KIMIA ANALITIK
Oleh:
ANDRI PRASETYO S
DEA HIDA P
FENY MARGITA L
HARDHANI PUTRI H
TIARA AYU P
SURAKARTA
2010
Acara III
KOMPLEKSOMETRI
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk
mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan
dengan suatu larutan yang konsentrasinya diketahui. Analisis semacam ini
menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi disebut analisis
volumemetri. Pada titrasi salah satu larutan dimasukkan kedalam buret
atau disebut dengan titran, sedangkan larutan lainnya dimasukkan dalam
labu erlenmeyer yang disebut dengan titrat. Larutan titran dicampurkan
dengan titrat sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan
perubahan warna indikator pH, yang merupakan suatu zat yang pada
umumnya ditambahkan kedalam larutan titrat dan mengalami semacam
perubahan warna. Perubahan warna menandakan bahwa reaksi telah
selesai dan merupakan titik akhir titrasi, kemudian volume titran yang
telah digunakan dicatat.
Titrasi kompleksometri merupakan titrasi yang berdasarkan atas
pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang
sukar mengion).Salah satu cara penetapan kadar suatu ion logam
berdasarkan terbentuknya suatu senyawa kompleks antar ion logam
dengan senyawa pembentuk kompleks ialah dengan kompleksometri.
Senyawa pembentuk kompleks sebagai donor elektron sedangkan ion
logam yang bertindak sebagai akseptor elektron. Dalam larutan alkali,
pembentukan kompleks lebih efisien dan lebih stabil. Namun, jika terlalu
alkali, perlu diwaspadai akan terbentuknya endapan logam teroksidasi.
Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume
(w/v) dari CaCO 3 .Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum,
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Kompleksometri dapat melibatkan reaksi pembentukan kompleks,
atau reaksi ligan (dimana ligan pada ion pusat atau logam digantikan oleh
ligan lain).Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi kompleks
diantaranya kestabilan ion kompleks dan kereaktifan ligan. Kestabilan ion
logam dicirikan oleh harga ketetapan ketakstabilan kompleks. Salah satu
reagen yang sangat serbaguna sebagai zat pengompleks adalah EDTA atau
bentuk garamnya serta tersedianya berbagai jenis indikator ion logam yang
efektif pada pH tertentu (Ham,2006).
EDTA berpotensi sebagai ligan seksidentat yang dapat
berkoordinasi dengan sebuah ion logam melalui gugus dua nitrogen dan
empat karboksilnya. Diketahui dari spektrum inframerah dan pengukur
DItambah 2-3 tetes larutan indikator EBT sehingga larutan berwarna merah
anggur
E. Kesimpulan
1. Kesadahan menunjukkan kemampuan air untuk mengendapkan sabun
terutama ion-ion Mg dan Ca.
2. Kesadahan air dapat dihitung dengan cara titrasi langsung
menggunakan Na2 EDTA dan menggunakan larutan buffer pH 10, agar
pH dapat konstan, maka dapat digunakan indikator EBT.
3. Kesadahan tertinggi terdapat pada air sampel B sebesar 16,8 DH, yaitu
dengan tingkat agak keras.
4. Kesadahan terendah pada isi ulang UNS kelompok 17 sebesar 4,48 DH
5. Perbedaan tingkat kesadahan air dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
pengaruh dari geologi tanah dan juga limbah industri.
1000
Kesadahan = x(mlxM ) Na2 EDTA x 2,8DH
volume
1000
= x(0,5 x0,1) x 2,8 DH
25
= 5,6 DH (Lunak)