Anda di halaman 1dari 31

TENTIRAN 2014

PSA 1102013235

CEDERA SEL

terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap


rangsanganatau sel terkena agen perusak(damaging agents).

Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu
berat.

Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat


mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan
genetik, dan sifat transportasinya.
A. Jejas Reversibel
B. Jejas Irreversibel

Penyebab Cedera Sel

1. Hipoksia (pengurangan oksigen )terjadi sebagai akibat:

a. iskemia (kehilangan pasokan darah)


b. oksigenisasi tidak mencukupi
c.hilangnya kapasitas pembawaoksigen darah

2.Faktor fisik (trauma, panas, dingin, radiasi, dan renjatan listrik)

3.Bahan kimia dan obat-obatan

4. Bahan penginfeksi (virus, ricketsia, bakteri, jamur, dan parasit)

5.Reaksi imunologik

6.Genetik (malformasi kongenital)

7.Ketidakseimbangan nutrisi:

8. Penuaan

Akibatjejas yang paling ekstrim adalah kematian sel ( cellular death


). Terdapat duajenisutama kematian sel, yaituapotosis dan nekrosis.

Apoptosis adalah kematian sel terprogram (programmed cell death)

Nekrosis adalah kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi


tertentu dalam tubuh.biasanya disebabkan karena stimulus yang
bersifat patologis.

Faktor yang sering menyebabkan kematian sel nekrotik adalah hipoksia


berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan toksin dan radikal
bebas, dan kerusakan integritas membran sampai pada
pecahnya sel.

Jenis-Jenis Nekrosis
Nekrosis koagulatif

oleh karena denaturasi

Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan


mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan
ciri arsitekturnya selama beberapa waktu.

seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah,terjadi


padajantung, ginjal, hati.

Jenis - Jenis Nekrosis


Nekrosisliquefaktiva

Salah satu tipe nekrosis yang termasuk bakteri fokal atau infeksi jamur.

Sebagai akibat autolisis atau heterolisis terutama khas pada infeksi


fokal kuman,

Apapun patogenesisnya, liquefaktif pada hakikatnya mencerna bangkai


kematian sel dan sering meninggalkan cacat jaringan yang diisi leukosit
imidran dan menimbulkan abses.

Jaringan nekrotikini juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja
enzim

Biasanya terdapat padaotak dan medulla spinalis.

Jenis Jenis Nekrosis


Nekrosis Kaseosa

Nekrosis yang paling sering ditemukan pada focus infeksi tuberculosis.

Istilah kaseosa berasal dari gambaran makroskopik putih, seperti keju


di daerah nekrotik sentral.

Tidak sepertinekrosis koagulatif, arsitektur jaringan seluruhnya


terobliterasi (tertutup).

Sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahan-pecahan sel nya tetap ada


selamabetahun-tahun.

terjadi pada paru.

Jenis Jenis Nekrosis


Nekrosis Lemak Enzimatis

Yang dimaksudkan ialah nekrosis pada jaringan lemak, disebabkan oleh


kerja lipase (yang berasal dari sel pancreas rusak atau makrofag) yang
mengkatalisis dekomposisi trigliserid menjadi asam lemak,

yang kemudian bereaksi dengan kalsium membentuk sabun kalsium.

Secara histologik lemak nekrotik menunjukkan bayang-bayang sel dan


bintik-bintik basofilik karena deposisi kalsium.

Terjadipada pancreas.

Jenis Jenis Nekrosis


Nekrosis Gangrenosa

Merupakan nekrosis koagulatif akibat kekurangan aliran darah dan


disertai tumbuhnya bakteri safrofit yang berlebihan (gangren kering
pada tungkai, gangren basah pada usus).

Penderita DM

Proses biasanya dimulai dengan infeksi bakteri.

Jenis Jenis Nekrosis


Nekrosis Fibrinoid

Nekrosis yang menyebabkan penimbunan fibrin.

Contohnya pada hipertensi maligna, arteriol yang mengalami


tekanan mengakibatkan sel otot polosnya mengalami nekrosis.

Plasma merembes ke lapisan media dan menyebabkan


penimbunan fibrin.

Nekrosis fibrinogen juga disebut bukan nekrosis yang sesungguhnya.


Disinggung juga karena sering disebut dan berhubungan dengan
persoalan imunitas, karena dibentuknya bangunan-bangunan
menyerupai fibrin pada jaringan ikat atau dinding pembuluh darah.

Proses Adaptasi Sel


Atrofi

Adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat terjadi
akibat sel atau jaringan tidak digunakan

misalnya, otot individu yang mengalami imobilisasi atau pada keadaan


tanpa berat (gravitasi 0).

Atrofi juga dapat timbul sebagai akibat penurunan rangsang hormon


atau saraf terhadap sel atau jaringan.

Proses Adaptasi Sel


Hipertrofi

Adalah bertambahnya ukuran suatu sel atau jaringan. Hipertrofi


merupakan suatu respon adaptif yang terjadi apabila terdapat
peningkatan beban kerja suatu sel.

a. Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai akibat dari peningkatan beban


kerja suatu sel secara sehat. Ex: uterus pada saat hamil

b. Hipertrofi patologis terjadi sebagai respons terhadap suatu


keadaan sakit. Ex: hipertrofi pada gagal jantung

c. Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk


mengambil alih peran sel lain yang telah mati.

Proses Adaptasi Sel


Hiperplasia

Adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat
peningkatan mitosis

a. Hiperplasia fisiologis ex: uterus saat hamil

b. Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat kerangsangan hormon


yang berlebihan.

c. hiperplasia kompensasi terjadi ketika sel jaringan bereproduksi


untuk mengganti jumlah sel yang sebelumnya mengalami penurunan.

Proses Adaptasi Sel


Metaplasia

Perubahan pada sel dewasa menjadi bentuk sel dewasa lain

Dapat berubah jadi ganas

Ex : perubahan epitel pada ureter akibat ureterolithiasis

Proses Adaptasi Sel


Displasia

Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel


yang berbeda ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel
asalnya.

Displasia tampak terjadi pada sel yang terpajan iritasi dan peradangan
kronik.

Inflamasi adalah reaksi vascular yang menimbulkan pengiriman cairan, zat-zat


yang terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial di
daerah cidera atau nekrosis. (Wilson, 2005)

Pola Inflamasi

a.Inflamasi Akut

Inflamasi akut adalah onset yang dini (dalam hitungan detik hingga menit),
durasi yang pendek (dalam hitungan menit hingga hari) dengan melibatkan
proses eksudasi cairan (edema) dan emigrasi sel polimorfonuklear (neutrofil).
(Robbins, 2009)

b.Inflamasi Kronik

Inflamasi kronik adalah onset yang terjadi kemudian (dalam hitungan hari) dan
durasi yang lebih lama (dalam hitungan minggu hingga tahun) dengan
melibatkan limfosit serta makrofag dan menimbulkan proliferasipembuluh
darah serta pebentukan jaringan parut. (Robbins, 2009)

Akibat inflamasi akut

Resolusi sempurna dengan perbaikan daerah peradangan akut menjadi normal

Penyembuhan dengan membentuk parut, yang terjadi setelah distruksi luas


pada jaringan, peradangan pada jaringan yang tidak dapat beregenerasi, atau
jika terdapat banyak eksudasi fibrin

Berlanjut menjadi peradangan kronik

Morfologi pada Inflamasi


Peradangan serosa

Ditandai melubernya cairan relatif mengandung sedikit protein. Dibentuk dari


serum atau hasil sekresi mesothel rongga tubuh (misal: peritoneum, ruang pleura).
Tergantung dari derajat beratnya jejas. Misal: Luka bakar ,Infeksi virus.

Peradangan fibrinosa

Jejas yang lebih berat permeabilitas vaskuler lebih besar molekul lebih
besar(misalnya perikarditis fibrinosa setelah infark miokardial akut)

Peradangan supuratif

Ditandai dengan produksi nanah (pus) dalam jumlah banyak tediri neutrophil, sel-sel
nekrotik, cairan edema. Misal: Infekfi bacteri Staphylococcus(misalnya abses
stafilokokus piogenik)

Ulcer

Defek lokal, atau exkavasi, permukaan organ atau jaringan yang diproduksi oleh
sloughing (shedding) jaringan keradangan nekrotikMisal: mukosa rongga mulut,
permukaan saluran cerna,kulit

ProsesPenyembuhan dan perbaikan pada inflamasi


1. Resolusi

dimana arteriol di daerah radang kembali ke permiabilitas normal

cairan yang keluar dari pembuluh darah berhenti

cairan yang sudah keluar dari pembuluh darah diabsorsi

2. Regenerasi

Pergantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel parenkim yang
bertahan di sekitarnya

Faktor penentu regenerasi adalah kemampuan untuk membelah, jumlah


sel yang bertahan, keutuhan kerangka jaringan ikat yang cidera

3. Perbaikan dengan pembentukan jaringan ikat (jaringan granulasi )

Setelah beberapa waktu semakin banyak kolagen yang tertimbun di


dalam jaringan ikat maka akan semakin matang dan padat jaringan parut

2011

Seorang wanita dinyatakan hamil 6 bulan, terlihat dari perut yang


membesar dan hasil tes kehamilan positif. Sel-sel uterus wanita tersebut
mengalami:

a. Displasia
b. Metaplasia
c. Hipertrofi
d. Hipertrofi dan hyperplasia
e. hiperplasia

2011

Seorang laki-laki 42 tahuun, tiba-tiba mengalami kelumpuhan tubuh


bagian kanan. Hasil pemeriksaan CT scan penyebab strokenya diketahui
oleh adanya hambatan pada pembuluh darah di otak. Nekrosis apa yang
terjadi di otak :

a. Nekrosis koagulatif
b. Nekrosis liquefaktiva
c. Nekrosis kaseosa
d. Nekrosis gangrenosa
e. Nekrosis perlemakan

2012

Laki-laki berusia 45 tahun, berobat ke poliklinik karena nyeri pada


pinggang kanan yang hilang timbul sejak 10 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik, dokter mencurigai adanya batu pada ureter kanan.
Akibat adanya batu ureter dapat mengakibatkan perubahan pada epitel
ureter. Apakah nama proses perubahan yang terjadi pada epitel ureter
pasien tersebut?

a. Atrofi
b. Hipertrofi
c. Hiperplasia
d. Metaplasia
e. Displasia

2013

Seorang anak perempuan umur 10 tahun bermain di kebun. Lalu


kakinya tertusuk duri, beberapa hari kemudian pada daerah luka
terdapat nanah. Radang apakah yang terjadi pada luka tersebut?

a. Fibrinous
b. Serous
c. Musinous
d. Supuratif
e. Serofiboinous

2012

Laki-laki berusia 45 tahun, berobat ke poliklinik karena teraba benjolan


pada leher kanan sejak 3 bulan yang lalu dan semakin banyak. Pada
hasil pemeriksaan PA dari biopsy didapatkan KGB mengandung tuberkel,
nekrosis, dan sel datia Langhans dengan kesimpulan limfadenitis
tuberkulosa. Apakah jenis nekrosis yang terjadi pada pasien tersebut?

a. Nekrosis koagulativa
b. Nekrosis mencair
c. Nekrosis perkijuan
d. Nekrosis lemak
e. Nekrosis fibrin

DEMAM

Peningkatan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat perubahan pusat


thermoregulasi di hipotalamus anterior

Suhu rektal >38o C

Zat yang dapat menyebabkan demam : PIROGEN (eksogen dan


endogen)

DEMAM KONTINYU

Sustained fever

Peningkatan suhu tubuh yang menetap dgn fluktuasi max. 0,4oC

Contoh : demam tifoid, malaria falsiparum maligna

DEMAM INTERMITTEN

Suhu dapat kembali normal setiap hari

Umumnya pada pagi hari dan puncaknya siang hari

Contoh : malaria, limfoma, endocarditis

DEMAM REMITEN

Penurunan suhu tiap hari namun TIDAK mencapai normal, fluktuasi lebih
dari 0,5oC

Contoh : sebagian besar pada penyakit akibat virus dan bakteri

DEMAM SEPTIK ATAU HEKTIK

Terjadi saat demam remiten atau intermitten menunjukkan perbedaan


antara puncak da titik terendah suhu yang sangat besar

Contoh : penyakit Kawasaki, infeksi piogenik

DEMAM REKUREN

Relapsing fever

Demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada suatu


penyakit yang melibatkan organ yang sama

Contoh : infeksi traktus urinarius

SEMANGAT DEDEK(S)

Anda mungkin juga menyukai