Anda di halaman 1dari 48

P. D. H. M.

I
• Didunia terdapat 40.000 spesies tanaman,
30.000 berada di Indonesia, 9.600 berkhasiat
obat dan sekitar 400 spesies dimanfaatkan
sebagai obat tradisional

• Saat ini pemanfaatan sumber daya hayati


terbesar adalah dalam memproduksi Obat

• WHO (2005) : 75-80% penduduk dunia


menggunakan herbal, dan ada 3 kelompok:
1. Terintegrasi: Tiongkok, Korea, Jepang
2. Formal: Inggris: Jerman, Belanda
3. Toleran: Indonesia dan negara berkembang
• Pengobatan dan pengetahuan obat tradisional di
Indonesia diturunkan secara lisan dari satu
generasi ke generasi dan juga tertulis dari daun
lontar dan kepustakaan Keraton.

• Minat masyarakat dalam menggunakan herbal


terus meningkat berdasarkan konsep back to
nature

• Pasar obat alami Indonesia terus meningkat


(2003 Rp. 2,5T ; 2005 Rp. 4T ; 2010 diperkirakan
Rp. 8T)
• Pertengahan abad XX, RRT mengembangkan
sistim pengobatan baru tipe RRT : pengobatan
tradisional (TCM) terintegrasi dengan kedokteran
konvensional.

• Indonesia : meneliti herbal dengan menggunakan


metode ilmiah untuk diketahui efektifitas dan
keamanannya dan juga melalui saintifikasi jamu
untuk diintegrasikan ke dalam sistim kesehatan
formal, dalam upaya promotif-preventif, kuratif-
rehabilitatif dan paliatif, agar diperoleh hasil yang
optimal.
Pengertian Umum

• Herbal medik : cabang ilmu kedokteran yang


memanfaatkan herbal klasik yang telah teruji secara
ilmiah, yang digunakan dalam upaya promotif-preventif
kuratif-rehabilitatif, dengan berpedoman pada bukti klinis
(evidence-based medicine).

• Herbal klasik adalah pengetahuan herbal yang berasal


dari alam, tumbuhan, hewan dan mineral, yang telah teruji
waktu berabad dan berkembang dalam masyarakat
secara tradisi, diturunkan dari satu generasi ke lain
generasi.

• Evidence-based medicine : proses sistematik yang


melakukan penelaahan penilaian dan penelitian klinis
untuk pengambilan keputusan dalam pelayanan kepada
pasien.
• Berdasarkan data empiris tentang manfaat
pengobatan herbal klasik, untuk
pengobatan yang optimal dapat
dipertimbangkan terintegrasi ke dalam
pelayanan kedokteran konvensional.

• Untuk tujuan tersebut diperlukan kajian


secara ilmiah tentang farmakologi
efektifitas dan keamanan pengobatan dan
obat tradisional
• Sampai saat ini penelitian herbal Indonesia
terbatas pada lingkup laboratorik, praklinis

• Uji klinis belum banyak dilakukan ( hanya 5


fitofarmaka)

• Konsep Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto


tentang saintifikasi jamu akan mempercepat
penggunaan herbal oleh para dokter
PARADIGMA SAAT INI
PARADIGMA SEHARUSNYA
• GBHN 1988 : Melestarikan Warisan Budaya
Obat Asli Indonesia untuk diteliti, diuji dan
dikumpulkan

• WHA 31.33.2 : Pengembangan Program


Pemanfaatan Tanaman Obat dalam sistem
pelayanan kesehatan terutama promotif,
preventif, kuratif, terutama penyakit kronis,
degeneratif, dan kanker

• Keputusan MENKES RI no.121/2008 : Standar


Pelayanan Medik Herbal
Keputusan Menteri Kesehatan dan Kepala Badan POM
obat tradisional

• Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 760/MENKES/PER/IX/1992


dan 761/MENKES/SK/IX/1992 tentang fitofarmaka
• Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 661/Menkes/SK/VII/1994
tentang Persyaratan Obat Tradisional
• Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 56/MENKES/SK/2000
tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Klinis Obat Tradisional
• Keputusan Kepala Badan POM RI nomor : HK.00.05.4.2411 tentang
ketentuan pokok pengelompokan dan penentuan obat bahan alam
Indonesia
• Peraturan Kepala Badan POM RI nomor HK 00.05.4.1380 tentang
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
• Peraturan Kepala Badan POM nomor HK 00.05.4.1384 tentang
Kriteria dan Tata laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal
Terstandar dan Fitofarmaka
• KepMenKes RI 131/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, menyebutkan dalam Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) terdapat pelayananan pengobatan
tradisional dan alternatif, yang diselenggarakan adalah
yang secara ilmiah telah terbukti keamanannya dan
khasiatnya.

• Belum ada kejelasan mengenai SDM terkait


pengobatan tradisional, komplementer-alternatif,
sehingga tidak jelas perlindungan hukum bagi tenaga
medis yang berpraktik herbal, dan belum jelas pula,
seberapa jauh pengetahuan dan keterampilan yang
minimal harus dimiliki.

• Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan suatu program


pendidikan yang efektif, bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan, serta peraturan pemerintah yang mendukung.
1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu
dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
121/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Medik Herbal
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
381/Menkes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat
Tradisional Nasional
7. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
nomor HK.03.05/II/1245/07 tentang Kelompok Kerja
Pelayanan Pengobatan Komplementer Alternatif
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Pokja bertugas :

– Memberi masukan kepada Direktur Jenderal Bina


Pelayanan Medik tentang pengaturan pelaksanaan
pengobatan komplementer alternatif untuk
pengambilan langkah-langkah kebijakan dan
rekomendasi bagi penentu kebijakan tertinggi.

– Menyusun langkah strategi, standar, pedoman


pelayanan, berkaitan dengan pelayanan pengobatan
komplementer alternatif

– Memfasilitasi pemenuhan sarana, prasarana dan


fasilitas bagi kelancaran tugas
• Sistem Perundangan Kesehatan

• Belum banyak informasi Khasiat dan keamanan yang melalui Uji


Klinis

• Belum ada kompetensi pada Dokter

• Kurangnya perlindungan masyarakat terhadap efek plasebo iklan


obat berbahan alam

• Belum terhimpunnya data mengenai obat bahan alam Indonesia


berdasarkan pada evidence based

• Kurangnya koordinasi antar institusi dalam penelitian obat bahan


alam Indonesia

• Belum ada organisasi profesi kedokteran yang khusus


mendalami herbal Indonesia
PERHIMPUNAN DOKTER HERBAL MEDIK INDONESIA
(PDHMI)

INDONESIAN MEDICAL SOCIETY FOR HERBAL


MEDICINE
(IMSHM)
• PDHMI merupakan perhimpunan dokter
dalam badan kajian PB IDI yang diakui
dalam muktamar IDI 2009 bagi dokter
serta pakar yang berminat dalam
pendidikan, penelitian dan pelayanan
dibidang obat bahan alam terutama obat
bahan alam bersumber dari Indonesia
Visi
• Pada tahun 2010 menjadi perhimpunan
andalan dokter Indonesia yang berminat
dan berdedikasi pada tumbuh
kembangnya ilmu herbal medik khususnya
di Indonesia dan Asia pada umumnya.
Misi
1. Menghimpun para dokter Indonesia Peminat Herbal
Medik
2. Meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan dalam
kerangka praktek medis yang baik di bidang herbal
medik bagi para dokter yang melakukan praktek di
bidang herbal medik di Indonesia, dengan fokus dan
orientasi pada kepentingan pasien
3. Memanfaatkan herbal terstandar dalam upaya
mencapai fitofarmaka melalui pelayanan penelitian
pada sarana Pelayanan Kesehatan Konvensional
4. Menyelenggarakan pertemuan, seminar, pelatihan,
penelitian dan pendidikan berkelanjutan berkaitan
dengan ilmu herbal medik

5. Menjalin kerjasama dengan organisasi dan / atau


perorangan yang berhubungan dengan ilmu herbal
medik, baik dari dalam maupun luar negeri dalam rangka
mencapai visi PDHMI.

6. Melindungi masyarakat terhadap efek plasebo iklan obat


berbahan alam melalui post marketing surveillance
Program Kerja:

- Jangka Pendek

- Jangka Panjang
Jangka PENDEK

A. Bidang Organisasi
1. Menghimpun para dokter Indonesia yang berminat
sama untuk mengembangkan herbal medik.

2. Menghimpun dana penelitan

3. Membina praktek pelayanan herbal medik anggota


berdasarkan standar kaidah pengobatan yang berlaku
berdasarkan disiplin ilmunya (body of knowledge)

4. Berperan serta dalam berdirinya program studi


magister herbal medik Indonesia pada fakultas pasca
sarjana UI
5. Memprakarsai kerjasama antar universitas di
Indonesia : UI, UGM, Unair, IPB dengan
universitas di luar negeri

6. Melaksanakan kegiatan post marketing


surveillance terhadap obat bahan alam
Indonesia
5.Membantu institusi terkait dalam menetapkan standar
kompetensi herbal medik Indonesia
6.Menerbitkan jurnal herbal medik (Jurnal Medika Planta-
Volume pertama April 2010)
7. Mendirikan perpustakaan yang lengkap dalam bidang
ilmu herbal medik, membina kerjasama dengan pusat
pendidikan yang berkaitan.
8. Memperkenalkan Perhimpunan kepada masyarakat
dengan menyelenggarakan pameran bersama mengenai
herbal medik, tanaman obat dan pameran lain yang
berhubungan dengan pengobatan herbal medik.
9. Meningkatkan citra profesi dokter pelaku pelayanan
herbal medik.
B. Bidang Pengembangan
Jangka PENDEK

Ilmu
1. Membina dan mengembangkan
kompetensi profesi anggota dengan
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
herbal medik melalui bimbingan berupa
pertemuan, seminar, lokakarya, pelatihan
dan berbagai bentuk pendidikan lainnya
dengan mengundang para ahli dari dalam
dan luar negeri serta bekerjasama dengan
pusat pendidikan terkait.
2. Meningkatkan kualitas profesional dengan
mengikuti perkembangan ilmu dan kemajuan
teknologi di bidang herbal medik baik di dalam
maupun luar negeri.

3. Mengadakan penelitian dalam bidang herbal.

4. Memuat tulisan, artikel, karya ilmiah herbal


medik di Jurnal nasional dan internasional.
Jangka PENDEK

C. Bidang Pengabdian
Masyarakat
Menyelenggarakan kegiatan sosial
dengan mengadakan penyuluhan,
pengobatan dan berbagai kegiatan lain
sesuai dengan tujuan PDHMI.
Jangka PANJANG

1. Mengembangkan ilmu herbal sesuai


evidence based medicine.
2. Membina kerjasama dengan pusat-pusat
pendidikan dan riset teknologi di bidang
herbal medik.
3. Menjadikan herbal medik Indonesia
sebagai tuan rumah di negara kita
sendiri.
Strategi Pemerintah
Pendekatan : A-B-G

A = Academic
B = Bussiness
G = Government
BPPT
• Menjadikan pengembangan obat bahan
alam sebagai salah satu prioritas program
BPPT sampai tahun 2025
Dep.Pertanian
• Membuat road map tanaman obat di
seluruh Indonesia
• BALITRO (Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat)
• Mendapatkan bibit unggul tanaman obat
Comprehensive Development
Medicinal Plants  Herbal Medicine

Pre- On-Farm Off-Farm Manufacturing


Processing Final Product & Distribution
Farm

Selection/ Extraction Formulation Industry,


Cultivation Post Harvest Standardization Preclinical Market
Breeding
Clinical Test

Prime Prime Prime •Standardized Safety & Local


Dry Herbs Extract Global
Seed Med. Plant • Pure Extract
Eficacy
Market

Tech
Farmer + Community Transfer Research Institutes Industries
35
BPOM
• Membagi obat bahan alam berdasarkan
tingkat pengujiannya :
1. Jamu (empiris)
2. Herbal terstandar (bhn baku terstandar,
uji preklinis)
3. Fitofarmaka (bhn baku terstandar, uji
klinis)
“GAP”
Good Agricultural • Empirical Claim
Practice
• Placebo effect
Traditional JAMU
knowledge S&T
Extraction, Pharmacological Validation

Medicinal “Modern” Standardized Phytomedicine


Plant Knowledge Herbal Med Clinical
Pre-clinical On human
(on animal) Efficacy & toxicity testing

S&T assessment: GEP GMP GCP


GCP
• Phytochemistry
• Cultivation
• Processing GAP (Good Agricultural Practices)
• Formulation GEP (Good Extracting Practices)
• Pharmacological GCP (Good Clinical Practice)
validation GMP (Good Manufacturing Practices)

37
DepKes
• Permenkes 1109/2007 : Pengintegrasian
pelayanan komplementer alternatif dalam
sistim pelayanan kesehatan konvensional
• SK MenKes no. 121/2008 : standar
pelayanan medik Herbal
• Litbangkes DepKes RI : saintifikasi jamu
• Menkes RI – 4 Januari 2010:
Pencanangan saintifikasi jamu di Kendal
CULTIFATION
Deptan, Balitro POST HARVEST
LPND Deptan, LPND,
Univ Univ
SEED PROCESS
Deptan, Extract
LPND, PT Formula

Nasional Program
Herbal Med. ANTIKANKER
Services: Coord: DEPKES
Med Dr Market
Trad Clinic • Local PreClinical
Herbalist • Regional L.Riset
RS • Global PT
MANUFACTURING Clinical/
Ind. Farmasi Observ.Klns
POLICY Ind Jamu Klinisi
DEPKES Industri
BPOM RS
DEPTAN
RISTEK
Institusi Pendidikan
• Program Studi Magister Herbal (UI)
• Program D3 Herbal (UNAIR)
• Pusat Studi Herbal di UNPAD, UGM
• Pusat Studi Biofarmaka IPB
• Melakukan penelitian-penelitian dalam
pengembangan herbal, baik dalam bidang
budidaya sampai pemanfaatannya)
• PB IDI bersama PDUI, PDHMI dan
BALITBANG DepKes RI menyusun
program 150 jam pendidikan herbal medik
dasar bagi para dokter umum
Implementasinya
• Herbal yang dapat digunakan dalam sistim
pelayanan konvensional adalah :
- fitofarmaka
- herbal terstandar (pelayanan penelitian)
- jamu (usul : Badan Litbangkes)
• Penggunaan herbal diutamakan untuk
Promotif, preventif, rehabilitatif, paliatif.
Sedangkan Kuratif sebagai penunjang

• Pilot project pengobatan CAM (BatKA) :


- 2003 - RS. Kanker Dharmais (Jakarta)
- 2003 - RSUD Dr. Sutomo (Surabaya)
- 2003 - RSUD. Persahabatan (Jakarta)
- 2003 - RSUD Dr. Kandau (Manado)
- 2010 – Ditambah 8 RS Pemerintah
• Imunomodulator, yaitu: herbal yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh, antara lain
Meniran, Lidah buaya, Sambiloto, Temulawak

• Anti Inflamasi, antara lain : Temulawak,


Lempuyang, Jahe, Lengkuas

• Anti Parasit : Terhadap Brugia malayi, B.Timori,


Wuchereria bancrofti, maka herbal ini dapat
mengobati penyakit di atas yaitu:
Leuchena leucocephala, Tinospora (brotowali),
Temuireng.

• Antivirus : Meniran, Pasak Bumi, Beluntas, dan


Jambu Biji
• Antibiotik : Berkhasiat terhadap jamur Candida albicans,
Tricophyton mentagophytes, Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa dan Microspora canis.
Beberapa Herbal yang berkhasiat antara lain : Meniran,
Beluntas, Lengkuas dan Tabat Barito.

• Anti Hipercholesteremia : Labu Siam, Temulawak, Daun


Salam, Kunyit, Sambiloto, dan Mengkudu

• Anti Hipertensi : Belimbing Wuluh, Daun Seledri,


Bawang Putih, Buah Leunca, Kayu Manis.

• Anti Oksidan : Temulawak, Cabai, Buah Mengkudu,


Lengkuas, Daun Salam, Teh, Lada Hitam
• Anti Kanker : Sirih Merah, Temu putih, Rumput
Mutiara, Keladi Tikus, Jinten Hitam, Buah
Mengkudu, Bawang Putih

• Kosmetika : Bengkoang, kencur, kulit manggis,


melati, daun jambu mede.

• Nutrisi dan Minuman : Temulawak, Kunyit Asam,


Pegagan, Sari Pace, Madu, Beras Kencur,
permen herbal
,: ,:
,:,:` ,:`”:,.`:,”:..`,.
” ”
, ,`::``”:`.`,“,:.``“ .
, `::`“ .,. :`“

?

`“
`:`“
` ,..
:`”“. “
,::``”.,.,..,
`::

, `,::`“
?

Anda mungkin juga menyukai