Anda di halaman 1dari 20

Metode Penulisan Karya Ilmiah

PENULISAN RUJUKAN

Ari Wibowo, SHI., SH., MH

Kutipan adalah penggunaan ide,


konsep, teori dan yang sejenisnya
dari sumber lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Semua pengutipan yang ditulis


harus mencantumkan rujukannya.

Kesengajaan atau kealpaan


pencatuman rujukan pada sebuah
kutipan merupakan pelanggaran
etika dalam tulis-menulis.

Tata Cara Penulisan Rujukan

Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:


1.

2.

3.

Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan


yang langsung ditulis dalam teks kutipan.
Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan
dengan menuliskan pada bagian kaki halaman
yang terdapat kutipannya.
Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan
dengan menuliskan pada bagian akhir karangan
(setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka).

1. Tata Cara Penulisan Bodynote

Ditulis di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu


bisa di awal atau tengah teks kutipan.
Rujukan ditulis di dalam kurung.
Secara umum rujukan terdiri dari: nama pengarang
(tanpa gelar), tahun publikasi dan nomor halaman.
Format penulisan:
a. Jika penulisnya satu, contoh: ... (Barda Nawawi Arief,
2012: 7), atau: Menurut Barda Nawawi Arief (2012:
7), ...
b. Jika penulisnya dua, contoh: ... (Supardi dan
Nachrawi, 2013: 1-3).
c. Jika penulisnya lebih dari dua: contoh: ... (Ruzardi,
dkk., 1998: 10), atau: Ruzardi, dkk. (1998: 10)

1. Tata Cara Penulisan Bodynote


d.

e.

f.

Jika sumber kutipan berasal dari dua atau lebih


karya penulis yang sama, dan diterbitkan pada
tahun yang sama, maka penulisan tahun diberi kode
dengan huruf kecil: a, b, dan seterusnya setelah
tahun terbit. Contoh: ... (Sutrisno, 2005a: 8).
Menurut Sutrisno (2005b: 76) ...
Jika satu kutipan diambil dari banyak sumber
dengan penulis yang berbeda-beda, maka
dipisahkan dengan tanda ;. Contoh: ... (Yasmin,
1997: 2; Anwar dan Kelik, 2000: 6; Farzan, dkk.,
2000).
Jika rujukan diambil dari koran atau majalah, maka
penulisannya dengan format : (nama media ditulis

1. Tata Cara Penulisan Bodynote


g.

Jika kutipan berasal dari sumber kedua. Contoh:


. Herbert Packer (1970) dalam Arif Setiawan
(2009: 23) berpendapat bahwa ...
. ... (Herbert Packer, dalam Arif Setiawan,
2009: 23)
. ... (Herbert Packer, dikutip oleh Arif Setiawan,
2009: 23)
Catatan: Dalam daftar pustaka hanya
dicantumkan referensi yang merupakan sumber
kedua saja. Dalam contoh di atas berarti yang
dicantumkan adalah Arif Setiawan, sedangkan

Contoh :
Menurut Sudarto dan Muladi (1981: 151), politik
hukum adalah serangkaian usaha untuk
menciptakan norma-norma hukum yang sesuai
dengan situasi dan kondisi pada masa tertentu.
Perkembangan hukum tidak terlepas dari
perkembangan dinamika atau pengaruh politik
pada suatu masa (Moh. Mahfud MD, dalam
Nimatul Huda, 2010: 8). UU Pornografi
merupakan respon terhadap semakin maraknya
peredaran pornografi di Indonesia. Data
Departemen Kominfo menunjukan bahwa 90%
anak-anak di Indonesia dengan usia antara 8
hingga 16 tahun yang menggunakan internet

2. Tata Cara Penulisan Footnote

Ditulis pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.


Baris pertama ditulis menjorok ke dalam.
Nama pengarang ditulis tanpa gelar.
Format penulisan:
1. Penulisan rujukan berupa buku dengan urutan: nama
pengarang, judul buku (ditulis miring), cetakan, edisi (jika ada),
nama penerbit, kota penerbit, dan halaman. Contoh:
a. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP; Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan
Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 100.
b. P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Hukum Panitensier
Indonesia, Cetakan Pertama, Sinar Gravika, Jakarta, 2010,
hlm. 4.
c. Sakidjo, dkk., Hukum Pidana; Dasar Aturan Umum Hukum
Pidana Kodifikasi, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2. Tata Cara Penulisan Footnote


2.

3.

Penulisan rujukan berupa buku bunga rampai dengan


urutan: nama penulis, judul artikel (diberi tanda petik),
nama editor, judul buku (ditulis miring), cetakan, edisi
(kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan
halaman. Contoh:
Ari Wibowo, Mewujudkan Keadilan Melalui Penerapan
Hukum Progresif, dalam Mahrus Ali (editor),
Membumikan Hukum Progresif, Cetakan Pertama,
Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm. 5.
Penulisan rujukan berupa buku terjemahan dari bahasa
asing dengan urutan: nama pengarang buku asli, judul
buku terjemahan (ditulis miring), nama penerjemah,
cetakan, edisi (kalau ada), nama penerbit, kota penerbit,
tahun dan halaman. Contoh:
Jan Rammelink, Hukum Pidana, terjemahan oleh Tristam

2. Tata Cara Penulisan Footnote


4.

5.

Penulisan rujukan berupa sumber kedua.


Contoh:
John Rawls, A Theory of Justice, dikutip dalam
Munir Fuady, Bisnis Kotor; Anatomi Kejahatan
Kerah Putih, Cetakan Pertama, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2004, hlm. 60.
Penulisan rujukan berupa jurnal dengan urutan:
nama pengarang, judul artikel (diberi tanda
petik), nama jurnal (ditulis miring), volume/edisi,
tahun dan halaman. Contoh:
Tengku Ghani Jusoh, Terrorism According to
Arabic Lexicography, Jurnal Millah, Vol. VI, No.
1, Agustus 2006, hlm. 45.

2. Tata Cara Penulisan Footnote


6.

Penulisan rujukan berupa


Skripsi/Tesis/Disertasi dengan urutan: nama
pengarang, judul karangan (diberi tanda
petik), bentuk karangan, nama institusi,
kota institusi, tahun, dan halaman. Contoh:
Ewit Soetriadi, Kebijakan Penanggulangan
Tindak Pidana Terorisme dengan Hukum
Pidana, Tesis pada Program Magister Ilmu
Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang,
2008, hlm. 301.

2. Tata Cara Penulisan Footnote


7.

Penulisan rujukan berupa makalah dengan


urutan: nama pengarang, judul karangan (diberi
tanda petik), nama forum (ditulis miring),
penyelenggara, tempat, tanggal dan halaman.
Contoh:
Barda Nawawi Arief, Kriminalisasi Kebebasan
Pribadi dan Pornografi/ Pornoaksi dalam
Perspektif Kebijakan Pidana, Makalah dalam
Seminar tentang Kriminalisasi Kebebasan Pribadi
dan Pornografi-Pornoaksi dalam RUU KUHP,
diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, Hotel Graha Santika Semarang, 20
Desember 2005, hlm. 60.

2. Tata Cara Penulisan Footnote


8.

9.

Penulisan rujukan berupa artikel dari internet


dengan urutan: nama penulis, judul artikel (diberi
tanda petik), alamat e-mail (diberi garis bawah),
tanggal akses. Contoh:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,
diakses pada tanggal 25 Juli 2011.
Penulisan rujukan jika tidak ada nama
pengarangnya, maka ditulis anonim. Contoh:
Anonim, UU Anti Teroris Ditujukan untuk Umat
Muslim, http://www.cmm.or.id, diakses pada

2. Tata Cara Penulisan Footnote


10.

Pengutipan ulang dari sumber yang sama


digunakan identitas berupa: Ibid., Loc. Cit., dan Op.
Cit. Kecuali untuk sumber elektronik, maka ditulis
kembali secara lengkap.
a. Ibid (singkatan dari ibidium): Dipergunakan untuk
catatan kaki yang sumbernya sama dengan
catatan kaki yang tepat di atasnya (tanpa diselingi
sumber lain).
b. Loc. Cit (singkatan dari loco citati): Dipergunakan
untuk catatan kaki yang sumbernya pernah
dikutip dan pengutipannya pada halaman yang
sama, tetapi sudah diselingi catatan kaki dari
sumber lain.
c. Op. Cit (singkatan dari opere citati):

Contoh :
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP; Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan
Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.
100.
2. Tengku Ghani Jusoh, Terrorism According to Arabic
Lexicography, Jurnal Millah, Vol. VI, No. 1, Agustus 2006,
hlm. 45.
3. Ibid., hlm. 50.
4. Ibid.
5. M. Yahya Harahap, Pembahasan ... Op. Cit., hlm.
201.
6. Ewit Soetriadi, Kebijakan Penanggulangan Tindak
Pidana Terorisme dengan Hukum Pidana, Tesis pada
Program Magister Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2008, hlm. 301.
1.

3. Tata Cara Penulisan Endnote

Penulisan endnote sama dengan footnote,


sehingga tata cara penulisan yang berlaku
dalam endnote sama dengan tata cara
penulisan footnote.

Perbedaan endnote dan footnote : Endnote


diletakkkan di bagian akhir suatu karya
tulis ilmiah, sedangkan footnote diletakkan
pada bagian kaki halaman yang terdapat
kutipannya.

Metode Penulisan Karya Ilmiah

PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA

Ari Wibowo, SHI., SH., MH

Daftar pustaka adalah daftar acuan atau refrensi yang ditulis


pada bab akhir karya tulis ilmiah.
Penulisan daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad
(alvabet).
Jika menggunakan beberapa sumber dari penulis yang sama,
maka urutannya dimulai dari sumber yang tahun terbitnya
lebih awal.
Jika menggunakan beberapa sumber dari penulis yang sama,
maka nama penulisnya diganti dengan garis putus-putus
sebanyak 10 (----------).
Penulisan baris pertama mulai dari margin paling kiri, dan baris
kedua menjorok ke dalam sebanyak tujuh ketukan.
Ditulis dengan satu spasi.
Format penulisan daftar pustaka sama dengan penulisan
footnote dengan beberapa pengecualian:
1. Halaman sumber rujukan tidak perlu dicantumkan.
2. Pada buku bunga rampai, nama penulis dan judul artikelnya
tidak perlu dicantumkan.

Contoh (Footnote):
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana;
Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hlm. 18.
2. Tengku Ghani Jusoh, Terrorism According to Arabic
Lexicography, Jurnal Millah, Vol. VI, No. 1, Agustus 2006,
hlm. 45.
3. Ibid., hlm. 50.
4. Ari Wibowo, Mewujudkan Keadilan Melalui Penerapan
Hukum Progresif, dalam Mahrus Ali (editor), Membumikan
Hukum Progresif, Cetakan Pertama, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta, 2013, hlm. 5.
5. Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 78.
6. John Rawls, A Theory of Justice, dikutip dalam Munir
Fuady, Bisnis Kotor; Anatomi Kejahatan Kerah Putih,
1.

Contoh (Daftar Pustaka):


Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum
Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
----------, Kebijakan Hukum Pidana; Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2008.
Mahrus
Ali
(editor),
Membumikan
Hukum
Progresif,
Cetakan
Pertama,
Aswaja
Pressindo, Yogyakarta, 2013.
Munir Fuady, Bisnis Kotor; Anatomi Kejahatan
Kerah Putih, Cetakan Pertama, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2004.

Anda mungkin juga menyukai