I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. AF
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 22 tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Makassar/Indonesia
Pekerjaan
: Pegawai honorer
Alamat
No. Register
: 730983
Tanggal pemeriksaan
: 28 Oktober 2015
Tempat pemeriksaan
: RSWS
II. ANAMNESIS
Keluhan utama
Anamnesis terpimpin :
Benjolan
Benjolan awalnya kecil kemudian semakin membesar dan menetap. Riwayat mata
merah (-), nyeri (+), gatal (-), rasa mengganjal (+), banyak keluar air mata (+),
Banyak kotoran mata (+), penglihatan menurun (-).
Riwayat penyakit serupa (-), riwayat menggunakan kacamata sebelumnya
(-),riwayat trauma (-), riwayat alergi (-), riwayat penyakit gula (-), riwayat tekanan
darah tinggi (-), riwayat berobat di Rumah Sakit sebelumnya (-), riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga (-).
III. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Tanda vital
: Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36,5 C
Oculus Dextra
Oculus Sinista
Oculus Sinista
V. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Inspeksi
Pemeriksaan
Palpebra
OD
edema (-).
OS
edema (-).
Tampak benjolan superior
medial, dengan ukuran
2x6x2
mm,
warna
merah.
Apparatus lakrimalis
hiperlakrimasi (-)
hiperlakrimasi (-)
Silia
sekret (-)
sekret (-)
Konjungtiva
hiperemis (-)
hiperemis (-)
Bola Mata
Kesan intak
Kesan intak
Kesegala arah
Kesegala arah
Kornea
Jernih
Jernih
Kesan Normal
Kesan Normal
Iris
Pupil
Bulat,
Mekanisme muscular
sentral,
Cahaya (+)
Refleks Bulat,
sentral,
Refleks
Cahaya (+)
Lensa
Jernih
Jernih
Palpasi
OD
OS
Tensi Okuler
Kesan Tn
Kesan Tn
Nyeri Tekan
(-)
(+)
Massa Tumor
Palpasi
mm,
merah,
warna
berbatas
tegas,terfiksir permukaan
rata.
Glandula Preaurikuler
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
OD
OS
Konjungtiva
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Kornea
Jernih
Jernih
Normal
Normal
4
Iris
Pupil
Lensa
jernih
Jernih
dengan
ukuran
2x6x2mm.
berwarna
merah,
konsistensi
XIV. Resume :
Seorang perempuan berumur 22 tahun datang berobat ke poli mata dengan
keluhan massa tumor pada palpebra sinistra. Massa tumor pada palpebra superior
sinistra dialami sejak 2 minggu yang lalu. Massa tumor awalnya kecil kemudian
semakin membesar dan menetap. Tidak ada riwayat mata merah, ada nyeri, tidak
ada gatal, ada rasa mengganjal, tidak ada banyak keluar air mata, ada kotoran
mata berlebih, tidak ada penglihatan menurun.
XIX. Prognosis
Quo ad Vitam
: Bonam
Quo ad Visam
: Bonam
Quo ad Sanationam
: Bonam
tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi
kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Meibom.
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemis
pada palpebra superior okulus sinistra. Benjolan menonjol ke arah kulit
konjungtiva tarsal tanpa pergerakan kulit. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa hordeolum internum
Meibom sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal dan tidak ikut bergerak
dengan pergerakan kulit.
Berdasarkan gejala dan tanda yang didapat pada pasien ini disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami hordeolum interna pada mata kiri. Ada beberapa
penyakit yang menyerupai penyakit hordeolum, seperti kalazion dan karsinoma
sel squamous.
Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat yang dilanjutkan
dengan pemberian antibiotik oral dan natrium diclofenak. Maksud pemberian
kompres hangat yaitu untuk mempermudah ekskresi sekret pada kelenjar meibom
yang terinfeksi. Ciprofloxacin merupakan antibiotik spektrum luas yang diberikan
untuk mengobati infeksi baik dari bakteri gram positif atau negatif. Cendo Xitrol
adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat kortikosteroid
(deksametason) dan antibiotik (neomisina dan polimisina). Kortikosteroid
mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan. Obat ini juga
mengurangi permeabilitas pembuluh darah dan mengurangi pembentukan jaringan
parut atau scar. Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek
antibakterial. Na Diclofenac merupakan salah satu jenis dari obat anti inflamasi
non steroid yang dapat mengurangi keluhan subyektif nyeri dan mengurangi
peradangan pada jaringan.
Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak
dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk
mengeluarkan nanah pada benjolan, diteruskan kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata
melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata.
Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh
permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.
9
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi Palpebra
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang
dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip
11
Palpebra,
bagian
posterior
palpebrae
dilapisi
12
13
Definisi
Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll.
(1,2)
14
Epidemiologi
Data epidemiologi
internasional
bahwa
hordeolum
Etiologi
Hordeolum
merupakan
infeksi
yang
disebabkan
oleh
bakteri
Patofisiologi
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Staphylococcus
aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata.
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss
atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom
yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini
memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe
hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada
kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif
dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva. (2)
2.6
Gambaran Klinis
Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas
nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda
yang lain pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman,
sakit bila ditekan serta ada rasa yang mengganjal. Biasanya disertai dengan
adanya konjungtivitis yang menahun, kemunduran keadaan umum, acne
vulgaris. (1,2,4)
Ada 2 stadium pada hordeolum, yaitu: stadium infiltrat yang ditandai
dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit
15
Diagnosis
Diagnosis hordeolm ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang
muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang
sederhana. Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini
pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.
(3)
2.8
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari hordeolum, yaitu: kalazion, tumor palpebra, dan
selulitis preseptal. Kalazion merupakan suatu peradangan granulomatosa
kelenjar Meibom yang tersumbat. Kalazion memberikan gejala benjolan
pada kelopak mata, tidak hiperemi, dan tidak ada nyeri tekan, serta adanya
pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kalazion dan hordeolum
adalah pada hordeolum terdapat hiperemi palpebra dan nyeri tekan. (1,6)
Gambar 3. Kalazion
Selulitis preseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan
jaringan lunak periorbital yang dikarakteristikkan denan adanya eritema
pada kelopak mata yang akut dan edema. Yang membedakan selulitis
preseptal dengan hodeolum adalah perjalanan penyakitnya, yang ditandai
dengan adanya demam yang diikuti oleh pembengkakan. (5)
16
2.9
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19