Anda di halaman 1dari 26

BAB I PRINSIP TEKNOLOGI PRODUKSI

1.1 Teknologi Produksi Kapal


Urutan dari teknologi produksi kapal yaitu :
1. Prinsip dasar pembangunan kapal
2. Dasar-dasar
3. Metode pembentukan badan kapal
4. Beban kerja dalam proses peluncuran
5. Pembangunan bangunan atas dan rumah geladak
6. Peluncuran kapal
7. Pekerjaan perlengkapan dan perawatan kapal
8. Penerapan standar kualitas
Di dalam pelyaran dalam kondisi gelombang dimana gelombang tersebut merupakan
tumpuan pada kapal kondisi yang paling ekstrim adalah apabila pada kapal terdapat puncak
gelombang akibat beban pada muatan yang sama akibat gelombang maka kapal akan
menerima beban tekan dan beban tarik secara bergantian yang menyebabkan kerusakan pada
bagian-bagian konstruksi kapal bila tegangan yang terjadi lebih besar dari tegangan-tegangan
kapal dan momen yang terjadi disebut longiudinal bending moment (momen lengkung
memanjang kapal) dimana kondisi ini sangat berbahaya ketika pemabngunan kapal. Tetapi
karena kapal diikat denan sistem konstruksi

1.2 Floating Equipment (Benda Terapung)


Kapal adalah benda terapung dimana terdapat dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah. Gaya tersebut adalah gaya berat yang mengarah ke bawah dan gaya yang
kedua adalah gaya tekan ke atas yang arahnya ke atas. Suatu kapal akan dalam kondisi
seimbang ketika dalam kondisi seimbang saat kodisi trial tersebut kapal mempunyai gaya
yang sama besar dan berlawanan arah.
Gaya berat yang menyusun kapal berat kapal secara keseluruhan terbagi menjadi tiga macam
yaitu:
1. Berat baja kapal untuk S
2. Sistem permesinan untuk M
3. Berat perlengkapan kapal untuk P
Sedangkan gaya tekan ke atas merupakan fungsi dari (L, B, T, Cb) dimana persamaannya
adalah sebagai berikut :
D (I) = LWT + DWT
D (II) = (S+M+P) + DWT (ton)
D (II) = (S+M+P) + DWT (ton)
(L x B x T x Cb)
= (S+M+P) + DWT (ton)

1.3 Kontrak Pembangunan Kapal


Dalam kontrak pembangunan kapal antara pemilik dan galangan terdapat tiga hal
pertama yang mengikat keduanya
1. Lama penyelesaian pengerjaan pembangunan kapal
2. Biaya produksi yang dikeluarkan
3. Kualitas materal maupun proses produksi

Gambar 1 Kontrak Pembangunan Kapal

1.4 Biaya Produksi


Biaya produksi pada dasranya terbagi menjadi dua jenis biaya yaitu biaya langsung
dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah. Sedangkan biaya tidak langsung adalah../

Gambar 2 Organigram Biaya


Keterangan:
P

= Harga penjualan

BP

= Biaya Produksi

= Keuntungan

ML

= Material Langsung

MP

= Material Pokok

MB

= Material Bantu

TKL

= Tenaga Kerja Langsung

TKS

= Tenaga Kerja Sendiri

SK

= Sub Kontraktor

SK I

= Sub Kontraktor I berhubungan dengan Galangan (aktivitasnya, misalkan: Las)

SK II = Sub Kontraktor II umumnya tidak memiliki galangan (ahli radar/radio)


MTL = Material Tidak Langsung (Sekretaris, Satpam, Office Boy)
BLL

= Biaya lain-lain (promosi, penyusutan, pajak, harta kekayan)

Biaya produksi merupakan penjumlahan dari baiaya langsung (variable cost) dengan
biaya tidak langsung (fix cost/overhead cost). Pada kasus di Galangan kapal, pastinya
membutuhkan banyak modal serta membutuhkan banyak tenaga kerja.
Untuk rincian masig-masing biaya dapat dilihat pada gambar 2 . Apabila BP ditambah
dengan K (keuntungan) maka diperoleh harga penjualan atau biaya pembauatn kapal. Kerna
harga produk P sudah tertentu maka bagi industri galangan kapal yang menjadi permasalahn
utamanya adlaah bagaimana menekan biaya produksi serendah mungkin sehingga mencapai
keuntungan setinggi mugnkin. Sehingga hubungan biaya produksi antara galangan kapal
menekan/memperkecil biaya produksi dan segi pemakaian TKL industri dock dan galangan
kapal akan menekan kebutuhan jam orang dalam proses produksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memperkecil jumlah jam orang adalah
dengan cara :
1. Melakukan....../
2. Menggunakan tenaga kerja luar atau subkontrakring . ini meri=uoakan salah satu car
auntuk menekan biaya produksi terutama biaya tidak langsugn dengan segala
kelemahan dan kelebihannya.
Cara ain untuk menekan biaya produksi yaitu dari segi emakaian material harus
melakukan manajemen kapal yang harus memenuhi 4 kriteria tepat yaitu:
1. Tepat jumlah
2. Tepat waktu
3. Tepat kualitas
4. Tepat biaya

Untuk menekan biaya tidak langsung atau overhead loast dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Penggunaan mesin yang hemat energi baik energi listrk maupun energi bahan bakar
2. Mengurangi energi dengan cara
Meamtikan seluruh pelaratan yang tidak terpakai saat istirahat
Melakukan efisiensi
Hanya tempat-temat tertentu yang diberi AC atau kipas angin
3. Menggunakan peralatan las/bubut yang hemat energi
4. Menggunakan efisiensi waktu/tempat
5. Memperkecil pemakaian tenaga kerja tidak angsung sesuai kebutuhan yang
diperlukan saja
6. Memperkecil biaya lain-lain misalnya peralatan reklame, penyusutan, bunga bank
sekecil mungkin
Adapun komponen-komponen dari biaya langsung dan tidak langsung adalah sebagai berikut:

Gambar 3 Grafik Hubungan Biaya dengan Waktu

1.5 Kualitas
Kualitas merupakan hasil penilaian dan kesepakatan terhadap suatu produk dan jasa.
Dalam penilaian suatu kualitas harus ada standar karena siapapun yang memandang maupun
yang melihat mempunyai persepsi yang sama. Kualitas yang dimaksud meliputi:
1. Kualitas material yang digunakan secara keseluruhan
2. Konstruksi dan kualitas pemabngunan kapal itu sendiri. Yang keduanymempunyai
satndar yang berlaku. Contoh: JSQS (Japanese Shipbuilding Quality Standart).
Sebagai contoh, suatu material plat setelah dilaksanakan pengerjaan terdapat cacat
bintik-bintik hitam pada permukaannya dilihat dari kerusakan plat dibagi menjadi tiga
hal:
Kerusakan ringan, cukup dilap
Kerusakan sedang, harus dilakukan pembersihan dengan sikat baja
Kerusakan berat, harus dilakukan pembersihan total. Dengan hard blasting
atau sand blasting yang menggunakan pasir bertekanan.

Yang menentukan kerusakan tersebut tergolong ke dalam jenis kerusakan yang mana
dilihat dari perbandingan total luas kerusakan dibandingkan dengan total kerusakan luas plat
Dalam merencanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Pemeriksaan kualitas, dilakukan lebih dari satu badan meliputi:
Pemilik kapal (ownership surveyor)
Pihak Galalngan
Pihak luar (BKI dan Syahbandar)
2. Pemeriksaan dilakukan bertahap dan berkesinambungan. Pemeriksaan yang dilakukan
harus sesuai standar sebelum proses berikutnya dikerjakan.Apabila plat ada bintikbintik, bila terjadi kerusakan atau cacat harus penanganannya harus seperti yang
dijelaskan di atas. Sebelum dilakukan pengerjaan lanjut yaitu ditandai dengan
marking. Prosedur pemeriksaan dan catatan hasil pemeriksaan diwujudkan dalam
lembar pengerjaan (check sheet) yang ditandatangani dan disetujui oleh badan
Pemeriksa. Pemeriksaaan kualitas dicek oleh galangan mulai dari bengkel. Sesudah
galangan menganggap tidak ada masalah teknis barulah galangan memanggil owner
surveyor dan klasifikasi yang kemudian menentukan kualitas plat apakah sudah
memenuhi atau belum.

1.6 Lama Pengerjaan


Waktu Pengerjaan, ditentukan dalam hari kerja dari kontrak ditanda tangani hingga
delivery kapal. Tugas dari galangan adalah bahwa kontrak waktu penyesuaian pengerjaan
harus lebih kecil atau sama dengan waktu yang disepakati dalam kontrak. Dalam
pembangunana kapal ada lima tahapan produksi dimana X harus kurang dari atau
samadengan Y yang sesuai dengan waktu kontrak. Lama pengerjaan tersebut dapat
diilustrasikan seperti alur di bawah ini

BAB II SIKLUS DALAM PEMBANGUNAN KAPAL BARU


2.1

Prinsip Dasar Pembangunan Kapal Baru


Proses pembangunan kapal baru dilakukan melaui tahapan-tahapan proses produksi
dimana masing-masing tahapan produksi mempunyai :
A. Jenis pekerjaan
B. Tingkat kesulitan
C. Standart kerja
D. Lokasi pengerjaan yang berbeda
Tahapan-tahapan proses produksi tersebut dibagi menjadi 5 tahapan yaitu

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal sebelum produksi kapal baru. Dalam tahap
persiapan intinya adalah mempelajari kapal yang akan dibangun.
1. Di dalam spesifikasi kapal tercantum hal-hal penting, yaitu:
a. Tipe kapal
b. Besar kapal (DWT, BRT, HP)
c. Jumlah kapal
d. Material pada seluruh bagian kapal (baja, sistem permesinan, dan peralatan dan
perlengkapan kapal)
e. Jumlah materian/komponen dan spesifikasinya
2. Mempelajari Kondisi Galangan
a. Tenaga kerja, terutama tenaga kerja langsung
b. Kondisi Material yang dimiliki galangan (jumlah, jenis) dipisah menjadi tiga,
yaitu:
Material yang ada di gudang (stok)
Material yang sudah dalam pengiriman
Material yang sedang melakukan proses produksi
c. Semua sarana produksi
Bengkel Produksi
Landasan luncur (Building berth)
Tambatan peluncuran
Dalam tahap persiapan, ada dua hal yang penting:
1. Waktu penyelesaian pengerjaan
2. Jumlah total kebutuhan jam orang untuk menentukan biaya produksi/harga kapal.
Galangan menggunakan dua referensi untuk ini:
Pengalaman lalu, dan
Data pembanding
Dengan perhitungan yang rinci

Siklus pemakaian material dapat dilihat sebagai berikut:

(gambar)
Desain Kapal
Dalam desain awal dikerjakan jauh-jauh hari
Moudloff
Model atau rambu dari bagian kapal atau blok dari kapal tersebut. Disini pekerjaan dibagi
menjadi empat, diantaranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Fabrikasi
Sub Assembly
Assembly
Grand Assembly (galangan besar)

Building Berth
Tempat penyatuan blok-blok kapal minimal sampai gelaak menerus keatas dimana blok-blok
tersebut terdiri dari blok dasar, lambung, geladak, dan sekat
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal sebelum produksi kapal baru. Dalam tahap
persiapan intinya dalah mempelajari kapal yang akan dibangun.
Di dalam spect tercantum hal yang sangat penting yaitu :

Tipe kapal
Besar kapal (DWT / BRT/ HP)
Jumlah kapal
Material pada seluruh bagian kapal (baja, sistem pemersinan, dna peralatan serta
perlengkapan kapal)
Jumlah material atau kompnen dan sertifikasinya

Mempelajari kondisi galangan :

Tenaga kerja, terutama tenaga kerja langsung


Kondisi material yang dimiliki galangan (jumlah, jenis ) dipisah menjadi 3 yaitu :
1. Material yang ada di gudang (stock)
2. Material yang sudah dalam pengiriman
3. Material angs sedang melakukan produksi
Semua sarana produksi
1. Bengkel produksi
2. Landasan luncur
3. Tambatan peluncuran

Dalam tahap persiapan, ada dua hal yang penting :

Waktu penyelesaian pengerjaan


Jumlah kebutuhan jam orang untuk menentukan biaya produksi / harga kapal
Galangan menggunakna 2 referensi untuk ini :
1. Pengalaman lalu dan
2. Data pembanding

Dengan perhitungan yang rinci, siklus pemakaina material dapat dilihat sebagai berikut :
1 Jan

1
Des

Keel laying (1)

Ada jarak

8
Des

launching (1)

keel laying(2)

launching(2)

Supplier

Supplier

Supplier

Supplier

Desain kapal
Dalam desain kapal dikerjakan jauh-jauh hari

Mode lock
Model atau rambu dari baian-bagian kapal/blok dari kapal tersebut. dari sini pekerjaan dibagi
menjadi 4 :
1. Fabrikasi
2. Sub assembly
3. Assembly
4. Grand assembly

Building Berth
Building berth adalah tempat penyatuan blok-blok kapal minimal sampai geladak menerus ke
atas. Dimana blok-blok tersebut terdiri dari blok dasar, lambung, geladak, dan sekat
GAMBAR

Keterangan gambar :
1. Keel plate
2. Bottom plate
3. Bilge strake
4. Inner bottom plate
5. Margin plate
6. Center girder
7. Side girder
8. Floor / plate floor
9. Tank side bracket
10. Side shall
11. Sheel strake
12. Frame / gading
13. Lajur sisi geladak
14. Plat geladak
15. Deck beam
16. Hatch coaming

BAB III METODE PEMBENTUKAN BADAN KAPAL


3.1 Definisi
Adalah cara dan langkah untuk membentuk badan kapal sekurang-kurangnya sampai
geladak menerus ke atas di landasan peluncuran
2
5
1
3
4
Keel
laying

Launchin
g

Pembentukan badan kapal pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal penting yaiut :
1. Besar kapal dibangun dalam DWT / BRT
2. Kondisi galangan meliputi 6 hal utama

3.2 Cara pembentukan badan kapal


Kapal adalah dimensi ruang yang merupakan benda mengapung yang memiliki 3
sumbu koordinat yaitu:
X
lebar kapal
Y
panjang kapal
Z
tinggi kapal
GAMBAR sumbu kapal
Suatu benda yang berdimensi ruang dibentuk dengan 3 cara seperti halnya kapal.
Kapal dapat terbentuk apabila bidang-bidang ini disatukan dan membentuk sebagai berikut :
1. Dapat dibentuk dari dimensi bidang, baik dasar maupun lengkung bila bidang disaukan
akan membentuk dimensi ruang, bidang-bodang dala dimensi badan kapal adalah :
Konstruksi dasar
Konstruksi labung kiri dan kanan
Konstruksi geladak
Konstruksi sekat sebagai penguatan
2. Terdapat beberapa metode dalam pembentukan badan kapal diantaranya yaitu
metode pertama (section/bagian/seksi). Kapal dapat dibentuk dari gabungan dua
dimensi bidang atau lebih, gabungan konstruksi dasar dan sebagian konstruksi
lambung, gabungan konstruksi lambung dan sebagian konstruksi geladak, gabungan
konstruksi sekat dan gabungan konstruksi gealdak.
3. Dimensi ruang dapat tersusun dari dimensi bidang. Pada saat penyusunan untuk
menjadi dimensi ruang artinya bidang tersebut telah membentuk dimensi ruang yang
kemudian disatukan menjadi kesatuan ruang yang lebih besar yang terdiri dari
konstruksi dasar, lambung, dan geladak.
Dilihat dari arah pembentukan badan kapal , maka suatu benda dengan
dimensi ruang dapat disusun secara vertikal atau berlapis dan seacra potongan tegak

arah memanjang kapal. Metode yang pertama ini disebut layer method atau metode
lapis. Dalam tahap pertama diasumsikan kapal ini kotak. Untuk lebih jelasnya dapat
diilustrasikan pada gambar di bawah ini :
Gambar

Pada gambar tersebut pengertian panel-panel seksi merupakan bagian kontruksi yang
terdiri dari plat dan penguatnya. Sebagai contoh untuk konstruksi dasar, semua plat mulai dari
plat lunas, plat alas, plat lajur bilga, plat alas dalam, dan plat tepi diperkuat oleh penegar yang
disebut wrang atau floor (melintang) dan memanjang (center girder)
Demikian untuk konstruksi lambung, terdiri dari plat lajur atas yang diperkuat oleh
gading/frame dan gading besar. Panel-panel seksi tersebut (plat dan penguatnya disebut
dengan blok assembly system). Dalam perkembangannya, untuk kapal lama a9mulai dari
kapal-kapal kecil) menggunakan metode ring electric system. Artinya antara penguat dan
platnya dilakukan secara terpisah saat peasangannya.
GAMBAR
Secara garis besar, kapal dapat dibentuk dengan tiga macam cara yaitu :
1. Kapal dapat dibentuk dalam dimensi bidang yang terpisah, baik bidang lengkung
maupun bidang datar
2. Kapal dapat dibentuk dari gabungan dua bidang atau lebih tetapi belum membentuk
ruang
3. Kapal dapat dibentuk dari suatu dimensi ruang artinya suatu ruang/konstruksi yang
membentuk garis lingkar, yaiut dasar kapal, sisi kapal, geladak kapal dan sekat baik
melintang maupun memanjang bila ada

3.2.1

Layer Method atau Metode Layer


Metode layer yaitu salah satu metode pembentukan badan kaapl dimana
pengembangan dan pembuatan serta pemasangan blok-blok badan kapal diarahkan
memanjang badan kapal. Metode layered dimulai dengan penyusunan blok-blok dasar
(bottom construction) dengan starting blok adalah blok dasar pada kamar mesin bagian
depan. Sesudah pembangunan blok-blok dasar selesai dari sekat tubrukan ke sekat buritan.
Proses ini diukur dari saat keel laying (peletakan lunas) sehingga N1 days keel laying seluruh
bottom construction selesai.
Pengembangan selanjutnya diarahkan pada arah vertikal yaitu blok badan kapal pada
geladak ke-2, meliputi onstruksi lambung, konstruksi geladak, konstruksi sekat lambung. Di
bawah geladak N2 dan bagian ceruk haluan dan buritan selesai setelah N2 days after keel

laying. Langkah terakhir adalah perancangan blok-blok geladak utama meliputi lambung,
geladak, dan sekat melintang.
Metode yang terakhir adalah seluruh lapis layer dan bagian bawah yang meliputi
geladak, lambung, sekat sebgai penutup dari pembuatan blok badan kapal. Sehingga N3 days
after keel laying stelah selesai dilakukan
Penentuan starting blok dari blok dasar pada kamar mesin bagian depan mempunyai
beberapa alasan :
1. Bentuk badan kapal bagian tengah relatif tegak (lambungnya lurus) sedang pada
bagian kamar mesin memiliki benutk lekung-lengkungan sehingga pemasangan
blok pada bagian denpan lebih cepat dibandingkan ke arah belakang.
2. Sisa waktu yang ada bila bagian belakang selesia sedangkan yang tengah
berlanjut, waktu tersebut dapat digunakan untuk pemasangan stern tube dan dasar
mesin dimana pemasangan tersebut memerlukan ketelitian ang tinggi.
3. Sisa waktu jika asih ada digunakan untuk pemasangan outfitting di kamar mesi
dapat dipasang terlebih dulu. Ini dilakukan untuk mengatasi penyelesaian ke arah
depan. Sehingg adiharapkan memiliki waktu penyelesaian yang sama.
Brikut ini adalah gambar pondasi kamar mesin.
GAMBAR

Pada pembangunan kapal-kapal tertentu dan dengan besar tertentu terbagi menjaid
blok blok yang lebih kecil misalnya pada kapal tanker yang memiliki double hull dan juga
double bottom. Dalampembuatannya terdiri dari tiga bagian sub blok yatiu center tank
disatukan dengan bagian tanki duble bottom bagian kanan dan kiri. Selanjutnya wink tank
bagian kiri dan kanan dimana bagian tengahnya terdapat konstruksi memanjang dan
penguatnya. Dan yang terakhir adalah penutup geladak bagian kanan dan kiri pada tanker
double hull dan double bottom.

3.2.2

Section Assembly
Pembentukan badan kapal dalam arah vertikal (dalam metode layer) blok-blok
konstruksi diselesiakan terlebih terlebih dahulu yang mana dimulai dari konsrtruksi dasar
bagian depan kamar mesin yang pembangunannya diteuskan 2 arah ke depan dan belakang.
Dalam metod elayer tersebut sesudah disambung (dialskan) maka pembangunan
berikutnya adalah di bawah gealadak ke -2 sampai seluruh badan kapal di bawah geladak ke2 selesai ditambah konstruksi ceruk haluan dan cerk buritan. Pada metode ptotngan tegak ini
blok yang pertama diletakkan atau kompartemen mulai dari konstruksi dasar, konstruksi di
bawah geladak ke-2, dan konstruksi di bawah geladak utama.dslsm metode ini dituntut
adanya crane yang berdaya angkat besar untuk memindahkan blo-blok tersebut dari assembly
area ke building berth.
Tolak ukur kemajuan progres pembangunan kapal adalah sebagai berikut :

1. N1 days : setelah dilakukan peletakan lunas blok dasar dari kamar mesin selesai
dikerjakan.
2. N2 days : setela peletakan lunas abgian kompartemen di depan dan belakang blok
pertama selesai.
3. N3 days setelah peletakan lunas seluruh badan kapal di geladak utama selesai.
Dari kedua masing metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masingmasing. Di dalam oembangunan kapal abru harus memiliki layout taat letak galangan, letak
galangan sangat berpengaruh terhadap tingkat kemajuan dalam pembangunan kapal.
Suatu kapal kosong secara umum memiliki tiga kompartemen yaitu :
1. Hull : seluurh sistem konstruksi terdiir dari plat/penguat di bawah geladak
utamamaupun bangunan atas maupun rumah geladak.
2. Sistem penggerak atau peermesiana : seluruh instalasi penggerak dan komponen
listrik.
3. Peralatan dan perlengkapan kapal (outfitting) yaitu sisa bagian kapal diluar 1 dan 2.
Karena itu galangan sesuai dengan komponen di atas minimal secara ideal memiliki 3
bengkel produksi :
1. Plat dan las
2. Permesisnan dan listrik
3. Peralatan dan perlengkapan
Berikut ini adalah layout sederhana dari galangan beserta bengkel produksinya
Gambar

Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bengkel plat dan alas


Bengkel mesin dan listrikbengkel outfitting
Bengkel assembly area
Building berth
Fitting out quay (tambatan)
Crane dock

Pada layout di atas bagian-bagian kapal seski/blok dibuat di bengkel plat dan las
mulia dari raw materail (bahan mentah), baja (plat) sampai menjadi seksi/blok. Kemudian
seksi/blok disatukan di assembly area (4), selanjutnya oleh crane dipindahkan ke building
berth (5). Setelah kapal diluncurkan kapal diletakkan di tambtna reparasi (6). Galangan di
negara Indonesia peralatan dan perlengkapan di pasang setelah kapal mengapung.

GAMBAR

Perbandingan/penggunaan jam orang bila kapal dibangun pada end launching yang kedua
dibangun pada building dock. Perbedaan kedua peluncuran tersebut yaiut :
1. End launching building berth
Peluncuran dilakukan dengan gravitasi / gaya berat.
Pada pembangun kapal dengan menggunakan cara ini ada lazimnya kapal
dibangun sampai plat dan gaidng konstruksi baru kemudian kapal diluncurkan
Penggunaan jam orang pada end launching lebih kecil karena volume
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan building dock
2. Building dock
Proses peluncuran dilakukan dengan cara pengapungan/ floating off.
Pada pembangunan kapal ini seluruh geladak dan outfitting dikerjakan saat
kapal di atas building odck
Penggunaan jam orang pada building dock lebih besar karena volume
pekerjaan lebih banyak dibandingkan building dock
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari gambar di bawah ini
GAMBAR

Bterdapat 3 jenis peluncuran yaitu :


1. Peluncuran dengan menggunakan gaya gravitasi (end launching)
2. Peluncuran dengan pengapungan atau gaya apung (floating off)
3. Mechanic atau bantuan gaya luar (crane, dan lain-lain)
TABEL
Ada beberapa alasan mengaap proses building berth sampai pembangunan upper deck
(terkadang ditambah poop dan forecastle) diantaranya yaitu :
1. Utnuk mengurangi berat kapal. Dalam peluncuran, kapal akan bergerak ke perairan
yang lama-lama gaya ke atasnya semakin besar. Pada suatu saat bagian belkaang
kapal akan mulia terangkat. Artinya kapal mengalami v < P , kemudian kapal
bergerak terus sampai

v =P

(yaitu berat kapal ayng diluncurkan). Dengan

berkurnagnya harga P maka sebelum ujung landasan habis diharakan kapal sudah
mengalami free floating , bila tidak maka akan terjadi dropping/kapal membentur
ujung landasan.
Sering menjadi pertanyaan kenapa bagian belakang harus menyentuh air terlebih
dahulu??. Karena bagian belakang kapal lebih gemuk sehingga gaya angkat kapal
akan mudah dicapai ketika peluncuran.

Kedalaman air pada tempat dimana kapal mengapung bebas Tburitan > dari Thaluan,
bila tidak maka kapal akan terseret
2. Mengurangi beban landasan. Dengan kecilnya harga berat peluncuran P maka akan
bepengaruh terhadap beban landasan peluncuran. Baik landasan tetap maupun kayukayu penahan serta material pelumas peluncuran.
3. Kondisi end building adalah miring sehingga sulit dilakukan.Penyelesaian bangunan
atas dilakukan stetelah kapal mengapung.
4. Dengan pendeknya waktu di atas building berth apat digunakan, maka dapat
digunakan untuk membangun kapal selanjutnya
Pada end launching bagian belakang bergerak terlebih dahulu (bergerak mundur)
dengan alasan sebagai berikut :
1. Bagian belakang lebih gemuk sehingga gaya tekan ke atas lebih mudah dicapai
2. Jika terjadi dropping maka yang terbentur adalah bagian haluan sehingga lebih tidak
berbahaya daripada bagian belakang karena terdapat main engine dan propeller
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mempercepat produksi dalam
pembangunan kapal yaitu dengan cara pada saat pembuatan blok-blok badan kapal
merupakan tahapan yang utama dalam pembentukan badan kapal dimana pembuatan blokblok tersebut dilakukan di bengkel produksi. Kemudian blok-blok disatukan di assembly
area. Selajutnya, disatukan lagi untuk membentuk badan kapal minimal sampai geladak
menerus ke atas.
Bengkel
produks
i

Assembl
y
area

Pembua
tan
blokblok

Pemban
gunan
blokblok

Building
berth

Fitting
& quay

Sehingga langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan untuk mempersepat proses produksi
yaiut:
1. Mengurangi waktu loading dan unloading. Proses ini merupakan kegiatan
mengangkat blok-blok kapal dari assembly area ke building berth dengan membiat
blok-blok badan kapal atau section di assembly area sebesar mungkin sesuai dengan
kapasitas crane dan standart plat yang digunakan. Hal tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap penyelesaian pengerjaan.
2. Menempatkan posisi blok-blok badan kapal di assembly area sesuai denganposisi
ketika di building berth nanti. Hal ini bertujuan untuk menghindari arus yang berputar
atau memablik akibat perpindahan blok-blok kapal dari assembly area ke building
berth

3. Pengerjaan posisi alamiah, misalnya bagian badan kapal yang bisa dilas dengan posisi
doen hand yaitu dilakukan pengelasan untuk menghindari pengelasan di atas kepala
artinya pengelasan dilakukan dengan objek diletakkan di bawah.
GAMBAR
Dalam gambar di bawah ini diberikan contoh suatu kapla tanker yang memiliki
double bottom dan double hull. Kapal tanker tersebut disusun di assembly area dari bagian
blok-blok atau sub-blok yang disatukan di (ring block) baru setelah itu bagian yang lebih
besar tersebut dipindahkan ke building berth.
GAMBAR

3.3 Bengkel Produksi


Bengkel produksi merupakan tempat pembuatan badan kapal dari material plat dan
profil sebagai raw material. Pekerjaan di bengkel plat debagi menjadi empat jenis, yaitu :
Fabrikas
i

Sub
Assemb
ly

Assemb
ly

Grand
Assemb
ly

1. Fabrikasi, adalah pembuatan komponen-komponen sebelun dirakit menjadi sub-blok.


Kegiatan fabrikasi terbagi menjadi 4, yaiut :
Identifikasi material
Penandaan/marking
Pemotongan/cutting
Pembentukan/forming
2. Sub Assembly, adalah pembuatan sub blok dari bagian konstruksi, misalnya
pembuatan deck girder (side girder, central girder, tranverse web frame, side stringer,
sub section dari lunas). Semua penampang melintang dimana konstruksi-konstruksi di
atas terdiri dari plat bilah, web plate yang dilaskan pada plat geladak (face plate).
3. Assembly, adalah pembuatan sekciton/blok contohnya: bottom construction yang
dirakit dari plat lunas/keel plate , plat alas/bottom plate, bilge straight, inner bottom
plate, margin plate (plat tepi), penumpu tengah (center girder), wrang (floor), bilge
bracket.
4. Grand Assembly, adalah kegiatan ini baisanya hanya dijumpai pada pemuatan kapalkapal besar di galangan besar. Kegiatan ini berisi penyatuan blok-blok kapal.
Misalnya : pada pembuatan kapal tanker (double bottom, double hull, dan
longitudinal transverse).
Sub assembly dan grand assembly memiliki pekerjaan yang sama yaitu fitting dan
welding.
1. Fitting adalah penempatan, penyesuaian blok-blok kapal yang akan disatukan.
Ekerjaan ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
Gab (celah), baik sambungan tumpul ataupun sambungan siku-siku (T) atau
sudut.
Kelurusan posisi konstruksi yang satu terhadap yang lai baik sambungan sudut
maupun tumpul
Fitting/ posisi yaiut penempatan konstruksi pada garis tanda yang disatukan
Sudut yaitu bagian yang satu dengan yang lainnya membentuk arah
sambungan
GAMBAR

3.4 Proses Pengerjaan


3.4.1

Identifikasi Material
Kelayakan suatu material untuk digunakan dalam pembangunan kapal, material
tersebut harus layak. Dikatakan layak jika memenuhi:
1. Bersetifikat : kekuatan tarik, grade, dan chemical position
2. Tidak cacat : cacat permukaan (bintik hitam) , cacat bentuk (adanya serpihan atau
goresan)
Jenis cacat ada 3 jenis yaitu:
Cacat sedang. Jika plat tergolong kedalam jenis cacat ini maka penanganannya
cukp dilakukan penyikatan pada plat/baja tersebut
Cacat ringan. Penanganan cacat jenis ini adalah dengan cara dilap
Cacat berat. Cacat ini dapat berupa permukaan plat yang tidak rata.
Penanganannya dapat dilakukan dengan cara pasir yang diberikan tekanan
3. Ukuran atau dimensi (L, B, tebal)yang dinayatakan dalam feet, inchi, dan lain
sebagainya.
Dalam pembuatan kapal, pemeriksaan dilakukan oleh 3 badan yang berkepentingan
yaitu :
1. Galangan (shipyard) mulai dari tingkat bengkel, divisi, dan galangan
2. Ship owner yang dapat diwakilkan kepada owner surveyor
3. Biroklasifikasi atau syahbandar
Pemeriksaan tersebut dapat diwujudkan dalam berita acara pemeriksaan yang ada pada
laporan pemeriksaan (ceck sheet).
Berikut ini adalah alur/flowchart dari pemeriksaan yaitu :
GAMBAR FLOWCHART
Cacat pada plat dibedakan mejadi 3 karena adanya pemampatan, yaitu :
1. Lengkung
2. Gelombang plat
3. Lekuk plat
Apabila terjadi hal demikian pada plat , maka plat harus dilusruskan dengan melewatkan plat
tersebut pada mesi pengerolan (plate rolling machine)

3.4.2

Marking (Penandaan)
Kegiatan ini merupakan kegiatan penandaan untuk membuat konstrksi yang akan
dibuat. Setelah dilakukan proses pemeriksaan selanjutnya ytiu diberi tanda sesuai
denganketentuan. Marking merupakan pemindahan dimensi ruang dan tanda-tanda-tanda
pengerjaan menjadi ke dalam bentuk desain. Tanda-tanda pengerjaan ini meliputi:
1. Nomor gading
2. Posisi konstruksi : up, down, in, and out
3. Bagian konstruksi lain, misalnya vertical stiffner, dan side stiffner
4. Tanda pemotongan
5. Margin

6. Sudut potong
Sebelum materi dipotong, harus dilakukan marking cek yaitu:
1
2
3
4
5

Nomor gading
Posisi konst
Garis potong
Bagian lain yang akan lewat
Sudut potongan

Sebagai tambahan dicek ulang mengenai potongan dan dimensi.

3.4.3

Cutting (Pemotongan)

Ada 2 cara :
1
2

Plate cutting machine (dingin)


Panas (oksiastilin) campuran O2 dan C2H2

Setelah diberi tanda, dilakukan pemotongan pada plat yang telah ditandai dengan 2 cara
diatas.
Plat yang akan dipotong diletakkan di meja kerja. Pemotongan secara dingin terjadi
karena tekanan tinggi yang terjadi pada material plat. Beban P yaitu gaya yang
diberikan pada mesin potong yang besar dan luas penampang A garis potong yang
sangat kecil. Sehingga tegangan P/A menjadi sangat besar jadi plat terpotong.
Pemotongan dingin hanya dilakukan untuk plat lurus.
Pemotongan panas dengan brandet potong/gas potong. Banyak digunakan pada
bahan kapal menggunakan o2 dan c2h2 yang diletakkan pada tabung oksigen dan
astillin. Pada tahap awal terjadi reaksi antara fe (baja) dengan oksigen (o2)
membentuk fe2o3 dan fe2o5 (tergantung kandungan o2) menjadi feroksida yang
bersifat memiliki titik leleh jauh lebih rendah dibanding titik leleh baja. Dengan
oksigen yang tinggi pada plat akan terpotong.
Pemotongan dengan cara lain (bisa dengan LPG) banyak digunakan untuk membangun kapal
baru maupun reparasi.
Kelebihannya meliputi :

Bisa memotong plat tebal dan berbagai bentuk. Misalnya manhole, lubang air,
sekalop, dan untuk reparasi sangat cocok karena berbagai macam kondisi dan posisi.

Kerugiannya meliputi :

Timbul cacat yang bisa diatasi dengan pemotongan secara dingin.

Gambar pemotongan dingin

Gambar pemotongan panas

Cacat cacat pemotongan panas


Kelemahan pada pemotongan panas cacat yang memerlukan penanganan/pekerjaan
lanjut. Cacat cacatnya meliputi :
1 Kerf hilangnya/beerkurangnya ukuran karena sebagian plat termakan oleh
brandet potong. Oleh karena itu ukuran dilebihkan 3-5 mm tiap sisi tidak terjadi
berkurangnya ukuran.
2 Ketidak rataan permukaan potong karena dilakukan manual (operator) sangat
menentukan kualitas hasil pemotongan. Ketidakrataan harus dihaluskan dengan
gerinda, agar saat dilas tidak retak.
3 Takik potong, sama dengan ketidakrataan, hanya takik potong biasanya
termakannya plat lebih banyak dan tidak seluruh bagiaannya terkena. Takik
potong juga harus digerinda listrik agar tidak terjadi cacat pengelasan.
4 Distorsi pemotongan karena panas di daerah garis potong. Sedangkan di tempat
lain tidak. Saat pendinginan akan terjadi distorsi (setelah dipotong). Diluruskan
dengan dipukul dengan palu dan di daerah plat diberi alas (papan/kayu) agar plat
tidak cacat dipermukaannya.

Penyebab 4 cacat tersebut adalah:


1

Komposisi O2 dan C2H2 pada pencampuran plat akan banyak terpotong


dikarenakan kadar dari O2 tinggi ( )dan jika kadar dari O 2 rendah maka plat
akan terpotong tidak merata.
Brandel potong dipengaruhi oleh 3 hal yaitu:
Jarak dan sudut brandel potong terhadap permukaan plat (d)
Kecepatan gerakan brandel potong (V)
Diameter brandel potong yang mempengaruhi C2H2 yang akan memoting
plat
Plat sendiri dipengaruhi oleh susunan kimia yang dikenal dengan sifat mampu
potong dari plat dipengaruhi oleh susunannnya

Penyebab cacat pemotongan panas


GAMBAR
1

Kerf
Gambar

Ketidak-rataan
Gambar

Takik potong
Gambar

Distorsi
Gambar

3.4.4

Forming / Bending
Forming adalah plengkungan plat. Misalnya pembuatan lajur bilga, linggi haluan dan
semua bentuk plat lengkung baik di depan maupun di belakang kapal. Pembentukan plat
lengkung ada 3 cara yaitu seperti pemotongan, yaitu pada branding machine dan hitting
kemudian dilakukan pendinginan dengan butir-butir air (semprot air).
Pembetukan lengkung secara dingin diletakkan pada meja kerja. Kemudian plat
dibentuk dan diberi alas, setiap perubahan dicek dengan mal (rambu bending) yang terbuat
dari bahan kayu.
GAMBAR
Pebentukan lengkung secara panas, prisip kerjanya yaitu pemberian anas di awal lealu
kemudian didinginkan. .........Pembentukan secara pannas membutuhkan banyak pengalaman.
Secara umum pembentukan lengkung secara panas dilakukan sebagai beriut ini:
1
2
3
4
5
6
7

Letakkan plat pada posisi tumpuan yang tidak sama tingginya


Beri tanda pada plat tersebut dimana daerah pemanasan dan daerah pendinginan
Lakukan secara bertahap pada plat
Lakukan pendinginan
Plat akan melengkung secara bertahap
Plat berubah bentuk menjaid lengkung seacra bertahap
Cek bentuk plat pada rambu bending

Kelebihan dari pelengkungan secara panas yaitu:

dapat dialakukan pada seluruh bentuk plat dan tebal plat bervariasi.
Tempat bebas tidak harus berada pada mesin
Dapat melengkungkan berbagai bentuk

Kelemahan dari metode ini yaitu kecenderungan plat untuk kembali pada bentuk semula.
Oleh karena itu diperlukanpengecekan setelah dilakukan proses pemanasan dan pendinginan.
GAMBAR

3.5 Sub Assembly


Sub assembly adalah pembuatan badan kapal dengan penyatuan 2 jenis konstruksi
atau lebih di kapal atau, contohnya yaitu pengelasan anatara web plate dengan face plate pada
bentuk :
1 Center kilson pada single bottom
2 Side kilson pada single bottom
3 Wrang plate pada single bottom
4 Centre girder
5 Web frame
6 Deck girder pada geladak penumpu
7 Horizontal stringer
8 Semua bentuk transverse pada longitudinal framing

Sub assembly merupakan langkah awal pembentukan blok dimana terdiri dari bagian:
Fitting, yaitu menempatkan,mengatur, memampatkan yang terdiri dari 4 pekerjaan:
Gab/celah las baik sambungan tumpul maupun T joint
Kelurusanposisi (aliignment) pada sudut tumpul maupun T
Posisi konstruksi dengan jarak ading tertentu
Sudut yang dibentuk antara plat danpenguat/knstruksi 1 denganyang liannya

Gambaran umum sub assembly adalah sebagai berikut (lihat pada gambar). Di baian
ini dimulai pengelasan yang dapat berbentuk butt join dan T joint.
Di dalam pengelasan ada 5 macam sambungan:
1. Butt joint, adalah sambungan antara plat dengan plat
2. Tee joint, sambungan anatar plat dengan balok konstruksi
3. Overlap joint, sambungan palt denganpenguat untuk penguat antara yang satu dengan
yang lainnya
4. End joint
5. Corner joint
Dari kelima jenis sambungan di atas yang paling banyak digunakan yaitu sambungan jenis ke
1 sampai 3.
Di dalam pengelasan dua sisi, pengelasan plat denganplat dan plat dengan konstruksi.
Pengelasan plat dengan plat tergantung dari plat yang disambung mulai bentuk I, V, X, K dan
lain sebagainya. Sedangkan plat dengan balok kostruksi pengelsan dibedakan menjdai dua
yaitu :
1. Sambungan menerus 2 sisi
2. Sambungan Putus-putus (rantai, zigzag, scalop)
Pembuatan sub assembly yaitu pengelasan pada sub bagian konstruksi misalnya
center kilson, deck girder, web plate, stringer. Porses tersebut dilakukan dengan cara:
1. Letakkan web palte pada posisi yang datar
2. Sebelum dilakukan penyambungan dan pengelasan antara web plat 1 dan berikutnya,
lakukan cek kelurusan pengelsan konstruksi
3. Lakukan pengelasan antara web plate tersebut
4. Dengan jarak yang sama peneglasan face plate 1 dengan yang lainnya dilakukan
5. Letakkan dan sesuaikan posisinya, lalu atur posisi face plat terhadap web plate, dan
beri penahan las dengan jarak 400-500 mm
6. Lakukan pengelasan face plate dan web plate pada sambungan las 400-500 mm
7. Lakukan pembakaran antara web plate dan face plate pada sisi atas
8. Konstruksi bagian atas dibalik ke atas , yang bagian atas menjadi di bawah posisinya
9. Lakukan pengelasan pada sisi bawah yang tadi
10. Cek kondisi pengelasan misalnya tinggi kamulas dan permukaan deformasi / bentuk
antara face plate dan web plate
GAMBAR

Persyaratan pengelasan pada sambungan las disamping konstruksi harus lurus maka
gab/celah pengelasan sangat mennetukan pengelasan untuk sambungan konstruksi tersebut.
Berikut ini adalah langkah pnengerjaan tersebut yaitu :
1. Jarak normal kamulas antara 2-3 mm max. 5,0 mm. Dalam hal ini sesudah
diberikanlas tiitk dan penahan las dimana lapisan las tergantung tebal plat las.
Sesudah bagian atas dilas maka bagian bawah dibuat kamulas dimana yang dilas yaitu
bagian bawah.
Aturan pengelasan :
GAMBAR 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
2.
3.
4.
5.

Lakukan pengelasan pada sisi atas


Backing streetdilepas
Buat kampulas berada di sisi bawah
Lakukan pengelasan pada sisi bawah.

Untuk sambungan tumpul terdapat persyaratan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Coret position bila tidak tejadi gab pada sambungan antara yang satu dengan yang
lainnya. Toleransi standar yang masih diijinkan yaitu bila jarak gab 2-3 mm. Artinya,
langsung, dilakukan pengelasan dimana sebagai lehernya yaitu merupakan tebal plat
2. Bila jarak tersebut bertambah besar 3-5 mm maka dilakukan penambahan tebal leher
las yaitu sebesar 2 . adalah jara antara 2 plat
3. Bila jaraknya 5-16 mm maka dilakukan plat sisipan pada sisi belakang pada sisi
belakang dengan terlebih dahulu antar kampulas diberi sudut 20-40 derajat, kemudian
dilakukan pengelasan siis depan. Selanjutnya dilakukan pelepasan.
4. Alternatif kedua yaitu dengan cara ditambahkan plat rangkap sebagai siispan antara 2
plat tersebut
Bial jaraknya lebih dari 16 mm maka konstruksi harus dipotong sekurang-kurangnya
300 mm dari plat yang akan dilas.
GAMBAR

3.6 Assembly
Assembly adalah pembentukan blok badan kapal misalnya bottom construction pada kapal
single bottom dengan longitudinal misalnya pada kapal pengangkut minyak di Indonesia.
Sesudah bangunan konstruksi dibuat maka langkah selanjutnya dibuat blok-blok
penggabungan pembujur dan pelintnag sebagai tumpuan pembujur.
Ada beberapa tipe blok yaitu :
1. Flat Block (blok lurus). Disebut blok lurus karena karena konstruksi tersebut
berbentuk rata. Misalnya pada bidnag tengah kapal.

2. Crane blok, bilamna blok tersebut mempunyai plat-plat berbentuk lengkung,


mmisalnya bentuk linggi dan kamar mesin.
3. LH shape blok, yaitu penggabungan 2 blok yang membentuk L, misal : plat sekat
dengan sebgaian bentuk konstruksi geladak
4. Cubic block adalah gabungan 3 atau lebih blok yang menurut sifatnya telah
membentuk caner, misalnya hopper side tank.
GAMBAR
Ada 3 cara pembentukan badan kapal :
1. Pannel 2 part assembly dock
Metode ini terdiri dari dari 4 langkah dasar, yaitu :
Plate joinning berupa pengelasan plat badan kapal sebelum digabungkan
dengan konstruksi lain
Marking dan cutting yaitu penandaan pada plat yang akan dilas dimana
pembujur dan melintang dari plat
Pemasangan pelintna dan pembujur pada plat (dengan titik las dan penahan)
Pengelasan pelintnag dan pembujur pada plat
GAMBAR
2. Prefitting longitudinal assembly dock, meliputi :
Plate joinning
Marking dan cutitng
Pemasangan dan pengelasan pembujur plat
Pemasangan dan pengelasna pelintang
3. Egg box framing assembly dock :
Plate joinning
Marking dan cutting
Pemasangan dan pengelasan antara pembujur dan pelintang di luar plat
Pemasangan dan pegelasan gabungan pada plat

3.7 Erection
Proses ini merupakan proses angkut pembentukan badan kapal di landasan peluncuran
(building bert) dimana pembentukan badan kapal ini lebih kecil badan kapal secara menerus,
blok-blok badan kapal tergantung metode yang digunakan. Proses ini merupakan proses akhir
dimana kapal terjadi kesalahan teknis baik sebelum tahap erection mulai desain sampai
assembly maupun di erection itu sendiri. Kesalahan teknis mulai dari desai sampai assembly
disebut penyimpangan bentuk dan ukuran. Sedangkan pada tahap ini dipisahkan menjadi dua
hal yaiut kesalahan pengajuan bentuk karena beban di kapal dan kendaraaan di sebut koking.
Kesalahan itu yaitu daintaranya :
1. Pelurusan dari blok-blok badan kapal yang akan ditetapkan di landasan.
2. Lifting dari landasan itu sendiri. Pelurusan blok-blok di galangan
3. Pelurusan pada blok-blok di galangan yaitu ditimbang dari arah X, Y, Z

Anda mungkin juga menyukai