KAMERA UDARA
Di dalam fotogrametri terdapat sedemikian banyak instrumen penting, hingga
tidak mudah untuk menyatakan mana yang paling penting. Akan tetapi ra merupakan
salah satu instrumen terpenting karena kamera digunakan membuat foto yang
merupakan alat utama di dalam fotogrametri. Untuk memahami ilmu fotogrametri,
terutama geometri foto udara harus dipahami pengertian dasar tentang kamera dan
cara kerjanya.
Persyaratan bagi kamera udara sangat berbeda dengan kamera amatir biasa.
Yang utama adalah sebuah lensa yang kualitas geometrinya tinggi. Kamera udara
harus dapat digunakan untuk pemotretan sejumlah besar foto dengan pergantian
secara cepat dan tepat. Fungsi ini harus dipenuhi karena pesawat yang juga bergerak
cepat, maka waktu pemotretan uiang harus singkat, lensa bekerja cepat, serta penutup
bekerja secara efisien. Karena itu karema harus mampu memenuhi fungsi tersebut di
dalam kondisi cuaca ekstnm maupun dalam keadaan pesawat bergetar. Kamera udara
pada umumnya dilengkapi dengan gulungan film dan magasen berkapasitas 200 kaki
hingga 400 kaki atau Iebih.
1. Jenis Kamera Udara
Ada empat jenis kamera udara, yang pertama adalah kamera kerangka
berlensa tunggal, merupakan yang paling banyak digunakan untuk pemetaan.
Kamera ini juga sering diklasifikasikan lagi berdasarkan besar sudut pandangnya
seperti tabel berikut
Jenis Kamera
Panjang focus
Sudut liputan
Narrow Angle
12 inchi=304,8mm
60
Normal Angle
60- 75
Wide angle
6 inchi = 152,4 mm
75- 100
Super-wide angle
100
ambar 3.3 Kamera multilensa merk MPC. (Seizin ITEK Optical System).
Gambar
Ketiga adalah kamera strip, yang membuahkan sebuah foto panjang yang
daerah sempit memanjang di bawah
bawah pesawat terbang. Pemotretannya dilakukan
dengan menggerakkan film di atas celah sempit pada bidang fokal kamera dengan
kecepatan gerak film sesuai dengan kecepatan relatif gambaran pada bidang fokal.
Meskipun tidak digunakan secara luas, pemotretan taat
at dalam studi jalur unt
untuk
jalan raya, jalan kereta api, jaringan pipa dan sebagainya.
Terakhir adalah kamera panoramic, yang memotret jalur medan yang
memotret jalur medan yang oleh dua cakrawala dengan jalur menyilang arah
terbang.. Meskipun konstruksi kamera
k
udara agak berbeda-beda,
beda, secara umum
dipandang serupa, sehingga dapat disusun pemerian umum yang mencirikannya.
mencirikannya
Kamera kerangka terdiri dari tiga
t
komponen dasar yang berupa: (1) magasen
magasen, (2)
tubuh kamera, dan (3) kerucut kamera.
2. Tanda Tepi
Tanda tepi (fidusial) kamera pada umumnya berjumlah empat atau delapan
buah, dan letaknya pada bagian tengah pinggiran bidang fokal, pada sudut
sudutsudutnya, atau antara dua tempat itu. Tanda ini digambarkan pada negatif saat
pencetakan gambar. Tanda tepi ini mempunyai
nyai beberapa fungsi, termasuk untuk
melakukan koreksi terhadap pengkerutan atau pengembangan bahan fotografik.
Contoh Iengkap tanda fidusial dan informasil Iainnya disajikan pada gambar berikut
3. Kalibrasi Kamera
Setelah selesai dibuat dan sebelum digunakan,
digunakan, kamera udara dika
dikalibrasi
secara cermat untuk menentukan nilai yang tepat bagi sejumlah konstantanya.
umumnya konstanta ini disebut unsure orientasi bagian dalam, yang diperlukan
untuk menentukan data foto yang akurat. Metode kalibrasi kamera umumnya
dibedakan menurut satu diantara tiga kategori dasar, yaitu: (1) laboratorium, (2)
metode lapangan, dan (3) metode steller.
Unsur orientasi bagian dalam yang ditentukan melalui kalibrasi kamera
panjang focus ekivalen, panjang focus terkalibrasi, distorsi radial
radial lensa rata-rata.
distorsi tangensial lensa, lokasi titik utama, jarak antara dua tanda ldusial yang
berhadapan, sudut perpotongan garis fidusial, dan kerataan bidang fokal. Resolusi
(ketajaman gambar) pada umumnya
umu
juga diperoleh sebagai bagian kalibr
kalibrasi
kamera, yang didasarkan pada pengamatan
pengamata dan pengukuran gambar yang
dihasilkan oleh lensa tertentu. Cara kerja untuk penentuan unsur
unsur-unsur itu
berbeda-beda,
beda,
bergantung
pada
metodenya,
namun
bagaimanapun
juga
Tabel 3.1
Skala foto
m/pasangan
m/piksel
Posisi
Elevasi
Interval garis
tinggi (m)
garis
1 : 1.000.000
250
100
300
30
100
1 : 500.000
125
50
150
15
50
1 : 250.000
63
25
75
25
1 : 100.000
25
10
30
20
1 : 50.000
12,5
15
10
1 : 25.000
6,3
2,5
7,5
1,5
Skala
Dengan IMC
Tanpa IMC
1 : 10.000
0,250
0,071
1 : 25.000
0,625
0,179
1 : 50.000
1,25
0,357
1 : 100.000
2,50
0,714
Sumber : Konecny, 1987
Keterangan :
IMC(Image Motion Compansation) = kompensasi gerak gambaran objek.
Kamera modern pada umumnya dilengkapi dengan IMC (LiIlesand dan Kiefer,
1979). Bila digunakan pesawat terbang dengan baling-baling yang terbang
tinggi maka IMC tidak mutlak perlu adanya. Gerak yang lambat dengan
kedudukan yang tinggi menyebabkan IMC kecil. IMC perlu untuk pesawat Jet.
udara.
Menyatakan
skala
dengan
berbagal
berbagal
bentuk
penyajian
dan
pengertiannya. Metode dan bermacam cara perolehan skala pada beragam bentuk
5. PENGAMATAN STEREOSKOPIK
1. Sistem Mata Manusia
Persamaan dan perbedaan sistem
sistem mata manusia dengan sistem kam
kamera
dan film, bagian penyusun serta iungsinya masing-masing.
masing masing. Cara kerja sistem
dalam menangkap sinar dan bayangan obyek. Basis mata dan metode
pengamatan secara monoskopis, serta kemampuan mata didalam mendeteksi
sudut.
4. Stereogram
ram dan Stereoskop
Pengertian dan cara pembuatan model stereoskopik (tiga dimensional)
penggunaannya.
unaannya. Stereoskop sebagai alat bantu dalam pengam
pengamatan
atan foto udara
opik. Elemen yang diperlukan, sistem kerja, pemeliharaan dan macam stereoskop.
Efek pandangan pseudoskopik dalam pengamatan.
5. Perbesaran Skala Vertikal
Pengertian tentang perbesaran skala perbesaran skala vertikal. Hal
Hal-hal
yang berpengaruh terhadap perbesaran skala vertical. Peran rasio fotografik antara
basis udara dengan tinggi terbang pada perbesaran skala vertical. Persamaan
yang digunakan dan contoh perhitungan.
6. PARALAKS STEREOSKOPIK
1. Pengertian Paralaks
Pengertian tentang paralaks yang menyangkut dengan kejadian, proses,
pembentuknya. Terjadiriya paralaks stereoskopik pada pasangan dan unsur
unsur-unsur
terkait. Kedudukan sumbu jalur terbang dan tanda sumbu jalur terbang dan tanda
apung untuk penentuan nilai paralaks (beda
(bed paralaks).
Formula perhitungan
tungan paralak disajikan dibawah ini.
H TR =
H' R . TR
PR PTR
Dimana :
HTR
HR
PR
PTR
7. PENGUKURAN
PENGUKU
PADA FOTO UDARA TEGAK
1. Sistem Koordinat Fotografik
Pengertian tentang sistem koordinat fotografik pada foto udara. Dan
penentuan koordinat berbagal titik di medan. Peran dan kedudukan sistem salib
sumbu foto udara serta penentuannya. Persamaan didalam sistem koordinat foto
udara dan contoh penerapannya.
Gambar 7.1
2. Pengukuran Jarak, Arah dan Luas
Pengukuran berbagai
berbaga aspek metrik dari foto udara. Penentuan jarak pada
berbagai kondisi foto udara dan kondisi medan. Penentuan
Penentuan arah pada foto udara
yang didasarkan pada besarnya sudut, serta pengaruh topografi terhadap
penentuan arah.
h. Pengukuran luas pada berbagai jenis foto udara dan kondisi
medan. Berbagai instrumen dan peralatan yang digunakan untuk pengukuran.
Kelebihan dan keterbatasan pengukuran luas menggunakan foto udara.
Gambar 7.2
Cara menentukan arah pada foto udara
udara dengan bantuan kompas dan peta
3. Pengukuran Kelerengari dan Volume
Pengukuran lereng berdasarkan jarak
jarak mendatar dan jarak vertical.
Pengukuran kelerengan menggunakan slopemeter. Penentuan volume yang
didasarkan pada luas dan ketinggian. Keterbatasan penggunaan foto udara u
untuk
pengukuran
gukuran luas dan volume. Contoh-contoh
Contoh contoh perhitungan dan pengukuran serta
penerapannya.
8. TRIANGULASI UDARA
Pengertian dan prinsip triangulasi serta perannya didalam
didalam fotogrametri. Azas
triangulasi garis radial dan pemanfaatannya
pema
untuk kontrol mendatar didalam
lam pemetaan
planimetrik. Metode reseksi dan interseksi untuk menentukan isi/koordinat. Instrumen
dan peralatan
tan yang dapat digunakan untuk pekerjaan tringulasi
ngulasi foto udara. Penentuan
titik kontrol untuk penyusunan peta topografi penerapan prinsip-prinsip
prinsip prinsip triangulasi
didalam menentukart Digital Terrain Model (DTM).
3. Triangulasi Analitik
Prinsip dan tata kerja pekerjaan triangulasi udara analitik. Hal
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam triangulasi udara analitik, seperti : kebersamaan garis,
kebersamaan bidang, titik penerus tepi, koordinat foto, pemumian koordinat foto,
penyusunan jalur, penyesuaian jalur, blok foto udara, persyaratan titik kontrol,
menggunakan kornputet. dan analisis data. Kelebihan dan keterbatasan triangulasi
udara analitik terhadap metode lain.