Ada berbagai platform online trading yang tersedia, salah satunya adalah plaform
MetaTrader. Aplikasi metatrader ini memiliki banyak kelebihan dan sangat lengkap tools
nya untuk trading forex. MetaTrader dikembangkan oleh MetaQuotes Software Corp., sebuah
pengembang yang mengkhususkan diri di software pasar financial. Banyak broker yang
menggunakan aplikasi ini, jadi bila Anda sudah menguasainya dan ingin pindah broker, anda
tinggal cari broker lain yg menggunakan metatrader, dan tanpa perlu penyesuaian
pemahaman aplikasi lagi.
Menggunakan Metatrader
Tampilan Utama Metatrader
Berikut adalah gambar tampilan utama metatrader. Perhatikan pada nomer-nomer digambar.
Dan lihat penjelasan dan fungsinya.
Pada no 1 adalah menu utama aplikasi
File : untuk membuat kustomisasi profil, print, dan menyimpan data. Atau membuat
account baru(demo/real)
Alerts : adalah fasilitas membunyikan alarm bila menyentuh posisi harga yang anda
set sebelumnya
News : adalah untuk berita-berita market (harus ada aktifkan dulu, ke menu Options
lalu Server (Ctrl O))
Keterangan :
Symbol : Pair mata uang yg akan diorder
Volume : Berapa lot yg akan dibeli
Stop Loss : Nilai batas kerugian
Take Profit : Nilai batas profit/keuntungan.
Maximum Deviation : Nilai batasan toleransi slippage(harga tiba-tiba melompat), maka jarak
berapa dari harga yang melompat tersebut yang bisa anda toleransi untuk eksekusi order
anda. (default: 0)
Type :
- Instant execution yaitu order akan dieksekusi secara langsung saat itu
- Pending order, order akan dieksekusi saat mencapai nilai tertentu
Buy Limit: Yaitu memasang order Buy dengan harga dibawah harga running
sekarang, dengan harapan jika harga yang sedang turun tersebut dapat bergerak naik
lagi dari titik posisi harga Pending Buy Limit tersebut untuk mendapatkan profit
Buy Stop: Yaitu memasang order Buy dengan harga diatas harga running sekarang,
dengan harapan jika harga bergerak naik lagi dari titik posisi harga pending Buy Stop
tersebut maka anda akan mendapatkan profit
Sell Limit: Yaitu memasang order Sell dengan harga diatas harga running sekarang,
dengan harapan jika harga yang sedang naik tersebut dapat bergerak turun lagi dari
titik posisi harga
Sell Stop: Yaitu memasang order Sell dengan harga dibawah harga running sekarang,
dengan harapan jika harga bergerak turun lagi dari titik posisi harga pending Sell Stop
tersebut maka anda akan mendapatkan profit
Baris dibawahnya :
Balance : jumlah dana/balance awal yang tidak akan berubah sampai terjadi kalkulasi
final(saat close order)
Equity : jumlah dana saat ini dikurang/ditambah profit. Bergantung pada posisi open saat ini.
Free margin : jumlah dana yang masih bisa dipakai.
Anda dapat melihat disitu, bahwa profit secara otomatis diupdate mengikuti gerakan pair
currency.
Apakah order yg sudah berjalan ini bisa diedit/dimodifikasi/dibatalkan ?
Untuk nilai harga, volume tidak bisa dirubah, sedangkan nilai stop loss dan take profit bisa
dirubah.
Setelah order aktif tidak bisa dibatalkan. Order hanya bisa diclose/diakhiri.
Caranya, klik kanan pada order lalu pilih menu 'modify or delete order'
Setelah muncul layar order, rubah stop loss dan take profit sesuai selera anda. Setelah ini klik
di modify(tombol warna merah) untuk mengakhiri.
Untuk mengclose posisi caranya adalah sangat mudah : klik 2x pada order, akan muncul layar
close, lalu klik di close(tombol warna kuning)
Nilai pergerakan sudah mencapai take profit atau stop loss. Tentunya jika anda
memasang atau meng set nilai stop loss dan take profit
Nilai pergerakan pada posisi rugi(profit negatif), sehingga equity sudah hampir habis.
Jumlah indikator yg bisa ditambahkan tidak terbatas. Namun tentunya indikator yg terlalu
banyak justru akan membuat tampilan grafik tidak optimal dan justru membingungkan untuk
analisa. Itu terserah pilihan dan kenyamanan anda saja.
Untuk mengedit parameter dan menghapus indikator pada layar grafik, caranya :
1. Klik kanan pada layar grafik > indikator list
2. Nampak layar daftar indikator. Pilih/klik pada indikator yang anda maksud
Untuk mengedit parameter pilih EDIT, dan untuk menghapus pilih DELETE.
Moving Average
Di dalam analisa teknikal kita mengenal beberapa alat yang digunakan untuk memprediksi
trend pergerakan harga, mengetahui support resistance serta overbought oversold. Alat
tersebut bekerja berdasarkan data historis di masa lampau, dan kita sebut sebagai indikator.
Mengenai indikator ini sudah kita singgug dibagian Analisa Teknikal. Sekarang kita akan
membahas lebih dalam lagi untuk indikator, khususnya indikator moving average.
Indikator ini merupakan indikator yang paling sederhana dan merupakan dasar dari banyak
indikator. Pada intinya Moving Average (MA) / Rata-rata pergerakan didapatkan dari ratarata pergerakan yang terjadi dan membentuk sebuah garis/kurva. Dengan menggunakan
indikator Moving Average (MA) kita dapat memperkirakan trend atau arah pergerakan yang
akan terjadi yang berupa garis lengkung yang mulus (merupakan rata-rata pergerakan naik
dan turun).
Moving average sendiri memiliki 3 varian yang berbeda, Simple Moving Average, Weighted
Moving Average, dan Exponential Moving Average. Semuanya merupakan metode rata-rata
bergerak, hanya saja cara merata-ratakannya berbeda satu dengan yang lainnya. Namun
dalam pembacaanya tetap sama dan mengikuti aturan yang berlaku dalam Moving Average.
Sebenarnya Moving Average ini memiliki lebih dari 5 varian. Tapi untuk mempersempit dan
supaya mudah dipahami, kita hanya akan membahas 3 varian yang sudah disebutkan tadi.
Simpel Moving Average (SMA)
Simple Moving Average atau juga disingkat SMA adalah Moving Average paling sederhana
dan tidak menggunakan pembobotannya dalam perhitungan terhadap pergerakan closing
price. Meskipun sederhana, SMA cukup efektif dalam menentukan trend yang sedang terjadi
di market. Cara pembacaannya pun sederhana. Secara garis besar MA dapat digunakan untuk
hal-hal berikut:
1. Menentukan trend yang akan terjadi.
2. Menentukan titik support dan resistance.
3. Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.
Aplikasi MA paling banyak digunakan untuk memprediksi arah trend sedangkan kegunaan no
2 dan 3 tidak terlalu banyak digunakan. Berikut contoh MA dengan periode 10 yang
diterapkan pada GBP/USD periode 1 hari :
Perhatikan bagian yang telah diraster dengan warna biru. Ketika harga bergerak naik, MA
berada dibawah dari pergerakan mata uang. Sebaliknya bila MA berpotongan dengan
candlestick, trend naik berhenti dan dilanjutkan dengan situasi sideways. Atau ketika trend
naik terjadi lalu kemudian MA menembus harga dan berpindah dari bawah menuju keatas, itu
merupakan pertanda bahwa trend naik telah berakhir untuk kemudian dilanjutkan dengan
trend turun.
Kita juga bisa menggunakan dua buah SMA dengan dua periode yang berbeda. Hasilnya akan
sangat menarik.
Dengan penggunaan dua SMA dengan dua periode yang berbeda kita dapat lebih akurat lagi
memprediksikan kemana harga akan bergerak. Apabila telah terjadi perpotongan antara harga
dengan kedua SMA maka akan dipastikan harga kan berubah arahnya. Pada gambar diatas,
apabila MA dengan periode yang lebih kecil-yaitu periode 10 jika di gambar-berada
/dibawah/ dari MA yang periodenya lebih besar-pada gambar diwakili dengan periode 15maka itu merupakan indikasi harga sedang dalam trend turun dan sebaliknya apabila periode
lebih kecil /di atas/ dari periode yang lebih besar maka trend mata uang sedang dalam tren
naik. Dapat kita catat juga bahwa apabila rentang antara kedua SMA semakin besar maka
kemungkinan trend akan terus berlangsung dan bila mulai terjadi penyempitan jarak diantara
keduanya dan sampai terjadi perpotongan kembali, bisa disimpulkan bahwa trend sudah
berakhir. Mudah bukan? Mengenai periode MA yang digunakan, sayangnya sampai saat ini
belum ada aturan pencarian periode yang tepat untuk dipakai. Memang perlu banyak-banyak
berlatih dan mencoba (trial and error). Perlu Anda catat bahwa penggunaan periode dapat
berubah-ubah menurut kebutuhan meskipun pada pair yang sama karena memang kondisi
sebuah mata uang adalah dinamis dari waktu kewaktu. Namun berdasarkan pengalaman,
disarankan periode yang digunakan tidak lebih besar dari 40. Ini dimaksudkan agar MA tidak
kehilangan sensitivitasnya sebagai indikator penentu trend. Semakin besar periode dari MA
maka kurva MA yang dihasilkan akan semakin lebar dan tidak sensitif dalam mengakomodasi
perubahan harga. Sebaliknya, semakin kecil periode MA maka kurva MA yang dihasilkan
menjadi semakin semakin sensitif. Dalam hal ini terlalu sensitif atau tidak sensitif sama sekali
bukanlah hal yang baik. Semakin sensitif sebuah kurva MA maka semakin sering sinyal palsu
dihasilkan dan membuat trading kita loss. Sebaliknya, semakin tidak sensitif maka sinyal beli
atau jual menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan kita tidak dapat bertrading.
Weighted Moving Average (WMA)
WMA ini bisa dibilang berbeda tapi sama dengan SMA. Berbeda sehingga diberi nama lain,
Weighted Moving Average. Sama karena metodologi yang digunakan sama, hanya caranya
yang berbeda. Biar lebih mudah memahami perbedaanya, kita buat perumpamaan. Andaikan
anda mau membeli notebook, harga mana yang anda buat patokan? Harga 2 minggu yang lalu
apakah harga dua hari yang lalu? Saya rasa pasti anda memilih harga dua hari yang lalu,
karena menurut hemat kita pastilah pergerakan harganya tidak akan jauh berbeda. Bobot
penilaian inilah yang diatur oleh WMA. Pada SMA, bobot setiap harga baik dua minggu lalu
atau pun dua hari yang lalu memiliki bobot penilaian yang sama. Pada WMA data terakhir
memiliki bobot yang lebih besar nilainya dibandingkan harga-harga sebelumnya.
Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan.
Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang
diberikan pada data terbaru. Secara keseluruhan, peraturan pada WMA adalah sama seperti
pada SMA karena memang cara perhitungannya sama hanya memiliki perbedaan pada
pembobotan nilai saja. Dibawah ini penggunaan WMA dengan dua periode yang berlainan.
Cara membacanya sama dengan SMA
Semakin sensitifnya sebuah indikator memang akan menjadi sangat membantu untuk
memprediksi harga. Namun sebaliknya, semakin sensitif maka akan semakin banyak juga
false signal yang dihasilkan yang artinya bisa saja sinyal yang diberikan ternyata salah atau
tidak berlangsung lama. Itu sebabnya kembali bergantung pada sang trader. Jika Anda adalah
seorang yang lebih menyukai permainan yang lebih safe, mungkin SMA menjadi lebih cocok
dibandingkan varian lainnya. Dan sebaliknya bila Anda menyukai permainan yang lebih
beresiko (yang juga berarti kemungkinan memperoleh keuntungan akan sama besarnya
dengan resiko yang mungkin terjadi) maka XMA akan lebih baik menurut Anda karena lebih
responsif dan lebih cepat dalam pemberian sinyal. Jika Anda seorang penganut poros tengah,
silakan gunakan WMA. Yang jelas indikator hanyalah sebuah instrumen, kitalah yang
menentukan keputusan berdasarkan petunjuk instrumen tersebut.