Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUTORIAL

MODUL DEMAM KASUS 2

Oleh :

Ruang 09

Program Studi Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
2014

Anggota Ruang Tutorial 9:

Amaliah Syadzwina Yustin

13011101109

Sheila Rosaline

13011101127

Aisyah Nurul Shafira

13011101111

Vivin Mustikawangi

13011101129

Astrid C. Awaloei

13011101113

Victorson Leonardo Zega

13011101131

Leonardus B.A. Prakoso

13011101133

Muhammad Rifaldi

13011101115

Silvia R.H. Sitinjak

13011101135

Raend K.D.S Maha

13011101117

Wellina Raphita Simamora

13011101119

Enny Susilawati

13011101139

Annisaa Syahfitri

13011101123

Rebecca E. Laluyan

13011101149

Skenario 2:
Seorang anak, 5 tahun, dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit setelah demam 3 hari.
Sebelumnya diberikan obat panas sirup yang dijual bebas di toko obat. Demamnya berkurang
sedikit setelah minum obat tapi kemudian naik lagi.
Diskusikan tentang :
1. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang diperlukan untuk setiap kemungkinan
diagnosis pasien ini
2. Kemungkinan-kemungkinan penyebab demam tersebut (infectious disease dan noninfectious disease)
3. Patogenesis demam tersebut (sesuai penyebab demamnya)
4. Bagaimmana pengukuran demamnya (jenis alat, tempat dan cara berdasarkan usia anak)
5. Bagaimana metabolismenya (termasuk produk yang bisa dievaluasi melalui darah dan
pemeriksaan penunjang lainnya)
6. Manfaat terjadinya demam
7. Manajemen terapi demam (antipiretik : farmakodinamik dan farmakokinetik oral dan IV)
8. Penanganan gizi pada anak dengan demam
Kalimat Kunci:

Anak 5 tahun
Sudah demam selama 3 hari
Demam berkurang setelah minum obat, kemudian naik lagi
Diberikan obat panas sirup yang dijual bebas

Masalah Dasar:
Seorang anak usia 5 tahun yang dibawa ke rumah sakit setelah demam selama 3 hari.
Demam berkurang setelah minum obat panas sirup yang dijual bebas di toko obat kemudian naik
lagi.
Jawaban:
1. Anamnesis
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

lama dan sifat demam


ruam kemerahan pada kulit
kaku kuduk atau nyeri leher
nyeri kepala (hebat)
nyeri saat buang air kecil atau gangguan berkemih lainnya (frekuensi lebih sering)
nyeri telinga
tempat tinggal atau riwayat bepergian dalam 2 minggu terakhir ke daerah endemis
malaria.

Pemeriksaan Fisis
keadaan umum dan tanda vital
napas cepat
kuduk kaku
ruam kulit: makulopapular
manifestasi perdarahan pada kulit: purpura, petekie
selulitis atau pustul kulit
cairan keluar dari telinga atau gendang telinga merah pada pemeriksaan otoskopi
pucat pada telapak tangan, bibir, konjungtiva
nyeri sendi atau anggota gerak
nyeri tekan lokal
Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan darah tepi lengkap: Hb, Ht, jumlah dan hitung jenis leukosit,
trombosit
apus darah tepi
analisis (pemeriksaan) urin rutin, khususnya mikroskopis
pemeriksaan foto dada (sesuai indikasi)
pemeriksaan pungsi lumbal jika menunjukkan tanda meningitis
Diagnosis Banding

Demam karena infeksi tanpa tanda lokal


Demam karena infeksi disertai tanda lokal
Demam disertai ruam
Demam lebih dari tujuh hari

2. Contoh-contoh penyakit infeksi:


a. Penyebab penyakit adalah bakteri:
TBC: ditularkan melalui udara
Tetanus: melalui luka yang kotor
Mencret: lalat, air dan jari yang kotor
Pneumonia: lewat batuk (udara)
Gonorrhea: hubungan kelamin
b. Penyebab penyakit adalah virus
Selesma, influenza, campak, gondok; ditularkan melalui udara, batuk
ataupun lalat
Rabies: melalui gigitan binatang
Penyakit kulit: melalui sentuhan
c. Penyebab penyakit adalah jamur:

Kurap, kutu air dan gatal pada lipatan paha: ditularkan melalui sentuhan
atau dari pakaian yang dipakai secara bergantian
d. Penyebab penyakit adalah parasite
Parasit internal (hewan yang berbahaya yang hidup dalam tubuh) : disentri
dan malaria
Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang hidup pada permukaan
tubuh) : kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis: penularannya
dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian
Contoh-contoh penyakit non-infeksi
Demam tidak selalu berarti infeksi da nada beberapa hubungan yang biasanya
menyebabkan demam dari penyakit yang bukan dikarenakan oleh infeksi yang
seharusnya berada dalam pemikiran seorang dokter. Sebagai prinsip umumnya seperti
demam yang berlangsung lama, hal ini mungkin tak sebanyak seperti pada diagnose
demam karena infeksi. Beberapa hal yang biasa menyebabkan demam seperti : Malignant
disease, termasuk leukemia dan Hodkins disease. Keadaan ini dapat menimbulkan
demam yang tidak diketahui penyebab asalnya untuk beberapa minggu. Penykit autoimun, penyakit ini seperti sistemik lupus erythematosus, dimana penyakit ini sangat
jarang terjadi tetapi kemungkinan menyebabkan demam yang dirasakan hanya terjadi
pada daerah hubungan antar sendi, hal inilah yang membuat diagnosa menjadi jelas.
3. Patogenesis demam tersebut (sesuai penyebab demamnya)
Menurut analisa sederhana yang dilakukan pada kasus di atas, anak usia 5 tahun tersebut
mengalami demam remiten. Demam remiten ini sendiri ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh, lalu diikuti penurunan suhu setiap hari tetapi tidak mencapai suhu normal,
dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Karena dijelaskan pada kasus bahwa pada
anak demam hanya mengalami penurunan sedikit lalu demam kembali naik. Pola demam
ini sangat sering dijumpai pada praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit
tertentu.
4. Cara mengukur suhu tubuh saat anak demam
Alat : Termometer digital
Tempat : Rektal (Dubur), Oral (mulut), Axillar (Ketiak).
Cara : Anak dikatakan demam jika temperatur diukur melalui rektal (dubur) lebih dari 38
derajat celsius, melalui oral lebih dari 37,5 derajat celsius serta melalui ketiak lebih dari
37,5 derajat celsius.
Mengukur suhu lewat rektal (dubur)

Anak atau bayi sebaiknya dibaringkan di pangkuan ibu atau orang dewasa, lalu
oleskan vaseline pada ujung termometer. Secara perlahan masukkan termometer
ke dalam anus anak sampai ujung perak termometer tidak terlihat (1/4 (0,5 cm)
atau 1/2 inci (1,27 cm) di dalam anus). Pegang termometer lalu tunggu selama 1-2
menit.
Mengukur suhu lewat oral (mulut)
Sebelum digunakan sebaiknya membersihkan termometer dengan air dngin dan
sabun lalu bilas dengan air. Setelah itu letakkan ujung termometer di bawah lidah
anak ke arah belakang dan tahan termometer dengan bibir anak. Usahakan untuk
menjaga agar bibir tetap tertutup dan tunggu hingga sekitar 3 menit.
Mengukur suhu ketiak
Saat digunakan pastikan bahwa ujung termometer menyentuh kulit anak lalu
letakkan ujung termometer di ketiak anak yang kering. Tahan posisi termometer
dengan menggunakan lengan anak dan tunggu selama 4-5 menit.
Usahakan untuk melakukan pengulangan setiap mengukur suhu tubuh setidaknya dua
kali. Jika anak memang demam, maka ukurlah suhunya secara berkala setiap 4-6 jam dan
segera bawa ke dokter jika suhu tubuhnya terus meningkat terutama jika melebihi 40
derajat celsius.
5. Metabolisme demam yaitu:
Perubahan kenaikan temperatur tubuh berpengaruh terhadap nilai ambang
kejang dan eksitabilitas normal, karena kenaikan suhu tubuh berpengaruh pada
kanal ion dan metabolisme seluler serta produksi AT.
Setiap kenaikan suhu tubuh satu derajat celcius akan meningkatkan metabolisme
karbohidrat 10-15 %, sehingga dengan adanya peningkatan suhu akan
mengakibatkan peningkatkan kebutuhan glukose dan oksigen.
Pada demam tinggi akan dapat mengakibatkan hipoksi termasuk jaringan otak.
Pada keadaan metabolisme di siklus Kreb normal, satu molekul glukose akan
menghasilkan 38 ATP, sedangkan pada keadaan hipoksi jaringan metabolisme
berjalan anaerob, satu molekul glukose hanya akan menghasilkan 2 ATP,
sehingga pada keadaan hipoksi akan kekurangan energi
Hal ini akan mengganggu fungsi normal pompa Na+ dan reuptake asam
glutamat oleh sel glia.
Kedua hal tersebut mengakibatkan masuknya ion Na+ ke dalam sel meningkat
dan timbunan asam glutamat ekstrasel.

Timbunan asam glutamat ekstrasel akan mengakibatkan peningkatan


permeabilitas membran sel terhadap ion Na+ sehingga semakin meningkatkan
masuknya ion Na+ ke dalam sel.
Masuknya ion Na+ ke dala sel dipermudah dengan adanya demam, sebab
demam akan meningkatkan mobilitas dan beraturan ion terhadap membran sel.
Perubahan konsentrasi ion Na+ intrasel dan ekstrasel tersebut akan
mengakibatkan perubahan potensial membran sel neuron sehingga membran sel dalam
keadaan depolarisasi.
Disamping itu demam dapat merusak neuron GABA-ergik sehingga fungsi
inhibisi terganggu.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa demam tinggi dapat
mempengaruhi perubahan konsentrasi ion Natrium intraseluler akibat
Na+ influx sehingga menimbulkan keadaan depolarisasi, disamping itu panas
tinggi dapat menurunkan kemampuan inhibisi akibat kerusakan neuron
GABA-nergik.
6. Manfaat demam:
a. Meningkatkan imunitas alami/inate immunity
b. Meningkatkan mobilitas sel darah putih, kemampuan fagositosis
c. Menurunkan efek racun dari kuman (endotoksin)
d. Meningkatkan T limfosit (sel imun)
e. Mengurangi zat besi (sumber makanan kuman)
7. Farmakodinamik dan Farmakokinetik:
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alat pengatur
panas berada di hipotalamus. Pada keadaan demam, keseimbangan ini terganggu tetapi
dapat dikembalikan ke normal dengan obat antipiretik (yang tergolong dalam Non Steroid
Anti Inflammation Drugs). Peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali
penglepasan suatu zat pirogen endogen atau sitokin misalnya interleukin (IL-1) yang
memacu penglepasan prostaglandin yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus.
Selain itu prostaglandin E2 menimbulkan demam setelah diinfuskan ke ventrikel serebral
atau disuntikkan ke daerah hipotalamus. NSAID menekan efek zat pirogen endogen
dengan menghambat sintesis PG. Demam yang timbul akibat pemberian PG tidak
dipengaruhi, demikian pula penihgkatan suhu oleh sebab lain, misalnya latihan fisik.
Efek Farmakodinamika;
1. Efek antiinflamasi
2. Efek analgetik

3. Efek antipiretik
Sebagai antipiretik, NSAID (contoh: aspirin) akan menurunkan suhu badan hanya pada
keadaan demam. Walaupun kebanyakan obat oni memperlihatkan efek antipiretik in
vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan
secara rutin atau terlalu lama. Karena, siklooksigenase (COX) yang berada di sentral
otak hanya dapat dihambat oleh parasetamol dan beberapa NSAID lainnya. Sedangkan
fenilbutazon dan antireumatik tidak dapat digunakan sebagai antipiretik.
Farmakokinetik:
Absorpsi (masuknya obat) dalam bentuk utuh di lambung.Kemudian menyebar
(distribusi) ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transelular. Metabolisme terjadi di
banyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hari.
Eksresi dalam bentuk metabolit terutama melalui ginjal, sebagian kecil melalui
keringat dan empedu.
8. Dalam kondisi sakit, tubuh yang perlu banyak zat gizi terpaksa menguras cadangan gizi
yang ada. Tubuh menggunakan zat-zat gizi yang tersimpan pada lemak dan otot untuk
mendapatkan energi dan zat-zat gizi. Itu sebabnya biasanya pada saat anak sakit, berat
badannya cenderung turun. Karena itu harus diatasi dengan memberi makan yang bergizi
baik. Yang berbahaya, bila anak menderita sakit untuk waktu lama dan terus tidak mau
makan. Anak bisa mengalami kekurangan gizi dan cadangannya habis. Dalam keadaan
seperti ini daya tahan tubuhnya tentu tidak mampu berperang melawan infeksi. Berikut
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga agar kebutuhan gizi anak tetap
terpenuhi :
a. Berikan makanan meskipun sedikit namun sering. Hal ini dilakukan karena ratarata anak tidak mau makan dalam jumlah yang banyak sekaligus. Jadi berikan ia
makanan sedikit namun diulang tiap beberapa jam. Makanan yang disuguhkan
hendaknya berupa makanan kesukaan dan berikan yang berkualitas premium alias
padat kalori. Dengan demikian, biar sedikit yang masuk tapi tinggi mutunya.
Makanan yang diberikan boleh lebih banyak mengandung lemak ataupun gula
agar asupan energi mereka tinggi.
b. Berikan makanan lunak atau tidak perlu dikunyah seperti bubur, sereal, sup
makaroni, makanan yang terbuat dari kentang yang dihaluskan seperti pastel
tutup. Demi mendapat gizi lebih, tambahkan porsi susu ataupun protein
hewaninya.
c. Dalam keadaan sakit, entah demam ataupun diare, anak perlu dibujuk untuk
minum karena tubuhnya kehilangan banyak cairan. Mereka perlu minum setiap 1
2 jam sekali, selain air putih yang sudah dimasak boleh diselingi dengan teh
manis hangat, air kelapa, sirup, kuah sup (kaldu), atau jus buah yang diberi madu
karena anak biasanya suka yang manis saat sedang sakit.

Kesimpulan:
Anak tersebut diduga mengalami demam dengan pola remitten

Referensi
1.
2.
3.
4.
5.

Slide kuliah pakar


www.scribd.com
http://repository.usu.ac.id
http://pustaka.unpad.ac.id
http://lontar.ui.ac.id
6. http://eprints.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai