= Harga penjualan
BP
= Biaya Produksi
= Keuntungan
ML
= Material Langsung
MP
= Material Pokok
MB
= Material Bantu
TKL
TKS
SK
= Sub Kontraktor
SK I
Biaya produksi merupakan penjumlahan dari baiaya langsung (variable cost) dengan
biaya tidak langsung (fix cost/overhead cost). Pada kasus di Galangan kapal, pastinya
membutuhkan banyak modal serta membutuhkan banyak tenaga kerja.
Untuk rincian masig-masing biaya dapat dilihat pada gambar 2 . Apabila BP ditambah
dengan K (keuntungan) maka diperoleh harga penjualan atau biaya pembauatn kapal. Kerna
harga produk P sudah tertentu maka bagi industri galangan kapal yang menjadi permasalahn
utamanya adlaah bagaimana menekan biaya produksi serendah mungkin sehingga mencapai
keuntungan setinggi mugnkin. Sehingga hubungan biaya produksi antara galangan kapal
menekan/memperkecil biaya produksi dan segi pemakaian TKL industri dock dan galangan
kapal akan menekan kebutuhan jam orang dalam proses produksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memperkecil jumlah jam orang adalah
dengan cara :
1. Melakukan....../
2. Menggunakan tenaga kerja luar atau subkontrakring . ini meri=uoakan salah satu car
auntuk menekan biaya produksi terutama biaya tidak langsugn dengan segala
kelemahan dan kelebihannya.
Cara ain untuk menekan biaya produksi yaitu dari segi emakaian material harus
melakukan manajemen kapal yang harus memenuhi 4 kriteria tepat yaitu:
1. Tepat jumlah
2. Tepat waktu
3. Tepat kualitas
4. Tepat biaya
Untuk menekan biaya tidak langsung atau overhead loast dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Penggunaan mesin yang hemat energi baik energi listrk maupun energi bahan bakar
2. Mengurangi energi dengan cara
Meamtikan seluruh pelaratan yang tidak terpakai saat istirahat
Melakukan efisiensi
Hanya tempat-temat tertentu yang diberi AC atau kipas angin
3. Menggunakan peralatan las/bubut yang hemat energi
4. Menggunakan efisiensi waktu/tempat
5. Memperkecil pemakaian tenaga kerja tidak angsung sesuai kebutuhan yang
diperlukan saja
6. Memperkecil biaya lain-lain misalnya peralatan reklame, penyusutan, bunga bank
sekecil mungkin
Adapun komponen-komponen dari biaya langsung dan tidak langsung adalah sebagai berikut:
1.5 Kualitas
Kualitas merupakan hasil penilaian dan kesepakatan terhadap suatu produk dan jasa.
Dalam penilaian suatu kualitas harus ada standar karena siapapun yang memandang maupun
yang melihat mempunyai persepsi yang sama. Kualitas yang dimaksud meliputi:
1. Kualitas material yang digunakan secara keseluruhan
2. Konstruksi dan kualitas pemabngunan kapal itu sendiri. Yang keduanymempunyai
satndar yang berlaku. Contoh: JSQS (Japanese Shipbuilding Quality Standart).
Sebagai contoh, suatu material plat setelah dilaksanakan pengerjaan terdapat cacat
bintik-bintik hitam pada permukaannya dilihat dari kerusakan plat dibagi menjadi tiga
hal:
Kerusakan ringan, cukup dilap
Kerusakan sedang, harus dilakukan pembersihan dengan sikat baja
Kerusakan berat, harus dilakukan pembersihan total. Dengan hard blasting
atau sand blasting yang menggunakan pasir bertekanan.
Yang menentukan kerusakan tersebut tergolong ke dalam jenis kerusakan yang mana
dilihat dari perbandingan total luas kerusakan dibandingkan dengan total kerusakan luas plat
Dalam merencanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Pemeriksaan kualitas, dilakukan lebih dari satu badan meliputi:
Pemilik kapal (ownership surveyor)
Pihak Galalngan
Pihak luar (BKI dan Syahbandar)
2. Pemeriksaan dilakukan bertahap dan berkesinambungan. Pemeriksaan yang dilakukan
harus sesuai standar sebelum proses berikutnya dikerjakan.Apabila plat ada bintikbintik, bila terjadi kerusakan atau cacat harus penanganannya harus seperti yang
dijelaskan di atas. Sebelum dilakukan pengerjaan lanjut yaitu ditandai dengan
marking. Prosedur pemeriksaan dan catatan hasil pemeriksaan diwujudkan dalam
lembar pengerjaan (check sheet) yang ditandatangani dan disetujui oleh badan
Pemeriksa. Pemeriksaaan kualitas dicek oleh galangan mulai dari bengkel. Sesudah
galangan menganggap tidak ada masalah teknis barulah galangan memanggil owner
surveyor dan klasifikasi yang kemudian menentukan kualitas plat apakah sudah
memenuhi atau belum.
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal sebelum produksi kapal baru. Dalam tahap
persiapan intinya adalah mempelajari kapal yang akan dibangun.
1. Di dalam spesifikasi kapal tercantum hal-hal penting, yaitu:
a. Tipe kapal
b. Besar kapal (DWT, BRT, HP)
c. Jumlah kapal
d. Material pada seluruh bagian kapal (baja, sistem permesinan, dan peralatan dan
perlengkapan kapal)
e. Jumlah materian/komponen dan spesifikasinya
2. Mempelajari Kondisi Galangan
a. Tenaga kerja, terutama tenaga kerja langsung
b. Kondisi Material yang dimiliki galangan (jumlah, jenis) dipisah menjadi tiga,
yaitu:
Material yang ada di gudang (stok)
Material yang sudah dalam pengiriman
Material yang sedang melakukan proses produksi
c. Semua sarana produksi
Bengkel Produksi
Landasan luncur (Building berth)
Tambatan peluncuran
Dalam tahap persiapan, ada dua hal yang penting:
1. Waktu penyelesaian pengerjaan
2. Jumlah total kebutuhan jam orang untuk menentukan biaya produksi/harga kapal.
Galangan menggunakan dua referensi untuk ini:
Pengalaman lalu, dan
Data pembanding
Dengan perhitungan yang rinci
(gambar)
Desain Kapal
Dalam desain awal dikerjakan jauh-jauh hari
Moudloff
Model atau rambu dari bagian kapal atau blok dari kapal tersebut. Disini pekerjaan dibagi
menjadi empat, diantaranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Fabrikasi
Sub Assembly
Assembly
Grand Assembly (galangan besar)
Building Berth
Tempat penyatuan blok-blok kapal minimal sampai gelaak menerus keatas dimana blok-blok
tersebut terdiri dari blok dasar, lambung, geladak, dan sekat
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal sebelum produksi kapal baru. Dalam tahap
persiapan intinya dalah mempelajari kapal yang akan dibangun.
Di dalam spect tercantum hal yang sangat penting yaitu :
Tipe kapal
Besar kapal (DWT / BRT/ HP)
Jumlah kapal
Material pada seluruh bagian kapal (baja, sistem pemersinan, dna peralatan serta
perlengkapan kapal)
Jumlah material atau kompnen dan sertifikasinya
Dengan perhitungan yang rinci, siklus pemakaina material dapat dilihat sebagai berikut :
1 Jan
1
Des
Ada jarak
8
Des
launching (1)
keel laying(2)
launching(2)
Supplier
Supplier
Supplier
Supplier
Desain kapal
Dalam desain kapal dikerjakan jauh-jauh hari
Mode lock
Model atau rambu dari baian-bagian kapal/blok dari kapal tersebut. dari sini pekerjaan dibagi
menjadi 4 :
1. Fabrikasi
2. Sub assembly
3. Assembly
4. Grand assembly
Building Berth
Building berth adalah tempat penyatuan blok-blok kapal minimal sampai geladak menerus ke
atas. Dimana blok-blok tersebut terdiri dari blok dasar, lambung, geladak, dan sekat
GAMBAR
Keterangan gambar :
1. Keel plate
2. Bottom plate
3. Bilge strake
4. Inner bottom plate
5. Margin plate
6. Center girder
7. Side girder
8. Floor / plate floor
9. Tank side bracket
10. Side shall
11. Sheel strake
12. Frame / gading
13. Lajur sisi geladak
14. Plat geladak
15. Deck beam
16. Hatch coaming
Launchin
g
Pembentukan badan kapal pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal penting yaiut :
1. Besar kapal dibangun dalam DWT / BRT
2. Kondisi galangan meliputi 6 hal utama
arah memanjang kapal. Metode yang pertama ini disebut layer method atau metode
lapis. Dalam tahap pertama diasumsikan kapal ini kotak. Untuk lebih jelasnya dapat
diilustrasikan pada gambar di bawah ini :
Gambar
Pada gambar tersebut pengertian panel-panel seksi merupakan bagian kontruksi yang
terdiri dari plat dan penguatnya. Sebagai contoh untuk konstruksi dasar, semua plat mulai dari
plat lunas, plat alas, plat lajur bilga, plat alas dalam, dan plat tepi diperkuat oleh penegar yang
disebut wrang atau floor (melintang) dan memanjang (center girder)
Demikian untuk konstruksi lambung, terdiri dari plat lajur atas yang diperkuat oleh
gading/frame dan gading besar. Panel-panel seksi tersebut (plat dan penguatnya disebut
dengan blok assembly system). Dalam perkembangannya, untuk kapal lama a9mulai dari
kapal-kapal kecil) menggunakan metode ring electric system. Artinya antara penguat dan
platnya dilakukan secara terpisah saat peasangannya.
GAMBAR
Secara garis besar, kapal dapat dibentuk dengan tiga macam cara yaitu :
1. Kapal dapat dibentuk dalam dimensi bidang yang terpisah, baik bidang lengkung
maupun bidang datar
2. Kapal dapat dibentuk dari gabungan dua bidang atau lebih tetapi belum membentuk
ruang
3. Kapal dapat dibentuk dari suatu dimensi ruang artinya suatu ruang/konstruksi yang
membentuk garis lingkar, yaiut dasar kapal, sisi kapal, geladak kapal dan sekat baik
melintang maupun memanjang bila ada
3.2.1
laying. Langkah terakhir adalah perancangan blok-blok geladak utama meliputi lambung,
geladak, dan sekat melintang.
Metode yang terakhir adalah seluruh lapis layer dan bagian bawah yang meliputi
geladak, lambung, sekat sebgai penutup dari pembuatan blok badan kapal. Sehingga N3 days
after keel laying stelah selesai dilakukan
Penentuan starting blok dari blok dasar pada kamar mesin bagian depan mempunyai
beberapa alasan :
1. Bentuk badan kapal bagian tengah relatif tegak (lambungnya lurus) sedang pada
bagian kamar mesin memiliki benutk lekung-lengkungan sehingga pemasangan
blok pada bagian denpan lebih cepat dibandingkan ke arah belakang.
2. Sisa waktu yang ada bila bagian belakang selesia sedangkan yang tengah
berlanjut, waktu tersebut dapat digunakan untuk pemasangan stern tube dan dasar
mesin dimana pemasangan tersebut memerlukan ketelitian ang tinggi.
3. Sisa waktu jika asih ada digunakan untuk pemasangan outfitting di kamar mesi
dapat dipasang terlebih dulu. Ini dilakukan untuk mengatasi penyelesaian ke arah
depan. Sehingg adiharapkan memiliki waktu penyelesaian yang sama.
Brikut ini adalah gambar pondasi kamar mesin.
GAMBAR
Pada pembangunan kapal-kapal tertentu dan dengan besar tertentu terbagi menjaid
blok blok yang lebih kecil misalnya pada kapal tanker yang memiliki double hull dan juga
double bottom. Dalampembuatannya terdiri dari tiga bagian sub blok yatiu center tank
disatukan dengan bagian tanki duble bottom bagian kanan dan kiri. Selanjutnya wink tank
bagian kiri dan kanan dimana bagian tengahnya terdapat konstruksi memanjang dan
penguatnya. Dan yang terakhir adalah penutup geladak bagian kanan dan kiri pada tanker
double hull dan double bottom.
3.2.2
Section Assembly
Pembentukan badan kapal dalam arah vertikal (dalam metode layer) blok-blok
konstruksi diselesiakan terlebih terlebih dahulu yang mana dimulai dari konsrtruksi dasar
bagian depan kamar mesin yang pembangunannya diteuskan 2 arah ke depan dan belakang.
Dalam metod elayer tersebut sesudah disambung (dialskan) maka pembangunan
berikutnya adalah di bawah gealadak ke -2 sampai seluruh badan kapal di bawah geladak ke2 selesai ditambah konstruksi ceruk haluan dan cerk buritan. Pada metode ptotngan tegak ini
blok yang pertama diletakkan atau kompartemen mulai dari konstruksi dasar, konstruksi di
bawah geladak ke-2, dan konstruksi di bawah geladak utama.dslsm metode ini dituntut
adanya crane yang berdaya angkat besar untuk memindahkan blo-blok tersebut dari assembly
area ke building berth.
Tolak ukur kemajuan progres pembangunan kapal adalah sebagai berikut :
1. N1 days : setelah dilakukan peletakan lunas blok dasar dari kamar mesin selesai
dikerjakan.
2. N2 days : setela peletakan lunas abgian kompartemen di depan dan belakang blok
pertama selesai.
3. N3 days setelah peletakan lunas seluruh badan kapal di geladak utama selesai.
Dari kedua masing metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masingmasing. Di dalam oembangunan kapal abru harus memiliki layout taat letak galangan, letak
galangan sangat berpengaruh terhadap tingkat kemajuan dalam pembangunan kapal.
Suatu kapal kosong secara umum memiliki tiga kompartemen yaitu :
1. Hull : seluurh sistem konstruksi terdiir dari plat/penguat di bawah geladak
utamamaupun bangunan atas maupun rumah geladak.
2. Sistem penggerak atau peermesiana : seluruh instalasi penggerak dan komponen
listrik.
3. Peralatan dan perlengkapan kapal (outfitting) yaitu sisa bagian kapal diluar 1 dan 2.
Karena itu galangan sesuai dengan komponen di atas minimal secara ideal memiliki 3
bengkel produksi :
1. Plat dan las
2. Permesisnan dan listrik
3. Peralatan dan perlengkapan
Berikut ini adalah layout sederhana dari galangan beserta bengkel produksinya
Gambar
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada layout di atas bagian-bagian kapal seski/blok dibuat di bengkel plat dan las
mulia dari raw materail (bahan mentah), baja (plat) sampai menjadi seksi/blok. Kemudian
seksi/blok disatukan di assembly area (4), selanjutnya oleh crane dipindahkan ke building
berth (5). Setelah kapal diluncurkan kapal diletakkan di tambtna reparasi (6). Galangan di
negara Indonesia peralatan dan perlengkapan di pasang setelah kapal mengapung.
GAMBAR
Perbandingan/penggunaan jam orang bila kapal dibangun pada end launching yang kedua
dibangun pada building dock. Perbedaan kedua peluncuran tersebut yaiut :
1. End launching building berth
Peluncuran dilakukan dengan gravitasi / gaya berat.
Pada pembangun kapal dengan menggunakan cara ini ada lazimnya kapal
dibangun sampai plat dan gaidng konstruksi baru kemudian kapal diluncurkan
Penggunaan jam orang pada end launching lebih kecil karena volume
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan building dock
2. Building dock
Proses peluncuran dilakukan dengan cara pengapungan/ floating off.
Pada pembangunan kapal ini seluruh geladak dan outfitting dikerjakan saat
kapal di atas building odck
Penggunaan jam orang pada building dock lebih besar karena volume
pekerjaan lebih banyak dibandingkan building dock
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari gambar di bawah ini
GAMBAR
v =P
berkurnagnya harga P maka sebelum ujung landasan habis diharakan kapal sudah
mengalami free floating , bila tidak maka akan terjadi dropping/kapal membentur
ujung landasan.
Sering menjadi pertanyaan kenapa bagian belakang harus menyentuh air terlebih
dahulu??. Karena bagian belakang kapal lebih gemuk sehingga gaya angkat kapal
akan mudah dicapai ketika peluncuran.
Kedalaman air pada tempat dimana kapal mengapung bebas Tburitan > dari Thaluan,
bila tidak maka kapal akan terseret
2. Mengurangi beban landasan. Dengan kecilnya harga berat peluncuran P maka akan
bepengaruh terhadap beban landasan peluncuran. Baik landasan tetap maupun kayukayu penahan serta material pelumas peluncuran.
3. Kondisi end building adalah miring sehingga sulit dilakukan.Penyelesaian bangunan
atas dilakukan stetelah kapal mengapung.
4. Dengan pendeknya waktu di atas building berth apat digunakan, maka dapat
digunakan untuk membangun kapal selanjutnya
Pada end launching bagian belakang bergerak terlebih dahulu (bergerak mundur)
dengan alasan sebagai berikut :
1. Bagian belakang lebih gemuk sehingga gaya tekan ke atas lebih mudah dicapai
2. Jika terjadi dropping maka yang terbentur adalah bagian haluan sehingga lebih tidak
berbahaya daripada bagian belakang karena terdapat main engine dan propeller
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mempercepat produksi dalam
pembangunan kapal yaitu dengan cara pada saat pembuatan blok-blok badan kapal
merupakan tahapan yang utama dalam pembentukan badan kapal dimana pembuatan blokblok tersebut dilakukan di bengkel produksi. Kemudian blok-blok disatukan di assembly
area. Selajutnya, disatukan lagi untuk membentuk badan kapal minimal sampai geladak
menerus ke atas.
Bengkel
produks
i
Assembl
y
area
Pembua
tan
blokblok
Pemban
gunan
blokblok
Building
berth
Fitting
& quay
Sehingga langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan untuk mempersepat proses produksi
yaiut:
1. Mengurangi waktu loading dan unloading. Proses ini merupakan kegiatan
mengangkat blok-blok kapal dari assembly area ke building berth dengan membiat
blok-blok badan kapal atau section di assembly area sebesar mungkin sesuai dengan
kapasitas crane dan standart plat yang digunakan. Hal tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap penyelesaian pengerjaan.
2. Menempatkan posisi blok-blok badan kapal di assembly area sesuai denganposisi
ketika di building berth nanti. Hal ini bertujuan untuk menghindari arus yang berputar
atau memablik akibat perpindahan blok-blok kapal dari assembly area ke building
berth
3. Pengerjaan posisi alamiah, misalnya bagian badan kapal yang bisa dilas dengan posisi
doen hand yaitu dilakukan pengelasan untuk menghindari pengelasan di atas kepala
artinya pengelasan dilakukan dengan objek diletakkan di bawah.
GAMBAR
Dalam gambar di bawah ini diberikan contoh suatu kapla tanker yang memiliki
double bottom dan double hull. Kapal tanker tersebut disusun di assembly area dari bagian
blok-blok atau sub-blok yang disatukan di (ring block) baru setelah itu bagian yang lebih
besar tersebut dipindahkan ke building berth.
GAMBAR
Sub
Assemb
ly
Assemb
ly
Grand
Assemb
ly
Identifikasi Material
Kelayakan suatu material untuk digunakan dalam pembangunan kapal, material
tersebut harus layak. Dikatakan layak jika memenuhi:
1. Bersetifikat : kekuatan tarik, grade, dan chemical position
2. Tidak cacat : cacat permukaan (bintik hitam) , cacat bentuk (adanya serpihan atau
goresan)
Jenis cacat ada 3 jenis yaitu:
Cacat sedang. Jika plat tergolong kedalam jenis cacat ini maka penanganannya
cukp dilakukan penyikatan pada plat/baja tersebut
Cacat ringan. Penanganan cacat jenis ini adalah dengan cara dilap
Cacat berat. Cacat ini dapat berupa permukaan plat yang tidak rata.
Penanganannya dapat dilakukan dengan cara pasir yang diberikan tekanan
3. Ukuran atau dimensi (L, B, tebal)yang dinayatakan dalam feet, inchi, dan lain
sebagainya.
Dalam pembuatan kapal, pemeriksaan dilakukan oleh 3 badan yang berkepentingan
yaitu :
1. Galangan (shipyard) mulai dari tingkat bengkel, divisi, dan galangan
2. Ship owner yang dapat diwakilkan kepada owner surveyor
3. Biroklasifikasi atau syahbandar
Pemeriksaan tersebut dapat diwujudkan dalam berita acara pemeriksaan yang ada pada
laporan pemeriksaan (ceck sheet).
Berikut ini adalah alur/flowchart dari pemeriksaan yaitu :
GAMBAR FLOWCHART
Cacat pada plat dibedakan mejadi 3 karena adanya pemampatan, yaitu :
1. Lengkung
2. Gelombang plat
3. Lekuk plat
Apabila terjadi hal demikian pada plat , maka plat harus dilusruskan dengan melewatkan plat
tersebut pada mesi pengerolan (plate rolling machine)
3.4.2
Marking (Penandaan)
Kegiatan ini merupakan kegiatan penandaan untuk membuat konstrksi yang akan
dibuat. Setelah dilakukan proses pemeriksaan selanjutnya ytiu diberi tanda sesuai
denganketentuan. Marking merupakan pemindahan dimensi ruang dan tanda-tanda-tanda
pengerjaan menjadi ke dalam bentuk desain. Tanda-tanda pengerjaan ini meliputi:
1. Nomor gading
2. Posisi konstruksi : up, down, in, and out
3. Bagian konstruksi lain, misalnya vertical stiffner, dan side stiffner
4. Tanda pemotongan
5. Margin
6. Sudut potong
Sebelum materi dipotong, harus dilakukan marking cek yaitu:
1
2
3
4
5
Nomor gading
Posisi konst
Garis potong
Bagian lain yang akan lewat
Sudut potongan
3.4.3
Cutting (Pemotongan)
Ada 2 cara :
1
2
Setelah diberi tanda, dilakukan pemotongan pada plat yang telah ditandai dengan 2 cara
diatas.
Plat yang akan dipotong diletakkan di meja kerja. Pemotongan secara dingin terjadi
karena tekanan tinggi yang terjadi pada material plat. Beban P yaitu gaya yang
diberikan pada mesin potong yang besar dan luas penampang A garis potong yang
sangat kecil. Sehingga tegangan P/A menjadi sangat besar jadi plat terpotong.
Pemotongan dingin hanya dilakukan untuk plat lurus.
Pemotongan panas dengan brandet potong/gas potong. Banyak digunakan pada
bahan kapal menggunakan o2 dan c2h2 yang diletakkan pada tabung oksigen dan
astillin. Pada tahap awal terjadi reaksi antara fe (baja) dengan oksigen (o2)
membentuk fe2o3 dan fe2o5 (tergantung kandungan o2) menjadi feroksida yang
bersifat memiliki titik leleh jauh lebih rendah dibanding titik leleh baja. Dengan
oksigen yang tinggi pada plat akan terpotong.
Pemotongan dengan cara lain (bisa dengan LPG) banyak digunakan untuk membangun kapal
baru maupun reparasi.
Kelebihannya meliputi :
Bisa memotong plat tebal dan berbagai bentuk. Misalnya manhole, lubang air,
sekalop, dan untuk reparasi sangat cocok karena berbagai macam kondisi dan posisi.
Kerugiannya meliputi :
Kerf
Gambar
Ketidak-rataan
Gambar
Takik potong
Gambar
Distorsi
Gambar
3.4.4
Forming / Bending
Forming adalah plengkungan plat. Misalnya pembuatan lajur bilga, linggi haluan dan
semua bentuk plat lengkung baik di depan maupun di belakang kapal. Pembentukan plat
lengkung ada 3 cara yaitu seperti pemotongan, yaitu pada branding machine dan hitting
kemudian dilakukan pendinginan dengan butir-butir air (semprot air).
Pembetukan lengkung secara dingin diletakkan pada meja kerja. Kemudian plat
dibentuk dan diberi alas, setiap perubahan dicek dengan mal (rambu bending) yang terbuat
dari bahan kayu.
GAMBAR
Pebentukan lengkung secara panas, prisip kerjanya yaitu pemberian anas di awal lealu
kemudian didinginkan. .........Pembentukan secara pannas membutuhkan banyak pengalaman.
Secara umum pembentukan lengkung secara panas dilakukan sebagai beriut ini:
1
2
3
4
5
6
7
dapat dialakukan pada seluruh bentuk plat dan tebal plat bervariasi.
Tempat bebas tidak harus berada pada mesin
Dapat melengkungkan berbagai bentuk
Kelemahan dari metode ini yaitu kecenderungan plat untuk kembali pada bentuk semula.
Oleh karena itu diperlukanpengecekan setelah dilakukan proses pemanasan dan pendinginan.
GAMBAR
Sub assembly merupakan langkah awal pembentukan blok dimana terdiri dari bagian:
Fitting, yaitu menempatkan,mengatur, memampatkan yang terdiri dari 4 pekerjaan:
Gab/celah las baik sambungan tumpul maupun T joint
Kelurusanposisi (aliignment) pada sudut tumpul maupun T
Posisi konstruksi dengan jarak ading tertentu
Sudut yang dibentuk antara plat danpenguat/knstruksi 1 denganyang liannya
Gambaran umum sub assembly adalah sebagai berikut (lihat pada gambar). Di baian
ini dimulai pengelasan yang dapat berbentuk butt join dan T joint.
Di dalam pengelasan ada 5 macam sambungan:
1. Butt joint, adalah sambungan antara plat dengan plat
2. Tee joint, sambungan anatar plat dengan balok konstruksi
3. Overlap joint, sambungan palt denganpenguat untuk penguat antara yang satu dengan
yang lainnya
4. End joint
5. Corner joint
Dari kelima jenis sambungan di atas yang paling banyak digunakan yaitu sambungan jenis ke
1 sampai 3.
Di dalam pengelasan dua sisi, pengelasan plat denganplat dan plat dengan konstruksi.
Pengelasan plat dengan plat tergantung dari plat yang disambung mulai bentuk I, V, X, K dan
lain sebagainya. Sedangkan plat dengan balok kostruksi pengelsan dibedakan menjdai dua
yaitu :
1. Sambungan menerus 2 sisi
2. Sambungan Putus-putus (rantai, zigzag, scalop)
Pembuatan sub assembly yaitu pengelasan pada sub bagian konstruksi misalnya
center kilson, deck girder, web plate, stringer. Porses tersebut dilakukan dengan cara:
1. Letakkan web palte pada posisi yang datar
2. Sebelum dilakukan penyambungan dan pengelasan antara web plat 1 dan berikutnya,
lakukan cek kelurusan pengelsan konstruksi
3. Lakukan pengelasan antara web plate tersebut
4. Dengan jarak yang sama peneglasan face plate 1 dengan yang lainnya dilakukan
5. Letakkan dan sesuaikan posisinya, lalu atur posisi face plat terhadap web plate, dan
beri penahan las dengan jarak 400-500 mm
6. Lakukan pengelasan face plate dan web plate pada sambungan las 400-500 mm
7. Lakukan pembakaran antara web plate dan face plate pada sisi atas
8. Konstruksi bagian atas dibalik ke atas , yang bagian atas menjadi di bawah posisinya
9. Lakukan pengelasan pada sisi bawah yang tadi
10. Cek kondisi pengelasan misalnya tinggi kamulas dan permukaan deformasi / bentuk
antara face plate dan web plate
GAMBAR
Persyaratan pengelasan pada sambungan las disamping konstruksi harus lurus maka
gab/celah pengelasan sangat mennetukan pengelasan untuk sambungan konstruksi tersebut.
Berikut ini adalah langkah pnengerjaan tersebut yaitu :
1. Jarak normal kamulas antara 2-3 mm max. 5,0 mm. Dalam hal ini sesudah
diberikanlas tiitk dan penahan las dimana lapisan las tergantung tebal plat las.
Sesudah bagian atas dilas maka bagian bawah dibuat kamulas dimana yang dilas yaitu
bagian bawah.
Aturan pengelasan :
GAMBAR 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
2.
3.
4.
5.
3.6 Assembly
Assembly adalah pembentukan blok badan kapal misalnya bottom construction pada kapal
single bottom dengan longitudinal misalnya pada kapal pengangkut minyak di Indonesia.
Sesudah bangunan konstruksi dibuat maka langkah selanjutnya dibuat blok-blok
penggabungan pembujur dan pelintnag sebagai tumpuan pembujur.
Ada beberapa tipe blok yaitu :
1. Flat Block (blok lurus). Disebut blok lurus karena karena konstruksi tersebut
berbentuk rata. Misalnya pada bidnag tengah kapal.
3.7 Erection
Proses ini merupakan proses angkut pembentukan badan kapal di landasan peluncuran
(building bert) dimana pembentukan badan kapal ini lebih kecil badan kapal secara menerus,
blok-blok badan kapal tergantung metode yang digunakan. Proses ini merupakan proses akhir
dimana kapal terjadi kesalahan teknis baik sebelum tahap erection mulai desain sampai
assembly maupun di erection itu sendiri. Kesalahan teknis mulai dari desai sampai assembly
disebut penyimpangan bentuk dan ukuran. Sedangkan pada tahap ini dipisahkan menjadi dua
hal yaiut kesalahan pengajuan bentuk karena beban di kapal dan kendaraaan di sebut koking.
Kesalahan itu yaitu daintaranya :
1. Pelurusan dari blok-blok badan kapal yang akan ditetapkan di landasan.
2. Lifting dari landasan itu sendiri. Pelurusan blok-blok di galangan
3. Pelurusan pada blok-blok di galangan yaitu ditimbang dari arah X, Y, Z