Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
SAWITTO ISRA SALEH
D621 13 002
20 MARET 2015
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer
adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang
biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit
bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada
makhluk hidup diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen,
mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang
mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang
lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus
nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan
nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk
produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan
bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen
dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen global.
a. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang
mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme
yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki
b. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik
dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan
memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan. Tanaman dapat
menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika
nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion
c. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi
amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur.
d. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang
hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama
nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi
amonium (NH4 +) dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-).
Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk
oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi
nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan
tanaman.
Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas NO2- + H2O + H+
2. NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter NO33. NH3 + O2 NO2 + 3H+ + 2e
4. NO2 + H2O NO3 + 2H+ + 2e
Disini "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air
tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air
minum, karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi
dan menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air
tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat
berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak,
terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian
kehidupan akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk oksigen.
Meskipun tidak secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia),
nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk
eutrofikasi ini."
e. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas
nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan
oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi
anaerobik. Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat
oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup
dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari
bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3 NO2 NO + N2O N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 NO3 + 10 e + 12 H+ N2 + 6 H2O
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu,
fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil
terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini
berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat,
Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor :
Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll.
Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes)
dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian
permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar
laut dan akan dikembalikan ke daratan.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh
akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan.
Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan
berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan
oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam
gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka
gas akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang
mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil
penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan
ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara
kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan
hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan
diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap
kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik,
pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab
korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di
pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan
di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri
menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang
tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti
tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui
reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme.
beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari
golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen
sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob
(Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi