Disusun oleh:
1. Stephen Hadinata
2. Stephen Emmanuel
3. Steven Santiago
4. Billy Setiawan
5. Rienardus
6. Vincentius Haryanto
7. Thomas Leonardo
8. Johanes
9. Riandy P. Sepcandio
10. Raditya Farandi
6132007
6132030
6132043
6132060
6132061
6132071
6132082
6132083
6132098
6132113
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SURABAYA
2015
A. Pengertian Biogas
Biogas adalah salah satu energi yang dapat dikembangkan dengan memberikan
cukup bahan baku yang tersedia dan bersifat renewable (terbarukan). Dihasilkan oleh
aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya
kotoran manusia dan hewan, serta limbah domestik (rumah tangga). Kandungan utama
dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Gas metana adalah gas yang
mengandung satu atom C dan empat atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas
metana yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga panas pun dapat dihasilkan.
Sifat gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan sangat cepat menyala.
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk
menghasilkan listrik. Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer
digunakan untuk mengolah limbah karena bahan bakar yang dihasilkan dapat terurai
sehingga mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas bila terbakar akan
relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan
emisi karbon dioksida yang lebih sedikit.
Pemanfaatan biogas berperan penting dalam manajemen limbah karena metana
merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila
dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang
diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke
atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan
pembakaran bahan bakar fosil. Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan
biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan
dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian tahun 2007, disebutkan bahwa kotoran sapi
mengandung selulosa, hemi selulosa, lignin, karbonat organik, nitrogen, fosfor dan
kalium. Sapi memiliki sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme
dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput
berserat tinggi. Oleh karena itu, pupuk kandang memiliki kandungan selulosa yang tinggi
sehingga nilai kalor yang dihasilkan oleh biogas pun cukup tinggi, yaitu kisaran 48006700 kkal/m3. Untuk metana murni (100 %) memiliki nilai kalori 8900 kkL/m 3. Berikut
ini tabel komposisi biogas kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa
pertanian.
Dari data yang telah tersediadapat dilihat bahwa biogas berpotensi besar sebagai
penghasil gas metana. Menurut Direktorat Jenderal PPHP Departemen Pertanian (2006),
1 m3 biogas setara dengan:
1. LPG: 0,46 kg
2. Minyak tanah: 0,62 L
3. Minyak solar: 0,52 L
4. Bensin: 0,80 L
5. Kayu bakar: 3,5 kg
B. Penerapan Biogas Sebagai Pengganti Bahan Bakar
Pada prinsipnya, teknologi biogas memanfaatkan proses fermentasi (pembusukan)
dari sampah organik secara anaerobik (tanpa oksigen) oleh bakteri sehingga dihasilkan
gas metana. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri ini adalah
sampah organik, limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-potongan
kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup banyak.
Proses ini sebetulnya terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang
terbentuk di bawah tumpukan sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan
bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan
pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa penyaluran biogas yang
terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri yang mengolah limbah bio atau
biomassa dan menghasilkan biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas
tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan
untuk keperluan memasak dan lain-lain.
Alat biogas ini terbagi atas dua tipe, tipe terapung (floating type) yang
dikembangkan di India dan tipe kubah tetap (fixed dome type) yang dikembangkan di
China. Tipe terapung terdiri atas sumur pencerna dan di atasnya diletakkan drum
terapung dari besi terbalik yang berfungsi untuk menampung gas yang dihasilkan oleh
digester. Bagian sumur dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa
digunakan untuk membuat pondasi rumah seperti pasir, batubata, dan semen. Berbeda
halnya dengan tipe terapung, tipe kubah berupa digester yang dibangun dengan menggali
tanah, kemudian dibuat bangunan dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk seperti
rongga yang ketat udara dan berstruktur seperti kubah.
E. Daftar Pustaka
www.academia.edu/7510423/Pembuatan_Biogas_dari_Kotoran_Ternak_sebagai_Alterna
tif_Energi
www.academia.edu/5043213/Biogas_sebagai_Energi_Alternatif_Terbarukan_Septian_D
anni_Prasetyo_LT_1D_20