Anda di halaman 1dari 3

Dinda Welltsazia Rindhi

22010110120110
Obat-obat yang dikombinasikan dengan NSAID untuk mengurangi iritasi
lambung:
1. PPI (Proton Pump Inhibitor)
Obat-obat golongan proton pump inhibitor mengurangi sekresi asam
lambung dengan jalan menghambat enzim H+, K+, ATPase (enzim ini dikenal
sebagai pompa proton) secara selektif dalam sel-sel parietal. Enzim pompa
proton bekerja memecah KH ATP yang kemudian akan menghasilkan energi
yang digunakan untuk mengeluarkan asam dari kanalikuli sel parietal ke
dalam lumen lambung. Ikatan antara bentuk aktif obat dengan gugus
sulfhidril dari enzim ini yang menyebabkan terjadinya penghambatan
terhadap kerja enzim. Kemudian dilanjutkan dengan terhentinya produksi
asam lambung.
Omeprazole: Suatu inhibitor enzim sitokrom CYP2C19 yang relatif kuat;
sehingga omeprazole ini berinteraksi dengan clopidogrel, ketokonazole,
digoxin, warfarin, fenitoin, dan carbamazepine. Merupakan PPI yang paling
cepat mencapai kadar puncak dalam darah, namun juga memiliki waktu
paruh terpendek di antara semua PPI. Omeprazole masih merupakan bentuk
rasemik, yang terdiri atas enantiomer-R dan enantiomer-S (esomeprazole).
Esomeprazole: S-enantiomer dari omeprazole, memiliki banyak sifat serupa
dengan omeprazole termasuk farmakokinetik yang nonlinear. Namun karena
tidak lagi bersifat rasemik, esomeprazole telah terbukti lebih efektif daripada
omeprazole rasemik. Banyak digunakan untuk mengatasi perdarahan
lambung.

Lansoprazole: memiliki mekanisme kerja lewat inaktivasi jalur sitokrom


CYP3A4 sehingga interaksi terhadap clopidogrel lebih rendah daripada
omeprazole. Pengendalian asam lambung dicapai lebih cepat dengan
pemberian lansoprazole oral dibandingkan PPI lainnya; meskipun setelah 24
jam efek ini relatif sama saja antara semua PPI. Lansoprazole juga memiliki
efek after-night yang relatif baik dalam mengendalikan asam lambung.

Pantoprazole: memiliki mekanisme kerja agak berbeda karena PPI ini tidak
terlalu berpengaruh ke sistem sitokrom CYP2C19, melainkan lebih ke
CYP2D9. US Food and Drug Administration (FDA) telah mengeluarkan
pernyataan pada bulan Oktober 2010 yang menyatakan bahwa pemakaian
clopidogrel bersama omeprazole dapat menurunkan kadar clopidogrel aktif
dalam darah; dengan pantoprazole yang merupakan inhibitor lemah
terhadap CYP2C19 adalah alternatif untuk kasus ini. Dalam bentuk intravena
obat ini relatif stabil dibandingkan PPI intravena lainnya yang cepat berubah
warna setelah dilarutkan.

Rabeprazole: memiliki mekanisme kerja paling berbeda dengan PPI lain


karena juga melewati jalur aktivasi nonenzimatik. Seperti pantoprazole, obat
ini cocok untuk lansia yang polifarmasi karena interaksi obat yang minimal.

2. Misoprostol
Mekanisme kerja mengurangi sekresi asam lambung menambah sekresi
mukus,
sekresi bikarbonat dan meningkatkan aliran darah mukosa. Efek samping
diare, mual, muntah, dan menimbulkan kontraksi otot uterus.
Misoprostol

dapat

menyebabkan

eksaserbasi

klinis

(kondisi

penyakit

bertambah
parah) pada pasien yang menderita penyakit radang usus, sehingga
pemakaiannya harus

dihindari pada pasien ini. Misoprostol dikontaindikasikan selama kehamilan,


karena
dapat menyebabkan aborsi akibat terjadinya peningkatan kontaktilitas
uterus. Sekarang
ini misoprostol telah disetujui penggunaannya oleh United States Food and
Drug
Administration (FDA) untuk pencegahan luka mukosa akibat NSAID.

Anda mungkin juga menyukai