Ophthalmology Brazil
Prata TS, Kanadani FN, Simoes R, Bernardo WM
http://dx.doi.org/10.1590/1806-9282.60.04.004
Pedoman penelitian, sebuah inisiatif dari Asosiasi Medis Brasil, yang bertujuan
menggabungkan informasi medis untuk membakukan prosedur dalam penalaran dan
pengambilan keputusan bagi para dokter.
Informasi yang diberikan melalui proyek ini harus dinilai secara teliti dan dikritik
oleh dokter yang bertanggung jawab atas penelitian yang akan dilakukan, bergantung
pada kondisi dan status klinis pada masing-masing pasien.
TUJUAN
Untuk mengevaluasi indikasi laser iridotomy pada pasien dengan glaucoma sudut
tertutup.
KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada konflik kepentingan.
PENGANTAR
Prevalensi glaukoma bervariasi berdasarkan usia dan asal etnis. Bagi para
Kaukasia dengan rentang usia sekitar 45 tahun, prevalensi glaucoma ini bervariasi dari
2,1% hingga 3% pada glaukoma primer sudut terbuka dan 0,3% pada glaukoma primer
sudut tertutup. Pada rentang usia 55 tahun, prevalensi ini mencapai 2,2% hingga 5% pada
Kaukasia, dan mencapai 47,8% pada warga Vietnam. Namun di seluruh dunia, glaukoma
sudut tertutup menjadi penyebab utama kebutaan1 (D).
Proses terjadinya glaukoma sudut tertutup ini ditandai dengan penutupan sebagian
atau keseluruhan sudut bilik mata depan karena kondisi anatomi yang menunjukkan
aposisi atau adhesi jaringan peripheral iris ke dalam dinding eksternal, dengan naiknya
intensitas tekanan intraokular (TIO). TIO di atas batas normal dapat menyebabkan
neuropati glaukoma optik dan mengancam penglihatan melalui dua cara: penutupan sudut
primer kronis (yang sebelumnya disebut sebagai glaukoma kronis) dan glaukoma primer
sudut tertutup (sifat kronis pada penyakit)
2,3
Dalam hal ini, orang-orang dengan TIO tinggi (sebuah pengukuran tak langsung
pada cadangan fungsional trabecular meshwork) cenderung lebih membutuhkan
pengobatan tambahan dalam mengontrol tingkat TIO.
Terdapat laporan yang menyatakan bahwa LPI sama efektifnya dengan bedah
iridectomy meskipun bersifat non-invasif, memiliki biaya yang lebih rendah, lebih
nyaman dan aman13,14 (D). Sehingga cenderung diindikasikan sebagai profilaksis15,16 (A).
Komplikasi yang telah dijelaskan mencakup perdarahan sementara pada lokasi
laser iridotomy, peningkatan TIO kronis, uveitis anterior, pembentukan sinekia posterior,
percepatan
kemungkinan
terjadinya
perkembangan
katarak
(kontroversial),
REKOMENDASI
Profilaksis Laser Peripheral Iridotomy harus dipertimbangkan pada pasien dengan
glaukoma primer sudut tertutup di satu mata serta pasien dengan riwayat glaukoma
primer sudut tertutup kronis lain (serangan glaukoma primer sudut tertutup
kronis). Dalam kasus ini, laser iridotomy harus lebih diutamakan ketimbang bedah
iridectomy. Hal Ini akan ditunjukkan dalam beberap kasus di mana pilihan pertama tidak
dapat dilakukan.
bahwa tidak ada cahaya yang jatuh pada pupil untuk menghindari pembukaan
sudut2,3 (D). Saat ini, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa glaukoma primer sudut
tertutup merupakan sebuah proses yang berkelanjutan yang menunjukkan kontinum dari
penyakit, yang dimulai dengan penutupan sudut dan berpuncak pada perkembangan
neuropati glaukoma optik. Klasifikasi berdasarkan evolusi penyakit ini dibagi menjadi
tiga tahap2 (D). Tahap penyakit dan karakteristik individu lainnya menentukan apakah
profilaksis Laser Peripheral Iridotomy diindikasikan atau tidak.
Dugaan sudut tertutup primer: apabila pasien memiliki sudut occludable (lihat
paragraf di atas untuk definisinya).
Pada pasien dengan penutupan sudut utama (tahap kedua), profilaksis Laser
Peripheral Iridotomy secara resmi diindikasikan. Pada tahap pertama ketika pasien masih
tidak menunjukkan tanda-tanda penutupan sudut primer (TIO normal dan tidak adanya
goniosynechia / imprint), keputusan apakah diperlukan untuk melakukan profilaksis laser
iridotomy juga bergantung pada analisis beberapa faktor individu penting di luar
klasifikasi yang telah dijelaskan, seperti: munculnya gejala, riwayat keluarga penderita
glaukoma atau kebutaan, kapasitas tindak lanjut pada pasien, kondisi sosial ekonomi
pasien, dan tingginya frekuensi akan kebutuhan dilatasi pupil. Perlu dicatat bahwa dalam
kasus ini (tahap pertama) beberapa literatur tidak memberikan banyak dukungan dan
masih sangat sedikit yang diketahui dari riwayat pasien. Selain itu, terdapat kekurangan
uji klinis acak yang membandingkan profilaksis laser iridotomy dengan kelompok
kontrol22 (B) 23 (C). Jika pilihannya adalah tidak melakukan prosedur laser, pengamatan
klinis pada sudut iridokornea dan pengukuran TIO pada setiap kunjungan rutin akan
menjadi hal yang penting untuk dilakukan2 (D). Timbulnya gejala atau tanda-tanda
terjadinya penuntupan sudut yang diidentifikasi pada evaluasi gonioscopic merupakan
indikasi mutlak untuk iridectomy.
REKOMENDASI
Profilaksis laser iridotomy diindikasikan dalam setiap kasus yang didiagnosis
sebagai penutupan sudut primer (pasien tanpa glaukoma, tetapi dengan imprint dan/
goniosynechia atau meningkat TIO). Dalam kasus dugaan penutupan sudut primer
(adanya sudut occludable, tapi TIO normal dan tidak adanya goniosynechia dan/ imprint),
literatur medis belum memberikan kejelasan konsensus, apakah prosedur profilaksis laser
diindikasikan atau tidak, bergantung pada faktor-faktor yang telah dibahas sebelumnya.
Best Regards,
STU TRANSLATION | 089 764 302 12