lagi
2.1.3.4 Adopsi (adoption) orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
1) Penyebab penyakit
sebagainya
4) Akibat polusi (polusi air, udara dan tanah) bagi kesehatan, dan
sebagainya.
(Notoatmodjo, 2003).
2.1 Makanan
2.2.1 Definisi
kehidupan manusia, maka manusia harus makan secukupnya dan memenuhi gizi
(Budiyanto, 2004).
dikenal sebagai zat gizi. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh,
memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa zat gizi yang disediakan oleh makanan
tersebut disebut zat gizi esensial, mengingat bahwa unsur-unsur tersebut tidak
untuk pertumbuhan dan kesehatan yang normal. Jadi zat esensial yang
disediakan untuk tubuh yang dihasilkan dalam makanan, umumnya adalah zat
gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh dan harus disediakan dari usur-unsur
makanan diantaranya adalah asam amino esensial. Semua zat gizi esensial
Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelopok utama, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral dan air. Tiga golongan zat gizi
yang dapat diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Akan
tetapi vitamin, mineral dan air diperlukan untuk membantu mengubah zat gizi
2004).
bahan makanan yang dapat menyediakan zat gizi penting dalam jumlah cukup
jaringan. Banyaknya gizi yang diperlukan, berbeda antara satu orang dengan
orang lain, tetapi fungsi pada pokoknya sama untuk semua orang. Berdasarkan
Menurut Budiyanto, 2004 ada tiga macam status gizi, yaitu status gizi
seimbang (normal), status gizi kurang dan status gizi lebih. Faktor-faktor yang
Jumlah macam makanan dan jenis serta banyaknya bahan makanan dalam
makanan setempat atau dari makanan yang telah ditanam di tempat tersebut
untuk jangka waktu yang panjang. Di samping itu kelangkaan makanan dan
atau tradisi)
jumlah dan jenis makanan tertentu dalam keluarga. Jika kebiasaan budaya
tersebut diterapkan, maka setelah kepala keluarga, anak pria yang dilayani,
biasanya dimulai dari yang tertua. Padahal justru anak-anaklah yang harus
menyajikan makanan)
umumnya kebiasaan makan seseorang berasal dari pola makan yang yang
banyak orang Indonesia yang beranggapan ada beberapa makanan yang harus
dihindari atau menjadi pantangan pada kondisi tertentu, misalnya ibu hamil.
maka akan berakibat pemenuhan gizi akan menurun atau sebaliknya akan
13
berlebih. Anjuran empat sehat lima sempurna, enam halalan thoyyiban adalah
7 Keterbatasan ekonomi
8 Kebiasaan makan
Kebiasaan ini berasal dari pola makan yang didasarkan pada budaya
9 Selera makan
orang yang pekerja berat lebih tinggi dari pada orang yang bekerja tidak
terlalu berat. Di samping selera makan dipacu oleh sistem tubuh karena lapar,
selera makan juga dapat dipacu oleh pengolahan makanan dan penyajian
makanan.
hendaknya jangan sampai kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan
penyebab penyakit.
11 Pengetahuan gizi
nilai makanan adalah umum di setiap negara di dunia. Penduduk di mana pun
14
menerapkan informasi tersebut untuk orang yang berbeda tingkat usianya dan
keadaan fisiolgisnya.
yaitu golongan yang mudah sekali menderita akibat kekurangan gizi dan dan
(over weight) merupakan tanda gizi salah yang didasarkan pada kelebihan
dari “intake” dan pengunaan (utilization) semua nutien yang terdapat dalam
sebagai berikut:
2.2.4.1 Obesitas
keadaan dengan latar belakang etiologi atau sejarah kejadian yang berbeda.
KKP disebabkan oleh karena makan yang tidak cukup mengandung kalori dan
dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Tandanya badan kurus, kaki dan
tangan bengkak, kulit kering dan kusam, sekitar mata bengkak dan apatis.
Kelainan yang dapat timbul apabila kekurangan vitamin A yaitu buta senja,
dan Xerophthalmia.
Penyakit defisiensi thiamine dikenal dengan beri-beri, yang dibagi dua beri-
Tanda tanda kekurangan vitamin B2 mata tidak dapat melihat dengan baik dan
dermatitis.
Tanda-tanda kekurangan vitamin C yaitu: kelainan pada gusi, nyeri pada kaki,
lemas, pucat, berat badan turun, bila ada luka penyembuhannya sangat lambat.
Vitamin E dikenal sebagai vitamin anti kemandulan dan merupakan zat anti
Gejala kekurangan kalsium pada anak kecil tidak dapat dilihat dengan jelas.
disebabkan karena kadar iodium air minum, tanah, susu, dan bahan makanan
nutritional). Zat besi merupakan bagian dari hemoglobin yang diperlukan oleh
2.2.4.17 Aflatoxin
Aflatoxin adalah racun yang dihasilkan oleh Aspergilus falvus yang dapat
(Budiyanto, 2004)
18
2.2 Obesitas
Definisi
kegemukan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan
lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar dari normal”. Obesitas
kulit.
umumnya diambil dari nilai pada orang dewasa, atau dengan menggunakan
Faktor penyebab
dari makanan dengan kalori yang dikeluarkan. Kondisi ini akibat interaksi
Menrut Denton,dkk yang dikutip oleh Subardja, 2004 “Suatu model yang
adalah pada bayi yang dikandung oleh ibu Diabetes. Kehamilan dengan
Cara bayi-bayi minum ASI maupun PASI tampaknya merupakan pola yang
bayi itu diperlakukan. Pola ini sedikit banyak akan ada kaitannya dengan
2004).
3 Komposisi makanan
pada orangtua dengan obsitas dan ambilan lemak pada anak”. Hal ini
1) ASI-PASI
5 Aktivitas fisik
Menurut Klesges,dkk, yang dikutip oleh Subardja, 2004 “Salah satu level
aktivitas fisik pada anak yang banyak disebut-sebut, terutama dalam konteks
sosial adalah jumlah waktu yang dikeluarkan oleh anak untuk menonton
televisi per minggu pada seorang anak tidak jelas hubungannya dengan
penurunan level aktvitas fisik, tetapi jumlah jam menonton ini jelas akan
fisik. Dari penelitian memang dijumpai anak yang gemuk sering terjadi pada
anak yang banyak menonton televisi. Tidak hanya karena kekurangan aktivitas
Karakteristik
Obesitas dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering
adalah pada tahun pertama kehidupan, usia 5-6 tahun dan pada masa remaja.
Anak yang obesitas relatif tidak hanya lebih berat daripada anak seusianya, tapi
lebih cepat matang pertumbuhan tulangnya. Anak yang obesitas relatif lebih
tinggi pada masa remaja awal, tetapi pertumbuhan memanjangnya selesai lebih
cepat, sehingga hasil akhirnya mempunyai tinggi badan relatif lebih pendek dari
Bentuk muka anak yang obesitas tidak proporsional, hidung dan mulut
relatif lebih kecil, dagu ganda, terdapat timbunan lemak pada payudara, dimana
perut menggantung sering disertai striae. Alat kelamin pada anak laki-laki
seolah-olah kecil karena adanya timbunan lemak pada daerah pangkal paha.
Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relatif kecil dan runcing. Sering
terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat dari
Akibat-akibat obesitas
Karena adanya perbedaan secara fisik dengan anak sebaya, anak obes
di rumah ataupun di sekolah. Akibatnya anak lebih memilih anak yang lebih
muda sebagai teman . selain itu anak obesitas akan kesulitan dalam
1 Pertumbuhan
Anak berat badan lebih cenderung lebih tinggi dan mengalami proses
normal.
2 Hiperlipidemia
Peninggian lipid darah terjadi pada anak dan remaja obes. Karakteristik yang
HDL) serum.
3 Intoleransi Glukosa
bahwa sepertiga dari kasus baru sedikit banyak merupakan efek peningkatan
4 Hipertensi
Hipertensi terjadi pada anak dengan frekuensi yang relatif rendah. Meskipun
memiliki berat badan relatif >120% median untuk jenis kelamin, tinggi, dan
5 Gangguan Pernafasan
agresif.
6 Komplikasi Ortopedik
1998).
2.3.5.1 Obesitas primer: disebabkan faktor nutrisi dengan berbagai faktor yang dapat
1983 yang dikutip oleh Yatim, 2005 “setiap kelebihan berat badan dari berat
badan ideal 20% memerlukan waktu 1 sampai 1,5 tahun untuk mencapai berat
badan ideal. Intervensi utama adalah cara dan jenis makanan serta nasihat
1. Membakar lemak
2. Mengatur jadwal penggunaan waktu anak untuk menonton televisi dan main
videogame.
makanan.
2.3 Balita
2.4.1 Definisi
Balita adalah bayi usia di bawah lima tahun. Menurut Nursalam, dkk
balita dibagi menjadi tiga fase, yaitu masa bayi (1-12 bulan), masa toodler (1-3
Pakaian
Perumahan
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu/ orangtua dengan anak
anak terhadap dunia luar. Oleh karena itu kebutuhan asih ini meliputi:
2. Rasa aman
3. Harga diri
4. Dukungan/dorongan
5. Mandiri
6. Rasa memiliki
(Nursalam,dkk, 2005).
27
BAB 3
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
28
28
antara lain pola makan anak, aktivitas anak, keluarga, genetika, gangguan neuro
(system saraf pusat), pengetahuan dan sikap orang tua dalam memberikan makan
kepada anaknya. Dalam hal ini penelitian difokuskan pada hubungan antara
pengetahuan orang tua tentang pemberian makan pada anak dengan kejadian obesitas
pada balita.
Ho: tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan
BAB 4
METODE PENELITIAN
sectional, yaitu suatu penelitian di mana variabel – variabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada
tua dalam pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita
Variabel independen:
Pegetahuan orangtua Variabel dependen:
tentang pemberian obesitas
makan kepada anak
Pengolahan
Data dan
Analisis Data
Hasil penelitian
Penyajian
Data
Dokumentasi
Surabaya.
31
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2007 sampai 29 Juni 2007.
4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dari balita yang terdaftar
4.4.2 Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang dimaksud adalah sebagian orang tua balita di
Kriteria Inklusi
1 Orang tua balita obesitas dan balita tidak obesitas umur 2 sampai 5 tahun.
2 Orang tua dari balita obesitas dan balita tidak obesitas yang bisa baca dan
tulis.
3 Orang tua dari balita obesitas dan tidak obesitas yang tidak menderita
4 Orang tua dari balita yang obesitas dan tidak obesitas yang bersedia terlibat
dalam proses penelitian dari awal sampai akhir dengan membubuhkan tanda
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua dari balita
dilakukan penelitian.
Besar sampel atau jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus:
2
n=4•Zα •π• (1-π )
2
W
Keterangan : n : besar sampel
55
33
=
1 + 55 – 1
122
= 38
sederhana (simple random sampling), yaitu setiap anggota atau unit dari
(Notoatmodjo, 2005).
baku antropometri menurut WHO NCHS untuk mengetahui status gizi anak
apakah anak termasuk dalam keadaan obesitas atau tidak, dan kuesioner untuk
4.7.1 Variabel
anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
dalam penelitian ini adalah pengetahuan orang tua tentang pemberian makan
kepada anak.
Tabel 4.1: Definisi Operasional hubungan antara pengetahuan orang tua dalam
pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita.
35
4.8.1Pengolahan Data
4.8.1.1Editing
Editing adalah meneliti kembali catatan ( data ) untuk mengetahui apakah data
tersebut cukup baik dan dapat segera disisipkan untuk keperluan proses
36
berikutnya. Dalam editing akan diteliti kembali hal – hal tersebut di bawah
ini:
1 Lengkapnya penelitian, kuesioner itu terisi lengkap, mulai dari data umum
– jawaban yang diperolehnya ke dalam kalimat – kalimat yang sempurna dan jelas
maknanya.
5 Relevansi jawaban.
( Koentjoroningrat, 1991 )
4.8.1.2Koding
( Koentjoroningrat, 1991 ).
klasifikasi pertanyaan.
37
4.8.1.3Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Pada tahap ini
data dianggap telah selesai diproses sehingga harus segera disusun ke dalam
Peneliti melakukan tabulasi dengan cara memasukkan semua data yang sudah
4.8.2Analisa Data
pengetahuan orang tua dalam pemberian makan kepada anak dengan kejadian
4.9 Keterbatasan
apa adanya
4.10 Etika
Anonimity
responden.
Confidentiality
oleh peneliti.
BAB 5
pengetahuan oran tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian
obesitas pada balitayang dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2007 sampai dengan
sebanyak 38 orang.
Dalam bab ini hasil penelitian ditampilkan dalam dua kelompok yaitu
data umum dan data khusus. Data umum menampilkan karakteristik responden
yang meliputi usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, jenis kelamin balita, dan usia
balita.
5.1.1.1. Usia
41
40
Sarjana.
5.1.1.3. Pekerjaan
makan kepada anak dan tabulasi silang tiap-tiap variabel terhadap kejadian
Tabel 5.3 Tabel silang pengetahuan orang tua tentang pemberian makan
kepada anak dangan kejadian obesitas pada balita di KB TKIT Al-
Hikmah Surabaya tanggal 20 Juni 2007 sampai dengan 29 Juni
2007
Obesitas Obesitas Tidak Jumlah
Obesitas
Pengetahuan f % f % F %
Baik 7 25 21 75 28 100
Cukup 3 30 7 70 10 100
Jumlah 10 26,32 28 73,68 38 100
dengan 29 Juni dengan tingkat pengetahuan baik memiliki anak tidak obesitas
hasil nilai χ2 hitung (0,095) < nilai kritis χ2 (1,095) (3,841)maka dapat disimpulkan
bahwa H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua
tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita.
kuat korelasi (0,0 – 0,10), maka taraf signifikan termasuk sangat lemah, dan
5.3. Pembahasan
tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor
SMA / SMEA ke atas, dan sebagian besar berlatar belakang pendidikan Diploma
/sarjana. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo, 1996 yang dikutip oleh
Nursalam, 2001 bahwa “pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan
teori.”
Pariani, 2001).
pada situasi-situasi yang baru, misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah
Dari 38 balita didapatkan sebaian besar balita tidak obesitas. Hal ini
Surabaya masih jarang terjadi. Meskipun demikian, setiap tahun angka kejadian
mengganggu kesehatan anak baik sebelum atau setelah masa dewasa. Hal ini
sesuai dengan teori Fauzin, 2006 yang menyatakan bahwa komplikasi dari anak-
anak yang mengalami obesitas bisa terjadi Diabetes Mellitus tipe 2 yang resisten
terhadap insulin, muncul tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan tingkat lipid
yang abnormal.
Menurut Roskitt dan Clair yang dikutip oleh Subardja, 2004 dahwa
orang tua cukup yang artinya tidak ada hubungan tentang pemberian makan
Hal ini menunjukkan bahwa kejadian obesitas pada balita tidak hanya
lain misanya faktor lingkungan yang meliputi aktivitas fisik, penggunaan energi
yang rendah, dan faktor keturunan. Hal ini sesuai dengan teori yang
46
dikemukakan oleh Juanita, 2004 yang menyatakan bahwa terdapat 3 faktor yag
neuro.
47
BAB 6
6.1. Simpulan
Surabaya pada tanggal 20 Juni 2007 sampai dengan 29 Juni 2007 dapat
disimpulkan bahwa :
hiotesis chi square didapatkan nilai χ2 = 0,095 < χ2(1,095) = 3,841 sehingga
tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan
6.2. Saran
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
status gizi balita, terutama balita obesitas yang selama ini sangat kurang
2. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Kepada
orang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada
balita” yang betujuan untuk mengidentifikasi penderita obesitas pada balita dan
menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu/bapak
untuk diwawancarai dan menjawab pertanyaan dalam kuesioner yang telah saya
sediakan dengan jujur apa adanya. Jawaban yang ibu berikan akan saya jamin
kerahasiaanya.
Demikian permintaan dan permohonan saya. Atas kesediaan dan bantuan serta
Hormat saya
Ainun Nafiah
51
Lampiran 2
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian
obesitas pada balita” yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Kebidanan
Sutomo Surabaya.
Demikian pernyataan ini saya buat atas dasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari
orang lain.
Responden
Lampiran 3 KUESIONER
52
Nomor responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk mengerjakan :
Berikan jawaban Bapak/ibu dengan cara memberikan tanda (√) pada jawaban yang
I. Data umum
2. Pekerjaan ibu/bapak :
Ya
Tidak
Tidak Tahu
2. Jumlah rata-rata nutrisi yang dibutuhkan setiap hari untuk anak usia 1-3 tahun
1 – 1,5 piring nasi; 2 – 3 potong ikan segar; 1 – 2 potong tempe; 0,5 mangkok
3. Jumlah rata-rata nutrisi yang dibutuhkan setiap hari untuk anak usia 4 - 6
1 – 1,5 piring nasi; 2 – 3 potong ikan segar; 1 – 2 potong tempe; 0,5 mangkok
5. Jumlah air putih yang harus dikonsumsi oleh tubuh dalam 1 hari minimal 2
4 gelas 12 gelas
menyebabkan…
Anak sehat
Anak kuat
7. Menurut Anda yang baik dalam pemberian makanan tambahan kepada anak
adalah …
Sesering mungkin
Secukupnya
8. Frekuensi makan yang teratur dan terjadwal adalah lebih baik daripada tidak
Sesering mungkin
10. Makanan yang paling tepat diberikan kepada anak usia 1 – 3 tahun adalah…
55
11. Makanan yang paling tepat diberikan kepada anak usia kurang dari 6 bulan
adalah…
ASI saja
Bubur/tim saring
12. Anak mulai diperkenalkan dengan makanan tambahan adalah pada usia 6
Pisang
Bubur/tim saring
13. Jenis makanan yang sesuai untuk anak yang mengalami konstipasi atau
sembelit adalah …
14. Kacang tanah, kedelai, tahu, dan tempe adalah makanan yang mengandung
banyak …
56
Vitamin
Protein hewani
Protein nabati
15. Daging, hati, ikan segar, dan kerang adalah makanan yang mengandung
banyak …
Lemak
Protein hewani
Protein nabati
16. Anak yang gemuk adalah anak yang kelebihan….. di dalam tubuhnya
Karbohidrat
Lemak
Protein
17. Makanan –makanan yang mengandung lemak tinggi cocok diberikan kepada
anak yang….
Kurus Biasa
Gemuk
Kurang gizi
57
19. Apabila anak diberikan makanan dengan gizi yang cukup dan seimbang,
20. Makanan yang dikonsumsi oleh anak khususnya balita, sebagian besar
digunakan untuk …
21. Sedangkan untuk orang dewasa, kebutuhan makan lebih banyak digunakan
untuk…
Baik
Kurang baik
Tidak tahu
58
24. Untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi, maka cara memberikan makan
25. Cara memberikan makanan kepada seseorang, harus sesuai dengan kebutuhan
1. Ya
7. Secukupnya
16. Lemak
17. Kurus
kali