Anda di halaman 1dari 22

PEGAS

Ita Anggreni, Nurmilandari Syamsul, Nur Azizah, Syahrul


Mubarak*)
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar 2015
Abstrak. Telah dilakukan praktikum Fisika Dasar I di Laboratorium Fisika
Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar. Praktikum yang dilakukan berjudul Pegas.
Tujuan dari praktikum ini adalah menganalisis grafik hubungan antara gaya
pegas dengan pertambahan panjang pegas dan menentukan besar konstanta
elastisitas sistem pegas. Kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini ada 2
kegiatan yaitu menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan
panjang pegas serta menentukan konstanta pegas dari sistem pegas. Pada
kegiatan pertama dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan
menggunakan 2 buah pegas yang masing-masing ditambahkan beban dengan
massa berbeda-beda sampai diperoleh 7 data. Dari data yang diperoleh
tersebut, maka dibuat grafik dan berdasarkan grafik yang dibuat tersebut
diperoleh nilai konstanta elastisitas pegas. Pada kegiatan kedua, dilakukan
pengamatan terhadap pegas dengan susunan seri dan paralel, yang masingmasing ditambahkan dengan beban sampai diperoleh masing-masing 6 data.
Untuk menetukan konstanta elastisitas sistem pegas pada kegiatan 2 ini,
dilakukan 2 cara yaitu analisis grafik seperti yang dilakukan pada kegiatan 1
dan menggunakan persamaan yang ada, yaitu

1 1 1
= +
ks k1 k2

untuk susunan

seri dan kp = k1 + k2 untuk susunan paralel. Terakhir adalah membandingkan


antara nilai konstanta elastisitas sistem pegas yang diperoleh melalui analisis
grafik dan yang dihitung dengan menggunakan persamaan yang ada.

Kata Kunci :

Konstanta pegas, paralel, seri, sistem pegas

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas?
2. Bagaimana cara menentukan konstanta elastisitas sistem pegas?
TUJUAN
1. Menganalisis hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
2. Menentukan besar konstanta elastisitas sistem pegas
TEORI SINGKAT
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya
tersebut dihilangkan, maka benda akan kembali ke bentuk semula,
berarti benda itu adalah benda elastis. Contoh benda elastis adalah
karet ataupun pegas. Pegas merupakan gulungan lingkaran kawat,

yang digulung sedemikian rupa agar memiliki kelenturan. Pegas ini


biasanya terbuat dari besi, tembaga dan lainnya. Kelenturannya juga
disebut dengan elastisitas pegas.
Jika pegas dikaitkan dengan sebuah beban yang memiliki massa
kemudian pegas digantung atau ditarik, pegas akan mengalami
perpanjangan. Perpanjangannya ini sebanding dengan gaya yang
bekerja pada pegas. Pada saat pegas ditarik atau di tekan (pada pegas
bekerja gaya F) pegas bertambah panjang atau mungkin bertambah
pendek. Pegas tersebut juga memberikan gaya perlawanan terhadap
gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting pulih (F).
Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya tetapi
arahnya belawanan dengan

gaya penyebabnya. Sehingga hukum

hooke juga disebut sebagai keelastisan suatu benda. Bila pegas ditarik
melebihi batasan
tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Bagaimanakah
hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik ? karena besarnya
gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat
dirumuskan bahwa :
F = -k x
)
dengan :
F : gaya pegas (N)
k : konstanta pegas (N/m)
x : pertambahan panjang pegas (m)

...( 1

Gambar 1. Gaya pada pegas


Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda
negatif (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih
berlawanan arah dengan arah perpanjangan.
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, pertambahan
panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, oleh karena itu,
pernyataan di atas dikenal sebagai Hukum Hooke. Untuk menyelidiki
berlakunya hukum hooke, dapat dilakukan percobaan pada pegas.
Selisih panjang pegas ketika diberi gaya tarik dengan panjang awalnya
disebut pertambahan panjang (l).
Elastisitas suatu benda itu hanya dialami oleh benda yang tidak
terbuat dari plastik. Sifat elastisitas bagi suatu benda sangat penting.
Suatu benda masih dapat dikatakan elastis jika saat gaya yang bekerja
pada benda tersebut ditiadakan dan benda kembali pada keadaan
semula. Sifat elastis suatu benda memiliki batas. Jika suatu pegas
ditekan atau ditarik maka pegas itu akan memberikan gaya yang
berlawanan dengan arah gaya tekan.
Pegas ada disusun tunggal, ada juga yang disusun seri ataupun
paralel. Untuk pegas yang disusun seri, pertambahan panjang total
sama dengan jumlah masing-masing pertambahan panjang pegas,
sehingga

untuk

menentukan

konstanta

susunan seri digunakan persamaan :

elastisitas

sistem

pegas

1 1 1
= +
ks k1 k2

...( 2

)
Sedangkan untuk pegas yang disusun paralel, pertambahan panjang
masing-masing pegas sama (kita misalkan kedua pegas identik),
sehingga

untuk

menentukan

konstanta

elastisitas

sistem

pegas

susunan paralel digunakan persamaan :


kp = k 1 + k 2

...( 3

)
Nilai k untuk tiap bahan berbeda-beda dan merupakan ciri khusus
dari tiap bahan. Apabila suatu pegas ditarik gaya sebesar F maka
pegas tersebut akan bertambah besar sepanjang x. Namun pada
keadaan

tertentu

dimana

gaya

yang

diberikan

melebihi

batas

kemampuan dari pegas maka pegas tidak dapat bertambah panjang


lagi. Artinya hukum hooke tidak berlaku lagi dalam keadaan seperti ini
pegas dikatakan sudah rusak.
Apabila gaya yang dikenakan pada pegas dihilangkan, maka
pegas akan bergerak secara berosilasi menuju titik keseimbangan
(keadaan awal). Besarnya gaya yang diperlukan untuk kembali ke titik
keseimbangan ini dinamakan sebagai gaya pemulih. Berdasarkan
hukum III Newton maka besarnya gaya pemulih sama dengan gaya
yang diberikan untuk menarik pegas (hanya tandanya berlawanan)
tanda (-) menunjukan bahwa gaya pemulih berlawanan dengan gaya
penyebabnya. Perlu selalu di ingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku
untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun
benda-benda plastik.
METODE EKSPERIMEN
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1 buah Neraca 311 gram


7 buah beban
1 buah penggantung
2 buah pegas
1 buah statif
2 buah klem

7.

1 buah mistar 100 cm

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel Kontrol
:
2. Variabel Manipulasi :
3. Variabel Respon
:

panjang awal pegas (cm)


massa beban (gram)
panjang akhir pegas (cm)

Kegiatan 2
1. Variabel Kontrol
:
2. Variabel Manipulasi :
3. Variabel Respon
:

panjang awal pegas (cm)


massa beban (gram)
panjang akhir pegas (cm)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1
1. Variabel Kontrol
Panjang awal pegas adalah panjang pegas yang diukur dengan
menggunakan mistar sebelum ditambahkan beban
2. Variabel Manipulasi
Massa beban adalah massa benda yang digantung pada pegas yang
diukur dengan menggunakan Neraca Ohauss 311 gram
3. Variabel Respon
Panjang akhir pegas adalah panjang pegas yang diukur dengan
menggunakan mistar setelah ditambahkan beban
Kegiatan 2
1. Variabel Kontrol
Panjang awal pegas adalah panjang pegas yang diukur dengan
menggunakan mistar sebelum ditambahkan beban
2. Variabel Manipulasi
Massa beban adalah massa benda yang digantung pada pegas yang
diukur dengan menggunakan Neraca Ohauss 311 gram
3. Variabel Respon
Panjang akhir pegas adalah panjang pegas yang diukur dengan
menggunakan mistar setelah ditambahkan beban
Prosedur Kerja

Kegiatan 1. Menentukan hubungan gaya


pertambahan panjang pegas
Pertama, merakit statis seperti pada gambar di bawah.

pegas

dengan

Gambar 2. Rangkaian percobaan


Kemudian memasang balok pendukung pada batang statif, kemudian memasang
jepaitan penahan pada balok pendukung lalu gantungkan satu pegas spiral.
Selanjutnya mengukur massa beban dan menggantungkan 1 beban pada pegas (F0).
Setelah itu mengukur panjang awal (l0) pegas dan mencatat hasilnya pada tabel.
Kemudian, menambahkan 1 beban dan mengukur kembali panjang pegas (l) dan
mencatat pengamatan dalam tabel. Terakhir mengulangi langkah sebelumnya untuk
melengkapi tabel pengamatan
Kegiatan 2. Menentukan konstanta pegas dari sistem pegas
Pertama merakit statif seperti pada kegiatan 1. Selanjutnya
menyusun dua pegas yang identik dengan susunan seri untuk
mengamati susunan seri dan susunan paralel untuk mengamati
susunan paralel, kemudian memasangkan pada statif. Setelah itu,
mengukur panjang awal pegas dan dinyatakan sebagai l0, lalu
menggantungkan satu beban pada ujung pegas dan mengukur
panjang pegas yang dinyatakan sebagai l1 dan dicatat pada tabel
hasil pengamatan. Terakhir menambahkan beban dan mengukur
pertambahan panjang minimal 5 kali dan mencatat hasilnya
dalam tabel hasil pengamatan.
HASIL DAN ANALISIS
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1
Panjang awal pegas 1 = 32,50 0,05 cm
Panjang awal pegas 2 = 31,60 0,05 cm

Tabel 1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang


pegas
Massa beban (gram)
53,050 0,005
73,300 0,005
93,750 0,005
113,980 0,005
133,990 0,005
154,250 0,005
174,205 0,005

Panjang akhir (cm)


Pegas 1
35,15 0,05
38,10 0,05
41,25 0,05
44,75 0,05
48,00 0,05
52,50 0,05
54,50 0,05

Pegas 2
34,60 0,05
37,90 0,05
41,20 0,05
44,20 0,05
47,50 0,05
50,80 0,05
54,10 0,05

Kegiatan 2
Susunan Seri
Panjang awal pegas = 57,10 0,05 cm
Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang
pegas
Massa beban (gram)

Panjang akhir (cm)

53,050 0,005
73,300 0,005
93,750 0,005
113,980 0,005
133,990 0,005
154,250 0,005
Susunan Paralel

63,80
70,20
76,80
83,10
89,30
95,70

0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Panjang awal pegas = 41,80 0,05 cm


Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang
pegas
Massa beban (gram)
53,050 0,005
73,300 0,005
93,750 0,005
113,980 0,005
133,990 0,005
154,250 0,005

Panjang akhir (cm)


43,10
44,40
45,90
47,70
49,20
50,30

0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Analisis Data
A. Kegiatan 1. Menentukan hubungan gaya pegas dengan
pertambahan panjang pegas
1. Menentukan gaya yang bekerja pada benda F
F = mg
dimana g = 9,8 m/s2
a. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 53,050 gram
m = 53,050 0,001 kg = 0,053050 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,053050 9,8
= 0,519890 N

b. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 73,300 gram


m = 73,300 0,001 kg = 0,073300 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,073300 9,8
= 0,718340 N

c. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 93,750 gram


m = 93,750 0,001 kg = 0,093750 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,093750 9,8
= 0,918750 N

d. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 113,980


gram
m = 113,980 0,001 kg = 0,113980 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,113980 9,8
= 1,117004 N

e. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 133,990


gram
m = 133,990 0,001 kg = 0,133990 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,133990 9,8
= 1,313102 N

f. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 154,250


gram
m = 154,250 0,001 kg = 0,154250 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,154250 9,8
= 1,511650 N

g. Gaya yang bekerja pada beban dengan massa 174,205


gram
m = 174,205 0,001 kg = 0,174205 kg
m = 0,005 0,001 kg = 0,000005
F

= 0,174205 9,8
= 1,707209 N

2. Menentukan pertambahan panjang l


l = lf - li
a. Pertambahan panjang pegas 1
li = 32,50 0,05
1) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
53,050 gram
l = 35,15 - 32,50 = 2,65 cm
l = 2,65 0,05 cm
= 2,65 0,05 10-2 m
2) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
73,300 gram
l = 38,10 - 32,50 = 5,60 cm
l = 5,60 0,05 cm
= 5,60 0,05 10-2 m
3) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
97,750 gram
l = 41,25 - 32,50 = 8,75 cm
l = 8,75 0,05 cm
= 8,75 0,05 10-2 m
4) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
113,980 gram
l = 44,75 - 32,50 = 12,25 cm
l = 12,25 0,05 cm
= 12,25 0,05 10-2 m
5) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
133,990 gram

l
l

= 48,00 - 32,50 = 15,50 cm


= 15,50 0,05 cm
= 15,50 0,05 10-2 m
6) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
154,250 gram
l = 52,50 - 32,50 = 20,00 cm
l = 20,00 0,05 cm
= 20,00 0,05 10-2 m
7) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
174,205 gram
l = 54,50 - 32,50 = 22,00 cm
l = 22,00 0,05 cm
= 22,00 0,05 10-2 m
b. Pertambahan panjang pegas 2
li = 31,60 0,05
1) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
53,050 gram
l = 34,60 31,60 = 3,00 cm
l = 3,00 0,05 cm
= 3,00 0,05 10-2 m
2) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
73,300 gram
l = 37,90 - 31,60 = 6,30 cm
l = 6,30 0,05 cm
= 6,30 0,05 10-2 m
3) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
97,750 gram
l = 41,20 - 31,60 = 9,60 cm
l = 9,60 0,05 cm
= 9,60 0,05 10-2 m
4) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
113,980 gram
l = 44,20 - 31,60 = 12,60 cm
l = 12,60 0,05 cm
= 12,60 0,05 10-2 m
5) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
133,990 gram
l = 47,50 - 31,60 = 15,90 cm
l = 15,90 0,05 cm
= 15,90 0,05 10-2 m
6) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
154,250 gram
l = 50,80 - 31,60 = 19,20 cm
l = 19,20 0,05 cm

= 19,20 0,05 10-2 m


7) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
174,205 gram
l = 54,10 - 31,60 = 22,50 cm
l = 22,50 0,05 cm
= 22,50 0,05 10-2 m
Tabel 3. Hubungan antara gaya F dengan pertambahan panjang
pegas l
Gaya F (N)

0,519890
0,718340
0,918750
1,117004
1,313102
1,511650
1,707209

Pertambahan panjang l (m)


Pegas 1
Pegas 2
2,65 0,05 10-2 3,00 0,05 10-2
5,60 0,05 10-2 6,30 0,05 10-2
8,75 0,05 10-2 9,60 0,05 10-2
12,25 0,05 10- 12,60 0,05 102

15,50 0,05 10

2
-

20,00 0,05 10

15,90 0,05 102

19,20 0,05 10-

22,00 0,05 10-

22,50 0,05 10-

3. Menentukan konstanta elastisitas pegas 1

0.25
0.2

f(x) = 0.17x - 0.07


R = 0.99

0.15
Pertambahan Panjang l (m)

0.1
0.05
0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Gaya F (N)

Gambar 3. Grafik hubungan antara gaya F dengan


pertambahan panjang l pegas 1
y

= mx + c

l = mF

l
F

=m

F
l
k

=
=

1
m

1
0,169

1
m

= 5,9172 N/m
DK = R2 100%
= 0,993 100%
= 99,3%
KR = 100% - DK

dimana

F
l

=k

= 100% - 99,3%
= 0,7%

(3 AB)

k = k KR
= 5,9172 0,7%
= 0,0414
k1 = 5,92 0,04N/m
4. Menentukan konstanta elastisitas pegas 2
0.25

0.2

f(x) = 0.16x - 0.06


R = 1

0.15
Pertambahan Panjang l (m)
0.1

0.05

0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Gaya F (N)

Gambar 4. Grafik hubungan antara gaya F dengan


pertambahan panjang l pegas 2
y

= mx + c

l = mF

l
F
F
l

=m

1
m

dimana

F
l

=k

1
m

1
0,164

= 6,09756 N/m
DK = R2 100%
= 0,999 100%
= 99,9%
KR = 100% - DK
= 100% - 99,9%
= 0,1%

(4 AB)

k = k KR
= 6,09756 0,1%
= 0,00610
k2 = 6,098 0,006N/m
Jadi, pada kegiatan 1 ini diperoleh nilai konstanta pegas1 k = 5,92
0,04N/m dan konstanta pegas2 k = 6,098 0,006N/m
B. Kegiatan 2. Menentukan konstanta pegas dari sistem pegas
1. Menentukan pertambahan panjang l
l = lf - li
a. Pertambahan panjang pegas susunan seri
1) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
53,050 gram
l = 63,80 57,10 = 6,70 cm
l = 6,70 0,05 cm
= 6,70 0,05 10-2 m
2) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
73,300 gram
l = 70,20 57,10 = 13,10 cm
l = 13,10 0,05 cm
= 13,10 0,05 10-2 m
3) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
93,750 gram
l = 76,80 57,10 = 19,70 cm
l = 19,70 0,05 cm

= 19,70 0,05 10-2 m


4) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
113,980 gram
l = 83,10 57,10 = 26,00 cm
l = 26,00 0,05 cm
= 26,00 0,05 10-2 m
5) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
133,990 gram
l = 89,30 57,10 = 32,20 cm
l = 32,20 0,05 cm
= 32,20 0,05 10-2 m
6) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
154,250 gram
l = 95,70 57,10 = 38,60 cm
l = 38,60 0,05 cm
= 38,60 0,05 10-2 m
b. Pertambahan panjang pegas susunan paralel
1) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
53,050 gram
l = 43,10 41,80 = 1,30 cm
l = 1,30 0,05 cm
= 1,30 0,05 10-2 m
2) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
73,300 gram
l = 44,40 41,80 = 2,60 cm
l = 2,60 0,05 cm
= 2,60 0,05 10-2 m
3) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
93,750 gram
l = 45,90 41,80 = 4,10 cm
l = 4,10 0,05 cm
= 4,10 0,05 10-2 m
4) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
113,980 gram
l = 47,70 41,80 = 5,90 cm
l = 5,90 0,05 cm
= 5,90 0,05 10-2 m
5) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban
133,990 gram
l = 49,2 41,80 = 7,40 cm
l = 7,40 0,05 cm
= 7,40 0,05 10-2 m

6) Pertambahan panjang pegas dengan massa beban


154,250 gram
l = 50,30 41,80 = 8,50 cm
l = 8,50 0,05 cm
= 8,50 0,05 10-2 m
2. Menentukan konstanta pegas melalui analisis grafik
a. Susunan Seri
0.45
0.4
0.35

f(x) = 0.32x - 0.1


R = 1

0.3
0.25
Pertambaahan Panjang l (m)

0.2
0.15
0.1
0.05
0
0.40.60.8 1 1.21.41.6
Gaya F (N)

Gambar 5. Grafik hubungan antara gaya F dengan


pertambahan panjang l pegas susunan seri
titik yang diambil adalah titik yang mudah untuk diamati,
yaitu sekitar titik (0.6 , 0.09) dan (1.5 , 0.38)
NST sb-x = 0,1

x = 0,05

NST sb-y = 0,01

x = 0,005

maka
x

= 0,90 0,05

= 0,290 0,005

m =

y
x

F
l

l
F

x
y

dimana

F
l

=k

Maka
k

x
y

0,9
0,29

= 3,10345 N/m
k =

k
k
k =

k
k
x+ y
x
y

1
x
x+ 2 y
y
y
=

1
1
x+ y
x
y

x y
+
k
x
y

0,05 0,005
+
3,10345
0,90 0,290

= 0,22592 N/m
KR =

k
100%
k
0,22592
100%
3,10345

= 7,28%
ks

(2 AB)

= 3,1 0,2 N/m

b. Susunan Paralel

0.09
0.08

f(x) = 0.08x - 0.03


R = 1

0.07
0.06
0.05
Pertambahan Panjang l (m)

0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Gaya F (N)

Gambar 6. Grafik hubungan antara gaya F dengan


pertambahan panjang l pegas susunan paralel

= mx + c

l = mF

l
F

=m

F
l
k

=
=

1
m

1
0,075

1
m

dimana

F
l

=k

= 13,33333 N/m
DK = R2 100%
= 0,996 100%
= 99,6%
KR = 100% - DK
= 100% - 99,6%
= 0,4%

(4 AB)

k = k KR
= 13,33333 0,4%
= 0,05333
kp = 13,33 0,05N/m
3. Menetukan konstanta pegas dengan menggunakan persamaan
yang ada
a. Susunan Seri

1
ks

=
=

1 1
+
k 1 k2

1
1
+
5,92 6,098

ks = 3,004 N/m
b. Susunan Paralel
kp = 5,92 + 6,098
= 12,018 N/m

Jadi, perbandingan nilai konstanta elastisitas sistem pegas


susunan seri yang diperoleh melalui metode analisis grafik
dengan yang menggunakan persamaan yang ada adalah 3,1
0,2 N/m berbanding 3,004 N/m, sedangkan perbandingan
nilai konstanta elastisitas sistem pegas susunan paralel yang
diperoleh

melalui

menggunakan

metode

persamaan

analisis
yang

grafik

ada

dengan

adalah

yang

13,33

0,05 N/m berbanding 12,018 N/m.


PEMBAHASAN
Pada praktikum tentang Pegas ini, terdapat 2 kegiatan, dimana kegiatan pertama
dilakukan untuk menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.
Untuk mencari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas pada
kegiatan 1 ini, maka yang dilakukan adalah membuat sebuah grafik dengan gaya F
sebagai sumbu x dan pertambahan panjang l sebagai sumbu y. Untuk mengetahui gaya
F, maka yang dilakukan adalah mengukur massa setiap beban yang digantungkan pada
pegas, lalu hasil pengukuran massa tersebut dikalikan dengan percepatan gravitasi g
untuk menghitung besar gaya F yang diberikan pada pegas oleh beban yang digantung
tersebut. Sedangkan untuk mengetahui pertambahan panjang, maka yang pertama
dilakukan adalah mengukur panjang awal li pegas menggunakan mistar, kemudian
mengukur kembali panjang beban tersebut setelah ditambahkan beban. Panjang yang
diperoleh tersebut dikurangkan dengan panjang awal pegas untuk mengihitung
pertambahan panjang l. Berdasarkan hasil analisis grafik yang dilakukan, maka
diperoleh konstanta elastisitas pegas1 k1 = 5,92 0,04 N/m dan konstanta
elastisitas pegas2 k2 = 6,098 0,006 N/m. Dari hasil yang diperoleh,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pegas1 lebih mudah mengalami
pertambahan panjang dibandingkan pegas2.
Selanjutnya, kegiatan kedua dilakukan untuk menentukan besar konstanta
elastisitas sitem pegas. Sistem pegas yang dimaksud adalah pegas yang disusun secara
seri dan secara paralel. Pada kegiatan kedua ini, yang pertama dilakukan adalah
menyusun pegas menjadi susunan seri dan susunan paralel. Sama seperti kegiatan 1,
untuk mengukur pertambahan panjang l, dilakukan pengukuran panjang mula-mula dan

panjang akhir lalu panjang akhir tersebut dikurangkan dengan panjang mula-mula. Untuk
menghitung besar gaya F, maka massa beban yang digantung pada pegas dikalikan
dengan percepatan gravitasi g. Setelah diperoleh nilai F dan l, maka dibuat grafik yang
menunjukkan hubungan antara gaya F pada sumbu x dan l pada sumbu y, lalu dari
grafik dihitunglah nilai konstanta elastisitas sistem pegas, baik itu susunan seri maupun
susunan paralel. Setelah nilai konstanta elastisitas pegas diperoleh melalui analisis grafik,
maka selanjutnya menghitung konstanta elastisitas sistem pegas dengan menggunakan

persamaan

1 1 1
= +
ks k1 k2

untuk susunan seri dan kp = k1 + k2 untuk susunan paralel,

dimana nilai k1 dan k2 diambil dari nilai konstanta pegas yang diperoleh pada kegiatan 1
di atas. Setelah diperoleh nilai konstanta elastisitas sistem pegas diperoleh dengan
menggunakan

persamaan

tersebut,

maka

yang

dilakukan

selanjutnya

adalah

membandingkannya dengan nilai konstanta sistem pegas yang diperoleh dengan analisis
grafik. Perbandingan antara nilai konstanta elastisitas sistem pegas susunan
seri yang diperoleh melalui analisis grafik dengan yang menggunakan
persamaan adalah 3,1

0,2

N/m berbanding 3,004

N/m,

sedangkan perbandingan nilai konstanta elastisitas sistem pegas


susunan paralel yang diperoleh melalui metode analisis grafik dengan
yang menggunakan persamaan yang ada adalah 13,33 0,05 N/m
berbanding 12,018 N/m.
Seharusnya, nilai yang diperoleh pada perbandingan tersebut
adalah sama, karena pegas yang digunakan tetap dan tidak diganti.
Namun, kembali lagi kita mengingat bahwa pada percobaan sering
terjadi kesalahan, baik itu kesalahan praktikan maupun kesalahan dari
alat yang digunakan. Salah satu kesalahan yang sering terjadi oleh
kesalahan praktikan adalah praktikan kurang teliti dalam melihat dan
mengamati nilai yang ditunjukkan pada alat ukur, misalnya panjang
pegas sebelum dan sesudah ditambahkan beban ataupun yang terjadi
saat mengukur massa beban. Untuk kesalahan alat, yang terjadi
adalah pada saat menggantungkan pegas pada penggantung pegas,
posisi pegas tidak seimbang antara sebelah kiri atau kanan, sehingga
agak

sedikit

mempengaruhi

panjang

pegas.

Namun,

secara

keseluruhan, praktikum yang dilakukan ini sudah memberi hasil yang


baik, dimana tujuan praktikum sudah dapat dicapai.
SIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai dari
konstanta elastisitas pegas menunjukkan gaya yang harus diberikan pada pegas untuk
mengalami pertambahan panjang per satuan panjang. Semakin besar nilai konstanta
elastisitas pegas, maka makin besar gaya yang harus diberikan pada pegas agar
mengalami pertambahan panjang, dan sebaliknya.
Kesimpulan lain yang diperoleh adalah konstanta elastisitas pegas
REFERENSI
[1] Sutrisno. 2001. Seri Fisika Dasar. Bandung: ITB
[2] Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
[3] Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai