Campbin2 Laporan
Campbin2 Laporan
CAMPURAN BINER II
(KESETIMBANGAN UAP CAIR PADA SISTEM BINER)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
HANDOKO PRATAMA PUTRA
( 0611 3040 0297 )
INDAH DWI ASTUTI
( 0611 3040 0298 )
JAKA OKTASANOVA
( 0611 3040 0299 )
KATRIN AGNES E SINAGA
(0611 3040 0300 )
KIKI INDRI NASTITI
( 0611 3040 0301 )
MARIANI SIHOMBING
( 0611 3040 0302 )
M. NUR ARIFIN
( 0611 3040 0303 )
NOVI RETNO SARI
( 0611 3040 0304 )
KELAS 2 KA
INSTRUKTUR : Ibnu Hajar,S.T, M.T
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2011/2012
CAMPURAN BINER II
(KESETIMBANGAN UAP CAIR PADA SISTEM BINER)
I.
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
Dapat menentukan sifat biner dengan membuat diagram temperature versus komposisi
Dapat menentukan indeks bias campuran
II.
III.
Chloroform ( CHCL3 )
( 200 ml )
IV.
V.
DASAR TEORI
Suatu larutan dikatakan sebagai larutan ideal bila :
1. Homogen pada seluruh system mulai dari mol fraksi 0-1
2. Tidak ada entalpi pencampuran pada waktu komponen-komponen dicampur membentuk
3.
larutan (H pencampuran= 0)
Tidak ada volume pencampuran artinya volume larutan= jumlah volume komponen yang
dicampurkan ( v pencampuran)
4. Memenuhi hokum roult
P1= x1Po
P1= tekanan uap larutan
P2= tekanan uap pelarut murni
X1=mol fraksi larutan
Dalam larutan ideal sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen yang lain.
Sehingga sifat larutan yang dihasilkan terlrtak diantara kedua sifat komponennya.
Contoh system benzene-toluena, sedangkan larutan non ideal adalah larutan yang tidak
memiliki sifat-sifat diatas.
Larutan ini dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a.
Larutan non ideal deviasi positif yang mempunyai volume ekspansi. Dimana akan
menghasilkan titik didih maksimum pada system campuran itu.
Contoh: system aseton-karbon disulfide dan system HCl-air
b.
Larutan non ideal deviasi negative yang mempunyai volume kontruksi. Dimana akan
menghasilkan titik didih minimum padan system campuran.
Contoh : system benzene-etanol
Aseton chloroform
Dalam percobaan ini komposisilarutan mempunyai harga mol fraksi larfutan untuk membuat
diagram T-X maka harga x dihitung pada tiap-tiap titik didih tetapi dengan mengukur indeks
bias pada beberapa komposisi tertentu dari larutan.
Misalnya mencampurkan a ml aseton dengan massa jenis 1 dengan b chloroform massa jenis
2, maka komposisinya adalah
X1 =
M1= massa molekul aseton = 58
M2 = massa molekul cacl3 = 119.5
VI.
LANGKAH KERJA
Mencatat titik didih aseton ( murni ) dan chloroform ( murni )
Menentukan titik didih dan uap campuran dengan cara distilasi
Dengan perbandingan sebagai berikut
Aseton
khloroform
100 ml
0ml
80 ml
20 ml
60 ml
40 ml
40 ml
60 ml
20 ml
80 ml
0 ml
100 ml
DATA PENGAMATAN
Aseton
100 ml
80 ml
60 ml
40 ml
20 ml
0 ml
khloroform
0 ml
20 ml
40 ml
60 ml
80 ml
100 ml
NB :
VIII.
: 56,4 C
: 61,2C
PERHITUNGAN
aseton
= 0,79
khlorofom = 1,48
Titik didih
56,4 C
59C
64C
59C
63C
61,2C
Titik uap
56,4C
58C
61C
58C
62C
61,2C
Cacl3
= 0 ml
X aseton =
=
=
=1
b. Aseton = 80 ml
Cacl3
= 20 ml
X aseton =
=
=
=0,8141
c.
Aseton = 60 ml
Cacl3
= 40 ml
X aseton =
=
=
=0,6215
d. Aseton = 40 ml
Cacl3
= 60 ml
X aseton =
=
=
=0,4219
e. Aseton = 20 ml
Cacl3
= 80 ml
X aseton =
=
=
=0,2148
f.
Aseton = 0 ml
Cacl3
= 100 ml
X aseton =
=
=
=0
1. Menghitung fraksi mol cacl3 ( x cacl3)
X aseton + X cacl3 = 1
a. X cacl3
X cacl3 = 1-1
=0
b. X cacl3
X cacl3 = 1-0,8141
= 0,186
c.
X cacl3
X cacl3 = 1-0,6215
= 0,38
d. X cacl3
X cacl3 = 1-0,4219
= 0,58
e. X cacl3
X cacl3 = 1-0,2148
= 0,79
f.
X cacl3
X cacl3 = 1-0
=1
IX.
1.
2.
3.
4.
PERTANYAAN :
Apa yang dimaksud kesetimbangan fasa?
Kapan system dua komponen mencapai titik didihnya?
Apa yang di maksud titik azeotrop,ada berapa macam, jelaskan!
Bagaimana mendapatkandiagram titik T-X?
JAWABAN :
1.
Kesetimbangan fase merupakan suatu keadaan dimana suatu zat memiliki komposisi yang
pasti pada kedua fasenya. Pada suhu dan tekanan tertentu biasanya fase cair dan uapnya.
2. Saat dalam larutan sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen yang
lain,sehingga larutan yang dihasilkan terletak diantara sifat kedua komponennya atau pada
saat larutan non ideal deviasi positif maupun negative mempunyai volume ekspansi dan
volume konstruksi dimana akan menghasilkan titik didih maksiumum dan minimum pada
system campuran.
3. System dua komponen mencapai titik didihnya saat kedua campuran temperaturnya sama
dengan temperature luar.Saat dalam larutan sifat komponen yang satu akan mempengaruhi
sifat komponen yang lain,sehingga larutan yang dihasilkan terletak diantara sifat kedua
komponennya atau pada saat larutan non ideal deviasi positif maupun negative mempunyai
volume ekspansi dan volume konstruksi dimana akan menghasilkan titik didih maksiumum
dan minimum pada system campuran.
4. Tititk azeotropik adalah dimana titik dua campuran saling melarutkan.Dimana suatu keadaan
dimana campuran mempunyai komposisi difase uap dengan fase cairnya,dimana macammacam nya :
Campuran azeotrofik biner
Campuran azeotrofik biner dengan titik didih maksimum
Campuran azeotrofik biner dengan titik didih maksimum
5.
Untuk membuat diagram T-X maka harga x tidak dihitung pada tiap-tiap titik didih tetapi
dengan mengukur indeks bias pada Mendapatkan diagram t-x yaitu dengan mengukur indeks
bias pada komposisi tertentu dari larutan.Kemudian dibuat dahulu grafik standar komposisi
vs indeks bias.
X.
ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini,kami melakukan percobaan campuran biner II,dimana pada
percobaan ini kami harus menentukan titik didih larutan murni (Aseton dan Kloroform) serta
titik didih dan titik uap dari larutan campuran aseton dan kloroform,dengan komposisi yang
berbeda( terhadap aseton : 0 ml,20 ml,40 ml,60 ml,80 ml,100 ml ) melalui proses
XI.
KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
Campuran azeotropik adalah campuran dua/lebih komponen yang mempunyai komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya bila melalui destilasi biasa,bila
titik didih dua zat cair yang saling menunjukkan adanya titik maksimum
Fraksi mol yang diperoleh (Berdasarkan percobaan) :
Aseton 80 % ; khloroform 20 % : 0,84
Aseton 60 % ; khloroform 40 % : 0,6215
Aseton 40 % ; khloroform 60 % : 0,4219
Aseton 20 % ; khloroform 80 % : 0,2148
Aseton 100 %
Khloroform 100 %
:1
:0
: 0,0.816,0.38,0.58,0.79dan 1
XII.
: 56,4C
: 61,2C
DAFTAR PUSTAKA
Modul.Penuntun Pratikum kimia fisika.Jurusan Teknik Kimia,Politeknik Negeri
Sriwijaya.2012