Dosen:
Isma Coryanata,S.E,M.Ak
Oleh :
Daud Agenius Purba (C1C012077)
Theo Filius Malau (C1C012075)
Tahun Akademik
2013/2014
Lima kesimpulan dalam hal pengayaan pekerjaan dari tampilan di atas adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Mengkombinasikan tugas-tugas
Membentuk unit kerja yang alami
Membangun hubungan dengan klien
Meluaskan pekerjaan secara vertikal
Membuka saluran-saluran umpan balik
produktivitas kerja. Karyawan bisa mengatur jam kerja mereka agar sesuai
dengan tuntutan pribadi, yang demikian mengurangi keterlambatan dan
ketidakhadiran, dan mereka bisa menyesuaikan aktivitas kerja dengan jam-jam
kerja tersebut, sehingga mereka lebih produktif secara individual.
Kekurangan utma dari jam kerja yang fleksibel adalah tidak bisa diterpkan
untuk semua pekerjaan. Hal ini berfungsi dengan sangat baik bila diterapkan
untuk tugas-tugas administrasi, yang interaksi antara karyawan dengan
individu-individu di luar departemennya sangat terbatas.
b.
Pembagian Pekerjaan
Inovasi pengaturan pekerjaan yang baru adalah pembagian pekerjaan pekerjaan
(job sharing). Hal ini memungkinkan individu atau lebih untuk membagi suatu
pekerjaan 40 jam per minggu. Jadi, seseorang bisa melakukan suatu pekerjaan
dari jam 8 pagi sampai siang hari, sementara individu lain melakukan pekerjaan
yang sama dari pukul 1 siang sampai 5 sore, atau keduanya bisa bekerja 1 hari
penuh, secara bergantian. Saat ini, sebanyak kurang dari 31 persen perusahaan
besar memberikan pembagian pekerjaan kepada para karyawannya. Namun,
selain ketersediannya, tampaknya hal ini tidak digunakan secara luas oleh para
karyawan. Hal ini mungkin di karenakan kesulitan mencari rekan-rekan yang
cocok untuk berbagi suatu pekerjaan dan persepsi-persepsi negatif yang dimiliki
individu-individu yang tidak sepenuhnya berkomitmen pada pekerjaan dan
pemberi kerja.
Pembagian pekerjaan memungkinkan organisasi menggunakan bakat dari lebih
dari seseorang individu untuk suatu pekerjaan. Seorang manajer bank yang
mengawasi dua pembagi pekerjaan mendeskripsikannya sebagai peluang untuk
mendapatkan dua kepala tetapi hanya membayar satu kepala. Banyak
perusahaan Jepang semakin mempertimbangkan pembagian pekerjaan tetapi
untuk alasan yang sangat berbeda. Karena eksekutif-eksekutif Jepang sangat
enggan melakukan pemecatan terhadap karyawan, pembagian pekerjaan
dianggap sebagai cara humaniter yang potensial untuk menghindari
pemberhentian karena memiliki terlalu banyak staf. Dari sudut pandang
karyawan, pembagian pekerjaan meningkatkan fleksibiltas. Hal ini bisa
meningkatkan motivasi dan kepuasan bagi mereka yang menganggap pekerjaan
dengan 40 jam kerja dalam satu minggu sebagai hal yang tidak praktis.
Kekurangan terbesar dari perspektif manajemen, adalah mencari pasangan
karyawan yang cocok yang bisa menyelaraskan kerumitan satu pekerjaan
dengan baik.
c.
Telecommuting
Telecommuting adalah Merujuk pada karyawan yang melakukan pekerjaan
mereka di rumah, setidaknya dua hari dalam satu minggu terhubung dengan
kantor mereka melalui komputer. Tiga kategori pekerjaan yang paling sesuai
untuk telecommuting:
1.
Tugas penanganan informasi yang rutin
2.
Aktivitas yang berpindah-pindah
3.
Tugas profesional dan yang terkait dengan pengetahuan
Tambahan potensial untuk manajemen telecommuting meliputi kelompok
tenaga kerja yang lebih bsar yang bisa dipilih, produktivitas yang lebih tinggi,
perputaran karyawan yang lebih sedikit, moral yang lebih baik, dan biaya ruang
kantor yang lebih sedikit. Aspek negatif telecommuting bagi manajemen antara
lain adalah kurangnya pengawasan lanngung terhadap para karyawan. Di tempat
kerja yang berfokus pada tim, telecommuting mungkin lebih menyulitkan
manajer untuk mengoordinasi kerja sama tim.Selain itu, bagi karyawan yang
mempunyai kebutuhan sosial yang tinggi, telecommuting bisa meningkatkan
perasaan pengasingan dan mengurangi kepuasan kerja. Dari sudut pandang
karyawan, telecommuting memberikan peningkatan fleksibilitas yang sangat
banyak.
IV.Jangan Melupakan Kemampuan dan Peluang
Sebuah cara berpikir tentang kinerja karyawan adalah seoerti fungsi (f) dari
interaksi kemampuan (A) dan motivasi (M) yaitu kinerja = f (A x M). Apabila
salah satu dari keduanya tidak memadai, kinerja akan dipengaruhi secara
negatif. Ini membantu menjelaskan misalnya misalnya atlet atau murid dengan
kemampuan sedang tetapi terus berusaha dengan keras mempunyai kinerja yang
lebih baik daripada seseorang dengan saingan yang lebih berbakat tetapi malas.
Jadi seseorang dengan kecerdasan dan keterampilan seseorang individu, harus
dipertimbangkan sebagai tambahan motivasi apabila kita harus mampu
menjelaskan dan memprediksi kinerja karyawan dengan akurat. Tetapi masih
kurang dari fungsi tersebut yaitu menambahkan peluang (o) untuk bekerja
dengan persamaan kinerja=f(AxMxO) meskipun individu mungkin bersedia dan
mampu dengan adanya bebas dari rintangan. Selain itu peluang untuk bekerja
merupakan tingkat kinerja yang paling tinggi dimana sebuah fungsi dari
ketiadaan sebuah rintangan yang menghalangi karyawan,
V.KETERLIBATAN KARYAWAN
Didefinisikan sebagai sebuah proses partisipatif yang menggunakan masukan
karyawan untuk meningkatkan komitmen demi mencapai keberhasilan
organisasi. Lgika yang mendasari adalah jika terlibat dalam keputusankeputusan yang mempengaruhi serta meningkatkan otonomi dan kendali mereka
atas kehidupan kerja, karyawan akan menjadi lebih termotivasi, berkomitmen
terhadap organisasi, produktif, dan puas dengan pekerjaan mereka.
Tiga bentuk utama keterlibatan karyawan:
1. Manajemen Partisipatif
Karakteristiknya adalah penggunaan keputusan umum bersama. Para bawahan
biasanya berbagi satu tingkat pembuatan keputusan yang signifikan dengan
atasan-atasan langsung mereka.
2. Partisipasi Representatif
2.
Cara Pembayaran: Memberikan Penghargaan kepada Karyawan Individual
Melalui Program Variabel Bayaran
Beberapa organisasi-perusahaan bisnis, distrik sekolah, dan perwakilan
pemerintah lainnya-sudah mulai beralih dari pembayaran individu hanya
berdasarkan kualifikasi atau lamanya jasa menjadi penggunaan program
variabel bayaran. Rencana tarif per bagian pekerjaan, bayaran berdasarkan
prestasi, bonus, pembagian laba, pembagian pendapatan, dan rencana
kepemilikan saham karyawan merupakan bentuk dari program variabel bayaran.
Alih-alih membayar seseorang hanya berdasarkan masa kerja atau senioritas,
sebuah program variabel bayaran mendasarkan sebagian bayaran seorang
karyawan pada beberapa ukuran kinerja individual dan/atau
organisasional. Adanya fluktuasi dalam bayaran variabel yang membuat
program-program ini menarik bagi manajemen. Hal ini mengubah sebagian dari
biaya tenaga kerja tetap sebuah organisasi menjadi biaya variabel, yang dengan
demikian mengurangi pengeluaran ketika kinerja menurun. Ketika bayaran
dikaitkan dengan kinerja, pendapatan karyawan lebih mencerminkan kontribusi
dibandingkan suatu bentuk pemberian.
a.
Bayaran berdasarkan tarif per bagian
Para pekerja diberi bayaran dalam jumlah tetap untuk setiap unit produksi yang
diselesaikan. Ketika seorang karyawan tidak mendapatkan bayaran pokok dan
hanya mendapatkan bayaran untuk apa yang dihasilkannya, ini benar-benar
merupakan sebuah rencana bayaran berdasarkan tarif per bagian.
b.
Bayaran berdasarkan prestasi
Bayaran didasarkan pada penilaian kinerja. Keunggulannya adalah karena
memungkinkan para pemberi kerja untuk membedakan bayaran yang
berdasarkan kinerja, sehingga individu yang dianggap berprestasi tinggi diberi
kenaikan lebih besar. Rencana ini bisa memotivai karena, apabila dirancang
dengan benar , individu merasakan hubungan yang kuat antara kinerja mereka
dengan penghargaan yang mereka terima. Keterbatasannya adalah biasanya
rencana ini didasarkan pada penilaian kinerja tahunan.
c.
Bonus
Saat ini banyak perusahaan memberi penghargaan secara rutin untuk karyawan
ketika laba perusahaan meningkat. Keunggulannya adalah karena bonus
memberi penghargaan kepada karyawan atas kinerja saat ini daripada kinerja
masa lalu.
d.
Rencana Pembagian Laba
Adalah program di seluruh organisasi yang membagikan kompensasi
berdasarkan beberapa rumus yang sudah ada yang dirancang seputar
profitabilitas suatu perusahaan. Rencana-rencana ini bisa berupa pengeluaran
uang tunai secara langsung atau, terutama dalam kasus manajer-manajer
puncak, alokasi opsi saham.
e.
Pembagian Pendapatan
Penghargaan juga harus dianggap adil oleh karyawan dengan masukan yang
mereka ajukan dalam pekerjaan tersebut.