Hujan Asam
Hujan Asam
Syavira Augustine
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hujan Asam
2.2 Proses Terbentuknya Hujan Asam
2.3 Dampak Hujan Asam Terhadap Kehidupan
Manusia dan Lingkungan
2.4 Upaya-Upaya Untuk mengurangi dan
Mencegah Dampak Hujan Asam
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahun
dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula
aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya
dengan semakin pesatnya perkembangan sektor
industri dan sistem transportasi. Sebagai
konsekuensi logis, maka semakin dampaknya
akan meningkatkan pula zat-zat polutan yang
dikeluarkan
kegiatan
industri
maupun
transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan
di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap
proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di
udara.
Beberapa
contoh
efek
negatif
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menjadi isu-isu global antara lain efek
rumah kaca, pemanasan global, polusi, sampah,
dan hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert
Angus Smith pada tahun 1972. Hujan asam ini
pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa
terjadinya deposisi asam. Ia mengatakan bahwa
bahan pencemar di udara yang bercampur
dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan
menyebabkan
kerusakan
bangunan
dan
monumen bersejarah. Pada dasarnya, air hujan
normal memang sudah asam dengan kadar
apa
yang
dimaksud
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah
ini adalah memberikan kita pengentahuan dan
wawasan mengenai apa yang dimaksud dengan
hujan
asam, mengetahui
tentang
proses
terjadinya hujan asam, dampak yang ditimbulkan
oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia
dan lingkungan, dan usaha yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi dan mencegah
dampak buruk yang ditimbulkan oleh hujan
asam. Pengetahuan ini diharapkan semoga
mampu meningkatkan kesadaran kita untuk
menjaga lingkungan serta mengubah pola hidup
untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hujan Asam
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir
abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert
Boyle pada tahun 1960 dengan judul A General
History
of
the
Air.
Buku
tersebut
menggambarkan fenomena hujan asam sebagai
nitrous or salino-sulforus spiris.
Selanjutnya revolusi industri di Eropa yang
dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa
penggunaan bahan bakar batubara dan minyak
samping
dari
hujan
asam
menghasilkan
kerusakan
lingkungan
yang
lebih
parah
dibandingkan global
warming.
Sebenarnya
hujan asam merupakan istilah yang kurang
tepat untuk menggambarkan jatuhnya asamasam dari atmosfer ke permukaan bumi. Istilah
yang lebih tepat seharusnya adalah deposisi
asam, karena pengendapan asam dari atmosfir
ke permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan
tetapi juga melalui kabut, embun, salju, aerosol
bahkan pengendapan langsung. Istilah deposisi
asam lebih bermakna luas dari hujan asam.
(Sumber: Ophardt, C.O., (2003)).
Karena hujan asam terlihat, dan rasanya seperti
air bersih, pengukuran pH diambil untuk
menentukan
keasaman
yang
dimilikinya.
Menurut US Environmental Protection Agency, air
murni memiliki pH 7,0, dan hujan normal
memiliki pH sekitar 5.6 (Howard, Rhonda, 2010).
Nilai 7,0 dianggap netral, Nilai yang lebih tinggi
dari 7,0 semakin alkali atau dasar, Nilai lebih
rendah dari 7,0 semakin asam. ilustrasi di atas
juga menggambarkan pH dari beberapa zat
umum
Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi
kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah
peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup
oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat
terjadi
pada
daerah
perkotaan
karena
menggunakan
bakarnya.
batu
bara
sebagai
bahan
pegunungan
cenderung
memperoleh
lebih
banyak karena tingginya curah hujan di sini.
2.3 Dampak
Hujan
Asam
Terhadap
Kehidupan Manusia dan Lingkungan
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena
dampak yang ditimbulkan bersifat global dan
dapat menggangu keseimbangan ekosistem.
Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan
abiotik, antara lain :
a)Danau
Kelebihan
zat
asam
pada
danau
akan
mengakibatkan
sedikitnya
spesies
yang
bertahan. Terdapat hubungan yang erat antara
rendahnya pH dengan berkurangnya populasi
ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak
memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara
pH 6 atau lebih tinggi akan membantu
pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air
akan menghambat produksi enzim dari larva ikan
trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga
mengikat logam beracun seperi alumunium di
danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa
ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar
insangnya
sehingga
ikan
sulit
bernafas.
Pertumbuhan
Phytoplankton
yang
menjadi
sumber makanan ikan juga dihambat oleh
tingginya kadar pH.
b) Tanah
Efek tidak langsung dari hujan asam adalah efek
terhadap tanah. Gejala ini menyebabkan
terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan
Potassium, yang merupakan yamg merupakan
mineral
utama
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman.
Mineral
tersebut
digantikan oleh logam berat seperti Al, yang
justru menghambat pertumbuhan akar dan
menghambat penyerapan air. Tanaman kemudian
mulai mati, karena kekurangan air. Adanya
pelapukan dalam batang menandakan terjadinya
kerusakan sistem transportasi air pada tanaman.
Dr. Ulrich dari Universitas Gottingen (Jerman)
menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat
beberapa pohon spruce dan beech mencapai
umur lebih dari 30 40 tahun (Nandika,
Dodi.,2004).
c) Tumbuhan
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam
berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun
rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga
tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin,
jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi
lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa
diambil, dan mineral-mineral penting menjadi
hilang.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam
tanah akan menyapu kandungan tersebut
Dampak
terhadap
Makhluk Hidup
Keterangan
1.Punahnya
jenis ikan
beberapa
2.Mengganggu
makanan
siklus
3.Mengganggu
pemanfaatan
air
untuk air minum,
perikanan, pertanian
4.Menimbulkan
masalah
kesehatan,
pernafasan
iritasi kulit
Vegetasi
pada
dan
1.Perubahan
keseimbangan
nutrisi dalam tanah
2.Mengganggu
pertumbuhan
tanaman
3.Merusak tanaman
4.Menyuburkan
pertumbuhan jamur
madu yang dapat
mengganggu
Dampak
terhadap
Keterangan
pertumbuhan
tanaman
(menjadi
layu)
Stuktur
Bangunan
1.Melarutkan Kalsium
Karbonat
pada
beton, lantai marmer
2.Melarutkan tembaga
dan baja
3.Mempercepat korosi
pada pipa saluran air
4.Mengikis bangunan
candi dan patung
Bakar
Dengan
Pencemaran
Selama
zat
kapur
kedalam
tanah
dan
5.Potensi sumberdaya
dipanen
penyerap
pulih
gas-gas
yang
dapat
fasilitas
pendidikan
dan
Daftar Pustaka