Anda di halaman 1dari 6

PENGOBATAN GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP (Angle-closure)

Ophthalmology Brazil
Prata TS, Kanadani FN, Simoes R, Bernardo WM

http://dx.doi.org/10.1590/1806-9282.60.04.004

Pedoman penelitian, sebuah inisiatif dari Asosiasi Medis Brasil, yang bertujuan
menggabungkan informasi medis untuk membakukan prosedur dalam penalaran dan
pengambilan keputusan bagi para dokter.
Informasi yang diberikan melalui proyek ini harus dinilai secara teliti dan dikritik
oleh dokter yang bertanggung jawab atas penelitian yang akan dilakukan, bergantung
pada kondisi dan status klinis pada masing-masing pasien.

DESKRIPSI TENTANG METODE PENGUMPULAN DATA


Tinjauan literatur berupa artikel ilmiah dalam pedoman ini diperoleh dari database
Medline, Cochrane dan SciELO. Pencarian bukti data diperoleh dari skenario klinis yang
sebenarnya dengan kata kunci (istilah MeSH) yang dikelompokkan dalam sintaks
berikut: (glaucoma, angle-closure or glaucoma, closed angle or glaucoma,
uncompensative or glaucoma, uncompensative or angle closure glaucoma or angle
closure glaucoma or glaucoma, angle closure or glaucoma, narrow-angle) dan
(iridectomy or corectomy or corectomies or laser therapy). Artikel-artikel dipilih setelah
melalui tahapan evaluasi yang sangat kritis terhadap kepastian (validitas) bukti ilmiah,
dan publikasi dari bukti ilmiah yang paling valid digunakan sebagai bahan
rekomendasi. Hasil rekomendasi diambil dari diskusi kelompok. Keseluruhan pedoman
ini ditinjau oleh kelompok independen yang terdiri dari para spesialis pedoman klinis
berbasis bukti ilmiah.

TINGKAT REKOMENDASI DAN KEKUATAN (VALIDITAS) BUKTI ILMIAH


A. Penelitian eksperimental atau observasional dengan tingkat konsistensi tinggi.
B. Penelitian eksperimental atau observasional dengan tingkat konsistensi yang
lebih rendah.
C. Laporan kasus (penelitian tanpa kontrol).

D. Pendapat tanpa evaluasi kritis, berdasarkan konsensus, studi fisiologis, atau


model hewan.

TUJUAN
Untuk mengevaluasi indikasi laser iridotomy pada pasien dengan glaucoma sudut
tertutup.

KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada konflik kepentingan.

PENGANTAR
Prevalensi glaukoma bervariasi berdasarkan usia dan asal etnis. Bagi para
Kaukasia dengan rentang usia sekitar 45 tahun, prevalensi glaucoma ini bervariasi dari
2,1% hingga 3% pada glaukoma primer sudut terbuka dan 0,3% pada glaukoma primer
sudut tertutup. Pada rentang usia 55 tahun, prevalensi ini mencapai 2,2% hingga 5% pada
Kaukasia, dan mencapai 47,8% pada warga Vietnam. Namun di seluruh dunia, glaukoma
sudut tertutup menjadi penyebab utama kebutaan1 (D).
Proses terjadinya glaukoma sudut tertutup ini ditandai dengan penutupan sebagian
atau keseluruhan sudut bilik mata depan karena kondisi anatomi yang menunjukkan
aposisi atau adhesi jaringan peripheral iris ke dalam dinding eksternal, dengan naiknya
intensitas tekanan intraokular (TIO). TIO di atas batas normal dapat menyebabkan
neuropati glaukoma optik dan mengancam penglihatan melalui dua cara: penutupan sudut
primer kronis (yang sebelumnya disebut sebagai glaukoma kronis) dan glaukoma primer
sudut tertutup (sifat kronis pada penyakit)

2,3

(D). Sangat penting untuk mengetahui

faktor-faktor epidemiologi dan ocular yang mempengaruhi terjadinya glaukoma sudut


tertutup yang mengarah pada glaukoma primer sudut tertutup, seperti: jenis kelamin
perempuan, usia lanjut, keturunan Asia Timur, sudut sempit, kedangkalan ruang anterior,
pengurangan diameter kornea, kelengkungan radius kornea yang lebih kecil, mata dengan
diameter aksial kecil, serta perpindahan anterior / peningkatan diameter anteroposterior
pada lensa mata3 (D) 4,5 (C).

PADA PASIEN DENGAN GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP KRONIS


DI SATU MATA, MAMPUKAH PROFILAKSIS LASER IRIDOTOMY PADA
MATA KONTRALATERAL DIINDIKASIKAN?
Penduduk asli Greenland memiliki ruang anterior dangkal sebagaimana telah
dijelaskan pada kasus populasi dunia dan proporsi kebutaan pada penderita glaukoma
sudut tertutup berkurang dari 64% menjadi 9% dalam waktu 37 tahun melalui adopsi
tindakan profilaksis seperti mengukur kedalaman ruang anterior, pengujian Van Herick,
gonioscopy, bedah iridectomy atau laser iridotomy 6 (D).
Setelah mengalami proses penutupan sudut primer kronis, tindakan iridotomy
pada mata kontralateral dapat mencegah proses yang serupa dalam banyak kasus.
Peningkatan tekanan intraokular (TIO) terjadi pada sekitar 12% mata pasien yang telah
diobati, dan 75% pada mata tidak diobati 7 (A ) 8-10 (C).
Sebuah penelitian retrospektif yang dilakukan di Singapura melibatkan subyek
dengan usia rata-rata 64 tahun (87,5% penduduk Cina) dengan glaukoma primer sudut
tertutup kronis (yang didefinisikan melalui dua indikasi dari gejala-gejala berikut: sakit
periokular, mual, muntah atau keduanya; tingkat TIO di atas 21 mmHg yang dikaitkan
dengan setidaknya tiga tanda-tanda berikut: injeksi konjungtiva, edema pada epitel
kornea, pupil non-reaktif, serta ditemukannya sudut occludable pada gonioscopy). Dalam
penelitian ini, penulis menemukan bahwa setelah pengobatan profilaksis dengan Laser
Peripheral Iridotomy (LPI), 71 mata kontralateral (88,8% mata pasien yang diobati
dengan LPI) menunjukkan kontrol TIO yang baik dalam jangka panjang, tanpa perlu
pengobatan tambahan untuk glaukoma dan tanpa indikasi kambuh kembali (rata-rata
pengobatan sekitar 51 bulan)9 (C).
Namun, hasil kontroversial telah dilaporkan dalam studi retrospektif yang
dilakukan Chen dkk., yang menganalisa individu (usia rata-rata 71,8 tahun) dengan
glaukoma primer sudut tertutup kronis yang diobati dengan LPI dan Nd: Laser YAG.
Penelitian ini menemukan adanya frekuensi tinggi dari elevasi TIO (92,6% mata pasien)
selama periode median dari 36 bulan. Dalam studi ini, sekitar 52% kasus membutuhkan
perawatan lebih lanjut untuk mengontrol tekanan TIO11 (C). Sebuah studi terbaru yang
dilakukan Rao dkk. menunjukkan bahwa TIO pada saat presentasi (sebelum perawatan
laser) merupakan prediktor penting dari keberhasilan atau kegagalan prosedur pengontrol
tekanan TIO dalam jangka menengah-panjang12 (C).

Dalam hal ini, orang-orang dengan TIO tinggi (sebuah pengukuran tak langsung
pada cadangan fungsional trabecular meshwork) cenderung lebih membutuhkan
pengobatan tambahan dalam mengontrol tingkat TIO.
Terdapat laporan yang menyatakan bahwa LPI sama efektifnya dengan bedah
iridectomy meskipun bersifat non-invasif, memiliki biaya yang lebih rendah, lebih
nyaman dan aman13,14 (D). Sehingga cenderung diindikasikan sebagai profilaksis15,16 (A).
Komplikasi yang telah dijelaskan mencakup perdarahan sementara pada lokasi
laser iridotomy, peningkatan TIO kronis, uveitis anterior, pembentukan sinekia posterior,
percepatan

kemungkinan

terjadinya

perkembangan

katarak

(kontroversial),

dekompensasi kornea dan efusi ciliochoroidal 17 (B) 18 (C).

REKOMENDASI
Profilaksis Laser Peripheral Iridotomy harus dipertimbangkan pada pasien dengan
glaukoma primer sudut tertutup di satu mata serta pasien dengan riwayat glaukoma
primer sudut tertutup kronis lain (serangan glaukoma primer sudut tertutup
kronis). Dalam kasus ini, laser iridotomy harus lebih diutamakan ketimbang bedah
iridectomy. Hal Ini akan ditunjukkan dalam beberap kasus di mana pilihan pertama tidak
dapat dilakukan.

PADA SITUASI ANATOMI SINUS CAMERULAR SEPERTI APA TERDAPAT


INDIKASI PROFILAKSIS LASER IRIDOTOMY?
Selama pemeriksaan mata rutin, kehadiran synechia anterior mungkin
mengindikasikan terjadinya penutupan sudut primer. Dalam kasus ini, terdapat bukti
bahwa profilaksis laser iridotomy yang dilakukan lebih awal dapat membantu mencegah
terjadinya penutupan sudut primer kronis (serangan glaukoma primer sudut tertutup
kronis), dengan pengaruh langsung pada pendalaman ruang anterior6 (D) 19 -21(C).
Dalam studi populasi sebelumnya telah ditunjukkan bahwa definisi epidemiologi
dari penyempitan sudut atau kemungkinan oklusi (occludable) tidak akurat. Definisi
praktis yang lebih sering diadopsi hari ini yaitu bahwa setiap mata dengan meshwork
posterior trabecular (bagian berpigmen dari trabecular meshwork) tidak dapat dilihat pada
gonioscopy 180 derajat atau lebih, tanpa manuver tambahan, dalam posisi tatapan utama,
dalam kondisi ruangan gelap, menggunakan sinar lampu celah sempit, dan pastikan

bahwa tidak ada cahaya yang jatuh pada pupil untuk menghindari pembukaan
sudut2,3 (D). Saat ini, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa glaukoma primer sudut
tertutup merupakan sebuah proses yang berkelanjutan yang menunjukkan kontinum dari
penyakit, yang dimulai dengan penutupan sudut dan berpuncak pada perkembangan
neuropati glaukoma optik. Klasifikasi berdasarkan evolusi penyakit ini dibagi menjadi
tiga tahap2 (D). Tahap penyakit dan karakteristik individu lainnya menentukan apakah
profilaksis Laser Peripheral Iridotomy diindikasikan atau tidak.

Dugaan sudut tertutup primer: apabila pasien memiliki sudut occludable (lihat
paragraf di atas untuk definisinya).

Sudut tertutup primer: apabila pasien telah menunjukkan tanda-tanda proses


terjadinya penutupan sudut primer baik itu Imprint dan/ goniosynechia atau
peningkatan TIO.

Glaukoma primer sudut tertutup: bila pasien menunjukkan tanda-tanda


neuropati glaukoma optik dan/ cacat visual konsisten dengan glaukoma.

Pada pasien dengan penutupan sudut utama (tahap kedua), profilaksis Laser
Peripheral Iridotomy secara resmi diindikasikan. Pada tahap pertama ketika pasien masih
tidak menunjukkan tanda-tanda penutupan sudut primer (TIO normal dan tidak adanya
goniosynechia / imprint), keputusan apakah diperlukan untuk melakukan profilaksis laser
iridotomy juga bergantung pada analisis beberapa faktor individu penting di luar
klasifikasi yang telah dijelaskan, seperti: munculnya gejala, riwayat keluarga penderita
glaukoma atau kebutaan, kapasitas tindak lanjut pada pasien, kondisi sosial ekonomi
pasien, dan tingginya frekuensi akan kebutuhan dilatasi pupil. Perlu dicatat bahwa dalam
kasus ini (tahap pertama) beberapa literatur tidak memberikan banyak dukungan dan
masih sangat sedikit yang diketahui dari riwayat pasien. Selain itu, terdapat kekurangan
uji klinis acak yang membandingkan profilaksis laser iridotomy dengan kelompok
kontrol22 (B) 23 (C). Jika pilihannya adalah tidak melakukan prosedur laser, pengamatan
klinis pada sudut iridokornea dan pengukuran TIO pada setiap kunjungan rutin akan
menjadi hal yang penting untuk dilakukan2 (D). Timbulnya gejala atau tanda-tanda
terjadinya penuntupan sudut yang diidentifikasi pada evaluasi gonioscopic merupakan
indikasi mutlak untuk iridectomy.

REKOMENDASI
Profilaksis laser iridotomy diindikasikan dalam setiap kasus yang didiagnosis
sebagai penutupan sudut primer (pasien tanpa glaukoma, tetapi dengan imprint dan/
goniosynechia atau meningkat TIO). Dalam kasus dugaan penutupan sudut primer
(adanya sudut occludable, tapi TIO normal dan tidak adanya goniosynechia dan/ imprint),
literatur medis belum memberikan kejelasan konsensus, apakah prosedur profilaksis laser
diindikasikan atau tidak, bergantung pada faktor-faktor yang telah dibahas sebelumnya.

Thanks for having used our translation service,


For further responses, revises, or questions
Please feel free to contact

Best Regards,
STU TRANSLATION | 089 764 302 12

Anda mungkin juga menyukai