Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Manajemen Proyek ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterimakasih pada Bapak Ir. Irawan Wisnu Wardhana, M.S selaku dosen mata kuliah
Manajemen Proyek Universitas Diponegoro yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Manajemen. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Semarang, 22 Februari 2016

Penulis

Daftar Isi
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I: Pendahuluan............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 1
1.4 Manfaat........................................................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................................. 2
2.1 Manajemen Proyek....................................................................................... 2
2.1.1 Definisi Manajemen Proyek....................................................................2
2.1.2 Siklus Hidup Proyek................................................................................ 2
2.1.3 Fungsi Manajemen Proyek......................................................................4
2.1.4 Jenis-Jenis Proyek.................................................................................. 6
2.2 Pelaksanaan Proyek Rel Kereta Api...............................................................8
2.2.1 Cakupan Prasarana Kereta Api...............................................................8
2.2.2 Komponen Struktur Jalan Rel..................................................................8
2.2.3 Urutan Pekerjaan Proyek Rel Kereta Api.................................................9
2.2.4 Pelaksanaan Proyek Rel Kereta Api.......................................................10
BAB III: Penutup................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13

BAB I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek
dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya
batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran
pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan".
Manajemen proyek kini menjadi suatu keharusan, bukan lagi sekedar pilihan.
Pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka
proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa. Oleh karenanya diperlukan
penerapan manajemen proyek secara benar.
Dalam manajemen proyek diperlukan pengetahuan mengenai tahapan-tahapan dalam
pengerjaan proyek sehingga menghasilkan sebuah pekerjaan yang efisien dan tepat sasaran.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan proyek dan manajemen proyek ?


1.2.2 Apa saja fungsi dan siklus dalam manajemen proyek ?
1.2.3 Apa saja macam-macam manajemen proyek?
1.2.4 Bagaimana contoh pelaksanaan proyek ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan proyek dan manajemen proyek.
1.3.2 Mengetahui fungsi dan siklus dalam manajemen proyek.
1.3.3 Mengetahui macam-macam manajemen proyek.
1.3.4 Mengetahui contoh pelaksanaan proyek.

1.4 Manfaat

Kita dapat mengetahui tahapan-tahapan pengerjaan proyek secara umum agar


mencapai pekerjaan yang tepat sasaran dan efisien

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Proyek

2.1.1 Definisi Manajemen Proyek


Menurut Schwalbe (2006), proyek merupakan suatu usaha yang bersifat sementara
untuk menghasilkan produk atau layanan yang unik. Pendapat lain dari Dipohusodo (1995)
menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang
tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu
serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.
Manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran
organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Soeharto, 2001:21).Manajemen proyek
merupakan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
sumberdaya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan dalam waktu tertentu dengan
sumber daya tertentu (Santoso, 2003:3).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu, biaya dan mutu
tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),
material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money
(uang), information (informasi), dan time (waktu).Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat
tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2001).
2.1.2 Siklus Hidup Proyek
Dalam mengerjakan sebuah proyek, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang. Hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat tercapai sesuai dengan waktu,
scope dan dana yang telah ditetapkan di awal kegiatan proyek. Untuk itu, manajer proyek
harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber daya yang dialokasikan dalam proyek
digunakan dengan cara yang paling efisien. Ini berarti bahwa perencanaan proyek harus
dilakukan secara professional yang didasarkan pada siklus hidup proyek.
Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak
2

proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat empat
tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek
disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan
permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan
ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas
proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan
disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek
berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk
memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan
proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi
project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa
proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables
sebagai hasil akhir proyek.
4. Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek
(deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan
supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder
3

yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang
perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama
kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan
dating.

Gambar Siklus Hidup Proyek

2.1.3 Fungsi Manajemen Proyek


Manajemen proyek mulai dianggap penting saat bangsa Amerika mengalami kegagalan
yang sangat serius dalam kegiatan mega proyek mereka. Kegagalan Apolo 13 untuk
melakukan pendaratan di bulan membuka mata NASA mengenai pentingnya menerapkan
manajemen proyek. Sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, pihak NASA hanya menekankan
masalah yang bersifat teknis dan mengabaikan permasalahan yang bersifat human
(manajemen). Tonggak sejarah inilah yang mengawali berkembangnya ilmu manajemen
proyek yang pada dasarnya dimulai dari industri konstruksi.
Di masa mendatang, manajemen proyek memiliki peran yang sangat penting dalam
mendukung kegiatan pengembangan perusahaan kearah yang bersifat strategis. Beberapa
alasan yang dianggap dapat menguatkan pentingnya keberadaan fungsi manajemen proyek

yang baik dalam suatu perusahaan antara lain semakin pendeknya kompresi daur hidup
produk, tingginya tingkat kompetisi global serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menyebabkan semakin meningkatnya kompleksitas aktivitas proyek.
Adapun fungsi manajemen proyek meliputi:

a) Pelingkupan (Scoping)
Lingkup mendefinisikan batas-batas proyek. Seorang manajer proyek harus mampu
mencakup harapan-harapan dan batasan-batasan proyek dengan tujuan merencanakan
aktivitas, memperkirakan biaya, dan mengelola harapan.
b) Perencanaan (Planning)
Perencanaan mengidentifikasikan tugas-tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Hal ini didasarkan pada pemahaman manajer terhadap lingkup proyek dan metodologi yang
digunakan untuk mencapai tujuan.
c) Perkiraan (Estimating)
Tiap tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek harus diperkirakan. Berapa lama
waktu yang diperlukan? Berapa banyak orang yang diperlukan? Keterampilan-keterampilan
apakah yang diperlukan? Tugas-tugas apakah yang harus diselesaikan sebelum memulai
tugas-tugas lain? Dapatkah beberapa tugas ini saling menggantikan? Berapakah biayanya? lni
adalah isu-isu perkiraan. Beberapa isu dapat dipecahkan dengan peralatan pemodelan proyek.
d) Penjadwalan (Scheduling)
Dengan diberikan rencana proyek, manajer proyek bertanggungjawab atas penjadwalan
semua aktivitas proyek. Jadwal proyek tersebut harus dikembangkan dengan pemahaman
terhadap tugas yang diperlukan, durasi tugas, dan prasyarat tugas.
e) Pengorganisasian (Organizing)
Manajer proyek harus memastikan bahwa para anggota tim proyek memahami peran dan
tanggungjawab masing-masing;serta hubungan laporan mereka ke manajer proyek.
f) Pengarahan (Directing)
Setelah proyek dimulai, manajer proyek harus mengarahkan aktivitas-aktivitas tim. Tiap
manajer proyek harus mendemonstrasikan keterampilan manajemen proyek untuk
mengkoordinasikan, mendelegasikan, memotivasi, menyarankan, memuji, dan memberi
penghargaan pada para anggota tim.
g) Pengontrolan (Controlling)
Mungkin fungsi tersulit dan terpenting seorang manajer adalah mengontrol proyek. Beberapa
rencana akan dieksekusi tanpa masalah dan penundaan. Manajer proyek harus memonitor dan
melaporkan perkembangan tujuan, jadwal, dan biaya dan membuat penyesuaian seperlunya
ketika diperlukan.
5

h) Penutupan (Closing)
Manajer proyek yang baik selalu menilai keberhasilan dan kegagalan pada kesimpulan
proyek.

Mereka

belajar

dari

kesalahan

mereka

dan

merencanakan

perbaikan

berkesinambungan pada proses pengembangan sistem.


Semua fungsi di atas tergantung pada komunikasi antarpersonal berkesinambungan di
antara manajer proyek, tim, dan manajer-manajer lain.

2.1.4 Jenis-Jenis Proyek


Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam pengerjaannya, selalu ada
batasan (time, scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek.
Perubahan terhadap salah satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain. Seluruh aktivitas
yang terdapat pada proyek merupakan sebuah mata rantai yang dimulai sejak dituangkannya
ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai
dengan perencanaannya semula.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat terlihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-jenis
kegiatan proyek tersebut secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek ekonomi,
keuangan, permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur, dan lainlain. Namun, pada kenyataannya, tidaklah dapat membagi-bagi proyek pada satu jenis
tertentu saja, kerena pada umumnya kegiatan proyek merupakan kombinasi dari beberapa
jenis kegiatan sekaligus. Akan tetapi, jika ditinjau dari aktivitas yang paling dominan yang
dilakukan pada sebuah proyek, maka kita dapat mengkategorikan proyek sebagai berikut :

Proyek Engineering Kontruksi


Dalam kegiatannya, aktivitas yang paling dominan yang dilakukan dalam proyek ini adalah
pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.

Proyek engineering Manufacture


Secara garis besar, kegitan proyek ini meliputi seluruh kegitan yang bersifat untuk
menghasilkan produk baru.

Proyek Pelayanan Manajemen


Dalam pengerjaannya, aktivitas utama dalam proyek ini adalah merancang system informasi
manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan
pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibag,
merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obat terlarang dan
lain-lain.

Proyek Penelitian dan Pengembangan


Adapun aktivitas utama yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi melakukan
penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu.

Proyek Kapital
Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah
badan usaha atau pemerintah, misalnya pembebasan tanah, penyiapan lahan dan pembelian
material.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat juga ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa dalam
suatu jenis proyek yang memiliki beberapa aktivitas sekaligus, maka pembagiannya
merupakan kombinasi. Proyek pembuatan sumur minyak dan gas, jika ditinjau dari segi
pembangunannya dapat dikategorikan sebagai proyek engineering konstruksi. Namun, dari
seluruh tahapan dan biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat dikategorikan sebagai
proyek capital.

2.2 Pelaksanaan Proyek Rel Kereta Api

2.2.1 Cakupan Prasarana Kereta Api


Berdasarkan UU No.13 Tahun 1992 yang tertuang dalam Bab I pasal 1 ayat 7, prasarana
kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api, termasuk fasilitas yang diperlukan agar kereta
api dapat di operasikan. Fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang melengkapi
penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan
bagi pengguna jasa angkutan kereta api. Prasarana kereta api lebih terperinci lagi dapat
digolongkan sebagai:
a.
b.
c.
d.

Jalur atau jalan rel


Bangunan stasiun
Jembatan
Sinyal dan telekomunikasi
Dalam kajian dibidang teknik,lebih banyak terfokus kepada prasarana kereta api pada

pembangunan jalur atau rel,bangunan stasiun dan jembatan. Meskipun demikian,pembahasan


materi studi disini lebih ditumpukan kepada perencanaan dan pembangunan rel kereta api.
2.2.2 Komponen Struktur Jalan Rel
Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yang terdiri dari kumpulan
komponen-komponen jalan rel yaitu:
1.

Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari

komponen-komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie).
2.
Struktur bagian bawah, atau dikenali sebagai substructure, yang terdiri dari
komponen balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan
tanah asli (natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan tanah di bawah subbalas
yang berasal dari tanah asli tempatan atau tanah yang didatangkan (jika kondisi tanah asli
tidak baik), dan telah mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan
perlakuan khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam dua
lapisan, yaitu : balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast).
Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yang menghimpun komponenkomponennya seperti rel, bantalan, penambat dan lapisan fondasi serta tanah dasar secara
terpadu dan disusun dalam sistem konstruksi dan analisis tertentu untuk dapat dilalui kereta
api secara aman dan nyaman. Gambar di bawah ini menjelaskan bagian-bagian struktur atas
dan bawah konstruksi jalan rel dan secara skematik menjelaskan keterpaduan komponenkomponennya dalam suatu sistem struktur.
8

2.2.3 Urutan Pekerjaan Proyek Rel Kereta Api


Dalam kontrak mensyaratkanbahwa kegiatan pelaksanaan proyek harus diselesaikan secara
berurutan sesuai dengan tahapan kegiatan dalam mencapai sasaran proyek,seperti contoh
spesifikasi dibawah ini:
1. Survei
mengenai hasil desain konstruksi,survei topografi(pengukuran-pengukuran),survei utilitas
dan penyelidikan tanah
2. Perijinan
untuk pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan dan konsultan akan melakukan pengecekan
sesuai dengan ijin pelaksanaan yang diajukan
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor harus menyampaikan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berisi antara lain
uraian item pekerjaan
4. Material

Kontraktor harus menyampaikan contoh material/peralatan yang akan digunakan untuk


pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi seperti batangan besi baja,bantalan rel,plat
landas,dll.
5. Gambar kerja (Shop Drawing)
Sebelum melaksanakan pekerjaan,kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan harus
disetujui oleh kontraktor,konsultan dan PPK
6. Pekerjaan pada Formation Layer
Merupakan pekerjaan pemadatan tanah sebagai pondasi trek rel KA
7. Pekerjaan pada Sub Ballast dan Ballast
Merupakan lapisan yang fungsinya sebagai tempat pembaringan trek
Rel kereta api

2.2.4 Pelaksanaan Proyek Rel Kereta Api


Pada pelaksanaan pekerjaan rel kereta api yang disyaratkan pada spesifikasi teknik,maka
dalam manajemen konstruksi juga mensyaratkan bahwa perlunya pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan urutan atau tahapan pekerjaan yang benar,sehingga pekerjaan lebih efektif dan
meningkatkan efisiensi pelaksanaan.Lintas kereta api direncanakan untuk melewatkan
berbagai jumlah angkutan barang dan/ atau penumpang dalam suatu jangka waktu tertentu.
Perencanaan konstruksi jalan rel harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis dan ekonomis.
Secara teknis diartikan konstruksi jalan rel tersebut harus dapat dilalui oleh kendaraan rel
dengan aman dengan tingkat kenyamanan tertentu selama umur konstruksinya. Secara
ekonomis diharapkan agar pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut dapat
diselenggarakan dengan biaya yang sekecil mungkin dimana masih memungkinkan
terjaminnya keamanan dan tingkat kenyamanan. Perencanaan konstruksi jalan rel dipengaruhi
oleh jumlah beban, kecepatan maksimum, beban gandar dan pola operasi.
Perlu juga diperhatikan bahwa dalam kegiatan pelaksanaan proyek terdapat kegiatankegiatan kecil yang merupakan bagian dari kegiatan utama, harus dapat dilaksanaan pada
waktu yang bersamaan, sehingga seluruh kegiatan dapat diselesaikan pada waktu yang tepat.
Seluruh kegiatan yang berada pada jalur kritis harus dapat diselesaikan tepat waktu yang
telah ditentukan, sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya yang dapat mempengaruhi
waktu mulai pekerjaan berikutnya, akibatnya proyek bisa mengalami keterlambatan. Hal ini
disebabkan bahwa suatu kegiatan pelaksanaan proyek tidak dapat dimulai karena belum
selesainya kegiatan sebelumnya.Pada saat konstruksi perlu juga untuk dilakukan pengawasan
10

dan

pengujian

yang

tepat

untuk

memastikan

bahwa

seluruh

pekerjaan

dapat

diselesaikan.Disamping itu, penggunaan peralatan harus sesuai dengan metode yang benar,
perlu mengetahui detail-detail tentang seluruh peralatan yang akan digunakan pada konstruksi
jalan, sehingga penggunaan peralatan dapat lebih efisien sehingga akan meningkatkan hasil
produksi, yaitu dicapainya minimum biaya operasi dan pemeliharaan peralatan sehingga
biaya konstruksi menurun dan/atau dapat lebih murah, menambah keuntungan kontraktor.

BAB III: Penutup


Dari pembahasan pada Bab II dapat ditarik kesimpulan

11

1. Manajemen

konstruksi

merupakan

pengelolaan

perencanaan

(rencana

kerja),

pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal pelaksanaan pekerjaan
sampai selesainya proyek secara efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa proyek
dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu (Ervianto,2002).
2. Siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan
diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek
tercapai. Terdapat empat tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus
hidup proyek yaitu tahap inisiasi, tahap perencanaan, tahap eksekusi, tahap
penutupan. Fungsi manajemen proyek meliputi pelingkupan, perencanaan,
perkiraan, penjadwalan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan, dan
penutupan

3. Macam-macam poyek yaitu, proyek engineering kontruksi, proyek engineering


manufacture, proyek pelayanan manajemen, proyek penelitian dan pengembangan,
proyek kapital

12

DAFTAR PUSTAKA
Dipohusodo. 1995. Manajemen Proyek & Konstruksi. Jilid 2. Kanasius. Yogyakarta.
Ervianto, Wulfram I., 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama, Salemba Empat,
Yogyakarta.
Kerzner Harold, (2001). Project Management: A System to Planning, Scheduling and
Controlling, 7th Edition , John Wiley & Sons.
Santoso, Budi. 2003. Manajemen Proyek. Jakarta: Guna Widya.
Schwalbe, Kathy. 2006. Information Technology Project Managemen. Edisi ke-4. Boston
Massachusetts: Couerse Technology.
Soeharto, Iman. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Jilid 2.
Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga.

https://www.academia.edu/19777073/Proyek_Pembangunan_Rel_Kereta_Api_Pengangkut_B
atu_Bara_di_Provinsi_Kalimantan_Timur
https://www.academia.edu/8503532/PERENCANAAN_JALAN_REL
https://www.academia.edu/8662334/1._Standar_Spesifikasi_Teknis_Umum
https://hendriyana90.wordpress.com/konstruksi-rel-kereta-api/
http://dokumen.tips/documents/pd-10-perencanaan-konstruksi-jalan-rel.html
http://civilfile.blogspot.co.id/2010/11/konstruksi-rel-kereta-api-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai