Anda di halaman 1dari 1

Miniatur Dunia Kekecewaan Simbolik

September 24, 2013 Catilla Publisher & Art Workshop Tinggalkan komentar
Bumi tempat kita berpijak dan langit yang menaunginya hanya ada satu. Semua manusia,
tidak memiliki pilihan selain tinggal bersama di dalamnya. Namun, sebagaimana kita
saksikan, manusia melihat kehidupan tidak sebagaimana adanya, selalu menginginkan
lebih. Keinginan tersebut secara implisit tercermin dari sifat tidak pernah merasa puas. Secara
eksplisit, tampak pada kegigihannya mengejar dan menumpuk apa yang dianggap
bermanfaat, terutama uang, ruang dan perbedaan!.
Sejak berangkat dari rumah, di sepanjang jalan, tiba di tempat kerja hingga pulang kembali ke
rumah, otak kita tidak pernah luput dari cecaran pesan bahwa di muka bumi ini terdapat
kehidupan yang berbeda. Kita pun tidak diberi kesempatan, sekali pun sekedar untuk
menghela nafas, kecuali menghirup dan membenarkan pesan tersebut, baik yang ditayangkan
lewat TV, dipampangkan pada papan reklame, maupun yang dihembuskan dari balik simbolsimbol kemewahan. Perbedaan yang dimaksud bukan dalam pengertian perbedaan selera,
pilihan atau variasi, tapi perbedaan yang tesrtuktur dimana kemewahan direpresentasikan
sebagai lambang supremasi kehidupan sosial tertinggi (high class).
Kebutuhan untuk membedakan diri dalam banyak hal sebagaimana yang diinginkan oleh para
high class merupakan kompensasi atas kegagalannya mewujudkan dunia tersendiri, yaitu
adanya sebuah kehidupan yang bukan hanya berbeda, tapi juga terpisah. Dengan segala
kemewahan yang dimiliki mereka tidak bisa menghendaki lain selain menerima kenyataan
harus hidup bersama yang lain di bumi dan langit yang sama.
Untuk meredakan rasa haus akan perbedaan, dibuatlah miniatur dunia sebagai simbol
eksklusivitas dan ekspresi kekecewaan simbolik, yaitu perumahan-perumahan cluster yang
bukan hanya tampil kontras dalam hal kemewahan, tapi juga dikurung dengan tembok tinggi
sehingga terpisah dari lingkugan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai