HUKUM BENDA
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis
Dosen Pengampu : Drs. Suhartono, MP
Disusun oleh :
Novendaning Sabrina
150910202049
Austin Helena
150910202050
150910202051
Kalfin Kadmaer
150910202052
Afif Firmansyah
150910202053
150910202055
150910202056
150910202059
Dannu Prasetiawan
150910202060
BAB I
PENDAHULUAN
adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal
dengan BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan
wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk Indonesia yang
saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum
perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di Perancis
dengan beberapa penyesuaian.
Kitab undang-undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat
bagian, yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Benda
Dalam bahasa aslinya bahasa Belanda, benda itu adalah zaak. Dalam pasal
499 KUHPdt yang diartikan dengan zaak ialah semua barang dan hak. Hak
disebut juga dengan bagian dari harta kekayaan (vermogensbestanddeel). Harta
kekayaan meliputi barang, hak, dan hubungan hukum mengenai barang dan hak,
diatur dalam buku II dan buku III KUHPdt. Sedangkan zaak meliputi barang dan
hak diatur dalam buku II KUHPdt.
Yang dimaksud dengan Benda dalam konteks hukum perdata adalah segala
sesuatu yang dapat diberikan / diletakkan suatu hak diatasnya, utamanya yang
berupa hak milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut
adalah Subyek Hukum, sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek
Hukum.
Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BWI, tidak sama
dengan bidang disiplin ilmu fisika, dimana dikatakan bahwa bulan itu adalah
benda (angkasa), sedangkan dalam pengertian hukum perdata bulan itu bukan
(belum) dapat dikatakan sebagai benda, karena tidak / belum ada yang (dapat)
memilikinya.
Pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan
sistem tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak-hak
kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu,
hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi, tidak
boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari
yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut dalam hukum perdata, yang namanya benda itu bukanlah segala
sesuatu yang berwujud atau dapat diraba oleh pancaindera saja, melainkan
termasuk juga pengertian benda yang tidak berwujud, seperti misalnya kekayaan
seseorang. Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan, termasuk
didalamnya tagihan / piutang, atau hak-hak lainnya, misalnya bunga atas deposito.
Meskipun pengertian zaak dalam BWI tidak hanya meliputi benda berwujud
saja, namun sebagian besar dari materi Buku II tentang Benda mengatur tentang
benda yang berwujud. Selain itu, istilah zaak didalam BWI tidak selalu berarti
benda, tetapi bisa berarti yang lain, seperti: perbuatan hukum (Ps.1792 BW),
atau kepentingan (Ps.1354 BW), dan juga berarti kenyataan hukum (Ps.1263
BW).
2.
dalam dalam hukum benda itu? Pertama-tama hukum benda itu mengatur
pengertian dari benda, kemudian pembedaan macam-macam benda dan
selanjutnya bagran yang terbesar mengatur mengeras macam-macam hak
kebendaan.
3.
Dasar Hukum
Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur
dalam:
a.
Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak
hak kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang
terkandung didalamnya.
b.
c.
d.
benda dimaksud,yaitu :
2.
terletak pada:
Penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka
orang yang menguasai benda tersebut dianggap sebagai
pemiliknya (Ps.1977 BWI); azas ini tidak berlaku bagi benda
tidak bergerak.
Penyerahannya (levering), yaitu terhadap benda bergerak harus
dilakukan secara nyata, sedangkan pada benda tidak bergerak
dilakukan dengan balik nama ;
hak,
daluwarsanya
20
tahun;
bergerak.
Benda dipakai habis dan tidak dipakai habis
a. Benda yang dipakai habis : nasi, kopi, gula, uang, lilin.
b. Benda yang dipakai tidak habis : piring, sendok, mobil, dll.
Benda sudah ada dan benda akan ada
Benda yang akan masih ada : absolut dan relatif
a. Absolut : benda tersebut pada suatu saat sama sekali belum ada,
misalnya panen padi yang masih akan datang.
b. Relatif : benda yang suatu saat sudah ada, tetapi bagi orang
orang tertentu belum ada, misalnya perabot rumah tangga yang
sudah dibeli berdasarkan pesanan tapi belum diserahkan.
5.
6.
hewan tetapi berupa daging kuda, daging ayam, daging sapi, dll.
Benda terdaftar dan tidak terdaftar
Pentingnya terletak pada pembuktian kepemilikan :
a. Benda terdaftar (benda atas nama) : benda benda yang
pemindahan dan pembebanannya harus didaftarkan dalam daftar
buku atau register umum, jadi dapat dibuktikan dengan tanda
pendaftaran atau serifikat atas nama kepemilikannya.
b. Benda tidak terdaftar (benda tidak atas nama) : (pada umumnya)
benda bergerak yang tidak sulit membuktikan siapa pemiliknya
karena berlaku asas BEZIT berlaku sebagai title yang sempurna
untuk benda bergerak
Selain itu ada juga benda yang dapat diganti dan benda yang tak dapat
diganti. Menurut pasal 1694, BW pengambilan barang oleh penerima titipan harus
in natura, artinya tidak boleh diganti oleh benda lain. Oleh karena itu, maka
perjanjian pada penitipan barang umumnya hanya dilakukan mengenai benda
yang tidak musnah.
Bilamana benda yang dititipkan berupa uang, maka menurut pasal 1714
BW, jumlah uang yang harus dlkembalikan harus dalam mata uang yang sama
pada waktu dititipkan, baik mata uang itu telah naik atau turun nilainya. Lain
halnya jika uang tersebut tidak dititipkan tetapi dipinjam menggantikan, maka
yang menerima pinjaman hanya diwjibkan mengembalikan sejumlah uang yang
sama banyaknya saja, sekalipun dengan mata uang yang berbeda dari waktu
perjanjian (pinjam mengganti) diadakan.
5. Sifat Hak Kebendaan
Perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dengan hak
perorangan yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
setiap orang.
Droit de suite : suatu hak yang terus mengikuti pemilik benda, atau
c.
d.
d.
7. Asas-asas Kebendaan
a. Asas individualitas. Yaitu objek kebendaan selalu benda tertentu,
atau dapat ditentukan secara individual, yang merupakan kesatuan.
Hak kebendaan selalu benda yang dapat ditentukan secara individu.
Artinya berwujud dan merupakan satu kesatuan yang ditentukan
menurut jenis jumlahnya. Contoh: rumah, hewan.
b.
c.
suatu
hak
kebendaan,
seperti
memindahkan
sebagian
e.
f.
g.
h.
rugi, dll.
Asas hukum pemaksa (dewingen recht). Bahwa orang tidak boleh
mengadakan hak kebendaan yang sudah diatur dalam UU. Aturan
yang sudah berlaku menurut UU wajib dipatuhi atau tidak boleh
j.
kenikmatan
jaminan
Dengan pengakuan
Benda yang tidak diketahui siapa pemiliknya (res nullius) kemudian
didapatkan dan diakui oleh seseorang yang mendapatkannya,
dianggap sebagai pemiliknya. Contohnya, orang yang menangkap
ikan, barang siapa yang mendapat ikan itu dan kemudian mengaku
sebagai pemiliknya, dialah pemilik ikan tersebut. Demikianpula
halnya dengan berburu dihutan, menggali harta karun dll.
b.
Dengan penemuan
Benda yang semula milik orang lain akan tetapi lepas dari
penguasaannya, karena misalnya jatuh di perjalanan, maka barang
siapa yang menemukan barang tersebut dan ia tidak mengetahui
siapa pemiliknya, menjadi pemilik barang yang diketemukannya.
Contoh ini adalah aplikasi hak bezit.
c.
Dengan penyerahan
Cara ini yang lazim, yaitu hak kebendaan diperoleh melalui
penyerahan berdasarkan alas hak (rechts titel) tertentu, seperti jual
beli, sewa menyewa, hibah warisan, dll. Dengan adanya penyerahan
maka titel berpindah kepada siapa benda itu diserahkan.
d.
Dengan pewarisan
Hak kebendaan bisa diperoleh melalui warisan berdasarkan hukum
waris yang berlaku, bisa hukum adat, hukum Islam atau hukum
barat.
f.
g.
c.
d.
e.
BAB III
PENUTUP
Dalam bahasa aslinya bahasa Belanda, benda itu adalah zaak. Dalam pasal
499 KUHPdt yang diartikan dengan zaak ialah semua barang dan hak. Pengertian
benda dalam hukum berbeda dengan pengertian umum secara fisika, karena dalam
pengertian hukum, benda adalah sesuatu yang dapat diberikan hak diatasnya.
Terdapat beberapa batasan tentang benda dipandang dari sifat / karakternya,
seperti benda berwujud / tidak berwujud, benda habis / tidak habis dibagi, benda
bergerak / tidak bergerak, benda habis / tidak habis terpakai, benda yang sudah /
akan ada dlsb.
Hak Kebendaan bersifat mutlak, berlangsung lama, bersifat tertutup,yang
lebih tua kedudukannya lebih tinggi / didahulukan, mengikuti benda dimana hak
itu melekat.
Hak atas Kebendaan dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu hak kebendaaan
yang memberi kenikmatan (misalnya Bezit; Hak Milik /eigendom; Hak
Memungut Hasil; Hak Pakai) dan hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan
(misalnya Gadai, Hipotik,).
DAFTAR PUSTAKA
Zhuo, Tommi. Hukum Perdata: Hukum Benda, macam-macam benda, asasasas kebendaan. 18 Maret 2016.
https://tommizhuo.wordpress.com/2015/02/13/hukum-perdata-hukumbenda-macam-macam-benda-asas-asas-kebendaan/.
Riyowansyah. Makalah Hukum Benda (Hukum Perdata). 19 Maret 2016.
http://riyowansyah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-hukum-bendahukum-perdata.html.
KBM FH UB. Makalah Hukum Benda. 19 Maret 2016.
http://kbmfhub.blogspot.co.id/2010/07/makalah-hukum-benda_17.html.