Anda di halaman 1dari 1

JAKARTA, KOMPAS.

com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meny
ebut pegawai negeri sipil (PNS) DKI hingga kini masih melakukan penyesuaian sist
em baru, E-PUPNS.
Saat ini, PNS DKI harus mendaftar dan melakukan pemutakhiran data secara elektro
nik melalui E-PUPNS. Pendataan ulang PNS ini sudah dilakukan sejak tahun 2015 la
lu. Masih banyak PNS yang belum mendata ulang kepegawaian mereka. Akibatnya bany
ak bermunculan PNS fiktif.
"Ini bisa saja terjadi karena sistemnya enggak baik, baru dibuat juga," kata Aho
k, di Balai Kota, Rabu (27/4/2016).
Sistem E-PUPNS diluncurkan di Pemprov DKI Jakarta pada September 2015 lalu. Adap
un batas waktu pengisian data melalui E-PUPNS hingga Desember 2015.
Namun, hingga kini tercatat masih ada 68 PNS yang belum melakukan registrasi sec
ara elektronik.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika mengatakan, ada
sebanyak 1.848 PNS yang belum melakukan registrasi ulang. Terdiri dari 780 pensi
unan, 371 PNS berhenti dengan hormat, 211 PNS meninggal dunia, 55 PNS berhenti t
idak hormat, 27 PNS berhenti sementara, 4 CPNS mengundurkan diri dan 68 PNS belu
m melakukan registrasi elektronik.
Adapun 68 PNS yang belum melakukan registrasi ulang secara elektronik ini tetap
mendapat gaji. Setelah dilakukan pengecekan, sebagian pegawai tersebut masih ter
jerat masalah hukum.
"Karena mungkin PNS ini sedang proses persidangan. Sudah ditahan sehingga tidak
bisa melakukan registrasi," kata Agus.
Di antara ribuan PNS yang belum mendaftar ulang tersebut, ternyata juga masih te
rselip nama mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo atau Foke. Foke termasuk PNS
yang sudah pensiun. Namun datanya masih tercatat di Badan Kepegawaian Negara (BK
N).
"Mengapa bisa terjadi? Nah sekarang ini kita klarifikasi, karena bisa jadi satu
digit saja angka itu ada. Maka sistem akan mencatat yang bersangkutan belum pens
iun," kata Agus.
Beberapa langkah yang akan dilakukan BKD DKI adalah melakukan verifikasi dan val
idasi data dengan BKN. Agus memastikan, ribuan pegawai yang sudah pensiun itu ti
dak menerima gaji. Sementara 68 pegawai yang belum mendaftar E-PUPNS tetap menda
pat gaji. Mereka yang berurusan dengan hukum tetap mendapat 75 persen gaji pokok
.
"Kalau 1.000 pegawai yang pensiun ternyata masih dapat gaji, berarti kesalahan a
da di kami," kata Agus.
Meski masih melakukan penyesuaian sistem, Agus menyebut registrasi secara elektr
onik ini merupakan langkah awal menerapkan sistem online. Sebab, nantinya seluru
h data yang digunakan berbasis online.

Anda mungkin juga menyukai