Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit infeksi di Indonesia yang

banyak menimbulkan

kematian adalah penyakit infeksi saluran pernafasan baik itu pernafasan


atas maupun bawah, yang bersifat akut atau kronis. Infeksi saluran nafas
akut (ISPA) ialah infeksi akut yang dapat terjadi disertai tempat
disepanjang saluran nafas dan adneki selnya (telinga tengah, cavum
pleura, dan paraanalisis). (Ngastiyah,2005)
World Health Organitation (WHO) tahun 2005 menyatakan
Propotional Mortality Ratio (PMR) balita akibat pneumonia di seluruh
dunia sekitar 19% atau berkisar 1,6 -2,2 juta dan sekitar 70% terjadi di
negara- negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Pada
tahun 2006, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia untuk kasus
pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Menurut hasil penelitian Johnson, dkk di Afrika Barat, dari 323
kasus pneumonia pada balita ditemukan 127 (39,3%) bronkopneumonia,
39 (12,1%) lobar pneumonia, dan 23 (7,1%) bronkopneumonia dan lobar
pneumonia.
Berdasarkan data WHO penyakit saluran pernafasn akut salah satu
penyumbang dari banyak penyebab kesakitan dan kematian. Pada tahun
2000 di El Salvador, Incidence Rate (IR) ISPA 252 per 1000 penduduk

dengan proporsi 52% pada umur dibawah 5 tahun. IR pneumonia dan


bronkopneumonia 44,7 per 1.000 penduduk dengan proporsi 38,3% pada
umur dibawah 1 tahun.
Infeksi saluran nafas bawah yang di dalamnya termasuk
bronkopneumonia

masih

menjadi

masalah

kesehatan

di

negara

berkembang maupun maju. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah


Tangga (SKRT) tahun 2001, penyakit saluran nafas bawah merupakan
penyakit penyebab kematian kedua di Indonesia. Laporan WHO tahun
2000 menyebutkan, penyebab kematian akibat infeksi adalah infeksi
saluran akut termasuk influenza dan pneumonia. Infeksi batuk rejan
ditemukan pula sebagai komplikasi penayakit saluran nafas lainnya,
terbesar ditemukan pada kasus (23,5%). Mengingat infeksi saluran nafas
bagian bawah ini bertanggungjawab atas 28,9% kematian anak balita
( medistra hospital.com).
Diketahui bahwa bronkopneumonia menempati urutan kesepuluh
setelah faringitis dan campak dengan presentase sebesar 1,53% ( tahun
2000 hanya 1,04%) dengan jumlah 3,37. Pada tahun 2001 presentasi
meningkat menjadi 1,61% setelah bronkitis akut (Badan Litbang
Kesehatan, 2001).
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur, dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2002:572).

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan


oleh bermacam - macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing (Ngastiyah, 2005).

Sedangkan Bronchopneumonia adalah

bronkiolus terminal yang tersumbat eksudat, kemudian menjadi bagian


yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobules, disebut
juga pneumonia lobaris ( Whaley & Wong, 2000).
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia
berarti cabang tenggorokan yang merupakan lanjutan dari trachea dan
pneumonia berarti peradangan pada jaringan paru - paru dan juga cabang
tenggorokan (broncus) (Arif Mansjoer, 2000)
Gangguan pada sistem pernapasan merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernapasan jauh lebih
sering terjadi dibandingkan dengan infeksi pada sistem organ tubuh lain
dan berkisar dari flu biasa dengan gejala-gejala serta gangguan yang relatif
ringan sampai pneumonia berat. ( Sylvia A Price,2005 ).
Bronkopneumonia paling sering didapatkan pada anak kecil dan
pada anak yang lebih besar dengan kondisi kronis yang mempengaruhi
fungsi pernafasan (misalnya fibrosis kistis, palsi selebral berat). Berbagai
organisme bisa menyebabkan infeksi ini. Bronkopneumonia seringkali
terjadi setelah bronkiolitis, infeksi paru dan batuk rejan ( hidayat, 2001).
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing yang mengenai daerah bronkus dan sekitar alveoli. Sedangkan upaya

yang penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat


merupakan tindakan yang utama dan untuk mencegah komplikasi yang
lebih fatal dan diharapkan pasien dapat kembali sembuh. Kerjasama
tenaga medis sangat diperlukan yaitu dengan melibatkan pasien dan
keluarganya. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarik
untuk

memberikan

Asuhan

Keperawatan

pada

An.

dengan

Bronkopneumonia

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatn anak dengan masalah
utama bronkopeumonia pada An. Z
2.

Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien bronkopneumonia
b. Mampu

merumuskan

diagnosa

keperawatan

pada

pasien

bronkopneumonia
c. Mampu melakukan intervensi pada pasien bronkopneumonia
d. Mampu

melakukan

tindakan

keperawatan

pada

pasien

bronkopneumonia
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien
bronkopneumonia

C. Metode Penulisan dan teknik Pengumpulan data


Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi. Adapun tehnik
penulisan bersifat deskriptif yaitu merupakan suatu gambaran kasus yang
dibaca. Sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1.

Observasi partisipatif
Yaitu mengatakan pengawasan langsung terhadap keadaan umum
pasien

serta

pengembangannya

sambil

melaksanakn

asuhan

keperawatan selama observasi


2.

Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pasien, keluarga
pasien, merawat serta membandingkan dengan data yang ada

3.

Studi dokomentasi
Yaitu mempelajari buku-buku laporan dan catatan medis serta
dokumen lainnya untuk membandingkan dengan data yang ada

4.

Studi pustaka
Yaitu mempelajari buku-buku referensi tentang penyakit yang
berhubungan dengan perawatan

D. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penyusunan
Karya Tulis ilmiah ini maka penulis akan menguraikan tentang sistematika
penulisan yaitu terdiri atas lima bab yaitu :
Bab I

: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,


metode penulisan dan teknik pengumpulan data serta
sitematika penulisan

Bab II : Tinjuan konsep dan teori terdiri dari pengertian, anatomi


fisiologis, etiologi /predisposisi, patofisiologis , manifestasi
klinik, penatalaksaan medis, kompilkasi, pengkajian fokus,
pathway, diagnosa keperawatan, fokus intervensi dan rasional.
Bab III : Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, pathway keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencaan, implementasi dan evaluasi
Bab IV : Pembahasan dimana akan membahas antara tinjauan kasus denag
proses keperawatan yang ada dalam tinjauan teori dari
pengkajian sampai evaluasi
Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai