PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak
dipakai dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi
mekanik. Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses
pembakarannya terjadi dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang
terjadi sekaligus sebagai fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara seperti
tersebut disebut mesin pembakaran dalam. Adapun mesin kalor yang cara
memperoleh energi dengan proses pembakaran di luar disebut mesin pembakaran luar.
Sebagai contoh mesin uap, dimana energi kalor diperoleh dari pembakaran luar,
kemudian dipindahkan ke fluida kerja melalui dinding pemisah.
Keuntungan dari mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin
pembakaran luar adalah kontruksinya lebih sederhana, tidak memerlukan fluida
kerja yang
banyak
lebih
tinggi.
Sedangkan mesin
pembakaran luar keuntungannya adalah bahan bakar yang digunakan lebih beragam,
mulai dari bahan bakar padat sampai bahan bakar gas, sehingga mesin pembakaran luar
banyak dipakai untuk keluaran daya yang besar dengan bahan bakar murah. Salah satu
bahan bakar yang mulai dirintis pengembangannya secara massal di Indonesia adalah
penggunaan alkohol sebagai bahan bakar. Seperti apakah itu dan bagaimana efeknya
terhadap lingkungan hidup sekitar kita. Mulai diliriknya alternatif energi lain oleh
masyarakat, seperti penggunaan alkohol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor,
merupakan suatu yang positif. Sebab, penggunaan bahan bakar fosil secara kontinu dan
dalam kuantitas yang cukup besar, sebenarnya memunculkan paling sedikit
dua
ancaman serius. Ancaman tersebut berupa faktor ekonomi karena ketersediaan bahan
bakar ini akan habis dalam beberapa dekade mendatang serta bertambah mahalnya
bahan bakar tersebut seiring dengan menipisnya stok dan juga faktor lingkungan.
Penggunaan alkohol sebagai bahan bakar mulai diteliti dan diimplementasikan
di Amerika Serikat (AS) dan Brazil sejak terjadinya krisis bahan bakar fosil di kedua
negara tersebut pada tahun 1970-an. Brazil tercatat sebagai salah satu negara yang
memiliki
Tugas Akhir 2010 / 1
keseriusan tinggi dalam implementasi bahan bakar alkohol untuk keperluan kendaraan
bermotor dengan tingkat penggunaan bahan bakar ethanol saat ini mencapai 40 persen
secara nasional. Di AS sendiri, bahan bakar ethanol relatif murah, misalnya saja
E85, yang mengandung ethanol 85 persen semakin populer di masyarakat. Selain
ethanol, methanol juga tercatat digunakan sebagai bahan bakar alkohol di Rusia.
Pemanfaatan ethanol
juga
sedang
gencar
dilakukan di
Jepang.
Bahkan,
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang telah menargetkan pada tahun 2008 campuran
gasolin dengan ethanol 10 persen akan digunakan untuk menggantikan gasolin di
seluruh Jepang. Kementerian yang sama juga meminta produsen otomotif di Jepang
untuk membuat kendaraan yang mampu beroperasi dengan bahan bakar campuran
tersebut mulai tahun 2003.
Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Negara Riset dan Teknologi
telah menargetkan pembuatan minimal satu pabrik biodiesel dan gasohol (campuran
gasolin dan alkohol) pada tahun 2005-2006. Selain itu, ditargetkan juga bahwa
penggunaan bioenergy tersebut akan mencapai 30 persen dari pasokan energi nasional
pada tahun 2025. Ethanol bisa digunakan dalam bentuk murni ataupun sebagai campuran
untuk bahan bakar gasolin (bensin) maupun hidrogen. Interaksi ethanol dengan hidrogen
bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi fuel cell ataupun dalam mesin pembakaran
dalam
(internal
combustion
engine)
konvensional.
Hampir
seluruh
mesin
memiliki angka research octane 88. Angka oktan pada bahan bakar mesin Otto
menunjukkan
ini,
fenomena
ketuk
membatasi
penggunaan
rasio
kompresi
mesin bensin. Tingginya angka oktan pada ethanol memungkinkan penggunaan rasio
kompresi yang tinggi pada mesin Otto. Korelasi antara efisiensi dengan rasio
kompresi berimplikasi pada fakta bahwa mesin Otto berbahan bakar ethanol (sebagian
atau seluruhnya) memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar
gasoline.
Dua ancaman serius yang muncul akibat ketergantungan terhadap bahan bakar
gasoline, yakni faktor ekonomi (keterbatasan eksplorasi yang berakibat pada suplai,
harga, dan fluktuasinya) dan faktor polusi bahan bakar fosil yang tidak ramah
lingkungan, menyebabkan kita mesti memikirkan alternatif energi.
latar
belakang,
peneliti
mencoba
merumuskan
pertanyaan yang akan dicari pemecahannya baik pembahasan menurut analisa maupun
teori-teori yang menjadi acuan pada penelitian ini. Ada pun rumusan masalah
berdasarkan judul yang akan diajukan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
Bagaimana pengaruh pemakaian bahan bakar antara bensin murni dengan bahan
bakar campuran 80% bensin + 20% ethanol yang divariasi terhadap daya
listrik yang dihasilkan genset.
1.3.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada tugas ahkir ini adalah sebagai
berikut:
1.
Jenis bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini yaitu ; bensin murni
dan campuran antara 80% Bensin + 20% Ethanol.
2.
: KORO & BE KR
1900 LX Type
: 4 cycle
Speed
: 3000 rpm
Power
: 1 KW = 1000 Watt
Frekuensi
: 50 Hz
Voltage
Cos
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Apakah pemakaian bahan bakar campuran 80% Bensin + 20% Ethanol mempunyai
SFOC yang lebih baik dari pemakaian bahan bakar bensin murni.
1.5.
Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan konsumsi bahan bakar dengan variasi putaran mesin pada
genset antara menggunakan bensin murni, atau pun dari campuran 80% Bensin
dan 20% Ethanol.
2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek penggunaan
Ethanol (Alkohol) terhadap genset.