KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM.
NOMOR : 63 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA OPERASIONAL PENDATAAN PENDIDIKAN ISLAM.
PADA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI, KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN/KOTA DAN PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI
Menimbang
TAHUN ANGGARAN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan Islam dipandang perlu untuk menyusun perencanaan
dan pengambilan kebijakan yang efektif, efisien, tepat guna dan
tepat sasaran;
bahwa dalam upaya mencapai tujuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu didukung dengan ketersediaan data dan
informasi pendidikan Islam yang lengkap, akurat, terpercaya dan
tepat waktu;
bahwa untuk mendukung proses pemutakhiran data pendidikan
Islam secara berkesinambungan dan dalam rangka penguatan
data pendidikan Islam, perlu didukung dengan tersedianya dana
operasional pendataan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, PTKIN
dan Kopertais;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
hhuruf c, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menempatkan
Dana Operasional Pendataan Pendidikan Islam di satuan kerja
daerah di seluruh Indonesia;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Operasional Pendataan Pendidikan
Islam pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Negeri Tahun Anggaran 2016.Mengingat
10.
li.
Undang-Undang Nomor 16 ‘Tahun 1997 tentang Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2003 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 12 ‘Tahun 2012 tentang Pendidikan
‘Tinggi (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2012 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5336);
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016
(Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767);
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Repulik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4769);
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Repulik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5150) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
‘Tinggi (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2014 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5500);
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54
‘Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 16 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;Menetapkan :
KESATU
KEDUA
KETIGA,
KEEMPAT
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016;
13. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
Dj.1/46/2009 tentang Pedoman Mckanisme Pendataan Lembaga
Pendidikan Islam.
MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
OPERASIONAL PENDATAAN PENDIDIKAN ISLAM PADA DAFTAR
ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI, KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KABUPATEN/KOTA DAN PERGURUAN TINGGI
KEAGAMAAN ISLAM NEGERI TAHUN ANGGARAN 2016,
Menetapkan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Operasional
Pendataan Pendidikan Islam pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri Tahun Anggaran 2016 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
merupakan pedoman dalam pemanfaatan dana operasional
pendataan pendidikan Islam yang ditempatkan pada DIPA Kantor
Wilayah Kemenag Provinsi, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota dan
PTKIN Tahun Anggaran 2016,
Hal-hal yang berkenaan dengan teknis pemanfaatan dana operasional
pendataan yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini diatur
secara mandiri oleh Kantor Wilayah Kemenag Provinsi, Kantor
Kemenag Kabupaten/Kota dan PTKIN sesuai dengan Ketentuan yang
berlaku.
Keputusan ini berlaku pada Tahun Anggaran 2016.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal : 6 Januari 2016
JENDERAL,LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR : 63 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA OPERASIONAL PENDATAAN PENDIDIKAN
ISLAM PADA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI, KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA
DAN PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI
‘TAHUN ANGGARAN 2016
1. LATAR BELAKANG
Di era modernisasi dan globaliasi yang terus bergulir seperti saat ini, data dan
informasi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya. Tanpa didukung dengan
kemampuan dalam mengelola data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat,
niscaya suatu organisasi tidak akan mampu bersaing dengan para kompetitornya.
Bagi sebuah organisasi yang bergerak di dunia pemerintahan, yang tentu saja tidak
berorientasi untuk mencari keuntungan (non-profit oriented), pelayanan publik tentu
menjadi aspek yang paling diutamakan. Kemampuan organisasi pemerintahan dalam,
memberikan pelayanan publik yang berkualitas prima, sangat membutuhkan
dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
Demikian pula halnya dengan organisasi Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, Kementerian Agama R.1, Sebagai instansi pemerintah yang bertanggun
dalam mengelola dan membina lembaga pendidikan Islam, Ditjen Pendidikan Islam
harus mampu mengelola data dan informasi secara baik dan sistematis sehingga
akan dapat menyediakan data pendidikan Islam dengan lengkap, akurat dan tepat
waktu, Ketersediaan data dan informasi pendidikan Islam yang lengkap, akurat dan
tepat waktu, sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan good-governance dan
tata kelola organisasi yang baik di lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Untuk dapat mengelola data pendidikan Islam secara lengkap, akurat dan
tepat waktu tentu bukan pekerjaan yang mudah. Sebagaimana kita ketahui, secara
geografis Indonesia termasuk dalam Kategori negara kepulauan, yang wilayahnya
terpisah-pisah oleh daratan dan lautan. Untuk melakukan kegiatan pemutakhiran
(updating) data lembaga-lembaga pendidikan Islam yang lokasinya tersebar di
seluruh wilayah Indonesia tentu memerlukan usaha yang tidak mudah dan juga
biaya yang tidak sedikit. Kegiatan pendataan lembaga-lembaga pendidikan Islam
tentu memerlukan dukungan kekuatan pembiayaan atau pendanaan yang memadai,
mengingat sebaran lembaga-lembaga pendidikan Islam di seluruh wilayah Indonesia
tidak merata antara satu daerah dengan daerah yang lain, schingga ini juga akan
mempengaruhi daya jelajah untuk proses penjaringan date.Oleh karena itu, untuk mendukung terlaksananya kegiatan pemutakhiran
data lembaga pendidikan Islam Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 dan
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
mengalokasikan dana operasional pendataan yang dapat dipergunakan untuk
mendukung pelaksanaan pemutakhiran, validasi dan finalisasi data pendidikan
Islam, dimana dana tersebut ditempatkan pada DIPA Kantor Wilayah Kemenag
Provinsi, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota dan PTKIN.
Dengan alokasi penggunaan dana operasional pendataan pendidikan Islam
yang tepat guna dan tepat sasaran diharapkan akan menghasilkan produk yang
bermanfaat, yaitu tersedianya data dan informasi pendidikan Islam yang lengkap,
akurat dan tepat waktu yang akan dijadikan sebagai bahan pijakan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan strategis dalam pembangunan pendidikan
Islam.
TUJUAN
Tujuan dari penyusunan petunjuk teknis penggunaan dana operasional
pendataan pendidikan Islam ini adalah
a. Menyediakan pedoman dalam pemanfaatan dana operasional pendataan yang
ditempatkan pada DIPA satker Kanwil Kemenag Provinsi, Kankemenag
Kabupaten/Kota dan PTKIN Tahun Anggaran 2016.
b. Memberikan acuan standar di dalam penyusunan rencana kegiatan pendataan
agar tepat guna dan tepat sasaran untuk mendukung kegiatan penguatan data
pendidikan Islam pada Kanwil Kemenag Provinsi, Kankemenag Kabupaten/Kota,
PTKIN dan Kopertais Tahun Pelajaran 2015/2016 (Semester Genap) dan Tahun
Pelajaran 2016/2017 (Semester Ganji)
PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari adanya petunjuk teknis penggunaan dana operasional
pendataan pendidikan Islam ini adalah Kanwil Kemenag Provinsi, Kankemenag
Kabupaten/Kota, PTKIN dan Kopertais.
JADWAL PENDATAAN PENDIDIKAN ISLAM (EMIS)
Untuk lebih meningkatkan kualitas data pendidikan Islam yang dihasilkan
melalui sistem pendataan EMIS, setiap tahun pelajaran/akademik dilaksanakan 2
periode pendataan, yaitu pemutakhiran data EMIS semester ganjil dan semester
genap.
Adapun penjadwalan dari masing-masing periode tersebut adalah sebagai
berikut
a, Semester Ganjil : antara bulan Juli -Desember; dan
b. Semester Genap : antara bulan Januari - Juni.5. KOMPONEN YANG DIBIAYAI
Komponen-komponen pengeluaran/penggunaan dana operasional bagi
penguatan data pendidikan Islam ini berbeda antara Kanwil Kemenag Provinsi,
Kankemenag Kabupaten/Kota, PTKIN dan Kopertais.
A, KANWIL KEMENAG PROVINSI
Dana operasional pendataan yang ditempatkan pada DIPA Kantor Wilayah
Kemenag Provinsi harus dialokasikan secara terpisah untuk masing-masing
bidang, yaitu Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad), Bidang Pendidikan Diniyah
dan Pondok Pesantren (PD-Pontren), Bidang Pendidikan Agama Islam (PAl), Bidang
Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) dan Bidang Pendidikan Islam
(Pendis) sesuai dengan tipologi masing-masing Kantor Wilayah Kemenag Provinsi,
schingga komponen yang dibiayai pun harus sudah terpisah.
Adapun jenis kegiatan yang dapat dibiayai dari dana operasional pendataan
Pendidikan Islam (EMIS) di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi, antara lain :
1) Penyelenggaraan Rapat di Dalam Kantor
Rapat di dalam kantor dapat dilakukan secara rutin dalam rangka
meningkatkan koordinasi pendataan di antara para pengelola data EMIS di
tingkat Kanwil Kemenag Provinsi, pengelola data di tingkat Kabupaten/Kota,
satuan pendidikan dan pihak lain yang terkait.
Ketentuan pelaksanaan rapat di dalam kantor antara lain:
a. Dihadiri peserta dari eselon I lainnya/eselon I lainnya/Kementerian
Negara/Lembaga lainnya/masyarakat; dan
b. Dilaksanakan minimal 3 (tiga) jam di luar jam kerja pada hari kerja.
Komponen yang dapat dibiayai antara lain :
a. Pengganti biaya transport rapat (untuk peserta yang berasal dari luar
Kanwil Kemenag Provinsi yang bersangkutan);
b. Uang saku peserta rapat; dan
cc. Konsumsi rapat.
Ketentuan pelaksanaan dan pengalokasian satuan biaya (unit cost} untuk
penyelenggaraan Rapat di Dalam Kantor (RDK) ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.
. Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), rekapitulasi pengeluaran, daftar tanda terima
Output
transport dan uang saku peserta, serta kuitansi pembelian
konsumsi.2. Laporan Pelaksanaan Rapat di Dalam Kantor, dengan lampiran
output yang dihasilkan/dibahas dalam rapat (contoh: data, draft
buku statistik, dll), SK peserta, surat undangan peserta, daftar
hadir peserta, notulensi rapat dan dokumentasi rapat (foto,
video, dll)
2) Rapat Koordinasi, Pelatihan atau Bimbingan Teknis Tenaga Pengelola Data
a. Kegiatan rapat koordinasi, pelatihan atau bimbingan teknis ini
diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun, bertujuan untuk :
1) mensosialisasikan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan pendataan;
2) menyatukan visi dan misi pendataan;
3) melakukan koordinasi dalam rangka pengaturan strategi pendataan,
dan sebagainya;
4) memberikan bimbingan teknis terkait pengelolaan data dan penggunaan
aplikasi pendataan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2-3 hari, disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan dan ketersediaan dana.
b, Alokasi peserta pelatihan/bimtek dapat berasal dari unsur :
1) Bidang Pendidikan Madrasah : operator data pada Seksi Pendidikan
Madrasah Kankemenag Kabupaten/Kota, operator madrasah negeri
(sebagai Ketua KKM) dan operator RA Inti. Jika dananya mencukupi
dapat mengundang operator RA/madrasah swasta.
2) Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren)
operator data pada Seksi PD-Pontren Kankemenag Kabupaten/Kota,
perwakilan dari forum komunikasi Pondok Pesantren, forum
komunikasi Diniyah Takmiliyah dan forum komunikasi TPQ.
3) Bidang Pendidikan Agama Islam (PAl) : operator data pada Seksi PAIS
Kankemenag Kabupaten/Kota, perwakilan dari KKG PAI, MGMP PAI dan
Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PAL
4) Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) : operator data
pada Seksi PD-Pontren dan Seksi PAIS Kankemenag Kabupaten/Kota,
perwakilan dari forum komunikasi Pondok Pesantren, forum
komunikasi Diniyah Takmiliyah, forum komunikasi TPQ, perwakilan
dari KKG PAI, MGMP PAI dan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PAL
5) Bidang Pendidikan Islam (Pendis) : operator data pada Seksi Pendidikan
Madrasah, Scksi PD-Pontren dan Seksi PAIS Kankemenag
Kabupaten/Kota, operator madrasah negeri (sebagai Ketua KKM) dan
operator RA Inti, perwakilan dari forum komunikasi Pondok Pesantren,
forum komunikasi Diniyah Takmiliyah, forum komunikasi TPQ,
perwakilan dari KKG PAI, MGMP PAI dan Kelompok Kerja Pengawas
(Pokjawas) PALc. Komponen yang dapat dibiayai antara lain :
1) Belanja Bahan (ATK, Fotocopy, Spanduk, Perlengkapan Peserta, dll);
2) Honorarium Panitia;
3) Belanja Jasa Profesi (Honorarium Narasumber dan Moderator);
4) Transport Panitia, Peserta, Narasumber dan Moderator;
5) Uang Harian/Uang Saku Panitia dan Peserta; dan
6) Biaya Paket Fullboard Meeting (Akomodasi dan Konsumsi) Panitia,
Peserta, Narasumber dan Moderator (jika menginap).
Ketentuan pelaksanaan dan pengalokasian satuan biaya (unit cosi) untuk
penyelenggaraan kegiatan pelatihan atau bimbingan teknis ini harus mengacu
kepada Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.
Output
Catatan :
1, Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan daftar tanda terima
transport dan uang saku peserta; tanda terima transport, uang
saku dan honorarium panitia; tanda terima transport dan
honorarium narasumber; tanda terima transport dan
honorarium moderator; kuitansi belanja bahan (pembelian ATK,
fotocopy, spanduk, perlengkapan peserta, dil); serta dokumen
pengadaan dan pencairan biaya paket fullboard meeting
{akomodasi dan konsumsi);
2. Laporan pelaksanaan kegiatan (kronologis acara, hasil/output
kegiatan, evaluasi kegiatan, serta kesimpulan dan saran),
dilengkapi dengan lampiran berupa : TOR, RAB, SK Kegiatan
(Panitia, Narasumber, Moderator dan Peserta), surat undangan
peserta, surat undangan narasumber, surat undangan
moderator, daftar hadir peserta, biodata peserta, daftar hadir
narasumber, biodata narasumber, daftar hadir moderator,
biodata moderator, jadwal acara, materi/bahan paparan
narasumber, notulensi moderator, dan dokumentasi kegiatan
(foto, video, all),
Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan atau bimtek ini, harap
berkoordinasi dengan EMIS Pusat (Subbag Sistem Informasi
Setditjen Pendidikan Islam) untuk menetapkan materi kegiatan
sehingga materi untuk peserta dapat lebih terarah sesuai dengan
kebijakan pendataan pendidikan Islam secara nasional.3) Monitoring, Pembinaan dan Konsultasi Pendataan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendataan pendidikan Islam di
Kanwil Kemenag Provinsi, dapat dialokasikan anggaran untuk perjalanan
dinas dalam rangka :
a. Monitoring dan pembinaan data ke daerah (kabupaten/kota atau satuan
pendidikan). Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan pendataan di kabupaten/kota
atau satuan pendidikan.
b, Konsultasi Pendataan ke Pusat.
‘Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan konsultasi kepada EMIS Pusat
(Ditien Pendidikan Islam) terkait dengan pelaksanaan kegiatan pendataan
di wilayah provinsi masing-masing.
Komponen yang dibiayai dalam kegiatan ini antara lain : biaya transportasi,
biaya penginapan (bila menginap) dan uang harian. Adapun satuan biaya (unit
cost) dalam pengalokasian belanja perjalanan dinas ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.
Output : 1, Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), daftar tanda terima biaya perjalanan dinas,
‘Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang baik di instansi asal maupun instansi tempat
tujuan, pernyataan pengeluaran riil, tiket perjalanan (pesawat,
kereta api, dll), boarding pass dan kuitansi hotel/penginapan;
dan
2. Instrumen/kuesioner monitoring yang telah diisi oleh pihak
yang dikunjungi; laporan individual pelaksanaan monitoring,
pembinaan dan konsultasi pendataan; serta laporan analisis
hasil monitoring, pembinaan dan konsultasi pendataan secara
kolektif.
4) Belanja Bahan dan Belanja Modal
Untuk mendukung pengelolaan data pendidikan Islam di lingkungan Kanwil
Kemenag Provinsi, diperlukan dukungan ketersediaan alat tulis kantor dan
alat pengolah data yang mencukupi. Untuk itu, dana operasional pendataan
juga dapat dipergunakan untuk keperluan belanja bahan dan belanja modal
dengan rincian sebagai berikut
a, Belanja Bahan, untuk pembelian Alat Tulis Kantor (ATK) dan biaya
fotocopy.
b. Belanja Modal, dapat dipergunakan untuk pengadaan/pembelian :
= Modem;- Laptop/Komputer;
- Printer; dan
- Alat Pengolah Data Lainnya
Ketentuan pelaksanaan pengadaan bahan dan alat pengolah data mengacu
kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Output : Laporan fisik proses pengadaan/pembelian dan data pendukung
lain terhadap pengeluaran tersebut.
5) Kegiatan Lain Yang Relevan
Untuk mendukung kegiatan pendataan pendidikan Islam di Kanwil Kemenag
Provinsi, dana operasional pendataan Pendidikan Islam (EMIS) Kanwil
Kemenag Provinsi juga dapat dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan lain yang dianggap relevan dan dibutuhkan. Adapun segala ketentuan
di dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu kepada aturan perundang-
undangan yang berlaku, dalam hal ini Standar Biaya Masukan Tahun 2016.
B. KANKEMENAG KABUPATEN/KOTA
Dana operasional pendataan yang ditempatkan pada DIPA Kantor Kemenag
Kabupaten/Kota harus dialokasikan sccara terpisah untuk masing-masing seksi,
yaitu Seksi Pendidikan Madrasah (Penmad), Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren (PD-Pontren], Seksi Pendidikan Agama Islam (PAI), Scksi Pendidikan
Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) dan Seksi Pendidikan Islam (Pendis) sesuai
dengan tipologi_masing-masing Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, schingga
Komponen yang dibiayai pun harus sudah terpisah,
Adapun jenis kegiatan yang dapat dibiayai dari dana operasional pendataan
Pendidikan Islam (EMIS) di lingkungan Kakemenag Kabupaten /Kota, antara lain
1) Penyelenggaraan Rapat di Dalam Kantor
Rapat di dalam kantor dapat dilakukan secara rutin dalam rangka
meningkatkan koordinasi pendataan di antara pengelola data di tingkat
Kabupaten/Kota, satuan pendidikan dan pihak lain yang terkait.
Ketentuan pelaksanaan rapat di dalam kantor antara lain:
a. Dihadiri peserta dari eselon II lainnya/eselon I lainnya/Kementerian
Negara/Lembaga lainnya/masyarakat; dan
b. Dilaksanakan minimal 3 (tiga) jam di luar jam kerja pada hari kerja.Komponen yang dapat dibiayai antara lain :
a. Pengganti biaya transport rapat (untuk peserta yang berasal dari luar
Kankemenag Kabupaten/Kota yang bersangkutan);
b. Uang saku peserta rapat; dan
c. Konsumsi rapat.
Ketentuan pelaksanaan dan pengalokasian satuan biaya (unit cos) untuk
penyelenggaraan Rapat di Dalam Kantor (RDK) ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.
Output : 1, Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), rekapitulasi pengeluaran, daftar tanda terima
transport dan uang saku peserta, serta kuitansi pembelian
konsumsi.
2, Laporan Pelaksanaan Rapat di Dalam Kantor, dengan lampiran :
output yang dihasilkan/dibahas dalam rapat (contoh: data, draft
buku statistik, dll), SK peserta, surat undangan peserta, daftar
hadir peserta, notulensi rapat dan dokumentasi rapat (foto,
video, dll}
2) Rapat Koordinasi, Pelatihan atau Bimbingan Teknis Tenaga Pengelola Data
a. Kegiatan rapat koordinasi, pelatihan atau bimbingan teknis ini
diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun, bertujuan untuk
1) mensosialisasikan kebij
2) menyatukan visi dan misi pendataan;
3) melakukan koordinasi dalam rangka pengaturan strategi pendataan,
‘an dan pelaksanaan kegiatan pendataan;
dan sebagainya;
4) memberikan bimbingan teknis terkait pengelolaan data dan
penggunaan aplikasi pendataan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2-3 hari, disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan dan ketersediaan dana.
b, Alokasi peserta pelatihan/bimtck dapat berasal dari unsur :
1) Pendidikan Madrasah : operator data pada Seksi Pendidikan Madrasah
Kankemenag Kabupaten/Kota, operator madrasah negeri (sebagai Ketua
KKM) dan operator RA Inti, Jika dananya mencukupi dapat
mengundang operator RA/madrasah swasta
2) Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) : operator data
pada Seksi PD-Pontren Kankemenag Kabupaten/Kota, perwakilan dari
forum komunikasi Pondok Pesantren, forum komunikasi Diniyah
‘Takmiliyah dan forum komunikasi TPQ.3)
4)
5)
Pendidikan Agama Islam (PAI) : operator data pada Scksi PAIS
Kankemenag Kabupaten/Kota, perwakilan dari KKG PAT, MGMP PAI dan
Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PAI.
Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) : operator data pada
Seksi PD-Pontren dan Scksi PAIS Kankemenag Kabupaten/Kota,
perwakilan dari forum komunikasi Pondok Pesantren, forum
komunikasi Diniyah Takmiliyah, forum komunikasi TPQ, perwakilan
dari KKG PAI, MGMP PAI dan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PAL
Pendidikan Islam (Pendis| : operator data pada Seksi Pendidikan
Madrasah, Seksi PD-Pontren dan Seksi PAIS Kankemenag
Kabupaten/Kota, operator madrasah negeri (sebagai Ketua KKM) dan
operator RA Inti, perwakilan dari forum komunikasi Pondok Pesantren,
forum komunikasi Diniyah Takmiliyah, forum komunikasi TPQ,
perwakilan dari KKG PAI, MGMP PAI dan Kelompok Kerja Pengawas
(Pokjawas) PAI,
c. Komponen yang dapat dibiayai antara lain :
y
2)
3)
4)
5)
6)
Belanja Bahan (ATK, Fotocopy, Spanduk, Perlengkapan Peserta, dll);
Honorarium Panitia;
Belanja Jasa Profesi (Honorarium Narasumber dan Moderator);
‘Transport Panitia, Peserta, Narasumber dan Moderator;
Uang Harian/Uang Saku Panitia dan Peserta; dan
Biaya Fullboard Meeting (Akomodasi dan Konsumsi) Panitia, Peserta,
Narasumber dan Moderator (jika menginap)
Ketentuan pelaksanaan dan pengalokasian satuan biaya (unit cost) untuk
penyelenggaraan kegiatan pelatihan atau bimbingan teknis ini harus mengacu
kepada Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.
Output : 1. Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan daftar tanda terima
transport dan uang saku peserta; tanda terima transport, uang
saku dan honorarium panitia; tanda terima transport dan
honorarium narasumber; tanda terima transport dan
honorarium moderator; kuitansi belanja bahan (pembelian ATK,
fotocopy, spanduk, perlengkapan peserta, dil); serta dokumen
pengadaan dan pencairan biaya fullboard meeting (akomodasi
dan konsumsi);
2. Laporan pelaksanaan kegiatan (kronologis acara, hasil/output
kkegiatan, evaluasi kegiatan, serta kesimpulan dan saran),
dilengkapi dengan lampiran berupa : TOR, RAB, SK Kegiatan
(Panitia, Narasumber, Moderator dan Peserta], undangan
peserta, undangan narasumber, undangan moderator, daftarhadir peserta, biodata peserta, daftar hadir narasumber,
biodata narasumber, daftar hadir moderator, biodata
moderator, jadwal acara, materi narasumber, notulensi
moderator, dan dokumentasi kegiatan (foto, video, dll)
Catatan : Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan atau bimtek ini, harap
berkoordinasi dengan EMIS Kanwil Kemenag Provinsi untuk
menetapkan materi kegiatan sehingga materi untuk peserta dapat
lebih terarah sesuai dengan kebijakan pendataan pendidikan Islam
secara nasional.
3) Monitoring, Pembinaan dan Konsultasi Pendataan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendataan pendidikan Islam di
Kankemenag Kabupaten/Kota, dapat dialokasikan anggaran untuk perjalanan
dinas dalam rangka :
a. Monitoring dan pembinaan data ke daerah (satuan pendidikan). Tujuan
dari kegiatan ini adalah melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
pelaksanaan kegiatan pendataan di satuan pendidikan.
b. Konsultasi Pendataan ke Kanwil Kemenag Provinsi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan konsultasi ke Kanwil Kemenag
Provinsi terkait dengan pelaksanaan kegiatan pendataan di wilayah
kabupaten/kota masing-masing,
Komponen yang dibiayai dalam kegiatan ini antara lain : biaya transportasi,
biaya penginapan (bila menginap) dan uang harian. Adapun satuan biaya (unit
cost) dalam pengalokasian belanja perjalanan dinas ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.
Output : 1. Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), daftar tanda terima biaya perjalanan dinas,
Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang baik di instansi asal maupun instansi tempat
tujuan, pernyataan pengeluaran riil, tiket perjalanan (pesawat,
kereta api, dil), boarding pass dan kuitansi hotel/penginapan;
dan
2, Instrumen/kuesioner monitoring yang telah diisi oleh pihak
yang dikunjungi, laporan individual pelaksanaan monitoring,
pembinaan dan konsultasi pendataan, serta laporan analisis
hasil monitoring, pembinaan dan konsultasi pendataan secara
kolektif.4) Belanja Bahan dan Belanja Modal
Untuk mendukung pengelolaan data pendidikan Islam di lingkungan
Kankemenag Kabupaten/Kota, diperlukan dukungan ketersediaan alat tulis
kantor dan alat pengolah data yang mencukupi. Untuk itu, dana operasional
pendataan juga dapat dipergunakan untuk keperluan belanja bahan dan
belanja modal dengan rincian sebagai berikut :
a. Komponen Belanja Bahan, antara lain untuk pembelian Alat Tulis Kantor
(ATK) dan fotocopy.
b. Komponen Belanja Modal, antara lain dapat dipergunakan untuk
pengadaan/pembelian :
- Modem;
- Laptop/Komputer;
- Printer; dan
- Alat Pengolah Data Lainnya
Ketentuan pelaksanaan pengadaan bahan dan alat pengolah data mengacu
kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Output : Laporan fisik proses pengadaan/pembelian dan data pendukung
lain terhadap pengeluaran tersebut.
5) Kegiatan Lain Yang Relevan
Untuk mendukung kegiatan pendataan pendidikan Islam di lingkungan
Kankemenag Kab. /Kota, dana operasional pendataan Pendidikan Islam (EMIS)
juga dapat dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang
dianggap relevan dan dibutuhkan. Adapun segala ketentuan di dalam
pelaksanaannya harus tetap mengacu kepada aturan perundang-undangan
yang berlaku, dalam hal ini Standar Biaya Masukan Tahun 2016.
PTKIN
Dana operasional pendataan yang ditempatkan pada DIPA Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus dialokasikan secara terpisah untuk
pengelolaan data PTKIN dan Kopertais, schingga komponen yang dibiayai pun
harus sudah terpisah, Komponen yang dapat dibiayai untuk pengelolaan data
PTKIN antara lain :
1) Konsultasi dan Koordinasi Pendataan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendataan pendidikan Islam di
PTKIN, salah satunya dapat dialokasikan untuk anggaran perjalanan dinas2)
dalam rangka konsultasi dan koordinasi pendataan ke Pusat. Tujuan dari
kegiatan ini adalah melakukan konsultasi kepada EMIS Pusat (Ditjen
Pendidikan Islam) terkait dengan pelaksanaan kegiatan pendataan di PTKIN
masing-masing.
Komponen yang dibiayai dalam kegiatan ini antara lain : biaya transportasi,
biaya penginapan (bila menginap) dan uang harian. Adapun satuan biaya (unit
cos‘) dalam pengalokasian belanja perjalanan dinas ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun 2016.
Output : 1, Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), daftar tanda terima biaya perjalanan dinas,
Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang baik di instansi asal maupun instansi tempat
‘tujuan, pernyataan pengeluaran riil, tiket perjalanan (pesawat,
kereta api, dll), boarding pass dan kuitansi hotel/penginapan;
dan
2. Laporan individual pelaksanaan konsultasi dan koordinasi
pendataan; serta laporan analisis hasil konsultasi_ dan
koordinasi pendataan secara kolektif.
Penyelenggaraan Rapat di Dalam Kantor
Rapat di dalam kantor dapat dilakukan secara rutin dalam rangka
meningkatkan koordinasi pendataan di antara para pengelola data di
lingkungan PTKIN dan instansi lain yang terkait.
Dalam kegiatan ini, PTKIN juga dapat melibatkan atau mengundang pengelola
EMIS dari PTKIS yang ada di sekitarnya dalam rangka turut serta
meningkatkan kualitas pengelola data EMIS PTKIS yang ada di sekitarnya.
Ketentuan pelaksanaan rapat di dalam kantor antara lain:
a. Dihadiri peserta dari escion II lainya/eselon I lainnya/Kementerian Negara/
Lembaga lainnya/masyarakat; dan
b, Dilaksanakan minimal 3 (tiga) jam di luar jam kerja pada hari kerja,
Komponen yang dapat dibiayai antara lain
a. Pengganti biaya transport rapat (untuk peserta yang berasal dari luar
PTKIN yang bersangkutan);
b. Uang saku peserta rapat; dan
c. Konsumsi rapat.
Ketentuan pelaksanaan dan pengalokasian satuan biaya (unit cost) untuk
penyelenggaraan Rapat di Dalam Kantor (RDK) ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016.Output : 1. Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), rekapitulasi pengeluaran, daftar tanda terima
transport dan uang saku peserta, serta kuitansi pembelian
konsumsi
2, Laporan Pelaksanaan Rapat di Dalam Kantor, dengan lampiran :
output yang dihasilkan/dibahas dalam rapat (contoh: data, draft
buku statistik, dil), SK peserta, undangan peserta, daftar hadir
peserta, notulensi rapat dan dokumentasi rapat (foto, video, dll).
3) Belanja Bahan dan Publikasi
Untuk mendukung pengelolaan data pendidikan Islam di lingkungan PTKIN,
memerlukan dukungan ketersediaan alat tulis kantor dan publikasi hasil
pendataan. Untuk itu, dana operasional pendataan juga dapat dialokasikan
untuk belanja bahan dan penggandaan laporan data dengan rincian sebagai
berikut :
a. Komponen Belanja Bahan, antara lain untuk pembelian Alat Tulis Kantor
(ATK) dan fotocopy.
b, Komponen Biaya Publikasi, antara lain dapat dipergunakan untuk
penggandaan buku statistik pendidikan yang menyajikan kondisi data
PTKIN yang bersangkutan setiap tahun.
Output : Laporan fisik proses penggandaan, buku statistik PTKIN, dan data
pendukung lain terhadap pengeluaran tersebut,
4) Kegiatan Lain Yang Relevan
Untuk mendukung kegiatan pendataan PTKIN, dana operasional pendataan
Pendidikan Islam (EMIS) juga dapat dialokasikan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan lain yang dianggap relevan dan dibutuhkan. Adapun segala
ketentuan di dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu kepada aturan
perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini Standar Biaya Masukan
Tahun 2016.
D. KOPERTAIS
Dana operasional pendataan yang ditempatkan pada DIPA Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) juga diperuntuklcan bagi pelaksanaan pendataan
PTKIS oleh Kopertais. Komponen yang dapat dibiayai untuk pengelolaan data
PTKIS pada Kopertais antara lain:
1) Monitoring, Pembinaan dan Konsultasi Pendataan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendataan PTKIS pada Kopertais,
dapat dialokasikan anggaran untuk perjalanan dinas dalam rangka:a, Monitoring dan pembinaan data ke daerah (PTKIS binaan). Tujuan dari
Kegiatan ini adalah memberikan pengawasan dan pembinaan terhadap
pelaksanaan kegiatan pendataan di PTKIS binaan.
b. Konsultasi Pendataan ke Pusat.
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan konsultasi kepada EMIS Pusat
(Ditjen Pendidikan Islam) terkait dengan pelaksanaan kegiatan pendataan
di wilayah Kopertais masing-masing.
Komponen yang dibiayai dalam kegiatan ini antara lain : biaya transportasi,
biaya penginapan (bila menginap) dan uang harian. Adapun satuan biaya (unit
cost) dalam pengalokasian belanja perjalanan dinas ini harus mengacu kepada
Standar Biaya Masukan Tahun 2016,
Output : 1, Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB), daftar tanda terima biaya perjalanan dinas,
Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang baik di instansi asal maupun instansi tempat
tujuan, pernyataan pengeluaran riil, tiket perjalanan (pesawat,
kereta api, dll), boarding pass dan kuitansi hotel/penginapan;
dan
2. Instrumen/kuesioner monitoring yang telah diisi oleh pihak
yang dikunjungi, laporan individual pelaksanaan monitoring,
pembinaan dan konsultasi pendatean, serta laporan analisis
hasil monitoring, pembinaan dan konsultasi pendataan secara
kolektif.
2) Pelatihan atau Bimbingan Teknis Tenaga Pengelola Data
a. Kegiatan Pelatihan atau bimbingan teknis ini disclenggarakan minimal 1
(satu) kali dalam setahun, yang bertujuan untuk
1) mensosialisasikan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan pendataan;
2) menyatukan visi dan misi pendataan;
3) melakukan koordinasi dalam rangka pengaturan strategi pendataan,
dan sebagainya
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2-3 hari, disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan dan ketersediaan dana.
b. Peserta pelatihan/bimtek ini adalah para operator data dari masing-masing
PTKIS yang menjadi binaan Kopertais bersangkutan,
c. Komponen yang dapat dibiayai antara lain :
1) Belanja Bahan (ATK, Fotocopy, Spanduk, Perlengkapan Peserta, dll);
2) Honorarium Panitia;
3) Belanja Jasa Profesi (Honorarium Narasumber dan Moderator);3)
4) Transport Panitia, Peserta, Narasumber dan Moderator;
5) Uang Harian/Uang Saku Panitia dan Peserta; dan
6) Biaya Fullboard Meeting (Akomodasi dan Konsumsi) Panitia, Peserta,
Narasumber dan Moderator (jika menginap)
Output
1. Laporan Keuangan, yang dilengkapi dengan daftar tanda terima
transport dan wang saku peserta; tanda terima transport, uang
saku dan honorarium panitia; tanda terima transport dan
honorarium narasumber; tanda terima transport dan
honorarium moderator; kuitansi belanja bahan (pembelian ATK,
fotocopy, spanduk, perlengkapan peserta, dll); serta dokumen
pengadaan dan pencairan biaya fullboard meeting (akomodasi
dan konsumsi);
2. Laporan pelaksanaan kegiatan (kronologis acara, hasil/output
kegiatan, evaluasi kegiatan, serta kesimpulan dan saran},
dilengkapi dengan lampiran berupa : TOR, RAB, SK Kegiatan
(Panitia, Narasumber, Moderator dan Peserta), undangan
peserta, undangan narasumber, undangan moderator, daftar
hadir peserta, biodata peserta, daftar hadir narasumber,
biodata narasumber, daftar hadir moderator, biodata
moderator, jadwal acara, materi narasumber, notulensi
moderator, dan dokumentasi kegiatan (foto, video, dll).
Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan atau bimtek ini, harap
berkoordinasi dengan EMIS Pusat untuk menetapkan materi
kegiatan sehingga materi untuk peserta dapat lebih terarah sesuai
dengan kebijakan pendataan pendidikan Islam secara nasional.
Belanja Bahan dan Belanja Modal
Untuk mendukung pengelolaan data pendidikan Islam di lingkungan
Kopertais, memerlukan dukungan ketersediaan alat tulis kantor dan alat
pengolah data yang mencukupi. Untuk itu, dana operasional pendataan juga
dapat dipergunakan untuk belanja bahan dan belanja modal dengan rincian
sebagai berikut
a. Komponen Belanja Bahan, antara lain untuk pembelian Alat Tulis Kantor
(ATK) dan fotocopy.
b. Komponen Belanja Modal, antara lain dapat dipergunakan untuk
pengadaan/pembelian :
- Modem
- Laptop/Komputer> Printer
- Alat Pengolah Data Lainnya
Output : Laporan fisik proses pengadaan/pembelian dan data pendukung
lain terhadap pengeluaran tersebut.
4) Kegiatan Lain Yang Relevan
Untuk mendukung kegiatan pendataan PTKIS, dana operasional pendataan
Pendidikan Islam (EMIS) Kopertais juga dapat dialokasikan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang dianggap relevan dan dibutuhkan.
Adapun segala ketentuan di dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu
kepada aturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini Standar
Biaya Masukan Tahun 2016.
PELAPORAN
Dana operasional pendataan pendidikan Islam i
bersumber dari dana APBN.
Oleh karena itu, segala bentuk pengeluaran harus dibuatkan pelaporannya.
Pelaporan dibuat dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Laporan Pelaksanaan Kegiatan sebagai akibat penggunaan anggaran, dilampiri
dengan data yang telah terhimpun baik softcopy maupun hardcopy.
b, Laporan Keuangan (laporan penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku). Laporan keuangan ini dibuat 2 (dua) rangkap dan disimpan
sebagai bukti pertanggungjawaban dalam pemeriksaan penggunaan keuangan
negara.
Catatan :
Pertanggungjawaban setiap jenis pengeluaran selain dibuat dalam bentuk laporan
keuangan, juga harus didukung dengan laporan pelaksanaan kegiatan (proses/
penyelenggaraan kegiatan).
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Operasional Pendataan
Pendidikan Islam Tahun 2016 ini kami susun untuk dicermati, dipahami, dan
dipedomani.