Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan oleh:
Asti Aprilia Putri
NIM : 138114071
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini, terjadi banyak perubahan pada pola hidup
masyarakat pada umumnya. Perubahan pola hidup tersebut cenderung
mengarah pada pola hidup yang serba cepat dan menimbulkan dampak buruk,
terutama pada bidang kesehatan. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
penyakit degeneratif yang dialami masyarakat.
Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang
berlangsung kronis seperti penyakit kanker, kardiovaskular, diabetes dan
lainnya. Penyakit ini telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia,
bahkan di Indonesia telah terjadi peningkatan penyakit kronis degeneratif tiap
tahunnya. Penyakit degeneratif adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia dengan persentase 59,5% (DepKes, 2007). Kontributor utama
penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah kebiasaan yang tidak sehat
seperti pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, aktivitas fisik yang
kurang, dan pencemaran lingkungan yang dapat merangsang timbulnya
radikal bebas dan stres oksidatif yang dapat merusak tubuh (Handajani, dkk.,
2010).
Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif,
yang memiliki reaktivitas yang tinggi dan dapat berdampak buruk untuk
lingkungan sekitarnya. Senyawa radikal bebas akan sesegera mungkin
menyerang komponen seluler yang berada di sekelilingnya, baik berupa
senyawa lipid, lipoprotein, karbohidrat, rybonucelic acid (RNA), maupun
deoxyribonucleic acid (DNA). Dampak lebih buruknya adalah kerusakan
fungsi dan struktur sel yang berujung pada timbulnya penyakit degeneratif
(Winarsi, 2011).
Dampak buruk dari reaktivitas radikal bebas tersebut dapat diatasi
dengan meningkatkan konsentrasi antioksidan dalam tubuh. Produksi
antioksidan di dalam tubuh manusia terjadi secara alami untuk mengimbangi
produksi radikal bebas. Antioksidan tersebut kemudian berfungsi sebagai
sistem pertahanan terhadap radikal bebas, namun peningkatan produksi radikal
bebas yang terbentuk akibat faktor stress, radiasi UV, polusi udara dan
lingkungan mengakibatkan sistem pertahanan tersebut kurang memadai,
sehingga diperlukan tambahan antioksidan dari luar (Muchtadi, 2013).
Antioksidan di luar tubuh dapat diperoleh dalam bentuk sintesis dan
alami. Antioksidan sintetis seperti buthylatedhydroxytoluene (BHT),
buthylated hidroxyianisol (BHA) dan ters-butylhydroquinone (TBHQ) secara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Tomat merupakan salah satu produk perkebunan yang mudah
dibudidayakan dan memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi
kesehatan. Buah tomat memiliki berat kering 5 10%, dan 1% kulit dan biji.
Dalam bentuk buah segar maupun olahan, tomat memiliki kandungan gizi
yang cukup lengkap. Tomat apel atau tomat pir (Lycopersicum esculentum)
adalah varietas tomat yang buahnya berbentuk bulat dan sedikit keras
menyerupai buah apel atau pir. Tomat jenis ini banyak ditemukan di pasar
lokal (Wahyu, 2008).
2.1.1
Klasifikasi (Jones and Luchsinger, 1987):
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida (Dicotyledonae)
Bangsa
: Tubiflorae
Suku
: Solanaceae
Marga
: Lycopersicum
Jenis
: Lycopersicum esculentum Mill.
2.1.2
Morfologi
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh
menembus kedalam tanah dan akar serabut yang tumbuh ke arah
samping tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi
empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu
atau berambut halus dan diantara bulu bulu itu terdapat rambut
kelenjar. Daun tanaman tomat berbentuk oval, bagian tepinya
bergerigi dan mambentuk celah celah menyirip agak melengkung
ke dalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk
ganjil yang berjumlah 5 7.
Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar
2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5
buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal
bunga. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah
sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. Buah tomat memiliki
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.2 Karotenoid
Karotenoid merupakan kelompok pigmen alami berwarna kuning, jingga,
merah jingga yang dapat ditemui pada tanaman dan hewan. Karotenoid
disebut sebagai pigmen lipokromik karena larut dalam lemak. Pada tumbuhan
tingkat tinggi karotenoid didapatkan di daun bersama dengan klorofil, mereka
juga yang memberikan pigmen warna kuning, jingga dan merah pada bunga
dan buah. Karotenoid berperan penting bagi kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia. Karotenoid dapat meningkatkan sistem immun, perlindungan
terhadap kanker dan juga berfungsi sebagai antioksidan. (Dutta, et. al., 2005).
Berikut adalah contoh struktur senyawa karotenoid.
Gambar 1. Struktur Senyawa Karotenoid ( karoten)
Rumus Molekul
: C40H56
Bobot Molekul
: 536,88
Pemerian
: kristal seperti jarum, berwarna kecoklatan
Kelarutan
: larut dalam n heksan, kloroform, dan
pelarut organik lain.
Titik Lebur
: 172C 175C
maksimum
: 446 506 nm
Penyimpanan
: pada temperatur 2C 8C
Struktur molekul likopen sekilas menyerupai struktur
molekul karoten. Perbedaan terletak pada cincin ionone
2.3.2
diam dan masing-masing pita terelusi keluar kolom dengan penambahan fase
gerak, lalu ditampung, dipisahkan dan diidentifikasi (Braithwaite and Smith,
1995).
Tabel 1. Urutan Tingkat Kepolaran Eluen, Elusi Senyawa, dan Kekuatan
Adsorben (Johnson dan Stevenson, 1991).
2.6 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Ditinjau secara fisik, kromatografi lapis tipis merupakan salah satu jenis
kromatografi planar. KLT memiliki banyak kesamaan dengan kromatografi
kertas dalam penotolan sampel, pengembangan kromatogram dan cara
deteksinya, tapi proses pemisahan yang terjadi pada KLT dan kromatografi
kertas berbeda. Pada KLT, pemisahan yang terjadi secara adsorpsi sedangkan
dalam
proses
kromatografi
kertas
pemisahan
cahaya mungkin terjadi (Li & Chen, 2012). Hal tersebut dapat
dinyatakan dengan persamaan: A= b c ; dimana A merupakan
absorbansi atau kerapatan optikal, ialah koefisien penyerapan
molar, b adalah ketebalan media yang dilewati radiasi (cm), dan c
ialah konsentrasi zat terlarut dalam larutan. Ketika b dan konstan
(tidak mengalami perubahan) maka A dapat dihubungkan secara
langsung dengan c. Ketika c dalam gram/100 mL, maka dengan
langsung A (1%, 1cm) dapat disimpulkan dengan persamaan:
A
1
bc
1 cm
(Na, 2014).
2.7.3.
Gambar 3.
Reaksi
Penghambatan
Radikal
Bebas pada
Metode
DPPH
(Molyneux, 2004).
Parameter
yang digunakan untuk pengukuran aktivitas antioksidan pada
metode DPPH adalah IC50, yaitu bilangan yang menunjukkan
konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat aktivitas suatu
radikal sebesar 50%. Untuk menentukan IC50, diperlukan
persamaan kurva standar dari %inhibisi sebagai sumbu y dan
konsentrasi fraksi antioksidan sebagai sumbu x. IC 50 dihitung
dengan cara memasukkan nilai 50% ke dalam persamaan kurva
standar sebagai sumbu y kemudian dihitung nilai x sebagai
konsentrasi IC50. Semakin kecil nilai IC50 menunjukkan semakin
tinggi aktivitas antioksidannya (Molyneux 2004).
2.9 Landasan Teori
Tomat memiliki kandungan likopen yang cukup tinggi yaitu sebesar 63,6%
(Tadmor, Y., et. al.,2005). Likopen adalah senyawa golongan karotenoid yang
merupakan hidrokarbon alifatik serta mengandung 13 ikatan rangkap (Preedy
and Ronald, 2008). Senyawa golongan karotenoid larut pada pelarut non polar
seperti heksana dan toluen (Britton, et. al., 1995) sehingga likopen akan
terekstraksi dengan baik pada fraksi non polar.
Likopen merupakan senyawa antioksidan yang menghambat radikal bebas
dengan mekanisme mengikat dan mencegah amplifikasi radikal bebas
(Soewoto, 2001). Penetapan aktivitas antioksidan likopen dilakukan dengan
metode DPPH menggunakan parameter IC50. Semakin kecil nilai IC50
menunjukkan semakin tinggi aktivitas antioksidannya (Molyneux, 2004).
Aktivitas antioksidan likopen yang tinggi ditunjukkan dengan semakin
banyaknya jumlah likopen yang dapat mengikat radikal bebas tersebut.
2.10 Hipotesis
Jumlah likopen tomat (Lycopersicum esculentum) dalam fraksi non polar
berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebas
Variabel tergantung
Bahan :
5. Heksan
6. Petroleum Eter
7. Silica gel GF254
8. Aluminium Foil
9. Akuades
10. Tissue
11.
12.
13.
3.4 Cara Kerja
3.4.1. Penyiapan Sampel Pasta Buah Tomat
14.
Buah tomat diambil dari pasar tradisional di daerah
Maguwoharjo, Sleman sebanyak 1 kg. Kemudian dicuci dengan air
sambil dihilangkan bagian-bagian yang tidak perlu, seperti tangkai
atau daun, kemudian ditiriskan. Buah tomat yang sudah bersih
kemudian dihilangkan bijinya, lalu dikukus (steam) selama 5 menit,
setelah itu dihilangkan kulit arinya. Kemudian buah tomat tersebut
dihancurkan dengan menggunakan blender sampai halus selama 2
menit. Bubur tomat halus tersebut kemudian dievaporasi dengan
menggunakan wajan atau panci, sambil diaduk. Suhu selama proses
evaporasi berlangsung diusahakan konstan pada 70C. Proses
evaporasi ini memakan waktu selama 8 jam.
3.4.2. Ekstraksi Likopen dari Pasta Tomat
15.
Pasta tomat dimasukkan kedalam gelas beaker 500 mL dan
ditambah dengan 150 ml metanol. Campuran diaduk selama 5 menit,
kemudian campuran disaring, endapan dengan kuantitas yang sama
dimasukkan ke dalam empat erlenmeyer 1000 ml bertutup yang
dilapisi dengan aluminium foil pada bagian luar. Tambahkan campuran
pelarut n-heksana, aseton, dan metanol dengan perbandingan berturutturut 2:1:1; 1:2:1; dan 1:1:1 (volume pelarut adalah 5 kali volume
sampel basah), kemudian di shaker dengan kecepatan 150 rpm selama
30 menit. Campuran dipindahkan ke dalam corong pisah, ditambah 10
ml akuades, dikocok kembali kemudian didiamkan selama 15 menit
(sampai terbentuk dua fase). Lapisan atas (non polar) diambil dan
diuapkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak pekat hasil rotary
evaporator dimasukkan ke dalam botol kaca dan diukur volumenya.
Beberapa ml ekstrak tersebut diuji dengan kolom kromatografi untuk
mendapatkan fraksi.
3.4.3. Fraksinasi Ekstrak Likopen
16.
Ekstrak likopen dilewatkan dalam kolom kromatografi
yang didalamnya terdapat fase diam silica gel GF dan eluen yaitu
campuran n heksana dan petroleum eter perbandingan 2:1. Fraksi
dengan warna berbeda ditampung dalam wadah yang berbeda. Fraksi
yang diperoleh dibuat profil KLT nya.
3.4.4. Pengelompokkan Fraksi Berdasarkan Profil KLT
3.4.4.1 Pembuatan Larutan Standar Likopen (1mg/ml)
17.
Sebanyak 10 mg likopen ditimbang dan dilarutkan
dengan metanol p. a dalam labu ukur 10 ml. Ditambahkan
24.
Absorbansi yang diperoleh pada pengukuran
sebelumnya, dikonversikan melalui perhitungan regresi dan
kurva kalibrasi likopen untuk mendapatkan kadar dari masing
masing sampel fraksi likopen
3.4.6 Uji Aktivitas Antioksidan Sampel Fraksi Likopen
3.4.6.1 Pembuatan Larutan DPPH
25.
Sebanyak 10 mg DPPH ditimbang dan dilarutkan
dengan metanol p. a ke dalam labu ukur 100,0 ml kemudian
ditambahkan hingga batas tanda lalu dikocok sampai homogen
hingga didapatkan larutan DPPH 100 g/ml. Larutan DPPH ini
disimpan dalam wadah yang tekah dilapisi alumunium foil agar
terlindung dari cahaya. Larutan ini dibuat baru setiap kali akan
digunakan.
3.4.6.2 Pembuatan Larutan Blanko
26.
Sebanyak 1,0 ml metanol p. a dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 1,0 ml larutan DPPH 100
g/ml. Campuran tersebut dikocok sampai homogen.
3.4.6.3 Optimasi Metode
3.4.6.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH
27.
Larutan DPPH dengan kadar 100 g/ml
yang telah dibuat sebelumnya diukur serapannya pada
panjang gelombang 200 800 nm, kemudian ditentukan
panjang gelombang maksimumnya, dengan melihat
panjang gelombang dimana terjadinya serapan
maksimum.
3.4.6.3.2 Penentuan Reaction Time
28.
Sebanyak 5,0 ml larutan DPPH 100g/ml
dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutuo dan telah
dilapisi alumunium foil, kemudian ditambahkan larutan
stok likopen sebanyak 5,0 ml. Campuran tersebut
dikocok sampai homogen. Campuran tersebut diukur
serapannya selama
3.4.6.4 Pengukuran Serapan Larutan Sampel Fraksi Likopen
29.
Sebanyak 5,0 ml larutan DPPH 100g/ml
dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup dan telah
dilapisi alumunium foil, kemudian ditambahkan larutan
sampel fraksi likopen sebanyak 5,0 ml. Campuran tersebut
dikocok sampai homogen, didiamkan selama OT.
Campuran
tersebut
diukur
serapannya
dengan
spektrofotometer UV-Vis pada 517 nm.
3.4.6.5 Perhitungan Aktivitas Antioksidan Likopen dalam Sampel
48.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
DAFTAR PUSTAKA
49.
Agarwal, A., Shen, H., and Rao, A. V., 2001, Lycopene Content of
Tomato Products : Its Stability, Bioavailability, and In Vivo
Antioxidant Properties, J. Med. Food, (4), 9 15.
Anonim, 2009, Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul
Indonesia, Agromedia Pustaka, Jakarta, 34.
Badan Pusat Statistik, 2011, Produksi Sayuran di Indonesia,
http://www.bps.go.id., diakses tanggal 15 April 2016.
Bohm, V., Puspitasari-Nienaber, N. L., Ferruzi M. G., and
Schwarts, S. J., 2002, Trolox Equivalen Antioxidant Capacity of
Different Geometrical Isomer of - caroten, -caroten, Lycopene,
and Zeaxanthin, J. Agric. Food Chem, (50), 221- 226.
Braithwaite, A., and Smith, F. J., 1995, Chromatographic Methods,
Kluwer Academic Publishers, London.
Britton, G., Jensen, S.L., and Pfander, H., 1995, Carotenoids
Volume IA: Isolation and Analysis, Birkhauser Verlag, Berlin, 211.
Bruice, P.Y., 2004, Organic Chemistry, Fourth Edition, Prentice
Hall, Upper Saddle River, New Jersey.
Canene-Adams, K., Campbell, J. K., Zaripheh, S., Jeffery, E. H.,
and Erdman, J. W. Jr., 2005, The Tomato As a Functional Food, J.
Nutr, (135), 12261230.
Day, R. A., dan Underwood, A. L., 1999, Analisis Kimia
Kuantitatif, Penerbit Erlangga, Jakarta, 491.
DeMan, J. M., 1997, Kimia Makanan, Edisi 2, Penerbit ITB,
Bandung, 262 272.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007, Riset Kesehatan
Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Dutta, D., Chaudhuri,U.R., and Chakraborty, R., 2005, Structure,
Health Benefits, Antioxidant Property and Processing and Storage
of Carotenoids, African Journal of Biotechnology Vol. 4 (13), pp.
1510-1520.
Fuhramn, B., Elis, A., Aviram, M., 1997, Hypocholesterolemic
Effect of Lycopene and -Carotene is Related to Suppression of
Cholesterol Synthesis and Augmentation of LDL Receptor Activity
in Macrophage, Biochem Biophys Res. Commun, (23). 658662.
George, B., Kaur, C., Khurdiya, D. S., and Kapoor, H. C., 2004,
Antioxidant in Tomato (Lycopersicum esculentum) as a Function of
Genotype, Food Chem, (84), 45-51.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.