Anda di halaman 1dari 191

Pangkalan Udara Tabing, Padang. 0000 jam.

Markas komando Gabungan Operasi


Khusus TNI.
Beberapa truk membelah kegelapan Malam. Tubuh-tubuh turun dari truk dan mulai
berkumpul disekitar rerumputan, namun bila dilihat lebih teliti rerumputan itu
adalah sekumpulan glider buatan PTDI. Terkamuflase dengan baik dan tersembunyi
diantara sesemakan landasan. Beberapa kali
pengeboman Malaysia menerpa pangkalan ini tetapi luput mengenai target asli.
Komandan Kompi 3 Batalyon Intai Amphibi Marinir, Kapten (Mar) Fitrio Nugraha
melambai pada anggotanya untuk segera mengeluarkan pesawat-pesawat itu dari
tempatnya. Sementara dua orang sersan melambai menyuruhnya masuk ke dalam
gudang senjata Pangkalan.
bagaimana kiriman baru dari Bandung Predz? tanya Rio pada seorang Sersan
Kopaska yang misterius dan di-BKO-kan ke Kompinya.
sudah tiba sesuai dengan pesanan anda kapt, mengapa anda repot-repot mau
meminta benda yang bahkan belum diuji secara menyeluruh ini? sersan Kampredz
adalah salah satu anggota Paska yang bertanggung jawab memimpin sekitar enam
orang anggotanya untuk menyerbu markas Komando Brigade ke-enam. Tak ada
seorangpun yang masih hidup yang tau siapa nama aslinya.
aku sudah muak dengan senapan SS-1, di Priok kemarin aku hampir mati gara-gara
senapan sialan itu macet. Kapten Rio membuka peti kayu dan mengeluarkan
sepucuk senapan yang bentuknya hampir mirip dengan SS1 tetapi seluruh bodinya
dibuat dari plastik. Senapan ini tidak memiliki handguard, hanya dipenuhi dengan
rail dan dudukan tempat asesoris.
Rio mengelus senapan berminyak dan berbau minyak rem itu. Tangannya meraih
popor tarik-lipat yang mirip dengan popor FNH SCAR, dan bentuknya memang mirip
dengan senapan buatan FN itu. Kecuali dari segi buatan dan penyelesaiannya yang
kasar.
SS-3 SPAR (special purpose assault rifle) adalah senapan terbaru buatan Pindad,
amat tangguh dan dipenuhi dengan teknologi yang bahkan belum pernah diuji dan
diintegrasikan dalam arsenal TNI. Bentuknya aneh dan buruk rupa, dimulai dari
laras 1:7 dengan pejera yang terlipat kebawah, senapan ini memiliki optik refleksif
yang sudah terintegrasi dengan bodi senapan, optik buatan LIPI berkekuatan 1,5
kali ini dilapisi dengan tritium yang sudah terbukti kehandalannya.
Diatas dudukan teleskop internal terdapat sebuah jalur dudukan untuk meletakkan
optik tambahan MIL STD rail, sehingga siapapun bisa memakai dua buah teleskop
tanpa perlu bongkar pasang yang rumit. Pada popornya terdapat dua keistimewaan,
bisa dilipat bila perlu dan bisa ditarik ulur seperti pada senapan M4 demi
kenyamanan sang petembak.
Kapten Rio mengangguk dan setiap orang dalam kompi kecuali operator senjata
berat mengambil senapan sesuai dengan peruntukannya masing-masing. Ada tiga

varian yang dipesan, laras standar 16 untuk para penyandang senapan, laras
kompak 14 untuk para penyerbu jarak dekat, dan laras panjang 22 untuk para
penembak jitu. Para sniper juga mendapat bingkisan khusus yakni senapan SPR-3.
oh ya, profesor Garandman memberi anggotamu oleh-oleh Kapten. Bisik sersan
Kampredz ketika para operator demolisi mengambil senapannya. Dan ia
mengeluarkan peti lain. Bertuliskan PALASIK pada bodinya.
ini adalah CWAIM atau compact wide area Impact munition. Agak berat memang,
butuh dua orang untuk mengoperasikannya, tetapi benda ini bisa membuat area
dalam radius duapuluh meter jadi rongsokan seketika.
he? Kau bercanda ya?
tidak, aku sudah mengujinya di Cilangkap, satu proyektil ini berhasil merontokkan
dua tank malingsia sekaligus mengubahnya jadi potongan besi.
kau membual lagi predz!
terserahmulah.
Markas Komando Lapangan Divisi Kabau Merah,
Kolonel Daniel Antoine menghela nafas panjang diantara bungker sempit penuh
asap rokok dan teriakan tak jelas dari segala penjuru. Pangkatnya Kolonel tapi kini
dia akan memimpin operasi penembakan artileri terbesar sepanjang sejarah
republik.
Artileri dari tiga Divisi setidaknya duaratus pucuk meriam dari berbagai kaliber dan
lebih dari delapanpuluh pelontar roket kini terjajar rapi didalam baterai-baterai yang
terkamuflase dengan susah payah. Terserak diantara tiga atau empat baterai artileri
palsu yang akan mengumpan pesawat malaysia untuk mengebomnya.
Mayor Sitorus, bagaimana dengan analisa target pengeboman? tanya nya pada
opsir intelijen elektronik Divisi. Pria ini bertanggung jawab untuk memastikan posisi
transmitter-transmitter tingkat divisi hingga batalion mekanis Malaysia.
kita sudah mendapatkan lebih dari enampuluh target yang akan dibombardir
dalam gelombang pertama. Kemudian penembakan akan diarahkan pada situs-situs
antiserangan udara mereka, sehingga grup tempur gabungan kita bisa masuk. Misi
akan berlangsung dua menit lagi.
bagus aku akan menunggu. Tak perlu lama, kolonel Antoine sudah merasakan
bumi yang ia pijak gemetar bersamaan dengan menyalanya langit disekitarnya.

Baterai Artileri Bergerak 152mm AAAS (Anoa Advanced Arty system).


Letnan Andre Wijaya alias Kho Cui Lan meletakkan telepon lapangannya dan
mengangguk pada delapan kepala yang segera berbicara pada telepon lapangan

yang mengontrol delapan meriam kaliber 152mm.


gunline mulai tembakan,time on target airburst grid 031-440-218, delapan
menit, fire at will. Bisikan itu disusul dengan letupan-letupan meriam membelah
langit dengan kilatan-kilatan kuning jingga.
koreksi tembakan delapan ratus mil ke utara, walking barrage, munisi tandan.
Out.
dimengerti, delapan ratus mil utara, walking barrage munisi tandan, fire for effect.
Serempak beberapa meriam menggeser elevasinya beberapa derajat dalam
rangkaian tembakan yang disesuaikan dengan kecepatan manusia berjalan.
meminta bantuan tembakan creeping barrage pada TRP-201 seratus mil atas,
duaratus mil selatan.
Beberapa ledakan muncul di belakang posisi mereka dan mendekat dengan
kecepatan seperti setan. Letnan Wijaya segera memberi perintah
tembakan musuh pak, kontrabaterai dalam persiapan.
alihkan tembakan meriam satu dan tiga, kontrabaterai, suksesi rapid, munisi
airburst! namun terlambat, satu meriam dihancurkan dalam suksesi tembakan
telak, membunuh setidaknya duabelas anggotanya.
menangkap sinyal dari komando regimental musuh perintah pak? suara sersan
dibalik konsol komunikasi seolah tanpa emosi meskipun tahu ia tengah ditembaki
dengan peluru sebesar kepalanya.
sinkronisasi kecepatan laras, aktifkan bombardir time on target dalam lima detik,
munisi HE, Willie Pete dan tandan!
Baterai itu terdiam sesaat dan laras-laras itu mengarah pada satu titik. Meriam itu
meledak dalam rangkaian tembakan yang keliatan acak namun terhitung jelas
untuk memastikan kedelapan peluru tiba disaat yang sama dan membuat siapapun
tak sempat untuk menghindar.
cease fire, stand by untuk target lain hentikan tembakan, diulangi hentikan
tembakan! letnan Wijaya mendengar deruan puluhan pesawat melewati posisinya,
pertama-tama pesawat tempur, kemudian pesawat angkut dan puluhan glider,
disusul dengan heli-heli yang terbang rendah menuju utara.
Batalion 301, Brigade 1, Divisi Perlawanan Rakyat Lancang Kuning. Kulim, Duri, Kab
Bengkalis.
Mayor Leonhard Situmorang menatap jalur penuh Mayat dihadapannya tanpa
makna. Bau tajam dari mesiu yang menghujani posisi malaysia seribu meter
jauhnya terasa menusuk. Mayat-mayat tak terlihat jelas dalam samar mentari dini

hari, bercampur baur antara tentara malaysia dan orang-orangnya sendiri.


Leon mengambil bayonetnya dan berdiri paling depan. Hujan debu dan minyak
membasahi seragamnya yang sudah brhari-hari diterpa siksa. Keningnya yang
diperban terasa perih. Ia mengambil magasin terakhirnya dan melambai.
demi ibu pertiwi majuuuu!
URAAAAAAAA!
Sejumlah orang melempar granat asapnya dan berlari seperti setan melaju dalam
derap-derap tanpa irama dan birama. Diiringi dengan desingan peluru senapan
mesin dan letupan meriam tank Malingsia. Lima ratus tubuh menerjang maju tanpa
rasa sesal tanpa rasa takut meski airmata dan raungan bercucuran dalam udara.
Mayor leon merasakan seseorang disampingnya tercabik oleh tembakan mortir,
tubuhnya tercerai berai dan beberapa lainnya tersungkur, tanpa tangan, tanpa
kepala terkadang mereka terjatuh tanpa nyawa dalam keheningan. Mayor Leon
berlari zig-zag berlari dalam dunia penuh kepingan berkecepatan tinggi yang akan
mencincangnya dalam sekejap, tetapi adrenalin dalam tubuhnya terus meyakini ia
tak terkalahkan, ia akan menembus ini.
Akhirnya separuh dari pasukannya berhasil menerjang masuk dalam parit
pertahanan malaysia, memulai baku tembak jarak dekat. Leon menusukkan
bayonetnya pada seorang perwira dan menyingkirkan pria itu dengan satu
tendangan ke samping.
Seseorang mencekiknya dengan senapan, leon meraih pisaunya dan menikam
ginjal pria itu. Satu sikutan dan leon menghantamkan popor senapannya ke
tenggorokan sang musuh. Satu orang lagi menikamnya dengan bayonet namun
luput dan senapannya terlempar. Leon mengambil topi bajanya dan menghantam
pria itu dihidung dan menerjangnya. Selagi bergulat ditanah ia menggigit leher pria
itu. Darah menyembur dari luka fatal dipembuluh darah yang putus dan sang pria
gemetaran meregang nyawa.
Tembakan-tembakan singkat, ledakan granat dan teriakan keduabelah pihak
mewarnai parit yang kini becek oleh darah dan dikotori mayat serta kotoran
manusia yang tertumpah dari perut yang tercabik. Dan semenit kemudian hening
berhenti.
Seseorang melempar granat ke arah tiang bendera malaysia dan beberapa tubuh
tercerai berai terhambur ke udara. Mayor Leon berlari dan menurunkan bendera
malaysia sementara beberapa tembakan dan mortir meledak disekitarnya. Seorang
prajurit muda yang melindunginya terlempar, beberapa pecahan mortir memutus
kakinya dan mencabik dadanya.
Mayor Leon meraih bendera merah putih bercampur darahnya sendiri dari dalam
bajunya. Mengereknya ke atas diiringi sorak sorai pasukannya yang tertindas. Leon

merasa puas, puas karena ia berhasil membalaskan dendam anakbuahnya tapi


Sekumpulan deruan rendah terdengar dan ia merasa pias ledakan kembali
berhamburan dan beberapa orang lagi terbunuh. Ia bisa melihat delapan tank
abrams malaysia mendekat dengan kecepatan penuh. Menyerang kembali untuk
merebut tanahnya yang tercinta.
Putus asa, marah tak berdaya ia membanting tinju ketanah sembari berlindung
dari tembakan. Ia meraih pistolnya dan menembak tanpa daya ke arah tank-tank itu
sebelum.
Tank-tank itu meledak bergiliran. Leon melihat ke belakang dan setidaknya lima
tank lain yang mengibarkan bendera merah putih melesat maju dengan asap
mengepul. Menggilas mayat-mayat dan melintas parit dengan mudah. Tank-tank
malaysia menembakkan rudal dan peluru meriam ke arah mereka.
Berledakan menutupi bodi tank itu. Leon kembali merasa kecewa karena bantuan
yang susah payah mencapai front hancur berantakan. Namun tank itu kembali
bergerak dan balik menembak ke tank-tank yang tersisa. Bahkan tank itu hanya
tergores akibat tembakan meriam malaysia. Bagaimana bisa?
Satu rudal lagi mendekat dan kubah tambahan diatas tank itu bergerak,
menghamburkan sinar-sinar berasap mencegat rudal tersebut yang hancur tak
sampai sepuluh meter dari kubah depan. Satu rangkaian tembakan lagi
menghancurkan Abrams Malaysia. Dan tank-tank itu melaju ke depan, bersama
dengan puluhan tank-tank ringan BMP Marinir, panser Anoa dan tank Ringan
Komodo menggilas front yang berdarah-darah.
Seorang Mayor keluar dari tingkap tank dan memberi salut padanya sembari
melintas. Leon membalasnya dan melambai sembari mencaci maki mereka karena
begitu lama. Ia hanya sempat melihat hull-art pengendara motor berkepala
tengkorak dengan api biru bertuliskan bluerider 6089

Chapter I : Perpisahan
SIDE STORY of Major Ruslan Djambek
His Life Story begin :
Chapter I
1982, Ngarai Sianok, Kampung Pisang Sumatera Barat...
14:15, angin dingin berhembus menyusuri lembah Indah bernama Ngarai Sianok.
Mengikuti kelak kelok sungai yg mengalir di dasar lembahnya seperti seekor naga

perak yg berkilau di sinari matahari. Angin yang sama menyelusuri semak belukar
dan ilalang, naik ke atas dataran tinggi di kaki gunung Marapi. Mengelus lembut
Hutan-hutan Bambu, Cemara dan Pinus yang tumbuh indah dan subur di kaki gunung
aktif itu.
Di sekitar belantara itu terletak kampung kecil, mungkin cuma 60 keluarga yang
hampir semua penduduk nya adalah petani dan peladang. Di sebuah rumah tua yang
kokoh dengan atap seperti tanduk kerbau yg bersisian, suasana hening dan sunyi.
Hanya suara kicau burung rimba dan Unggas peliharaan yang terdengar...tapi nun
agak jauh di belakang rumah Indah dan eksotis itu, di antara palunan hutan2 bambu
terdengar teriakan2 dan bentakan-bentakan pendek.
Seorang laki-laki paruh umur, sekitar 40 an tahun berdiri gagah dengan kaki
terpentang lebar. Bertelanjang dada, memperlihatkan otot2 badannya yang agak
kurus namun dengan otot keras, liat dan kokoh. Laki2 paruh baya dengan tinggi
tubuh sekitar 175 cm itu tengah mengawasi seorang remaja kecil tanggung yang
tengah berdiri di tengah2 hutan bambu tersebut.Anak bujang tanggung tersebut
memegang sebilah tongkat kayu dengan panjang 2,5 depa. sebatang tongkat kayu yang
lurus dan bagus.
Suasana hening dan senyap...bahkan jengkerik pun seolah2 takut utk bersuara.
Semilir angin lembut tiba2 berhembus dan menyisir rumpun bambu, merontokkan dan
meluruhkan 6-8 helai daunnya ke bumi.
Remaja tanggung tadi diam tegak lurus, tangan kanannya memegang tongkat kayu tsb
dg kuat sementara tangan kirinya tergantung lemas , sangat lemas seperti seolah2
tidak bertulang.
Daun2 bambu itu jatuh di tempat yg tidak teratur, ada yg dekat dan ada yg

beberapa meter jauhnya.


Tiba-tiba keheningan itu di pecahkan oleh suara bentakan dari kerongkongan bujang
tanggung tadi dan di ikuti oleh bergerak nya tubuh nya. Entah bagaimana, tahu2
tangan kirinya telah memegang sebuah benda berkilat dan tajam , lalu di ikuti
gerakan menebas, memacung dan menusuk, lalu anak tersebut melompat seperti seekor
tupai di dahan lalu bergulung di tanah sebanyak 2 kali ke kanan dan 2 kali ke
kiri , kemudian melompat tegak secara tiba2, sambil tangan krinya menebas dan
memancung kanan, kiri dan depan.
Entah bagaimana pula, tahu2 tangan kiri tersebut sudah dalan kondisi kosong
kembali, tidak memegang apa-apa. Sedangkan di tangan kanannya tetap memegang erat
tongkat kayu tadi.
Lelaki paruh baya tadi nampak menghela napas agak berat...dan berkata " nak, kamu
gagal lagi....!"
dan kemudian dia berjalan mendekat, sambil bicara..."masih ada 3 helai daun bambu
yg tidak terbelah..." dan dia jongkok dan mengambil 3 helai daun bambu yg masih
utuh terpencar dalam jarak 1 meter...
Si anak hanya terdiam...dan menunduk lalu berkata "ma'afkan Ulan , pak..."
Si Bapak hanya diam dan kemudian berkata, harus lebih keras lagi atau nama besar
kakek mu hanya omong kosong .
Kemudian dia memegang kepala anak lelaki tersebut dan berkata, sudah mau ashar,
ayo kita pulang sekarang, sekalian mandi dan sholat.
Baru saja Bapak dan anak tersebut jalan beberapa langkah terdengar bunyi mendadak
dari benda hitam segenggaman tangan dgn lampu led merah dan biru gelap, dimana
lampu led biru tersebut berkedip2 pertanda ada sinyal masuk. Benda tersebut
terletak di atas sebuah batu layah berukuran 3,5 meter persegi. Di atas batu

tersebut teronggok pakaian dengan loreng Kopassus, 3 Mag penuh amunisi, Pistol
berukuran besar dengan picatiny rail plus scope dan 2 gulungan kulit di ikat
tali. lalu beberapa alat lagi berukuran sebesar kotak rokok dengan warna yg sama,
hitam.
Sang Bapak tertegun sebentar kemudian dengan sigap tangannya yg kukuh itu sudah
mengambil benda hitam yang ternyata adalah telephone satelit.
" Ini Kapten Djambek, ada apa...?...."
"...baik jenderal, ...team Alfa hilang tanpa khabar? Recon dari taifib sudah
bergerak..?...siap !! baik jenderal...,2 jam lagi team ready !
Sang Bapak terdiam sejenak, kemudian berbalik dan menatap tajam mata anaknya..
"...Bapak ada firasat, kali ini sangat buruk ,...yang terburuk !!"
rise of Panzer Elite!!!

Brigade Ke-7 Garuda, Bluerider Detachment, Rise of Panzer Elite. Martyrheart Lane.
Letnan Kolonel Ruslan Djambek meludahkan sisa terakhir dari udara penuh asap solar terbakar
dan bau mayat yang terpanggang didalam truk-truk yang terkikis oleh serbuan tank-tank-nya.
Sersan Guntur sibuk mengatur meriam 152mm yang menjadi senjata utamanya.
Angga, bawa kita ke selatan, kita akan mengitari jalur ini.
siap Letnan Kolonel! Hidrolik ke 500 PS. Mesin gas turbin sirkuit tertutup tank Black Eagle
itu menderum sesaat dan melaju dalam akselerasi tinggi menuju kecepatan 40 km/h memotong
tanah keras terbakar yang dibasahi darah keduabelah pihak.
Letkol Djambek menutup tingkap tanknya ketika radar CIWS melaporkan bahwa mereka
mendeteksi lima rudal melesat menuju tank-nya. Tanpa dipandu secara otomatis kanon mesin
tabur kaliber 32 gauge itu menyalak, menghamburkan ratusan gotri baja berdiameter 5,56mm
yang menghancurkan seketika kelima rudal dalam jarak limapuluh meter.
infanteri musuh, jam dua, seribu meter! teriak Letkol Djambek, isi termo!
Sersan Guntur menekan tuas pengganti munisi otomatis, termo loaded.

solusi tembakan!
rekomendasi tembakan beruntun termo, lasing! Solusi set!
TEMBAK!!!!
KRAAAAAK KRAAAAK!
Kabin tank terasa sesaat penuh sesak dengan asap mesiu. Letkol Djambek mengintip melalui
periskop lapangan dan melihat infanteri melaysia berlarian setelah kubu mereka dihantam
ledakan proyektil termobarik. Letkol Djambek memanjat tingkap tank-nya dan meraih senapan
mesin NSV kaliber 12,7.
Semua tank dari detasemennya kini menembaki siapapun yang bergerak. Beberapa komandan
tank yang cari aman lebih memilih memakai kanon CIWS Bodi Piliang dalam kondisi
antipersonil otomatis yang membantai siapapun yang hidup dan bernyawa dalam seratus meter.
Letkol Djambek melirik ke arah samping dan melihat tiga tank Abrams Malaysia mendekat.
tank! Abrams, isi Sabot.
sabot Loaded solusi dalam proses.
lasing!
set!
tembak! Rentetan otomatis! serempak lima tank menembak dan peluru sabot berkaliber 75mm
itu menembusi lambung tank malaysia. Ketiga tank meledak hampir sesaat dan kubah mereka
terhambur ke udara, awaknya tidak cukup cepat untuk menyadari mereka menjadi sosis bakar
oleh proyektil tungsten yang menghambur menuju petimati mereka.
Kopral Guntur menjalankan tank seperti setan, berakselerasi hingga 67 km/h diantara gundukan
berlumpur. Letkol Djambek mengikat dirinya dengan sabuk pengaman. Kini tank-tank Brigade
Garuda tepat berada dibelakang parit-parit infanteri malaysia.
Tanpa dikomando tank-tank itu melontarkan peluru-peluru termobarik yang membakar siapapun
dalam parit hidup-hidup. Melempar mereka ke udara dalam keadaan terpisah-pisah ataupun
memecah jantung mereka akibat tekanan udara yang menghantam tubuh mereka.
Djambek kembali ke senapan mesin beratnya dan memulai prosedur mematikan. sebuah senapan
mesin koaksial 7,62 di lambung yang dikendalikan oleh kopral angga mulai menyalak. Ia
mengarahkan senapan dengan sebuah joystik kecil di kemudi tanknya dan dikendalikan oleh
kamera khusus lengkap dengan pengendali tembakan.
Sersan Guntur tak kalah, senapan mesin koaksial lain di kubah dinyalakan, menembaki siapapun
yang bergerak dengan rentetan kejam. Seringkali siapapun yang kabur mendapati dirinya
terbelah ataupun hancur berantakan akibat semburan akurat yang dikendalikan oleh komputer
pengarah di sentra prosesor tank.

Tank-tank Detasemen Blue kini berjajar dan bergerak bersama-sama melindas front. Siapapun
yang tidak tewas ataupun terluka parah kini dilindas hidup-hidup oleh rantai tank Black Eagle.
Beberapa Infanteri Malaysia berupaya mengangkat tangan pertanda menyerah. Namun siapapun
belum ada yang cukup cepat untuk tidak terdeteksi oleh sistem komputer bodi piliang dan secara
otomatis diterabas peluru menjadi daging satuan (lambung saja, paha saja ataupun kepala tanpa
batok).
Letkol Djambek melihat lebih dari limapuluh tentara malaysia yang berjajar keluar dari parit.
hentikan tembakan, hentikan tembakan!
kita dapat perintah untuk tidak membawa tawanan Komandan! teriak salah seorang komandan
tank. Itu adalah Sersan Fadli yang mengomandani tank Bluecondor 6086. Keparat Fasis yang
direkrut pada saat terakhir.
tutup mulutmu sersan. Kita disini berperang dengan adil, jika kita tidak memiliki aturan dan
membunuh orang semena-mena apa bedanya kita dengan para teroris bersurban Al-Qaeda.
Sekarang hentikan tembakan! Bentuk perimeter dan panggil pasukan pendukung dari Raider.
Kita butuh bahan bakar dan amunisi!
siap Letnan Kolonel! jawab Sersan Fad dengan pasrah. Letnan Kolonel Djambek mengambil
SS-3 SPAR-nya dan mulai mengurus tawanan. Beberapa tank mulai membentuk perimeter dan
para awaknya, komandan dan driver mulai mengambil sekop dan kapak untuk mengubur
lambung tank. Hingga hanya kubahnya yang terlihat.
Mereka bertindak cepat, para infanteri malaysia dilucuti dan diletakkan di LZ. Ternyata masih
ada seratus lagi yang terluka didalam parit. Letkol Djambek tidak bisa mengurusi mereka semua.
Ia memerintahkan para medis malaysia untuk mengurusi para korban. Mayat-mayat terbakar
masih terserak disekitarnya. Mengubur dan mengurus mereka adalah hal lain. Kini satu-satunya
perhatiannya adalah memotong jalur kabur musuh ke Dumai.
Sersan Guntur menepuk bahunya, Letkol, Markas Komando Brigade di ujung.
Letkol Djambek mengambil pesawat radio dan mulai mendengar cacian di ujung sambungan,
Apa yang kau lakukan Let? Perintahnya adalah terus maju dan tidak mengambil tawanan!
Djambek menghela nafas, kepala Staf Brigade, Kolonel Golam Sinaga adalah seorang fasis juga.
Perintah-perintahnya yang kadang tidak manusiawi dan seringkali menyeret anggotanya dalam
bahaya adalah sifatnya yang paling dibenci. Manusia-manusia tipe Kangen Band.
Kolonel, dengan segala hormat, perintah anda melanggar hukum humaniter dan tidak bisa
ditolerir, kami sendiri sudah kehabisan amunisi, membunuh mereka hanya akan membuangbuang peluru.
aku tak peduli dan aku akan mengirim amunisi yang diperlukan untukmu, tetapi aku tidak
inginkan ada tambahan tawanan Malingshit itu di garis belakang.

maaf Kolonel aku tidak bisa menerima perintah anda. Saya tidak punya waktu untuk berdebat
dengan anda mengenai nasionalisme dan cinta tanah air, jika anda ingin mengeksekusi mereka,
datang kemari dan tembak sendiri para keparat malang itu! tentu saja Djambek tidak
menambahkan dan aku akan menembak anda dengan senapan Malingsia jika anda tega
melakukan itu! Letkol Djambek menginsafi dirinya adalah prajurit. Ia berperang dan membunuh
karena itulah pekerjaannya, bukan berarti ia menikmatinya.
aku akan membawamu ke pengadilan militer karena telah melanggar dan membantah perintah
atasan! Aku takkan lupakan ini Djambek! jerit Kolonel Sinaga.
silahkan! Cabut sekalian aku dari komando ini! Dan aku akan balik menyeret anda ke
pengadilan Militer karena telah memberi perintah yang bertentangan dengan saptamarga, hukum
humaniter dan sederet peraturan lainnya! Sekarang berikan aku bahan bakar dan amunisi. Jika
tak ada yang mau mengurus tawanan aku akan cari siapa yang bisa dan aku akan bernyanyi
tentang seberapa sintingnya anda dan ketidakbecusan anda mengurus anggota Brigade!
Djambek membanting radio dan berlalu ke tengah lapangan.
Jalesu Bhumyanca Jayamahe! Operation Motherland Tears. Gugus serang Marinir, Kompi 3 Intai
Para Amphibi.
Kapten Nugraha membetulkan letak helmnya yang bergeser, nafasnya berat memburu irama
yang membentang dalam kotak kayu yang membawanya terbang diantara letupan-letupan
teredam artileri antipesawat Malaysia.
Ia menggenggam erat senapan SS-3 SPAR, menyerap kekuatan yang diberikan maut
ditangannya. Terjun ke medan operasi dengan Glider memang tidak menyenangkan terutama bila
ada satu proyektil nyasar yang menembus bodi kayu dan ubin petimati ini.
Kapten Nugraha memimpin sekitar 30 orang dari peleton satu yang akan menyerbu Markas
Brgade ke-6 Kawal Kehormatan Sultan Diraja. Intel menyebutkan bahwa setidaknya terdapat
satu peleton pasukan GGK yang terlatih baik, ditambah dua peleton infanteri biasa mengawal
kawasan bunker tersebut. Kapten Nugraha tidak memandang remeh pasukan GGK, oleh karena
itu kini ia membawa delapan pucuk senjata yang digunakan untuk menghabisi mereka dalam
rangkaian baku tembak pertama.
cek peralatan. Teriaknya melalui radio tempur taktis. Serempak tiap orang mulai rangkaian
pemeriksaan.
senapan, pastikan satu peluru dalam ruang tembak!
check!
granat, pastikan tape dilepas, aku tak mau ada yang melempar granat sia-sia!
check.
lepaskan pengaman munisi WAIM PALASIK.

Hening beberapa lama; kemudian, check!


Pilot Glider berbisik lewat interkom, perhatian seluruh tim, proses separasi selesai, kita akan
menyentuh daratan dalam sepuluh menit. Kita akan mendarat di atas sungai, persiapkan prosedur
pendaratan.
Kapten Nugraha mengangguk dan memastikan pelampung di dadanya siap mengembang. Ia
penasaran pada tim sersan Kampredz yang baru beberapa jam lampau diterbangkan ke sebuah
kapal patroli rudal AL. bersiap untuk memimpin penyerbuan sinting ke Dumai. Inti dari serangan
pasukan komando ini adalah menyerbu kota Dumai dan kabur secepatnya setelah membakar
tumpukan logistik tentara malaysia yang tersebar di seluruh kota.
PRAAAAK!!
Flak Flak
Ledakan-ledakan jahat mengguncang glider. Kapten Nugraha mengintip melalui tingkap dan
melihat bola-bola api melesat jahat mengejar glidernya. Tetapi glidernya terlalu rendah untuk
tembakan susulan sebelum satu tembakan lain merobek sayap.
crash landing-crash Landing mendarat darurat impaaakt!
Yang bisa kapten Nugraha katakan adalah tumpangannya berputar beberapa kali, terhempas
ditanah seperti bola bekel dan semuanya gelap
View bbcode
fitrio nugraha - 21/06/2009 06:26 PM
#56
Batalion Mekanis 402, Brigade 2, Divisi ke-9 Perlawanan Rakyat kelas C Lancang Kuning.
Letnan Kolonel Jali Sudibyo mendengar deraman kasar khas tank-tank T-55 tua milik
batalionnya. 28 tank T-55 memang tidak begitu mengesankan dibandingkan tank-tank Abrams
dan PT-91 milik Malaysia, tetapi peti baja ini tetap punya kanon dan senapan mesin, dan itu
adalah TANK! Kata-kata itu memiliki artian khusus dalam benak setiap orang di medan perang.
Tetapi tank ini memiliki berbagai macam masalah meskipun berbagai macam modifikasi
menyeluruh telah dilakukan orang-orang di kompi pemeliharaan. Mesinnya akan memuntahkan
setidaknya satu kilogram penuh serutan metal dalam kompartemen pembakaran. Memacetkan
putaran mesin dan bisa saja mesinnya rontok tiba-tiba akibat pistonnya patah atau macet.
Itu baru pada mesin, sistem pengendali tembakannya sendiri adalah komputer rakitan rumahan
yang diprogram dengan windows Vista dengan program yang dibuat terburu-buru dengan
compiler C. sehingga bukannya tidak mungkin jika dalam kondisi pertempuran sistem
pembidiknya akan mengeluarkan pesan (this system not responding..) membuat para gunner
harus siap-siap beralih pada mode tembakan manual dengan tabel dan insting untuk mengantam
sasaran.

Letkol Jali membuka tingkap tanknya dan menaikkan teropong medannya. Misinya kali ini
cukup mudah, memperlebar lubang yang telah dibuat brigade Tank ke-7 Independen dan melesat
menuju area logistik musuh di luar kota Dumai. Dan juga ia harus mengawal setidaknya satu
batalion Mekanis 200 Raider dari Divisi Organik 2 Sriwijaya.
kau termenung let, apa yang ada dalam pikiranmu? tanya Sersan Mayor Inoejayusman,
komandan tank di belakangnya lewat interkom.
tidak ada, aku senang kita akhirnya bisa melaju menghajar keparat-keparat itu. Ini benar-benar
doktrin baru. Orang-orang di staf umum akhirnya bisa juga mengubah cara mereka hadapi
Malings. Kata-kata itu benar, setelah kegagalan staf intelijen militer dalam mendeteksi raid
malaysia ke Jakarta, kemudian perlawanan kacau dengan memerintahkan para pemuda ingusan
dengan senapan SS1 dan 30 butir peluru menyerbu dengan bayonet terhunus ke depan badai baja
di Duri.
Doktrin indonesia sendiri belum pernah mengenal perang mekanis, meskipun Indonesia memiliki
tank-tank dan panser tetapi pengalaman selama ini dalam menghadapi pemberontak dan teroris
tidak memungkinkan untuk menguji taktik lapis baja.
aku tidak penting dengan doktrin, persetan dengan itu. Tetapi aku lebih senang dengan
terobosan brillian ini, aku melihat seminggu yang lalu ketika puluhan pemuda dengan bahan
peledak rakitan dan senapan SS-1 menerjang parit dan tank-tank malaysia. Ukh, sangat berdarah
let..
allah akan bersama mereka sersan. Sekarang aku penasaran mengapa mereka tidak sadar kita
sudah melaju sekian puluh mil ke garis mereka..
mereka sedang mengurusi Divisi-Divisi Infanteri Pemburu Lapis Baja, dan Divisi Infanteri kita
yang membanjiri front, berusaha menerobos dari sebelah kanan sekitar lima puluh kilometer.
brengsek, itu taktik yang sangat kasar dan berdarah apa yang ada dalam pikiran mereka?
tenang komandan, aku tidak bisa menyalahkan staf umum, tetapi sebagian besar tentara kelas A
kita menghadapi musuh di Kalimantan, tiga perempat dari divisi Kelas B kita hancur atau
terpecah belah di Medan, sekarang yang ada di front ini hanya satu divisi kelas A, satu Divisi
kelas B, dan lima divisi Infanteri kelas C, serta dua Kadre Division.. apa yang bisa kau harapkan
dari empat divisi mekanis lengkap Malingsia?
Doktrin penyerbuan Operasi Palu Karang sendiri adalah membanjiri Front dengan para infanteri
dengan dukungan masif artiler-artileri Divisi kelas B yang telah kehilangan kemampuan
ofensifnya. Misinya adalah membuat lubang selebar duapuluh kilometer dan sedalam tujuh
kilometer ke timur.
Masalahnya adalah kau tidak mungkin menghantamkan kepalamu ke arah divisi-divisi baja
Malaysia hanya dengan modal infanteri dan artileri berat. Artinya serangan masif ini akan

menimbulkan korban jiwa yang amat banyak, demi membuka jalan bagi Divisi Tank Garda
Indonesia menyerbu ke Dumai dan mengusir mereka ke laut.
Itu baru dari arah selatan, kini Divisi Lancang Kuning akan mengikuti serangan Brigade
Independen, mengitari pusat kekuatan malaysia diantara dumai-duri dan mengurung mereka
dalam satu gerakan pincer.
Letkol Jali tersenyum sebelum melihat kilatan-kilatan penuh warna di cakrawala, pertanda
dimulainya pertempuran oleh Brigade ke-7. Jali menurunkan tubuhnya dan membanting tingkap
Tank.
perintahkan seluruh batalion untuk memasuki kondisi tempur, engine overdrive dimatikan.
siap komandan! serempak tiap tank membuang tanki bahan bakar cadangan di pantat tank (tiap
komandan tank membenci praktek ini karena bila tanki itu tersambar maka siapapun didalam
tank akan tergoreng kering). Menaikkan tuas transmisi ke posisi turbocharger dari posisi
overdrive. Sistem autoloader membanting satu peluru AP ke dalam ruang tembak. Batalion itu
siap bertempur kini.
Prologue For Combat medical Team Dragon
Resimen Perlawanan Rakyat ke-12, Brigade 1, Divisi Perlawanan Lancang Kuning.
Kolonel Leon meletakkan telepon lapangannya, laporan dari front tidak menggembirakan, ia
telah diperintahkan untuk memusatkan serangan dari batalionnya tepat didepan ladang minyak
mahaluas yang membentang di kota duri. Kolom penyerang mekanis malaisia membantai orangorangnya seperti sabit, tetapi tembakan artileri dan keberanian pasukannya berhasil memotongmotong kolom itu dan mendesak mereka membentuk kantong-kantong perlawanan.
Angin berhembus pelan, membawa serta suara dan jeritan para korban terluka. Kolonel Leon
memejamkan matanya ketika melihat sebuah ambulan menurunkan delapan orang pemuda yang
menderita luka bakar parah akibat tank mereka yang hancur dan terbakar di front.
Seorang dokter militer turun dari helikopter dan langsung berlari menuju rumah sakit lapangan.
Leon kenal betul pria itu, mayor Defid Sufri, dulunya letnan namun karena keberaniannya dan
dedikasi terhadap pasien ketika rumah sakit lapangan itu dihujani tembakan oleh kolom armor
malingsia ia dipromosikan berkali-kali oleh komandan resimen sebelum Leon.
Dua komandan resimen sebelum Leon tidak sebegitu beruntung, mereka semua tewas entah
dihajar serangan udara ataupun tewas dikendaraan komando mereka ketika memimpin
pertempuran.
Pertempuran ini semakin pahit, coba kau lihat pria itu leon.. ia bahkan belum bisa dsebut seorang
pria, mungkin ia tidak cukup tua untuk membawa mobilnya sendiri untuk kongko di malam
minggu, tetapi dia sudah membunuh seseorang dan terbakar parah oleh terjangan artileri.

Dunia macam apa yang kau warisi leon? Kau seharusnya pulang kerumah jam segini untuk
bermain dengan anak dan istrimu. Kau sendiri bahkan bukan seorang prajurit, kau hanya
pegawai kantoran! Tetapi apa yang bisa kau lakukan leon? Perang ini diputuskan oleh para
keparat bodoh di kualalumpur dan jakarta. Terlambat untuk berubah pikiran.
Kolonel Leon mengusir pikirannya sendiri. Ia memiliki resimen untuk dipimpin. Ia telah
memimpin batalionnya menyerbu bungker-bungker malaysia, ia terluka, ia tertembak dan ia telah
membunuh dengan cara terkejam dan akan menghantuinya seumur hidup.
kolonel! Kita mendapat kemajuan, batalion 301, 302 dan 304 berhasil menerobos garis
pertahanan malaysia!
korban? ia sebenarnya tidak perlu mendengar jawabannya.
berat, sangat berat, batalion 304 kehilangan komandan batalion dan seluruh stafnya yang
diterabas oleh serangan helikopter malingsia, 302 kehilangan 75 persen kemampuan tempur,
mereka tak bisa kemana-mana, sekarang 301 menyerbu dengan bantuan sisa batalion pemburu
tank Trenggiling.
perintahkan pada baterai 101 untuk memberikan bantuan pada koordinat tembakan yang
diminta oleh 301. Hubungi komando brigade untuk melepaskan batalion mekanis 403 untuk
mengeksploitasi lubang yang diciptakan!
tapi Kolonel, 403 hanya formasi kadre, mereka hanya cadangan, mereka akan terbantai!
aku tak peduli, perintahkan mereka untuk membantu 301 dan membuka koridor evakuasi bagi
302, gantikan 302 dengan 305 batalion 305 sendiri adalah batalion cadangan yang direkrut
dari para penduduk setempat dan anak-anak sekolah menengah di Duri. Baru berlatih selama
sebulan dan perwiranya sama sekali baru dari Magelang.
kolonel leon! leon membalikkan tubuhnya, melihat seorang pria kurus menderita dengan ban
palang merah ditangan kanan dan merah putih dileher. Mayor Defid Sufri
ada apa Mayor?
aku mengajukan diri untuk ikut bersama konvoi batalion 402 dan 306. Aku akan membawa
stafku.
kau sinting mayor kau bisa terbunuh! Kita evakuasikan dulu mereka baru kita pikirkan tindakan
medis!
aku memaksa Kolonel, sebagian besar korban dari 302 dalam kondisi gawat selama berharihari, aku tak bisa mengambil resiko mereka mati karena luka mereka.
Kolonel Leon terdiam. Dokter ini benar. baiklah, Kapten, pindahkan Markas Resimen ini
menuju sektor geroga, kita akan memimpin pertempuran dari sana, waktunya untuk mendesak

maju. Mayor, kau ikut helikopter CASEVAC setelah ini. Kita akan bertemu di sektor Geroga!
terimakasih Kolonel.

Sungai Mandau, perbatasan Dumai-Duri, crash site.


ketika Engkau menghadapi kematian
semua suara menghilang rekanmu yang terbelah dan tewas
suara yang terluka
ayahmu, ibumu istrimu dan semua yang engkau kenang.. semuanya hilang

yang tersisa hanyalah kehampaan.


tembak, tembak terus granat
KRAAAAK BLAR
!
mortir, mortir AWAAAS!
KARUMMPH KARUMMPH.
PONK PONK PONK
KRAAAK.. KARUMMPH.
masoud, Sadiq tegakkan SAW di kiri, hantam pantat mereka dengan .30
Ahhh.. Mediss medis..
Siapa saja.. tolong si Muksin!
Kapten Nugraha mengumpulkan kesadarannya dalam baku tembak yang
merajalela, mayat seorang penyandang senapan ia singkirkan, tangannya bergerak
lincah melucuti amunisi yang tersisa dari mayat pria itu. Pertempuran menyerbu
markas komando brigade ke-6 jauh lebih sulit dari dugaan. Separuh dari kompinya
tewas atau terluka dalam baku tembak yang tak imbang.
Musuh telah menyambutnya setelah glider yang ditumpanginya ditembak jatuh..
sebagian dari peletonnya telah terbantai ketika mereka berusaha mencapai titik
berkumpul. Kapten Nugraha sendiri adalah satu dari tujuh orang yang selamat dari
30 orang dalam glider. Kini mereka terhenti seratus meter dari markas komando
musuh, terkepung dan berdarah.
kapten.. kapten sekarang bagaimana?
kau siapa yang berhasil membawa keluar PALASIK?
saya kapten..

siapapun lindungi si Rustam, rustam tembakkan Roket itu!


Prajurit muda itu mengangkat pelontar roketnya ke arah bungker, berupaya
mengunci bungker sebelum dua peluru menghajar lehernya dan ia tergeletak tanpa
nyawa. Idon.. kau bersamaku semuanya lemparkan asap!
Nugraha berlari diantara hujan peluru dan bergerak meraih pelontar roket sebelum
dadanya dihantam peluru dan nafasnya sesak, don.. tembakkany roket itu..
sialan kapten aku tak bisa
Nugraha mengambil pistolnya dan mengarahkannya pada kepala prajurit muda itu,
lakukan atau aku yang akan menembakmu!!
Idon mengambil roket itu sembari terus mencaci maki ia mengarahkan roket ke
bungker dan bersumpah serapah tanpa henti. Kapten Nugraha menembakkanya
senapannya bagai setan.
aku bersumpah kapt.. kau akan membuatku mati disini!
Tapi idon salah, roket ditangannya meluncur dan menanjak ke udara. Roket itu
menghabiskan bahan bakarnya dan menghempas ke bumi dalam kecepatan
hipersonik. Ketika mencapai ketinggian 50 meter, hulu ledaknya terdetonasi
menghempaskan setidaknya seratus panah baja tungsten ke arah bungker yang
meledak seeketika.
selamat kopral, kau baru saja memenangkan medali.
sialan kapt jawabnya sembari terduduk. Celananya basah oleh air kencing dan
airmatanya keluar. Nugraha mengambil senapannya dan mulai memimpin
pasukannya maju beriringan. Menembaki siapapun yang menembaki mereka.
Bergerak saling menekan dan tidak memedulikan rekan mereka yang tewas
disambar peluru malaysia. Mereka kian dekat, jika musuh menembak dari depan,
mereka bergerak kesamping sembari terus menembak. Tidak terhitung banyaknya
granat yang terlontar.
Nugraha meraih granat terakhinya dan melemparkannya ke tumpukan parit
terakhir. Tembak menembak terhenti seketika dan mereka mengepung gedung yang
kini dihujani secara kejam oleh tembakan granat, senapan mesin dan bom antitank.
RPG, siapa yang masih punya RPG?
datang.. RPG dari belakang! teriak beberapa rekan yang lain. Tiga orang dengan
pelontar roket granat tua RPG 7 datang.
okeh, aku mau kalian menembak ke arah dinding itu, amunisi AP! Sekarang ayo
ayo! Yang lain lemparkan asap!!!

tabir asap membuka dan para penembak RPG bangkit dari lubangnya, salah
seorang dari mereka tertembak seketika di dada dan jatuh terjengkang, tetapi dua
rekannya berhasil menembak sebelum mundur kembali ke belakang. Nugraha
meraih pelontar roket pria itu dan menembakkannya sekali lagi menuju sebuah
jendela.
siap.. serbu masuk ke dalam lubang serempak enam orang bangkit sembari
melemparkan granat kejut ke dalam ruangan. Nugraha mengikuti mereka. Dua
diantara rekannya terjatuh dan tewas, nugraha tanpa rasa sesal menembak tiga kali
ke dalam dan menewaskan dua orang infanteri malaysia.
Mereka berpencar.. kini makin banyak orang berupaya memasuki gedung. Nugraha
mengulangi prosedur yang diajarkan oleh para instruktur di Karangwesi, melempar
granat kejut tiap akan masuk dan terus menembak, jika ada yang tertembak
didepan mereka, siapapun yang ada harus menggantikan posisinya. Tidak peduli
ada yang terluka, pokoknya yang namanya musuh harus dinetralkan.
Ia bergerak menuju tangga sebelum seorang prajurit didepannya terhempas akibat
ledakan granat. Nugraha menembakkan senapannya dalam rangkaian otomatis dan
membunuh dua orang di tepian tangga.
Nugraaha berlari ketangga, ia baru saja akan melangkah masuk ke dalam ruangan
sebelum hujan peluru menyambutnya. Dua peluru memantul dan menghajar
seorang kopral dibelakangnya, nugraha merasakan panas dilehernya. Ia tidak
membuang waktu. Nugraha mengambil granat antitank dan melemparkan benda itu
ke dalam ruang rapat yang luas dari gedung yang dahulunya sekolah itu.
Satu ledakan menghamburkan beberapa mayat. Nugraha menghambur masuk
bersama tiga orang yang tersisa. Ia memeriksa mayat-mayat puas melihat tiga
mayat dengan seragam kolonel dan satu orang bintang satu. Brigadir Jenderal Seyd
Mustafa, Singa Panser Tentara Diraja Malaysia, tewas
sekarang bagaimana kapt?
ledakkan tempat ini dan kabur ke selatan.
Tak lama suatu gemuruh melesat diatas mereka. Nugraha melihat keluar dinding
empat jet tempur Typhoon melesat, namun salah satunya menjadi bola api dan
meledak. Sisa rekannya bergerak diantara pepohonan dan menjatuhkan bom-bom
pembakar ke lapangan luas dimana pasukan malaysia menimbun bahan bakar dan
bahan makanan.
Badai api mengamuk, nugraha melihat sejumlah jet lain memenuhi udara ,
mengebomi luar kota Dumai. Tapi yang menarik perhatiannya adalah sebuah konvoi
lain yang bergerak menuju sekolah dimana ia berpijak.
Nugraha menatap langit memohon agar bantuan tiba dan Allah masih memberinya
hidup sekali lagi untuk bertemu dengan Nabil. Entah mengapa ia ingin bertemu

gadis itu lagi.tak apa nabil, aku memang berjanji untuk pulang, tapi tidak pernah
aku berjanji pulang hidup-hidup
Satu ledakan masuk ke dalam perimeternya. Dua orang yang berjaga tewas
seketika, nugraha bisa merasakan satu-persatu peluru berledakan di pelataran
jendela aku punya dua cita-cita dalam hidupku mati sebagai seorang
pemberani dan aku tak berani mengatakan yang kedua padamu Nabil
Kapten Nugraha merasakan dunia terbalik sekali lagi dan udara seolah disedot dari
sekitarnya hingga ia terpental jatuh dari tempatnya berpijak[Hal yang kedua itu
aku ingin hidup bersamamu sebagai seorang lelaki yang paling beruntung di
dunia
Mayor (anumerta) Nugraha memimpin para prajuritnya dalam suatu keberanian
yang tak terukur
Meskipun ia terluka parah dan seluruh kompinya hancur, ia tetap menyerbu dan
menyelesaikan tugasnya tanpa memedulikan cederanya dan melampaui panggilan
tugas yang ibu Pertiwi Berikan
Keberanian, ketabahan, pengabdian dan kesetiaan
Membuatnya pantas untuk dinilai dalam penghargaan tertinggi Republik Indonesia,
Bintang Republik Indonesia

Pertempuran Padang Airmata... GelbJager Detachment

Detasemen Blue, Brigade ke-7 Pengawal Garuda. 50 km dari perbatasan kota Dumai. Padang
Airmata.
The song of love and laughter, the song of peace and hope

I dont want this to end, I want this to be forever


Eventough were not the same, different ways, and we walk on different path, different road in
this life
Can we hold each other hand in this world and be as one
It will be a better place, better home, place where peaceful mind and love, and no more tears,
place where you filled with love no more cry.. and the place to us to be one.
Aluna Sagita Gutawa, To Be One, 2006.
Tapi tidak ada kedamaian di lembah ini, lembah landai seperti kuali dimana darah dan kekejian
manusia dimatangkan dan dibumbui ambisi kekuasaan. Pada yang hijau lembut menyapa,
dilambai dengan dedaunan dari pohon-phon cemara dan akasia, terkadang pohon-pohon jati yang
meranggas teguh berdiri diantara rerumputan dan perdu. Tempat yang indah baginya.
Letkol Ruslan Djambek melirik jam tangannya. Dan menyalakan rokoknya menyambut mentari
pagi yang menyapu kulitnya yang berminyak dan penuh daki. Angin berhembus lembut dalam
harmoni penuh damai dan cinta yang disapanya. Teringat pada anak dan istrinya yang selalu
menyambutnya di rumah.
kopi Let? Baru saja dijerang di bawah.. seseorang menaiki tingkap ketiga. Operator sistem
persenjataan, Kopral Fardhatilla. Djambek mengambil cangkir itu tanpa berterimakasih, aaah,
indahnya matahari terbit Let. Aku ingin hari ini damai selamanya.
Letkol Djambek menghela nafasnya, sama juga denganku Kopral, jika ini semua berakhir, aku
mau pulang ke Bukittinggi. Aku merindukan istriku.
ahh, ternyata kau sudah beristri Let, aku pergi perang karena aku tak tahu apa yang harus
kulakukan padanya. Aku mencintainya anda tahu?
tak penting apakah aku tahu atau tidak.. tapi apakah dia tahu kopral?
aku yakin tidak aku terlalu takut untuk mengetahuinya aku hanya bocah Komandan.. aku
tak punya mental untuk menghadapinya dan mengatakan seluruh perasaanku.
apakah karena itu karena kau takut ditolak eh Kopral? tanya Djambek langsung.
tidak.. tapi aku hanya takut.
kalau begitu kau harus keluar dari sini hidup-hidup, kau sudah membunuh orang, kau masuk
dalam badai baja dan besi ini, masuk dalam lembah kotoran ini dan bila kau bisa keluar.. artinya
kau tidak sepengecut itu.
tapi komandan
kau harus tetap hidup dan menemuinya. Itu perintah! kata letkol Djambek sembari masuk dan
membanting tingkap tank. Kopral Fardha hanya menghela nafas dan melirik jamnya. Ketika ia

membanting tingkap tank. Terdengar raungan-raungan bernada tinggi dari belakangnya.


Raungan-raungan itu bergelora tanpa harmoni terus bersenandung selama sepuluh menit dengan
gelora visual medan didepannya yang berledakan tanpa makna. Mengisi ruang-ruang dimensi
udara dengan pecahan metal mematikan, residu fosfor yang amat beracun, hidrazin yang korosif
serta bau daging terpanggang.
Sebelum sinar mentari memenuhi medan, lampu-lampu sorot besar dinyalakan melintasi medan
menyebar sinar dengan berkas-berkas yang saling membingungkan, membentuk siluet-siluet
yang menipu saraf optis mata. Ketika itulah djambek mendengar sorak sorai dari sebelah kanannya. Amat jauh sebenarnya, sekitar duapuluh kilometer, tetapi bila seratus ribu orang bersorak
sorai sembari bernyanyi dalam harmoni penuh keteguhan, kerelaan dan ketakutan..
Maju tak gentar membela yang benaaar letkol Djambek mendengar jelas terjangan dari
pasukan sukarelawan dari Divisi 11 Bukit Barisan, Divisi 21 Mandailing, Divisi 121
Muarobungo dan Divisi Istimewa Pengawal Mangkunegara menembus parit pertahanan
Malaysia dalam udara yang penuh dengan asap beracun.
perhatian Bluetroepen kita akan melaju menembus medan bersama dengan Batalion 401
Tank, dan Batalion 100 Mekanis Pemburu Lapis Baja Raider Prajurit Setia.. tujuan kita hanya
satu! Mencapai luar kota Dumai dalam sehari lebih baik pulang darah daripada kita gagal,
nasib seluruh front berada ditangan kita, jangan sia-siakan pengorbanan para rekan kita yang
membuka front di kiri kanan kita!
chaaaarge! teriak Letkol Djambek dari interkomnya. Seketika duabelas tank dibawah
komandonya menerjang maju dari dalam parit perlindungan. Bersamaan dengan itu, sejumlah
sesemakan dan hutan-hutan perdu disekitarnya runtuh dan mengeluarkan puluhan tank T-55
dibawah pimpinan letkol Djali Sudibyo menerjang keluar diantara sesemakan dan menggeber
mesin hingga torsi maksimum. Ketika berjalan beberapa meter setiap orang melontarkan tangki
bahan bakar cadangan mereka.
Letkol Djambek memosisikan tank-tank detasemennya disektor-sektor terluar dari tank-tank T-55
yang rentan itu. Ia mengamati medan melalui periskopnya sebelum sistem pertahanan Bodi
Piliang mengeluarkan peringatan. Ia melihat setidaknya enam salvo roket RPG diarahkan pada
armadanya.
komandan.. ada 18 setan, 6 vampir melesat menuju kita. Teriak Kopral Fardha dari balik layar
komputernya.
pakai mode auto pastikan posisi mereka, perintah pada semua Gelbtroepen tembak bebas!!!!
Serentak meriam-meriam 152mm dari tank-tank detasemen Blue menyalak dalam rentetan
otomatis, satu peluru tiap dua detik, menghujani pos-pos terdepan malaysia. Empat puluh tank
itu bergerak dalam formasi kotak yang lebar, menggilas reruntuhan bungker yang disamarkan.
Beberapa orang menembaki mereka dengan senapan serbu, tetapi tidak merusak apapun selain

merusak cat tank. Dan mereka yang melakukan kebodohan itu membayarnya dengan nyawa.
Sistem bodi piliang secara otomatis mendeteksi dan membunuh mereka dengan proyektil tabur
dalam jarak hingga 200 meter.
Letkol Djambek menyeringai keji dan membuka tingkap tank sembari menghirup kreteknya.
Bukit pertama pertahanan malaysia berhasil ditembusnya dan kini ia akan memasuki padang
airmata.
Mengapa disebut padang airmata? Karena ketika pendaratan Malaysia pertama kali, para staf-staf
di Mabes TNI Cilangkap memerintahkan dua divisi sukarelawan, dan satu Divisi dari Kodam
Bukit Barisan untuk membentuk kantong pertahanan di padang yang sangat tidak
menguntungkan ini.
Mereka berkilah dan memberi perintah untuk tidak mundur
selangkahpun. Divisi yang hanya bersenjata ringan dan terdiri dari para prajurit ingusan itu
memang mematuhi perintah sebelum akhirnya mereka terkepung dan dibantai habis oleh barisan
mekanis malaysia yang memang tidak membuang waktu untuk mengambil tawanan. Tigapuluh
ribu prajurit tewas, dan hanya seribu yang berhasil selamat, enam ribu diantaranya tertawan.
Letkol Djambek memasuki padang airmata dan mulai membentuk tiga kolom penyerangan, ia
memimpin kolom tengah. Suara deraman halus dari tank-nya membelah tanah gembur
berlumpur. Ia melempar kreteknya sebelum suara siulan rendah lainnya terdengar.
Terjangan artileri yang dipanggil infanteri malaysia terdengar jelas dan menghujani cat tank-nya
dengan serpihan. Artileri tidak begitu ia takuti, kecuali jika ia sial dan menerima satu peluru tepat
diatas tingkap tanknya.
komandan lihat itu! teriak Kopral Guntur dari balik meriamnya. Ia menembak beberapa kali
dan Djambek melihat apa yang tidak pernah ia percayai.
Ratusan tank, panser, truk, kendaraan staf dan meriam artileri swagerak mengalir menuju selatan.
Sepanjang mata memandang hanya kendaraan dan tank. Djambek tidak menyangka hal ini.
Otaknya berpikir apa yang harus ia lakukan. Jika meminta bantuan udara tidak mungkin,
karena dibutuhkan puluhan sortie pengeboman untuk meluluhlantakkan setidaknya 700 target di
bawah pandangan matanya saja. Jika ia mundur maka pengorbanan para prajurit di front lain
akan sia-sia jika ia tidak bisa mencapai Dumai sebelum tengah malam.
Komandan bagaimana? Kita maju atau mundur? tanya sersan Fadli.
kolonel Djali, bagaimana kondisi bahan bakarmu?
batalion ini masih bisa bertempur selama delapan jam lagi, kalau kita tidak mendapat pasokan.
Amunisi penuh. Bantuan dari Divisi Garda Indonesia akan datang sepuluh menit lagi, satu
skuadron Ka52 dan satu batalion penyerbu udara akan di-BKO-kan ke kita.
disini Kolonel Djambek, hubungkan aku dengan Mayor Dwi Sheva Angkara! Dwi Sheva

adalah komandan Pemburu Lapis Baja Mekanis 100 Raider. Mereka dilengkapi dengan 28
kendaraan ringan BMP-3 dengan kubah kanon Sprut-SD, ditambah dengan empat meriam Self
propelled Canon 152mm. ditambah dengan satu baterai artileri antiserangan udara swagerak.
disini Sheva 06, ada apa Gelbjager 6089?
kau bisa menghujani mereka dengan tembakan dari tim-tim antitankmu di sepanjang tebingtebing itu? djambek menunjuk sebuah tebing rendah yang menghadap ke timur, tepat
memandang seluruh padang airmata.
bisa, meskipun aku kekurangan meriam tapi beri aku satu jam.
untuk apa?
menyiapkan kejutan, aku butuh bantuan para enjinir zeni kita. Jadi aku minta anda untuk
mengumpan mereka menuju tebing itu. Aku akan menyiapkan kejutan kejam. Aku minta anda
mengumpan mereka, terutama tank-tank penempur utama mereka ke arah tebing ini.
Mayor Djambek mendengar selama enam menit uraian Mayor Sheva dan mengangguk.
Pertempuran padang airmata dimulai, ia melihat setidaknya 20 pesawat tempur AU melesat
melintasi medan, menjatuhkan bom-bom besi OFAB dan munisi tandan. Empat diantaranya
tertembak jatuh. Tetapi beberapa ledakan lain terdengar.. ia menunduk ketika sebuah pesawat
lain melintas sangat rendah diatasnya. Warnanya hitam kelabu gelap dan ia bisa melihat lukisan
malaikat di sayap tegaknya.
komandan! Itu Skuadron Malaikat Hitam! Unit yang berhasil membantai AWACS Malayisa
iblis laut cina selatan. Unit dari KRI Soekarno! kopral Fardha berteriak. Letkol Djambek
melambai sesaat dan membanting tingkap tanknya.
korps pertama yang dipertuan agong

Letnan Jenderal Peng Tsai Lan tengah menggeber seluruh kendaraan mekanisnya, 829 kendaraan
lapis baja 320 diantaranya tank betulan, dua ribu ribu truk dan 400.000 prajuritnya kini
berguliran menuju front, mereka baru saja turun dari kapal dua hari lalu dan diperintahkan untuk
melawan serangan balik dari infanteri dan tank indonesia yang berusaha mendesak mereka
kembali ke laut.
Jumlah prajurit ini jauh lebih banyak dari unit indonesia yang dihadapinya. Setidaknya ia
menghadapi 300.000 prajurit dan 200 tank. Cukup imbang tetapi koherensi, latihan dan senjata
yang dimiliki unitnya jauh lebih banyak.
Letjen Peng hendak membuang rokoknya ketika seorang kolonel melapor di jaringan radio.
jenderal, kami menemui tiga tank indonesia. Mereka mengibarkan bendera putih.
Komandannya seorang Letnan kolonel berkeras untuk menemui anda.

apa mereka hendak mengadakan penyerahan diri? para indon itu memang lemah, mereka
mulai berpikir untuk kabur dan menyerah. Peng tersenyum geli.
mereka hendak berunding hanya pada anda Jenderal.
tunggu aku disana sepuluh menit lagi. Tank Komando Korps itu melaju menuju titik
pertemuan. Letjend Peng melihat tiga tank aneh yang belum pernah ia lihat dan dikerumuni lima
panser miliknya. Setidaknya mereka meminta bertemu 30 kilometer dari titik dimana tubuh
utama korpsnya berada. Letjend Peng turun dengan seragam kelas-A miliknya dan menemui
perwira itu. Seorang letnan Kolonel, masih cukup muda, setidaknya berusia akhir 30-an.
Hening, tidak ada siapapun yang berniat salut duluan. Mereka masih musuh, aku Letjend Peng
Tsai Lan, komandan Korps Pertama Nan Dipertuan Agong. Apakah anda hendak membicarakan
kapitulasi unit anda? tanya nya dengan nada angkuh dengan bahasa indonesia yang luar biasa
fasih.
perkenalkan, aku Letnan Kolonel Ruslan Djambek, komandan dari Brigade ke-7 Pengawal
Garuda, bertanggung jawab atas sektor ini. Aku tidak membicarakan kapitulasi. Aku meminta
sesuatu pada anda.
sektor ini? peng tersenyum, sektor ini sekarang berada dibawah kendali tentera Diraja. Jadi
apa yang hendak anda rundingkan?
maaf Jenderal, anda harus memecat komandan divisi yang bertanggung jawab disini. Karena
bila begitu, bagaimana mungkin satu brigade bisa masuk dan menemui anda disini. Aku ingin
meminta anda untuk segera berbalik dan menyerahkan Dumai pada kami.
Peng tersenyum kecut, Djambek benar, dan perwira ini bukan orang sembarangan, satu brigade
adalah jumlah yang besar. Artinya unitnya disini sudah bobol jika ia bisa menyusupkan satu
brigade masuk hingga sejauh ini.
atas dasar apa anda hendak meminta kami pulang dan menyerahkan Dumai pada anda?
keprihatinan mendalam atas keselamatan unit anda.
maaf jika begitu. Kita belum berperang sama sekali, anda bisa datang lagi jika aku kalah atau
kau hendak menyerah. Aku tak bisa penuhi permintaan anda.
kalau begitu aku meminta satu lagi.
kita bertempur dengan adil, aku tak mau anda membunuhi tawanan, orang sipil atau melanggar
hak-hak kombatan lain.
aku setuju, aku bisa penuhi permintaanmu, aku seorang prajurit, apa kau juga?
Djambek mengangguk, aku berjanji jenderal anda orang yang pantas menjadi lawanku.

dan aku takkan menyesal membunuhmu kolonel, kau orang yang pantas kubunuh.
Djambek dan Peng tersenyum, mereka bersalaman dan Djambek berlalu ke dalam tanknya.
Letjend Peng berbalik dan kembali ke unitnya. Pertempuran Padang Airmata dimulai dalam satu
kesepakatan.
Gelbjagr Detachment. Padang Airmata.
Letkol Djambek melaju menuju dimana Brigadenya berkumpul. Ia menggerakkan tank-tanknya
menuju titik dimana korps akan melaju. Ia menemukan unit-unit mayor Dwi sudah menggali
parit dimana tank-tanknya akan bersembunyi. Tank itu ditimbun hingga hanya kubahnya yang
terlihat. Peluru-peluru tank takkan mampu menembusnya karena seluruh lambung tank terbenam
didalam tanah.
Hasil pengintaian UAV melaporkan setidaknya dua batalion tank membuka jalan. Tak lama ia
melihat pesawat-pesawat tempur dari AU melakukan misi-misi wild weasel diatas formasi korps
itu. Setidaknya mereka akan sibuk menepuki lalat itu dari udara. Pikir kolonel Djambek.
tank!!!, tank musuh, jarak enam ribu. Teriak kopral Farda. Djambek memeriksa terakhir
kalinya. Tank-tanknya berjajar dalam rentang seratus meter. Membentuk huruf W terbalik, saling
bersilangan dalam medan tembaknya.
bersiap isi sabot! djambek mendengar suara peluru dimasukkan oleh sistem autoloader tank.
Hasil pengintaian UAV juga melihat adanya iring-iringan artileri dibelakang mereka. Djambek
berharap unit Letkol Djali baik-baik saja.
jarak empat ribu teriak Kopral Guntur.
kau sudah dapatkan link ke artileri Divisional di belakang?
sudah Komandan, satu batalion SMERSH siap membantu kita, mereka melakukan tembakan off
map dalam suksesi lima menit.
relai koordinat TRP kita.
apa anda hendak mebuka tembakan dengan artileri duluan?
tidak.. untuk apa merusak kejutannya?
jarak tiga ribu!
gelbjagr! Tembak bebas! tepian tebing landai itu diterangi sesaat. Meriam-meriam dari
detasemen tank Djambek menerangi tepian tebing sepanjang seribu meter. Ia bisa melihat
setidaknya 15 tank terdepan meledak seketika dihajar peluru sabot. Mereka terus menembak
hingga 15 tank beriktnya hancur berantakan. Kini unit mekanis malaysia menerjang maju dari
arah kiri dan kanan, tepat seperti yang diinginkan. Unit tank Djambek tidak kesulitan, sistem

pengendali tembakan mereka bisa membidik sasaran yang sedang melaju sekalipun.
Peluru artileri mulai berjatuhan, Djambek melihat sebuah Panser V-150 peninjau depan dan
menembaknya dengan peluru Termo. Peluru-peluru 155mm berjatuhan disekitarnya, terkadang
diselingi dengan munisi tandan yang menebar pecahan. Djambek memerintahkan bodi piliang
hanya menembak jika ada peluru kanon atau memang artileri itu jatuh diatas mereka.
lepaskan para hiu hitam!
siap Komandan! tak lama dari arah kiri-kanan muncul helikopter-helikopter yang segera
menyapu daratan. Disusul dengan sejumlah helikopter puma yang menembaki panser-panser
dengan kanon mesin 20mm disisi kiri dan roket-roket antitank 80mm.
Helikopter-helikopter Ka-52 melaju diantara medan tembakan. Komandannya melihat sebuah
kendaraan SAM dan menembaknya dengan rudal Ataka. Ia menemukan barisan artileri Malaysia
dan memilih roket-roket antitank. Menembakkannya secara salvo ke tumpukan bahan bakar,
amunisi dan meriam itu sendiri. Dalam sapuan kedua ia menghancurkan pusat komunikasi dan
pusat kendali tembakan artileri resimen pertama yang mereka temui.
cek kondisi, gelbjagr! Melapor..
all clear. Musuh menekan balik, dua resimen bergerak maju dari kiri kanan. Mundur ke posisi
dua, bagaimana musuh di kanan?
mereka akan memasuki TRP dalam 20 detik sekarang!
tembak!
Dibelakangnya mereka, 18 pelontar roket 150mm SMERSH melontarkan muatan mautnya dan
menghujani medan. Tiap pelontar membawa 30 tabung, hingga kini ada 440 roket ditembakkan
ke sasaran seluas empat ribu meter persegi yang dilalui resimen itu. Ada roket airburst,
termobarik, tandan dan roket HE. Resimen malaysia itu kini terhenti seketika akibat rantai tank
yang copot, korban tewas, korban terbakar, mesin yang rusak dan beberapa komandan batalion
terluka parah.
Resimen ke-177 Pengawal kelantan, sektor barat.
Kolonel Fakhry melajukan unitnya dalam kecepatan tinggi mengejar formasi tank-tank Indon
yang meluluhlantakkan resimen pembuka jalan korpsnya. Ia melajukan tank Abrams-nya seperti
setan. Sementara dibelakangnya lebih dari 60 tank dan panser mengikutinya.
Ia melihat tank indon pertama yang mundur. Ia memerintahakan untuk menembakkan munisi
sabot. Tetapi tank itu seperti tidak tergores, dan peluru-peluru hanya berledakan sekitar sepuluh
meter dari lambungnya. Bahkan tank itu membalas dengan tembakan yang jauh lebih akurat,
terkadang sembari menikung dan melakukan manuver-menuver yang hanya bisa dilakukan oleh
mobil balap.

Fakhry membanting helemnya ke lantai. Mukanya yang seperti bekantan meradang penuh rasa
amarah. Ia terus mengejar tanpa memedulikan kiri kanan-nya. Semenjak ditinggal istrinya yang
mengetahui kelainan yang dimilikinya, ia menjadi pemarah dan tak stabil, hingga ia dibuang ke
medan perang oleh keluarganya.
Pangeran Tengku Fakhry terus menerjang sembari menembak. Tetapi ia tidak sadar apa yang
menunggunya di depan sana. Meskipun tank-tank dan komandonya berjatuhan dan tewas, ia
tetap menyerbu dengan keras kepala. Ia tahu musuh hanya sedikit dan ia bisa kehilangan banyak
dan tetap menang. Matanya melotot dan buih keluar dari sudut mulutnya. Ia mulai kehilangan
kendali.
Seribu meter didepannya. Dua belas pucuk meriam antipesawat S-60 milik Raider mulai
menghidupkan radar pengendali tembakannya. Komandannya sudah menginsafi sejak lama jika
meriam ini tidak berguna melawan pesawat tempur, tetapi kini ia telah dibekali amunisi
penembus lapis baja dan memilih untuk menggunakan meriam ini untuk keperluan antitank.
Meriam itu menyalak dalam rentetan cepat, dua peluru perdetik, sistem autoloader baru yang
diproduksi pindad memungkinkannya untuk menembakkan hampir 30 peluru per sesinya
sebelum mengisi ulang selama 5 detik. Tembakan pertama membentuk kubah Abrams
dihadapannya, peluru itu memantul keatas, tetapi peluru kedua dan ketiga menemukan jalannya
diantara retakan armor abrams. Dan menyulut tank itu seketika. Tank pertama meledak dan
menghamburkan kubahnya ke atas dan jatuh terbalik diatas lambungnya yang terbakar hebat.
Komandan baterai itu tidak berhenti ia menembaki panser-panser bradley, VAB dibelakangnya
dan kaleng timah itu tersulut seketika. Komandannya melihat sebuah tank dengan dua antena,
tank komando. Ia membidik dan menembakkan meriamnya bersama dengan dua meriam lain
secara salvo.
Fakhry mendengar benturan keras sebelum ia mencium bau hangus dan menyadari tumpukan
amunisinya terbakar. Ia membuka tingkap tanknya namun terlambat. Amunisi itu keburu
meledak dan memotong pinggangnya dan menghamburkan tubuhnya ke udara.
seorang prajurit infanteri malaisa mendekatinya, fakhry mencoba meraih pistolnya tetapi ia baru
sadar jika tangannya juga putus... ia memandang prajurit itu penuh derita.
"tolong.. akhiri ini."
prajurit itu memandangnya tidak berdaya dan mengangkat M-16nya. dan menembak tengku
fakhry dua kali dikepala dan berlari ke unitnya.
Pertempuran padang airmata dalam 2 jam berhasil merubuhkan tiga resimen tank utama milik
Korps I, babak awal tengah dimenangkan oleh Letkol Djambek dan kawan-kawan.

Medical Team Dragon :D

Special Medical Combat Detachment Dragon Forward Surgical Team . Simpang Baganbatu.
10km dibelakang padang Airmata.
Asap dan gelora ledakan didepannya amat indah bagi Dokter Defid, ia terguncang-guncang
akibat panser yang dinaikinya naik turun diantara jalanan yang berlubang. Ia dan 15 orang
anggota medisnya kini menuju rumah sakit lapangan dimana ia akan mulai beraksi.
Tetapi ledakan mulai mendekat dan kini beberapa peluru artileri mulai memotong-motong
konvoi yang ia tumpangi. Sebuah panser didepannya terkena tembakan dan terjungkal seketika.
Mayor Defid keluar dari pansernya sebelum beberapa peluru memaksanya untuk masuk kembali
dalam panser.
panser panser maling!!!! teriak seorang prajurit. Namun sebuah mortir meledak dan
memecahkan tubuhnya menjadi dendeng. Defid merunduk kembali dan mendengar sayup-sayup
jeritan disekitarnya.
mediss teriak seorang pemuda di sebelah kanannya. Defid melihat pria itu tergeletak dengan
luka para di dada. Mayor Defid mengambil tas medisnya dan berlari menuju pria itu.
berhenti dok.. sialan! teriak Kolonel Leon. Ia mengambil senapan serbu SS1-nya dan berlari
bersama seorang perwira ajudannya. Serangan mortir dan senapan mesin malaysia masih
berhamburan disekitar mereka.
Defid berlutut disebelah pria malang itu. Luka di dada, tiga pecahan peluru menembus paurparu-nya. Satu lagi mencabik tenggorokannya, defid mengambil pisau bedahnya dan bersiap
melakukan intubasi.
Satu ledakan mortir tak jauh dari tempat mereka berdiri, deefid membelah kerongkongan pria itu
dan memasukkan sebuah kateter untuk membuka lubang udara. Dalam semenit praktek itu
selesai dan ia menyeret pria itu ke dalam sebuah lubang bekas tembakan artileri. Luka di dada
lebih para, tulang dada pria itu patah dibeberapa tempat dan hampir menusuk jantung. Defid
membelah dada pria itu dengan pisau komando pemberian seorang pasiennya dan menahannya
dengan sebuah magasin kosong M-16.
Luka paru, defid melihat ada pendarahan hebat, dan seluruh dada pria itu basah oleh darah. Ia tak
punya pasokan darah cadangan dan ia harus menemukan pembuluh yang bocor itu secepatnya
semntara peluru tetap berjatuhan. Ia meraba dan terus meraba hingga ia menemukan arteri
pulmonalis yang tercabik. Ia mengambil penjepit gunting dan menyetop darah yang mengalir.
Kecepatan image training lah yang menyelamatkan prajurit muda itu dari kematian. Defid
menjahit sambungan graft pembuluh darah pria itu dan mulai menjahit lapisan selaput paru yang

tercabik.
Menjahit dan menutup dada lebih susah lagi, namun ia tidak perlu menjahit serapi mungkin.
Defid menambal luka itu dan menjahitnya seadanya, tetapi darah masih tetap mengucur, ia
mengambil satu kateter lagi dan menguras darah yang menggenang. Kemudian ia mengambil
sebuah tabung mesiu dan menabur mesiu ke luka itu, kemudian ia menyulut mesiu itu sebelum
sempat menyerap ke dalam tubuh dan ia menabur kalium permanganat ke atas luka parah
tersebut.
Kolonel Leon melihat operasi pembedahan selama sepuluh menit itu dengan tak percaya. Dokter
sinting ini mengoperasi orang dalam beberapa menit saja dibawah tembakan peluru artileri. Ia
akan meneruskan permintaan bintang republik indonesia untuk keduakalinya atas pria ini.
kolonel, kita harus bergerak, pastikan kita membuka OR darurat disini. Bawa tim-ku kemari.
itu tak mungkin dok, tembakan artileri masih kencang kita harus menunggu..
dan lebih banyak lagi korban tewas.. aku tak mau tahu, aku ingin menegakkan FST disini
sekarang!
sial kau Dok, kau akan membunuh lebih banyak orang lagi!
Pantek! teriak Defid penuh kekesalan. Entah seperti kerasukan apa ia merampas radio milik
operator Kolonel Leon dan mulai mencerocos, disini FST dragon meminta bantuan udara pada
siapapun yang ada
Hening..
aku minta bantuan udara ada puluhan korban disini butuh evakuasi, aku mohon
Tak lama sebuah pesawat tempur melintas diatas kepalanya dan menanjak ke udara. Defid
melihat ukiran malaikat di ekor pesawat tersebut yang menjatuhkan sejumlah bom tandan ke
arah panser musuh.
Disini Kolonel Dhimas Koenigadler Afihandarin.. aku mendengar permintaanmu.. meminta
koordinat serangan.
Defid menaikkan kepalanya dan mengambil sebuah teropong. Ia mengarahkan teropong dan
mengukur jarak, arah serangan utara, 100 meter, danger close!
roger that, serangan utara, danger close, kami datang dari barat tundukkan kepalamu Dragon.
Dua jet Su-33 dari Skuadron Udara 700 Angkatan Laut Malaikat Hitam melesat dari barat dan
berjumpalitan di udara. Menjatuhkan dua bom dan berbalik. menerima tembakan dari bawah..
strafe target!
Pesawat itu memuntahkan peluru dari kanon 30mm-nya dan melesat membantai para infanteri

malaysia yang tersisa. Defid melirik ke belakang dan melihat dua korban lagi diseret ke titik
perkumpulan. Satu orang dengan kaki hancur diterjang mortir dan satu lagi luka tembus para di
bahu, nampaknya dari sebutir peluru kaliber .50,
Defid mempersiapkan meja operasi darurat dari tandu dan memerintahkan ahli anestesinya
bekerja. Tanda vital korban pertama terus menurun dan ahli anestesinya perlahan menstabilkan
kondisinya. Defid melihat lukanya, ada tiga pecahan peluru yang merusak tulang dan otot, defid
menyiramkan antibiotik dan mulai membuang bagian yang luka, menyambung pembuluh darah
yang hancur. Ternyata kehancuran kaki pria itu tidak separah yang ia kira, seluruh pecahan
tulangnya masih melekat dan defid hanya perlu mengambil sebatang baja tungsten dari peluru
tank dan membentuknya menjadi pen darurat.
Operasi kedua lebih parah lagi, meskipun selsai dalam 20 menit tetapi ia tak menjamin bahu
kanan pria itu bisa berfungsi dengan sempurna lagi. Kehancurannya terlalu luas. Defid melepas
maskernya dan memandang langit. Sebuah pesawat tempur Su-33 Malaikat Hitam melintas dan
menggoyangkan sayapnya. Defid melambai dan menunggu korban berikutnya.
Jakarta, Cilandak Town Square, disebuah kedai kopi tanpa nama.
Kolonel Dhimas Konigadler Afihandarin memandangi mall di depannya tanpa
makna. Ia merindukan kembali ke pertempuran diatas kapal induk KRI Soekarno.
Tetapi mendadak seluruh skuadronnya dipanggil ke Mabes dan diberi cuti.
Sementara ia digantikan oleh unit reguler diatas kapal.
Ia pergi cuti dan memilih mengikuti orang-orang dari satuan Remora Pasukan Katak
AL. salah satu unit antik yang dibentuk oleh Republik karena orang-orang terbaik
mereka tengah bertempur, tewas, terluka ataupun istirahat. Bahkan tenaga pilot
sendiri tengah kesulitan.
Pesawat tempur baru berdatangan tanpa henti, tetapi para pilotnya tidak
bertambah sedangkan untuk mendidik pilot baru tidak cukup waktu. Dhimas
tersenyum simpul ia sendiri bukanlah pilot betulan, ia hanya atlit glider yang
kebetulan mahasiswa teknik elektro yang cemerlang. Direkrut buru-buru oleh
seorang sersan di bandara. Ia mengalihkan pandangannya ke seorang pilot lain dari
Skuadron Udara 3 yang tengah tekun membuat sketsa seorang gadis di seberang
ruangan.
Skuadron udara 3 yang dulunya dikenal dengan elang biru-nya adalah unit lain yang
dikenal sebagai last eagle from Madiun unit pemenang pertempuran udara diatas
surabaya dan laut jawa. Meskipun begitu, skuadron ini menemui banyak masalah
mulai dari suku cadang, hingga para pilotnya yang semuanya terdiri dari para
pilot maskapai penerbang perintis dari Papua, hingga para pilot yang menyabung
nyawa dengan menyeludupkan manusia ke australia.
Deka menggelengkan kepalanya pertanda heran. Unit-unit aneh macam ini
bertebaran diseluruh matra angkatan. Di AL terdapat pasukan katak dengan sandi
detasemen Remora, terdiri dari para penyeludup, perompak, dan mantan maling

pasir dan kelompok penjahat ini sukses menenggelamkan dua kapal barang
Malaysia di Port Klang, dan hampir saja menangkap seorang target tinggi
pemerintahan Malaysia, tengku Hady Mirza.
Lain lagi dengan Eskader Kapal Cepat FPB-70 Gasing Tangkurak, dipimpin oleh
Datuk Rajo Tulang, seorang Lanun legendaris dari Pasaman Barat. Hanya dengan
bermodal 4 kapal cepat FPB lansiran PT PAL yang masih prototip, mereka berhasil
menenggelamkan ribuan ton kapal barang Malaysia dan membuat Selat Melaka
hampir saja macet total akibat ranjau-ranjau laut yang mereka tebar dimulut
pelabuhan.
Di Angkatan Darat, ada detasemen Gelbjager. Dipimpin oleh Letkol Ruslan Djambek,
mantan operator Kopassus yang didakwa telah melakukan pelanggaran HAM berat
di Aceh dan Papua. Detasemen tank yang dipimpinnya berisi para narapidana,
remaja putus sekolah dan mantan supir metromini di jalanan ibukota.
Kolonel Deka menatap langit biru nan damai didepannya. Semua orang berjuang
demi negerinya kini. Tetapi ia masih menatap dengan rasa marah ketika ia berjalanjalan di jakarta. Mall tetap buka, para ABG perempuan merajalela dengan gaya
mereka yang memuakkan mengisi tempat-tempat hura-hura (hal yang wajar jika
kini dijalanan yang terlihat hanya perempuan ataupun pria tua karena sebagian
besar lelaki berada di pusat pelatihan atau bertempur di rawa-rawa ataupun di atas
kapal perang atau bertempur di pulau karang tak bernama di perairan ambalat,
natuna dan di perbatasan kalimantan.
Ia juga melihat dengan jelas para sosialita dan pemuda-pemuda anak
pejabat ataupun anak pengusaha terkenal kaya kongkow sambil tertawa riang di
meja sebelahnya. Mereka kabur dari wajib militer dengan menggunakan beberapa
pengaruh dan uang. Dhimas menahan keinginannya untuk bangkit dan menyeret
mereka ke kamp pelatihan marinir terdekat untuk dilempar dalam gelombang
pertama batalion marinir yang akan merebut ranai.
Dalam kesendiriannya dhimas merenungkan semua pertempuran dan pembunuhan
yang ia kerjakan dalam beberapa bulan terakhir. Setiap pesawat musuh yang
dijatuhkannya, setiap deringan peringatan rudal pertanda maut mengintainya
dalam jarak amat dekat, setiap bau yang mengirinya di dek berminyak kapal dan
seluruh penghargaan, komendasi, bintang yang diraihnya dalam keberaniannya
menjatuhkan pesawat musuh dan menjadikan skuadronnya sebagai legenda dan
iblis dimata kawan dan lawan.
Tetapi renungannya tidak masuk dan tidak tervisualisasikan sempurna dalam
lingkungan penuh kontradiksi dan hedonisme yang dihuninya kini. Dimana
keberaniannya tidak bermakna, dimana pengorbanan yang dilakukan rekanrekannya yang terkubur didasar laut atau terbakar habis diatas kursi lontar terasa
tersia-siakan oleh para perempuan yang berbelanja menghabiskan uang
orangtuanya dan berdandan seperti pelacur, dimana seluruh kecemasan, kegilaan
dan darah yang ia bayar bersama rekan-rekannya hanya seperti baris teks tanpa

makna dikoran yang tidak terjual.


Terkadang ia ingin menangis, marah, dan ingin membiarkan jet-jet malaysia
menebar angkaranya sekali lagi diatas Jakarta. Hingga jakarta terbakar habis dan
berlumur debu dihuni maut yang menyumpah karena dipaksa lembur. Apa jadinya
jika engkau berkorban darah dan airmata tetapi seluruh realita didepanmu seperti
melupakan dan menafikan seluruh hasil kerja kerasmu?
permisi, apakah kursi di depan lo kosong?
Lamunan Dhimas terhenti dan ia memandang suara lembut yang menyeretnya
kembali dalam dunia nyata. Seorang gadis (dalam hati dhimas lebih senang
menyebutnya sebagai bocah) manis berkacamata bersama tiga temannya berdiri.
Ah para gadis yang mengejar para pemuda berseragam lagi. Para gadis yang
terpukau oleh seragamnya, seragam putih dengan wing penerbang tempur dan
emblem Malaikat berkepala rajawali di bahu kirinya.
ah iya silahkan. Ada perlu apa ya dik? dhimas berkata sesopan mungkin.
Meskipun ia benci dunia disekitarnya kini, tetapi ia tetap tidak mau bersikap kurang
ajar pada seorang gadis. Ia menilai gadis ini sejenak, hidungnya bangir tapi mungil
khas ras oriental, muka berbentuk hati dengan mata yang lembut. Kacamata yang
menyembunyikan sinar kecerdasannya, dhimas baru sadar, ia berhadapan dengan
maut tiap terbang dan ia bisa mengetahui orang cerdas dalam sekali lihat.
daritadi aku melihat kakak melamun sendirian disini. Dan aku kebetulan membaca
koran bulan lalu. Aku baru sadar jika aku duduk didepan seorang pahlawan.
pahlawan?
kakak tidak tahu? Kakak adalah seorang pahlawan, aku selalu mengikuti tiap
pertempuran di Karimata, ketika kakak bertarung diatas langit melindungi sebuah
perusak AL, KRI Macan Kumbang kakak sudah jadi pahlawan bagiku dan temantemanku. Gadis itu mengatakan itu hingga Dhimas merasa ia tengah dijerat
dengan suatu kebohongan yang rapi. Tapi
aku memang bertarung disana. Tapi apa yang kau harapkan dariku? Aku sudah
membunuh banyak orang. Beberapa diantara golonganmu menganggap kami
hanya sekumpulan pembunuh dan memilih kabur dari wajib militer, menuntut
dihentikannya perang, dan mengatakan berikan damai kesempatan mengecilkan
peran kami
percayalah kak, aku bukan gadis semacam itu. Kau sudah menyelamatkan
abangku, satu-satunya penerus bisnis papa, mungkin kakak tidak tahu itu. Aku
sangat sayangi abangku, tiap ia mengirim surat aku selalu menangis. Ketika ia
menulis bahwa ia diselamatkan oleh malaikat yang mengamuk dan menempatkan
dirinya antara maut dan dirinya, aku selalu ingin bertemu dengan malaikat itu untuk
berterimakasih.

Dhimas tersenyum, aku disini, kenalkan


aku sudah tahu Kolonel Dhimas Koenigadler Afihandarin, 25 tahun, catatan rekor
menjatuhkan 28 pesawat, komandan dari Skuadron Penyerang 700 Malaikat hitam,
dijuluki Iblis Samudera Selatan. Menerima Bintang Republik Indonesia 2 kali, dan
katanya masih lajang tulen.
Dhimas ternganga, informasi mengenai dirinya sampai sedetil itu. Bahkan catatan
rekor Kill-nya sendiri tidak banyak yang tahu. dan siapakah gerangan dirimu?
aku Amira Quinsha Samudra, artinya penguasa ratu dilaut. Ini Raina Angelia
temanku, yang bule itu Rachel, yang hitam manis itu Diana, yang sedang
memandangi lelaki diseberang itu Asha
jadi sekarang aku sudah disini.. apa yang ingin kamu ketahui yang lain?
Wajah gadis itu memerah seperti tomat, entahlah kukira komandan Malaikat
hitam itu tinggi seram, playboy, yah pokoknya image kaya tom cruise di top gun
lah..
beh aku kenal yang seperti itu. Dia komandan skuadron udara 3, lebih tua,
sekitar 28 tahun, playboy cap kapak, kalau kamu mau aku bisa kenalkan, dia ada
disekitar sini.. leher dhimas memanjang mencari-cari Mayor Topan Angkara.
bukan kata-kata Quinsha terhenti ketika teman-temannya pamit hendak
memesan makanan, aku hanya tertarik mengenalmu. Aku mengikuti tiap
pertempuranmu, aku mengikuti tiap apa yang kamu dan temanmu lalui, dan kakak
tau? Mulanya aku tak pahami apapun dari perang sialan ini. Tapi akhirnya sebuah
kisah membuatku paham apa yang kalian semua lakukan.
he? Kisah apa Quinsha?
kakak tahu berita bulan kemarin kemarin di Kompas? Yang judulnya PS: Aku
beruntung mencintaimu? Itu lho, kisah seorang Marinir di.. Dumai gitu, yang ia
meninggal ketika bertempur dan tewas dengan memendam cintanya pada
seseorang. Surat terakhirnya dipublikasikan, meskipun beberapa bagian tidak
terbaca karena dibasahi darah tetapi banyak orang tersentuh. Cobalah kakak baca.
Dari sana aku paham apa yang kakak lakukan.
sori aku tidak baca koran, tetapi marinir itu rasanya aku tahu. Aku menjalankan
misi melindungi helikopter SAR yang mengevakuasi jenazahnya. Dia mayor
Nugraha, aku ingat dia, aku pernah bertemu dengannya di klub perwira beberapa
bulan lalu. Pria yang baik.
benar tapi aku tak menyangka duduk di depan legeda sang kaisar elang
sekarang. Coba kakak ceritakan bagaimana pertempuran yang kakak lalui.
wah itu panjang bisa lama.

aku punya waktu untuk itu.


baiklah.. dhimas memesan satu gelas kopi lagi dan menyulut rokoknya, dari
yang mana?
yang paling ingin aku ketahui, ketika kakak bertempur melindungi kapal perusak
KRI Macan Kumbang.

greatest battle
Walaupun jiwaku pernah terluka hingga nyaris bunuh diri
Manusia mana yang sanggup hidup sendiri, di dunia ini.
Walaupun telah kututup mata hati begitupun telingaku
Namun bila dikala cinta memanggilmu dengarlah ini.
Sang Dewi, Angelica Martha Pieters
Dipopulerkan oleh Titi Dj, komposer Andir riyanto
Dentam terakhir meriamnya terdengar, letupan teredam dan suara derauan raksasa sistem
pertahanan aktif bodi piliang menggetarkan tingkap baja berbau sangit bercampur dengan
keringatnya mengucur. Kilauan-kilauan teredam mengotori langit bersama dengan badai baja
mencecar sisapapun yang tak terlindung, bau mayat terbakar, bau jenazah tak terkubur dan
cacian maut yang lembur menjemput dan mengantar antara dunia dan alam kubur dangkal
Ia mendengar suara hantaman keras bersama suara berderak ketika ia melindas sebuah tank
Malaysia yang terbakar hebat. Matanya keras membara diantara derak senapan mesin berat,
sesekali wajahnya diterangi kilauan peluru cahaya yang ditembakkan ke langit. Mata kanannya
tertutup perban terus perih mengucurkan darah ketika sebuah pecahan artileri menggores
pelipisnya. Suaranya hilang menjadi desahan serak karena terus berteriak diantara gegar
tembakan artileri dan tembakan meriamnya sendiri.
Air matanya habis, dadanya mengkerut, dan hatinya menghampa. Tanpa daya memandang ke
belakang, bersama dengan mayat dan reruntukan sepuluh tank dibawah komandonya. Dalam
masa-masa indahnya nan damai mungkin ia bisa memakamkan siapapun yang mengabdi, berbagi
darah, tawa dan air mata bersamanya dengan layak dibawah mentari bersinar dan tembakan salvo
bersama iringan musik tap. Tapi sayangnya ia tidak memiliki kemewahan itu
Satu tank malaysia muncul, ia berteriak, peluru menghantam masuk ke ruang tembak siap
terkokang. Penembaknya berteriak sadis dan ledakan teredam menghisap udara didalam paruparunya yang membusuk diterpa tembakau dan asap beracun fosfor. Tanpa rasa puas ia
memandangi tiga lagi nyawa manusia melayang seribu meter jauhnya
Ia maju menerjang, mengambil senapan tempurnya dan menembaki siapapun yang berlarian
mundur dihadapannya. Berteriak-teriak menghisap adrenalinnya hingga titik terakhir. Memaksa
otak, otot dan seluruh tubuh untuk tetap teguh melawan
Barisan tank malaysia menghambur maju, bercampur baur dalam baku tembak jarak dekat

dengan barisan tank rekan-rekannya. Sistem pertahanan aktif bodi piliang miliknya menjerit-jerit
minta istirahat dan amunisi.
Tank-tank dibawah komando Kolonel Ruslan Djambek bergerak maju, menggilas reruntuhan
yang tadinya berupa korps lapis baja pertama pengawal Yang dipertuan Agong. Dibelakangnya
sorak-sorai dari Front Belabangsa pertama terus menghambur dalam harmoni penuh kepedihan
Kolonel Djambek terhenyak ketika melihat sebuah abrams malaysia muncul dari dalam parit dan
menembak, tank disebelahnya meledak. Sersan Fadli dan gelbjager 6086 meledak seketika
menjadi mayat berasap yang hangus. Kolonel Djambek tidak membuang waktu, diantara
matanya yang kabur karena air mata ia merasakan tank-nya menembak dan abrams itu jadi
reruntuhan sketika
Langit membara penuh gairah, bom-bom berjatuhan di garis masing masing. Garis-garis berkas
pucat tipis mengukir langit dengan mural penuh maut. Para penerbang dari AL dan AU Indonesia
bercakaran dengan tentara udara diraja malaysia.
Lima kilometer lagi lima kilometer lagi aku akan pulang. Pikir Kolonel Djambek. Kini
batalion 100 pemburu lapis baja mekanis, divisi Istimewa Mangkunegara, apapun yang tersisa
dari batalion Kolonel Djali dan brigadenya menerjang maju, tepat di mulut kota dumai
Kolonel Djambek melihat ke sebelah kiri ketika ia melihat setidaknya enam kilasan menghambur
ke arah tank-nya. Bersama dengan suara gegar dari sistem pertahanan aktif miliknya yang
menyalak dan menangkis delapan proyektil uranium tungsten sabot, tapi dua proyektil tetap
melaju dan menembus kubah tanknya. Membuatnya terlempar dari tingkap tank. Semuanya
gelap.
Semuanya samar dan darahnya bercampur adrenalin menyentak balik, ia melihat drivernya
keluar dengan selamat, sementara Kopral Angga menyeret Kopral Fardha dari dalam tank, penuh
darah.
Drivernya menembak ke arah puluhan infanteri malaysia yang menerjang maju. Tank-tank yang
lain bergerak membentuk perimeter melindungi bosnya, satu tank lagi meledak. Kolonel
Djambek mendekat dan melihat Kopral Fardha terbatuk, tersedak oleh darahnya sendiri,
perutnya tercabik, lambungnya sobek dan pahanya patah hingga repihan tulangnya menempel
ditangan Kopral Angga yang menahan lukanya.
nak teruslah hidup nak..
maafkan aku Kolonel.
sialan.. buka matamu, teruslah bicara kau harus hidup kau harus pulang tanpa kaki,
tanpa mata sekalipun ingat rumahmu.. ingat gadis yang kau cintai tapi dia tidak
mengetahuinya
kolonel.. aku tak bisa patuhi perintahmu tetaplah hidup kolonel, dan katakan aku adalah
seorang pengecut yang lari darinya, maaf suaranya terputus oleh maut yang tergesa

menyelesaikan tugasnya.
Kolonel Djambek terdiam, semuanya hening ditelinganya. Tanpa suara, dingin plastik SS3
miliknya terasa. Hujan abu bersama reruntuhan pasir membaluri wajahnya. Bajingan, bajingan
keparat, pantek keparat! Ia hanya seorang bocah ia hanya seorang bocah yang ingin bertarung
dan kembali pada orangtuanya ia hanya orang yang percaya padaku dan aku telah.. gagal.
Kolonel Djambek tertawa histeris dan mengokang senapannya. Menyambut tebaran peluru.
Menembakkan senapannya setinggi pinggang, ia terlalu banyak menerima beban. Kini semua
rasa takutnya hilang, menguap, terbakar dendam, amarah dan benci, dan ketidakpedulian
terhadap hidup yang merasuk hingga otaknya. Satu peluru menembus dadanya, satu lagi
menembus perutnya.
Ia mencabut pistolnya dan terus menembak meskipun darah mengucur.. terus menembak. Hingga
barisan pertama infanteri malaysia yang dilihatnya hilang tertelan api. Ia kehilangan tenaga dan
menatap langit. Tiga pesawat tempur berekor ganda menyapu langit. Melayang berputar dan
menukik balik menjatuhkan muatan mautnya.
sudah kolonel, tenangkan dirimu kita sudah menang bisik kopral Angga di telinganya
hingga semuanya hening.
Markas Divisi Bermotor kelas A, Kabau Sirah (reinforced) padang Airmata. Dua belas
jam kemudian
Mayor Jenderal Endradika Blacktyphoon mengamati sejumlah panah bergerak dari
tiga penjuru yang kini berkumpul di kota Dumai. Tiga hari pertempuran antara korps
I, Brigade ke-6 Malaysia dan gabungan empat divisi Infanteri, plus satu divisi panser
dari Front Belabangsa kini hampir berakhir
Pertempuran amatlah keji dan sengit, general Dika merasakannya. Ia membawa
luka itu jauh dalam dirinya. Tiap kali melaju diantara reruntuhan kota, mayat tiap
sepuluh meter yang menggembung dan kehilangan muka, kehilangan anggota
tubuh dan terkadang anjing berpesta pora menyantap daging bangkai penuh racun
yang mereka temui diantara galian parit bekas pertempuran
Tepat ketika Brigade Panser Biru Ke-7 Pengawal Garuda melaporkan mereka telah
mencapai gerbang kota Dumai. Ia mulai mendengar berita penyerahan dan
kapitulasi beberapa batalion tentara Malaysia. Kini terdapat tiga kantung besar
tentara Malaysia, di dalam kota Dumai, di sebelah selatan Baganbatu yang
terkepung rapat dan ditembaki oleh pesawat AU. Dan yang terakhir ada di pantai
sungaipakning, tempat dimana kini mereka menatapi kapal-kapal pendarat yang
akan mengevakuasi mereka terbakar tanpa daya oleh serangan skuadron Malaikat
Hitam selama sepuluh menit
Mantari terbit diantara padang airmata yang kini dipenuhi rongsokan membentuk
ladang besitua dengan latar hijau indah dan pepohonan yang meranggas. Jenderal

Typhoon membuka sebuah kotak kecil yang akan dibawanya kerumah sakit hari ini.
Bintang orde Republik yang kedua bagi Kolonel Ruslan Djambek. Jenderal Dika
keluar dari tingkap tanknya dan berdiri dihadapan puluhan ribu prajurit yang kini
tegap berdiri dengan seragam tempur lengkap
[I]
Fajar kemenangan memang diterangi oleh korona penuh darah, pohon kejayaan
front kita dan setiap orang yang berperang didalamnya memang dialiri oleh nyawa
orang-orang yang kita cintai. Tetapi kilau keberanian, kobar pengorbanan, dan
airmata kalian takkan kulupakan. Aku menyebut diriku takkan melupakan kalian
karena aku tahu suatu saat kalian akan dilupakan.
Suatu saat kejayaan kita akan tenggelam oleh derap waktu, suatu masa kita akan
diludahi sebagai pembunuh, suatu saat yang pasti kita rasakan adalah kita telah
memberikan sesuatu bagi tanah dimana kita dibesarkan, dimana kita dilahirkan,
dimana kita berbagi tawa dan canda dengan sebuah keluarga yang bahkan lebih
erat daripada keluarga yang kita tinggalkan dirumah
Tetaplah kalian berjalan dengan tegap dan jangan lupakan aku dan siapapun yang
telah tewas, terluka dan tetap hidup ketika kalian melepas seragam hijau itu. Aku
merasa bangga dan melepas kalian penuh airmata ketika kalian terkubur dangkal
diantara jalanan Dumai dan Duri, ketika kalian pulang ke rumah akibat terluka
parah dan juga ketika kita akan terus berjuang, janganlah kalian merasa lelah
karena perang ini belumlah berakhir, fajar kemenangan kini terbit dibelakangku,
diatas lautan darah dan airmata yang belum kering dipadang ini kita akan
bangkit kita akan terus berjuang dan kita akan kibarkan Sang Saka di puncak
menara Petronas
Dan kita akan terbangkan jaya negeri ini jauh-jauh dan tinggi dimata dunia. Dan
kita akan gilas gedung parlemen mereka dan kibarkan merah putih ditanah negeri
yang berupaya menodai kebebasan kita bangunlah kalian dan sambutlah
kemenangan dan sambutlah pertempuran sebagai layaknya seorang lelaki jaya
negeriku, jayalah indonesia dan ikutilah kepak sayap garuda.. mulai dari padang
airmata ini! Hingga dijalanan Kualalumpur, hingga kita berada dijembatan akhirat
bersama selamanya
[/I]
[B][RIGHT]Pidato Jenderal Endradika ketika menutup pertempuran dan kapitulasi
tentara Malaysia

Epilog
Ia bangkit berdiri dan menatap dirinya di cermin, matanya yang besar dan berbingkai hitam
karena menangis belum juga pulih. Sebuah amplop terbuka dinodai warna coklat yang ia ketahui
adalah darah terus tergeletak di mejanya

Sudah sebulan semenjak berita kemenangan dipadang airmata menyeruak dan para pahlawan
kini pulang dengan dada terbusung. Meskipun sebagian besar dari mereka terkubur dengan peti
mati di pemakaman tak jauh dimana ia duduk kini. Hamparan luas kebun the yang ia liat kini
dipenuhi dengan nisan. Setiap hari kebunnya mengabiskan ratusan kuntum kembang untuk
ribuan orang yang kini terkubur di bukit martir
Nabil memandangi dua ikat anggrek bulan yang diletakkan ibunya diatas buffet. Satu untuk
kakaknya yang tewas dilaut Karimata, ketika kapal pendarat yang dinaikinya hancur diterjang
rudal, satu lagi untuk seseorang yang hingga saat terakhir tidak berani mengatakan bahwa ia
memendam perasaan
Nabil mengganti bajunya setelah mandi dan mengambil dua ikat bunga itu. Berjalan ke barisan
201 dan kolom 203. Ia melewati barisan upacara militer yang memakamkan tiga orang korban
lainnya. Mereka semua tewas di usia yang sepantaran dengannya. Dimasa mereka seharusnya
pergi kuliah, sekolah dan berkencan
Ia meletakkan kembang yang pertama dan mengenang seorang kakak yang baik, dan usil.
Seorang kakak yang rela menggendongnya naik turun bukit agar dirinya tak menangis. Seorang
kakak yang penuh gelora bermimpi menguliahkan adiknya hingga menjadi seorang doktor, tetapi
tewas diatas sebuah kapal ditengah laut dalam sebuah angkara perang yang merenggut
semuanya. Muhammad Sultan Syahida, kakaknya memang mengikuti takdir yang ada dalam
namanya, sebagai seorang syuhada
Ketika ia sampai di nisan yang terakhir dibarisan itu, ia tak kuasa menahan airmatanya. Nisan
sederhana dengan ukiran bintang republik di barisan atas. Tempat dimana seorang pria yang terus
ada selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Yang ia saksikan tumbuh bersama kakaknya. Wajah
kasar yang menggodanya tiap ia histeris karena bermimpi buruk semasa kecil
Wajah kasar yang rela kumuh berlumpur ketika ia kehilangan cincin dari pacarnya yang ternyata
seorang bajingan. Wajah yang selalu tersenyum aneh ketika ia bertanya mengenai masa depan.
Dan wajah yang selalu bergelora ketika ia mengatakan memasuki dinas militer dan mengalahkan
tiap rintangan untuk menjadi seorang prajurit intai amfibi
Dan wajah seorang pengecut yang baru bisa mengatakan mencintai dirinya ketika ia berlumur
darah diseret dari luar kota tak dikenal penuh darah tanpa nyawa. Dan wajah seorang pria yang
tak bertanggung jawab yang meninggalkan seseorang, yang baru disadari oleh Nabil sangat
mengenal dirinya, dan mencintainya dalam bentuk yang murni, mencintainya dalam bentuk
perbuatan, bukan dalam bentuk rangkaian puisi tanpa makna dan nafsu tanpa ujung. Orang yang
merasa beruntung hanya dengan mencintai tanpa balik dicintai
Nabil mengeluarkan surat terakhir dari Mayor Nugraha. Surat yang dikirimkan bersama dengan
barang-barang pribadinya. Yang baru diterimanya setelah salvo tigabelas kali mengiringi
jenazahnya masuk ke liang lahat. Ia membacanya baru kali ini, meskipun seorang wartawan
memuat surat itu, tetapi ia tak tega membacanya hingga kini.
Kadang aku tak tahu apa yang harus kutulis dalam wasiatku. Aku selalu berpikir aku terlalu

tangguh untuk tewas dimedan perang ini. Tetapi setelah aku tahu aku tidak sekuat apa yang
kupikirkan, aku berpikir untuk menulis satu bagian khusus untukmu Nabil. Seseorang yang
paling kukenal seumur hidupku, tepat setelah kau lahir, aku menggendongmu dengan lengan
seorang anak berusia enam tahun. Dan aku tak tahu setelah itu takdir membawaku entah kemana.
Tak pernah henti-hentinya aku memikirkanmu selama di medan operasi busuk ini. Dan aku mulai
berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku menyayangimu, meski kau tahu ini,
tapi aku tak menyangimu karena engkau adik temanku yang kau kenal seumur hidupmu. Tapi
karena memang aku lelaki dan kau perempuan seperti adanya aku ini.. kau tahu itu kan?
Tapi aku terlalu pengecut untuk mengakuinya. Aku terlalu sombong untuk mengatakannya
karena engkau begitu sempurna dimataku. Engkau begitu jauh meskipun aku bisa memelukmu
dan tertawa bersamaku tetapi engkau begitu jauh adikku. Setiap aku memandang matamu yang
besar menatapku tajam, setiap engkau merengek meminta sesuatu dan setiap engkau dengan
penuh gairah mengatakan impianmu, dan aku hanya bisa menjadi penonton karena aku merasa
tak pantas buatmu.
Lengan-lengan takdir membawaku disiini, setiap hari kulihat orang-orang tewas, setiap hari
kudengar orang-orang terluka dan sekarat menyebut nama orang yang dicintainya dan nama
Tuhan dalam berbagai versi. Dan aku mulai khawatir, aku mulai takut, dan aku mulai
memikirkanmu nabil
Aku katakan padamu, impianku untuk hidup dan mati sebgai seorang pemberani. Seseorang
yang mengukur keberaniannya dan mati ketika mencapai batas dimana ia harus berhenti
bertarung. Dan aku lupa mengatakan yang terakhir impianku, dan aku memang ingin melupakan
hal itu karena aku takut engkau memandangku lemah dan hina.
Impianku untuk bisa hidup denganmu selamanya, membahagiakanmu, dan menjadi orang yang
paling beruntung bisa bertahta dihatimu selamanya. Menjadi yang pertama dihatiku, menjadi
yang terakhir kucintai jauh diatas seragam dan senapanku. Memang hanya harapku karena bila
aku hidup aku berniat untuk mengubur harapan yang terlalu tinggi ini selamanya.
Bila kau membaca ini artinya aku sudah menjadi mayat dan aku ingin katakan aku tak menyesal
itu terjadi. Tapi aku akan menyesal bila kau tidak hidup dengan mulia, aku akan sedih jika
engkau tidak bekerja keras meraih mimpimu, dan aku akan meratap jika engkau tidak
mempergunakan dunia yang kutinggalkan untukmu untuk engkau berbahagia selamanya.
Lupakanlah aku dan hiduplah! Tersenyumlah dan sesekali bawakan aku kembang anggrek dari
kebunmu di makamku jika aku memiliki makam. Selamat tinggal cintaku yang terakhir
Nabil melipat surat itu, dan memandang langit yang merekah memancarkan sinar fajar. Dirinya
dan Nugraha dibatasi oleh langit dengan fajar yang menerangi retakan itu. Nabil memasukkan
surat itu kembali ke amplop, memutuskan untuk tidak lagi membukanya. Mengakhiri semua
memorinya atas suatu padang ilalang hijau penuh reruntuhan dimana Nugraha tewas menyimpan
semua perasaannya.
lahirnya sang iblis Karimata

suatu saat diudara Belitong


Dalam hidupku aku tak mau meminta padamu tuhan
Kekayaan dan kesehatan
Aku minta padamu kekacauan
Kehancuran dan asap mengepul
Api yang berkobar dan kematian yang bekerja sibuk
Aku takkan minta kekayaan wahai sang penguasa alam.. kaerna terlalu banyak yang meminta
Dan tak tersisa untuku
autan hening tenang di masa pancaroba ketika tujuh bayangan kehitaman melesat diantara muka
muka ombak memeluk mencoba meraih mereka yang menggegar diantara birunya laut. Melesat
meninggalkan jejak gegar dipantai yang dikotori oleh reruntuhan kapal-kapal pendarat mariner
Indonesia yang berupaya mendarat dan mrebut kembali belitong dari tangan malaisa.
angel flight, be advised, kali ini kita memasuki area pertahanan Malaysia, bersiap untuk turun
ke 100 kaki.
dimengerti eye tower memulai operasi.
Komandan ketujuh jet tempur itu, jet su-33 FSI atau frontal supermanuverability interceptor
membuka maskernya, menunjukkan wajah keras dengan mata yang amat aneh. Sebelah matanya
biru dan sebelah lagi merah darah. Suatu kelainan genetic yang amat langka. Ia menaikkan
akelserasi hingga dua mach dan membakar lebih banyak lagi T-8.
Laut biru tenang yang menyambutnya tiada segersang dari hati kemerahan yang dikepung oleh
asap hitam dari meriam flak Malaysia
Der Koenig Von Adler mendorong tuas tenaga dan sekejap afterburner memekakkan telinga
menyala dan menghela pesawat itu ke landasan antara tembakan flak
Seolah mengerti keinginan sang pilot, pesawat itu melesat dengan tenaga penuh, Adler terkejut,
benda ini jauh lebih bertenaga dan lincah daripada MiG-29 malingsia
Su-33 Flanker memang pesawat hebat dan tangguh, tetapi yang ini jauh lebih maju. Tidak ada
lagi tombol-tombol yang memusingkan, semuanya terintegrasi dengan layar sentuh, tomboltombol kendali senjata dan propulsi pesawat semuanya disederhanakan di tuas tenaga dan stik
kontrol.
Adler, disini Hammer, benda ini benar-benar hebat. Kau yakin ini semua teknologi zaman
sekarang? Para keparat di ITB memang benar-benar licin Hammer mengorbit enam meter
disebelah kirinya.
tidak hanya itu, dengan melihatmu saja aku bisa mengetahui kondisi pesawatmu. Pesawat ini

sudah memakai semacam jaringan internet wireless untuk saling mengirim data. Aku bisa tahu
dimana dan apa yang sedang terjadi di pesawatmu. Zeke menjawab. Di kursi belakang terdapat
tiga layar dan satu proyektor hologram yang interaktif sehingga bisa mengetahui kondisi medan
secara holografik dan tiga dimensi, dari bola IRST di depan ia bisa mengincar target darat dan
memusnahkannya dengan presisi tinggi. Radar yang nampaknya punya mata sendiri sehingga
bisa melacak hingga seratus kilometer. Dan penerima ancaman supersensitif hingga bisa melacak
suatu pemancar hingga jarak 80 kilometer secara akurat.
sabar, duapuluh detik lagi kita masuk ke wilayah tempur. Black Angels. Bentuk formasi
Low_RCS
roger! tujuh pesawat memecah menjadi elemen berpasang-pasangan. Bergerak amat rapat
dalam kecepatan tinggi.
Pesawat Radar Peringatan Dini, E-3 Sentry. Pengendali diatas pesawat itu tengah mengantuk
hingga ketika layar radar memunculkan ancaman ia menyadarinya dengan panik. komandan,
ada satu pesawat besar bergerak menuju Belitong! Kelihatannya pembom berat!
tugaskan Frag, delta flight! Sergap mereka! Kolonel yang mengomandani pesawat itu
berteriak.
dimengerti, delta flight, bergerak ke poros satu-enam-lima, kemungkinan pembom berat Indon.
Sergap dan hancurkan!
dimengerti Delta Flight yang berupa empat pesawat tempur F-18E Super Hornet bergerak.
Mereka bergerak kali ini berhadap-hadapan, tidak perlu memakai manuver rumit, karena bomber
takkan bisa mengimbangi pesawat ini dalam pertempuran jarak dekat dan pertempuran di luar
pandangan mata.
Begitu jarak mencapai 40 kilometer, seluruh delta Flight meluncurkan rudal AMRAAM,
Slammer away, Slammer with eight! delapan rudal AMRAAM meluncur dalam kecepatan 4
mach menuju sasaran.
oouw Adler, kita terdeteksi, delapan slammer mengincar kita! Zeke memperingatkan dari
kursi belakangnya. dari arah jam dua belas.
Adler mengentuk tombol transmit, okay Angel, break.. break, lepaskan chaff! tujuh pesawat itu
bergerak berpisah ke tujuh arah berbeda sembari melemparkan Chaff. Delapan rudal itu
mengincar awan besar serpihan alumunium itu dan meledak.
Adler, mereka sudah kutemukan. Apa perlu kau kuberi wewenang untuk rudal AA-10? Zeke
meminta izin untuk penguncian rudal AA-10 Allamo.
negatif, simpan itu untuk AWACS mereka. Semuanya, kalian ingat manuver kurva sempit?

dimengerti, laksanakan kurva sekarang! ketujuh pesawat itu kini menanjak cepat, berguling
dan berganti-ganti ketinggian dengan cepat. Kadang bermanuver mendekat dengan sangat rapat
sembari menghidupkan Jammer. Kali ini blade akan membalas mereka!
disini Delta satu. Aneh, mereka hilang timbul di layar radar, sial ada Jammer! Mereka tiba-tiba
jadi tujuh pesawat!
kita tak bisa ambil resiko, kita tertipu! Gadfly! manuver Gadfly adalah taktik untuk
menghadapi musuh yang lebih banyak. Empat pesawat dengan radar menyala bergerak
menikung tiga puluh derajat secara bergantian sehingga pesawat-pesawat itu membelok terus
menerus mengwasi sektor mereka seluas 360 derajat berputar seperti spiral dengan empat garis.
halah, pengecut! Ayo semuanya ikuti aku! Su-33FSIitu bergerak menanjak hingga ketinggian
maksimum. Jarak mereka kini 50 kilometer, tetapi posisi Malaikat Hitam jauh lebih tinggi, kini
Blade berada di ketinggian 18.000 meter, sementara pesawat musuh hanya di ketinggian 7000
meter.
lepaskan AA-11!
tapi Adler, ini diluar jarak efektif AA-11!
Percayalah padaku! blade menekan tuas penembakan dan rudal AA-11 itu bergerak
bermanuver mengincar sasaran. Zeke sendiri ragu apakah Seeker IR sanggup mengendus panas
pesawat itu dari jarak segini, tetapi pesawat ini dilengkapi Cross-Feeder penguncian sehingga
AA-11 dapat di program untuk mengincar suatu sasaran tanpa perlu penguncian.
Benar saja, dalam 18 kilometer pertama motor roket kehabisan bahan bakar, tetapi momen jatuh
rudal tetap membuat rudal itu melayang menuju sasaran. Rudal yang menghantam itu tidak
meninggalkan jejak asap lagi yang biasa dicari para pilot bila diincar rudal.
Adler memandang tanpa rasa kasihan pada empat bola api di depannya. Mereka berkumpul dan
kembali bergerak menuju kawasan sasaran. bladee, aku mendapatkan sinyal radar AWACS dari
jarak 140 kilometer, apakah aku bisa menembak sekarang?
kau gila zeke, tak mungkin!
pesawat ini entah mengapa memprogram ulang rudal ini untuk menembak dari jalur balistik
pop-dive!
kau serius?
sudah kubilang pesawat ini punya kekuatan gaib!

tembakkan Allamo! zeke memprogram rudal untuk pop-dive attack, rudal akan menanjak
hingga ratusan ribu kaki dan menghantam pesawat dari arah atas, zeke mempersenjatai dua rudal
dan melepas kuncian pada rudal, dan menghidupkan radar penguncian. wewenang penembakan
pada pilot!
tembak! Fox-three dengan dua! dua rudal AA-10 dengan SAARH (semi active-active radar
Homing) menanjak tinggi menuju angkasa.
disini zeke, pertahankan arah dan ketinggian, masih fase semi aktif. Sepuluh detik kemudian
zeke kembali berteriak, rudal masuk fase aktif, senjatanya panas! Kau bisa matikan radarmu.
Blade mematikan radar dan berlalu diiringi enam pesawat lainnya.

komandan isyarat penguncian! Sial..


turunkan pesawat hingga dua ribu!, cikar kiri!
komandan, isyarat penguncian dari pesawat hilang.. semuanya lega, mungkin musuh
memutuskan untuk meninggalkan mereka. Tapi.. komandan kali ini mereka mengunci kita lagi,
dua rudal nampaknya mengincar kita.
E-3 sentry itu bergerak terus mencoba menghindar. Tetapi E-3 tidak selincah pesawat tempur,
dan AA-10 itu melaju dalam Mach 5 dalam jalur balistik yang tepat. Satu rudal menembus
pangkal sayap tapi gagal meledak, dan rudal satunya lagi meledak di ekor pesawat. E-3 itu
kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah seperti sekarung beras bersama tigapuluh awaknya
KRI Soekarno. Gugus Tempur Laut Armada Barat Pertama.
Mayor Dhimas Afihandarin meletakkan topi putihnya dan membuka seragam kelas
A-nya ketika seseorang memasuki kabinnya tanpa permisi. Kapten Andi zeke
Nurdjito masuk dengan pandangan lusuh. Mayor Dhimas menepuk bahu
sahabatnya, kenapa kawan?
coba kau lihat ke ruang makan. Ada seseorang ingin bertemu. Orang yang dibenci
satu angkatan. Dhimas sudah tahu siapa yang dimaksud Zeke. Pasti seorang
Marsekal Pertama paruh baya dengan mulut setajam pisau dan lidah setepat bom
laser.
pasti Si David Moses itu lagi. Mau apa dia kemari? Membandingkan papan skor?
Katakan padanya aku tak mau membahayakan kawan-kawanku hanya demi
pertandingan konyol itu. Skuadron Malaikat Hitam memang sering dibandingbandingkan dengan grup perompak udarasebutan yang diberikan oleh para pilot
AU reguler terhadap para sukarelawan eks angkatan udara Israel yang dipimpin
oleh Marsekal Moses.

Dan tampaknya kini ego angkatan sudah mulai bermain, karena angkatan laut
hanya punya satu unit yang memiliki rasio kill 20:0 dengan rasio kill keseluruhan
pilot AL adalah 1:1,5 artinya tiap satu pesawat malaysia yang ditembak jatuh maka
setidaknya ada satu pesawat AL yang jatuh dan satu yang rusak.
Nasib sebagai anak kesayangan markas besar memang membuat para pilot AU itu
besar kepala pikir Dhimas. Setiap mereka turun ke darat, para pilot AU
mendapatkan bus lebih mewah, asrama lebih baik. Sementara para pilot AL
seringkali melewatkan masa libur mereka karena mengubur rekan mereka dilaut.
Mengubur peti mati kosong karena tak ada seorangpun yang waras mau terjun ke
laut dan mengambil mayat rekan mereka.
nampaknya ini serius, dia membawa dua orang dari skuadron serang 201. Dan
satu orang dari skuadron udara X.
maksudmu? Tidak ada skuadron udara X di AU, dan juga skuadron serang 201 juga
baru kali ini kudengar.
lebih baik kau ikut aku Adler.
Mayor Dhimas mengikuti WSO-nya sembari mengencangkan butir-butir kancing
seragamnya. Ia membalas sebagian salut dan memasuki landasan terbuka.
Disambut oleh marsekal Moses, julukannya diudara adalah Raven. Dua orang AL
yang mengenakan wing terbang dan satu orang AU pendiam dengan mata yang
sehijau zamrud, dan yang lebih aneh lagi. Dia WANITA!
Marsekal Moses menyadari tatapan heran Adler dan menyahut, kesampingkan ego
gendermu sementara Mayor. Dia jauh lebih hebat daripada kebanyakan orang tolol
dibawah komandomu.
oh ya? Bagaimana kalau dibandingkan dengan sekumpulan pemabuk dan penjudi
di skuadron anda MARSEKAL?
Suara Marsekal Moses mengeras, nada bicaramu tidak pantas untuk menjawab
seorang perwira tinggi. Mukanya memerah.
butuh lebih dari pangkat untuk mengesankan saya Marsekal. Saya lebih terkesan
dengan pesawat hitam milik anda dan pesawat kelabu punyaku bertempur
diangkasa.
kau memang keparat sombong anak muda. Jawab Moses terbahak-bahak, tapi
serius, yang kau hadapi sekarang adalah komandan skuadron X, Letnan Amelia
Behemoth Rosa.
Mayor Dhimas mengangkat tangannya hendak menjabat tangan gadis itu tetapi
sang gadis tetap membisu, he? Memangnya aku salah apa letnan? Seharusnya
engkau memberi salut bukannya bersikap kurang ajar!

Sang gadis tersenyum kecil, aku akan menjabat, memberi salut bahkan mencium
anda jika dalam tiga jam ke depan anda bisa mengesankan saya dan seluruh gadis
dibawah komandoku.
hah? Apa maksudnya ini Marsekal? Dia putri anda? Sikapnya mirip!
jaga mulutmu keparat, ini serius. Kau tahu dimana armada Malingsia sekarang?
setidaknya dua ratus mil didepan kita.
salah, mereka sudah berada seratus mil dan kita akan mengadakan serangan
udara besar-besaran untuk mengentikan mereka.
Letnan Behemoth Rosa menyela, mereka mendarat sekarang. Tak lama sejumlah
pesawat tempur mirip dengan pesawat milik Adler mendarat. Pesawat dari skuadron
udara 4, skuadron milik marsekal Moses, dilengkapi dengan beberapa modifikasi
untuk mendarat dikapal induk. Su-35UBM bercat hitam pudar dengan marking
burung gagak dan petir kembar disirip tegaknya.
Kemudian enam jet aneh bersayap delta dengan lubang udara berdampingan yang
amat khas. Jet tempur terbaru milik AU yang sampai kini disangkal keberadaanya,
jet MiG-144 bercat putih loreng kelabu. Jet tempur semi siluman yang dipiloti oleh
enam orang gadis yang menurut dhimas cukup cakeplaaah (koreksi mereka amat
cantik tetapi ego lelakinya tidak mau mengakui)
aku mau kau dan seluruh komandomu bersiap dalam sejam, brifing dan muatan
pesawatmu sudah diurus,
baiklah Marsekal.

Jalan Tol Cipularang, satu jam kemudian.


Raungan sirine merobek udara yang memekakkan telinga, seketika jalan tol ditutup
dan kendaraaan dialihkan keluar jalur. Para pengendara mobil yang keheranan
melihat dengan takjub ketika sejumlah dinding bukit membuka, menampilkan
sebuah pesawat berwarna hitam pekat pudar berguliran disusul dengan sembilan
lainnya yang berbaris dengan anggun disepanjang landasan.
Komandan tempur gugus tugas Resimen Penerbangan Strategis pertama, Marsekal
Madya Nurandra danube Aditya melirik keluar kokpit digital dimana ia berada.
Kopilotnya sibuk mempersiapkan pengebom raksasa yang diawakinya untuk
mengudara. Ia menghidupkan radio taktisnya. disini Par Two, siap untuk lepas
landas.
par two, disini straight one, mengakuisisi data penerbanganmu, angin tiga knot ke
barat, jet stream akan membawamu dengan mulus menuju laut jawa.
dimengerti Straight, memulai operation CAPSA! Marsma Danube mendorong tuas
akselerasi dan keempat mesin turbofan dibawah sayap jetnya mulai membara
merah dan menyala kebiruan. Sayap ayunnya membuka dan perlahan berguliran
berakslerasi menuju langit.
Marsekal Danube memandang dengan bangga ketika satu-persatu jet-jet pengebom
Tupolev Tu-160 Blackjack yang dipilotinya mengudara, disusul dengan pengebom
kedua dengan sandi Par Ace, Par King, Par Queen, Par Jack hingga par Six. Masing
masing pengebom membawa 32 rudal AS-6 Kingfish dalam pelontar rotari yang kini
akan dipersiapkan untuk menyerang kapal permukaan. Di pilon-pilon terdapat
duabelas rudal AA-9 amos untuk beladiri bersama dengan setidaknya duabelas pod
jammer yang bisa membutakan radar lawan. Melesak menuju langit menggelora.

Pangkalan Udara, H3, Pulau Madura. Pangkalan utama Angkatan Laut Armatim.
Resimen Penerbangan Maritim Strategis 411.
Hujan deras diiringi dengan badai membuat siapapun merunduk mencari
perlindungan, terutama landasan yang dipenuhi pesawat yang ditutupi dengan
terpal untuk melindungi mereka dari kejamnya air garam dan cuaca. Tetapi
beberapa orang justru menyalakan lampu sorot yang biasa dipakai untuk
mengarahkan tembakan meriam antipesawat S-60, Skyguard dan ZSU-23-2 ke atas.
Bersama dengan peluru-peluru meriam yang memuntahkan suar-suar menerangi
langit berhujan.
Didalam ruang taklimat misi, komandan resimen, Kolonel Laut Brahma Fuse
Sembara menatap puluhan wajah yang siap dan penuh keteguhan hati. Setiap
orang sudah menjahitkan kenang-kenangan dari keluarga mereka ke pakaian
terbang.
saudaraku, akhirnya kita berangkat berperang! Kita akan menghancurkan armada
mereka yang terkuat, yang didesain dan dilatih bertahun-tahun hanya untuk
melawan kita! Aku mau semuanya mengikuti misi ini dengan seksama dan sesuai
dengan yang kita latihkan! Kalian semua adalah sukarelawan dan AL tidak
mengupah kalian untuk pulang sebagai pengecut, ayo tendang pantat mereka dan
tancapkan Moskit itu ke dalam lubang ekor mereka one two rakyat berseru!
ganyang malingsia! Ganyang Malingsia URAAAAA! jawab para penerbang itu
dan mereka berlari menuju duapuluh empat pengebom maritim Tupolev 22M
Backfire diantara derai hujan deras. Para awak darat menghidupkan Auxilarry Power
Unit dan segera menyingkir. Para pilot, kopilot, navigator memeriksa bawaan
mereka, tiga rudal P-700 Granit yang seharusnya ditenteng oleh kapal perang
terbesar Republik, KRI Muhammad Hatta.
Komandan resimen menghela pesawatnya keujung landasan yang diterangi warna
warni dari suar-suar yang ditembakkan untuk menerangi landasan. Ia bisa melihat
semburan jet berwarna biru cerah melontar dari pesawat rekan-rekannya. Ia
menaikkan akselerasi dan melesat ke udara, membentuk formasi huruf V longgar
berjarak setidaknya lima ribu meter satu dengan lainnya.
ayo anak-anak, mari kita sepak para pelaut negeri homo itu dari laut kita!

Kapal Induk kelas Varyag, KRI Achmad Soekarno. ruang operasi penerbangan
Mayor Dimas adler Afihandarin menapaki aspal landasan kapal induk itu dengan
langkah malas namun mantap. Tangannya mengelusi pesawatnya dengan mesra,
menyentuh roda pendarat, memastikan rantainya terlepas, meregangkan
sambungan antara pilon dan rudal. Ia membawa enam rudal AA-11 Adder, empat
rudal AA-12 Adder, dua jammer pod, dan satu tangki cadangan. Ia merasakan satu
tepukan dibahunya.
aku sudah siap zeke, ayo berangkat. Tapi satu tawa seperti ringkikan kuda
terdengar menggelitik nalarnya. Hah?
kau lambat kali, apa bola-bola mu membuatmu dan anakbuahmu berlari lebih
lambat? jawab Letnan Behemoth Rosa. Dibelakangnya Zeke berlari tertatih-tatih.
sundal keparat itu menyepak selangkanganku.. kemari kau!!! teriaknya marah.
Muka Zeke merah padam menahan sakit. Rosa berlari menuju pesawatnya sembari
menebar tawa, wajahnya yang masih imut tapi bermata lembut hijau itu memang
makin manis, tapi membuat perut Adler makin mulas.
kenapa kau bisa kena sepak olehnya Zeke?
dia bertanya sesuatu yang tak jelas, ketika aku mendekat dia menyepak
selangkanganku dan menyikut hidungku hingga hampir patah.
sialan, dia itu kawan atau lawan? ujar Adler sembari menepuk helm terbangnya.
Satu suara nimbrung, wajar saja dia punya insting seperti itu, warisan dari
pendidikannya. Suara marsekal David Moses, ia mengeluarkan sebungkus gudang
garam dan memberikan satu pada Adler, yang menyulutnya penuh rasa syukur.
Kretek ini amat langka, meskipun larangan keras merokok terpancang tiap sepuluh
meter, ia tak peduli.

ia berlatih keras di pendidikan dasar, sementara para wanita hanya dikirim sebagai
operator radar dan sekretaris, ia bertekad untuk jadi pilot, sementara kebijakan kita
jelas yakni tidak mengirim pilot wanita ke medan tempur. Ia berhasil membuktikan
diri mampu sebagai pilot dan bahkan melampaui kualifikasimu dan aku
karena itulah dia ditugasi mengawaki -144, kalaupun dia tertembak jatuh, kita bisa
menyangkal keberadaannya karena kita punya peraturan tidak menerjunkan pilot
wanita dalam pertempuran, semata-mata mengaburkan siapa pemilik pesawat itu
bukan?
tidak juga. Ia memang hebat, ia sangat presisi cara terbangnya berbeda
denganmu yang berangasan, ia juga tidak secerdik aku, tapi ia sangat sabar,
presisif dan mematikan.
sialan.. ayo kita berangkat. Marsekal David membuang kreteknya dan berlari
menuju pesawatnya. Tak sampai tiga menit mereka semua sudah berada diudara.

Combro Flight, Tu-142. Diatas langit Kepulauan Berhala, Jambi.


Mayor Mustopo berkeringat diatas jok pesawatnya. Misinya kali ini amat berbahaya
kalau tidak dikatakan mirip dengan misi sekali jalan atawa misi bunuh diri. Ia hanya
membawa dua rudal AS-6 kingfish disayapnya dan dua rudal AS-4 Kelt untuk tujuan
lain. Kali ini Combro Flight diikuti oleh delapan pesawat lainnya yang menyapu dari
berbagai arah.
Para operator radar dan intelijen elektronik mengumpulkan data-data hasil tebaran
samping dari emisi radar-radar didepannya. Sejauh ini cukup mengejutkan, ia
menangkap tebaran radar dari E-2 AWACS, sinyal berkekuatan tinggi dari perisai
radar AEGIS, beberapa emisi dari Laksamana Class, Leiku Class, dan yang
mengejutkan, emisi dari beebrapa radar Destroyer Type 45 milik Inggris. Bukan
rahasia lagi jika Inggris dan Australia mengaktifkan Pakta FPDA dan diam-diam
mengirimkan kapal dan pesawat. Tapi jika ada E-2 artinya ada
komandan, Mainstay melaporkan bahwa mereka menangkap tiga bandit mencegat
kita, profilnya nampaknya Harrier. Keputusan anda?
bagaimana dengan posisi Malaikat Hitam, Raven dan Shadow?
mereka satu menit dibelakang kita!
mulai Operasi Angel Voice!
Tak lama perwira navigator melepas kunci rudal dan mempersenjatai rudal.
Memprogram profil serangan, dan menghidupkan radar raksasa di muncung
pesawat. Mayor Mustopo melihat dengan ngeri ketika di hadapannya terbentang

setidaknya tujuhbelas target, yang melindungi dua titik besar. Dugaannya betul,
Kapal Induk! HMS Invicible dan HMS Ark Royal. Yang satu membawa Harrier dan
yang kedua membawa tiga skuadron Tornado yang kini beterbangan ke arahnya.
Keempat rudal berjatuhan dan melesat maju dalam kecepatan satu mach. Berliukliuk mengikuti programmnya. Mayor mustopo menghidupkan Jammer dan
menukikkan pesawatnya menuju muka air laut.

Ruang Komando HMS Ark Royal.


Laksamana Derrick MacConnoly bangkit dari kursinya ketika ia melihat setidaknya
duapuluh kedipan muncul dilayar radarnya disusul dengan tebaran titik putih dari
jammer. Ia menghantamkan tinjunya ke meja dan mulai berteriak, sit rep, sit rep!
duapuluh bandit menuju arah kita, kecepatan satu mach, dari profil serangan
nampaknya pengebom backfire!
tunggu apalagi keparat luncurkan CAP, regu tempur dan Tornado, hancurkan
mereka sebelum mereka mencapai titik pelepasan rudal.
dimengerti, sedang meluncurkan Typhoon flight. Sekarang ada 20 tornado diudara,
12 harrier suda meluncur. Mendekati para bandit, menemui hambatan jammer, lima
menit untuk menembus kabut noise!
memasuki jarak tembak. Duapuluh detik sebelum penembusan jamming.
salvo AMRAAM! Mulai melepas salvo misil
Dua bandit hilang, disusul dengan tiga empat lima sebelum suara komandan
informasi CIC kembali nyaring bersuara, gelombang pertama kehabisan misil.
Pesawat tempur kita mundur.
gelombang kedua kehabisan misil, masih ada tiga sasaran, memulai serangan
jarak dekat apa katamu!!!?
admiral, pesawat tempur kita melaporkan mereka menembaki rudal-rudal tua yang
diprogram sebagai drone, kita tertipu! Kabut jamming hilang.. astaga.
sialan, kondisi tempur udara, bentuk perisai sekarang!
melaporkan adanya 20 bandit lagi, dari profilnya nampaknya jet tempur Su-33 dari
KRI Soekarno!

Kokpit Malaikat Hitam.

Adler tidak membuang waktu lagi, ketika radarnya diperintahkan untuk dihidupkan
kini ia memiliki puluhan target yang menyambutnya. Beberapa mundur beberapa
lagi dengan berani menyongsong skuadronnya. zeke, buka parameter penembakan
Adder!
siap, menghidupkan radar fire control, feeding data, sasaran terkunci, dua sasaran
pertarget.
perhatian bagi seluruh malaikat, salvo dalam, tiga dua satu fox three!
fox three dengan dua, fox three dengan dua! jawab jaringan radio yang seketika
berisik. Adler melihat tigapuluh detik kemudian sejumlah bola api memenuhi langit.
Seluruh CAP dari kedua kapal induk Armada Sekutu Malaysia Inggris hilang dari
udara.
disini Behemoth, kami berhasil menjatuhkan dua AWACS inggris, suruh para supir
truk untuk masuk!
Hebat. Pikir Adler, menyusup di ketinggian rendah dan menghancurkan AWACS
mereka ketika semuanya sibuk karena perhatian teralih pada pesawatnya dan
pesawat Raven. Raven sendiri sudah menjatuhkan 11 pesawat sejauh ini. Behemoth
bukan pilot sembarangan.
Limapuluh mil dibelakang mereka, marsekal Nurandra danube aditya
mengangguk ketika mendengar seluruh air wing armada sekutu kocar kacir. Kini ia
bergantung pada laporan inersia dari Combro Flight yang telah merekam
keberadaan armada sekutu beberapa menit lalu. Operator sistem ofensifnya
melepas kunci rudal dan memutar kunci peluncuran. Tak lama lambung bom
membuka dan masing masing rudal dilepas secara salvo dengan rentang waktu
setengah detik.
Ketika seluruh misil sudah terlepas ia menikung dan menghela pesawatnya hingga
mach 1.8 dan ia berpapasan dengan formasi longgar gelombang pengebom lainnya.
Resimen AL yang menggunakan bomber Backfire mulai melepas rudal-rudal gigantis
yang menggelantung di pilon mereka. Kemudian berbalik dalam kecepatan mach
dua. Berlomba menghindari maut.

HMS Ark Royal. Combat Information Centre.


admiral, sejumlah patroli kita melaporkan telah menembak jatuh dua backfire
musuh.
vampir vampir! Sial banyak sekali, 288 vampir!
wewenang special auto, tembakan otomatis pada CIWS kita! Jatuhkan mereka!

Serentak kapal-kapal penjelajah Aegis menembakkan rudal standar mereka ke


udara. Mencoba mencegat ratusan rudal yang bergelombang datang menebar
maut. Jumlah vampir pertama berkurang hingga 200 vampir, tetapi rudal yang
datang terlalu banyak. Terkadang dua rudal dihadapkan dengan sasaran yang
sama.
Gelombang rudal menangkap emisi sasarannya, sejumlah kapal barang. Misil itu
menukik dan disambut gelombang peluru 20mm dari CIWS goalkeeper, meskipun
rudal meledak beberapa ratus meter dari lambung tetapi tetap saja menyemburkan
serpihan-serpihan ke kapal dan membunuh beberapa orang.
Sepuluh rudal lainnya kehilangan sasaran dan meledak dilaut. Kini kapal-kapal
musuh bergerak tak teratur menghamburkan awan-awan alumunium, 30 lebih rudal
tertipu dan meledak menghantam muka laut. Namun masih ada seratus rudal lebih
mengarah dan menghujam.
Lima belas diantaranya menyasar Ark Royal. Sistem CIWS sudah bekerja
semestinya, namun akhirnya kepanasan dan kehabisan amunisi. Tujuh rudal kini
melesat menembus landasan dan dek. Menyulut bungker bahan bakar dan Ark
Royal meledak dan patah dua.
Puluhan rudal lainnya menghantami sasaran dengan acak. Tiga rudal menghantam
invicible, tetapi dengan absennya penempur diatas deknya membuat kerusakan
menjadi lebih ringan. Tetapi kapal itu praktis lumpuh dan terombang ambing diatas
lautan.
Dua penjelajah Aegis rusak parah, empat kapal dari Laksamana Class Hancur total.
Delapan kapal tenggelam, termasuk dua kapal pemasok satu kapal induk Ark Royal.
Tiga rusak parah, sisanya masih bisa berlayar. Pertempuran Karimata pertama
dimenangkan oleh AL dan AU. Tetapi yang tidak diketahui oleh para pilot dan pelaut
itu. 30 lebih kapal lainnya kini membayang di samudera hindia. Armada terkuat di
dunia, Armada Ke-7 US Navy.

perairan SAmudera hindia


kontak sonar, sierra sebelas kedalaman seribu meter teriak perwira sonar dari balik
konsolnya. Kolonel Laut Masfaber Mustafa langsung berbalik dari kursinya.
sonar, kau yakin sierra sebelas berada di kedalaman segitu?
aye komandan, tipe baling-baling bilah ganda, kecepatan dua knot. Bearing satu dua satu.
Colonel Masfaber memutar otak dan mulai berpikir. Siapa yang mau menyelam di kedalaman
segitu di perairan tak jelas ini? Dan juga baru beberapa malam sebelumnya sejumlah kapal
perang inggris ditenggelamkan dan takkan ada orang yang mau mengadakan penelitian di laut

sedalam ini.
bawa ke kedalaman periskop! Kecepatan dua knot, naikkan antenna ESM dan bersiap untuk
emisi control, muat ikan Skval, dan SUT di tabung tiga dan empat, banjiri tabung dan bersiaga
untuk solusi tempur!
siap, kecepatan dua knot, kedalaman periskop.
conn, disini ruang torpedo. Torpedo panas dan dipersenjatai.
Bunyi lambung yang gemeretak ketika perubahan tekanan menyeruak membuat jantung colonel
Masfaber gemetar kalau ada sonar pasif entah dimana yang menangkap dirinya dan ke 40 awak
lainnya dan suara gemuruh tajam yang membuat maut menggodanya.
berikan aku seluruh kontak yang ada di permukaan.
dua kontak dari kapal penelitian, satu kontak dari kapal militer dan.
BA WAAAAAH
sonar berkecepatan tinggi. Torpedo di air.. sialan.. aku menangkap emisi transmisi dari
pesawat, banyak sekali menuju kota Bengkulu..
anjing snapshot dan siapkan hydrojet reactor ke seratus persen, 40 knot skarang!!!!
Maneuver kapal selam kelas Alfa III itu menjadi liar dan digeber tinggi memulai maneuver
penghindaran, sementara limaratus lebih pesawat melesat ke timur. Melesat menuju Bengkulu.
Penerbangan Queens Order Flight. Kokpit Panavia Tornado ADS, 12th Squadron
Victoria Guard. 0000 jam.
Letnan Kolonel Gary Lance Nichols berkeringat dibalik masker oksigennya. Laut
lepas dibatasi dengan gundukan kehitaman disinari cahaya rembulan yang
menandai pantai Pulau Sumatera membentang di depannya. Lance mendorong tuas
kemudinya dan mulai menurunkan ketinggian. Deringan cericip pelan terdengar
menandai dirinya tengah dideteksi oleh radar pertahanan udara Indonesia beberapa
ratus mil jauhnya.
Ia bersama dengan lebih dari 500 pesawat tempur gabungan dari Australia,
Malaysia, Afrika Selatan dan sejumlah persemakmuran lainnya memulai
penyerangan udara besar terhadap tiga kota yang menjadi garis belakang
pertempuran di pantai barat sumatera. Dimulai dengan Padang, Jambi dan
Bengkulu. Misinya adalah menghancurkan pangkalan udara, pelabuhan, dan pusat
penimbunan bahan bakar yang memasok logistik mesin-mesin perang Indonesia di
pantai timur.

lance, kau dengar? Katanya armada kita dihabisi oleh sejumlah pembom
Indonesia? bisik navigatornya, Mayor Edgar Sabre Conolly.
diserang benar, dihabisi tidak, sejumlah kapal rusak dan Ark Royal tenggelam.
Tetapi kebanyakan dari mereka kini tengah diperbaiki dan jika para Yankee itu
memutuskan ikut berperang, maka para Iblis Samudera itu akan menjadi sejarah.
o rule britania, britania rule the waves.. hahhahaa, sebagai info Lance, dalam
sepuluh menit kita akan memasuki cincin pertahanan udara Indonesia. Bagaimana
jika kita pecahkan hening radio?
tunggu perintah dari AWACS, tetapi hidupkan jammer radar kita.
dimengerti. Tangan Mayor Sabre menjejak di sejumlah tombol dan jammer di
ujung sayap dan di bawah pilon mulai menyala. Sementara tangannya yang lain
sibuk mempersenjatai bom curah Durandal dan mulai memprogram sasaran untuk
mengabisi radar pertahanan udara yang akan mereka temui. Rudal AGM-88 HARM
mulai mengaktifkan pencari radar pasifnya dan siap diluncurkan.
Sebuah suara memecah statis radio komando dan menggema ditelinga kedua pilot
itu, london bridge, london bridge. Suara yang sama juga menggema di telinga
lebih dari seribu penerbang yang memulai operasi penyerangan udara terbesar
Inggris setelah perang dunia ke dua.

Markas Komando Pertahanan Udara Nasional, Komando Operasi Angkatan Udara


Pertama. Bungker kendali sentra pertahanan pengawasan Antariksa Nasional Sektor
Barat.
Mayor dibalik konsol komputer semula tidak mempercayai apa yang dilihatnya.
Tetapi gangguan atmofser yang kerap terjadi mulai mempengaruhi radarnya. Yang
aneh gangguan ini bersifat meluas dan mulai membentuk pola-pola gelombang
teratur yang bisa dikatakan adalah suatu badai tropis besar atau badai elektrik
matahari yang mungkin akan terjadi sewaktu-waktu.
Ia mulai menjalankan tes diagnostik terhadap pola noise yang ditimbulkan oleh
kumpulan gejala aneh ini. Badai tropis ia cooret dari perhitungan karena amat tidak
mungkin badai tropis mendekat dalam kecepatan tinggi tiba-tiba. Kemudian ia
memeriksa pola naik turun noise itu di sebuah interferometer dan spektrometer
digital diseberang ruangan. Hasilnya; noise itu mulai membentuk suatu pola yang
hampir teratur. Hanya satu benda yang memunculkan gejala seperti itu.
Jammer! Ia menyambar telepon emas dan menelepon Marsekal AU yang baru saja
pulang ke rumahnya. Dilihat dari polanya mungkin saja ada sekitar ribuan pesawat
menyerbu dan bergerombol seperti sekumpulan belalang

Di Atas samudera Hindia, grup penyerang armada udara operation London Blitz
Marsekal Sir Ian Lanchester telah memerintahkan sebuah operasi udara yang amat
berani dan diluar kemampuannya selama ini. Sir Ian adalah arsitek operasi udara
Inggris yang paling berpengalaman, ayahnya adalah penerbang RAF kawakan yang
menerbangkan pengebom-pengebom inggris ketika perang dunia kedua dan lolos
dari lebih 50 misi mengebom kota Koln, Bern, dan terutama sekali Berlin.
Sedangkan ia sendiri telah menghadapi Angkatan Udara Indonesia sejak Konflik
udara Dwikora, perang melawan Argentina di Falkland, melawan angkatan udara
Iraq di Operasi Badai Gurun dan sejumlah konflik lainnya di Oman.
Kini ia telah mengumpulkan lebih dari 500 pesawat tempur dari negara-negara
persemakmuran dan dari RAF sendiri. Jet-jet tempur tornado Inggris, Australia, Afsel,
jet tempur Gripen, jet tempur Typhoon, pengebom lawas Avro Vulcan, dan sejumlah
Aardvark, bersama dengan sisa jet tempur Hornet milik Malaysia untuk
mengadakan operasi udara raksasa yang kini mulai berjalan.
Jet-jet tempur itu memecah menjadi tiga kawanan, tiap kawanan memecah-mecah
diri menjadi tiga skuadron terdiri dari skuadron pengawal, pengebom dan pemburu
SAM. Prioritas sasaran pertama adalah kota Padang, dengan sasaran utama terdiri
dari pelabuhan Teluk Bayur, stasiun kereta Api Tabing, stasiun kereta api sawahan.
Sasaran kedua adalah markas sentra komando pertahanan antariksa barat yang
merupakan jantung komando dan jaringan data serta SAM seluruh wilayah barat
yang dipertahankan oleh jaringankalau bukan hutanSAM yang terhubung rapat
di Bukit Limau Manis, tepat dibelakang Universitas Andalas. Sasaran Ketiga adalah
dua pembangkit listrik tenaga uap di Pauh Limo dan pembangkit listrik tenaga
pasang surut di muaro Padang.
Satu skuadron jet tempur F-5 dan satu skuadron jet tempur tua MiG-21BiS
mengetahui kedatangan armada udara RAF dan mulai menghadang. Tetapi jet-jet
tornado dan typhoon menembaki mereka dengan misil AMRAAM dari jarak puluhan
mil dan menyapu habis skuadron malang tersebut.
Langit cerah dan bulan bersinar penuh, para pemburu SAM tiba-tiba mengetahui
bahwa hanya tiga radar yang aktif dan mulai memburu dan menghancurkan radarradar itu dengan misil HARM. Tetapi serempak lampu kota padang dimatikan dan
langit dipenuhi dengan salvo meriam-meriam antipesawat dari berbagai kaliber,
tetapi yang paling utama adalah meriam S-60 dan senapan ZSU-23-2 kaliber 23mm
dan 57mm. sejumlah pengebom yang sudah menurunkan ketinggian terpaksa
menaikkan lagi jetnya agar tidak tersambar pecahan peluru. Sejumlah pesawat
penyerang mulai berjatuhan. Lampu-lampu sorot raksasa dinyalakan menerangi
udara beberapa diantaranya dimodifikasi dengan filter monokromatika yang
membuat bom-bom berpengarah laser meleset. Tetapi sejumlah pengebom yang
salah sasaran mulai menjatuhkan bom-bomnya di kawasan padat penduduk di
Siteba dan menghancurkan sejumlah tanggul penahan waduk, membanjiri kawasan
padat penduduk dengan air bah dan menewaskan ratusan orang.

Pengebom lainnya mulai membidik lokasi-lokasi meriam-meriam yang terkadang


memati-hidupkan radar kontrolnya dan bom-bom laser seberat 250 pound
berjatuhan di baterai-baterai meriam. Kota padang kini diselimuti letupan-letupan
jamur raksasa. Beberapa pengebom Vulcan tersambar peluru dan menjatuhkan
muatan bom-berbahan-bakar-udara yang sedianya diarahkan ke stasiun kereta api
ke tengah kota. Pesawat pengebom berhasil menyelamatkan diri, tetapi delapan
bom itu jatuh tepat ke atas pemukiman padat penduduk di wilayah pecinan. Ribuan
orang mati terbakar ditempat tidur mereka.
Tetapi sisa jet-jet yang lain melakukan tugasnya dengan sempurna. Markas sentra
pertahanan antariksa barat berhasil dilumpuhkan setelah menjatuhkan setidaknya
50 bom penembus bunker GBU-27 EP. Namun pihak penyerang sendiri kehilangan
setidaknya separuh dari 70 pesawat yang dikerahkan jatuh atau rusak akibat
tersambar peluru meriam dan pecahan rudal.
Pelabuhan teluk bayur babak belur dihajar bom-bom tandan dan sejumlah kapal
pendarat hancur berantakan, tiga kapal militer pengangkut pasukan tenggelam
didermaga dihajar bom dan rudal. Instalasi penimbunan bahan bakar meledak
berantakan dibom dan menciptakan badai api yang selain membunuh personil AL
dan pelabuhan juga membunuh sejumlah nelayan diperkampungan sekitar
pelabuhan.
PLTG pauh limo hancur berantakan. Hancur total sehingga kota padang hidup dalam
kegelapan bersama dengan separuh sumatera barat. Tetapi serangan ke muaro
dimana pembangkit listrik pasang surut tidak begitu berhasil karena area
pembangkit itu terlalu luas dan tembakan meriam antipesawat amat gencar disini.
Pertempuran kali ini dimenangkan oleh armada RAF. Kerugian dipihak RAF sendiri
adalah seperempat dari armada penyerang rusak atau hilang. Tetapi kerugian
indonesia jauh lebih besar ribuan orang tewas, jaringan transpor rusak parah,
teluk bayur harus diperbaiki beberapa hari dan yang paling penting adalah bahan
bakar yang terbakar atau terparkir sia-sia akibat pipa dan stasiun pipa yang hancur
diterjang bom.

Pangkalan Udara S3, Sultan Thaha, ruang komando Operasi Skuadron Gagak Hitam.
Marsekal David Mosher menikmati kopi pertamanya hari ini setelah meninjau
sejumlah latihan dari skuadron-skuadron sukarelawan penerbang yang akan
mengawal penyerangan terhadap armada Royal Navy untuk keduakalinya. Begitu
alarm berbunyi dan dunia berguncang dibawah kakinya. Ia berlari ke jendela dan
melihat ratusan titik-titik api melayang di udara bersama dengan ledakan-ledakan.
Kilatan-kilatan meriam antipesawat menerangi langit.
Sebuah bom kembali meledak, yang ini tepat menghantam gedung markas
tempatnya berpijak. Ia terlempar dan sesak napas, merasakan seseorang menarik

lengannya, dengan matanya yang penuh darah ia melihat perwira eksekutif


skuadronnya menarik dirinya dari dalam reruntuhan. Tetapi satu ledakan lain
menghempaskan pria itu kembali.
Avi, Avi bangun kau keparat! tetapi pemuda itu sudah mati bahkan sebelum
menyentuh tanah. David menghela dirinya diantara kekacauan sejumlah mayat dan
potongan tubuh berserakan, tiga buah jet MiG-35 yang diparkir di landasan menjadi
bola api seketika dihajar peluru 23mm dari jet yang menyapu daratan.
David melewati sebuah meriam S-60 yang memuntahkan pelurunya ke udara.
Letupan meriam itu membuatnya tuli sesaat, tetapi ia berhasil mendekati bungker
dimana pesawatnya diparkir. Beberapa orang teknisi dan prajurit paskhas AU
tengah mendorong sebuah jet Su-35 yang telat dimasukkan ke bungker, sebuah jet
Tornado Inggris melihatnya dan memberondong para prajurit malang itu dengan
proyektil 23mm. david terus melangkah dan merasakan kakinya kebas disambar
peluru.
Ledakan dari jet tersebut menghempaskan dirinya ke atas dan ia terbaring ditengah
beton landasan. Nafasnya tak teratur dan ia mulai merasakan sakit yang teramat
sangat, semua kenangannya menyeruak kembali. Ketika ia lulus dari akademi
militer, ketika ia mengebomi pemukim palestina di Gaza, wajah istrinya yang tewas
dicabik bom bunuh diri di ashkelon, para sahabatnya yang kini entah masih hidup
atau tidak. Dan wajah Said Khalid sahabatnya, tewas terkena bom dari
pesawatnya. Alur dendam konflik yang merenggut dua orang paling dicintainya
dan wajah dari Perdana Menteri Israel ketika itu yang menyalaminya karena telah
melakukan misi yang tak mungkin..
Oh Vey, engkau memang yang terbaik, matamu bagaikan elang kebanggaan ada
padamu david.. engkau Hessher David sang elang daud.
Pujian yang tanpa makna karena dengan tangannya ia membunuh seorang teman
yang menolongnya ketika kecil. Seorang teman yang kebetulan berbeda jalan
darinya tewas oleh bomnya sendiri, istrinya.. Sarah, tewas dihajar bom bunuh diri
ketika ia hendak merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke sepuluh. Anak-anak
yang berpaling darinya ketika mereka tahu ayahnya mulai menjauh dari shul dan
tenggelam dalam alkohol.. semua kepalsuan dan semua kebusukan menelan dirinya
penuh sesal dalam hampa
aku akan mati disini
Semuanya gelap. Tapi belum berakhir.

Kota Jambi, Area Operasi London Blitz.


Letnan Kolonel Gary Nichols berteriak penuh rasa puas ketika bom Durandalnya

tepat menghantam landasan pacu. Ledakan-ledakan kecil seperti petasan mewarnai


lahan tersebut. Serangan ke Jambi jauh lebih berhasil daripada ke Padang karena
kota ini nyaris tak memiliki pertahanan udara yang memadai. Mereka berhasil
masuk dan menetralkan sejumlah SAM sebelum membombardir kota dengan bombom laser ke target-target yang diperlukan. Seperti gedung DPRD, kantor walikota,
kantor gubernur.
Landasan pacu bandara adalah sasaran utamanya, termasuk ladang tangki minyak
di selatan bandara. Rekan-rekannya yang lain menyerang area reparasi dan
pemeliharaan divisi baja ke-2 di sebelah barat kota. Kini sebagian besar dari tanktank serta kendaraan mereka rusak parah. Tiga jembatan yang membelah sungai
batanghari dihancurkan. Tetapi serangan mereka juga tak luput dari kerusakan area
sipil, perintah dari kantor PM mewajibkan mereka menjatuhkan bom-bom fosfor dan
FAE ke sejumlah pemukiman kelas menengah dan pemukiman kelas atas dimana
para pegawai negeri dan staf pemerintahan bermukim.
Hasilnya, mungkin sekitar 500 orang tewas akibat kebijakan itu, termasuk ketika
mereka mengebom sejumlah area lainnya.
aku tak suka ini, ini terlalu tenang.
santai saja sabre.. kita sudah harus mundur, kota mereka sudah menyala. Kita
sudah menang!
terlalu mudah.. seharusnya kata-katanya diinterupsi oleh sebuah suara dari
jaringan radio taktis.
kontak-kontak skuadron 13 disapu habis!
oleh apa?
sesuatu yang bergerak dengan kecepatan mach 2!
maksudmu?
a bloody Flanker Jet!
fuck! dan suara itu menghilang dari udara.
Letkol Lance mengarahkan jetnya ke sumber pertempuran dan melihat beberapa
kilatan di udara. Tak lama satu titik hitam mengarah ke jetnya dari arah timur dan
tiga pesawat skuadronnya hancur berantakan. bloody hell, apa itu?
Lance diikuti dengan Sabre mengejar pesawat itu. Tak lama ia bisa melihat ekor
ganda jet Flanker berwarna kehitaman dan mulai mengunci dengan misil udara-keudara sidewinder tetapi ketika misil itu meluncur. Flanker siluman itu berjungkir
dalam kecepatan hampir 2 mach yang bisa membuat pilotnya sendiri mati akibat
gaya gravitasi. Lance menyentak kemudi tetapi sabre terlambat.

Dua tembakan, satu diantaranya meleset hampir 3 meter dari kaca samping
kokpitnya. Satu lagi menghantam mesin kanan sabre dan membuat jetnya terbakar
dalam bola api raksasa.
jet Tempur RAF, disini Marsekal Raven.. harap segera menjauh dari lokasi teritorial
udara indonesia.. or suffer the consequences!
persetan ayo sini.. come and get me! teriak seorang pilot lain yan langsung
menyerang bersama puluhan rekannya dari tiga arah. Jet itu terkepung tetapi ia
dengan lincah membentuk spiral ke angkasa diikuti dengan para musuhnya. Tetapi
beberapa saat kemudian jet itu melayang indah, menuver kobra pugachev.
Lawannya yang mendadak kehilangan sasaran sontak menemukan diri mereka
saling berhadapan sesamanya dan hancur berantakan diudara.
lance, hadapi dia, lindungi kami, disengage!
siap pak. Lance mengarahkan jetnya menuju titik hitam yang mengejar rekannya
dan mulai memberondong dengan rentetan peluru kaliber 23mm. tetapi jet itu
kembali melakukan putaran spiral kali ini lance tidak mau mengulangi kesalahan
rekannya, ia mengikuti pertandingan itu dari arah berlawanan, jet flanker itu
memiliki tenaga, tapi juga lebih besar dari jetnya hingga akan lebih mudah dihajar
oleh peluru kanon.
kau hebat nak.. tapi terlalu ceroboh. Entah bagaimana jet itu berjungkir dalam
spiralnya dan menembak dua kali ke arah sayap. Jet lance langsung kehilangan
hidrolik dan berputar dalam spin tak terkendali sebelum kembali stabil.
raven aku pernah dengar tentangmu. Kau mantan pilot IDF, si Elang Daud.
Penerima medal of valour!
benar.. kali ini kau kuampuni, katakan pada majikanmu kalau aku tidak akan
membiarkan mereka lolos tanpa menanggung akibatnya.
mereka takkan takut padamu!
aku tak butuh kau untuk percaya apa omonganku, kau kubiarkan hidup itu
menyampaikan pesan ini pada mereka. Dan ingat, kami tak pernah membuka
perang pada sipil, tetapi pengeboman kalian telah membunuh anak-anak dan
wanita. Katakan pada mereka aku akan membalasnya. Ia menambahkan
penekanan itu dengan menembakkan tiga peluru disampin kokpit Lance.
kau.. kau adalah pilot hebat.. mengapa harus keluar dari IDF dan bergabung
dengan TNI? lance menunggu Raven menembakkan satu peluru 30mm
kepesawatnya.
karena aku sudah bosan menjatuhkan bom pada anak-anak, membunuh saudaraku
sendiri. Kau tahu aku bukan yahudi murni, tapi yahudi keturunan belanda yang kini
seluruh keluargaku ada disini. Sudah tak ada tempat untukku di israel. Lance

tertatih melesat menuju barat. Sang elang david mengikuti dari belakang. Setelah
sepuluh menit, pria itu menggoyangkan sayapnya dan pergi.

Perbatasan Lampung-Bengkulu, Taman Nasional Bengkunat. Sentra Pelatihan Militer


Iregular Republik.
Siap gerak!
Enampuluh empat tubuh tegap bersamaan, melipat senapan M4 mereka yang
lengkap dengan pelontar granat M203 melintang di dada. Seorang sersan mayor
bertubuh langsing dengan mata tajam bagai elang gurun dan rambut hitam sehitam
malam membalikkan tubuhnya dan memberi salut pada sekumpulan penerbang.
Mayor Dhimas Afihandarin membalas salut dengan tajam. Matanya memeriksa
sekumpulan bintara dihadapannya dengan perasaan segan hingga ke tulang. Para
veteran Angkatan Darat, Marinir dan Paskhas dari TNI baru yang berarti mereka
adalah para sukarelawan dalam perang ini yang datang dari berbagai macam latar
belakang. Mahasiswa, nelayan, petani di pegunungan gunung kidul dan sumatera
yang terlatih dalam kehidupan amat keras, insinyur dari berbagai latar belakang
dan keahlian.
Sang sersan mayor maju dan menyalaminya, selamat datang di kamp Cobra
Mayor! pandangan meneliti dari sang sersan mayor membuat badan dhimas
merinding disko. Sersan Mayor Alfa Nurburuujnama yang amat lembut yang
berarti kejujuran cahaya gugus bintangadalah pemimpin dari sekumpulan bintara
ini. Tidak ada perwira dalam kumpulan ini kecuali satu orang dan ia adalah
komandan Batalion CobraCommando Battalion of Reconaissance Actionyang
sering diplesetkan oleh para perwira lain sebagai Commando of Bloody replacement
karena diisi oleh para veteran dari unit-unit yang terpotong dan terbantai habis.
Baret beraneka warna yang mereka pakai seolah menegaskan identitas mereka
yang tak jelas, lengkap dengan seragam loreng Inggris yang sedikit mirip dengan
loreng tentara malaysia. Persenjataan mreka sendiri kebanyakan adalah rampasan
dari tentara Malaysia, Inggris dan beberapa dari SAS Australia yang mereka hadapi
di medan Kalimantan yakni M4 Carbine dengan pelontar granat dan ACOG sight
sehingga mereka benar-benar mirip tentara inggris betulan. Siluet fisik mereka yang
rata-rata besar dan badan yang terbentuk baik makin menegaskan peniruan itu.
terimakasih sersan. Sekarang maukah engkau membubarkan pasukanmu dan
menemani kami melihat-lihat kamp?
tentu saja. Sang sersan berbalik dan berteriak. pasukan siap gerak! Salut! Bubar
jalan! dan kerumunan pasukan itu menyebar dan menghilang dibalik malam. jadi..
apa yang hendak anda lihat? Demonstasi keahlian atau?

tidak itu, aku ingin tahu bagaimana latar belakang pasukanmu ini?
Wajah teguh itu melunak sesaat, matanya menerawang dan tersenyum simpul,
unit ini adalah unit yang dibentuk dengan konsep yang amat-amat sangat berbeda
dari unit pasukan khusus, kami tidak pernah mau disebut pasukan khusus karena
kami tidak memiliki kualifikasi komando, kami tidak melatih diri dengan standar
komando yang diberikan markas besar. Karena kami benar-benar suatu unit untuk
menguji pertempuran dari sudut yang berbeda sekali.
jadi ini adalah unit yang tidak memiliki kejelasan tentang kualifikasinya begitu?
bukan.. kami punya kualifikasi. Misi kami jelas, pengintaian infanteri jarak jauh,
ataupun pengintaian dari darat, laut dan udara, kami bisa melakukan misi
penyerangan dan penyusupan. Tetapi kami menekankan diri pada infilatrasi, taktik
unit kecil, senjata ringan dan penyusupan.
bagaimana pembagian TOP-nya?
unit terkecil adalah cell terdiri dari empat operator, disinilah tumpuan utama unit
ini, pengintaian empat orang dibalik garis musuh. Empat cell akan membentuk Frag,
Frag adalah tumpuan utama misi berskala menengah, pengintaian bersenjata,
diversi, sabotase dan interdiksi jalur belakang musuh. Nah empat frag akan
membentuk Net, satu network adalah unit yang memiliki kemampuan setara
dengan kompi meskipun hanya berkekuatan separuhnya, mereka memiliki mortir
81mm, GPMG, penembak runduk, dan kalau perlu bisa diperlengkapi dengan rudal
bahu antipesawat. Biasanya net juga memiliki dukungan kendaraan sendiri, yaitu
Panser MWARV atau modular wheeled armored recon vehicle yang bisa diterjunkan
dari udara dengan parasut.
benar-benar baru ya? Berbeda dengan kopassus. Kukira ini pasukan sejenis dengan
kopassus dan denjaka.
berbeda sekali, kami tidak menekankan diri pada suatu standar yang terlalu tinggi
seperti mereka. Kopassus jelas memiliki lahan sendiri, kami adalah unit yang
memiliki suatu kohesivitas yang berbeda, kami lebih menekankan pada kelicikan
dan tinjauan intelektual dalam menyelesaikan misi, ditambah dengan kenekatan
sebenarnya. Perbedaan lainnya, seluruh unit kami adalah bintara dan sukarelawan.
Bintara kulihat, lebih memiliki sense untuk memimpin dirinya sendiri dan unitnya
ditambah lagi dengan pengalaman perang mereka sebagai prajurit. Unit ini jelas
jauh berbeda.
Dari kejauhan dhimas mendengar suara rentetan senapan mesin dan ia menoleh.
Melihat sejumlah prajurit saling menembaki sasaran yang diletakkan ditengah dua
jajaran prajurit yang menembaki sasaran itu sembari bergerak. itu.. latihan itu
sangat berbahaya kau tahu?
memang, kami kehilangan beberapa orang dalam latihan itu. Latihan yang

menekankan diri pada presisi dan konsentrasi menembak. Anda belum melihat
latihan penyerbuan kami. Mereka ditembaki dengan senapan mesin berat betulan
dan menyerbu sasaran yang ditentukan. Kami juga memakai mortir betulan untuk
latihan dopper, sekedar bersenang-senang kau tahu?
Dhimas melirik ke arah rosa, ia tahu rosa bukan pengecut. Tetapi
mungkin kali ini ia dan rosa mengambil satu sikap yang sama: pasukan ini diisi
orang-orang sinting! Dhimas mengikuti beberapa tur lainnya dan berlalu menuju
landasan udara dimana pesawat-pesawat dari skuadron malaikat hitam
disembunyikan dalam bungker superkokoh, ia bisa melihat sebuah jet MiG-144 milik
skuadron Rosa didorong masuk ke dalam dan..

KABOOOM
Ledakan itu menghempaskan apapun didalam jalurnya, menelan para teknisi dan
prajurit dalam perimeter dalam bola api. Ledakan-ledakan lainnya menghujani
kamp. Bersamaan dengan itu, para prajurit Cobra yang ada menembaki udara
dengan senapan tempur mereka. Beberapa jet penyerang Tornado yang menukik
menembakkan kanon mauser kaliber 23mm mereka dan beberapa prajurit tewas.
koenig! Cepat kesana! teriak Rosa menunjuk sebuah bungker. Dhimas
menggeleng dan melambai memerintahkan para penerbang yang ada untuk
menuju landasan. Tak lama bungker perlindungan mereka meledak dihantam
sebuah misil AGM-65 Maverick. Kesadaran dhimas menghilang dan adrenalinnya
menyentak balik untuk berlari. Ia menyeret firebird menuju bungker lain tempat jet
Su-33 Flanker miliknya diparkir.
Reruntuhan jet MiG itu masih terkobar hebat. Firebird dan Dhimas masuk dalam
kokpit, ia menyentak tombol APU diluar dan menghambur kembali masuk. Bahan
bakar separuh terisi, amunisi kanon penuh, empat misil AA-11 terpasang dipilon.
Zeke berteriak menanyakan apakah misil keparat itu sudah diperiksa atau belum.
Koenig menyumpah dan tetap menggulirkan pesawat menuju landasan.
tower, disini malaikat hitam. Scramble seketika!
negative Adler. Tigaratus meter didepanmu ada reruntuhan jet lainnya, kami tidak
bisa memberikan izin lepas landas. Jawab suara yang entah bagaimana tetap
tenang.
persetan denganmu, malaikat hitam scramble! koenig mendorong tuas akselerasi
hingga maksimal, tidak memberikan waktu pada sang mesin untuk memanaskan
diri dan langsung berakselerasi menuju aliran udara berkobar didepannya.
Adler, kau sinting! Kau bisa membuat kita berdua terbunuh! teriak firebird
dibelakangnya.

percayalah padaku bro!


Limapuluh meter, hidung pesawat masih separuh terangkat.
Tigapuluh meter masih segitu juga.
Ketika mencapai sepuluh meter entah mengapa pesawat terasa ringan dan mereka
melesat menuju angkasa. Telinga mereka tuli akibat cericip radar pengunci musuh.
Koening melihat tiga titik kehitaman dengan cincin kemerahan melesat menuju
dirinya dan ia membalik, sementara firebird melepas puluhan suar untuk menipu
jalur rudal musuh yang meledak dibelakangnya.
firebird, berapa musuh yang nampak diradar?
tujuhbelas sejauh yang bisa kuhitung!
sialan, mereka pasti banyak sekali sehingga mengerahkan segini banyak pesawat
untuk menghajar landasan kecil seperti ini. Koeningadler melesat dan mulai
berjumpalitan dikejar delapan pesawat dari empat arah.
Adler membentuk manuver yang diajarkan oleh Raven padanya, mulai menanjak
sembari dikejar misil-misil pencari panas sebelum melakukan manuver kobra.
Pesawat itu melayang seketika dan berbalik dalam sattu sudut yang stabil. Adler
meraih tombol kanon dan mulai menghujani musuh dengan peluru 30mm, dua
pesawat hancur berantakan. Satu lainnya menerima tembakan dan kehilangan
kontrol sebelum akhrnya menghempas tanah.
Adler membuka kunci misil dan menembak dua kali, satu pesawat menghantam
sebuah rudal dan rudal lainnya berhasil dihindari rekannya, namun ia tak melihat
rekannya yang lain dan bertabrakan diudara. Adler melihat sasaran ketiga dan
melepas sebuah rudal lagi yang sukses mengenai ekor, namun pesawat itu tidak
jatuh dan terpincang kembali ke arah barat.
Ia menyentak pesawat hingga maksimum dan menukik di belakang sebuah jet
tornado yang mengundurkan diri. Tiga rentetan kanon kembali menyalak. Dan
pesawat itu terbakar jatuh, adler kembali berbalik dan head on dengan sebuah jet
tornado lain. Ia menekan tombol kanon tetapi kanon sialan itu ogah menyalak
karena kehabisan amunisi. Adler menyentak afterburner hingga maksimum. Ketika
hampir menabrak ia melesat menanjak ke angkasa, menelan pesawat musuh
dengan udara panas hampa udara. Jet itu seketika khilangan tenaga dan terjebak
dalam spin tak terkendali sebelum mengantam tanah.
Adler berteriak histeris dan kembali menyerbu sebelum firebird menyadarkannya,
kuasai dirimu adler! Kita kehabisan bahan bakar. Kita harus kembali!
pasuk! adler baru menyadari kalau bahan bakarnya kurang. Ia melihat sebuah
jalan raya dan mulai menurunkan roda pendarat. Ia baru menyadari jika jalanan itu

kurang dari seribu meter panjangnya sebelum menikung manis ke barat. Adler
mengeluarkan flaps dan ketika jet itu menyentuh aspal jalanan yang tak rata, adler
melakukan sesuatu yang tak biasa. Ia mengeluarkan parasut pendaratan yang
robek seketika. Tetapi parasut itu berhasil melambatkan jet itu hingga hidung
pesawat menghantam tanah. Agak keras tetapi akhirnya jet itu perlahan berhenti.
Adler membuka kanopi dan berbalik menghadap firebird, tidak begitu buruk eh?
jika bukan pilot malaysia yang membunuhku, itu pasti kau! Berapa kali kukatakan
kalau nyawaku Cuma satu?
Adler tersenyum kecut dan mengeluarkan kreteknya, aku tak peduli, omongomong kau membawa telepon genggammu?
mana aku bawa kau keparat bodoh!
kalau begitu kita tinggalkan jet ini dan jalan kaki kembali ke bengkunat!
Firebird membaca tanda jalan dan melihat ke selatan, sebuah marka menunjukkan
kata-kata: Liwa 45 km. ia menyumpah-nyumpah dan mengikuti dhimas berjalan
kaki ke selatan. Ada seratus kilometer harus dihabiskan dengan menumpang
sambung menyambung jika ingin ke bengkunat.

Markas Komando Angkatan Udara Kerajaan Timur Jauh, Bagram Afganistan.


Marsekal Ian berjalan menuju bungker, hidungnya berair diterjang debu halus dan
udara tipis nan kejam milik lembah para ksatria yang tak tertaklukkan. Dua orang
operator Special Air Service berdiri tegap menyambutnya di depan ruang rapat. Ia
baru saja hendak berbalik ketika sebuah tepukan lembut menghampiri bahunya,
Kolonel Djan Pieter komandan kontingen Legion Afrika selatan tersenyum simpul.
kerja bagus hari ini Marsekal, misi kita hampir berhasil. Tetapi para rupert itu tidak
puas dengan hasil kerja kita.
aku tak tahu apa lagi yang mereka harapkan dari kita. Memutus habis suplai garis
belakang Indonesia?
Kolonel Djan membuka pintu dan berbisik, tepat sekali..
Seorang marsekal RAF penuh dan dua orang jenderal AD menyambut mereka
berdua dengan senyum hangat, selamat datang marsekal Ian. Nyamankan dirimu,
tea kopi?
tea saja.. langsung ke maslaahnya aku harus memimpin misi lain untuk
menyerang instalasi radar pantai Indonesia.

marsekal Ian, aku tahu kesuksesan operasi London Blitz, tetapi dampak yang
ditimbulkan belum maksimal. Kerusakan yang kita timmbulkan terlalu kecil untuk
memotong garis suplai indonesia dalam serangan terakhir.
aku paham, kita tak mungkin mengebom mereka sekali jalan saja. Perlu misi
berkelanjutan pak.
dan kau tahu resikonya kan? Korban di pihak kita kemarin tidak bisa dipandang
enteng, setidaknya ada seperdelapan dari pesawat kita rusak dan jatuh.
itu jauh dibawah perkiraan sebelumnya yang memperkirakan kita akan kehilangan
setidaknya separuh dari jumlah penyerang.
tetap saja aku dan para petinggi di Whitehall kurang setuju dengan penilaianmu.
Marsekal ian memandang jengkel, jadi apa yang kau usulkan? Menuklir mereka?
Menjatuhkan tigabelas hulu ledak nuklir di kota-kota mereka dan menyulut perang
nuklir?
kurang lebih seperti itu.
anda tidak mempertimbangkan akibatnya ini bisa memicu perang nuklir!
siapa bilang kita akan memakai nuklir?
Marsekal Ian terdiam seperti orang gagu, jadi kita memakai apa? Gas perut?
ingat-ingat apa yang terjadi pada tanggal 25 December di Aceh.
itu gila.. dan tak mungkin.
Sang Jenderal AD mengeluarkan setumpuk buku tebal dan Ian bisa membaca tesis
yang diusulkan oleh seorang Profesor di Cambridge, Profeseor Larry Theodore
Nelson. Ahli kegempaan terkemuka dan Profesor Doktor Samuel Tilinghast, ahli
fisika inti partikel dari Cambridge. Kedua judul itu membuat muka Ian agak pucat.
Ia memandang abstrak tesis pertama, judulnya : PRODUKSI MASSAL ANTI MATERIAL
HIDROGEN DENGAN METODE PENGURUNGAN PLASMA MAGENETIS. Ian cukup tahu
mengenai antimaterial, semacam partikel baru yang muncul dari hasil
akselerometer partikel. Dan yang kedua: manipulasi sonik dan kavitasi dalam
rangka rekayasa gejala seisimis dan geologis pada muka dasar laut. Ini gila.

Perairan Samudera Hindia. Lepas pantai pulau Nias.


Tiga helikopter angkut super puma dan dua helikopter serbu MiL-28 Havoc lepas

landas dari landasan helipad darurat yang dibangun beberapa waktu lalu. Seorang
letnan dari Korps Marinir Intai Amphibi menghitamkan mukanya dan mengokang
senapan SS-1-nya. Ia memakai seragam tempur kamuflase marinir lama yang mirip
dengan loreng M-1942 milik Marinir AS. Seharusnya ia tidak boleh memakai
seragam itu kecuali dalam kesempatan khusus, tetapi marinir tetap marinir. Ia tidak
senang menjalankan misi khusus dengan seragam standar yang tidak
mencerminkan identitasnya sebagai marinir, Jalesu bumyanca jayamahedilaut
dan di darat kita jaya.
Dihadapannya seorang bintara kelasi laut, Sersan Kelasi Barak kampredz Nasution
tersenyum geli dengan memperlihatkan giginya yang putih. Sementara ia duduk
menggenggam senapan MP5 dan rompi penuh dengan bahan peledak. Letnan
Nugraha terdiam dan menyumpah, misi ini amat aneh. Tigabelas jam yang lalu
sejumlah besar pesawat tempur RAF mengebomi pulau Nias. Dan ketika hendak
mengevakuasi dua anak buahnya yang terluka, ia mendapat misi untuk mengawal
tujuh orang anggota pasukan Katak AL menyerbu sebuah kapal yang tak jelas
tengah berada dimana.
Bukankah tujuh orang pelaut ini sudah cukup gila untuk berenang dan merebut
kapal itu sendirian? Sedangkan brifing misinya sendiri adalah menyerbu sebuah
kapal dengan 24 orang anak buah dan merebut seluruh kargo dengan utuh.
Sementara itu diketahui itu adalah kargo seludupan.. mengapa tidak ditorpedo dan
ditenggelamkan saja?
pikiranmu benar Letnan.. tetapi kargo ini bukan kargo biasa. Kami mendapatkan
informasi langsung dari para splinter cell dalam operasi menetralkan jaringan
teroris malaysia di Surakarta.
splinter cell eh? Dari unit passus Cobra yang misterius itu ya? Para amatiran itu
mulai unjuk gigi.
jangan anggap remeh, aku juga berasal dari Angkatan Bersenjata Baru. Tidak
semua dari mereka seperti yang kau bayangkan.
jika kau sudah memakai brevet pasukan katak aku percaya. Tetapi Kobra ini
mereka amat sombong. Tidak memiliki standar seperti pasukan khusus lainnya..
percayalah mereka bukan pasukan sembarangan. Mereka bintara veteran tempur
berpengalaman penuh. Kau belum pernah latihan melawan mereka.
aku tunggu itu. Dalam hidupku hanya ada dua manusia, marinir dan siapapun yang
tidak cukup hebat untuk menjadi marinir.
telan korsamu untuk sementara waktu Letnan. Suatu waktu kau akan bertemu
dengan para kobra ini. Aku bertemu dengan mereka ketika operasi memberangus
teroris di jawa dan sumatera sebelum perang dengan Inggris dimulai. Mereka tidak
kejam tapi amat profesional.

Letnan Nugraha menepuk-nepuk besi popor senapannya. Ia memandangi 12 wajah


pasukan penyerbu yang bersiaga dengan senapan SS-1 M5 lengkap dengan rompi
serbu jarak dekat, helem IPCI (integrated Protection and combat Interface) yang
integral dengan masker gas dan NVG. Sedangkan baju mereka adalah one piece
coverall dengan motif tutul macan, sarung tangan elastis yang bisa dipakai untuk
rappel tetapi cukup tipis untuk meraba pelatuk senjata. Sepucuk pistol pindad P4
kaliber 10mm dipinggang. Rompi snakeskin dengan modul pelat sisik seperti ular
yang bisa menahan peluru 5,56 tetapi tetap saja peluru itu membunuhmu dengan
trauma benda tumpul bila kena telak di jantung.
Ia mengingat jelas misinya. Berondong dengan peluru dari kanon mesin 30mm
Puma. Mendarat, lemparkan granat setiap maju dan tembaki siapapun yang
bergerak. Jika para Paska itu meradang karena barang souvenir yang ingin mereka
ambil rusak.. well persetan dengan mereka. Marinir adalah marinir dan marinir
takkan bertarung seperti seorang enjinir zeni, marinir takkan bertempur dengan
minimal firepower, tetapi dengan maksimum firepower dan manuver dan nyali!
Dua menit sebelum landing.. ia bisa melihat kapal itu sekarang
Satu setengah menit ia bisa melihat peluru beterbangan dan misil-misil antipesawat
stinger melayang dari dek letnan Nugraha bisa melihat nama kapal itu SS Victoria
Vineeta. Suasana menjadi gegar riuh dan penuh asap mesiu dari kanon mesin super
puma dan Mil 28 yang menghujani dek dengan peluru.
dua detik dan meluncur! teriak kepala awak. Kampredz meluncur dari sisi kiri,
nugrha meluncur disisi kanan dan menyentuh lantai baja dek dengan keras. Menarik
senapannya dan meluncur menuju pintu dek, seseorang melempar granat kejut dan
ia melesat masuk. Menembak dalam rentetan double tap, merobek dada seseorang.
Ia bergerak menuju pojokan dan melihat sejumlah bayangan dan letupan granat
kejut lainnya, bersama dengan rentetan tembakan dan jerit-jerit kematian.
DEK BERSIH, ANJUNGAN HALUAN BERSIH.. BERGERAK MENUJU AREA KARGO
Letnan Nugraha melesat maju, sementara tembakan-tembakan dari senapan sniper
berat SPR-2 membahana dari puncak anjungan. Sersan Yudi Dragonlance
membereskan dua orang dengan roket AT-4 di anjungan seberang. Tembakantembakan SPR beriuhan bersamaan dengan letupan tembakan M-16 dijawab
dengan rentetan tunggal SS1 para marinir, beberapa kali terdengar letupan
teredam MP5 dan ledakan-ledakan granat kejut lainnya dari para pasukan katak.
Letnan nugraha berlari melangkahi mayat seorang anggota pasukannya yang
tertembak di kepala. Dua peluru dari sniper di atap meleset melangkaui kakinya.
Anakbuahnya melihat komandannya maju dan mengikuti sembari bersorak sorai.
Para penjaga ini pastilah SAS dan sejenisnya, mereka membunuh dengan tenang,
tidak panik dan terus menembaki dari atap anjungan. Letnan nugraha meraih
granat asapnya dan melemparkannya untuk membentuk tirai asap. Sebuah lagi
helikopter MiL-28 menukik dan menembakkan kanon mesin 23mm-nya. Serempak
tembakan musuh terdiam dan letnan nugraha maju sembari menembak dari

pinggang. Akhirnya ia meraih pintu masuk dek dan seorang sersannya maju, namun
pria itu disambut tembakan gencar dan roboh dengan selusin peluru didadanya.
persetan.. mundur nugraha. Sersan Kampredz meraih peledaknya dan melempar
paket peledak seberat lima kilogram itu ke dalam. Bersamaan dengan ledakan yang
seolah menyedot semua udara dari dalam dadanya, letnan nugraha menerjang
maju dan menghujani siapapun yang bergerak dengan peluru. Seorang musuh
menggeliat kesakitan namun pria itu masih memegang MP5. Letnan nugraha
mendekat dan menembak belakang kepalanya dua kali.
Mereka memasuki ruang kargo mahaluas yang menjadi jantung misi. Tembakantembakan membahana. Letnan nugraha meraih granat kejut dan maju, namun
seorang lagi rekannya tersambar peluru di kepala dan terjatuh di belakang. Letnan
nugraha meraih SS1-nya dan menghabisi SAS itu dengan dua tembakan di kepala.
Kini para prajurit inggris itu bertahan di sebuah barikade yang membentengi
sebuah peti kemas baja. Letnan nugraha berlari dari balik peti ke peti, namun para
SAS memiliki senapan mesin berat M2 yang entah bagaimana menjadi benteng
yang hampir tak tertembus. Seorang kopral mendekat berusaha melempar granat,
namun lengannya tersambar peluru kaliber .50 dan putus seketika, kemudian satu
peluru lagi menghantam perutnya dan membuatnya tewas semenit kemudian.
Letnan nugraha menyumpah, sementara rekannya mengelilingi para SAS itu
dengan manuver dan menembakkan senjata mereka masing-masing. Tetapi prajurit
elite inggris ini berlindung dibalik peti baja dan hampir mustahil ditembus dengan
peluru 5,56mm yang dimiliki unitnya.
Akhirnya pasukan sersan Kampredz tiba. Sersan kampredz memainkan triknya. Ia
dan dua orang rekannya merayap maju dan melempar granat fragmentasi, satu
granat memantul dan meledak tak jauh dari perlindungan musuh. Letnan nugraha
menerjang maju, ia melompati peti dan menembaki para prajurit musuh dibalik
peti, dua prajurit kopaska lainnya menerjang, tetapi salah seorang diantaranya
roboh dengan enam peluru di dada, satu lagi menembak dua orang sebelum
terjengkang dihajar peluru di pahanya.
Letnan nugraha berhadapan satu lawan satu dengan seorang prajurit inggris yang
memegang senapan M2, ia meraih belati tempurnya dan menikam pria itu. Meleset,
satu sikutan menghantam hidungnya dan darah menyembur seperti selang.
Nugraha meraih kaki pria ia itu dan membalikkan pria itu seperti bonek kain. Tetapi
ia terlambat, pria itu terlanjur menyepak dada nugraha dan ia terlempar dari balik
peti. Sang SAS sudah meraih pistolnya dan membidikkan ke arah perut Nugraha,
namun dua tembakan teredam terdengar. Sang SAS tewas dengan kepala pecah.
ayo kawan.. bangkitlah. Kampredz meraih tangannya dan letnan Nugraha bangkit
sembari menyumpah serapah paling kotor.
keparat itu mematahkan hidungku!
diamlah.. korban kita cuukup berat. Misi ini sudah FUBAR, kita tak tahu akan

menghadapi operator sekelas SAS.


mereka cukup baik, nah sekarang kita lihat, oleh-oleh apa yang mereka bawa
untuk kita. Seorang prajurit membuka peti dengan lambang aneh segitiga yang
baru kali ini ia lihat. Dan mereka menemukan sebuah kerucut hitam dengan bola
aneh tergantung didasarnya. Di lambungnya tertulis ANTIMETTER, KEEP THIS
DEVICE POWERED WITH UPS OR 12 VOLT CONTINOUS SUPPLY.
antimatter? Apa ini? entahlah. Seorang unit kopaska meraih benda itu (yang
ternyata cukup ringan) dan mereka berjalan menuju dek atas sebelum sebuah suara
merusak suasana. perhatian semua unit, harap evakuasi segera, kami mendeteksi
dua jet melesat ke arah kita sial mereka menembakkan rudal, ETA satu menit
kabur cepat!
Letnan nugraha berlari menuju dek atas dan mengumpulkan anggotanya dalam heli
yang segera membubung. Nugraha baru saja melompat dalam heli ketika sebuah
guncangan menghempaskannya kembali ke lantai dek yang segera miring dan ia
terlempar ke bibir dek. Helikopter membubung.. nugraha meraih nafas terakhir
dalam paru-paruny dan berlari menuju helikopter. Kampredz mengulurkan
tangannya dan ia berhasil meraihnya dan tergantung di antara helikopter dan
bangkai kapal yang tersedot oleh laut yang teramat kelam.
pasuk! Aku semakin tua untuk ini

Batujajar, lembang, pusat pendidikan komando pasukan khusus.


Alarm meraung raung diiringi dengan derau lampus sorot menyinari langit. Para
prajurit dengan baret merah berlarian dengan senapan ditangan. Para perwira
berteriak pada para sersan, para sersan berteriak pada para kopral untuk
mengawaki pertahanan. Mereka dengan cepat dan efisien menempati posisi-posisi
pertahanan. Beberapa orang prajurit sibuk membentangkan kawat berduri di jalan
yang membentang masuk ke dalam kompleks.
Mayor Ruslan Djambek membenarkan posisi baretnya dan meraih senapannya.
Sayup sayup terdengar suara dari pengeras suara pangkalan, persiapkan evakuasi
warga sipil, perhatian-perhatian kita telah mendapatkan peringatan tentang
serangan pasukan komando musuh. Diperkirakan satu kompi pasukan musuh,
mungkin dari Royal Commando atau Special Air Services. Tempati posisi
pertahanan, diulangi tempati posisi pertahanan, aktifkan rencana evakuasi
rajawali
Seorang sersan, sersan Guntur, bintara senior di Peleton II mendekat dan memberi
salut, Mayor, kita sudah mempersiapkan pertahanan. Tak ada siapapun yang bisa
masuk dan keluar. Perintah anda?
perintahkan peleton I untuk berpatroli dalam radius 500 meter dari perimeter

pangkalan. Perintahnya jelas, temukan musuh dan laporkan. Jika menemukan


musuh laporkan ke baterai mortir 81mm dibelakang.
siap pak, dilaksanakan.
Dalam hati mayor Ruslan Djambek bertanya-tanya bagaimanakah pasukan itu bisa
masuk. Semua jalan masuk sudah dihalangi dan dibentengi dengan senapan mesin
berat, mortir 81mm, kawat berduri dan lebih dari 90 orang instruktur pusat
pendidikan komando pasukan khusus yang telah bertahun tahun melatih ribuan
orang yang ingin menjadi anggota Kopassus.
mayor, kita kehilangan kontak dengan peleton I.
ada kontak tembak dari posisi terakhir mereka?

tidak pak, nampaknya mereka tersapu habis! Tidak ada jawaban dari radio.
coba lagi siapa tahu hanya gangguan atmofser.
sudah tiga kali pak
ARMOOOOOOOOR, kendaraaan lapis baja, utara, jarak seribu yard! teriak seorang
pengamat.
Mayor ruslan meraih teropongnya dan melihat delapan buah kendaraan lapis baja di
kaki langit. Dan kendaraan itu mulai menembak dengan senapan mesin beratnya.
Disusul dengan roket-roket RPG yang berledakan menimbulkan kekacauan di garis
lapis pertama.
bawa RPG di ujung kiri dan kanan, tarso kau pergi ke atas, potong mereka dan
bersiap untuk menyergap. Yang lain, bersiap mundur, ganti posisi kalian. Teriak
mayor Ruslan. Kendaraan musuh melaju beriringan tetapi mereka tidak pernah
mendekat lebih dekat dari jarak 500 meter. Trik apa lagi ini? Pikir mayor Ruslan, jika
mereka hendak menyerbu, mereka pasti mendekat dan mendobrak mayor ruslan
mendengar suara kain dirobek dan
Sejumlah peluru asap berjatuhan di posisi mereka. Satu dua tiga.. membentuk
suatu segitiga untuk menandai lokasi buat bombardemen artileri berat ataupun
serangan udara aerial. Mayor Ruslan tidak berpikir dan refleks menjauh ke sudut
pangkalan dimana ia sudah mempersiapkan posisi pertahanannya.
Di udara ia melihat empat bayangan mendekat ke bumi dan.. itu glider! Gliderglider itu mendarat di balik bukit dan menghilang. mayor bagaimana ini? mereka
mulai mengepung kita!
sialan keparat itu menggunakan tipuan bombardemen artileri untuk menjepit dan
menggiring kita kegaris pertahanan akhir. Semuanya perlambat gerak maju armor
mereka! Peleton II dan III bersiap untuk menyerbu posisi glider musuh.

siap pak. Beberapa prajurit dengan senjata antitank berupaya mendekat. Namun
entah bagaimana panser-panser musuh itu selalu tahu dimana dan bagaimana para
prajuritnya akan mendekat. Mereka menggunakan manuver-manuver tajam dan
terpisah-pisah jauh sembari menembaki para prajuritnya.
Peleton II dan III bergerak menyisir pertahanan mereka yang sedianya digunakan
untuk menyergap SAS. Tetapi begitu mereka memasuki area dari kiri dan kanan,
beberapa orang jatuh disusul dengan tembakan-tembakan tunggal dari senapan
penembak runduk. Mayor Ruslan bergerak maju dan merayap disela-sela tembakan,
begitupun anak buahnya. Komando dilatih berperang sembari maju, bukannya lari
ketakutan, ia sudah pernah dibawah peluru sebelumnya. Dan ia bukan pengecut.
Tetapi tembakan para sniper musuh semakin gencar, berganti-ganti arah.. tetapi
dua peleton itu terlalu banyak untuk dihabisi oleh beberapa sniper saja. Mereka
menerjang maju sembari menembak dari pinggang
komando..
komando.
komando!!! tempik sorak sorai dari para prajurit komando itu menerjang maju.
Tetapi yang mayor ruslan lupa katakan. Dengan menembus maju seperti itu,
mereka harus bergerak dalam formasi berjajar dari perlindungan ke perlindungan
lainnya, entah itu pohon, tunggul kayu atau gundukan tanah. Begitu dua peleton itu
mendekati posisi para sniper mereka melempari pepohonan dengan granat dan
pelontar granat.
Mayor Ruslan meliat beberapa bayangan bergerak seratus meter jauhnya dan
Tepian pepohonan itu menyala sesaat disusul dengan salvo ledakan-ledakan granat
yang menjatuhkan anakbuahnya, sekedar meramaikan suasana, dua senapan
mesin FN MAG menyalak, memotong-motong anak buahnya yang tengah bergerak
maju. Tembakan-tembakan sniper kembali menghebat. Mereka telah disergap!
Mayor ruslan dan anakbuahnya balik menembak, tetapi tembakan muncul dari arah
lain dan lebih banyak lagi granat ditembakkan dan lebih banyak lagi anakbuahnya
berjatuhan. Hingga akhirnya serakan senapan SS-2 kini digantikan dengan letupanletupan tunggal senapan M16. Mayor Ruslan menyumpah ia hendak mengangkat
senapannya, tetapi ia merasakan sebuah baja hangat menempel di tengkuknya.
Para stafnya hendak mengangkat senapan tetapi entah bagaimana tiga orang
prajurit berseragam perang kimia, kacamata malam dan senapan M16 terhunus
telah berada disekitar mereka. Mayor Ruslan mengangkat tangannya dan
menjatuhkan senapan miliknya. Ia telah kalah, mayor ruslan melihat para
penyerangnya tubuh mereka rata-rata tinggi kurus dibalik pakaian perang kimia
tebal dengan kamuflase inggris yang mirip dengan kamuflase TNI. Tetapi berbeda
dengan kamuflase darah mengalir yang ia pakai, wajah mereka tertutup oleh

masker gas dan kacamata malam, tiap orang dari mereka memakai senapan M16
berpelontar granat atau minimi, sepucuk pistol USP kaliber 45 dipinggang.
sialan.. kalian sudah menang.. latihan ini berakhir. Bisik mayor Djambek.
Serempak lampu-lampu dihidupkan kembali dan para prajurit komando yang
bergelimpangan itu bangkit sembari menyumpah-nyumpah.
Komandan pasukan penyerang itu membuka topengnya, menampakkan sebuah
wajah muda yang didera pertempuran keras hingga menampakkan mata yang
dalam gelap dan hitam. Pria itu membuka velcro di bahunya, menampilkan insignia
pisau dengan bulan sabit kembar dan tanda pangkat sersan mayor.
rencana pertahanan anda amat bagus Mayor, tetapi terlalu mudah dibaca, anda
terlalu meremehkan Anoa kami.
trik dengan peluru asap itu memang mengesankan sersan. Itu membuatku harus
menarik mundur pasukanku.
memang tapi sebelum itupun aku sudah tahu dimana letak pos komando anda dan
dimana anak buah anda ditempatkan. Terlalu mudah, hampir terlalu mudah.
hah? Bagaimana caranya. Sang sersan Mayor menunjuk ke atas. Sebuah benda
gelap tak lebih besar dari titik di udara terpantul cahaya bulan. Pesawat tak
berawak sialan pikir Djambek.
jangan katakan kami tak adil, jenderal meminta kami untuk berperang seperti SAS
dan itulah yang kami lakukan. Maaf Mayor.
tak apa teknikmu amat brillian, aku mendapat pelajaran berharga darimu.
Terimakasih. Mereka berdua saling berjabat tangan. Pasukan Komando Kobra,
itulah lawan mereka kali ini, pasukan khusus yang terdiri dari para sukarelawan
bintara TNI baru. Berbeda dengan TNI lama, TNI baru ini memiliki nyali yang lebih
besar terkadang bodoh, tetapi Kobra terdiri dari para bintara dengan pengalaman
tempur yang tinggi, para veteran kalimantan, sumatera dan serangan-serangan
malaysia di jakarta. Unit ini juga yang bertanggung jawab menggulung unit
komando dan teroris malaysia beberapa waktu lalu.
Para anggota pasukan komando itu berjabatan tangan dengan para peserta latian.
Dan segera berlalu secepat datangnya ke arah empat helikopter yang akan
membawa mereka kembali ke kamp di bengkunat.
sersan guntur kau pikir kita akan bertemu mereka lagi?
itu pasti mayor keparat-keparat itu benar-benar mempecundangi kita kali ini.
untung Cuma latihan, mereka menirukan dengan sempurna doktrin SAS.
untuk itulah mereka dilatih.. mereka kan dilatih untuk menjadi tiruan unit-unit

musuh, dilatih dengan doktrin musuh bahkan terkadang berpakaian seperti musuh.
ide bagus sebenarnya.
cukup bagus menurutku, tetapi apa kita pantas menaruh hormat pada mereka?
Mayor Ruslan berpaling, itu mereka sendiri yang bisa menjawabnya. Rasa hormat
itu dimenangkan, dan memenangkan rasa hormat kita tidaklah mudah.
aku mengenali wajah si sersan mayor itu. Dia Alfa Nurburruj. Sang kompi E..
Mayor Djambek terdiam, kau bergurau. Mana mungkin dia.
tak mungkin salah, aku melihat codet dimata kirinya, dan bola matanya yang
merah sebelah. Dan juga semua deskripsinya pas.
Mayor Djambek terdiam, Alfa Nurburuuj. Seorang prajurit yang amat pemberani,
prajurit yang seorang diri mempertahankan sebuah kota tak bernama di pulau
Bengkalis, melawan unit-unit ranger dan marinir Malaysia. Seluruh peletonnya
tewas dibantai dalam pertempuran selama tiga hari itu. Tetapi ia berhasil
mempertahankan kota itu selama lima hari, dan membuat marinir Malaysia
terpaksa mengepung kota itu. Ketika marinir bantuan tiba, mereka mencari-cari
kompi E, batalion 132 Salo AD yang mempertahankan kota. Tetapi mereka hanya
menemukan ratusan kubur dangkal dan seorang bintara dengan sepucuk senapan
memandangi mereka. Satu-satunya yang dikatakan marinir itu yang sampai ke
telinga Djambek adalah: ia adalah iblis dengan mata kanan yang memerah.
Pusat pengembangan senjata strategis LAPAN dan Batan, pantai pangandaran.
Pamongpeuk.
Suar-suar ditembakkan dan sejumlah marinir menghidupkan lampu sorot raksasa ke
udara. Anggota korphaskhasau memandangi langit dengan tegang dibalik pisir
pembidik meriam antipesawat udara kuno S-60 57mm. mereka duduk dengan
tegang dibalik perlindungan yang dilapisi dengan jaring-jaring kamuflase.
Beberapa peleton marinir bergerak dengan manuver-manuver tempur yang rumit.
Sejumlah personil detasemen khusus penanggulangan teror 81 milik kopassus
memakai rompi tempur dan senapan MP5 mereka. Bersiap-siap jika ada sabotir
malaysia hendak mengacau ditengah pengiriman benda penting nan rumit ini.
Gegar pesawat tempur memecah sibuknya instalasi ini. Empat jet tempur Sukhoi
Su-35BM dari skuadron Gagak Hitam melesat diudara. Disusul dengan sebuah
pesawat angkut sedang C-130 Hercules dari Komando Operasi Pertama Angkatan
Udara. Herky itu melesat dilandasan, terguncang-guncang dan bannya mendesak
ketika mendarat di lumpur landasan darurat yang baru saja dibangun oleh para
Enjinir Zeni AD dan tim pengendali tempur Paskhas.

Sebuah panser BTR AD melesat diantara pintu rampa pesawat dan menurunkan
sejumlah penumpang. Seorang pria sipil dengan jas hitam dan kacamata tebal,
agak gemuk dan memancarkan aroma arogansi hingga ke tulang. Seorang lagi
adalah perwira tinggi AD berpangkat Mayor Jenderal dan memakai baret merah.
Mereka menunggu dengan sabar hingga pintu rampa membuka penuh.
Seorang letnan muda Marinir keluar, bersama dengan bintara pelaut AL. masih
memakai peralatan tempur lengkap. Sang Marinir memberi salut tajam pada sang
Jenderal, tak lama ia diikuti tak kurang dari selusin prajurit.
letnan Nugraha, intai amphibi ke tiga melapor demi tugas pak!
laksanakan Letnan. Keluarkan kargo ke dalam panser. Kita akan membicarakan ini
disana. Jempol sang jenderal menunjuk ke sebuah bangunan bercat kelabu sekitar
limaratus meter jauhnya.
siap Jenderal. Ayo bereskan kargo kita.
Perlu waktu sekitar setengah jam untuk membereskan kargo yang dikawal ketat
oleh personil dari Gultor AD. Letnan nugraha melepaskan helmnya dan duduk
dalam diam bersama para penumpang panser. Ketika memasuki gedung, ia
merasakan hal yang aneh dimana semua orang mengenakan peralatan perang
kimia dan dinding dipenuhi dengan foto-foto mengerikan yang diambil dengan
dingin tangan seorang fotografer yang mungkin telah mati rasa.
Sang sipil tua akhirnya berbicara, letnan, selamat datang di pusat pengamatan
dampak senjata khusus. Ini adalah instalasi khusus untuk mengamati dan meneliti
akibat dari senjata kimia, biologi dan nuklir. Termasuk menciptakan penangkal dari
senjata kimia, meskipun sejauh ini senjata kimia yang dipakai koalisi malaysia dan
amerika adalah gas CS standar militer, tetapi kami tetap berusaha keras untuk
meneliti dan menangkal tiap senjata kimia dan biologi yang ada di bumi.
sama sama pak. Kami membawa oleh-oleh dari tengah samudera hindia. Sebuah
kerucut dengan slinder dibelakangnya seberat kurang lebih limabelas kilogram.
Dicatu dengan daya dari baterai dan tidak memiliki jejak radiasi, tetapi kami
percaya ini adalah sebuah senjata pemusnah massal.
San pria tua itu mengamati spesimen yang tergeletak ditengah ruangan, sejumlah
spektrometri dan peralatan diagnostik di tata disekeliling ruangan. Beberapa orang
insinyur sipil sibuk memeriksa dan memastikan peralatan uji berjalan dengan baik.
ah iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku adalah Nur Aditya Blue danube.
Aku adalah kepala dari instalasi pengujian fisika inti badan tenaga atom nasional.
Dari tulisan yang ada aku sudah bisa menerka apa ini. Ini adalah antimatter atau
antimateri sebuah partikel. Penjelasannya sendiri cukup panjang.
maaf profesor, tapi aku lulus sekolah menengah dan cukup tahu mengenai atom,

elekton, proton nukleus dan semacamnya. Aku ingin tahu lebih jauh.
baiklah nak, meskipun ini tak bisa dijelaskan semudah pelajaran sekolah
menengah. Tetapi antimaterial adalah sebuah hasil sampingan dari ujicoba
tubrukan antara dua partikel dalam akselerometer partikel.
Letnan nugraha memasang wajah kusut, apa yang dimuntahkan oleh prof danube
terasa rumit, tolong jelaskan dalam bahasa sederhana prof dalam bahasa
indonesia..
baiklah dimulai dengan akselerometer, akselerometer adalah sebuah perangkat
untuk mempercepat partikel dan menubrukkan dua partikel demi melihat efeknya
pada suatu benda. Nah antimaterial adalah sebuah partikel dari unsur yang sama
tetapi memiliki sifat yang berbeda. Contoh antimateri hidrogen memiliki sebuah
antielektron (sebuah positron dan elektron yang memiliki muatan positif) dan
sebuah antiproton (sebuah proton dengan muatan negatif) sama seperti hidrogen
normal, hanya saja mereka memiliki sifat yang bertolak belakang.
Lebih jauh lagi, bila antimatter bertemu dengan materi biasa.. mereka akan saling
meniadakan dan menghilangkan serta memberikan semburan radiasi gamma yang
memicu reaksi berantai pada pasangan partikel antimaterial lainnya. Beberapa
pendapat mengatakan tiap materi memiliki antimaterial pada dasarnya. Dan
antimaterial adalah beberapa dari teori mengenai penciptaan alam semesta dari
ketiadaan. Para ilmuwan CERN mengatakan antimatter adalah tangan kiri tuhan
sementara material yang ada itu sebagai tangan kanan tuhan. Ada dan tiada, hitam
dan putih jauh lebih spiritual.
jadi prof.. ini adalah semacam cermin dari tiap benda atau partikel yang ada di
dunia?
semacam itulah. Jadi antimaterial ini tercipta diseluruh tempat dijagad raya,
tempat dimana ini mungkin terjadi adalah di pusat galaksi dimana cahaya kosmik
berkekuatan tinggi saling berbenturan dan membentuk antimaterial sesaat dan
terurai begitu bersentuhan dengan material lain, tetapi dalam kehampaan tanpa
satupun eksistensi lain, antimatter bisa berkumpul disana. Biasanya disekitar pusat
galaksi antimatter ini berkumpul disana.
jika kemungkinanya seperti itu mengapa antimatter bisa diproduksi di bumi yang
dalam catatan jauh dari pusat galaksi?
proses itu bisa ditiru, dan itulah yang dilakukan oleh para teman-teman kita itu
dengan akselerometer. Prof Danuve membuka selubung kerucut spesimen dan
memperlihatkan sebuahbukan setitik kecil partikel, tak lebih besar dari tetesan air
yang mengapung di dalam tabung vakum transparan. demi Allah, ini sangat cantik.
Mereka benar-benar telah melakukannya. Mereka berhasil membuatnya sebanyak
ini!

apa istimewanya? Ini hanya etitik kecil. Bom atom butuh setidaknya lima kilogram
plutonium untuk berfungsi! seru Letnan Nugraha.
sangat istimewa, lab di CERN menggunakan Low Energy Antiproton Ring
semacam akselerometerdan hanya bisa memproduksi sekitar seratus partikel
antihidrogen perharinya. Itu butuh waktu setidaknya sepuluh tahun untuk bisa
memproduksi setidaknya seperempat dari antimaterial yang ada didalam tabung
yang aku genggam ini.
jadi?
bagaimana mereka bisa melakukannya dalam jangka waktu singkat memang
menjadi misteri hingga saat ini. Karena proyek antimateri di inggris baru memiliki
LEAR selama dua tahun. Mereka memiliki suatu cara untuk memperlambat
antimaterial dari kekuatan 3,5 GeV hingga 5,3 MeV, dan juga memerangkap lebih
banyak antiproton, sebagai contoh CERN hanya bisa menangkap sepuluh ribu
antiproton dari 25 juta yang tercipta. Tiap tahun antimatter hanya bisa diproduksi di
CERN sekitar satu hingga sepuluh nanogram. Jadinya produksi antiproton belum
bisa dipandang optimal dan sempurna. Dan juga masalah utama dari antimatter
adalah penyimpanan.
Karena antimatter bereaksi begitu menemui partikel lain, maka diperlukan sebuah
penyimpanan hampa udara dan listrik yang amat stabil untuk mengendalikan posisi
antimatter dengan bantuan magnetisme dan medan listrik yang menahan muatan
antimatter tetap ditengah tabung. Tetapi rekan kita sudah menemukannya. Artinya
produksi antimetter tinggal selangkah lagi.
kemudian terlepas dari kuliah menyesakkan kepala tadi, apa yang membuat benda
ini berguna sebagai senjata?
kau tak mendengar penjelasanku tadi? Ketika dia bersentuhan dengan partikel lain,
dia akan melepaskan energi. Bila antimaterial bertabrakan dengan udara, maka ia
akan mengeluarkan massa foton (cahaya adalah foton bagi para penganut hukum
relativitas, benda tak berunsur, tak bermuatan tapi memiliki momentum) dan
sisanya akan mengeluarkan massa dirinya sebagai energi kinetik.
Besar energinya sekitar 9 kali sepuluh pangkat enambelas joule per kilogram..
sepuluh kali kuadrat lebih besar daripada TNT yang kau pakai dalam peledakmu,
dan pangkat empat kali lipat daripada senjata atom yang dibebaskan melalui proses
fisi nuklir yang hanya 40 MeV isotop U-238 yang bertransmutasi menjadi timbal,
dan pangkat dua kali lipat lebih besar dari energi fusi.
Dan juga nak, satu kilogram antimaterial yang bereaksi dapat menghasilkan kurang
lebih 1,8 x 1018 joule, dan itu kurang lebih sama dengan 47 MEGATON bom atom
yang membutuhkan tak kurang dari seratus kilogram isotop uranium dan plutonium.
Jadi benda ini bisa memproduksi efek ledak setara 50 megaton dengan massa
0,01 kali lebih banyak daripada materi fisi nuklir. Sudah jelas?

Letnan nugraha memandang dengan mata yang penuh dengan horor, sangat
mengerti sekali prof!
dasar tentara, tak pernah bisa berbicara dengan bahasa skala keindahan fisika.
Baru bisa mengerti bila memakai analogi skala kehancuran. Padahal antimaterial
bisa menjadi sumber energi baru.
Sang jenderal AD yang sedari tadi terdiam mengeluarkan telepon genggam
amannya dan mulai berbicara sambil berteriak-teriak penuh emosi, hubungkan aku
dengan panglima apa dia sedang rapat? Persetan dengan rapatnya.. katakan ada
perkembangan baru dia sedang rapat penting? Aku tak peduli hubungkan aku
sekarang!
Hening sesaat.. kemudian sang jenderal itu menuding letnan nugraha, dari manifes
kapal, kapal itu mau kemana?
Letnan nugraha menjawab, kapal itu hendak menuju bible island, tak kurang dari
seribu mil dari kepulauan diego garcia di samudera hindia.
Sang jenderal terhubung dengan panglima TNI beberapa saat kemudian, jenderal,
ada perkembangan gawat. Sejumlah senjata nuklir jenis baru tengah dikapalkan
menuju sebuah pulau aku meminta diadakannya operasi khusus.. apa? Perlu rapat?
Tidak mungkin jenderal.. ini penting.. rinciannya akan tiba sepuluh menit lagi
ditangan anda.. aku akan menurunkan kopassus.
Mengapa tidak bisa? Koordinasi? Dengan segala hormat, ini tak bisa menunggu, kita
harus merebut sejata itu secepatnya! Baiklah jika itu kehendak anda. Terimakasih
panglima!
kenapa Bung? tanya profesor danube, seolah berbicara pada teman lama.
panglima memberi wewenang untuk mengadakan operasi khusus, tetapi ia
bersikeras untuk mengumpulkan tiap prajurit opsus marinir, pelatih dari
Pusdikpassus dan batalion pengintaian khusus jarak jauh Kobra.
tenangkan dirimu.. dia benar. Kau tak mungkin menyerbu pulau itu dengan
sepesawat penuh anggota parako tanpa ada dukungan, koordinasi, rapat dan tetek
bengek lainnya. Tapi lakukanlah secepatnya koordinasi.
tepat sekali prof, itu juga yang kupikirkan.
Kamp Pelatihan Tempur Kobra. Markas Komando temporer Batalion Lapis Baja
Pengintaian Mekanis jarak Jauh Pengawal Republik.
Seorang prajurit muda yang mengawaki perangkat komunikasi berlari diantara
tenda-tenda yang disamarkan. Ia hampir menabrak sejumlah perwira muda yang

hendak buang air dan mendapatkan beberapa umpatan sebagai balasan. Sang
prajurit tidak akan mengindahkan hal itu kini karena berita yang dibawanya jauh
lebih penting. Akhirnya ia sampai ke sebuah tenda peleton yang disamarkan
dengan jaring dan vegetasi buatan, menemukan enam orang prajurit dengan baret
beraneka warna dan sama sekali tidak mengenakan tanda satuan.
sersan Mayor Buruuj, Kolonel Serhan. Perintah top A1 dari Markas besar di
cilangkap. Anda diminta untuk mempersiapkan batalion Kobra untuk sebuah misi.
Sang sersan mayor memandang pria itu dengan sebelah matanya yang berwarna
merah dan hitam. Ia menggerak-gerakkan bahunya dan mengangguk pada Kolonel
Serhan yang kini mengambil alih, apa misinya?
Sang prajurit memberikan amplop tertutup. Kolonel Serhan membuka amplop,
seperti biasa dengan kertas yang luar biasa rapuh sehingga bila difotokopi takkan
menampakkan apapun dan bila dipotret hasilnya takkan jelas, lembar khusus untuk
perintah-perintah amat sensitif. terimakasih nak, kau boleh pergi.
Sang prajurit muda memberi salut tajam yang dibalas oleh enam orang itu dengan
sempurna. Komandan Batalion Intai Mekanis, Kapten Prastomo Hutama menerima
berkas selembar itu dan membacanya sesaat, bagus sekali, nampaknya para top
brass menyadari kemampuan kalian. Sampai-sampai mereka meminta kalian
menyiapkan seluruh batalion.
meskipun judulnya batalion tetap saja kami Cuma 128 orang. Mereka meminta kita
untuk melakukan serangan ke sebuah pulau bernama Nisea di tengah lautan Hindia.
Kemudian mendukung operasi di sebuah pulau bernama bible.
Sersan Mayor Buruuj angkat bicara, Close Net dan Wunder Net dalam kondisi yang
cukup fit. Mereka baru saja menerima pelatihan baru, sejauh ini mereka adalah para
bintara terbaik yang dimiliki para TNI baru.
sersan Buruuj bagaimana penilaianmu mengenai topografi pulau yang terlampir
ini?
sebuah surga bagi kita. Dipenuhi hutan savana, vegetasi cemara dan pinus. Iklim
yang cukup hangat dilihat dari kondisi iklimnya, kita bisa bergerak cukup cepat
dengan ransel dan peralatan standar. Nampaknya kita tidak perlu dukungan armor
dan artileri berat.
perkiraan pasukan pertahanan musuh dari askar wataniya malaysia di pulau Nisea,
tetapi di pulau Bible yang menjadi sasaran utama kemungkinan besar kita akan
menghadapi satu kompi pasukan dari Royal Commando Marine No.42, satu Kompi
(minus) dari 2nd Parachute, dua unit ini adalah unit terbaik Royal Commando dan
British Army di masa perang Falkland. Kemungkinan besar juga ada sejumlah
pasukan dari unit independent special air service 22nd Regiment, G Squadron.

Sersan Mayor Buruuj bersiul, that was a REAL OPFOR. Bagaimana dengan Bible
Island, apakah akan diserahkan pada kita juga?
tidak, Bible Island akan diserbu dengan unit gabungan Intai Amphibi ke-3 dan satu
Peleton Senapan dari kompi senapan Brajamusti di batujajar. Nampaknya para top
brass belum bisa mempercayai kita dari para TNI baru sehingga memberikan misi
ini pada para pelatih dari batujajar dan karangwesi.
jangan terlalu arogan kolonel Serhan. Kita takkan bisa merebut dua objektif itu
sekaligus dengan seratusan orang. Lagipula aku kenal komandan unit brajamusti
ini, Mayor Ruslan Djambek dengan bintara seniornya Sersan Guntur. Mereka adalah
para perwira yang baik.
huh, baiklah, persiapkan assault kit dan buat brifing menyeluruh dan adakan rapat
koordinasi tempur semalam ini. Data intelijen kita terbatas, jadi bagaimana
rekomendasimu sersan?
Berbeda dengan unit lain, dibatalion kobra tidak ada Komandan Batalion seperti di
unit-unit reguler, pemimpin mereka adalah para bintara-bintara yang
mengomandani masing-masing net, frag dan cell. Bintara paling senior disebut
battalion sersan mayor yang dipegang oleh Sersan Alfa Nurburuuj, komandan
batalion sendiri tidak disebut sebagai Danyon tetap Pkt atau Pelaksana Komando
Temporer. Lebih pada bos sekumpulan pekerja lepas daripada komandan
sungguhan, tetapi tetap saja Kolonel Serhan amat penting, karena segala urusan
staf komando ke atas, urusan peralatan, pelatihan dan gaji diurus oleh sang Pkt.
karena terbatasnya intel, aku merekomendasikan dua tahap penyerbuan ke Nicea
Island. Pertama adalah infiltrasi sel-sel empat orang ke pantai barat dan pantai
timur untuk mengobservasi pantai dan sebagai peninjau depan bantuan tembakan
apapun yang kita punya. Kemudian aku sendiri dengan sel-ku akan melakukan
peninjauan dalam ke posisi garnisun-garnisun musuh, menentukan titik-titik
pertemuan dan rute pendekatan ke garis musuh, mengintai posisi musuh. Kemudian
sisa batalion bisa masuk dan menyerbu posisi musuh dari data yang aku
kumpulkan.
pulau itu terlalu luas untuk di intai dengan 12 orang, pakai air Frag secara penuh.
Kau masuk ke dalam pulau dengan delapan orang. Jangan khawatir formasimu
terlalu besar, kau memang membutuhkan itu.
baiklah kolonel.
perlengkapi tiap sel dengan senjata antitank sekali pakai RPG-72, bentuknya mirip
dengan LAW yang dipakai oleh prajurit Inggris dan Malaysia. Kita akan memakai
karabin M4 dengan peredam dan pelontar granat, Minimi. Weapon Frag akan
diperlengkapi dengan mortir 81mm seperti biasa dan GPMG standar inggris. Apa
kita perlu membawa rudal antitank?
musuh kemungkinan besar bergerak dengan teknikal, buang-buang tenaga saja

membawa rudal antitank. Rekomendasi IAimmediate Actionadalah pengintaian,


hindari kontak, bila kita ketahuan maka misi ini tidak ada gunanya. Musuh akan
membanjiri pulau dalam beberapa jam.
aku ada ide lebih baik, kita akan memakai seragam musuh, tetapi perbedaanya
hanyalah kita memakai karabin M4, dan kaffieyeh coklat hijau. Sehingga kita bisa
membedakan antara diri kita dari mereka, tetapi musuh akan kesulitan
membedakan kita dari prajurit inggris, ataupun diantara mereka.
cerdas, immediate action adalah pengintaian, hindari kontak dengan lokal, catat
posisi musuh, bila ketahuan, bawa semua tembakan yang kamu punya dan
MENGHILANG! Ingatlah bahwa DAPdeliberate assault plan/rencana penyerbuan
terstrukturakan tergantung pada misi pengintaianmu.
aku mengerti Kolonel. Kami akan mempersiapkan rencana penyerbuan.
Buruuj memberi salut,
Kobra!
intai Tempur! buruuj keluar dari tenda menuju bias-bias sinar mentari senja.
Perairan Samudera Hindia, lepas pantai Mumbai. Diatas KRI Todak. 0200 jam.
Letnan Nugraha melirik jam ditangan dan menunggu hingga jarum panjang
menyentuh angka duabelas dan seketika alarm meraung-raung dan puluhan prajurit
sibuk keluar dari dalam lambung kapal, mengurusi sejumlah kapal cepat RIB dengan
mesin superkuat dibagian buritan.
Para Marinir dengan pakaian preman, dan tas ransel serta senapan AK-74, RPKM-74,
RPG dan Dragunov serta granat segera menaiki perahu-perahu karet yang
diturunkan sembari kapal melaju dengan kecepatan tinggi.
Dikapal sebelah, sejumlah kecil prajuritdelapan orangjuga menuruni tangga tali
dan mnaiki perahu karet yang disediakan. Awak kapal di combat information centre
menatap layar dengan cemas sebelum ada saja sebuah radar India yang akan
menyapu mereka.
Letnan Nugraha mengambil sebuah senter berfilter inframerah dan mengedipkan
lampu tiga kali yang dijawab dengan satu kedipan lampu oleh penghuni sebuah
perahu karet lainnya.
vampi-vam;pir bergerak, dua jet tempur melesat ke arah kita. Bersiap dalam
kondisi tem;pur. Perintah kapten?
jatuhkan mereka!
siap! kap;al cepat FPB 57 itu menghidupkan radar pencari dan pengunci misil

jarak dekat SA-19 grison dan memutar kunci peluncuran dan tiga rudal melesat ke
atas. Dua jet tempur India itu langsung hancur dalam beberapa detik.
:komandan ada tiga lagi target jet tempur musuh, mereka menembak... delapan
vampir bergerak ke arah kita. Perintah?
manuver penghindaran, tembakkan kanon otomatik 57mm, salvo misil!
Letnan Nugraha hampir terpental ketika lambung kapal tiba-tiba menikung dan
hampir menghantam p;erahunya. Disusul dengan salvo-salvo misil dan tembakan
kanon 57mm yang membuat kedua kapal itu layaknya sebuah gunung bera;pi yang
marah.
Ia melihat dengan penuh horor ketika beberapa meteor-meteor misil melesat
disambut dengan tembakan kanon dan roket. Baru saja ia bergerak sebelum KRI
todak meledak dihantam rudal.
KRI Badak segera bermanuver dan berusaha mengambil sejumlah korban selamat.
Sementara tiga kapal cepat itu melesat ke pantai di pelabuhan Mumbai. Tidak ada
waktu menangisi para korban tewas hari ini.
Pantai Mumbai, 0219 jam.
Hameed Shadawi menatap jam ditangannya dengan cemas dan merasakan
hembusan angin semakin berbau amis ketika melihat kilatan-kilatan dilepas pantai,
cemas jika kontak yang hendak ditemuinya terbakar menjadi serpihan disana.
Tetapi ia melihat sejumlah perahu cepat mendekat ke pantai. Hameed melambai
pada enam orang anggotanya untuk segera mengamankan sudut pantai yang akan
menjadi tempat pendaratan.
Tak lama para prajurit yang berpakaian preman itu sudah mendarat dipantai dan
mulai berbaris mengamankan pantai dan membentuk perimeter ketat mengelilingi
hameed dan dua orang komandan dari perahu tersebut.
ah sahabatku Hameed, Assalamualeikum. Ujar sang prajurit yang bertubuh kurus
tinggi dengan kaffieya di leher.
wa aleikum salam, sahabatku Buruuj, bisa anda perkenalkan siapa disampingmu ini
wahai sahabatku?
ini Letnan Nugraha dari Korps Marinir Republik Indonesia. Engkau sudah persiapkan
apa yang kami perlukan?
alhamdulilah semuanya sudah ditentukan sesuai rencana. Direktur Tandzim AlQaidah Abu Musahb Az-Zarqawi sangat senang dengan bantuan anda dalam
memerangi setan-setan Amerika dan kepentingan Kafir India dan anjing-anjing
nya.

Buruuj tidak pernah merasa senang bekerjasama dengan para Al-Qaidah ini. Namun
demi misi semuanya harus dilakukan, apalagi setelah Noordin Mohammed Top
memperalat Al-Qaeada untuk menjalankan serangan teroris mematikan
bekerjasama dengan sejumlah anasir NII di Indonesia untuk melanggengkan Invasi
Malaysia ke Indonesia dan memantik perang besar kali ini.
Al-qaeda sendiri tetap merupakan musuhnya dan meskipun kali ini al-qaeda
bekerjasama dengannya demi menjalankan sebuah misi, tetapi misi buruuj sendiri
jauh berbeda.
Benaknya berputar sembari menaiki enam mobil yang dipersiapkan untuk misi kali
ini. Menuruni jalanan mumbai yang dibaluri kemewahan dan kemiskinan secara
simultan membuat perut buruuj muak, muak yang sebenarnya dan penuh dengan
konflik batin antara membantu para teroris ini mengacau dan menjalankan misinya
yang sebenarnya. Tapi ISSOCOM sudah menggariskan misinya kali ini, mengambil
cetak biru GOPLATZ British Petroleum yang sedang dipresentasikan di hotel Oberoi
Mumbai.
siap?
siap! bisik Letnan Nugraha. Mereka semua mengokang senapan serbu AK-74 dan
bersiap menyerbu.

Hameed menggunakan telepon genggamnya dan menelepon sebuah nomor


sembari berbisik, yael, temuilah para bidadari surga. Jadilah pengantin abadi.
Tak lama sebuah mobil boks mendahului mereka dan menabrakkan diri ke dalam
ruangan lobi hotel disusul dengan teriakan takbir bertalu talu dan ledakan dahsyat
menggulingkan mobil dan apapun di sekitar hotel.
Para marinir dan pasukan Cobra bersama dengan para gerilyawan Taliban
berlompatan turun dari mobil dan menembaki para polisi dan petugas hotel.
Setidaknya ada 12 pasukan gabungan Marinir dan Kobra, bersama dengan 20
gerilyawan taliban memasuki hotel yang kini porak poranda.
Para gerilyawan taliban bergerak dan menembaki siappapun yang bergerak.
Melempar granat ke dalam ruang-ruang hotel dan restoran, membunuh siapapun
yang terlihat. Kini mereka mulai menggelar paket-paket bom serta peledak.
Membarikade pintu-pintu dan tangga darurat dengan ranjau dan senapan mesin.
Buruuj tidak memandang kengerian dan kekejian yang berlangsung disekitarnya. Ia
bersama dengan tiga rekannya melaju ke ruang pertemuan di ujung barat. Ia bisa
melihat sejumlah eksekutif berlarian penuh ketakutan dari dalam ruaangan. Ia
mengangkat senapan AK-nya dan menghabisi siapapun didalam. Sejumlah
anakbuahnya yang lain mengambil laptop dan dokumen serta disk serta sejumlah
flashdisk. Sekarang misi mereka terlaksana dengan baik.

Buruuj berbalik dan menemukan Nugraha sedang sibuk berbaku tembak dengan
pasukan keamanan india dari balik bar, buruuj kau sudah menemukan apap yang
kau cari?
beres, mana si Hameed?
ada didalam, masuklah!
Hameed mnyambutnya dengan tiga orang gerilyawan tangguh disebelahnya,
buruuj, semuanya sudah berjalan, Allah bersama kita. Sekarang semuanya
dikendalikan dari remote ini. Hameed menunjukkan remote bom yang akan
meluluhlantakkan seluruh gedung bila perlu.
mana orang-orangmu yang lain?
selain dari tiga orang ini semuanya sedang mengurusi sandera. Mari kita
menunggu dan sebarkan tuntutan!
itu sudah diurus, tuntutan kita akan segera sampai ke kedubes Amerika dan kantor
perdana menteri India. Jawab Buruj.
alhamdulliah, wallahu Akbar. Bisik Hameed sembari tersenyum.
oh ya, karena semuanya sudah selesai, misi kami sudah selesai. Dan juga, kami
tahu dan kami takkan melupakan.
maksudmu Buruuj?
Buruuj menaikkan senapan AK-nya, para pengawalnya sdar, namun kalah cepat dan
roboh dengan tiga tembakan di kepalanya.
kami tidak bersahabat dengan teroris. Selamat tinggal wahai keparat radikal!
Dua tembakan menyalak, membelah batok kepala hameed. Buruuj memandang
tubuh tanpa daya itu tergeletak tanpa rasa kasihan dan berbalik.
misi kita disini selesai, ayo keluar!
siap sersan....
Tak lama hotel Oberoi mumbai meledak dan runtuh ke tanah menimpa puluhan
mungkin ratusan warga yang menonton aksi teroris dan para tentara serta polisi
yang mencoba menangani krisis yang baru saja terjadi... fase pertama operation
Angel Voice telah terlaksana.

Centro Club, Jakarta Pusat. 0100 jam.


Kolonel Serhan merasa kurang nyaman dengan semua ini. Apalagi dengan setelan
anak muda yang sangat tidak pas dengan rambutnya yang tercukur pendek dan
mitranya ;yang seperti menikmati setiap jengkal lantai disko private party ini.
Meskipun perang berkecamuk dan orang-orang tewas tetapi ;para sosialita dan
penikmat duniawi dan orang-orang yang menggunakan kekayaan untuk lari dari
tanggungjawab pada negara tetap saja mengabiskan uang dan bersenang-senang
sementara tak kurang ratusan korban tewas setiap kali dimakamkan di kalibata.
halo sayang.. mau bermain denganku? bisik seorang gadis berbaju minim
menggamit tangan Kolonel Serhan. Sang kolonel menatap gadis yang sepatutnya
jadi anaknya itu dengan menahan muntah akibat bau alkohol yang tajam.
terimakasih nak.. kapan-kapan saja ya.. kolonel Serhan merayap menuju
rekannya yang tengah menghirup scotch dan sibuk bermain craps dengan tiga
orang lain yang amat dikenalnya.
Mayor Ruslan Djambek menunjuk dada setelan kolonel Serhan yang ternoda lipstik
dan memberikan pandangan nakal pada tiga perwira AU yang tengah ikut bermain
craps di klub. aku tak suka misi ini, sebenarnya apa misi kita?
ah Serhan, sabar dulu. Perkenalkan ini, Kapten Agung, Kapten Ari. Dan Mayor
Dhimas dari AU. Kapten agung dan kapten ari ini adalah sumber intel kita kali ini.
kolonel, target kita masuk. Kau lihat dua bajingan dengan dua gadis dipel;ukannya
itu? Itu target utama kita, kakitangan geng Brigez bandung yang membantu
malingsia menyeludupkan senjata ke operasi teroris di BIP yang menewaskan
tigaratus orang. Nah disebel;ah kiri ada satu lagi, dia ketua geng HD dan mantan
anggota XTC bandung. Sejauh ini aku melihat ada tiga belas pengawal mereka.
Setauku mereka punya lounge sendiri di belakang.
Kolonel serhan meraba tas ranselnya dan mulai merasakan plastik hangat dari grip
senapan SS-1V5 Kommando didalamnya, bersama dengan kacamata malam,
peledak plastik dan granat cahaya untuk pesta malam ini. apakah kita akan
bergerak kesana? Dan menghabisi semuanya?
Mayor Ruslan Djambek tersenyum simpul,tetap pada rencana. Kau pikir knapa aku
hanya membawa ini malam ini.. mayor Ruslan menunjukkan sebilah kodachi atau
pedang sepanjang lengan dibalik jaketnya sembari menenggak scotch. karena tim
TIKAM akan beraksi dalam... ia melirik jam tangannya dan berkata seharusnya
sekarang... dan lampu berdenyut denhyut diiringi dengan lekuk suara
memekakkan telinga dan sorak sorai. Para dancer-dancer bertubuh seksi bersama
dengan gadis-gadis menari-nari diatas meja bar yang mereka tempati. Kapten ari
dan kapten agung bersama mayor Djambek ikut-ikutan mencolek para penari dan
gadis-gadis setengah mabuk itu sementara kolonel Serhan makin gatal ingin
mencabut senapannya dari ransel.

Nun jauh dari hingar bingar klab, sejuml;ah gantole melayang dan mendarat
dengan keras. Satu dua hingga delapan gantole mendarat. Menampakkan sejumlah
tubuh berloreng kelabu hitam dalam gelap malam. Menyebar dan mereka mulai
membongkar sistem ventilasi. Komandannya melihat jam dan seharusnya lampu
sudah padam... sekarang. Seketika lampu padam diiringi dengan seruan penuh
rusuh dibawah
Tubuh-tubuh itu melesat dalam kegelapan diantara ventilasi dan mulai menendangi
atap untuk masuk. Kegelapan bukan masalah karena mereka telah berlatih untuk ini
dan kacamata malam telah bertengger di kepala mreka. Sang komandan
mengangguk dan...
Penjaga pertama yang eraba-raba dalam gelap tewas ditebas kodachi sal;ah
seorang personil tim TIKAM atau Tim Intai Komando Merah, sebuah unit khusus para
pelatih komando kopasssus yang menspesialiasasikan dalam pertempuran tanpa
senjata api dan kegelapan. Mereka bergerak dalam gelap dengan ahli,
menggenggam sarung pedang di depan leher dan menenbas siapapun yang mereka
temui. Seorang penjaga menghidupkan senter tetapi para anggota tikam melempari
mereka dengan pisau-pisau lempar yang membelah mata mereka. Siapapun tak
bisa mendengar pembantaian yang terjadi kecuali suara menggelegak ketika leher
putus, dekingan tertahan ketika satu atau dua tusukan menembus tulang dan
daging.
Akhirnya mereka menemui target, mayor ruslan mlambai menyuruh mereka masuk.
Sementara kolonel serhan mengambil granat kejut. Satu letupan dan teriakanteriakan ketika anggota tikam masuk dan membantai para pengawal. Mayor ruslan
tersenyum pada seorang pemuda kurus menderita setengah bugil yang histeris
melihat rekan kencannya ditikam dengan samurai di jantung, dan seorang
pengawalnya digorok kemudian dilempar begitu saja di ujung ruangan....

well, caca nurcahya.. kau harus menjawab banyak pertanyaan kali ini. Terutama
pertanyaan mengenai orang-orang yang kau temui semalam...
Sang target terdiam sesaat dan hanya butuh diyakinkan dua kali untuk melihat
kenyataan, aku aku dikontrak seseorang dari australia untuk mendapatkan cetak
biru patahan patahan yang berpotensi gempa.. hanya itu. Namanya Doktor Hasan
Sudiro... kami menanam mayat doktor itu dibelakang rumahnya sesuai dengan
kontrak dari orang australia itu... mohon ampuni aku pak..
Kolonel Serhan maju kedepan. Mengangkat pisau komandonya, kau tahu nak... kau
ingin diampuni?
Sang pemuda mengangguk..
yang berhak mengampuni hanya tuhan... jadi kami tak berhak mengadilimu.

Jawabnya sembari menepuk bahu pemuda itu, menenangkannya.....


yang bisa kami lakukan hanya... mengatur pertemuanmu dengan tuhan... secepat
kilat kolonel serhan menyayat leher anggota geng XTC itu dan darah merembes
makin cepat-makin cepat.... sang pemuda berteriak tanpa arah dan kolonel serhan
melambai...
Ayo pergi dari sini...
Darah mengalir...
Membanjir.....

Lantai l;ounge itu menghitam kelam kelam kelam....

Perbatasan Lampung Bengkulu, kamp pelatihan Kobra.


taik..
brengsek
keparat.
mengapa aku bisa berakhir dengan pilot berangasan sepertimu? Kau tahu aku
sudah cukup denganmu!
kau tahu.. begitu kita mencapai pangkalan aku akan meminta surat berhenti
langsung dari komandan Koopsaul!

Mayor Dhimas Afihandarin menekan perasaannya. Sudah delapan belas jam ia


mendengar caci maki dari firebird. Dhimas hanya diam, bila firebird masih bisa
mencaci maki artinya ia masih kuat berjalan sekitar yah empat kilometer lagi.
aku heran, apa yang merasukimu seingga bertempur seperti setan.. kau tahu,
medali dan berbagai macam komendasi yang kau terima tak berguna jika kau jadi
mayat terbujur kaku. Ah iya aku lupa, kalau pilot hanya dimakamkan secara
simbolis. Karena tak ada SATU potongpun mayatnya ditemukan dan layak untuk
dimakamkan!
Sebuah gemuruh suara mendekat. Makin lama makin kasar dan menderu
menerabas udara yang tenang. Dhimas melihat sebuah helikopter mendekat dan
mengitari mereka berdua, tanpa marking, tanpa identitas. Dua helikopter lain
bergerak dan mendaratkan sejumlah prajurit berpakaian loreng inggris dengan
senapan M4 teracung ditangan.

Firebird baru saja meraih pistol dinas lapangannya ketika ia melihat sepucuk
senapan mesin berat M2HB ditodongkan ke arahnya dari seorang gunner helikopter
misterius itu. Beberapa bayangan meluncur dari helikopter dengan tali rappel dan
bergerak mengelilingi mereka dengan senapan tertodong mantap.
Koening baru saja akan mengangkat tangannya ketika seorang dari pasukan
penyerbu itu mendekat dan memberi salut. Ia melepas topeng kaffiya kotak-kotak
yang menyelubungi wajahnya yang terbalur cat perang.
mayor Dhimas Afihandarin? Sersan Mayor Alfa Nurburuuj, Cobra Battalion.
ah kau tahu aku sangat GEMBIRA kau tiba. Navigatorku sudah mulai kehiangan
kesetimbangan mental akibat berjalan kaki sejauh ini.
saya mengerti. Tetapi saya diperintahkan oleh komandan ISSOCOM untuk
menjemput anda dan segera berangkat menuju Sikuai.
ISSOCOM atau Indonesian Special Operation Command atau Stagiopsus atau staf
tinggi operasi khusus adalah badan yang sangat angker. Tak ada seorangpun dari
kesatuan reguler maupun sukarelawan mau berurusan dengan para orang dari
Stagiopsus. Bahkan beredar rumor jika para personil stagiopsus gemar memakan
mayat musuh, membunuhi anak-anak, membakar setiap kampung yang mereka
serbu, mengeksekusi tahanan perang dan para desertir, aktivis HAM, kolaborator
dan bahkan mereka tak segan-segan mengeksekusi para ulama radikal dan petinggi
gereja yang diklaim sesat.
Dhimas merasakan bulu kuduknya berdiri, meskipun ia mengenali beberapa orang
personil Kobra tetapi ia melihat sejumlah pasukan baret merah didalam kabin. Dua
perwira, tanpa tanda pankat dan insignia kecuali baret merah menghadap ke kanan
dan simbol huruf M besar di bahu kiri. Kemudian seorang perwira baret merah lain
dengan seragam tempur lengkap, dengan simbol P di bahu kirinya berrtampang
garang namun hangat. Di lengan atas kanannya terdapat sejumlah pisau kunai
seperti yang dipakai para ninja.
Seorang Marinir lain menaiki helikopter, ia bertampang seperti anakmuda
kebanyakan, dengan kegugupan nyata seorang prajurit muda. Tetapi gerakannya
amat halus dan terlatih, pangkatnya letnan satu Marineir. Mereka semua saling
berkenalan dhimas diperkenalkan dua perwira itu sebagai Oscar dan Kulyubi.
Meskipun ia tahu itu bukan nama asli mereka, apalagi setelah mereka mengatakan
mereka berasal dari unit Sandhi Yudha Kopassus.. namun dari usia kedua orang itu
yang terlalu muda untuk menyandang pangkat letnan kolonel, Dhimas langsung
tahu mereka berasal dari Opsus atau Bais. Unit kontraintelijen yang teramat bengis
mengeksekusi para prajurit musuh, agen ataupun kolaborator.
Dalam fase peperangan melawan teroris dan inflitran malaysia, unit ini dituding
telah mengeksekusi ratusan warga di perbatasan kalimantan, membumihanguskan

sejumlah besar kampung dan desa di aceh karena dituding bekerjasama dengan
GAM. Mereka juga bertanggung jawab atas kelaparan yang diderita sebagian besar
warga pegunungan jayawijaya akibat peperangan mereka melawan unsur-unsur
OPM yang didukung Malaysia dan Australia.
Orang kedua memperkenalkan diri sebagai Mayor Ruslan Djambek, perwira yang
cukup ia kenal. Mendapat dua bintang sakti dalam pertempuran di perbatasan
Kalimantan, satu lagi tak pernah diungkap, namun tersebar rumor jika pria ini terjun
bersama duapuluh orang pasukan parakomando menginfiltrasi kota putrajaya dan
menyerbu gedung parlemen kualalumpur dalam heboh Raid balasan parakomando
setelah raid teroris dan inflitran Jamaa Islamiya serta Al-Qaeda ke Jakarta. Dari 90
orang pasukan parakomando dan raider, hanya sejumlah kecil yang berhasil kabur
dan selamat.
Orang ketiga adalah letnan Fitrio Nugraha, dari Kompi Intai Amphibi Marinir.
Meskipun bukan seorang legenda. Namun pria ini adalah sebuah kontroversi karena
seluruh penghargaannya dicabut dan hampir saja dieksekusi perwira atasannya
akibat mengabaikan perintah untuk mundur dan malah berkeliaran dibalik garis
musuh untuk menemukan mayat rekannya yang tewas dalam kontak tembak.
Tetapi pria ini selain membawa mayat juga membawa sejumlah besar sandera para
teroris dan pasukan renjer Malaysia dalam konflik di Duri, sebuah kota di Riau.
Dhimas memang tidak cukup banyak menonton berita, tetapi orang-orang di
depannya ini adalah para prajurit terbaik yang dimiliki TNI baru yang kadang
banyak dicerca dan tidak diorangkan oleh staf operasi tinggi dari TNI lama
terutama dari para perwira staf operasi lulusan AKABRI dan AKMIL karena dianggap
sebagai tentara cabutan, preman berseragam dan berbagai macam sebutan tak
senonoh lainnya.
Deru helikopter menelan dhimas dan anggotanya dalam keheningan. Firebird
menepuk bahunya dengan pandangan meminta maaf, tetapi dhimas melambai
tanpa suara, menyatakan itu bukan masalah. Helikopter itu terus melaju diantara
lansekap kehijauan meraja dengan latar belakang mentari senja membelai tanah
yang mulai tertelan dalam nada-nada warna kehitaman. Tidak sampai beberapa
saat mereka melewati danau kembar di Alahanpanjang, dhimas melihat tirai
kehijauan itu berganti dalam harmoni tanpa batas dengan kilau pijar keperakan dari
danau. Diiringi dengan taburan capuk-capuk kekuningan ataupun coklat tua dari
perkebunan tea disekitar alahanpanjang.

Heli itu meneruskan perjalanan ke utara, sebelum menikung menuju Padang dan
mengisi bahan bakar dan kembali mereka kedatangan tamu. Tak kurang dari
limabelas pasukan dari kompi tambahan Marinir dibawah pimpinan Letnan Nugraha
bergabung. Ketika Dhimas hendak turun untuk buang air kecil, senapan salah
seorang marinir itu menusuk betisnya karena sang marinir sendiri telah kesulitan
bergerak diantara ransel besar, senapan dan persenjataan berat dari atas bawah

yang memenuhi dirinya.


Mayor Djambek juga mendapatkan tamu, barulah Dhimas menyadari jika prajurit ini
membawa pedang pendek di pinggang belakangnya, melintang. Iseng-iseng ia
menghitung, ternyata mayor Ruslan Djambek membawa setidaknya sembilan
pedang di sekujur tubuhnya. Di pinggang, di bahu, dipergelangan tangan, dan
dikedua betisnya, membuat sang mayor bisa mengakses senjata mematikan jarak
dekat itu dari sisi tubuh manapun dalam pertempuran jarak dekat. Sang Mayor juga
memakai sepucuk senapan serbu SiG SG 552 dengan replex sight trijicon dan
sepucuk pistol pindad P4 kaliber .40 di pinggang. Belum termasuk granat dan helm,
membuat sang perwira seperti ninja dengan masker gas. Gabungan mengerikan
dari Waffen SS Ubersoldat Nazi Jerman dan Shinobi dari Iga.
Pasukan Mayor Djambek terdiri dari dua tim, pasukan dari peleton pribadinya, tim
TIKAM dengan senapan serbu klasik SS1 ditambah dengan seragam darah mengalir
lengkap dengan webbing dan granat plus helm IDPCH (integrated Digital Personal
Combat Helmet) lansiran tim peneliti bagian militer LIPI. Tetapi seragam mereka
agak ketat dan kecil, menyesuaikan dengan spesialisasi pasukan ini pada
pertempuran tangan kosong, senyap dan jarak dekat. Pasukan unik ini dimata
dhimas agak aneh karena mereka selalu memasang bayonet di moncong senapan
mereka.
Pasukan kedua dari Mayor Djambek adalah satu kompi pasukan Para Komando dari
Grup keenam Rajawali Para Komando. Unit kopassus yang dibentuknya dan
dilatihnya sendiri dari para prajurit bintara berpengalaman perang sungguhan di
Timor, Aceh, Kalimantan, serawak, Ambon dan neraka tanpa batas di papua. Ratarata para bintara itu termasuk tua, antara tigapuluhan hingga empatpuluhan tetapi
mereka semua tampak sangat kompeten.
hui.. miss me? satu tepukan menyadarkan Dhimas dari pikiran radiksnya yang
menari. Seorang gadis dengan rambut pendek sebahu dengan mata berkilau penuh
kejahatan menepuk bahunya.
Dhimas memasang muka memberengut, kemana saja kau ketika aku menghadapi
tornado-tornado inggris itu sendirian. Ternyata nyalimu tak sebesar omonganmu.
jangan bodoh lu. Rosa tersenyum manis, kadang muka tanpa dosa Rosa
mengingatkannya pada Olivia Jensen Lubis, tetapi Olivia Lubis tentu saja tidak akan
punya julukan Behemoth dan sanggup mengebom garis belakang musuh dengan
sebuah jet hitam. pesawatku tidak dirancang untuk melawan jet-jet lincah itu.
Lagipula akibat kreasimu itu landasan jadi tertutup dan dipenuhi serpihan puing.
Jadinya kami dan sisa anggota skuadronmu sekalipun tak bisa terbang memberi
bantuan. Kau memang pemuda bodoh,
Firebird melontarkan pandangan apa-sudah-kubilang pada Dhimas yang gelagapan.
err kau tahu kadang adrenalin mengalahkan logika. Tangkis dhimas lemah
sembari tersenyum kecut.

Rosa mendengus sembari melontarkan sindiran terakhir, waktu di bar kemarin kau
membual tentang ukuran benda vitalmu yang dalam tanda kutip paling besar.
Akhirnya aku mengerti, peralatanmu besar hanya karena sebagian otakmu berada
disana.
Dhimas terbengong mendengar kata-kata itu dari bibir imut Rosa, kenapa dia
begitu seksis? Apa kita pernah membawa-bawa kesetaraan gender dalam setiap
tindakan kita?
tidak Adler, tetapi dia terjangkit sindrom aku-wanita-yang-sejajar-dengan-pria.
Jawab Firebird. Dhimas tidak membantah dan kembali ke helikopter.

Pulau Sikuai, lepas Pantai Sumatera Barat, Main staging Area Operation Angel Voice.
Helikopter Super Puma yang ditumpangi Dhimas mendarat di sebuah landasan
darurat dari lempeng-lempeng baja yang disatukan. Letnan Nugraha bergerak
keluar sembari menggenggam senapan SS1-nya dan berlalu keluar, Dhimas
mengikuti pria itu dan mereka bergerak ke sebuah bivak yang ditutupi rimbunan
tanaman rambat dan jaring-jaring kamuflase.
Tenda peleton itu amat besar dan nyaman, ditengah terdapat seorang jenderal
Brigadir dari AD dan seorang Kolonel, di tag namanya terdapat tulisan besar
MASFABER yang memakai lambang hiu di bahu kirinya yang bertuliskan wira
ananta Rudhiro atau tabah hingga akhir. Seorang Mayor Paskhas juga ada ditengah
tenda mengelilingi meja operasi menghadap sebuah layar kristal cair amat besar
dan menampilkan tiga gambaran utama, yang pertama hasil pengamatan satelit,
yang kedua berisi data-data perlengkapan personil musuh dan yang ketiga
menggambarkan posisi musuh secara tiga dimensi dari berbagai sudut yang
diproyeksikan berulang-ulang seperti sebuah film yang buruk.
selamat datang para prajurit ibu pertiwi, namaku Endradika,Brigadir Jenderal AD.
Misi kita kali ini terlaksana dengan intel yang amat tipis namun misi ini digerakkan
dengan taruhan yang amat tinggi dan seperti yang kalian tahu, kekuatan kita amat
tipis dan tersebar jauh, oleh karena itu kita harus melaksanakan misi dalam sekali
gebuk dan menetralkan misi pasukan sekutu untuk menciptakan megatsunami dan
gempa yang akan menghancurkan seluruh pantai barat sumatera, selatan jawa dan
mungkin bisa membanjiri jakarta. Misi faser pertama brifing akan kuserahkan pada
Kolonel Masfaber Mustafa, Komandan KRI Bunda Samudera.
Sang Kolonel Mengangguk, Fase misi pertama telah didahului dengan pengintaian
dan pengumpulan data-data intel. Sejauh ini misi intelijen yang dilaksanakan oleh
stagiopsus telah melakukan penyerangan di dua tempat, yang pertama di mumbai
dengan menjebak elemen Al-Qaeda untuk mendapatkan layout GOPLATZ di lepas
pantai Bible Island. Yang kedua didapatkan dari hasil penyerangan Mayor Djambek
dan Kolonel Serhan di Centro Lounge di Jakarta.

Seperti yang telah kita ketahui, posisi bible Island terletak tak kurang dari dua ribu
mil dari pantai barat sumatera. Dan itu tidak memungkinkan kita untuk melakukan
serangan berskala penuh dari udara, kita bisa saja mengerahkan KRI Soekarno dan
KRI Hatta bersama armadanya untuk menyerang pulau itu, tetapi armada besar
Royal Navy bisa saja keluar dari diego garcia ataupun kuwait sewaktu-waktu dan
bila mereka mendengar Guspurla Nusantara keluar dari titik interdiksi maka mereka
akan menggebuk dan bisa saja memperkuat pertahanan malaysia di kalimantan
ataupun semenanjung. Oleh karena itu staf tinggi AL dan AU merekomendasikan
pulau ini HARUS direbut terlebih dahulu untuk menyukseskan serangan amphibi kita
ke Bible Island.
Sersan Mayor Nurburuuj mengangkat tangan, saya paham bagian itu Kolonel,
tetapi metoda insersi tetap meragukan. Kita tidak punya sarana untuk mengangkut
seluruh batalion dalam sekali jalan. Dan pengintaian tetap menjadi masalah. Saya
minta solusi dari anda Kolonel!?
terimakasih Sersan, aku yakin dari pengalamanmu yang panjang kau sudah
memperhitungkan jika kita tidak memiliki satupun intel di pulau Nisea kecuali order
of battle mereka disana. Jawabannya adalah ini. Kolonel Masfaber menunjuk
sebuah gambar kapal selam. kapal selamku, Akula III, didukung dengan ini. Dua
buah kapal selam kelas Alfa III akan mengangkut seluruh batalion minus dari tim mu
yang akan mendarat. Meskipun begitu, pasukan kalian tetap harus membawa
perlengkapan minimum, seperti assault boat dan perlengkapan serbu seadanya.
Mayor Paskhas bernama Dwi Sheva Angkara mengangkat tangan, berita buruk
baru. Pengiriman batch pertama dari senapan yang akan dipakai oleh pasukan
sersan Buruuj yang akan terjun ternyata tidak cocok, M4 yang mereka kirim
ternyata bukan M4 SOPMOD C8 standar inggris. Bagaimana sersan Buruuj?
mayor Sheva, apakah disini ada basis paskas?
tentu saja Sersan, tetapi senjata yang ada hanyalah SS-1 dan senjata tua.
diantara senjata tua itu, adakah senapan G3A3 varian popor pejal sisa operasi
trikora dulu?
ada, ratusan pucuk banyaknya, benda terkutuk itu menghabiskan puluhan juta tiap
tahun hanya untuk dibongkar diminyaki dan disimpan lagi dan ditembakkan sekedar
untuk dites. Senapan lainnya hanya pergi ke akademi dan jadi senjata pasukan
kehormatan.
keluarkan semuanya, dan berikan pada ahli armorer kami untuk memeriksa dan
mengupgrade senjata itu. Oh iya, kalau ada mounting RIS untuk MP5 dibase ini aku
mau dikeluarkan semuanya.
bisa diatur. Mayor sheva menunjuk seorang ajudannya dan ia bersama seorang
bintara quartermaster Cobra segera keluar menuju gudang senjata.

Kolonel Masfaber menepuk tangan, kembali fokus. Pulau nisea adalah pulau seluas
kurang lebih seluas kota padang, dan bukittinggi dijadikan satu. Vegetasi sabana
dengan hutan cemara, beriklim laut dengan suhu kurang lebih limabelas derajat di
malam hari dan 27 derajat pada siang hari. Kuingatkan pulau ini memiliki sejumlah
sarang senapan mesin dan parit-parit pertahanan, termasuk sebuah bungker
dipuncak bukit yang dibangun sesuai dengan doktrin klasik. Untuk batalion Kobra,
jumlah musuh disana diperkirakan berjumlah 500 prajurit terkurung dalam paritparit dan bungker-bungker beton. Itu belum termasuk dengan lima pucuk meriam
kaliber 155mm G-5 standar malaysia yang terpasang entah dimana.
Kolonel Serhan tersenyum manis, 256 lawan 500, kami pernah melawan yang lebih
buruk lagi kolonel, terimakasih. Apakah ada informasi mengenai orbat mereka?
tentu saja, menariknya mereka diisi oleh rejimen Askar Wataniya 506 yang
menurut data dari intelijen Bais berasal dari keturunan para perantau jawa dan
orang minang. Jadi kebanyakan dari mereka adalah orang kita juga.
seharusnya ini misi bagi sandhi yudha untuk membina mereka.
Mayor Ruslan Djambek nimbrung, tidak, tidak mungkin, karena mereka adalah
militer profesional meskipun mereka adalah tentara wamil tetapi mereka adalah
militer betulan. Mengirim sandha ke sana hanya misi bunuh diri. Pilihan Stagiopsus
memilih anda sudah benar, atau anda ragu dengan orang anda?
dengan segala hormatku pada reputasi anda mayor, aku memang Cuma mantan
komandan batalion para linud kostrad, tetapi aku percaya pada performa sersan
Buruuj dan siapapun yang berada dibawah komandonya.
Kolonel Masfaber menyela, cukup, aku tak mau ada kontes kencing lagi. Kalian
semua adalah anggota terbaik militer indonesia, sukarelawan yang terseleksi dalam
proses darwin peperangan. Aku tak mau kalian menggagalkan misi hanya karena
ego satuan. Sersan Buruuj, Kolonel Serhan, aku serahkan pulau nisea pada kalian!
Sersan buruuj mengangguk, siap Kolonel!
fase kedua akan dibriefing ketika nicea berhasil kita rebut. Sekarang bubar!
Tubuh-tubuh tegap itu beranjak dan saling memberi salut. Sersan Buruuj berlalu
keluar dan sisa peserta pertemuan kini mulai rapat kembali.

Duapuluhribu kaki diatas samudera Hindia. Pesawat Angkut Il-76.


Nur, ketahuilah diriku tiada sekalipun bermaksud menyakiti hatimu. Aku tiada
menyangka semuanya akan berjalan seperti ini. Diriku dan dirimu adalah suatu
varian bebas yang terkadang aku sendiri tidak memikirkan mengapa kita pernah

dipersatukan oleh takdir yang menari diantara kita.


Aku pernah mencintaimu Nur, dan begitu pula aku tiada meragukan seperti apa
kesetiaan yang telah engkau berikan padaku. Aku tahu kadang diriku ini begitu tak
pantas dicinta setelah apa yang telah dilakukan olehku. Tetapi kesetiaanmu, dan
kerelaanmu membuatku bingung, membuatku bimbang mengapa engkau tidak
membenciku.
Dimanakah kamu Nur? Aku melihat rumahmu di Belakang Balok Bukittinggi telah
ditinggalkan. Aku mencarimu dan namamu dikatakan mengikuti sebuah tugas
khusus. Tahukah kamu ketika aku mendengar kompimu tersapu habis, aku turut
menangis. Berilah aku jawaban sehingga setidaknya aku bisa dengan tenang
merelakan dirimu.
Sersan Mayor Alfa Nurburuuj melipat surat itu dan menghidupkan kacamata
malamnya. Ia mengeluarkan secarik kertas bekas yang lusuh dan menjadikan boks
amunisi sebagai mejanya diantara dingin kabin pesawat yang ditumpanginya. Surat
itu baru datang, baru saja datang setelah sebulan dikirimkan. Administrasi Tentara
Keparat! Pikirnya. Tetapi melihat siapa pengirimnya membuat hatinya yang keras
seolah diiris sembilu tajam.
Pena yang digenggamnya menari diantara kertas. Menampilkan huruf-huruf tegak
bersambung dengan tekanan-tekanan halus tegas menampilkan apa yang
mengalun dalam hatinya. Walaupun ia tahu cinta tak pernah sempurna
menghampirinya seketika. Tetapi kerapuhan dalam struktur kerasnya baja komposit
hatinya tetap membuat tubuhnya gemetaran.
Selamanya ia tak bisa melupakan bagaimana cinta telah mempermainkan hatinya.
Meskipun ia telah melangkah menuju masa depan. Tetapi masa lalu tetap
mengajaknya bermain. Nurburuuj tak pernah meratapi nasibnya yang berasal dari
keluarga yang berantakan. Orangtuanya bercerai dan meninggal dalam rentang
waktu sekitar sepuluh tahun dari perceraiannya. Ia diasuh oleh tantenya yang
cenderung membiarkannya mencari sendiri apa yang diingininya dan makna hidup
yang ada.
Ai, Sariku yang malang. Dirikupun tidak pernah sekalipun meragukan kesetiaanku
sendiri padamu. Aku tak tahu mengapa aku tak bisa membencimu setelah kejadian
itu. Tetapi ambigu kemarahan tetap menghujam ruas-ruas hatiku. Tahukah kamu
betapa menderitanya aku menguburkan Hamza, temanku sedari kecil dengan
tanganku sendiri? Betapa aku selalu meratapinya dan tak bisa melupakan kata-kata
terakhirnya? Dia berkata, Nur, hargailah cintamu pada Ai, dan kenanglah terus
persahabatan kita karena sesungguhnya makna cinta aku, kau dan dia hanya Dia
sang pencipta yang tahu.
Bagaimana nasib telah menyeret kita pada suatu kisah tanpa batas ini adalah
kelemahan dirimu, diriku sendiri. Kadang kita hendak menyeret persamaan waktu
menjadi suatu perlambatan minus. Kelemahanku tenggelam dalam kemarahan

akibat Hamza yang kukira mengkhianatiku. Kelemahanmu yang ternyata lebih


mencintai Hamza dibandingkan aku, dan semua intrik nasib yang mempermainkan
kita. Aku mencintaimu Ai. Kaulah orang pertama yang membuatku merasakan
masih ada sedikit kebaikan di dunia dan hatimu sungguh suatu lautan kebajikan
tanpa batas, meskipun engkau mesti terseret arus nasib yang mempermainkan
kesetiaanmu.
Nurburuuj mengusap tangannya yang berminyak pada popor tarik G3 di sisi kiri
tubuhnya. Dingin logam dan sirat kematian yang ditanggung oleh senapan itu
membuat imajinya melayang pada pembunuhan dan kekejaman yang telah
mengalir dalam rentang hidupnya hanya enam bulan. Setiap luka, setiap perban
yang membalut tubuhnya merasuk dalam memori. Meredam kemarahan akibat
pengkhianatan seorang gadis yang dicintainya semenjak ia masih pergi sekolah
dengan celana merah.
Wahai Sariku, hatiku terlalu sakit untuk marah padamu akibat semua
pengkhianatanmu. Apa yang ada dalam diriku kini hanyalah suatu perasaan hampa.
Tanpa airmata menangisi semua apa yang telah nasib bawa pada kita. Tak pernah
terpikir dalam hatiku untuk memberikan merahputih terlipat tigabelas kali padamu.
Merah putih yang membungkus tubuh sahabatku dan cintamu, aku mencintaimu
sepenuh hati wahai sayangku. Tetapi aku tak bisa melihatmu lagi, aku terlalu
pengecut untuk menghadapi kenyataan yang campur aduk ini.
Ketahuilah bahwa ada ribuan cara untuk mencinta termasuk dengan cara
membenci, tetapi hanya ada satu cara untuk membenci. Aku mencintaimu dengan
menyesali dan membenci pengkhiatanmu. Aku akan terus berjalan dalam
kegelapan dan titian buluh nyawa yang amat tipis demi mencari cara yang paling
tepat untuk mencintaimu, dan cara yang paling baik untuk membuatku bisa
memaafkanmu. Maafkan aku karena aku sendiripun masih belum mengerti apa
yang kurasakan padamu. Kutitipkan surat ini padamu karena aku akan kembali
berjudi dengan nasib dan bermain dengan nyawa yang diberikan Tuhan padaku.
Sayangku untukmu selamanya. Sekian.
Nurburuuj melirik seorang pemuda yang sedikit lebih tua darinya yang menumpangi
pesawat ini dalam sebuah misi lain. Misi lain untuk menyelamatkan nyawa, dan ban
palang merah putih berlambang naga ditengahnya itu terasa seperti malaikat di
dadanya.
letnan Defid Sufri, aku ada permintaan untukmu.
Sang pemuda itu membuka sebelah matanya dan bergeram perlahan, apa itu
sersan?
selembar surat, teralamat untuk Fadilla Juitasari, Oleander 142 di Rumbai. Aku
akan sangat berterimakasih bila anda mau menyampaikan surat ini padanya.
Nurburuuj melampirkan surat ini dengan cara melipatnya tiga kali. Tidak ada

amplop, hanya kertas lusuh. cara yang buruk untuk menyurati cintamu sobat.
Bisik Defid dalam hati. Yang meraih surat itu dan memasukkannya dalam kantong
peralatan bedahnya.
semoga engkau berhasil menjalankan misimu di Pekanbaru Let.
tak apa. Bagaimana denganmu? Mengapa engkau baru terpikir menyuratinya dua
jam sebelum terjun diatas samudera?
Deru pesawat seolah menegaskan derit roda-roda otak Nur untuk menjawab,
sebuah kisah yang rumit letnan. Kadang aku tak tahu apakah aku harus
membencinya atau masih mencintainya setelah semua kekacauan yang ia
timbulkan. Membuat sahabatku tewas dipangkuanku. Disebuah bukit tanpa nama
dengan dada berlubang akibat peluru. Menyedihkan bukan?
tidak menyedihkan sersan. Tetapi seharusnya engkau bertanya mengapa engkau
masih bisa mencintainya sementara sahabatmu telah berkorban nyawa karena
pertikaian itu?
akupun tak tahu dok.
karena itulah bukti cinta yang amat tak terbatas dalam sumur hatimu. Sebuah
cinta yang dilahirkan dari suatu proses hidup mati dan nyawa yang terus berjudi
dengan catatan sang maut. Itulah yang terletak jauh didalam kisahmu sersan!
Nur terdiam. Ia hanya bisa memainkan respirator terjunnya. Sungguh aneh
bagaimana nasib bermain bukan? Satu tepukan dibahunya membuat lehernya
menolehkan wajah ke sang penepuk. Ternyata jump master memberi isyarat
penerjunan dalam tiga menit.
Para prajurit berdiri tegap. Memeriksa bawaan para prajurit yang mejadi rekan
mereka. Isyarat terlampir dan anggukan dibagi. Pintu palka belakang membuka,
menampilkan langit malam tanpa batas kegelapan. Lampu hijau menyala. Nur
memeriksa peralatannya. Memastikan agar senapan ransel dan parasutnya tidak
saling membelit. Persiapan untuk terjun bebas kini beres.
GO GO GO GO
Lampu berubah merah dan Nur melemparkan diri dalam kegelapan. Satu satunya
penunjuk adalah kilauan lampu strobo dari pathfinder penerjunan di depannya. Ia
menjaga kecepatan agar tetap bisa selurus dengan sang pandu. Dengan terus
melirik altimeter yang menderu dan sesaat kemudian bergetar. Nur menarik tuas
pelepas parasut dan tersentak ke atas. Ia melihat sebuah padang rumput yang
disinari lembut cahaya rembulan menyapa dan turun lurus kesana.
Ketika mendarat ia mengambil pisau dan sekopnya dan mulai memutus tali parasut.
Sekopnya terpasang dan ia mulai menggali, mengubur parasut dan seragam

terbangnya. Tak sampai sepuluh menit ia sudah selesai. Senapan G3 ditangan dan
terkokang.
Prajurit pertama muncul dari balik bayangan pohon. Yang kedua keluar dari
rerumputan. Mereka semua mengangguk tanpa suara dan mulai bergerak menuju
tiga titik yang ditentukan untuk melaksanakan misi masing-masing.
Satu birama tiga ketukan. Sang elang lepas dari sarang. Tugas intai dijalankan,
menunggu sang bala penyerang.
Itulah pesan yang diterima Jenderal Endradka di markas misinya. Sebuah kapal
Induk terbaru AL. KRI Muhammad Asaat.

Kapal Induk kelas Martadinata, KRI Muhammad Asaat.


APU.
hijau.
sistem senjata.
hijau.
navigasi, INS, Glonass,
hijau.
stand by untuk pelontaran.
adler, cuaca LAX angin lambung dari timur sepuluh knot. Operasi penerbangan
cuaca bersih. Bersiap untuk rock and roll Adler.
roger that. Adler memasang respiratornya dan mendorong tuas akselerasi hingga
penuh, menampilkan semburat api kebiruan yang membakar logam berlapis tarmak
landasan. Sersan yang mengawaki ketapel menekan tombol yang tepat dan tiga jet
tempur Su-33 UB Flanker melesat menuju langit biru.
Semenit kemudian empat jet lain dilontarkan dari dek kapal induk itu. Adler
menghitung anggotanya dan mlirik indikator bahan bakar. Ia mempertahankan
kecepatan pada 600 knot. Matanya dengan awas mengawasi cakrawala
membentang dalam kilauan keperakan awan-awan seperti gulali yang tipis melapisi
langit di hadapannya.
adler disini Garuda. Menangkap adanya emisi radar musuh. Poros nol-sembilantiga.

dimengerti garuda. Bersiap untuk misi pengalihan. Elemen jet tempur


beranggotakan tiga pesawat bergerak menanjak sementara empat jet tempur
lainnya berbelok ke utara. Radar pencari firebird menangkap dua objek bergerak
pelan menuju ruang udara Malaysia.
Adler mengikuti objek terbang itu dengan ditempel ketat oleh Hammer. Sementara
Sharky dan Algebra melesat menuju dua objek lainnya. Kontak visual dalam enam
menit. Mereka mendekat objek itu dengan perlahan dan terus mendekat hingga
kontak visual berhasil didapatkan. Kini mereka satu menit sebelum memasuki
jangkauan deteksi radar pertahanan musuh di lepas pantai tanah genting kra.
Ia melihat objek itu sebuah jet komersial yang amat besar. Sebuah Airbus jumbo jet.
Adler berupaya keras menyetabilkan pesawat yang terlonjak-lonjak akibat
turbulensi pesawat itu. Tetapi setelah sepuluh detik yang panjang akhirnya ia bisa
stabil berada di bawah perut sang pesawat jumbo. Hammer juga berhasil
menempatkan dirinya hanya dua meter dari bawah sayap.
Kini adler hanya bisa berharap radar malaysia tidak curiga dengan umpan balik
airbus itu yang tiba-tiba membesar. Trik ini berbahaya namun cukup efektif menipu
radar malaysia. Bila mereka mendeteksinya maka TUDM pasti akan memeriksa
silang dengan daftar pesawat komersial yang berkeliaran di sekitar mereka. Kini ia
hanya berharap Behemoth melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sentra Komando Pertahanan Angkasa Tentara Diraja Malaysia.


Alarm meraung raung dan para prajurit muda berlarian mengawaki sistem
pertahanan udara disekujur pangkalan. Para perwira berteriak-teriak
memerintahkan evakuasi dan awak radar terus memelototi radar.
warning warning we have five incoming bandit.
Mayor Afham Nur Rasyidin melirik layar radar utama dari sistem pertahanan udara
Skyguard yang diawakinya. Mengawasi layar radar yang dikotori noise putih dan
kilap-kilau lima objek yang bergerak dari tiga arah berbeda menuju Kualalumpur.
Menuju tempatnya berada kini.
bagaimana dengan unit SAM yang lain?
mereka tidak bisa menembak karena pesawat ini terbang amat rendah. Dibawah
kemampuan rudal kita untuk menembak. Jawab seorang letnan muda dari balik
konsol komunikasi.
sialan. Mengapa mereka terlihat seperti ini di radar?
Sang letnan berubah pucat, ia bukan letnan muda biasa, tetapi ia pernah
menghadapi serangan seperti ini suatu waktu. Di padang airmata, dalam invasi ke

Sumatera. Ia pernah melihat para dewabukan dewa, tetapi dewi kematian yang
menyapa dari ketinggian rendah.
komandan.. itu skuadron cindai, skuadron Cindai, segera tembakkan meriam kita
ke segala arah. Mereka sudah dekat!
jangan konyol letnan. Jika mereka sudah dekat aku pasti bisa mendengar
derunya Mayor Afham pernah mendengar skuadron Cindai, skuadron yang diisi
penerbang wanita TNI AU yang sinting. Terbang diantara pucuk-pucuk pohon dan
mengebomi rumah sakit, asrama dan depo-depo bahan bakar. Membuat prajurit
tidak bisa tenang pada malam maupun siang bolong. Kenekatan mereka tidak bisa
diremehkan. Seringkali skuadron ini membobol pertahanan udara dan menjatuhkan
bom ketika para perwira sedang tidur ataupun mandi. Korban dari skuadron ini tidak
banyak, tetapi korban tidak langsugnya berjibun, seperti perwira yang jadi gila
karena paranoid, hingga ada pilot yang menolak terbang bila asrama mereka belum
dipagari meriam antipesawat.
Tidak akan terdengar karena Kapten Behemoth Rosa mematikan mesin jet MiG144nya sekitar tiga menit sebelum menyerang. Ia memilih dua bom 2000 pounds
dan mulai memasukkan koordinat misi. Gedung putih berkelilingi meriam-meriam
antiserangan udara terlihat sekitar lima kilometer dari matanya yang setajam
elang. Rosa meluncurkan pesawatnya dan menjatuhkan bom serentak dengan lima
temannya.
Ledakan yang terjadi amat spektakuler. Gedung itu hancur berantakan bersama
dengan puluhan jenderal yang mengkoordinasikan pertahanan udara Malaysia. Kini
jetnya berputar sembari menjatuhkan suar dan berbelok ke sebuah kamp besar
lainnya. Letupan-letupan tembakan flak mengotori langit dan membuat pesawatnya
tergoncang-goncang. Ia memilih kanon 30mm dan mengulangi pola serangan yang
sama. Menghidupkan mesinnya dan dari tiga arah yang berbeda dengan simultan
dari ketinggian sekitar seratus meter ia meremas tombol kanon selama sepuluh
detik.
Tigaratus amunisi pembakar dan penembus baja melesat keluar dari moncong
senapannya. Seluruh amunisinya habis tetapi dari lima pesawat dikali tigaratus
amunisi menghasilkan seribulimaratus proyektil menghujam dengan keras
ketumpukan peti-peti dan amunisi pesawat yang ada di kamp itu.
Ketika jet Rosa melesat keluar, maka setidaknya seribulimaratus ton amunisi, dan
seribu ton bahan bakar tersulut dan meledak menimbulkan awan awan cendawan
yang bahkan terasa sampai ke jantung kualalumpur. Rosa tersnyum dan berbisik,
ayo Adler tunjukkan kemampuanmu padaku kau bocah besar sombong!

Sepuluh Mil dari Bandara Internasional Kualalumpur.

breakaway, breakaway. Memulai operasi Fallen Avenger. Teriak Dhimas di jaringan


radio aman. Keempat pesawat segera berguling dan melesat ke bawah. Menuju
Kualalumpur yang kini disibukkan oleh hingar bingar kemacetan dan orang-orang
yang masuk kerja.
Mereka memecah menjadi dua elemen, bergulingan diantara gedung-gudung
pencakar langit dan dhimas menurunkan jetnya hingga terbang tak kurang dari
sepuluh meter diatas sebuah jembatan layang, menerbangkan mobil-mobil
dibawahnya dan memecahkan kaca-kaca gedung dengan gelegar mesinnya,
menambah kepanikan massal. Mobil-mobil saling menabrak dan para eksekutif
muda yang hendak masuk kerja merunduk histeris.
Dhimas mengarahkan pesawatnya ke jantung kota KL. Tempat dimana dua tiang
keperakan yang membesar kembar berdiri teguh. Sepasang jet lain juga mengarah
ketempat yang sama setelah menimbulkan kekacauan di sekujur kota dengan bom
soniknya.
Dhimas meraih tuas senjata dan mempersenjatai dua bom kendali laser-inersiaGPS. Ia kini menyerahkan penjatuhan bom pada firebird. Karena ia tak mau
konsentrasinya terpecah. Pada jarak limaratus meter ia menanjak sembari firebird
melepas bom. Bersamaan dengan sharky, algebra dan hammer melepas bom
bomnya ke kaki gedung kembar petronas.
Ledakan belum terjadi, namun sepersekian detik kemudian asap keluar dari kaki
gedung yang bergoncang menghamburkan pecahan kaca. Getaran seisimis empat
bom yang dibidikkan ke masing-masing gedung yang hanya seberat limaratus
kilogram dengan isian tigaratus kilogram bahan peledak octonal yang simultan
meledak mulai mendera struktur beton baja menara dan menggoncang,
menimbulkan retakan yang membuat menara mulai goyah. Menara pertama mulai
goyah dan strukturnya melunak. Beban diatas membuat menara itu menghujam ke
bawah. Lantai satu rubuh, disusul lantai dua yang menghantam tanah dengan
momen raksasa membuat menara petronas pertama rebah hingga separuhnya
sebelum terhenti. Mengubur ribuan orang didalamnya. Kini menara pertama hanya
tersisa separuhnya, sementara puluhan lantai dibawahnya remuk oleh bebannya
sendiri.
Ternyata bom yang dibidikkan ke menara kedua meleset beberapa meter ke arah
utara. Sehingga yang rubuh hanya bagian utara. Tetapi efeknya mengerikan.
Gedung itu miring sesaat dan rubuh kearah utara. Menghantami gedung-gedung
lain disekitarnya, menghujani area disekitarnya dengan ribuan puing baja dan beton
berasap tebal. Korban tewas mencapai ribuan dan kota langsung didera chaos dan
kepanikan.
Dhimas tidak berhenti. Ia membelok bersama rekannya dan melihat gdung bergaya
inggris kuno dengan dinding berwarna kemerahan jingga dan ia membuka kunci
senjata. Kini ia melepas roket-roket kaliber 100mm buatan Lapan ke arah gedung
itu dari ketinggian tigaratus meter. Masing-masing pesawat melepas tak kurang dari

delapanbelas roket. Area disekitar gedung itu berledakan, tertutup letupan


berjantung kemerahan dengan selubung kehitaman asap. Setidaknya duapuluh
roket menghantam gedung, dua diantaranya tepat menghujam ke ruang rapat
parlemen Malaysia dan menewaskan hampir seluruh anggota yang bersidang.
Adler melesat menuju barat dengan ketinggian rendah. Menuju selat melaka
dimana ia akan bertemu dengan KRI Soekarno. dari ceracau dibelakangnya ia
mendengar tak kurang dari sepuluh jet MiG malaysia mengejar. Tetapi kini ia telah
melesat dalam kecepatan mach dua dan beban yang jauh lebih ringan. Terbang
dengan ketinggian seratus meter dan dengan radar penghindar hidup, secara
otomatis mengikuti kontur bumi dan rute yang telah diintai sebelumnya. Jet-jet
malaysia terus mencari sebelum mereka tanpa disadari telah dibidik oleh sistem
radar KRI Muhammad Hatta yang berada diperairan selat melaka.
Grup Tempur laut Hatta, membuka tembakan misil dan salvo rudal itu menyapu jetjet malaysia itu dari udara dengan mudah. Operasi Fallen Avenger Sukses besar.

Nur melipat tubuhnya yang tegang dan terus merangkak dalam kegelapan.
Matanya terselubung cahaya hijau kelabu perak dari kacamata malamnya,
sementara tiga orang rekannya merangkak sejajar dengan dirinya dibawah balutan
selimut ghillie termoprotector. Sasaran mereka malam ini adalah sebuah
perkampungan dengan sebuah gereja di atas sebuah puncak bukit menghadap ke
pantai teluk Alpha, dari pengintaian peta diketahui bahwa teluk ini adalah tempat
yang tepat untuk pendaratan Kobra.
Pulau Nicea adalah mimpi buruk, itulah yang dikatakannya tiap hari pada dirinya
sendiri. Sesemakan rumput gajah setinggi betis, vegetasi pepohonan cemara yang
lebat dan kering belum lagi angin amat kencang yang bisa menerbangkan tenda
jika mereka cukup bodoh untuk mendirikan tenda disini.
Sersan Mayor Alfa Nurburuuj merasakan mimpi buruk disorientasi lainnya. Ia sudah
tak tahu hari. Hanya menyandarkan diri pada jam berisi timer pelaksanaan misi dan
smartphone berisi panduan misi sebagai suatu hiburan. Rangkak merangkak terus
hingga kini ia mencapai sebuah kelokan tepat menuju gereja. Orang-orang di dalam
adalah penduduk asli yang berasal dari persilangan orang inggris dengan keturunan
spanyol dari filipina dan juga sebagian penduduk keturunan china yang merantau.
Himne dan ode merasuk ke dalam hening malam. Meskipun puji dan senandung
penuh nada nan harmonis itu menyenangkan tetapi Nur tak paham artinya.
Meskipun begitu ia terus merangkak hingga menemukan sebuah gubuk yang telah
diintainya sehari sebelumnya. Nur menunjuk dua rekannya untuk berjaga di tepian
perimeter gubuk dan satu orang lain, seorang bintara kepercayaannya, Sersan Dua
Ranggalare Maospati orang madiun asli sebagai slack atau pelindung bokong
karena pria itu membawa Bren Mk.1 dengan 30 peluru.

Nur menarik popor G3nya hingga tertarik penuh dan mulai memasuki gubuk, pintu
reotnya berderak tanpa dikunci. Ia menyapukan laras G3nya ke sebelah kiri
sebelum melipat tubuh dengan cepat ke kanan dan kembali merasuk ke kiri. Begitu
Rangga masuk, ia segera bergerak ke seberang sembari senapannya menyapu ke
arah kiri. Tanpa suara setengah menit kemudian mereka mengangguk, all clear.
Dalam hening, Nur mengeluarkan alat penglihat malam varo noctron scope X.
benda itu seberat tiga kilogram dan juga berfungsi sebagai rangefinder, penanda
laser dan kamera dengan pemancar satelit burst encrypted. Ia memutar dial
pencahayaan dan mulai menyapu pantai. Ada tiga pos disana, lebih tepatnya
bungker beton yang terlihat dari kilauan termalnya yang mengotori layar penguat
foton. Tepat menghadap ke pantai. Dua dermaga terlihat dan ada tiga perahu
nelayan kecil dari pecinan yang sandar.
Tepukan Rangga mengejutkannya. Rangga menunjuk sebuah bukit arah jam satu
sekitar lima ribu meter jauhnya. Nur melihat lebih jelas lagi dan ia melihat sejumlah
moncong logam menantang ke arah laut dari atas bukit itu. Ditutupi dengan
vegetasi dan jaring-jaring kamuflase, seketika ia tahu itulah misinya. Lima meriam
howitzer G-5 yang mempertahankan pulau Nicea dari serangan laut. Amat akurat
dan mematikan dengan jangkauan hingga 30km.
Nur menyelesaikan pengintaiannya malam ini. Tiga hari lagi tiga kapal selam akan
muncul dilepas pantai dan menerjunkan sisa batalion. Dengan adanya tiga pillbox
dipantai hal itu membuat pendaratan di pantai menjadi mustahil. Tetapi dari
pengintaian kemarin malam ia telah mengintai sebuah tebing dan tebing disisi
timur itu amat aman meskipun harus mendaki tebing tegak lurus itu selama
beberapa jam. Tebing itu setinggi lebih kurang lima lantai dan empat rekannya
harus mengamankan mulut tebing sebelum Net pertama berhasil naik.
Klik klik klik klik tanda bahaya! Nur langsung membereskan teropongnya dan
hendak berlari menuju pintu sebelum pintu terhempas terbuka. Rangga telah
membuka kunci Bren-nya tetapi Nur menghentikannya. Mereka buru-buru
menyusup dibawah sebuah meja tua.
Lampu dihidupkan, nur melihat dari bawah meja sesosok gadis dengan rambut
kecoklatan, mata sebening zamrud tetapi agak sipit khas keturunan oriental
mendekati sebuah onggokan tertutup terpal. Gadis itu masih muda, belasan tahun
akhir. Mungkin diawal duapuluhan, terpal itu disingkirkan dengan susah payah oleh
lengannya yang mungil. Kilatan kacamata diatas hidung bangirnya membuat mata
Nur silau sesaat. Kemudian ia duduk disebuah kursi nan kumuh. Membuka tutup
benda yang ternyata adalah sebuah piano besar, grand piano Bezel klasik buatan
tahun 50an dari pengamatan Nur.
Kadang pesona tidak mengenal tempat. Diantara deru adrenalin yang menghentak.
Ingin ia berteriak agar gadis itu bermain, memainkan tuts itu dengan rona-rona
nada yang presisi, mengabarkan pada dunia apa yang dalam hati gadis itu rasakan.

Jemarinya yang panjang dan halus menantang tuts dan bunyi yang jernih
mengawali intro yang asing dan sang gadis mulai bersenandung.. For the beauty of
the earth, for the beauty of the sun.. for the loves which our birth, over and over
around us lies.. this is joyful hymn of our praise
For the beauty of each hour,of the day and the night, hill and vane sun moon and
stars above.. senandung asing yang membuat hatinya damai, jemari Nur menjauh
dari kunci senapan dan pelatuknya. Dan relaks mendengar senandung itu.
To our race freely given, graces of human this is joyful hymn of our praise. Detak
detak dari denting piano meraja dalam hening damai pulau yang ternyata amat
indah dan tak tersadari meninggi dalam nada yang tertiti rapi. And tree and flower,
sun and moon star above.. for the joy of human love, brother sister parent child,
friends on earth and friends above, over gentle tought of mind.
Ia tak ingin senandung itu berakhir, tetapi denting-denting itu perlahan berakhir
menjadi tempo-tempo lambat dan sang gadis terus bernyanyi hingga bait terakhir
diakhiri dengan this is joyful hymn of our praise..
Nur ingin bertepuk tangan. Tetapi senandung yang pasti ode gereja itu
menyadarkan dirinya akan apa yang dinding takdir beri sebuah batas kaca yang
retak. Sebuah batas yang bila berderai akan membawa dirinya dan dia sebuah
hujan kapak kematian yang bekerja keras memungut nyawa yang terenggut paksa.
Lampu dimatikan dan sang gadis melipat kembali piano dan menutupnya dengan
terpal. Realita kembali menyeruak dalam hampa hatinya yang sejenak terisi. Dua
detakan terdengar dari radionya. Nur bergerak kembali dalam kegelapan dan
berlalu keluar. Meninggalkan suatu hal yang indah namun terhenti paksa.

Aula pertemuan Kapal Perang Republik Indonesia, kapal induk KRI Muhammed
Asaat.
Dhimas merasa canggung berada disini, dalam balutan seragam putih Angkatan
Laut kelas A yang mulai terasa sempit dan lusuh karena tak pernah terpakai. Band
kapal memainkan lagu thanks for the memories yang menari indah dalam nadanya.
Akhrnya ia menemukan sebuah meja bersama seorang Marinir dengan seragam
putih namun dengan baret ungu di kepalanya.
ah mayor, silakan duduk. Tolong satu lagi the tarik buat sang malaikat Hitam. Aku
yang traktir. Teriak marinir itu pada seorang kelasi kapal yang mengangguk dibalik
tabel buffet lima meter jauhnya. Dhimas memperhatikan sekian banyak dekorasi di
dada sang marinir, yang baru saja dipulihkan semua haknya atas dekorasi. Tiga
bintang dharma, dua bintang sakti, satu bintang maha sakti dan sederet
penghargaan dan medali kehormatan atas luka-luka yang ditanggungnya dimedan
perang. Sebuah tali peluit tiga warna yang hampir lusuh di bahu kirinya dan

lambang intai amphibi di bahu kiri semakin membuat pria itu tak cocok dengan
seragamnya. Tingkahnya kadang berangasan, tidak matang dan selalu menerjang
maju dibawah peluru, kendati usianya yang hampir sama dengan dhimas tetapi ia
meraih pangkat dengan merangkak, tanpa promosi, seharusnya dengan sederet
dekorasi itu ia telah menjadi seorang kapten. Tetapi pengadilan militer memutuskan
untuk menunda kenaikan pangkatnya setelah melakukan insubordinasi pada
atasan.
bagaimana harimu letnan Nugraha?
ahh baik saja, sayangnya aku tak punya gandengan. Aku berbeda denganmu para
tentara akademi. Kami tidak menjadikan perempuan sebagai olahraga.
kau salah let, aku tentara cabutan. Mahasiswa miskin yang mencoba cari makan di
ketentaraan.
benarkah? Bagus untuk kita para prajurit kesepian. Mati dihargai selembar kain
putih, hidup di alam pertempuran berbau mesiu, selalu dipersulit oleh admin, dan
dipandang sebelah mata oleh kaum atasan dari akademi.. huooah! Toast!
Setelah mendetingkan tea tariknya dengan gelas kopi tubruk milik Letnan Nugraha
Dhimas menyesap the tariknya. Aroma pahit dan manis madu khas membuat
tubuhnya melayang. bintang yang bagus, darimana kau dapat itu? Dhimas
menunjuk bintang Mahasakti Nugraha.
ah tak begitu membanggakan kukira. Aku kembali dan menyelamatkan mayat dan
beberapa rekanku yang terluka. Siapapun yang punya peler pasti akan bisa
memenangkan ini.
Dentingan gelas membuat siapapun menoleh. Dan Brigjend Endra naik ke
panggung, maaf atas gangguannya. Tetapi seseorang memaksa untuk membuatku
menyumbang suara. Tetapi sayangnya suara saya fals dan saya hanya bisa
memainkan bass. Oleh karena itu. Saya perintahkan Mayor Ruslan Djambek untuk
naik ke panggung!
Tepuk tangan membara dan Mayor Ruslan didorong ke atas panggung. Ia menerima
sebuah gitar akustik dan dengan enggan memeriksa nada-nada hingga presisi,
ketika saya keluar dari pertempuran di Kalimantan. Saya mendengar denting gitar
seorang bintara yang luar biasa pemberani. Sangat halus dan menyentuh nurani.
Sayangnya kita takkan bisa lagi mendengarnya karena ia telah menjual nyawanya
demi republik dengan ditukar sehelai kain berwarna merah dan putih. Semoga
Tuhan memberinya tempat layak di surga, dan inilah penghormatanku padanya..
sebuah tembang dari eric clapton.
Could you know my name.. if I saw you in heaven, would it be the same if I saw
you in heaven. I know it must be strong and carry on, cause I know, I dont belong
here in heaven. Could you hold my hand if I saw you in heaven, would you help me
stand if I saw you in heaven

Lengan Dhimas diraih seseorang yang matanya dengan teguh menatap sang Mayor
Ruslan bersenandung. Sedih, marah dan sebuah hasrat yang tulus dari matanya
membuat Dhimas terkejut Rosa bisa seperti itu.
demi para rekan kita.
dan demi orang yang telah mendahului kita. Jawab Rosa, ia menarik lengan
Dhimas ke tengah ballroom dan mencoba menikmati apa yang dirasakan sang
legenda. Hingga bait terakhir Dhimas tak bisa maju karena ia tak yakin apa yang
mereka berdua rasakan.
yang kedua. Adalah sebuah tembang untuk para suami yang meninggalkan istri,
anak, pacar dan rekan serta orang tua di daratan. Sebuah lagu dari rick Marx.. now
and forever.
Whenever Im whirring, from the battle raging in my head. You made sense of
madness when sanity hang in a threads. I lose my way but still you seem to
understand, now and forever Ill be you man sometime I just hold you to caught
me.. Im holding a fortune that heaven give to me.. Ill try to show to reaching where
I can.. now and forever Ill be you men..
Rosa menarik lengan Dhimas dan melingkarkannya di panggulnya dan genggaman
erat sebuah denting iringan suatu kegilaan dalam kewarasan yang tergantung tipis
dikepala Dhimas. Tetapi ia menikmatinya. Ia menikmati pandangan iri ratusan awak
kapal. Dan mereka berdua di tengah ball, kadang membuat semuanya aneh. Tapi
nikmat
Now I can raise my worry and always be sure that wont be alone anymore. If I had
only you were there all the time, al this time mayor ruslan memetik gitar dengan
getaran harmonis dan mistis./.. until the day the ocean doesnt touch the sand.. now
and forever Ill be your men now and forever Ill be your man.
ternyata kau juga manis juga koening..
mungkin saja begitu Behemoth. Kau tak seseram panggilanmu.
cinta sesaat selalu memungkinkan bagiku, aku tak mungkin jatuh cinta pada
seseorang karena siapa tahu aku tewas dan meninggalkan airmata.
aku tahu, dan mungkin aku bisa menahan hal itu.
aneh sekali. Mungkin kalau jadi, kita adalah pasangan paling aneh sekapal ini.
cinta memang terkadang tak perlu penjelasan.
mungkin seharusnya begitu behemoth.

Platform pendarat Utama Marinir, KRI Tan Malaka. Gugus tempur laut ke-7. Grup
Tempur Utama Asaat.

Brigadir General Endradika memandangi cakrawala diantara tujuh kapal perang


raksasa yang membayangi tempatnya kini berpijak. Deru helikopter terasa
memekakkan telinga ketika mereka memindahkan sejumlah besar tentara dari tiga
angkatan berbeda yang kini berkumpul diatas kapal induk pendarat ini. 75.000 ton
baja, amunisi, keramik dan perangkat komputer yang didalamnya kini memuat tak
kurang dari 600 orang prajurit parakomando, 40 orang lebih marinir dari Taifib, satu
tim pengendali tempur Paskhas, satu tim medis Angkatan Darat terbaik, Tim Medis
gugus depan Naga Merah (red dragon), 12 tank pendarat amphibi BMP-3F,
helikopter serbu Mi-28 Havoc Korpsmar, 24 Helikopter angkut sedang Super Puma,
bersama dengan tiga kapal LCU.
Armada yang membayanginya tak kalah mengesankan, sebuah kapal induk kelas
Asaat yang baru saja keluar dari galangan PT PAL yang memuat tak kurang dari
satu skuadron tempur serbu Su-33 FSI Malaikat Hitam, satu skuadron AU yang
dimodifikasi milik Mayor Amalia Rosa dan skuadron penyerang darat Su-34 Fullback.
Bersama dengan dua destroyer kelas Udaloy II, KRI Singa dan KRI Matjan Koembang
dibawah pimpinan Kolonel Sarwoek, sebuah kapal Penjelajah Kelas Slava KRI
Borneo, empat kapal Fregat pemburu kapal selam kelas Baruna yang dibuat oleh
PAL, KRI Martadinata, KRI Pattimura, KRI Tambusai dan KRI Ngurah Rai. Kapal Selam
KRI Pasopati dari kelas Kilo, KRI Cakra yang merupakan kapal selam nuklir kelas
Oscar dengan rudal balistik yang dimodifikasi untuk menghantam target darat
dengan WAIM (wide area impact munition).
Armada ini adalah armada ke-7 dan belum diakui secara resmi sebagai bagian dari
enam gugus tempur laut yang membayangi lautan. Lain dengan Gugus tempur
Hatta dan Gugus Tempur Soekarno yang sudah berpengalaman dalam operasi
melawan Royal Navy dan apapun yang bisa dikatakan sebagi TLDM.
Brigjend Endra menatap para prajurit yang kini berbaris didepannya. Sejumlah
komandan kini tegak didepannya. Mayor Ruslan Djambek dari Kopassus, Mayor Dwi
Sheva Heksa Angkara dari Dalpur Paskhas, Letnan Satu Nugraha dari Taifib yang kini
berdiri dalam sikap tegak.
Inspeksi itu berjalan seperti biasa, namun yang tak biasa, kali ini tak ada omong
kosong. Endra melewati seorang prajurit pembawa Minimi SO dan ia bertanya,
siapa namamu nak?
siap jenderal, Sersan Satu Ridhoirwanshah, Grup Enam Kopassus, detasemen
tiga!
kau pernah membunuh musuh?
siap jenderal! Sudah jenderal!
bagus, jangan kecewakan kami. Ia terus berjalan dan berhenti dengan acak. Kali
ini ia berhenti di depan seorang penembak jitu dari Kompi Taifib.

namamu nak?
siap Jenderal.. Sersan Kepala Yudhi Pasopati! Penembak runduk kompi!
dari mana asalmu nak?
siap jenderal, saya dari Banyumas!
hmm tusuk gigi yang besar. Brigjend Endra menepuk senapan berat SPR 2 yang
disandang Yudhi.
saya pernah membawa tusuk gigi yang lebih berat jenderal! bisiknya sembari
tersenyum keji.
Akhirnya ia berbalik dan berbisik pada letnan Nugraha.
let..
siap ada apa jenderal?
setelah melihat orang-orangmu, dan mereka aku jadi merasa kasihan pada
siapapun garnisun Inggris di pulau itu.
itu tak akan menjadi beban bagiku Jenderal!
Suatu tempat gelap sunyi di kedalaman duaratus kaki. Combat Information Centre,
KRI Bunda Samudra.
Genta komunikator ELF berdering tiga kali. Sersan pelaut Varya Vanspinski
mengulurkan pesan itu pada perwira eksekutif kapal. Perwira eksekutif kapal selam
itu, Letnan Kolonel Pelaut Terra Hadid memerintahkan perwira komunikasi untuk
menaikkan pelampung komunikator.
bawa kita ke kedalaman limapuluh kaki, persiapkan antena pelampung.
siap, kedalaman limapuluh kaki, jawab jurumudi.
arah satu tiga tiga, kecepatan sepertiga, pertahankan output tenaga pada
duapuluh persen, turunkan kecepatan hingga lima knot.

siap, arah satu, satu tiga, lima knot.


output stabil duapuluh persen pada tenaga baling baling.
XO, informasi masuk. Cukup panjang sepertinya. Sersan Vanspinski mengulurkan

transkrip teleks dari KRI Asaat. Letkol Terra membacanya. Cukup panjang
sebenarnya perintah ini. Ia tahu dua kapal selam lainnya juga menerima transkrip
yang sama.
PESAN DIMULAI. PERINTAH OPERASI ANGEL VOICE PHASE TIGA TERLAMPIR. SPC OPS
TOP RHS PADA BUNDA SAMUDRA. SEGEL KOMUNIKASI PADA DUA JAM. MISI PRIMER
BERUPA
PERANGI SEMUA ANCAMAN PERMUKAAN YANG MENYELUBUNGI PULAU NICEA
PERANGI SEMUA ANCAMAN BAWAH PERMUKAAN YANG MENYELUBUNGI PULAU
NICEA
SUKSESKAN INFILTRASI COBRA DAN PHASE EMPAT OPERASI

SEMOGA SUKSES, PESAN DIAKHIRI.


bangunkan kolonel Masfaber. Kita harus memulai operasi ini secepatnya. Seorang
kelasi berlari membangunkan kolonel di kabinnnya. Seseorang masuk ke dalam CIC,
seorang pria ditengah tigapuluhan dengan badan keras langsing dengan seragam
LINUD.
ada situasi Let?
operasi akan dimulai beberapa saat, lagi perintahkan rekan anda untuk bersiap.
okay. Nampaknya prajuritku sudah mulai gila berada di sekitar ruang rudal itu.
berterimakasihlah kolonel, karena ruang hidup sangat berharga didalam kapal
selam. Karena kalian menempati ruangan dibawah pelontar kita hanya bisa
membawa empat rudal, dan itupun bukan rudal antikapal.
kuharap juga begitu.
Kolonel Masfaber memasuki ruangan dengan kemeja kelabunya yang kusut karena
baru dipakai tidur. Ia mengangguk pada kolonel Serhan yang segera bergerak
menuju ruang rudal, dimana sekitar delapanpuluh anak buahnya hidup berdesakan
di koridor kapal, dan didalam ruang yang berbau amis bersama dengan logamlogam dan besi runcing.
bagaimana kolonel?
berapa jarak kita dengan pulau nicea?
tiga hari bila dengan kecepatan segini, satu hari setengah jika kita meningkat
menjadi delapan atau sepuluh knot.
sonar.. berikan aku papan ancaman.

dimengerti. Disini sonar, kami menangkap delapan kontak, dua diantaranya positif
diidentifikasi sebagai Alfa III dari putaran baling-baling dan profil gerakan mereka.
Empat kapal perang permukaan, profil baling-baling mereka kini diidentifikasi
sebagai fregat kelas Peary.
bagaimana dengan kontak bawah air,?
ada tiga kontak, sierra sebelas, kapal selam kelas Scorpene, jarak sekitar lima
belas ribu. Sierra duabelas, kita kehilangan kontak terakhir kali dengan sierra
duabelas sekitar dua jam lalu. Kemungkinan kelas Trafalgar, dan kontak terakhir
tidak diketahui, ia menghilang sepuluh menit yang lalu.. dikedalaman sekitar seribu
meter..
seribu meter? Itu tak mungkin!
Letkol Terra menyela, mungkin saja itu kontak berupa ikan Paus yang sedang
kimpoi atau apa sajalah.
torpedoe disini conn ujar Kolonel Masfaber via interkom.
lanjutkan conn.
panaskan torpedo kita, banjiri tabung. Buka tabung dua, enam dan lima. Isi dengan
DNT-65, profil serangan berupa cari dan hancurkan. Aktifkan solusi untuk kontak
sierra sebelas.
disini sonar, kami telah menyelesaikan target motion analysis!
Di ruang torpedo, para kelasi sibuk mengawasi autoloader yang kini memasukkan
torpedo buatan PAL berupa DNT 65, torpedo berat berdiameter 650mm yang
dirancang untuk menjebol lambung kapal induk. Sebenarnya tidak cocok untuk
menghantam target sekelas scorpene karena kecepatannya yang amat slow, tetapi
kapal ini kini hanya membawa duabelas torpedo. Dan hanya enam torpedo
antikapal selam, bersama dua torpedo senjata rahasia baru hasil riset gabungan
fakultas teknik Universitas Andalas dan Universitas Kelautan St Petersburg.
torpedo siap! Ruang torpedo dibanjiri. Solusi TMA set, bersiap untuk peluncuran!
Meminta autorisasi penembakan dari kunci XO!
Letnan Terra meraih malas ke lehernya dan mengeluarkan sebuah kunci dari logam
titanium. Memasukkan kunci pada slotnya dan memasukkan kode otorisasi pribadi.
perstujuan peluncuran diotorisasi. Perintah dari kapten. PAL disetujui. PAL atau
permissibla action links berguna untuk meluncurkan torpedo secara darurat jika
kapten berhalangan untuk memberi perintah.
bawa kita ke duaratus kaki, kecepatan sepertiga, lima knot. Arah nol-tiga-tujuh.
Kita akan coba mendekati mereka dari titik buta mereka. Ada laporan kalau mereka

punya Towed sonar array?


belum ada lambung kapal berderak. Dan baling-baling mengocok air sehingga
kapal itu kini melaju. Dentingan sonar berfrekuensi dan energi lemah membanjiri
air. Ikan-ikan kini berlarian menimbulkan suara berisik. Kapal itu merayap sembari
berzig-zag untuk menghindari titik buta mereka dibelakang baling-baling terbuka
lebar.
disini sonar. Solusi TMA updated, sekarang kita berada seribu meter dibelakang
mereka!
tidak mungkin mereka bisa mendengar kita, kecuali mereka punya towed array.
keputusan anda Kolonel?
tembak!
tembak!
solusi set! Pintu tabung terbuka, Torpedo panas terdengar suara gegar sejenak
ketika torpedo itu melontar masuk ke dalam air dengan didorong oleh udara
bertekanan tinggi, tabung dua ditembakkan secara elektris, tabung lima
ditembakkan secara elektris!
sepuluh.. sembilan delapan tujuh.. enam lima empat.. kapal selam
malaysia itu seketika menambah kecepatan dan melontarkan kaleng noisemaker,
namun noisemaker itu keburu dilewati torpedo.
manuver penghindaran, kekuatan penuh! Bawa kita ke sepuluh knot! Output
reaktor seratus persen! kesibukan macam setan merambati CIC. Para personil
cobra yang tidak siap terlempar dari posisi mereka ketika kapal itu menikung tajam.
tiga.. dua satu.. IMPACT! laut bergegar dan hamburan gelombang tekanan
hidrokinetik menghantam kapal yang kini bergerak mundur dari area ledakan. Dua
ledakan keras terdengar, torpedo itu menghantam sasaran, tidak cukup telak. Tetapi
torpedo kedua sukses meledak dibawah lambung kapal.
konfirmasi penenggelaman, putaran baling-baling mereka berhenti. Suara robek
suara meraung murung itu bagaikan jeritan tak kurang dari puluhan awak kapal
selam Malaysia itu yang kini terkubur dilaut bersama kapal mereka. Perlahan suara
itu menghilang.
BU WAAAAAH!
apa itu?
disini sonar, menangkap adanya dua pulsa berfrekuensi tinggi.. kontak sierra

duabelas, posisi jam tiga kita.


sialan.. mereka pasti samar-samar mendengar kita mendekat dan mulai menyusuri
area kontak kita.
BA WAAAAH! WUUUNG WUUUNG..
kontak sierra sebelas menembakkan sonar berkekuatan tinggi lagi. Jarak diplot
sekitar tujuhribu meter. Pintu ruang torpedo mereka terbuka! Mereka membuka
ruang torpedo anjing.. temporer temporer peluncuran aktif
Kolonel Masfaber menyulut rokok kreteknya, meskipun di ruang ini dilarang keras
merokok, tetapi dalam kondisi tempur, merokok dibenarkan. Berbeda dengan AD,
disni kau butuh semua kenyamanan yang kau butuhkan untuk bertempur.. dan
mati, snapshot, solusi target sierra duabelas..plot secepatnya!
Tembakan torpedo menggegar menuju arah torpedo datang. Sekedar menggertak
mereka agar memutus kabel pemandu torpedo.
manuver, kecepatan penuh, reaktor overdrive pada seratus sepuluh! Bawa kita ke
kedalaman empat ratus kaki! kapal selam itu bergerak menyelam dengan
kecepatan penuh sementara ballas ditiup dan kini dikejar torpedo.
disini sonar.. torpedo mereka masih dalam kondisi mencari torpedo itu melewati
atas kita.. mereka memutus kabel. Taktik menembakkan torpedo dalam snapshot
bukanlah untuk menembak kapal musuh. Tetapi memaksa mereka untuk memecah
kabel dan menjauh.
sierra duabelas menjauh! Mereka kini dalam jarak sepuluh ribu meter!
ruang torpedo! Muat tabung satu dengan chernaya skval!
Letnan kolonel terra menyela, pak.. itu dua torpedo khusus kita! Seharusnya kita
mempertimbangkan target kita
keberatanmu diabaikan.. ini menyangkut nyawa kita. Itu membuat mereka menjadi
target sah bagi torpedo Cer skhval!
siap pak..!
solusi set, pemandu skhval diaktifkan. Rekomendasi sistem peluncuran!
solusi tembakan semi aktif!
cher skval dimuat, tabung dibanjiri, membuka ruang torpedo.
tembak!

tembak!
disini sonar, membuka kontak sonar semi aktif! disusul dengan dentingan sonar
berkekuatan tinggi yang pasti membuat mereka bisa didengar siapapun didasar laut
ini, torpedo superkavitasi itu pada teorinya adalah sebuah roket bawah air yang
meluncur deras membuat sebuah tirai gelembung raksasa membuatnya dapat
meluncur hingga sembilan puluh knot diair, dengan panduan sonar semi aktif kapal
peluncur yang membuatnya dapat menemukan sasaran meskipun sasaran
bermanuver liar sekalipun.
target bermanuverimpact! Sierra duabelas menerima impak..suara robek.. sierra
duabelas karam. Konfirmasi itu diiringi sorak sorai dari para awak. Kolonel
masfaber melontarkan pandangan puas pada letkol Terra. Sang XO hanya
tersenyum.
Teriakan sonar membuat kegembiraan itu melesut seperti balon kempes, temporer,
temporer, tiga temporer dari permukaan
BAWWAAAH BUWAAAAH.. BUWAAAAAH
temporer temporer, menerima pancaran sonar frekensi tinggi. Empat torpedo
meluncur.. kelihatannya dari mark 50. Jarak duabelas ribu, sepuluh ribu dan sebelas
ribu!
pantek.. maki komandan torpedo
bujaaaang inaam! teriak sonar
jancook! sang jurumudi menggelengkan kepala
diamput! bisik komandan TMA.
Kolonel Masfaber terbengong.. sementara XO-nya hanya memaki perlahan, shit..
sepertinya kita akan rock and roll lagi.
Kolonel Masfaber menepuk bahu sang XO, suatu kehormatan besar mengabdi pada
kalian..
terlalu tercepat menyerah bro! bisik seseorang dibelakang Kolonel Masfaber.
Disana tegak Kolonel Serhan dengan tiga anakbuahnya dengan peralatan tempur
lengkap. Dua diantaranya membawa sebuah kotak panjang yang terlihat berat.
bagaimana caranya!? Mereka ada diatas, dengan mudah mereka bisa
membombardir kita secepat kita menghindar.
manuver penghindaran, lontarkan noisemaker!

Kapal selam itu menikung hebat disusul dengan ledakan-ledakan besar


dibelakangnya. Kolonel Serhan meraih bahu Letkol Terra.
aku mau kau bisa membawaku dan anakbuahku sekitar lima kilometer dari keparat
itu. Biar kami urus sisanya!
dimengerti. Tiup balas.. kemunculan darurat dalam tiga menit!
Kolonel Masfaber berteriak, kolonel Serhan bawa prajuritmu ke atas dek dalam dua
menit!
baiklah.
menerima denting sonar pencari musuh. Tiga buah, mereka menyangka kita akan
menyelam lagi nampaknya. Masuk kedalaman periskop!
naikkan periskop. Periskop dinaikkan dan Kolonel Masfaber mengintip ke dalam
lensa periskop itu. musuh berada di jam tiga, aku melihat tiga sinyal asap.
Kelihatannya mereka hendak menjatuhkan torpedo lagi.
Kolonel Serhan bersiap di palka, dua rekannya membuka kotak yang berisi pelontar
misil SA-14 Gremlin yang telah dimodifikasi hingga bisa menjangkau hingga delapan
kilometer. Ia memasukkan unit tenaga baterai dan memeriksa benda itu,
memastikan agar tidak ada kemacetan.
Serhan! Naik ke palka sekarang!
Kolonel Serhan memanjat tangga Palka dan berlari ke atas dek. Ia bisa melihat
bintik hitam dikejauhan yang kini melesat ke arahnya. Ia dan seorang bintara lain
menempatkan pelontar misil itu dibahu dan mengaktifkan iluminator inframerah
dan mendapatkan kuncian. Ia meremas pelatuk dan dua misil itu melesat ke udara,
meninggalkan jejak hangus dilambung kapal.
Pesawat P3C orion itu terkejut melihat manuver mendadak itu dan menanjak ke
udara. Namun ia terlambat. Hulu ledak rudal itu terpicu dan menghantam lambung
pesawat. Satu misil lagi melesat dan meledak sepuluh meter di depan propeler
pesawat yang meremukkan mesin paling ujung.
Dengan limbung orion tersebut berusaha meraih ketinggian kembali, namun ia
gagal dan terhempas ke laut. Ledakan besar membahana. Tetapi itu belum selesai
ketika radio komunikasi Kolonel Serhan kembali berderak.
maaf mengganggumu Kolonel, tetapi kami membaca ada sekitar empat rudal lagi
dibidikkan ke arah kita. Kapal ini harus kembali menyelam!
sial mereka bukan AL sembarangan. Royal Navy keparat!

Kolonel Masfaber melambai pada perwira jurumudi, dive! Masuk kedalaman


duaratus kaki secepatnya.
aye, dua ratus kaki. Tak lama terdengar gegar besar ketika rudal yang dibidikkan
pada mereka kehilangan sasaran dan menghantam muka gelombang. ada yang
punya ide dimana mereka?
Tiga ledakan lagi terdengar susul menyusul bersama dengan beberapa letupan
lainnya, apa itu?
bom dalam atau mortir roket, dilihat dari polanya ini mortir roket. Mereka berusaha
menggiring kita ke arah satu-tiga-lima.
`sial segera menyelam lebih dalam, arah satu tiga tujuh menjauh dari kantong
tembakan torpedo mereka.
dua temporer lain muncul, kali ini torpedo.. nampaknya mereka menembakkan
ASROC ke arah kita!
sial habislah kita.. bisik komandan sonar.
belum.. tenaga penuh menuju arah tetap, banjiri tabung. DNT 65 di tabung satu
dan tiga. Masukkan SUT 50 ditabung dua dan empat.
manuver penghindaran dimulai impact! ledakan ini membongkar air dan
melemparkan siapapun dari tempat tegaknya. Listrik kapal berdenyut dan orangorang mulai terluka. kita kehilangan mereka. Hidrofon buritan rusak!
solusi penembakan dapat, kontak Mike tiga, mike tujuh dan mike empat siap untuk
dihancurkan.
tembak.. aktifkan mode semi aktif dengan kabel sekarang!
tabung satu menembak secara elektris, tabung tiga menembak secara elektris,
tabung dua menembak secara elektris.. tabung empat menembak secara elektris!
Sesi penembakan selesai dan ditutup!
dua lagi bom dalam dilempar ke kita! Sial.. sang operator sonar melepas
headsetnya ketika ledakan bom dalam menulikan siapapun yang mendengar.
tiga torpedo meluncur ke arah mike tiga, menemukan sasaran, rekomendasi pak?
sial mau apa lagi.. lepaskan kabelnya, biarkan torpedo itu menginca mike tiga!
sebuah torpedo menemukan mike tujuh! Impak dalam dua menit!
temporer lain.. torpedo jarak 20.000 meter.. mike tujuh berbelok.. ledakan bom

laut lagi..
mike empat tenggelam! Ledakan bom laut.. mike tiga meledak, konfirmasi propeler
berhenti, mike tujuh meledak tidak ada suara robek.. asumsi kita mereka meledak
berkeping-keping!
ada temporer lain.. suara robek dari kontak sierra tujuhbelas propelernya
kelihatannya dari tipe Alfa pak! Mereka meniup balas, mengapung..
naikkan periskop.. hubungi mereka lewat radio. Kolonel masfaber melihat kapal itu
berasap di beberapa titik lambung akibat terkena bom dalam
.
kapal Angkatan Laut, identifikasi diri anda!
disini KRI Nanggala, kami mengalami kerusakan parah.
apakah ada korban? Diulangi apakah ada korban?
sejauh ini tiga awak tewas, sejumlah pasukan kobra luka ringan, tetapi ledakan itu
membanjiri ruang dimana mereka meletakkan perahu karet untuk mendarat!
Lambung kami bolong di beberapa tempat, tetapi kami berhasil menyeka ruangan
yang bocor. Kemampuan tempur nol! Diulangi kemampuan tempur nol.. kami tak
bisa menyelam, diulangi kami tak bisa menyelam!
bagaimana Kolonel Serhan? Rencananya adalah memanggil helikopter SAR dari
gugus tempur Asaat dan kapal tunda, kita harus menarik kapal itu dari luar sana.
berapa jarak kita dari pulau nicea?
sekitar duaratus mil lagi, satu setengah hari perjalanan.
apa rencanamu?
kita tinggalkan mereka disana dan anakbuahmu terpaksa tidak bisa ikut berpesta.
Kecuali anda mau mengubah rencana hingga gugus tempur Asaat tiba dan
mengulur pelaksanaan operasi di bible.
aku ikut rencanamu, sebuah gelegar terdengar lagi kali ini dari udara..
disini mayor Koenigadler dari skuadron malaikat hitam, kami menerima panggilan
daruratmu!
koenigadler, ETA heli SAR?
dua jam! Kami telah melimpahkan dua helikopter MPA dan pesawat CN-235 ASW
untuk mengawal Nanggala. Mereka akan aman kini.
baiklah Koenig.. kami titipkan mereka padamu.. Bunda Samudera Out!
sayang sekali tapi misi harus tetap jalan.

benar.. kolonel Serhan mengangkat bahu. Kini ia harus menjalankan misi dengan
duapertiga kekuatan yang seharusnya. Tapi misi harus tetap dijalankan, kadang
nasib bisa mengacau.

Dua Hari kemudian, tebing ratapan ibu. Daerah tumpuan pantai delta, 0400 jam.
Sersan Nurburuuj melirik jam tangannya, sementara jemarinya terletak awas di
pelatuk senapan tempur G3A4 miliknya. Tujuh rekannya menyebar sepanjang tepian
tebing bersama dengan dua senapan mesin regu Bren Mk 1, ia dengan cemas
menunggu perahu karet yang akan membawa pasukan komando Kobra.
Matanya menatap lautan dan sekejap ia melihat kelebatan cahaya tak jauh dari
pantai. Ia mengeluarkan senter berfilter miliknya dan mengedipkan lampu dua kali.
Serombongan perahu karet melesat dengan kecepatan tinggi memasuki teluk.
Empat perahu memecah diri dan mendarat duluan. Mengeluarkan sejumlah prajurit
dengan tali temali, mereka menautkan paku piton pada dinding tebing yang licin
dan mulai memanjat. Rekan-rekannya yang lain turut mengikuti dengan bertumpu
pada paku-paku piton yang telah dipasang para pemanjat rintis.
Pemanjatan itu memakan waktu sekitar satu jam dan mentari mulai muncul diufuk
timur. Nur melihat ternyata tidak seluruh anggota Kobra yang sampai di pulau
Nicea. Kolonel Serhan muncul dan mereka semua bergerak ke sebuah bukit dengan
kemiringan tigapuluh derajat. Sebuah OP atau pos observasi sederhana dengan
dinding dari mantel hujan telah berdiri.
Kolonel Serhan, Sersan Kepala Arya, Sersan Satu Eija mengelilingi tiga buah
gundukan pasir dengan taburan batu, ranting, benang ukur dan peluru 7,62, di
ujung-ujung gundukan itu dibatasi dengan magasin magasin G3. Ini prosedur
standar operasi yang baru saja dikembangkan oleh para veteran medan perang itu.
Alih-alih menggunakan data intelijen dari markas dan perencanaan staffing seperti
para tentara Akademi, Kobra lebih menyukai pengintaian lapangan dan
perencanaan oleh pasukan pengintai, sementara para CO, dan bintara komandan
akan mengobservasi rencana berdasarkan hasil pengintaian dan kebijakan mereka
masing-masing.
okay, kita mulai saja. Terdapat tiga sasaran utama. Yang pertama adalah sebuah
menara komunikasi di pantai utara, disana ada sebuah landasan tanah yang
menjadi target utama kita. Dikedua ujung landasan ada sebuah sarang SMB musuh,
duabelas koma tujuh dengan dinding dari pasir dan menghadap pantai. Sarang
tersebut diwakili dengan bata merah ini. Nur menunjuk sebuah pecahan bata
merah yang entah darimana didapatnya.
bagaimana dengan oposisi disekitar sarang tersebut? sersan Satu Eija bertanya.

ada empat orang personil musuh selalu mengawaki masing-masing bungker dan
patroli empat orang yang berkeliling disekitar sana. Kemudian di seberang landasan
ada dua juga kanon 35mm, jenis tidak diketahui dan kanon ini tidak dilindungi oleh
emplacement, kalian bisa menghabisi mereka dengan tembakan sniper. Pasukan
musuh terkonsentrasi di barak, yang diwakili dengan peluru ini. Jumlah mereka
sekitar empat puluh orang, ditambah dengan dua di pos jaga di depan. Ada
sejumlah warga sipil disana, tetapi setelah lewat dari jam empat sore mereka
semua sudah pada pulang.
itu akan jadi bagianku. Persenjataan musuh? tanya sersan Eija lagi.
campuran, ada minimi, ada M4, kami melihat sejumlah rudal panggul antitank
eryx. Aku merekomendasikan kita mendekat dari hutan sebelah sini, sementara
sejumlah elemen lainnya mendekat dari sebelah barat, tepat di sisi kiri sarang SMB
dan menghancurkan mereka dengan tembakan granat senapan atau kalian
mendekat dan melontarkan granat ke dalam masing-masing bungker.
bagaimana dengan kanon antipesawat diseberang??
itu tugas elemen penembak jitu kalian disisi hutan, atau kalian bisa memasang
bren disana dan men-supress mereka hingga merunduk.
cukup adil, barak mereka tinggal kita hujani dengan GMPG dan sejumlah prajurit
mendekat sembari melontarkan granat ke dalam. Atau granat fosfor untuk
membakar mereka.
ada ruang terbuka dari sisi hutan hingga barak, aku merekomendasikan kalian
lewat parit dan tunggul di sisi depan pangkalan. Serangan akan kita mulai tepat
ketika adzan maghrib berkumandang di radio mereka. Bagaimana?
ckup adil, ketika mereka semua berwudhu hendak shalat setidaknya ada sebagian
dari mereka yang melepas sepatu dan antri dikamar mandi. Cukup adil.
Sersan Kepala Arya menggelengkan kepala, aku tak suka dengan rencana ini, tidak
ksatria, masa kita menyerang mereka ketika mereka hendak shalat. Dimana letak
kejantanan kita?

mereka tidak membayar kita untuk bersikap adil, dan siapa bilang pertempuran
adalah bisnis yang adil.. kau ada lihat wasit disana menegakkan peraturan? Ini tidak
dilarang hukum perang.
tapi Tuhan melarang kau idiot! suara sersan Arya Prianggo meninggi.
Nur menyela, cukup, menyerang mereka ketika berwudhu memang tidak pasti,
yang jelas begini saja, begitu adzan berkumandang kita menyerang.. titik.

Kedua bintara lebih muda itu terdiam. Nur memang sudah seperti kakak bagi
mereka, ia seorang tentara andal, samapta yang baik dan otak yang selicik musang.
Namun menyerang orang ketika sedang beribadah bukan sifatnya.
bagaimana dengan bagianku? tanya Kolonel Serhan.
anda akan mengurus ini ada sejumlah howitzer mereka di tebing barat. Ditutupi
dengan tujuh sisi lengkap dengan sejumlah barisan senapan mesin dan parit,
dihubungkan dengan jalan tanah. Ada sebuah jembatan disini. Aku
merekomendasikan ada blocking force di sini karena musuh setelah kami pelajari
akan mengeluarkan reaction force dari markas utama mereka di bukit Salib Pualam.
Mereka punya sejumlah truk dan panser. Kita tempatkan bahan peledak di
jembatan, sejulah senapan dan granat. Sisa dari panser mereka bisa diurus oleh
roket RPG kita, bagaimana?
ckup adil.
kemudian kita akan menyusup dari hutan cemara di sisi selatan, penjagaan
mereka ketika senja cukup longgar karena mereka punya semacam kebiasaan untuk
istirahat ketika senja, kami mencatat mereka kadang melepas patroli duabelas
orang ke dalam hutan. Tetapi ketika senja hanya ada patroli empat atau tiga orang
saja.
Kemudian kita akan menembaki mereka dari tiga sisi ini. Anda bisa memakai GPMG
dan roket untuk memulai serangan. Kemudian anda cukup mendekat parit mereka
dari dua sisi berlawanan ini, lemparkan granat ke dalam parit-parit ini dan mulai
pertempuran jarak dekat, desak mereka ke sisi tengah. Jika beruntung mereka akan
menyerah kalau tidak, bakar saja mereka dengan granat fosfor, usahakan jangan
merusak banyak amunisi, karena ledakannya bisa membunuh kalian semua.
aku suka rencanamu, tetapi ada beberapa detail harus kuperbaiki. Aku akan
menggunakan tembakan granat untuk membersihkan parit, sehingga jika amunisi
mereka terpicu kami berada cukup jauh dari ledakan. Ini apa? tanya kolonel Serhan
menunjuk sebuah batu kerikil.
itu bungker amunisi mereka, menurut pengamatan kami, mereka biasanya hanya
mengeluarkan amunisi jika perlu, tetapi kami tidak tahu apaakah ada amunisi
155mm didekat meriam mereka.
kita tak perlu ambil resiko, rencana sudah dirumuskan seperti tadi. Its all OK.
bagaimana dengan bukit salib Pualam? Bagaimana cara kita merebutnya?
sedikit tipuan keji.. beberapa hari yang lalu mereka mengganti prajurit disini
dengan prajurit baru dari unit yang berbeda-beda. Jadi sulit mengenali satu sama
lain.. dan tujuan kita adalah ini.. Nur menunjuk sebuah titik jauh di ujung meja
pasir. Ditengah-tengah pemukiman penduduk.

aku tahu sebagian besar rencanamu. Tapi bagaimana menyembunyikan senjata?


Kita jelas punya senjata yang beda dari mereka..
dan seragam yang sama.. kalian punya cukup banyak obat merah? tanya Nur
sembari tersenyum keji.
tentu saja.. jawab Arya dengan senyum tak kalah kejinya.
baiklah, tinggalkan ransel kalian lima kilometer sebelum penyerbuan di titik
perkumpulan darurat, peralatan serang seadanya, mess kit, survival kit, dan
ransum 24 jam. Nur, pimpin pasukan Arya menuju pemukiman, Eija, ikut dengan sel
si Nur yang satunya.. relai komunikasi ke regumu yang di lapangan terbang untuk
bertemu di RV, demikian pula yang ditebing.
siap.. omong-omong kemana sisa batalion yang lain?
ditinggalkan, kapal selam mereka rusak parah. Tetapi dalam sehari ini kita akan
dapat bantuan. Satu destroyer, satu penjelajah Slava akan sampai disini. Mungkin
saja beberapa pesawat dari skuadron Behemoth dan Fullback.
jika mereka datang itu bagus. Jika tidak tak apa-apa. Kita masih punya misil di
kapal selam untuk membantu kita.
jika mereka juga tak sibuk menghalangi bantuan dari bible yang mungkin saja
akan kemari.
butuh waktu duabelas jam dengan helikopter jika mereka hendak kemari. Dan
seharian penuh dengan kapal. Aku tak yakin mereka bisa.
huuah.. intai tempur! Nur memberi salut militer penuh.
bertempur selamanya! Huuah! Kolonel Serhan menjawab salut itu, jaga dirimu
nak.. jangan mati.

Bible Island, Markas Besar Komando Operasi Khusus, Sabre Squadron Special Air
Services.
Marsekal Ian berputar di kursinya ketika seorang letnan masih muda lulusan
sandhurst mengetuk pintunya. masuk. Perintahnya sembari meraih the hangat
dengan susu sapi segar yang sangat berlemak.
marsekal, saya mendapat transmisi dari royal Navy dan TLDM yang berpatroli
disekitar Nicea bahwa mereka diserang oleh sejumlah kapal perang Republik
Indonesia!

bloody hell, that was Impossible! teriak Ian. menurut requisisi intelijen terakhir
enam armada mereka masih di perairan Indonesia. Panggil Komodor Hastings
kemari.
siap Marsekal! sang letnan berlalu digantikan oleh serombongan staf komando
Operasi. Wakil dari Royal Navy, Komodor John Hastings masuk.
Hastings, bagaimana intelmu ini? Katanya enam armada Indonesia masih berada di
perairan Indonesia! Sementara laporan mengatakan adanya aktivitas pesawat
tempur, fregat, kapal selam dan kawan-kawannya disini! Bagaimana mereka dalam
semalam bisa pindah?
maafkan aku Marsekal, tetapi armada ini. Intel menyebut mereka sebagai armada
ketujuh memang tidak selalu berada dipangkalan dan pangkalan mereka selalu
berpindah sebagai bagian dari latihan mereka sebagai OPFOR bagi armada lain
yang berlatih.
setahuku hanya ada enam armada indonesia! Mengapa tiba-tiba ada tujuh?
karena armada ini baru saja terbentuk. Intel kita cukup kuat dalam hal ini, dan
kelihatannya Indos mempercepat pembangunan armada untuk mencegat armada
kita di tengah laut. Dan kelihatannya mereka tahu tujuan kita berada disini.
apa lagi yang kau ketahui?
informan kita di gerakan anti perang yang menyusup ke dalam TNI menyebutkan
ada seesuatu yang besar. Sebuah batalion yang berada di bengkunat tiba-tiba
menghilang dan digantikan oleh batalion lain yang jelas berbeda dari tujuan
awalnya sebagai satuan uji. Skuadron Malaikat Hitam menghilang dari Grup tempur
Sukarno. Enam kapal selam mereka juga tiba-tiba dapat tugas yang jauh. Dan yang
paling mengejutkan adalah: informan kita melihat lima orang menarik muncul di
pulau Sikuai, dan intel ini baru datang tadi malam.
siapa itu? sang Komodor memberi lima lembar foto. Beberapa kabur dan
beberapa diambil beberapa tahun yang lalu dan dirampas dari arsip militer.
orang ini, Kolonel Serhan; komandan pasukan Linud yang ditugaskan di satuan uji
di bengkunat yang tiba-tiba menghilang. Perwira cemerlang yang karirnya
dipatahkan akibat rivalitas sesama tentara. Di ketentaraan mereka terdapat suatu
kesenjangan parah antara sukarelawan dengan tentara lulusan akademi. Tentara
lulusan akademi cenderung dilindungi dan bekerja jauh dari garis musuh,
sementara tentara wamil mereka cenderung dipakai sebagai umpan peluru dan
mereka sangat tidak senang. Selain dari perbedaan tradisi yang dianut.
Yang kedua, Sersan Mayor Alfa Nurburruj. Orang yang berbahaya, berpengalaman
perang dan memiliki kemampuan tempur tinggi. Ikut dalam berbagai pertempuran

di kepulauan Riau bersama dengan sepasukan tentara AD. Kompinya dibantai habis
dan hanya ia yang selamat. Setelah itu ia berperang dibeberapa medan, terutama
di kepulauan Riau bersama Angkatan Darat di kesatuan Para Linud Kostrad.
Kemudian dia, Letnan Satu Nugraha, lulusan Akademi juga tetapi ia lebih banyak
mengacau dan banyak catatan pelanggaran. Meskipun begitu ia mencatat prestasi
cemerlang, ia bersama pasukan Amphibinya banyak membantu pendaratan marinir
di kepualauan Riau. Tetapi karirnya hampir terhenti dan dibuang ke kesatuan
sukarelawan karena membantah perintah atasan, pencurian logistik untuk
kompinya, dan berbagai macam pelanggaran disiplin ketika pertempuran. Ia juga
mengacau diperbatasan Kalimantan ketika ia tanpa perintah masuk ke garis kita
dan membebaskan sejumlah korban perdagangan manusia yang dilakukan
malaysia.
Orang ini; Mayor Ruslan Djambek. Perwira dari bintara. Ia ikut OCS dan mendapat
setrip sebagai perwira. Veteran perang berpengalaman sungguhan, dari aceh,
papua, timor, kalimantan dan Jakarta. Ia kehilangan istrinya dalam pengeboman
malaysia ke Jakarta, kemudian anaknya yang ikut wajib militer tewas dalam
pertempuran di Kepulauan Riau. Ia sempat masuk rumah sakit jiwa akiba setres dan
memaksa kembali ke medan pertempuran. Ruslan akhirnya diterima kembali di
Grup dua parakomando dan membentuk satuan baru Kopassus, Grup Enam atau
Grupos alias Grup Oposisi yang menjadi lawan bagi para pasukan yang berlatih di
Pusdikpassus. Terlatih dalam pertempuran tanpa senjata di jarak dekat dan mahir
senjata tajam.
Yang terakhir adalah Brigadir Jenderal Endradika; master operasi khusus, jenderal
termuda dalam sejarah Indonesia. Ia mengatur segalanya. Cerdik dan tajam.
Mereka menyebutnya sebagai Elang Lapis Baja. Tentara cemerlang yang berada
dibalik satuan-satuan mekanis dan para Indos, ia juga yang menemukan konsep
dan mengimplementasikan air assault dalam sebuah divisi di AD indos. Tentara staf
yang dibuang oleh atasannya akibat dengki dan iri hati ke medan tempur. Tetapi ia
justru berhasil memimpin anggotanya.
emnyedihkan. Jadi Bagaimana kemajuan proyek kita?
masih agak lama, pengeborannya memakan waktu lama. Dan juga apa rencana
kita menghadapi mereka?
duduk dan menunggu, sembari menggali lubang. Pastikan garnisun Nicea
menerima peringatan.
siap Marsekal.
dan juga aku tak mau ada kejutan lain! Kalian para intel seharusnya bisa membaca
serangan
mereka. Apa rekomendasi kalian para analis? Kuharap ada yang bisa melontarkan
solusi cerdas kali ini.

serangan ke armada tersebut. Mereka tak punya payung udara cukup jauh untuk
bisa menjangkau pulau ini bahkan dengan dukungan tanker sekalipun. Mereka
hanya punya tiga skuadron pesawat tempur di satu buah carrier. Kita akan
menghabisi mereka secepatnya, kita punya Invicible, Indigineous dan Surprise
dengan pesawat tempur Typhoon dan Harrier. Kemudian kapal penjelajah Aegis King
George V, Victoria, Tremendous dan Penjelajah Liberator. Belum lagi destroyer dan
kapal selam. Kita akan memukul balik mereka pak.
kecuali.. mereka akan merebut Nicea lebih dulu. Pulau itu masih dalam jangkauan
mereka, bagaimana garnisun disana?
ada limaratus atau satu batalion pasukan disana. Seharusnya sudah akan tiba
disana dalam sehari. Sedangkan dengan kecepatan tertinggi mereka, seluruh
armada baru bisa berkumpul dalam tiga hari, dua hari paling tinggi. Pertempuran
kali ini akan jadi perlombaan logsitik Marsekal, siapa yang lebih dahulu memasok.
Dia yang menang.
kuharap pendapat cerdasmu benar.

Pulau Nicea, kota Aparau. 1600 jam.


Sersan Malik Alhasan menghela nafasnya ketika menyetir. Roda-roda panser empat
roda miliknya bergerak perlahan. Ia dan lima anggotanya baru saja menyelesaikan
patroli. Dalam hatinya ia mengumpat mengapa harus disepak kemari. Dipulau yang
tiada siapa-siapa, penduduk dengan iman yang berbeda, patroli dengan rute yang
sama tiap harinya.
Ia mengumpat, sejauh ini invasi ke Indonesia berjalan lancar. Dan ia sama
antusiasnya dengan siapapun di negerinya untuk turut menyepak para Indon
keparat itu dan merampas gadis-gadisnya. Tetapi entah apa yang ia lakukan disini,
sebagai penjaga pulau protektorat inggris.
Ia melihat kilatan lampu di ujung jalan. Bersama dengan asap tinggi mengepul, ia
melihat seorang prajurit di tepi jalan, kondisinya payah, penuh lumpur dan baju
tercabik, sementara beberapa orang tergeletak dijalan dan dirawat oleh rekanrekannya.

stop.. stop keluar semuanya, bentuk posisi pertahanan Malik keluar dari
pansernya dan berlari menuju sang prajurit yang melambai dari tengah jalan.
Mereka sesama tentara malaysia, seragam mereka meskipun lusuh tetapi tetap bisa
dikenali.
ada apa?

kami diserang! Ledakan bom tepi jalan. Kelihatannya gerilya musuh sudah sampai
dimari.
sial, bagaimana lukamu? tanya sersan malik. Prajurit dihadapannya nampaknya
sesama bintara. Meskipun insignianya sudah hampir rusak,, samar terlihat lingga
bengkok tanda sersan kepala.
cukup baik.. katakan pada markas bahwa mereka akan menyerang lagi prajurit
malik berguliran di sisi jalan membentuk lingkaran ketat. Panser mereka
menghadap ke belakang. Ke arah kemungkinan tembakan. Keadaan kacau dan
hiruk pikuk yang terluka makin membuatnya pening.
Malik meraih radio dan bertanya, dimana dan dari mana mereka akan
menyerang?
disini.. mereka ada banyak! malik berbalik dan meraih persawat radionya. Tetapi
satu suara menyadarkannya.
dan mereka sudah ada disini. Logat melayu itu berubah menjadi bahasa indonesia
fasih, dan ia merasakan logam dingin di tengkuknya. Dua detakan terdengar dan
semuanya gelap..

Sersan Mayor Alfa tidak berhenti setelah menembak kepala Malik, ia berputar dan
menembak gunner panser yang sedang melihat ke arah berlawanan. Para prajurit
yang terluka itu tiba-tiba sehat dan bangkit. Mencabut pistol berperedam dan
menembaki paramedis. Sang dokter yang ternyata adalah sersan Aryo mencabut
senapan G3 dari dalam tas medisnya. Merentangkan popor dan mulai menembaki
para prajurit yang terkejut.
Beberapa prajurit keluar dari dalam parit dan sesemakan. Menembak gencar,
beberapa tentara malaysia membalas, tetapi mereka kalah kejutan dan
bergeletakan tanpa nyawa. Kemudian dua senapan bren kembali menyalak dan
mencecar tentara malaysia yang hendak membantu. Mereka terduduk dan
berlindung di balik parit.
Nur tidak berhenti, ia meraih granat dan melemparnya ke balik parit. Dua tiga
empat granat lainnya dilempar. Begitu ledakan berakhir, ia bisa melihat potonganpotongan tubuh berserakan dan jatuh bertebaran. Beberapa prajurit lainnya
menghentikan tembakan
surrender.. surender.. tetapi mereka tidak cukup keras berteriak dan dua orang itu
tertembak tepat di tenggorokan. Aryo dan Nur bergerak menuju tiga orang terakhir
yang mengangkat tangan.

bagaimana sersan?
perintah kita adalah tidak mengambil tawanan. Mereka bukan dari askar wataniya,
tapi dari pemuda UMNO. Pasukan yang membunuhi dan memerkosa sepanjang jalan
di Jakarta. Bukan tentara organik TDM.
jadi?
menurut konvensi jenewa musuh yang ditahan haruslah berupa pemberontak,
gerilya, ataupun tentara musuh. Dan mereka bukan tentara.
benar dan mereka telah tanpa hak ambil bagian dalam peperangan. Sama dengan
teroris.
jadi? tanya Arya sembari memandangi mereka yang kini tegak disepanjang tepian
sungai yang kumuh.
mereka tak pernah ada, dan tak pernah diatur dalam konvensi jadi harus
dihilangkan.
tidak ada perlindungan hukum untuk mereka. Mata tawanan itu membesar.
rangga! mereka mulai menangis dan memohon-mohon dalam bahasa ibunya
yang tak dimengerti oleh Nur. Tetapi hukum harus ditegakkan dan ia tidak punya
waktu mengeurusi para pemuda fasis yang telah melakukan hal mengerikan pada
warga keturunan di Jakarta. Memerkosa para bangsawan surakarta, dan membunuh
tiap orang Jawa yang menjadi pegawai negeri ketika mereka menyerbu Jakarta.
Mengebomi keraton Jogja hingga berantakan itu adalah hal yang dilakukan para
pemuda UMNO atau Barisan Nasional. Dan mereka tak patut dikasihani.
siap sersan!
habisi mereka.
baiklah.. rangga mengangkat Brennya setinggi pinggang dan mulai menembak..
bersama dengan tiga orang lainnya. Tubuh-tubuh itu bergelimpangan terkapar. Nur
mendekat, seorang diantaranya terkena peluru di dada, tetapi tidak cukup telak
membunuhnya seketika. Nur mencabut pistol dinasnya dan menembak tiga kali ke
tengkuk pria itu.
sial.. aku benci eksekusi.
sayang sekali.. aku sudah membuang tigapuluh peluru untuk para bajingan receh
itu.
amin.. ayo naiki panser ini. Semuanya bersiap ditepian Aparau.

Kapal Platform Amphibi Marinir, KRI Tan Malaka.


Mayor Ruslan Djambek membuka tas guling yang menjadi bawaan wajib para
pasukan tempur yang pergi jauh. Ia melepas seragam dan peralatan tempurnya dan
menggantinya dengan kaos singlet tipis dan celana panjang loreng lengkap dengan
pistol pindad P4 di pinggang. Ia tidak berencana untuk berlatih hari ini. Tetapi ia
punya sesuatu yang lebih penting pada hari ini.
Seseorang mengetuk pintunya, masuk! ternyata Letnan Nugraha dengan Letnan
Defid Sufri.
sibuk bos? tanya Defid.
tidak terlalu. Kemarilah, ayo duduk.. ada acara apa kali ini?
main koa, santai saja. Sebentar lagi ada yang mau datang.
hah siapa?
brigjend Endra. Katanya dia mau main bareng, tetapi dia takut imagenya jatuh
kalau main kartu didepan para kelasi dan Admiral Sarwoek. Menurunkan moral
bawahan katanya.
boleh, kebetulan aku bawa stok kartu koa. Mayor Ruslan membuka tasnya dan
meraih sebungkus 234 (tahu sendiri apa kan?) dan dua kotak kertas mungil berisi
kartu koa.
hari khusus bos? tanya letnan nugraha sembari menunjuk sebungkus sampoerna
yang dinyalakan dan dua batang rokok ditancapkan diatas pot pasir berkalungkan Idisc seseorang. Rahardian Marajo Basa Djambek aku tahu pria ini. Marinir
Resimen Kavaleri Mekanis dari banpur Pasmar pertama. Dia anakmu? letnan
Nugraha membaca kepingan itu perlahan.
benar.. ayo kita rapikan kartu ini, aku akan bercerita sembari main..
dan aku sangat ingin mendengar ceritamu Mayor. Ujar seseorang dari ambang
pintu. Ternyata Brigjend Endradika. Ia melepas tunik perwiranya dan hanya
mengenakan kemeja lengan panjang dengan selembar dasi hitam dileher.
ayo def.. bagikan kartunya.
consider it done General! defid ternyata selain ahli bedah unggul juga seorang
pemain kartu yang pro. Terlihat dari caranya membagikan kartu, begitu halus dan
hampir tak terlihat.

kuharap kau bisa menjahitku secepat itu kalau aku terluka dok.
tidak secepat itu jika kau berada dibawah hujan peluru. Semua orang tertawa.
Mayor ruslan merapikan kartunya sembari memberengut dan mulai giliran pertama
mengambil kartu. Ia melempar selembar Yuu, kartu yang tak ada artinya.
yuu, mungkin itu yang tepat mengawali permainan ini dariku.
mengapa mayor? tanya Endra sembari melempar sebuah tali halus.
anakku.. dia selalu kuanggap bocah yang tak berguna sampai dia tiba di rumah
dan melampirkan selembar kertas merah. Aku selalu ketakutan suatu saat dia akan
melampirkan selembar kertas biru. Tetapi aku tak mengira dia mengambil kertas
merah. Kertas biru adalah surat formulir yang diberikan sebagai surat notifikasi
bahwa orang tersebut masuk wajib militer dan ia harus mengikutinya jika tak ingin
ditembak mati sebagai desertir atau mengabiskan puluhan tahun di penjara. Kertas
merah adalah surat bosan hidup. Surat tanda mengikuti militer sebagai seorang
sukarelawan.
dia pasti seorang bocah badung sampai saat dia memutuskan untuk menjadi
perwira. Kata Defid sembari melempar selembar kartu lagi ke samping. Letnan
Nugraha meraih kartu tersebut dan tersenyum simpul.
benar. Bocah yang sangat salah asuhan, tumbuh dari seorang ayah yang selalu
pergi bertugas. Bahkan aku tak sempat menggendongnya saat dia dilahirkan, aku
tak bisa mangambil rapornya, dan aku selalu pulang ketika ia telah tertidur. Ketika
SMP ia di Drop Out karena berkelahi, ketika SMA dia dua kali dipindahkan karena
lagi-lagi ikutan geng, merokok, mempermalukan seorang gadis pemimpin Marching
band disekolahnya ketika upacara. Dan banyak lagi.
seharusnya kau menggebukinya atau merendamnya seperti apa yang sersan
pelatihku lakukan dahulu bro. jawab Endra.
tak semudah yang anda kira bos. Aku seperti tak berdaya, aku bertanya. Apa yang
telah kuberikan padanya hingga aku berhak menghakiminya. Tetapi istrikupun tak
mengerti itu sehingga memandangku seolah tak peduli dengan si Junior.
kemudian? tanya Nugraha sembari mengambil selembar Yuu dan membuka
mata rangkaian kartunya. Defid dan Endra mengumpat.
yah, istriku meninggalkanku tepat setelah dia menyerahkan surat merah itu dan
aku menandatangani persetujuanku. Dia sudah terlalu banyak menderita. Aku tak
bisa menyalahkannya. Dia terlalu baik selama duapuluh tahun pernikahan kami.
Aku mengejar istriku sampai stasiun gambir. Ketika aku berada seratus meter dari
stasiun itu, sebuah bom menghajar stasiun sampai berkeping-keping. Aku bahkan
tak bisa lagi mengenali mayat siapapun disana yang telah terbakar hangus. Yang

bisa aku kuburkan hanya segenggam abu dari stasiun itu.


Aku terus berkelana dari satu medan tempur ke medan tempur lainnya. Dua hari
setelah aku kembali dari raid diperbatasan kalimantan, Sersan Angga memberiku
selembar surat. Mahardian tewas di Bintan. Itu tempatmu juga bertempur kan,
letnan Nugraha?
benar.. dan aku berada di pantai Arjuna, tempat yang sama dengan anakmu tewas.
Benar-benar neraka, senapan mesin, mortir, ranjau, tembakan artileri musuh, aku
ingat disana. Banyak orang baik tewas
aku menerima kabar kematiannya seminggu setelah tank yang
ditumpanginya meledak akibat melindas ranjau. Mayatnya tidak bisa dikembalikan
dan harus dikubur disana. Aku hanya menerima sekeping I-disc pada mayatnya. Aku
sangat terpukul, karena darah dagingku sendiri dirampas oleh peperangan, istriku
dirampas oleh bom. Aku meninggalkan kesatuan dan berlayar dengan kapal
penumpang kembali ke Sumatera Barat. Menemui ayahku, tepatnya makamnya di
Rao, Pasaman barat.
Aku hidup disana sebagai desertir, bekerja sebagai buruh kasar. Sampai satu hari
aku mendapat tugas ke sasak, ranah pasisia, sebuah desa indah dengan pasir putih.
Berhari-hari aku disana. Keluar masuk hutan menggangsir sawit. Ketika disana aku
bertemu seorang gadis kecil, dia bertanya padaku apa arti kalung yang aku
kenakan.
Aku menjawab: itu I-disc, tanda pengenal tentara.
Dia bertanya: apakah bapak seorang pahlawan?
Aku terdiam, apakah anakku seorang pahlawan? Apakah dia meninggalkanku
sebagai bentuk protes terhadap aku yang tak pernah hadir sebagai seorang ayah?
Apakah istriku tewas sebagai bentuk hukuman atas aku yang membalas
kesabarannya sebagai seorang istri dengan tidak menjadi seorang suami yang baik.
Akhirnya aku menjawab: aku bukanlah seorang pahlawan.
Dia mulai menceracau lagi: bunda mengatakan ayah takkan kembali lagi. Katanya
Ayah sudah duluan ketemu dengan Allah. Katanya Ayah bangga padaku, dan
bangga pada teman-temannya. Dia juga jawab kalau dia bukanlah pahlawan.
Katanya: ayah mengabdi disebuah kompi yang diisi para pahlawan yang selalu
menjagaku meskipun mereka jauuuuh sekali disana, bersama Allah.
Aku terdiam, akhirnya aku tahu dan aku insaf dimana aku seharusnya berada.
Disana bersama unitku. Bertempur demi melindungi gadis ini dan siapapun yang
tak kukenal. Aku telah melakukan suatu pengorbanan besar demi negara.. mengapa
aku harus berhenti dan berbalik seperti seorang pengecut? Aku naik pesawat
pertama ke Cijantung dan dihukum. Tetapi komandanku bersikeras menarikku
kembali dan kini aku disini bersama kalian.

Satu ketukan meja membuat siapapun terkejut sembari mengumpat, hei gua coki
neh! Menyedihkan sekali bos. Tetapi aku tahu siapa anakmu, dua malam sebelum
dia tewas, kami minum kopi dikantin kapal. Kau tahu? Dia mengatakan mengapa dia
ikut dalam semua sirkus ini..
Mayor Ruslan membeku, beku akibat kejutan ini, pasti dia mencaci maki aku
disana.

salah bos, pertama aku bertanya ketika aku mulai muak dengan segala
ini: hei bro, kenapa kau mau kesana, seharusnya kau bisa saja tetap dikapal
bersama gelombang dua, tak perlu mengajukan diri bersama unitmu lah.. kau mau
mereka semua tewas?
Dia bilang: aku bersama seluruh orang-orangku mengajukan diri secara sukarela.
Ada apa denganmu bung? Kau juga mengajukan diri kan?
Aku menjawab seenaknya: karena aku memang sadar ini tugasku, dan tidak ada
yang melakukan ini sebaik aku, kau mau taifib yang maju dari tentara akademi
ingusan yang masuk AMN dari duit bapaknya? Dan ini bukan tugasmu goblok! Ada
banyak marinir lain yang diwajibkan ikut, eh ini malah ngajuin diri. Cari mati kau?
Apakah engkau semacam pencandu perang dan darah?
Dia membanting kalengnya dengan marah: jangan kau pernah menantang apa
yang menjadi pilihanku! Ayahku mengajukan diri untuk semua apa yang
dilakukannya demi membela tanah air sehingga ibuku meninggalkan aku. Aku
sangat iri padanya, aku sangat dengki hingga aku membenci fakta bahwa aku
adalah nomor dua setelah negara. Ketika itu aku salah, aku salah mengira ayahku
tiada peduli padaku, hanya peduli pada negara yang hanya menghargai dia dengan
gaji selevel karyawan yang hanya duduk di kursi putar, membeli nyawanya dengan
selembar kain merah putih..
Tetapi disini aku telah belajar letnan! Aku telah belajar negara yang aku dan kau
bela jauh dari sekedar sekumpulan pegawai malas, ada orang yang harus lakukan
itu, takdir menuntunku dilahirkan sebagai anak dari ayah yang melakukan
semuanya demi senyum rakyat, melakukan semuanya demi germo, pelacur, pezina
dan sosialita malas yang hidup menghabiskan uang!
Tetapi ayahku adalah seorang pahlawan, dan aku harus menebus kesalahan
pandanganku pada ayah! Ayah telah mengajarkanku apa itu pengabdian dan
kesetiaan, dan aku harus melakukannya! Aku harus pulang dan berkata padanya
bahwa aku telah melalui neraka yang sama dengannya dan aku bangga padanya!
Aku bangga lahir dari benihnya dan aku bangga telah melakukan hal yang sama
demi negara ini! Ingat itu letnan!

Ceramahnya panjang dah.. tapi aku mengerti apa yang diinginkannya. Dia ingin jadi
sepertimu! Walaupun dia pertama kali tidak mengerti apa yang kau lakukan, tetapi
dia akhirnya terinspirasi oleh pengorbananmu bos!
Permainan berhenti. Mayor Djambek membanting kartunya, ia telah menang. Tiga
kartu sama telah keluar, justru mendahului letnan nugraha. Endra memaki-maki, ia
kalah tigapuluh ribu rupiah lagi.
ayo keluar, aku belikan kalian minuman di bar kapal. Aku yang traktir. Mayor
Ruslan baru henda akan keluar. Tetapi ia bergumam, kalian duluan saja.
Sebelum keluar ia menyulut sebatang sampoerna lagi dan meletakkannya dalam
pot. Ia mencabut I-disc itu dan menautkannya pada I-disc miliknya sendiri. Ayah
menyayangimu nak, kau adalah bagianku kini, bersama pasti aku bisa keluar dari
sini dan berhenti berselisih. Damaiku bersamamu.
Mayor Djambek mematikan lampu dan membanting tingkap kabin. Menepuk
dompetnya dan berlalu ke bar kapal. Seperti orang yang berbeda.

Samudera Hindia, empat jam kemudian. Forward Edge Of Battle Area. KRI
Muhammed Asaat.
Laksamana Sarwoek memandangi krisis yang terbentuk dihadapannya selama tiga
jam ini. Kini armadanya tengah dibayangi dengan dua armada Royal Navy didepan.
Tebaran samping menunjukkan adanya sejumlah besar armada kapal induk raksasa
Royal Navy berupa Invicible dari arah utara. Sementara dari arah pulau Bible sekitar
duabelas jam jauhnya terdapat armada Indigineous dan Surprise. Kapal tempur,
penjelajah, destroyer frigat, korvet dan kapal selam kini mengarah ke armadanya.
panggil Brgijend Endra di Tan Malaka. Kita perlu meninjau operasi ini lagi. Sudah
terlalu ribut,
Tak lama suara berat Brigjend Endra sudah menggema di jaringan radio,
aku minta dengan sangat kita bisa menembus tirai armada mereka secepatnya!
tidak bisa semudah itu, jumlah total armada mereka mencapai dua kali lipat dari
armada kita! Mau bunuh diri apa?
admiral, kita menangkap transmisi dari armada lain disebelah timur, jarak seratus
mil!
hubungkan aku dengan mereka.
Dari layar radar ia bisa melihat armada baru itu datang dari belakang, sekitar

delapan belas kapal perang, melindungi dua kapal besar yang satu bergerak cukup
lamban yang lain dengan ringan berputar putar berganti posisi ditengah armada,
seperti singa dalam kandang.
komandan kami menerima tebaran samping IFF, mereka kapal kita. Sebuah
armada besar! Armada TNI AL. sebentar kami mendapat transmisi!
sambungkan ke saluran pribadiku
disni Grup tempur Hatta! Diulangi disini grup tempur Hatta. Kami menerima
perintah untuk membantu grup tempur Asaat, acknowledge, over!
disini laksamana Madya Sarwoeko Fajar! Identifikasi sandi tempur over.
bravo delta x ray, dua empat empat delapan sembilan sembilan. Bisakah kita skip
semua omong kosong ini?
senang mendengarmu, kita benar-benar FUBAR disini. Misi adalah misi..
maju tak gentar..
membela yang benar
Sersan Komunikasi mendekat, ia mengulurkan sepucuk kertas, kontak
teridentifikasi sebagai Rocket Battlecrusier kelas Kirov, lawan kita di radio adalah
Kolonel Sudarsana dari Grup tempur Hatta, komandan KRI Muhammad Hatta alias
Kirov!
kolonel sudarsana kalau kau tidak keberatan, sambungkan aku dengan
admiralmu.
dimengerti.

Grup Tempur Hatta. Delapan puluh mil dibelakang grup Tempur Asaat.
Kolonel Sudarsono melayangkan pandangan pada jet-jet tempur yang melesat dari
KRI Soekarno yang di BKO-kan ke Grup Tempur Hatta, puluhan jet tempur Su-34
Fullback bersama CN-235 Tanker melesat ke udara. KRI Matjan Toetol dan KRI
Macan, dua destroyer Udaloy III kini bergerak ke tepian sembari dikerubungi heliheli ASW yang menjalankan tugas antikapal selam bagi armada yang kini mendekat
untuk memperkuat Grup tempur Asaat.
aku benci ini son.. bisiknya pada bintara anjungan Soni.
kenapa Kolonel?

pada saat terakhir baru kita dapat perintah, seharusnya ktia berangkat samasama, stagiopsus itu baru memberitahukan pada saat terakhir dan kita telah
ikutan.. sialan.
sayang sekali kita tidak bisa membawa tiga BTP yang harus ditinggalkan
dibelakang.
bagaimana lagi, kapal pendarat batalion pendarat marinir itu sangat slow, bisabisa kita baru bulan depan nyampai ke Bibel, jadi mayat.
Kapal-kapal fregat kini memacu mesin dan reaktor Hatta kini mendesing kencang.
Kedalaman laut dipenuhi dengan denting-denting harmonik dari sonar-sonar pencari
dan kapal-kapal selam kelas Kilo, Alfa dan Sierra yang kini melakukan manuver
sprint and drift.
Senja yang turun dan menyapadisambut dengan mentari membara merah
terkadang membuat alur ombak laiknya mutiara yang beruntai cemerlang diantara
lunas baja yang membelah samudera. Kolonel Sudarsana menoleh ke arah KRI
Soekarno, dimana Laksamana Matthew atau lbih dikenal dengan panggilan Matius
mengambil komando. Kapal itu membawa sebuah lagi skuadron tempur Gagak
Hitam.
Pertempuran laut yang telah ia lalui membuat batin yang murung terus mendera
penuh siksa padanya. Ia telah membunuh dan kehilangan sejumlah besar rekan dan
anakbuah. Dan kini pertempuran laut terbesar telah menunggunya diujung sana.
Melawan unit terbesar dari Angkatan Laut tertua di dunia. Royal Navy.

Pertempuran Samudera Besi. Dua hari kemudian.


disini Armada Tempur Kerajaan Britania Raya, Grup tempur Surprise! Kami
meminta agar armada di depan segera menyingkir dari grup tempur kami.
maaf, disini Grup tempur Gabungan Palapa. Kami memerintahkan agar anda
menjauh dari armada kami
permintaan ditolak, anda yang harus menyingkir, mengingat situasi antara negara
kita yang sedang berperang, anda semua adalah target sah untuk diperangi.
anda yang harus menyingkir.. atau menerima konsekuensinya!
kami telah meminta dan peringatan sudah cukup, buka tembakan! Semoga
beruntung kawan.
Laksamana Sarwoek mengernyit ketika melihat diambang batas horizon sekitar
seratus mil jauhnya yang menyala sesaat. Disusul dengan hujan proyektil

kemilauan membelah langit. Kini meriam-meriam kapal perangnya menyalak. Ia


yang kini berada diatas kapal bendera Armada, KRI Borneo bisa mendengar derakan
kanon AK-130 yang menyalak bersamaan dengan deritan membelah raksasa dari
sistem pertahanan Kashtan.
admiral, mereka meluncurkan pesawat tempur, BARCAP mereka telah mulai
membayangi pesawat tempur kita!
terjunkan Malaikat hitam! Scramble!
kita kehilangan Narawana dan Konta! Kontak terakhir kapal selam kita di arah duanol-tiga, mereka baru saja melaporkan telah berhasil menenggelamkan dua kapal
selam musuh. Incoming vampir, dalam semenit ETA impact. Sejumlah gelegar
kembali terdengar ketika bom-bom laut ditembakkan oleh gugus kapal perang
destroyer dan fregat yang kini memburu kapal selam yang menenggelamkan konta.
tacking! Banting kemudi ke kiri, kekuatan mesin penuh full ahead, output semua
kombinasi. Tembakkan kounter dalam perintahku satu dua tiga.. MARK!
kounter ditembakkan! bersamaan dengan salvo ledakan rudal antipesawat SA-N-5
dari peluncur vertikeal terdengar ledakan bergemuruh diluar bersamaan dengan
makian dan ratapan orang-orang yang terluka akibat terhempas dari kondisi
tempurnya.
laporkan kerusakan!
Matjan Koembang rusak parah.. ia tertinggal diformasi luar, dua korvet
pengawalnya tenggelam. Tidak ada laporan korban, asumsi mereka smua tewas.
KRI Asaat menerima satu rudal di dekat dek, sejumlah awak tewas, tetapi tidak ada
maslaah dengan operasi penerbangan, mereka tetap bisa beroperasi. KRI Hatta
melaporkan telah menembakkan balik dua rudal Sandbox, melaporkan satu kapal
musuh tenggelam.
bagaimana malaikat hitam?
mereka tak bisa menembus BARCAP, ada dua skuadron mengeroyok mereka kini!
luncurkan Shadow! Gagak hitam bagaimana?
sedang meluncur, untuk mencegat musuh yang mendekat kemari.
luncurkan Behemoth untuk menyerang balik, bekali mereka dengan misil antikapal
Moskit!
siap pak
Dek Kapal perang Republik Indonesia. KRI Asaat.

Rosa merasakan perangnya kini jauh lebih berbahaya. Misil berjumpalitan


bersaamaan dengan ledakan meriam antipesawat membuat tugasnya jauh lebih
sulit. Ia memandang ngeri ke tumpukan hangus dua jet Su-34 Fullback yang
terpanggang bersama pilot dan krunya ketika hendak scramble.
Sentakan pesawat terasa seperti biasa menghukumnya ketika terlontar dari
pesawat. Ia memutari bangkai kapal tender KRI Sabana sansai yang terbakar hebat
bersama dengan sejumlah besar awaknya. Kemudian ia menikung keras
menghindari suprastruktur KRI Tambusai yang KO dhajar dua misil yang kini
membakarnya perlahan hingga terbenam.
Kini ia melewati landasan helikopter KRI Tan Malaka yang dipenuhi korban dan
bangkai helikopter yang terbakar akibat disengat rudal. Ia berharap Defid dan
teman Dhimas si Marinir yang brutal itu selamat.
disini Nessie, bagaimana Behemoth? Meminta taktiks..
baiklah Nessie seperti biasa, kau wingman ku, Soryuu kau pasangan dengan
Sehnlong, Hiryuu kau jadi cadangan, jadilah mata kami okeh?
Mereka bergerak berpasangan dan terus mencoba mendekat sebelum sebuah
cericip mengingatkan bahwa radar tengah terbidikkan ke arah mereka dan disusul
dengan hamburan rudal. Behemoth menghitung tak kurang dari 12 bandit
mengarah ke formasinya, berpasangan dan menerjang dari tiga arah, dan tiga
ketinggian, dari atas, dari bawah dan dari belakang. Taktik yang cukup culun tapi
amat efektif.
break in formation, sword and shield! mereka berlepasan dan mencoba
menerjang sembari menukik dan menembakkan misil secara head on.. tetapi
musuh juga melepas misil, dua masuh meledak namun Nessie tak sempat
menghindar dan terkena rudal dan berkeping-keping seketika
nessie is down, we got downed airman!
ada parasut?
negatif.. melanjutkan pertempuran.. teriak Behemoth. Ia bergerak dan menikung
kembali dikejar sejumlah misil pencari panas. Tetapi pengejarnya hancur dihajar
misil oleh pasangan Soryuu dan Shenlong. Sebuah misil lagi melesat, behemoth tak
tahu misil siapa tapi siapapun dia telah melontarkan msil ke arahnya. Behemoth
menembakkan satu misl R73 dan menghindar sembari melontarkan flare.
Ia melihat dua jet mengeroyok Hiryuu. hiryuu.. break.. sekarang!
Jet Mig Hiryuu break dan melepaskan diri dari kejaran empat jet Typhoon Inggris,
kini Behemoth menukik dari atas dan menembakkan dua misil R73, menghancurkan

satu sasaran. Behemoth beralih ke kanon dan memberikan berondongan terbaik


dari kanon kembar 23mm di hidungnya. Kedua jet itu hancur. Satu lagi rusak, tetapi
Hiryuu kembali dan menembak jet itu dengan misilnya dari jarak dekat.
o ow sist, mereka datang lagi.. salvo misil mengarah ke kita..
break break.. mereka menanjak bersamaan dan berpencar ke segala arah laiknya
tim aerobatik sembari melepas flare dan chaff.. misil-misil kehilangan sasaran dan
meledak dibelakang mereka. Musuh memilih menembak secara salvo dari formasi
ketat untuk memperoleh keunggulan dari firepower mereka. Kini jet Mig yang lebih
ringan dan lincah itu mendekat dari dua arah dan menggunting mreka dengan
tebaran rudal AA-10 Allamo, empat pesawat musuh berledakan seketika. Tetapi
mereka terlambat.
break break evasion.. menghindar dari sana Raisaaa! teriak Behemoth begitu
misil meluncur sehingga ia melupakan disiplin dan menyebut nama asli dari
Seiryuu.
Tiga jet yang ada berpencar dan menembak beberapa kali ke arah pasangan
Shenlong dan Seiryuu. Mereka tak tanggung melepas rudal, tak kurang dari delapan
rudal diarahkan pada mereka dan kini Behemoth hanya memandang ngeri pada
kedua rekannya yang menguap diterjang rudal menjadi serpihan.
Hiryuu dan Behemoth melesat diatas serpihan jet kedua pasangan itu dan dikejar
oleh sisa pesawat musuh. Tembakan kanon bergema disekelilingnya, pijar-pijar
cahaya magnesium disusul dengan ekor asap keputihan berlesatan disekitarnya.
Mereka menukik tajam dan bergerak diantara muka gelombang. Kecepatan mach
satu, mach satu setengah, satu delapan
aku tak tahan lagi Behemoth, aku break.. aku akan mengumpan mereka ke arahku!
Semoga berhasil denganmu
hentikan Hiryuu! tetapi jet Hiryuu justru berpisah, Behemoth terlambat
bermanuver.. Hiryuu kembali dalam formasi.. itu perintah!
aku sayang padamu.. bahagialah bersama si Dhimas.. selamat tinggal.. tembakan
kanon typhoon itu mengarah pada Hiryuu yang menanjak dan mengabaikan
Behemoth. Ratusan peluru memenuhi udara dan peluru typhoon menemukan
sasarannya. Hiryuu meledak berkeping-keping dan menghujam ke laut.
Inggryd bisik Behemoth ketika personil terakhir skuadronnya tersapu habis.
Tewas dihajar kanon. Ia mendengar cericip lagi dan kini tiga jet tersebut bersama
bantuan empat jet lain mengarah padanya.. menggunting dari beberapa arah.
Beehemoth merasa hampa, ia akan mati, tetapi ia takkan mati tanpa membawa
beberapa dari mereka.
Melayani tembakan head-on, ia berjumpalitan menghindar dari dua msiil yang

meledak dibelakangnya dan menembakkan sisa terakhir dari peluru kanonnya. Satu
typhon musuh meledak, ia menurunkan sayap kirinya dan berpapasan dengan
sebuah typhoon dan terjangan mendadak itu memotong sayap tegak typhoon
yang segera terjungkal menghantam laut. Ia melesat lagi dan akan head on dengan
sebuah typhoon.. ia akan menabrakkan pesawatnya.. tugasnya harus berhasil.. ia
takkan mati tanpa kehormatan, kematian yang sama dengan ayahnya dapatkan
diatas langit kalimantan..
terlalu cepat engkau menyerah Behemoth.. aku takkan membiarkanmu mati begitu
saja.
Jet Typhoon didepannya meledak seketika, bersama dengan deraman bergaung
keras khas jet tempur berat. Ia melihat sebuah jet Su-33 melesat dan melontarkan
salvo misilnya ke arahjet-jet terakhir milik Inggris. Dengan ganas memberangus
para badai itu dari udara.
maaf terlambat. Kami tadi sedikit direpotkan oleh Barcap mereka. Kau sudah
bertempur dengan luar biasa! teriak Dhimas
sialan.. mereka menghabisi skuadronmu begitu saja Behemoth, kami takkan
biarkan itu! Akan kami balaskan dendammu! teriak Firebird. Bersamaan dengan itu
formasi kelabu kehitaman dengan corak loreng harimau bergerak melesat sembari
membawa senjata berat. Sejumlah Su-25 Frogfoot bergerak menyusuri celah
dimana skuadron typhoon musuh dihancurkan.

Ruang Kontrol KRI Borneo, penjelajah kelas Slava.


Admiral! Mereka telah berhasil memberantas BARCAP musuh korban: maksimum.
Kini skuadron Froggie sudah melesat menuju musuh, bersiap untuk menjatuhkan
msiil Moskit!
tidak murah.. bagaimana dengan kondisi armada kita?
empat kapal tenggelam dalam baku tembak misil terakhir, kita sudah winchester,
tidak ada misil lagi. Hatta melaporkan mereka telah kehabisan misil Granit. Salvo
misil incoming vampir, seratus vampir melesat ke arah kita
semoga tuhan bersama kita ledakan kembali terjadi. Disusul dengan deraman
kanon CIWS dan bau mesiu, minyak, oli yang terbakar hebat kembali terdengar.
Gegar deraman juga terdengar di geladak KRI Borneo. Kapal itu sudah menerima
satu rudal yang untungnya tidak telak di buritan. Kini satu ledakan kembali
terdengar dan sistem listrik kapal berkedip-kedip seperti lampur disko.
kita menerima ledakan musuh! Satu misil menghantam landasan helikopter..
kerusakan sedang. Orang-orang tewas..

admiral, Kapal Tender KRI Makassar tenggelam, Frigat KRI Diponegoro, Sultan
Hasanuddin tenggelam memulai operasi SAR!
sudah duapuluh menit, mengapa musuh belum memulai lagi salvo misil mereka?
Admiral Saerwok menjawab, karena mereka sudah kehabisan misil, lihat, kita
sudah menenggelamkan empat dari mereka, ditukar dengan delapan kapal kita. Kini
mereka mulai bermanuver kembali ke pangkalan.. terimakasih tuhan..
bagaimana dengan kondisi Borneo, Kolonel Erwin Rizky Seydlitz?
masih bisa bergerak dengan full speed, kecuali beberapa kerusakan dan awak
yang tewas, tetapi kemampuan tempur kita masih penuh, kecuali lagi kita tidak
punya misil antikapal lagi, kecuali mortir RBU, Torpedo, dan kanon 130mm di
geladak.
bagus.. perintahkan semua kapal yang masih bisa bergerak dengan kecepatan
tinggi untuk bergerak mengikuti formasiku! Kapal yang rusak dan SAR membentuk
perimeter untuk mempertahankan diri. Perbaiki kerusakan kalian dan penuhi misi
menuju Bible Island.
tapi admiral?
kolonel Seyd! Ini bukan main-main.. kita harus menghancurkan armada itu dengan
duel bagaimanapun juga caranya, bila mereka mengetahui satu armada mereka
hancur.. mereka akan kabur dari sini. Kau pikir mereka sama dengan kita? Mereka
akan kabur dan memulai strategi baru. Itu bisa memberi kita waktu!
siap! bisik Kolonel Seydlitz dengan pasrah.
Skuadron Macan Merah Socheh. Sepuluh menit sebelum penyerbuan.
Mayor Agung duck Firmansya menatap sejumlah layar dipenuhi dengan instrumen
jarum yang rumit. Ia sendiri berkeringat dikokpitnya. Sebagai seorang Mayor Taruna
AAL yang dipanggil untuk mengawaki skuadron yang diisi oleh rekannya sesama
taruna AAL dan beberapa Taruna AAU yang ditarik untuk mengisi skuadron udara ini
ia sangat ketakutan.
Ia memang telah mendapatkan berbagai macam latihan di akademi dan ia bukan
seorang pengecut, ia seorang taruna yang telah berlatih di gunung tidar. Tetapi ini
bukan makanannya. Ini makanan para veteran dari TNI sukwan seperti Mayor
Dhimas Afihandarin legenda dan mitos dikalangan para penerbang AL, bukan
seperti para gadis manis diskuadron Naga Sakti Angkara yang menjadi teror
dikalangan musuh, bukan pula penerbang kawakan separuh tentara bayaran dari
Israel dari skuadron Gagak Hitam.

Ia hanya seorang pengecut biasa


Aku hanya pengecut biasa.. aku masuk taruna dan AAL buat apa?
Buat seragam dan menerima pangkat sebagai perwira?
Aku hanya pengecut biasa yang menikmati segala macam penghargaan sebagai
taruna. Aku bukan seperti beberapa rekanku yang lain di Angkatan Darat dan Udara
yang sukarela terbang dengan pesawat bobrok
Mayor Taruna Agung melihat dengan mata kepala sendiri ketika skuadron Mayor
Rosa terbantai, sejumlah kapal perang terbakar, mayat yang mengapung dilautan.
Bau ledakan, bau mayat dan bau apapun yang membuatnya merasakan baja dingin
kapak maut dilehernya.
bersiap untuk menjatuhkan Moskit tetapi tembakan misil musuh mulai
menyambutnya. Formasi kadet itu seketika berantakan. Beberapa melepas misil
sebelum seharusnya dan melesat dihancurkan misil antipesawat musuh. Taktiknya
adalah mendekat dan menjatuhkan msiil setelah itu kabur, tetapi kali ini amat
kacau. Malaikat hitam berjumpalitan disekitarnya, menjatuhkan beberapa jet musuh
yang tersisa dari apapun yang telah dihancurkan skuadron mayor Rosa dengan
bayaran seluruh sahabatnya.
Mereka berkorban demi negara.. apakah aku juga harus?
Mereka tidak bersumpah demi ksatriaan, hanya demi diri mereka dan keluarga
mereka. Mereka telah kehilangan segalanya.. apakah aku juga?
Jika aku bersikap layaknya pengecut disini, buat apa aku jadi komandan? Bila aku
tewas apakah kebanggaan itu sepadan? Mayor Taruna Firmansya ingat ketika mayor
Dhimas terus murung setelah bertempur, ingat bagaimana tingkahnya yang
berangasan dan tidak peduli siapapun dan cenderung kurang ajar. Apa yang anda
kejar mayor?
Aku mungkin hanya jiwa tersesat yang tergiur oleh kegagahan seorang perwira,
satu dari sekian keparat pengecut yang beruntung bisa lolos dari seleksi taruna.
duck! Cepat break! Kau mau mati? Menyingkir dari sana dan lepaskan misilmu!
suatu teriakan menyadarkannya. Ia bisa melihat sebuah pesawat rekannya
menjatuhkan misil dan hancur dihajar misil, kemudian satu rekannya yang lain
belum sempat menjatuhkan misil tetapi terlalu dekat dengan sebuah frigat dan
dihancurkan dengan raungan kanon 30mm.
Duck melihat sebuah kapal perang terbesar yang pernah ia lihat, sebuah kapal
tempur raksasa dengan meriam mengacung tegak. Satu ledakan menggoncang
pesawatnya bersama dngan raungan alarm. Dari kokpitnya Duck bisa melihat
bencana yang dihadapinya. Hidrolik mati, sistem senjata mati, elektrik mati padam
secara teratur. Nasibnya sudah jelas.. ia meraba tombol melontar tetapi

perbedaan pengecut dan pemberani hanyalah sang pemberani adalah seorang


pengecut yang memiliki keberanian lima detik lebih lama di udara. Tetapi
terkutuklah engkau yang mati sebagai pengecut dan kematian pengecut tidaklah
membuat perbedaan apapun di medan tempur, hanya statistik yang lain.. teriakan
bintara pelatihnya di gunung tidar terngiang. Memorinya di Argahantu memeluk
nisan para taruna yang tewas dalam pelatihan. Rabaan terakhirnya ketika melihat
seekor macan ketika ia meninggalkan tidar terakhir kalinya sebelum ia berangkat ke
surabaya. Bayangan menakutkan seorang taruna dengan wajah berlumur darah
merah yang dikenal sebagai taruna merah yang menurut mitos adalah tanda garis
takdirnya untuk mati berdarah sebagai seorang prajurit
Aku memang pengecut, tetapi aku juga seorang realis.. tak ada gunanya aku lulus
dan ditukar seragam jika aku terus begini. Nyawa memang Cuma satu, tetapi mati
sebagai pengecut bukanlah pilihan. Kenanganku akan abadi! Aku akan abadi
selamanya`! dalam jaya dan kebanggan seorang prajurit!
Duck mengaktifkan senjatanya. Yang untungnya sistem cadangan listriknya telah
menyala, meskipun hidrolik mati, tetapi ia masih bisa mengendalikan pesawat
meskipun dengan susah payah. Ia meraih sistem Moskit, mempersenjatai rudalnya.
Letupan meriam antipesawat udara melesat dan merobek kulit metal titanium jet
nya. Tetapi kini ia meraih tuas kemudi dan mengarahkan jet itu ke anjungan kapal
tempur yang dikenal sebagai HMS Crusader.
duck.. mau apa kau, segera break! teriak Mayor Koenig di jaringan radio.
Allahu Akbar! Jayalah Republik ini di laut, Jalesveva Jayamahe! jawab Mayor
Frmansya. Hanya seratus meter ia kini dari geladak anjungan kapal. Dan ia
merasakan suatu benturan keras bersama cahaya menyilaukan ketika ia
menghantam kapal tersebut dan semuanya damai, tercerai berai
Sudah aku putuskan wahai ayahku, ibuku.. aku bukanlah seorang pengecut yang
bersembunyi dibalik seragam
Kapal tempur itu menerima ledakan dua buah misil moskit yang dibawa Duck.
Ditambah dengan ariframe dan bahan bakar jet yang meledak membuat bola api
raksasa yang meerembet ke magasin kapal. Tak lama kapal itu meledak beberapa
kali dan satu ledakan dahsyat menggelegar, mematahkan lunas kapal jadi dua.
Membenamkan kapal itu dengan seribu awaknya.. dibayar dengan pengorbanan
satu skuadron Macan Merah
Presiden beberapa saat kemudian menerima telegram. Memutuskan untuk
memberikan bintang mahasakti pada para personil taruna pemberani yang tewas
tersebut. Atas aksi nekat Mayor Taruna Firmansya presiden memberi hadiah khusus.
Keluarganya di Probolinggo menerima selembar surat pribadi dari presiden dan dua
buah bintang, sebuah bintang mahasakti dan bintang orde Republik Indonesia.
Penghargaan tertinggi pribadi bangsa Indonesia pada seorang pahlawan dengan
keberanian dan kenekatan luar biasa dan tanpa batas.

Pulau Nicea, jembatan Bailey delta.


Sersan Arya merayap di jembatan bersamaan dengan ledakan mortir dan peluru
kanon berledakan disekitarnya. Ia mengangkat G3 dan menembak dua kali. Seorang
prajurit yang menembak dibelakangnya terjengkang dihantam peluru di perut. Kali
ini kembali granat senapan terbang dan menghantam dua panser musuh yang
sedang menembak. Panser itu hanya lecet sedikit dan terus menembak.
Murshall, buttoned fire sekarang! penembak Bren disampingnya meraih bren
dan menembak dalam rentetan tembakan pendek namun akurat mengincar optik
panser dan periskop komandan. Arya mengambil sebuah pelontar roket antitank
sekali pakai RPG dan berlari keluar.
Ia mengarahkan pisir baja pelontar roket dan menembakkan roket ke ujung. Sebuah
panser meledak dalam bola api. Tetapi ledakan mortir makin menghukum. Kini
mereka bertahan di reruntuhan jembatan yang rubuh setelah diledakkan oleh para
zeni Kobra. Sungai itu hanya selebar delapan meter, dan kini mereka bertukar
tembakan dari jarak yang makin lama makin dekat.
Tiga ledakan mortir terdengar lagi, Arya bangkit dan tersandung potongan kepala
seorang prajuritnya yang tewas ditebas peluru mortir. Meskipun bukan tentara
sungguhan, tetapi pemuda barisan nasional adalah tentara Malaysia yang paling
fanatik. Mereka bergerak maju terus dibawah tembakan dan mengabaikan rekan
mereka yang tewas dan terluka.
granat! ledakan teredam bersamaan dengan hamburan air sungai membuat
sersan Arya merunduk sesaat, tetapi ia tidak berhenti. Ia meraih senapannya dan
mengintip dari balik drum pembidik dan menekan pelatuk dua kali, bang.. bang
seorang prajurit musuh yang hendak melempar granat terlempar kebelakang.
Granat yang dibawanya terlepas dan meledak membunuhi beberapa rekannya.
mana tembakan senapan mesin kita? Mengapa diam?
Sani dan umar terluka parah kena mortir!
ambil senapan itu dan menembak idiot! Apa perlu aku yang menembakmu..
sekarang maju dan tembakkan senapan mesin keparat itu! teriak Arya. Dua
prajurit maju, tetapi salah satu diantaranya tersambar peluru dan terkapar. Dahinya
bolong kena peluru nyasar.
Sebuah ledakan dahsyat terdengar dari kontak tembak dibelakang. Kolonel Serhan
telah menuntaskan misinya. Enam meriam yang menjadi sasaran misi mereka telah
dihancurkan. Waktunya mundur, tetapi tembakan musuh masih gencar dan ia butuh
sesuatu untuk melunakkan mereka.

panggil bunda samudera! Minta bantuan tembakan!


siap pak! jawab radioman. Tak lama ia mengontak Bunda Samudera meneriakkan
arah dan jarak. Tetapi satu tembakan granat menghamburkan posisinya. Arya
merayap ke arah radioman ketiga yang ia miliki.
oi, bagaimana dengan bantuan tembakan.. pria itu tetap diam. Arya merayap dan
membalikkan tubuh pria itu. Yang terlihat hanyalah wajah yang berantakan penuh
darah dan dada yang dibanjiri darah bercampur lumpur. Tetapi radio yang dibawa
pria itu tetap utuh
commencing area attack, the area will be in flame in five, four, three, two, one
TIARAAAP! bersamaan dengan itu sebuah cahaya panas seolah mendidihkan air
sungar bersamaan dengan puluhan ledakan teredam dari seberang sungai, yang
dengan spektakuler menyelubungi wilayah itu dengan serpihan, ledakan dan api
yang berkobar. Udara yang terbakar menyedot lebih banyak oksigen dan mulai
terbentuk badai api yang menyelubungi wilayah tentara malaysia.
Kesibukan disekitarnya lebih heboh lagi. Seseorang menepuk bahunya, ternyata
kolonel Serhan. Ia melambai menyuruh pasukan untuk mundur. Setiap orang
melempar granat asap dan berlari kebelakang.
Pulau Nicea, lapangan terbang Kolonial.
Sersan Eija merunduk sebelum sebuah ledakan kembali menghempaskan seorang
rekannya tanpa daya ke dalam parit. Dua orang lainnya bangkit sembari
menembak, tetapi mereka terlempar kembali dengan tubuh yang tercerai berai.
sialan.. senapan antipesawat kembar itu membunuhi kita! teriak seorang
penyandang bren yang terluka. Meski terluka ia tetap menembak. Misi ini salah,
seseorang telah mengacau dengan menembaki elemen di dekat pantai sehingga
mereka terpaksa baku tembak dengan sarang SMB sebelum elemen lainnya sempat
menempati posisi yang ditentukan.
lemparkan asap, amnuver dari arah samping Tarso, Icong, bawa rekanmu dari
arah samping, tetap menembak!
Kini mereka menembaki dua senapan antipesawat oerlikon yang dengan dahsyat
menembaki mereka, termasuk dengan gedung barak yang kini dipenuhi oleh
gernisun malaysia yang melawan dengan gigih. Kini tiga elemen pasukannya
tergeletak tanpa daya. Yang diparit diseberang gedung terpaksa merunduk dan
membalas sesekali. Yang berada diujung landasan sudah beberapa menit tidak
terdengar lagi suaranya. Mortir musuh dan granat yang ditembakkan dari senapan
adalah musuh utama mereka. Kau bisa menghindari peluru tapi tidak bisa kau
berlindung dari mortir karena benda itu datang dari atas dan meledak sebelum
menyentuh tanah. Membuat orang-orang terluka.

Eija mengangkat G3nya dan menembak ke arah gedung. Dua letupan terredam
terdengar dan seorang pemuda lainnya terlempar terkena peluru 35mm,
terpanggang seketika. Ledakan mortir membunuhi beberapa orang lagi.
panggil bantuan tembakan dari Bunda samudera sekarang! teriak seorang
penyandang senapan.
kau bodoh, kau akan merusak landasannya!
sialan.. tidak adakah ide.. dimana kolonel Serhan?
mereka sudah berhasil meledakkan meriam, kini mereka bermanuver membantu
serangan di bukit salib pualam!
Eija meraih radionya, disini kobra, kami butuh tembakan bantuan! Dimana kapal
penjelajah dan destroyer yang seharusnya membantu kami?
disini staf tinggi Operasi di KRI Asaat, negatif atas bantuan. Kami terluka parah,
terlibat pertempuran laut dengan armada inggris, selesaikan misi dan semoga
beruntung.. out.
bajingan, keparat diancuk! makian sadis berlontaran dari lidah sersan Eija.
Kemudian tanah disekitarnya bergetaran. Ia melirik ke bukit dimana suara itu
berasal. Tiga helikopter bersiluet seperti kumbang menuruni udara.. ia tak pernah
mengenali heli dengan marking itu. Tebakan paling baik, mereka adalah bantuan
musuh. Ia harus bisa mendekat ke landasan dan senapan keparat itu sebelum
tersapu habis
Pandangannya beralih pada wajah-wajah kumuh dan lusuh didepannya. Eija meraih
rokoknya dan menyulutnya dengan penuh kenikmatan. Istrinya selalu bilang rokok
akan membunuhnya. Tetapi ia sangat ingin mati sambil merokok. Dengan setarikan
lagi ia menghirup asap itu dan mengembuskannya penuh rasa ikhlasaku ingkar
janji lagi sayangku
okay kawan.. sebarkan beritanya.. mungkin kita akan habis, tapi kita akan habis
dalam kejayaan pasang bayonet! ia berharap mendengar rasa ketakutan dan
kecemasan. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya.
Suara bayonet terpasang bersama dengan pekikan perang dan mereka semua
tertawa terbahak-bahak. Sebagian tertawa lepas, sebagian lagi tertawa kecut.
Mereka berteriak teriak memaki-maki dan menumpahkan sumpah serapah.
kenapa kalian tertawa goblok!kalian mungkin akan mati!
tidak masalah sersan. Toh kita akan mati juga, lagipula kami sudah bosan
menghadapi kematian dan menghindar darinya. Sekarang mari kita berdansa

dengan kematian
benar juga.. eija meraih rokoknya dan menghisapnya dalam-dalam. angkat
bayonet! Demi Ibu pertiwi merdeka atau mati selama darah kita para bantengbanteng muda Indonesia, kita akan terus bertarung demi Bunda Pertiwi merdeka
atau mati Merdeka!!!!
ATAU MATI!!! teriakan bersahut-sahutan dari para prajurit. Eija meraih rosarionya
dan meliltkan kalung itu dilengannya, lekat dengan baja G3 miliknya yang telah
tertancap dengan bayonet. Dalam nama bunda, bapa, dan putra sang kudus, amin..
bisiknya dalam hati. Membentuk simbol tritunggal di dada dan ia melaju.. dalam
kerelaan. Menurunkan masker gasnya mengokang senapannya perlahan,
memasukkan sebutir 7,62 dalam chamber.

Bayonet Charge.
Teriakan teriakan penuh gegap gmpita mengawali salvo letupan granat dan
semburan senapan mesin menghujani parit pertahanan pemuda UMNO. Disusul
dengan tirai asap membutakan, bersamaan dengan asap gas air mata yang
membuat senja makin kering dan perih mata yang memandangnya.
Derit tempik sorak beradu alunan tanpa harmoni dengan orkestrasi tembakan
senapan, kresendo ledakan dan deritan mortir, aduan denting peluru 35mm
memenuhi udara. Para prajurit Kobra melaju dan berlari menantang peluru dengan
tawa lepas. Beberapa jatuh tercerai berai tubuhnya dicecar serpihan peluru, mortir,
dan granat.
Para musuh menembak dengan konsentrasi terpecah akibat letupan asap gas,
keterkejutan karena musuh dengan nekat menyerbu dengan fanatik. Orang
pertama, kedua, ketiga roboh diterjang salvo, tetapi rekannya terus maju dan
menghujamkan bayonet kedalam parit.
Para petarung kobra bertarung dengan bayonet mereka dalam parit sempit.
Tembakan sesekali terdengar, mencecar buta tak kenal kawan ataupun lawan.
Tangis beradu kepalan, jeritan memanggil nama tuhan, nama bunda, istri dan
kerabat beradu dengan derit bayonet meremukkan belulang rusuk yang tercabik.
Bergulat penuh kekejian, membanting dan memiting, menggigit leher lawan hingga
pembuluh mereka tercabik.
Sehingga diri yang bernyawa lenyap tanpa terhitung, nyawa terampas tersiakan
dalam pertarungan satu-lawan satu, dua lawan satu. Kepalan kembali beradu,
tembakan dialamatkan demi keselamatan diri. Daging terkoyak granat yang
terlepas, meletup menghamburkan serpihan tubuh.
Mayat sekarat dan orang-orang mati, terluka hampir setiap saat. Tubuh sekarat

terbatuk menghamburkan darah, diselesaikan oleh satu peluru oleh siapapun yang
peduli mengakhiri derita. Eija menggenggam rosarionya dan menusuk seorang
musuh, jemarinya menekan pelatuk dan tubuh itu terlontar begitu terkena peluru
yang mengoyak dagingnya.
Ia berlari menuju senapan penangkis serangan udara. Meraih dua granat dan
melepas pinnya. Seseorang melihatnya dan menembak dua kali. Satu peluru
menembus dadanya yang berlapis rompi baja. Ia berlari dengan lemah dan
menerjang maju, tiga peluru mengoyak dadanya kembali dan ia merasa semuanya
damai.
Tubuhnya yang belum mati menerjang terus dan memeluk seseorang. Pria itu
ketakutan begitu melihat dua granat digenggaman eija. Tetapi semuanya terlambat.
Ledakan terdengar, dan senapan penangkis serangan udara yang telah membantai
saudaranya meledak dalam suara yang membelah langit senja. Bagi Eija semuanya
telah berakhir

Diatas langit Nicea, seratus meter diatas permukaan laut.


Tiga helikopter Mi-28 berwarna hitam tanpa marking satuan melesat. Seorang
penerbang dengan mata biru setajam elang memandangi kilauan letupan
pertempuran dibawah. Ia meraih interkom.
Panzer.. bagaimana keadaan dibawah sana?
masih belum berhasil mengontak pasukan darat. Sial! Dua helikopter musuh
melesat di jam dua.. mereka balik mengincar kita.
persenjatai igla. Helikopter itu memecah menjadi tiga elemen dan menambah
ketinggian. Tetapi dua helikopter lawan mereka bukan tandingan heli tempur. Itu
adalah heli lnyx yang telah dimodif dengan tabung roket dan senapan mesin.
Pilot tersebut memilih tombol igla dan misil itu meluncur, merobek menghancurkan
dua heli di udara. Kini mereka bergerak maju. Sasaran mereka adalah sebuah
gedung. Yang dipenuhi dengan asap.
kacau sekali dibawah sana.. bagaimana ini? Kita tak bisa membedakan kawan dan
lawan.
gedung itu adalah target kita, musuh yang sah. Aku melihat meskipun mereka
memakai seragam yang mirip tetapi gedung itu berisi lebih banyak orang. Itulah
target kita.
persenjatai ataka.. siapkan salvo..
salvo siap!

tembakk!!!!! salvo sembilan misil ataka melesat. Menghempaskan gdung menjadi


sarang lebah yang rebah seketika. Helikopter itu melambai rendah diatas landasan.
Menampilkan sebuah marking merah putih kecil dengan pentagon yang dicat buruburu dua jam sbelumnya.
adakah yang masih hidup dibawah sana?
disini sersan dua Hassan, darimana saja kalian? Kami terbantai dibwah sini!
tandai posisi kalian dengan asap. Kami akan membereskan sisanya!
siap melontarkan asap hijau. Asap hijau memenuhi posisi didepan gedung dan
jalan. Kini tembakan hanya datang dari hutan seberang gedung dan beberapa
tempat tinggi dibukit sebelah utara landasan.
Sang pilot menekan tombol dan menghujani dengan salvo 30mm dan roket 57mm
wilayah yang masih menembak. Mereka juga menjatuhkan suar-suar dari ketinggian
rendah untuk menerangi wilayah pertempuran yang mulai gelap.
sial mereka harus membayarku lebih untuk ini
tepat sekali.. Kolonel Igor Sergyevich Gorky Zhukovsky
todd.. dimana kau?
Radionya berderak ketika tawa seseorang membahana, kau pikir mudah disini..
konsorsium mnyuruhku menghabisi kapal-kapal LST dengan roket dan kanon! Aku
harus balik ke pangkalan, kalau ada musuh diudara bagusnya kau mati saja..
jjhaakhahlahlahahala!
govno! Kenapa tidak kau saja yang mati! Dasar babi! teriak Kolonel Gorky.
seperti biasa eh? tanya juru tembaknya.
babi babi nekulturniy, sayangnya babi itu pandai bertarung.
kau tidak dibayar untuk menyukainya..
yavt thou maht! umpat Gorky. Ia meraaba saku bahunya yang berlambangkan
konsorsium kemanan rusia. Zafra, misinya kali ini adalah balas budi sekaligus
tawaran menarik dari suatu negara yang dahulu pernah membantu misi dari
konsorsium itu sendiri. Seorang penerbang sinting, dua penerbang seeprti badut
telah menghubungi konsorsium dan menawarkan kontrak yang menarik meskipun
tak kalah sintingnya.
Ia berharap weiss todd tidak bertemu dengan lawan lamanya diujung sana. Seorang

penerbang Israel yang beralih pihak ke Indonesia. Meskipun ia desersi dari IAF, tapi
Gorky tak pernah percayai seseorang yang pernah memiliki darah yahudi dalam
tubuhnya. Babi Yahudi telah lebih dari sekali mengkhianati negerinya, melupakan
bagian soviet dalam dirinya yang menginsafi karl marx yang telah menginspirasi
tegaknya soviet sebagai seorang yahudi yang lain.

Pertempuran Bukit Salib Pualam. Rise Of Cobra.Phase One


Kolonel Serhan bergerak diantara rerumputan. Menyusuri sungai dan air tercium
berbau sangit khas daun dan kayu yang membusuk. Bersama dengan harum
cemara membuatnya merasa seperti dalam toilet alam mahaluas. Badannya basah
oleh air sungai setinggi pinggang, 24 orang dibelakangnya kini bergerak diantara
tumbuhan rambat, terlindung dibawah tebing sungai setinggi dua meter.
Otaknya tak bisa lepas dari sekitar tujuh orangnya yang terluka yang terpaksa
ditinggalkan bersama tim evakuasi sebanyak empat orang ke pantai. Ia menerima
laporan adanya bantuan tembakan dari tiga helikopter republik, dan kini
berpangkalan di landasan sebelah utara pulau. Evakuasi tujuh orang itu kini
mungkin bukan jadi masalah,
Satu tepukan membuatnya memandang ke arah yang ditunjuk oleh Sersan Arya.
Dua buah pesawat angkut Hercules mendarat di landasan utara. Sersan arya
memberikan teropongnya. Serhan bisa melihat lambang pentagon merah putih
dilambung pesawat. Bantuan tiba, akhirnya. Ia merasa pinggangnya disentuh
sesuatu dan serhan melihat kebawah.
Potongan dahan dan daun mengalir melewatinya dan pertengahan sungai. Aliran air
membawa keruhan mengotori jernih sungai. Kolonel Serhan memungut sebuah
potongan dahan dan menelitinya.
pasukan pengejar!
pasti keparat bodoh dari pemuda UMNO itu belum menyerah.
benar-benar keparat tolol yang keras kepala. Pasukan Paramiliter memang kadang
berbuat kekonyolan seperti ini, mengira dengan jumlah yang lebih besar mereka
bisa menggulung dan mengejar, mereka menebasi dahan dihutan dan bergerak
dalam jumlah besar mengejar. Tetapi mereka lupa, kalau hasil kreasi mereka
dibelakang mengalir lebih cepat dari langkah kaki mereka.
arya.. kau bawa dua cell atau tujuh orang. Sergap mereka, hentikan mereka
dengan apapun yang kau punya.
kami hanya punya delapan magasin lagi Kolonel, aku jadi ragu.
Kolonel Serhan melempar dua magasinnya pada Sersan Arya. Tindakannya diikuti

oleh rekan-rekan yang lain, beberapa memberikan granat senapan, magasin, granat
tangan dan ada yang memberikan sepucuk roket RPG sekali pakai.
gunakan sebaik-baiknya Arya. Sungai ini terus menuju bukit salib dimana ia
berhulu. Kau masih punya Momon? MON atau ranjau MON adalah tiruan claymore
buatan rusia yang biasa dipakai spetsnaz, dan dipanggil dengan panggilan sayang
Momon oleh para prajurit.
ada tersisa dua buah, kau bisa mengandalkanku Kolonel.
intai tempur! Arya memberi salut.
tempur selamanya.. jawab Kolonel Serhan..

Rumah Sakit tempur Lapangan Barisan Nasional Pemuda Melayu.


Panser yang dikemudikannya bergerak dengan membawa bendera Malaysia yang
terentang tinggi. Seorang prajurit menaikkan barikade dan melambai
memerintahkan dua buah panser itu lewat. Mereka melalui jalanan tinggi yang
mengarah menuju bukit, tetapi ditengah jalan sebuah jip menghentikan mereka.
Pengemudinya turun dan melambai, dan sang komandan panser membuka jendela
perlahan. Penghadang mereka, delapan orang PM. Yang paling senior mengetuk
jendela, suara berlogat melayu kental terdengar, awak dari platun mane?
---mengingat penulis sangat repot menulis dalam bahasa melayu maka anggap
saja sudah diterjemahkankami dari peleton dua, pertempuran di jembatan ujung.
Ada kasualiti dibelakang, butuh bantuan medis!
lihat surat-surat anda..
dengar kau bodoh, dibelakang ada puluhan orang luka dan kau menyuruhku untuk
memperlihatkan surat-surat?
surat surat pengenal anda jawab sang PM itu dingin.
Satu ledakan dan rentetan tembakan mengalihkan mereka semua. Dua ledakan
terdengar lagi, disusul dengan decitan peluru mortir yang bergesekan dengan
udara. Beberapa ledakan terdengar didepan. Para Polisi Militer itu berserakan
mencari perlindungan.
persetan denganmu, aku pergi dari sini. Teriak komandan panser itu. Diudara
terdengar deruan menyeramkan. Langit senja kini mulai menggelap digantikan
malam, tetapi bayangan sang maut itu terdengar jelas. Tiga ekor kumbang melesat
dan menghujani roadblock dengan roket-roket. Kemudian kilatan-kilatan bunga api
terdengar dari bawah tebing dimana sungai Maria berhulu. Beberapa ledakan

kembali terdengar. Kontak tembak sporadis meraja.


Sang pengemudi panser tersenyum keji. Benar-benar konseptor andal, pikirnya.
Kolonel Serhan telah memastikan semuanya berjalan lancar. Dengan ledakan mortir
dan tembakan granat senapan dimana-mana dan helli yang entah darimana
datangnya membuat penjagaan menjadi longgar dan para keparat itu percaya
siapapun dengan seragam yang sama dengan mereka.
Dari jumlah dan volume tembakan yang didengarnya mungkin ada sekitar
sebatalion yang menyerbu masuk. Karena kolonel Serhan dan pasukannya telah
melakukan serangan disepanjang pos-pos yang terentang jauh dan dalam front
yang lebar. Menggunakan senjata berat apapun yang mereka punya.
Tembakan mortir rampasan kaliber 81mm membuat musuh kembali berpikir bahwa
yang menyerang adalah pasukan seukuran kompi atau batalion bagus sekali.

Valour Ridge, disaat yang sama.


pemandangan yang sangat tidak nyaman sersan.. bisik sersan
Ranggalaremaospati pada pria disebelahnya.
kau tahu, aku sangat ingin meremas ini. Sersan Mayor Nurburuuj menunjuka pada
pelatuk G3nya yang terkunci. Tetapi ia tahu itu akan jadi suatu kebodohan besar. Ia
berada empatratus meter dari jendela dimana perbuatan mesum itu terjadi.
Perutnya mual, ia pernah menemukan hasil kekejian macam itu. Tubuh-tubuh
wanita tak berdaya dibiarkan tergeletak dengan perut terburai dan tubuh para pria
digantung terbalik sepanjang jalan sebagai balas dendam akibat operasi gerilyawan
yang dengan spontan membantu TNI.
rasanya wajah keparat itu familiar.. stagiopsus mungkin punya misi lain
menugaskan kita merebut pulau ini, tetapi memberi perintah khusus untuk
membiarkan keparat itu ditangkap hidup-hidup oleh kita.
Nur memeriksa memorinya sembari membuka-buka panduan misi di smartphonenya, aku heran mengapa ia masih belum berpakaian dan disaat pertempuran ini
justru bersenang-senang dengan gadis astaga.. kau lihat itu. Ia mengerjai gadis
kecil.. sialan!
bahkan gadis itu belum punya payudara! Sialan.. ia masih tiga belas atau empat
belas ancuk!
aku ingat.. pria itu, komandan Detasemen RELA diraja slangkang entah apa
namanya itu. Nugraha pernah bercerita tentang bajingan mesum sinting itu!

aku tak keberatan membawakan kepalanya buat Nugraha.. keparat yang tak
menghormati hukum humaniter bagusnya mati saja!
cukup, aku mau membawanya hidup-hidup, Nugraha akan sangat senang.
pasti dia diadli.. aku tak suka itu.
diadli memang, oleh kita setelah kita memperoleh informasi dari dia.
kau mulai kedengaran seperti anggota Bais dan Opsus.
misi adalah misi, kita tak dibaayar untuk menyukainya.

Lapangan Terbang Objektif Viktor. Disaat yang sama.


Sersan Satu Hassan melambaikan tangannya ketika pesawat hercules Angkut berat
menyentuh landasan. Diujung sana sembilan helikopter Mi-8 dari KRI Tan Malaka
Mendarat, membawa pasukan dari KRI Nanggala yang rusak parah di samudera
Hindia. Herky itu dengan canggung menghentikan propeler dan berpivot di
landasan. Hassan memberikan aba-aba bagi Herky kedua untuk memberi ruang
sehingga mereka semua bisa muat di landasan.
Pintu belakang Herky membuka, mengeluarkan seratus orang prajurit bersenjata
lengkap dengan seragam Pixel. Mereka dipersenjatai dengan senapan serbu SS1 R5
khas pasukan penyerang legendaris dari TNI lama dengan seragam pixel hijau
hitam berpola corak DPM inggris yang dibuat bergerigi dan bersudut tajam. Gugus
Tugas Sembrani sudah datang, dengan mantap keluar dari lambung pesawat. Dari
gerak gerik mereka yang tajam dan menakutkan membuat mereka begitu berbeda
dengan kebanyakan pasukan Kobra yang cenderung lebih longgar disiplinnya.
Dengan badan kekar tanpa lemak, potongan rambut cepak tipis dan senapan
ditangan, mereka menyiratkan kegarangan yang pasti.
Seorang Mayor, Kapten dan Letnan menghampiri dirinya. Sang Mayor cenderung
agak pendiam dengan gurat badan yang menyiratkan aku-ingin-membunuhmu-jikakau-mengacau. Kapten yang tampak kompeten dan percaya dirinya melebihi Tuhan
dengan berbalut rompi tempur, dan kopelrim yang menjadi identitas TNI lama. Sang
Mayor menyalami Hassan yang terbengong.
Ia buru-buru memberi salut, sersan Satu Hassan Ramadi melapor demi tugas
Mayor!
Sang Mayor memandangi landasan dan mayat-mayat tentara malaysia dan Kobra
yang berceceran, kadang dengan tubuh yang tak utuh. Kemudian memandangi
wajah hassan yang dibalut perban disebelah matanya dan tangannya yang dilumuri
darah kering dan kerut wajahnya yang kusut. Macan yang lelah.. pikirnya. Ia

akhirnya membuka suara, namaku Mayor Ismail. Dari Batalion Raider 412 dari
Divisi Pertama Kostrad. Kami disini sebagai bantuan untuk pasukan anda Sersan.
dengan segala hormat Mayor, tetapi kami tidak memperhitungkan adanya pasukan
bantuan dan kolonel Serhan sedang tidak ada ditempat. Saya tidak bisa
membiarkan anda dan pasukan anda mendekati objektif tanpa adanya koordinasi
selanjutnya.
Kapten yang sedari tadi terdiam melesak maju dengan emosi yang meledak, kau
pikir kau bicara dengan siapa hah? Dasar preman berseragam. Kami menghabiskan
waktu sekian jam, ditembaki rudal musuh demi membantu kalian dan kau
mengatakan kau tak bisa membiarkan kami bertempur!?
Sersan Hassan terkesiap, dengan penuh hormat kapten, saya juga prajurit
pembela sapta marga, pancasila, sumpah prajurit yang saya pegang teguh! Saya
bukan preman, sama sekali bukan preman.
Sang kapten mencabut pistolnya dan menodong kepala Hassan yang bahkan tidak
berkedip sedikitpun. Tetapi empat personil Kobra yang berada disekitarnya juga
mengangkat G3 mereka dan mengarahkannya kepada ketiga perwira tersebut.
Kekacauan merambat. Pasukan raider yang melihat komandannya ditodong
senapan langsung balik menodong.
Sisa pasukan Kobra yang ada disekitar landasan berkerumun. Beberapa diantara
mereka menempati senapan mesin rampasan M2 berkaliber berat dan kini mereka.
Tentara digaris yang sama saling menudingkan senjata saling berniat membunuh.
Satu pengacau dan mereka habis.
sersan.. kita habisi saja mereka! sahut seorang sersan dari kesatuan Kobra.
benar aku sudah muak dipandang sebagai manusia kelas dua di TNI! sahut yang
lain.
aku kehilangan peletonku dan aku ditinggal untuk mati di kalimantan oleh
kesatuan TNI lama! Mereka berpikir kita hanya manusia yang bisa dibuang!
habisi!!! Mereka membiarkan anggotaku mati sementara mereka enak-enakan di
markas! Tentara macam apa kalian? suara-suara tak puas mulai bergelantungan di
udara. Maut yang lelah kembali mengumpat, mengira tugasnya akan kembali
bertambah.
Kapten itu kembali berbisik, hanya itu yang kau punya, sampah? Kalian dari
kesatuan sukarelawan tak lebih hanya sampah, pemadat, aktivis pengkhianat
hingga ke tulang, manusia rumput dengan masa depan tak jelas, kalian hanya
setengah hati melayani negara!
bajingan kau! teriak seorang sersan lainnya. Hassan melambai menyuruhnya

mundur.
sebaiknya anda melihat sesama rekan anda sendiri Kapten. Sebagian besar
pertempuran dijalankan oleh kami para sukwan, sementara sebagian besar perwira
sungguhan dari Akmil dibiarkan di jawa, staf dari akmil, Sekolah Bintara
mentransfer sebagian besar bintara sungguhan ke garnisun di pulau jawa dengan
alasan memperkuat pasukan disana.
Saya bisa bilang mereka pengecut karena mereka hanya berada dibelakang saat
semua neraka bergulingan disekitar kami. Kami dari pasukan Kobra adalah pasukan
yang berbeda dengan anda, kami tidak punya korsa, kami tidak punya tradisi yang
kami punya hanyalah satu sama lain ketika mendaftar dan kebanyakan dari kami
kehilangan semuanya ketika bergabung dalam satuan ini. Setelah kalian
meninggalkan kami untuk mati, dengan gaji tak jelas, peralatan seadanya dan anda
mengharapkan kami menaruh hormat pada kalian?
Mayor Ismail yang sedari tadi terdiam menghela nafas dan menepuk bahu sang
kapten, ini perintah kapten Alex, turunkan pistolmu.
tapi seharusnya aku menembak bajingan recehan ini sekarang juga karena
insubordinasi!
insubordinasi hanyalah jika kamu merasa dibantah. Sebagai perwira komandanmu
aku memerintahkan engkau untuk tidak merasa dibantah dan tidak dipatuhi.
Sekarang turunkan pistolmu atau aku akan menganggapmu melakukan
insubordinasi. Perintah itu juga berlaku untukmu sersan!
Hasan mengangguk ragu dan melambai, menyuruh semua pasukannya
menurunkan senapan mereka. kami bukan preman Mayor, dengan segala hormat.
Kami bertempur selayaknya dan dipandang sebagai manusia kelas dua, staf tinggi
memberi kami tugas yang tak mungkin. Meninggalkan kami untuk mati menahan
laju panser musuh, sementara tentara sungguhan ditarik ke jawa dan bali. Kami
merasa ditinggalkan Mayor.
Mayor Ismail tersenyum simpul, bukan begitu nak. Kau tahu letnan Nugraha? Dia
taruna terbaik lulusan tahunnya. Tapi dia agak tidak stabil dan cenderung haus
darah dan mengacau sama banyaknya. Staf yang memang tak suka mengirimnya
untuk mati di kalimantan. Tetapi dia selamat dan jadi pahlawan bukan?
Pada awal perang kami memutuskan untuk tidak melibatkan rakyat dengan
memakai pasukan asli. Para bintara, tamtama, perwira sungguhan. Tetapi mereka
semua tewas terbantai di sumatera, kalimantan dan papua. Karena apa? Karena
kami berpikir kami takkan menyerahkan ini pada rakyat, tugas kami melindungi
rakyat dari peperangan.
Setelah kekurangan besar, staf umum memutuskan untuk merekrut tentara dari
sukarelawan rakyat bercampur dengan tentara sungguhan. Tetapi kerugian teramat

besar nak, sehingga perwira yang tersisa hanyalah perwira dan bintara di korps
intendan, pendukung, dan pasukan yang ada di Jawa dan Bali. Mereka adalah
perwira elite, sayangnya para pegawai dephan dan DPR memutuskan mereka
harus tetap di Jawa untuk mengawasi pantat mereka agar tetap aman melakukan
rapat, mesum, dan hidup dalam kemewahan seperti biasanya.
Hassan mengangguk sinis, seperti biasa, berkelit dengan halus, khas pengecut!
Aku tak percayai itu sedikitpun mayor jawabnya dengan nada getir, aku
bertempur dipadang airmata, aku bertempur mempertahankan pekanbaru. Tetapi
apa yang dilakukan pasukan reguler ketika musuh didepan mata? Mereka
memerintahkan kami melindungi mereka mundur dan melakukan serangan balik
sementara mereka pontang panting balik ke belakang.
itu kesalahan nak, itu lahir dari ketakutan alami manusia akan kematian. Lahir dari
rasa iri manusia akan keberhasilan kalian menahan serbuan musuh. Percayalah
kami datang kemari untuk membantu. Bisakah kita lupakan ini dan bertempur
bersama?
apakah anda takkan meninggalkan kami disini dan memimpin kami selayaknya
para perwira?
janjiku sebagai perwira yang telah memeluk nisan para pahlawan di lembah tidar!
siap Mayor, kami akan bertempur selayaknya dibawah perintah anda!
bagus sersan, sekarang kau menjadi penghubung kami dengan Kolonel Serhan.

tidak perlu, saya telah diberi wewenang untuk itu sejak lama. Maaf tadi saya tak
percayai anda. Sekarang mari kita ke ruang briefing.
Ketegangan menghilang setelah mereka berdua bersalaman. Pasukan Raider
menurunkan tensi mereka dengan penuh rasa curiga. Tetapi kobra telah mundur
sejauh duaratus mter dari mereka. Dan mereka bersikap seperti tak pernah terjadi
apapun.

Lapangan Terbang Objektif Viktor. Disaat yang sama.


Sersan Satu Hassan melambaikan tangannya ketika pesawat hercules Angkut berat
menyentuh landasan. Diujung sana sembilan helikopter Mi-8 dari KRI Tan Malaka
Mendarat, membawa pasukan dari KRI Nanggala yang rusak parah di samudera
Hindia. Herky itu dengan canggung menghentikan propeler dan berpivot di
landasan. Hassan memberikan aba-aba bagi Herky kedua untuk memberi ruang
sehingga mereka semua bisa muat di landasan.

Pintu belakang Herky membuka, mengeluarkan seratus orang prajurit bersenjata


lengkap dengan seragam Pixel. Mereka dipersenjatai dengan senapan serbu SS1 R5
khas pasukan penyerang legendaris dari TNI lama dengan seragam pixel hijau
hitam berpola corak DPM inggris yang dibuat bergerigi dan bersudut tajam. Gugus
Tugas Sembrani sudah datang, dengan mantap keluar dari lambung pesawat. Dari
gerak gerik mereka yang tajam dan menakutkan membuat mereka begitu berbeda
dengan kebanyakan pasukan Kobra yang cenderung lebih longgar disiplinnya.
Dengan badan kekar tanpa lemak, potongan rambut cepak tipis dan senapan
ditangan, mereka menyiratkan kegarangan yang pasti.
Seorang Mayor, Kapten dan Letnan menghampiri dirinya. Sang Mayor cenderung
agak pendiam dengan gurat badan yang menyiratkan aku-ingin-membunuhmu-jikakau-mengacau. Kapten yang tampak kompeten dan percaya dirinya melebihi Tuhan
dengan berbalut rompi tempur, dan kopelrim yang menjadi identitas TNI lama. Sang
Mayor menyalami Hassan yang terbengong.
Ia buru-buru memberi salut, sersan Satu Hassan Ramadi melapor demi tugas
Mayor!
Sang Mayor memandangi landasan dan mayat-mayat tentara malaysia dan Kobra
yang berceceran, kadang dengan tubuh yang tak utuh. Kemudian memandangi
wajah hassan yang dibalut perban disebelah matanya dan tangannya yang dilumuri
darah kering dan kerut wajahnya yang kusut. Macan yang lelah.. pikirnya. Ia
akhirnya membuka suara, namaku Mayor Ismail. Dari Batalion Raider 412 dari
Divisi Pertama Kostrad. Kami disini sebagai bantuan untuk pasukan anda Sersan.
dengan segala hormat Mayor, tetapi kami tidak memperhitungkan adanya pasukan
bantuan dan kolonel Serhan sedang tidak ada ditempat. Saya tidak bisa
membiarkan anda dan pasukan anda mendekati objektif tanpa adanya koordinasi
selanjutnya.
Kapten yang sedari tadi terdiam melesak maju dengan emosi yang meledak, kau
pikir kau bicara dengan siapa hah? Dasar preman berseragam. Kami menghabiskan
waktu sekian jam, ditembaki rudal musuh demi membantu kalian dan kau
mengatakan kau tak bisa membiarkan kami bertempur!?
Sersan Hassan terkesiap, dengan penuh hormat kapten, saya juga prajurit
pembela sapta marga, pancasila, sumpah prajurit yang saya pegang teguh! Saya
bukan preman, sama sekali bukan preman.
Sang kapten mencabut pistolnya dan menodong kepala Hassan yang bahkan tidak
berkedip sedikitpun. Tetapi empat personil Kobra yang berada disekitarnya juga
mengangkat G3 mereka dan mengarahkannya kepada ketiga perwira tersebut.
Kekacauan merambat. Pasukan raider yang melihat komandannya ditodong
senapan langsung balik menodong.
Sisa pasukan Kobra yang ada disekitar landasan berkerumun. Beberapa diantara

mereka menempati senapan mesin rampasan M2 berkaliber berat dan kini mereka.
Tentara digaris yang sama saling menudingkan senjata saling berniat membunuh.
Satu pengacau dan mereka habis.
sersan.. kita habisi saja mereka! sahut seorang sersan dari kesatuan Kobra.
benar aku sudah muak dipandang sebagai manusia kelas dua di TNI! sahut yang
lain.
aku kehilangan peletonku dan aku ditinggal untuk mati di kalimantan oleh
kesatuan TNI lama! Mereka berpikir kita hanya manusia yang bisa dibuang!
habisi!!! Mereka membiarkan anggotaku mati sementara mereka enak-enakan di
markas! Tentara macam apa kalian? suara-suara tak puas mulai bergelantungan di
udara. Maut yang lelah kembali mengumpat, mengira tugasnya akan kembali
bertambah.
Kapten itu kembali berbisik, hanya itu yang kau punya, sampah? Kalian dari
kesatuan sukarelawan tak lebih hanya sampah, pemadat, aktivis pengkhianat
hingga ke tulang, manusia rumput dengan masa depan tak jelas, kalian hanya
setengah hati melayani negara!
bajingan kau! teriak seorang sersan lainnya. Hassan melambai menyuruhnya
mundur.
sebaiknya anda melihat sesama rekan anda sendiri Kapten. Sebagian besar
pertempuran dijalankan oleh kami para sukwan, sementara sebagian besar perwira
sungguhan dari Akmil dibiarkan di jawa, staf dari akmil, Sekolah Bintara
mentransfer sebagian besar bintara sungguhan ke garnisun di pulau jawa dengan
alasan memperkuat pasukan disana.
Saya bisa bilang mereka pengecut karena mereka hanya berada dibelakang saat
semua neraka bergulingan disekitar kami. Kami dari pasukan Kobra adalah pasukan
yang berbeda dengan anda, kami tidak punya korsa, kami tidak punya tradisi yang
kami punya hanyalah satu sama lain ketika mendaftar dan kebanyakan dari kami
kehilangan semuanya ketika bergabung dalam satuan ini. Setelah kalian
meninggalkan kami untuk mati, dengan gaji tak jelas, peralatan seadanya dan anda
mengharapkan kami menaruh hormat pada kalian?
Mayor Ismail yang sedari tadi terdiam menghela nafas dan menepuk bahu sang
kapten, ini perintah kapten Alex, turunkan pistolmu.
tapi seharusnya aku menembak bajingan recehan ini sekarang juga karena
insubordinasi!
insubordinasi hanyalah jika kamu merasa dibantah. Sebagai perwira komandanmu
aku memerintahkan engkau untuk tidak merasa dibantah dan tidak dipatuhi.

Sekarang turunkan pistolmu atau aku akan menganggapmu melakukan


insubordinasi. Perintah itu juga berlaku untukmu sersan!
Hasan mengangguk ragu dan melambai, menyuruh semua pasukannya
menurunkan senapan mereka. kami bukan preman Mayor, dengan segala hormat.
Kami bertempur selayaknya dan dipandang sebagai manusia kelas dua, staf tinggi
memberi kami tugas yang tak mungkin. Meninggalkan kami untuk mati menahan
laju panser musuh, sementara tentara sungguhan ditarik ke jawa dan bali. Kami
merasa ditinggalkan Mayor.
Mayor Ismail tersenyum simpul, bukan begitu nak. Kau tahu letnan Nugraha? Dia
taruna terbaik lulusan tahunnya. Tapi dia agak tidak stabil dan cenderung haus
darah dan mengacau sama banyaknya. Staf yang memang tak suka mengirimnya
untuk mati di kalimantan. Tetapi dia selamat dan jadi pahlawan bukan?
Pada awal perang kami memutuskan untuk tidak melibatkan rakyat dengan
memakai pasukan asli. Para bintara, tamtama, perwira sungguhan. Tetapi mereka
semua tewas terbantai di sumatera, kalimantan dan papua. Karena apa? Karena
kami berpikir kami takkan menyerahkan ini pada rakyat, tugas kami melindungi
rakyat dari peperangan.
Setelah kekurangan besar, staf umum memutuskan untuk merekrut tentara dari
sukarelawan rakyat bercampur dengan tentara sungguhan. Tetapi kerugian teramat
besar nak, sehingga perwira yang tersisa hanyalah perwira dan bintara di korps
intendan, pendukung, dan pasukan yang ada di Jawa dan Bali. Mereka adalah
perwira elite, sayangnya para pegawai dephan dan DPR memutuskan mereka
harus tetap di Jawa untuk mengawasi pantat mereka agar tetap aman melakukan
rapat, mesum, dan hidup dalam kemewahan seperti biasanya.
Hassan mengangguk sinis, seperti biasa, berkelit dengan halus, khas pengecut!
Aku tak percayai itu sedikitpun mayor jawabnya dengan nada getir, aku
bertempur dipadang airmata, aku bertempur mempertahankan pekanbaru. Tetapi
apa yang dilakukan pasukan reguler ketika musuh didepan mata? Mereka
memerintahkan kami melindungi mereka mundur dan melakukan serangan balik
sementara mereka pontang panting balik ke belakang.
itu kesalahan nak, itu lahir dari ketakutan alami manusia akan kematian. Lahir dari
rasa iri manusia akan keberhasilan kalian menahan serbuan musuh. Percayalah
kami datang kemari untuk membantu. Bisakah kita lupakan ini dan bertempur
bersama?
apakah anda takkan meninggalkan kami disini dan memimpin kami selayaknya
para perwira?
janjiku sebagai perwira yang telah memeluk nisan para pahlawan di lembah tidar!
siap Mayor, kami akan bertempur selayaknya dibawah perintah anda!

bagus sersan, sekarang kau menjadi penghubung kami dengan Kolonel Serhan.

tidak perlu, saya telah diberi wewenang untuk itu sejak lama. Maaf tadi saya tak
percayai anda. Sekarang mari kita ke ruang briefing.
Ketegangan menghilang setelah mereka berdua bersalaman. Pasukan Raider
menurunkan tensi mereka dengan penuh rasa curiga. Tetapi kobra telah mundur
sejauh duaratus mter dari mereka. Dan mereka bersikap seperti tak pernah terjadi
apapun.

Kapal Perang Republik Indonesia, Landing Platform Dock. KRI Tan Malaka.
Sebuah ketukan membuka pikiran Mayor Ruslan Djambek ketika ia sedang tertidur
di kabinnya. Ia membuka pintu dan menemukan seorang gadis dengan pakaian
seragam loreng bercorak khas. Dengan mata biru dan kulit putih kemerahan
terbakar mentari, membuat dirinya satu-satunya wanita yang ada diatas kapal ini.
Dibelakangnya ada dua bule dengan tubuh besar dan mata yang tak kalah birunya
dengan rahang kotak keras khas bangsa slavic.
Letnan Kolonel Vasilisa Ivaneva Gurlukovich. Dari GRU, saya ingin berbicara
dengan anda. Djambek memperhatikan gadis ini dan seketika ia memutuskan
untuk tidak menyukainya. Ia mengaku dari GRU tapi memakai seragam loreng yang
dari taklimat intel ia ketahui hanya eksklusif buat VDV, tidak mengenakan kaus
bergaris khas VDV, dan baret birunya tanpa flash kualifikasi apapun.
aku paling tak suka dibohongi. Ayo masuk,
maksud anda?
mengapa repot-repot mengaku dari GRU, aku tahu kalian dari Unit Vympel. Dan si
gorila albino itu dari unit Devyat Alfa. Mengapa kalian ada disini? djambek
menuangkan segelas kopi dan mengisi tiga cangkir lainnya.
sebenarnya kami datang untuk orang ini vasilisa mengangsurkan selembar foto.
nurburuuj eh? Mengapa dia begitu menarik bagi kalian eh?
bukan Nurburuuj, perhatikan lagi fotonya.
Djambek meneliti foto itu, sekilas mirip dengan Nurburuuj, tetapi pria ini memiliki
fitur kaukasian di wajahnya lebih tua sekitar limabelas tahun, dengan seragam
Perancis. Kemudian di gambar selanjutnya pria ini memakai seragam Rusia, ada
juga ia berfoto dengan beberapa kontraktor Militer, foto selanjutnya adalah fotonya

berdua dengan seseorang dari tentara Inggris, Belanda dan Amerika. Dan mirip
dengan Buruuj, bedanya. Dua pupil matanya berwarna merah menyala.
pria ini adalah saudara Buruuj dari ibu yang sama. Namanya Vassily Nikolayevich
Sandoro, anak dari Nikolay, anak dari Nikita Maharani Sandoro, mereka berdua tidak
menikah dan setelah studi Gadis itu di Jerman selesai, ia pulang meninggalkan
Kolya dan Pasha di Jerman. Hidup dan besar di Jerman, mengabdi di Bundeswehr
selama lima belas tahun, kami mendapatkan catatannya, ia mengabdi di
Bunderwehr Fallschrimjager, kemudian ditarik ke kompi pengintaian Kommando
Spesialkrafte, keluar dari kedinasan dan bergabung ke Afrika. Ia disewa oleh
Executive Outcome di Afrika Selatan untuk memerangi gerilyawan Rhodesia, UNITA,
kemudian berkeliaran di Mozambik.
Sembari menyesap tehnya, Djambek menghela nafas, pria yang hebat. Buruuj
beruntung ia memiliki saudara sehebat dirinya. Kemudian dia di afrika melakukan
apa sehingga kalian repot-repot membawa arsipnya ke diriku?
dia akhirnya keluar dari EO dan kami rekrut ke konsorsium Zafra, ia membantu dua
pilotmu keluar dari Sudan. Dengan cara lain tentunya, ia punya dua misi disini. Dan
untuk dua misi itu aku butuh bantuanmu.
sebut saja aku akan pertimbangkan.
pertama dia ingin bertemu dengan Alfa Nurburuuj di Nicea. Yang kedua ia
menginginkan pria ini. Vasilisa menunjuk pria Inggris di foto. sersan Mayor Edgar
Hawke dari 22nd SAS Regiment.
Edgar Hawke? Aku tahu pria ini, Jack the reaper dari Hereford. Lebih dari tahu dan
aku memiliki hutang padanya. Keparat ini membantai pasukanku di sungai
sembayang bersama dengan pasukanku. Memutilasi mereka, dan memajang kepala
anggotaku sepanjang jalan setapak. Maaf untuk yang kedua aku tak bisa
mengabulkannya.
kalau untuk itu, aku minta anda menemuinya Mayor. Kukira anda akan berubah
pikiran.
dia ada disini?
Vasilisa mengangguk, mereka berlalu keluar. Djambek mengunci tingkap kabinnya
dan berlalu melewati genangan air di koridor geladak dan ruang kesehatan kapal
yang dipenuhi dengan korban luka. Mereka menaiki tangga yang dipenuhi dengan
serpihan, kemudian deretan mayat awak kapal yang tewas dalam pertempuran
semalam.
Mereka tiba di dek dan berjalan menuju tengah landasan heli, mereka menemukan
seorang pria blasteran dengan menggendong sebuah kotak panjang dan seragam
tempur Inggris tanpa tanda pangkat dan insignia apapun. Djambek menatap kedua

mata merah yang membakar sampai ke tulang itu, mata yang tajam, sama dengan
adik tirinya, Nur. Tetapi mata ini berbeda.
Pengalaman panjang di medan tempur membuatnya sadar membaca mata lawan
dan ekspresinya adalah bakat yang ia dapat dari kerasnya medan tempur. Mata Nur
memang sebelah merah dan sebelah hitam. Tajam juga, tetapi ia mendapatkan
kesan kehangatan dan semangat membara serta tak pernah menyerah. Mata ini
berbeda, ia hanya menatap kekosongan, mata yang telah menyaksikan kematian
berkali-kali, orang yang pernah menghadapi maut dari dua sisi, sebagai teman dan
pekerjaan. Mata seorang pemburu pemburu manusia. Bukan petarung seperti
dirinya, Nur ataupun Letnan Nugraha sekalipun.
kapten Pasha, Mayor Ruslan Djamdeliyevich ingin bertemu denganmu,
menyangkut sebuah negosiasi.
Pria itu berlalu melewati Vasilisa tanpa menunjukkan rasa respek sedikitpun. Dua
orang personil Spetsnaz yang mengawal gadis itu juga menyingkir tanpa suara dan
penuh rasa segan, Mayor Ruslov. Sebuah kehormatan bertemu anda. Jika Vasilisa
ada disini artinya anda tidak menyetujui permintaanku.
aku belum bisa memutuskan akan menerima permintaanmu atau tidak. Pertama
mengapa engkau ingin menemui Nur?
dia adikku. Tak kurang tak lebih.
kau berbohong..
baiklah, aku memerlukan dia untuk menelusuri nenek moyang dan keluargaku.
Sesuatu yang mengalir dalam darahku yang membuatku selalu bertarung. Dari gen
pembawa mata merah ini yang membuatku tak bisa menyentuh orang yang
kucintai. Apa yang mengalir dari darahku membawa maut dalam hidupku.
menarik, kemudian mengapa kau menginginkan edgar?
pria busuk itu mengkhianatiku di Siera Leone, perbuatannya membuat orang
kucintai terbuunuh. Apa itu cukup?
aku hanya bisa menyetujuinya jika kau menemukannya duluan. Sekian.
cukup adil.. mereka bersalaman. Djambek menerima tangannya dan merasakan
percikan aneh di dadanya. Tangan itu hanya kasar pada empedu ibu jari, dan buku
tangan. Ia pernah merasakan tangan seperti itu sebelum. Tangan seorang sniper!
Ketika ia berbalik Sersan Guntur menyambutnya dengan salut tajam nan singkat. Ia
memberika selembar kertas pesan yang bertuliskan SEGERA. Mayor Djambek
membaca tulisan itu cepat.

apa kau yakin mengenai ini ntur?


siap Mayor, saya yakin. Anda dan pasukan TIKAM diperintahkan untuk membuka
jalan bagi pasukan pendarat dipelabuhan Nicea.
dukungan?
nihil Mayor.
]
ada dukungan satu tim Alfa Spetsnaz,
berapa orang?
Kapten Vasilisa menyela, mayor Djambek, maaf aku lupa mengatakannya, tetapi
Chernaya Alfa Devyat hanya berkekuatan satu orang saat ini, dan orang itu adalah
Kapten Vassili.
hebat mayor Djambek hanya menggelengkan kepalanya.

Pelabuhan Pulau Nicea. Tiga jam kemudian.


Derai tembakan membuka dikejauhan membuat darahnya panas. Pertempuran
memperebutkan bukit salib pualam tengah dibuka ketika ia dan peletonnya hanya
duduk memandangi beberapa kapal motor yang nongkrong tanpa manfaat. Kapten
Hafiz al Muntariz keluar dari ruangannya ketika radionya berderak diiringi dengan
baku tembak diluar.
Akhirnya para begundal indon jadah itu menyerang juga ke pelabuhan. Ia telah
diperintahkan untuk menjaga pelabuhan sementara ia sendiri ingin membantu para
saudaranya di bukit salib. Baku tembak gencar, tapi anehnya yang terdengar hanya
ledakan granat dan suara senapan pasukannya sendiri. Kapten Muntariz mengambil
radio lapangannya.
musang satu menjawab laporkan situasi!
lapor kapten! Ada satu indon tak mempan peluru mengacau disini!
tak mempan peluru!? Kau jangan main-main!
benar.. suara tembakan terhenti dan sang sersan menjawab kembali,setiap kami
menembak entah kenapa selalu meleset, sial
musang-satu jawab.. musang satu jawab..
Ledakan membahana disekelilingnya disusul lampu yang mati seketika. Ia menatap
langit ketika sebuah proyektil bagai meteor menghujani sektarannya dengan

berkas-berkas berkecepatan tinggi layaknya sinar laser dan berledakan menembusi


beton, daging dan kayu disekelilingnya.
Palasik keparat! Wide Area Impact Munition atau WAIM adalah senjata antitank dan
antibangunan portabel yang amat ditakuti pasukan malaysia. Benda terkutuk itu
melesat ke udara bagai mortir dan menukik dalam kecepatan hipersonik sebelum
hulu ledaknya terdetonasi dan melontarkan ratusan panah uranium berlapis
tungsten ke tanah yang akan mencabik siapapun dalam radius sepuluh meter dan
mampu menembus puncak lapisan baja tank.
Hafidz berjalan keluar sembari terus menembak. Ia berlindung dibalik sebuah
kantong pasir dan mengintip, satu kilatan terlihat dan seorang prajurit yang berlari
dibelakangnya terjungkal dihajar peluru.
Beberapa tembakan lain dari senapan otomatis menghajar sekelilingnya disusul
dengan salvo granat yang menghujani sekitarnya. Hafidz berlari dan bergerak
sembari mencari asal tembakan ia menangkap bayangan seseorang dan balik
menembak. Tetapi bayangan itu amat lincah dan balik menembak. Hafidz hendak
bangkit ketika dua peluru menghajar aspal didepannya dan ia sontak berbalik.
Bayangan itu melesat kebelakang dan dua orang prajurit yang tak sadar tengah
dibokong roboh bersimbah darah dengan pekikan menyayat. Hafidz berbalik dan
menembak sebelum seorang prajuritnya mengambil posisi, lari kapten..
tidak tetapi seseorang menariknya dan sang prajurit itu berupaya menembak
sembari menahan sang hantu. Hafidz tak melihat dengan jelas sosok sang hantu,
tetapi ia melihat sesosok tubuh dengan sinar laser tunggal bergerak bagai berkas
maut dan prajurit malang itu tewas dengan luka bacokan.
anjing hafidz meraih granatnya dan melemparkan tiga granatnya ke arah sang
hantu. Tetapi hantu tersebut balik menembak dengan sepucuk senapan ditangan
kirinya dan membunuh seorang rekan Hafidz. Sang hantu tertelan ledakan dan
hafidz berteriak puas.
Tetapi sesuatu keluar dari arah samping dan ia berbalik menembak, menepatkan
pijar pejera senapan M4nya ke tubuh sang hantu yang entah bagaimana teramat
lincah sehingga bisa menghindari salvo temabakan empat senapan yang mengarah
ke tubuhnya.
Hafidz tidak sempat memeriksa ketika seorang temannya roboh diterjang peluru
lain. Seorang lainnya berupaya menembak seblum ia roboh bersimbah darah
dengan luka cabik diperut. Hafidz berpisah dan berupaya berlindung, sang hantu
bergerak bagai bayangan dan menebas prajurit terkahirnya dengan sebilah pedang
pendek. Pria itu tergeletak dengan tiga luka sayatan membelah dadanya.
Ia bukan pengecut, tetapi hafidz sudah sadar nasibnya telah ditentukan. Ia
mengambil bayonetnya dan memasangnya di ujung senapan. Ia membuka rompi

antipeluru dan webgearnya dan kini hanya bertelanjang dada diantara api yang
berkobar.
Mayat bergeletakan disekitarnya, semuanya tewas dengan satu luka tembak atau
luka akibat senjata tajam. Perlahan ia mengeratkan genggam tangannya pada
pegangan plastik M4 dan mulai berteriak, tunjukkan dirimu, mari kita selesaikan ini
layaknya lelaki kau indon busuk! Satu lawan satu! Ayo keluar njing!
Perlahan terdengar suara berderak dan derap langkah disekitarnya makin
menghentak, menampakkan empat sosok tubuh dengan seragam darah mengalir,
masker gas, helm tempur dengan sebuah monocle NVD di mata kiri. Mereka
menggenggam senapan SS1 V1 dengan sebilah bayonet panjang, panjang bayonet
itu melebihi bayonet biasa, sekitar 40 cm dengan kedua sisi mengilap runcing.
Sebuah emblem hitam dengan lambang kerangka menggenggam kapak maut
bertuliskan TIKAM dengan huruf kelabu pucat bernoda darah.
tikam! desisnya dalam hati. Namun para prajurit itu tetap ditempatnya. Mereka
hanya menonton dirinya. Hafidz terbakar emosi dan kembali berteriak, kemari
kalian semua! Kalian takut heh, indon taik anak sundal jadah cuih! teriaknya
sembari meludah ketanah penuh emosi.
akulah lawanmu, hafidz menoleh ke arah suara berat yang khas seorang perokok
berat. Pria itu tidak besar dengan tinggi sekitar 180an. Ia memakai seragam darah
mengalir dengan senapan SS1R5 ditangan kiri, dan sebilah pedang pendek
ditangan kanan. Ketika melangkah ia menjatuhkan senapan dan menatap mata
hafidz erat dari balik masker gas.
Suara tertahan mengalir dari kerongkongannya ketika ia menerjang pria itu melaju
dalam kecepatan tinggi, adrenalin menghentak membuatnya melaju dalam
kecepatan diluar manusia biasa. Menerjangkan bayonetnya ke ulu hati. Tetapi pria
itu menghilang dan hafidz melirik kesamping, pria itu menyabetkan pedangnya,
hafidz menggoyang pinggulnya kesamping dan mengangkat senapannya, menahan
sabetan pedang sebelum sebuah tonjokan menghantam ulu hatinya sehingga ia
tersungkur, tetapi hafidz mengangkat kakinya dan menendang. Pria itu terjajar
terkena tendangan.
Hafidz menerjang maju dengan bayonet terhunus tetapi hanya menghantam angin,
sebelum sebuah logam dingin menyentuh lengannya, pahanya dan yang terakhir,
pinggangnya, disusul dengan kelebatan angin dingin menerpa lehernya. Ia
merasakan dunia terjungkir balik, di sisa sadarnya ia melihat tubuhnya tanpa kepala
tegak berdiri. Terhempas ke tanah ia meraih kesadarannya sia-sia dan melihat
tangannya terpotong, kemudian pahanya terputus dari pinggul dan yang terakhir,
perutnya terbelah dua menyirami tanah dan ia merasakan semuanya gelap dalam
sensasi keabadian.
Sang pembunuh menghampiri potongan kepala itu dan memandangnya tanpa rasa
sesal. Seseorang menepuk bahunya, kerja bagus mayor.

pria malang.. ia cukup hebat mayor Ruslan djambek meraba mata kanannya
yang terluka akibat sabetan bayonet.
cukup hebat hingga bisa melukai matamu mayor.
dia tidak ckup hebat main pedang, tetapi keinginannya untuk tetap hidup yang
membuatnya bisa mlukaiku djambek berjalan menjauh sembari darah masih
mengalir berceceran dari lukanya. Mata kirinya terasa pedih. Sementara mata
kanannya tak bisa melihat apapun.
Vassili membuka helem djambek dan menelitinya, kau boleh menyimpan matamu
mayor, Cuma daging yang tercabik sebentar lagi juga sembuh.
terimakasih kapten. Vassili hanya mengangguk sembari menggenggam erat
senapan Dragunov berperedamnya.

Pertempuran pembuka salib Pualam.


Kolonel Rasoul Serhan memandang tak percaya ketika di titik pertemuannya
sejumlah tentara berseragam pixel dengan senapan SS1R5 sudah nongkrong
disana. Tak berapa jauh ia sudah mendengar deraman-deraman tak kalah
menyeramkan dari ujung jalan. Empat tank BMP merapat dengan susah payah
bersama sejumlah tentara dari kesatuan Raider.
kolonel, Mayor Ismail siap menerima perintah?
siapa yang memerintahkan kalian kemari? Seharusnya ini operasi tertutup dan
rahasia!
Presiden memberiku perintah secara pribadi pak. Sekaligus menitipkan ini. Sang
Mayor memberinya sebuah kotak kayu bersegel lilin dengan cap Garuda. Sang
kolonel merobek segel itu dengan penuh rasa ingin tahu. Menampilkan sepotong
logam dengan ukiran indah bertatah berlian dan dua bilah pedang saling
menyilang.
Rasoul melihat benda itu tanpa semangat. Ia merasa tak berhak menerimanya.
hassan, mana Si Eija!?
tewas pak, jawab sersan Hassan pendek.
dimana mayatnya?
Dengan wajah pucat Hassan menjawab dengan nada getir, kami masih
mengumpulkan apapun yang tersisa dari jenazahnya pak. Dan juga butuh waktu

lama memisahkan yang mana potongan jasadnya dan yang mana jasad musuh
yang lain.
mayor Ismail, sampaikan pada presiden aku berterimakasih dengan komendasi ini.
Tapi bintang orde republik dengan berlian dan pedang ini terlalu berharga, aku
menerimanya. Tetapi aku dengan hak perintah komando mewariskan bintang ini
pada keluarga Sersan Elijah Moses Pangaribuan. Anda yang menjadi saksinya
bersama sersan Hassan.
Mayor Ismail mengangguk maklum, saya paham koloenel, sekarang apa yang
harus kami lakukan?
sitrep?
tiga pasukan kita sudah mengepung bukit tersebut dan menghujaninya dengan
mortir. Pasukan bantuan dari Raider sekarang mendekat dari arah sungai, mereka
menemukan mayat sejumlah pasukanmu. Sersan Arya dan rekan-rekannya tewas.
Aku turut menyesal.
mayor, aku sudah siap menerimanya. Bagaimana eksekusi penyerangan?
sulit, mereka mempunyai parit pertahanan berbentuk segitiga yang mengelilingi
perimeter. Ada empat lapis banyaknya dan mereka juga memiliki mortir yang
dipastikan bakal memotong habis tiap serangan. Kami sudah melancarkan enam
probing dan semuanya gagal.
berapa orangmu tewas?
aku kehilangan tujuhbelas orang pak. Tapi jangan khawatir, kita dapat bantuan dari
armada. Delapan tank BMP telah disiapkan untuk menyerbu.
tarik mereka, aku sudah melihat rudal antitank mereka. Mayor aku butuh delapan
orang terbaikmu sekarang juga. Kita akan menyusup malam ini juga.
saya mengajukan diri Kolonel. Seorang Kapten memberi salut tajam dari arah
belakang. kapten Agus siap bertarung Kolonel!
bagus kau cukup meyakinkan. Selanjutnya..
saya Kolonel. Jawab sersan Hassan.
aku juga ikut. Anda bisa andalkan saya Kolonel. Jawab Mayor Ismail
nampaknya aku juga harus ikut neh. Seorang kapten bertampang imut
mengajukan diri.
agus kau sebaiknya duduk dibelakang dan mengurusi radio. Teriak kapten alex.

kau pikir aku akan diam saja sementara kau bersenang-senang dan aku merajut
kaus kaki dibelakang? Aku ikut!
masih kurang tiga orang. Masih ada sukarelawan?
kami! dibelakang suara berat yang teramat khas membuat Serhan menoleh.
Mayor Ruslan Djambek, seorang Bule, dan Letnan Nugraha muncul.
ah nampaknya kalian tak sabar menunggu sampai nicea direbut?
Ruslan menepuk punggung Kolonel Serhan dengan keras, aku sudah bosan
ditembaki terus diatas kapal. Lagipula dia hendak bertemu saudaranya. Djambek
Menunjuk seorang bule yang tanpa ekspresi menatap mereka.
kau pikir kita tim produksi termehek-mehek yang kena ban di televisi itu?

semacam itulah, tapi klien ini bisa menempatkan sebutir peluru kedalam pelermu
dari jarak satu mil, tak rugi kan?
Serhan memandang bule itu penasaran. Tapi sang bule malah menatapnya balik
dengan mata yang merah membara membuat Serhan terkesiap. Mata yang sama
sekaligus berbeda dengan yang dimiliki Nurburuuj.
saya bisa menempatkannya pak. Anda tinggal bilang peler sebelah mana. Jawab
pria itu dingin.
kurasa sudah cukup semuanya. Siapkan pengeboman udara oleh blackjak dalam
dua jam. Kita akan masuk dalam dua setengah jam. Bawa air, amunisi, senjata dan
granat saja. Kita bertemu di point alpha. Radio pasukan si Nurburuuj, kita akan
rendezvous dengan dia dalam tiga jam sembari menembus jaringan parit mereka.
Sekarang bubar.

Disaat yang sama, Kapal Induk Republik, KRI Ahmad Soekarno.


Dhimas berlalu diantara kabin pilot dan berbelok ke lounge, tidak menemukan
siapapun. Hanya Firebird yang sedang menyetem piano di ruang tengah. Dhimas
menepuk bahu sahabatnya itu, hei bro. kau lihat Rosa?
tak ada kulihat semenjak tadi. Pemakaman rekan-rekannya sepuluh menit lagi
bukan?
ditunda gara-gara dia menghilang. Kemana dia?
Firebird kembali melongok dari balik piano, mengertilah kau bung. Tidak mudah
untukmu dan untukku jika berada di posisinya bukan. Dewasalah sedikit. Tatapan

firebird seperti menghukumnya. Dhimas melengus dan berbalik. Menyusuri jajaran


kabin dan detak sepatunya meraja diantara koridor metal hingga ia keluar dan
bergerak menuju hangar reparasi. Tempat itu sunyi, hanya ada dua pesawat disana.
Sebuah rongsokan Su-33 dan jet MiG milik Rosa yang penuh lubang peluru.
Hangar itu menghadap laut dengan elevator langsung menuju landasan diatas dan
di selasar dek bawah sesosok tubuh dengan rok biru pekat dan kemeja biru laut
menatap laut seolah tak terganggu dengan kehadirannya. Dhimas mendekat dan
tepat tiga langkah dibelakangnya dhimas berhenti.
Rosa memandangnya sejenak dan kembali menatap laut, kenapa dhim? Aku akan
kesana tepat waktu. Tak perlu khawatir, aku bisa sendirian.
aku tak bisa membiarkanmu sendiri. Aku takut kau akan melompat ke bawah sana
dan meninggalkan aku begitu saja..
kemudian mengapa? Tak ada artinya bagimu bukan? Kau kehilangan banyak rekan
dari awal bergabung, dan aku juga. Kau bisa berlalu dan menahan beban itu dalam
hatimu.
Dhimas mendekat dan menggenggam bahu Rosa, tapi aku tak siap kehilanganmu
Mayor.. kau begitu berbeda diantara rekanku. Berhentilah bersedih..
Rosa berbalik dan amarahnya meledak, bukan kau yang khilangan rekan Dhimas!
Kau tidak bisa merasakan apa yang jauh dalam hatiku. Kau tidak merasakannya
kau takkan bisa.
jangan bodoh Rosa! Bangkitlah dan hadapilah semua ini selayaknya
selayaknya lelaki maksudmu?! Kau bajingan mereka hanya gadis ingusan..
mereka berbagi mimpi denganku, tangis dan sekarang aku tak punya lagi tempat
itu.. dhimas mendekat dan menatap Rosa erat, genggam tangan gadis itu dan
menatapnya dengan tatapan segarang elang.
selayaknya seorang prajurit. Aku dirimu, nugraha, djambek semuanya berkorban
demi peperangan ini. Aku dalam hatiku takkan bisa merasakannya, tapi air matamu
yang tertumpah juga membuat perih yang tak terbagi untukku Rosa. Isak tangis
beradu di bahu Dhimas membuat seragam putihnya bernoda airmata.
menagislah.. menangislah.
dhimas.. aku mau kau berjanji padaku.
silahkan sebutkan
tetaplah hidup untukku ya.. jangan tinggalkan aku bagaimanapun juga. Erat peluk
itu membuat sesak napas, tetapi dhimas mengangguk dan mengggenggam rambut

Rosa, sementara tangan satu lagi menghapus air mata yang berurai.
aku berjanji. Mungkin aku hanyalah pemimpi tetapi aku takkan meninggalkanmu,
aku
katakan Dhimas
aku mencintaimu, dan aku berjanji aku takkan meninggalkanmu duhai sayangku.
Percayalah..
aku juga mencintaimu.. angin yang berhembus menampar mereka berdua dalam
raungan yang tak terperi. Bersama dengan tigabelas pesawat tempur yang berlalu.
Dan tiga pesawat dalam formasi lost finger formation.

Admiral Sarwoek berbalik menghadap ratusan kain putih berbalut dengan bendera
merah putih. Tetapi belasan tubuh yang lain membuatnya miris. Enam orang pilot
AU terbaik, delapan pilot Kadet AL yang terbaik diantaranya tewas. Seorang Kolonel
AL mengangguk dan Admiral Sarwoek menaiki podium ditengah-tengah landasan.
Dibawah tatapan para pelaut yang tersisa dari kapal Induk itu ia membuka lembar
kertas pidatonya yang diketik oleh sekretarisnya.
Admiral meraih kertas itu dan membacanya sejenak. Beberapa saat kemudian ia
merasakan angin dingin menampar wajahnya dan ia membiarkan kertas itu tertiup
angin berlalu begitu saja, rekan-rekanku, saudaraku, para pejuang tertinggi
republik. Wahai para pendahulu yang kini jiwa kalian bebas diangkasa, dan tubuh
kalian terhampar disini tepat dihadapanku dalam kain kafan, pemberat dan bendera
merah putih. Aku hendak menyampaikan pada kalian bahwa kalianlah hidupku,
kalianlah seluruh dedikasiku, pikiranku dan spiritku akan bermuara.
Sejuta kata yang tak bisa kukatakan pada kalian hanyalah negeri ini bangga pada
kalian. Diriku sadar dan insaf suatu saat kita akan terlupakan, tubuh ini menua dan
membusuk dan keberanian kalian hanya berakhir di mimpi anak cucu kita sebagai
suatu cerita pengantar tidur. Bahkan kalian akan termasuk beruntung jika ada yang
membuat film mengenai kalian. Sejarah kita para pejuang selalu menjadi
kontroversi itu pasti.
Akan tetapi pengorbanan dan darah kalianlah yang menjaga senyum anak-anak
kita, rakyat, penjilat, pengkhianat bayaran asing tetap berkobar. Dengan darah
kalian api kemerdekaan dipertahankan, dengan sesal kalian gelora ruh pemilik
kapal ini, putra sang Fajar, bung Karno membara dan menjadi api yang menyinari
musuh kita dari timur, tempat kita berpijak kini.
Pertempuran Samudera Besi telah berakhir. Kita menang, tetapi itu tidak murah.
Kini kita harus membayar harga kemenangan itu. Ratusan dari pelaut, pilot dan
Marinir tewas, belum lagi para prajurit yang berperang di pulau Nicea yang

meregang nyawa.
Selamat jalan wahai pahlawan, selamat jalan wahai para pejuang, selamat jalan
kalian semua. Bagi kami yang ditinggalkan. Tunggu kami disana sesaat dalam
keabadian, kita akan berbagi tempat entah di surga atau neraka bersama. Tuhan
bersama kalian.
Tiga belas salvo meletup bersamaan dengan orkestra kapal yang
menyenandungkan lagu gugur bunga satu persatu jenazah diturunkan. Terbenam
perlahan menuju dasar laut. Tak lama dua orang personil yang terlambat
memandangi jenazah terakhir dari skuadron Behemoth yang dilontarkan ke laut.
Dhimas menerima sebuah koper dari Firebird. Ia membuka isinya, dan memberikan
kotak berisi bintang sakti itu pada Rosa. untuk Kapten Ingryd Anastasia. AU. Atas
keberaniannya.
Komendaasi bintang sakti untuk Letnan Satu Penerbang Raisa Ayuningrum
Bintang sakti untuk Letnan Dua Penerbang Kharunissa Zahra
Dan yang terakhir, untuk Kapten Syarafina Firtanissa. Selamat Mayor!
Rosa menatapnya dengan pandangan kosong dan menjawab perlahan, kukira
mereka berhak menerimanya. Terimakasih Mayor Dhimas Afihandarin.

Sungai Narasjatan. Selatan Bukit Salib Pualam.


Sungai itu terasa lengket dan dinginnya angin dini hari membuat selangkangannya
menggigil, tetapi ia mengabaikan hal itu dan menggenggam erat senapannya
berenang sepelan dan sesunyi mungkin. Letnan Nugraha mengabaikan beban
didadanya dan terus berenang. Tidak ada cahaya yang terlihat kecuali kilatan panel
inframerah dipunggungnya yang menjadi tanda bagi para perenang lain dibelakang.
Nugraha terus berenang dan matanya menangkap sebuah kilatan dibawah air.
Diantara timbunan kayu dan lumpur ia meraba kilatan itu dengan hati-hati,
jemarinya yang berlapis sarung tangan karet menggali lumpur dan menemukan
sumber kilatan kemerahan yang timbul dari balik kacamata malamnya. Dari balik
maskernya ia mengangkat tangannya dengan tangan terentang, tiga jarina
bergerak naik turun. Ia menangkap wajah kolonel serhan yang mengangguk dari
masker skuba tertutup dan mulai bekerja.
Setelah menyingkirkan lumpur dengan hati-hati Nugraha menemukan benda yang
menjadi sasarannya. Sebuah ranjau tekanan air Rochan X, buatan swedia. Senjata
efektif untuk menghajar siapapun yang berani merayap diantara lumpur dan kapal
penyerbu ataupun kapal inflantable. Dalam pikirannya mengenai ilmu peledak ia

mulai menganalisa ranjau berbentuk tiram tersebut. Dari jejak dipermukaan lumpur
ia menemukan tiga ranjau serupa di sekujur rintangan bendungan.
Ranjau itu berlapis plastik dengan sensor seperti antena kecoa di pangkal dan
ujung. Bila ia mengusik air disekitar sensor itu lebih lama dari sepuluh detik maka ia
akan jadi serpihan seketika. Pendidikan demolisi bawah air di sepaskal telah
melatihnya untuk menyingkirkan rintangan seperti ini, tetapi ada sebuah sirkuit
bawah air lain yang ditanamkan secara eksternal dan dipagari oleh jaring-jaring
kabel yang jelas merupaka sensor antihandling, jika ia mencabut kabel itu maka..
bum.. semuanya meledak.
Ia mencari panel akses lain disebelah kiri ranjau dan menemukan satu sirkuit lain,
namun sirkuit ini justru dipagari dengan sensor yang lebih berbahaya, tiga tabung
kaca tipis berisi cairan merkuri yang akan pecah seketika jika ia memaksa untuk
membuka benda itu secara paksa. Kuncinya adalah kombinasi teknik membuka
sekrup selubung ranjau dengan urutan tertentu. Ia hanya punya satu kesempatan
dan berharap keberuntungan memihaknya. Dengan hati hati ia membuka sebagian
sekrup satu putara tiap kalinya dan memeriksa tensi para tabung. Beberapa kali
salah, beberapa kali benar dan akhirnya ia berhasil menyingkirkan tabung laknat
itu.
Dengan perlahan ia mengeluarkan tabung, mengambil power supply portable dan
memotong jalur ke sumber tenaga. Ia mengupas kabel rangkaian antihandling yang
menyelubungi detonator dan memby-pass sambungan. Pekerjaan ini amat lama
mengingat ia melakukannya dalam air yang dipenuhi lumpur dan dipadu dengan
pekatnya malam. Akhrnya ia berhasil mengamankan detonator dan membereskan
sisanya dengan memakan waktu setengah jam.
Rombongan itu berlalu dan akhirnya sampai disebuah dermaga. Mayor Ruslan
mengambil bagiannya, menempelkan ranjau limpet portable dibawah masingmasing perahu serbu dan mereka berlalu. Sepuluh menit kemudian ledakan
bergelora dibelakang mereka. Diiringi dengan baku tembak habis-habisan yang
menjadi tanda bagi pasukan kobra ketiga untuk melesat masuk.
Akhirnya mereka sampai ke sebuah tebing alami ditepian sungai, dipagari dengan
pepohonan pinus dan sejumlah besar sesemakan perdu. Nugraha maju
pertamakalinya, dengan mengangkat senapan G3-nya ia menyapu pepohonan dan
melambai memerintahkan unitnya maju. Kolonel Serhan bangkit perlahan dari
dalam air dengan mengangkat senapan mesin Bren Mk-1 dan maju. Diiringi dengan
pasukan lain. Sebuah kilatan cahaya muncul duapuluh meter jauhnya. Nugraha
mengangkat tangannya dan seorang prajurit muncul dari balik sesemakan.
Nurburuuj!
Serma Nur melambai menuju tempatnya berdiri dan mereka dibawa masuk ke
sebuah tenda darurat yang menjadi markas mereka. Vassily menepuk punggung
nur dan mereka masuk berdua. senang melihatmu lagi brother!

sudah kuduga kau akan kemari, mau apalagi?


aku harus menemui ibu.
Nur meludah ke tanah. setelah kegilaan yang kau buat dahulu kau masih punya
muka menemui ibu?
aku takkan minta maaf padamu dik, tetapi aku harus menemui ibu.
kita selesaikan ini kelak.. aku tak punya waktu sekarang. Dan kau menemui ibu,
tetapi dia takkan mengatakan apapun.
terserahmulah!
nur! Listen to me! Aku tahu kita tak pernah akur, tapi kau jangan begitu, apa yang
sebenarnya engkau benci dariku?
Nur berbalik dan menjaga agar suaranya tetap rendah, aku membencimu kak,
sangat membencimu karena ibu selalu memikirkanmu, memikirkanmu yang tak
pernah mau mendengarnya dan hidup dalam duniamu sendiri, dunia penuh darah
dan memuaskan keinginan membunuh dan harga dirimu yang tanpa batas!
sialan kau nur! Lihat dirimu sekarang, kau kira aku tak membaca semua
komendasimu? Apa bedanya kita berdua sekarang?
aku membunuh dan aku terluka demi orang-orang yang aku cintai, demi bendera
ini.. Nur menunjuk badge merah putih di bahunya, bukan demi kehormatan,
bukan demi nafsu apalagi demi uang sepertimu! Itu letak beda kita berdua!
Mayor Ruslan melihat percekcokan itu dan turut maju diantara mereka berdua, hei
kalian dua pemuda bodoh. Tidak bisakah melihat misi didepan kita? Kau Nur, aku
minta kau fokus, dan kau vassily. Tidak bisakah kita menunda masalah ini sampai
semua ini selesai?
Vassily menatap dengan kedua mata membara, aku akan ikut bersamamu dik.. kita
akan buktikan siapa yang salah, dan siapa yang benar-benar memburu kekuatan
sejati.
persetan denganmu kak.

Markas besar satuan Diraja Rela pemuda Nasional. Garis pertahanan tun adbul
diraja.
Markas yang ternaungi malam kini dihujani tembakan mortir, baku tembak tersebar
disepanjang celah yang membuka jalan menuju bagian tengah bukit yang

dipertahankan dengan baik oleh delapan bungker yang dikamuflasekan dengan


baik. Satu kompi pasukan raider, dua kompi marinir AL, dan satu skuadron Kobra
memulai serangan dengan didukung tank-tank amphibs BMP-3 dan BTR-50 APM.
Serangan yang sia-sia, karena tembakan mortir, roket dan rudal antitank malaysia
yang solid membantai mereka, dalam sepuluh menit pertempuran dua panser BTR
sudah hancur diterjang misil dan tiga helikopter Mi-28 Havoc sudah hancur
diterjang kanon antipesawat udara Oerlikon.
Sejumlah marinir yang cukup nekat maju sembari melontarkan misil hipersonik
WAIM Palasik untuk menghancurkan bungker, namun bunker itu sudah
diperlengkapi dengan lapisan beton tambahan dan parit-parit yang tertutup lengkap
dengan celah tembak yang membantai mereka seketika.
Sersan hassan mengintip dari balik pembidik drum G3nya dan menembak dua kali
kearah bunker, melambai agar pasukannya maju. Tetapi satu orang yang bergerak
terjatuh disambar peluru. Kemudian tiga orang marinir melempar granat asap dan
melesat maju sebelum dihajar tembakan-tembakan tunggal disusul dengan letupan
granat senapan yang mencecar mereka.
sersan.. aku kena.. teriak seorang rekannya ditengah-tengah ruang terbuka.
Hassan hendak maju, tetapi seorang anggota raider menahannya.
biarkan aku yang menanganinya danru.. pria itu bangkit bersama tiga orang
rekannya dan maju sembari menembak. Tetapi satu persatu mereka roboh dengan
satu peluru didada. Hassan menembak tak tentu arah sebelum tiga peluru
menghantam tanah disekitarnya berlindung, satu peluru lagi menghantam helm
kevlarnya dan merobek pelipisnya hingga matanya kabur.
sialan.. sersan..tinggalkan aku disini, aku menahan mereka! teriak rekannya
sembari menyeret tubuhnya dan menembak. Namun penembak jitu itu kembali
menembak, menembus paha kiri prajurit malang itu. Teriakan menyayat keluar dari
mulut pria itu.
Dua lagi marinir yang tak tahan keluar dari persembunyian dan berlari sekuat
tenaga meraih sang korban. Tetapi dua tembakan dari sniper malaysia itu
menghentikan langkah mereka dan membuat kedua marinir itu roboh dengan
kepala bolong.
Satu tembakan lagi mencecar bahu kiri rekannya, dan kini laser pembidik tepat
mengarah ke jidat sang prajurit. Hassan menembak sekali lagi sekedar mengusir
sang sniper namun salvo tembakan telah menyalak dan rekannya hanya menunggu
waktu.
TRAAAANG KLANG..TRAK
Suara derakan terdengar, dari balik kabut pertempuran ia melihat sesosok dengan

seragam darah mengalir dan dua bilah pedang yang berlainan panjangnya tegak
berdiri melindungi sang korban. Beberapa tembakan lagi berderak, sang penolong
melambaikan pedangnya dan peluru-peluru itu terpantul seketika.
hai sersan bodoh, cepat ambil temanmu itu! teriak sang penolong dengan suara
teredam akibat memakai masker gas.
Hassan segera bangkit dan beberapa tembakan lagi menyalak. Mayor ruslan
djambek melambaikan pedangnya dengan kecepatan tinggi menghalau peluru yang
berterbangan ke arahnya. Tembakan gencar itu tak membuatnya bergeming. Teknik
pedang yang dimilikinya jauh lebih superior sehingga ia bisa membaca arah peluru
dan merasakannya sehingga ia dengan muda bisa menangkisnya.
sersan?
beres! Cepat menyingkir dari sana! tak perlu diperintah dua kali, Mayor Ruslan
Djambek melempar dua buah granat asap dan segera menyingkir.
Tigaratus meter dari sana, Kapten Vassily mengamati pertempuran itu sembari
tersenyum geli. Ia meraih koper senjatanya dan mengeluarkan senapan tempur
pribadinya. Sebuah SVDK Dragunov yang berbentuk aneh. Larasnya lebih panjang,
dengan stock dari polimer dan kokangnya dua lapis, dengan charging handle
diblakang receiver dan forward assist seperti pada M-4, stock bagian depannya kini
digantikan dengan tubular skeleton empat quadran rail dengan bipod internal.
Terutama sekali, senapan itu dibuat oleh teknisi senjata sekaligus atlit olimpiade
menembak russia terkenal dengan tangannya sendiri.
Jemarinya meraih magasin dan memasukkan delapan butir peluru 9mm x 54R ke
dalam magwell dengan perlahan. Peluru itu bukan peluru biasa, tetapi peluru yang
di loadnya secara pribadi dengan case buatan laboratorium teknik st Petersburg
yang biasa membuat selongsong dalam bom atom yang membutuhkan presisi
hingga sepersejuta milimeter. Mulut casing yang dineck turned dengan bantuan
laser dan bubuk mesiu super inert terbaru yang ditakar dengan amat teliti oleh
penera balistik terbaik. Peluru berinti tungsten berlapis baja yang di pilihnya sendiri,
dengan boat tail base seberat delapan gram. Bisa dikatakan ini adalah peluru
dengan load terbaik didunia saat ini, dan sniper yang baik me load pelurunya
sendiri.
Matanya mengintip dari balik teleskop zeiss Mark-X dan ia meraih komputer
pengendali tembakan disebelah kiri. Ia sebenarnya tidak butuh itu, karena ia telah
terlatih berburu tupai dengan sepucuk .22 murahan ketika ia masih 6 tahun, tetapi
akurasi butuh kesempurnaan dan ia memerlukan semua penunjang yang
diinginkannya.
kau siap kaka? bisik nur dari sebelahnya. Pria itu memakai sepucuk Mausser K98K
antik yang dirampasnya dari seorang perwira malaysia yang tewas. Membutuhkan
waktu untuk terbiasa dengan senapan yang baru pertama kali dirampasnya.

Terutama jika receiver senapan itu telah berusia lebih dari 70 tahun, tetapi dari
inspeksi pribadinya sendiri, senapan itu ternyata dalam kondisi yang sangat baik.
aku sudah melihatnya. Tiga sniper di balik pepohonan, satu dari balik pohon
cemara itu. Bodoh, kamuflase mereka sintetik dan mereka menembak terlalu sering
dari satu tempat.
volley tembakan dalam.. tiga.. dua satu! jemari Vassili meremas pelatuk seberat
satu kilogram dua ons itu perlahan dan senapan itu meledak. Peluru melesat dan
vibrasi laras diharmonikan oleh sebuah sekrup sederhana BOSSbrowning
optimalization shooting systemyang membuat peluru itu melesat. Menembus
kepala sniper itu seketika. Tembakan dari Nur juga meletup menghantam pipi kiri
sniper kedua.
Vassily tidak berhenti, ia kembali membidik sniper diatas pepohonan, tembakannya
meletup bersamaan dengan tembakan Nur, satu peluru menembus jidat sniper itu,
peluru Nur lebih rendah dan meledakkan jantung pria itu.
tidak jelek saudaraku sekarang mereka bisa maju. Tetap menembak ke arah
celah bunker!
tak perlu kau bilang.. jawab Nur sembari menembakkan peluru ketiganya. Satu
prajurit lain jatuh. Di senja itu mereka berhasil membuat para prajurit malaysia
merunduk dalam bunkernya, akibat tembakan akurat kedua sniper itu, bungkerbungker itu bisa didekati oleh marinir dan raider. Membuat mereka melempar
granat-granat fosfor yang membakar siapapun didalam. Kini prajurit-prajurit itu bisa
melaju menuju markas musuh dipuncak bukit, tepat dibawah sebuah tugu salib
pualam raksasa yang dibangun oleh para misionaris sekitar seratus tahun lampau.

Pesawat Pengebom Berat Tupolev 160, Resimen Tempur Udara Strategis Pertama.
Angsa Hitam.
tembakan Flak, dimana-mana kita sulit mendekat! teriak Mayor Rudy dari sisi
kirinya. Marsekal Danube memiringkan pesawat pengebom berat itu ke kanan dan
mulai melakukan maneuver pnghindaran. Dari sudut matanya ia bias melihat
letupan-letupan flak bergema mengguncang jet berat itu.
angsa tiga kena tembak.. nampaknya msiil pesawat tempur! teriak Mayor Rudy
lagi. Ia menepuk bahu DSO, aktifkan jammer! Awaki kanon 30mm dibelakang!
siap pak! letupan dan misil kembali berseliweran diantara formasi pengebom
berat tersebut. Satu pesawat lagi kena tembak, namun massa yang besar dari jet
pengebom itu membuat satu tembakan rudal secara telah belum cukup untuk
menghabisinya. Jet-jet pembom berpencar dan berpansangan dikejar oleh puluhan
jet F-5 malaysia yang entah darimana datangnya

seharusnya mereka tidak punya jet tempur lagi! Malaikat Hitam dan Raven sudah
mengabisi mereka. Teriak Mayor Rudy. Marsekal Danube menukikkan pesawat
sembari beberapa larik tembakan kanon berselieweran dijawab dengan deruan
kanon 30mm diburitan.
satu jatuh pak. Dua lagi mengejar BLAM BLAM TRAAAK. Sejumlah tembakan
merobek lambung pesawat dan sang DSO terdiam seketika.
ancuk! makian itu kembali terdengar, Marsekal Danube melihat DSOnya terkapar
berlumuran darah dari pecahan peluru.
Sejumlah ledakan kembali terdengar mengharu biru. Empat jet beraneka warna
menyeruak dalam pertempuran bagai elang merobek mangsa. Hitam, kelabu, dan
hijau mengoyak formasi jajaran musuh. disini Malaikat Hitam menyingkir atau
kalian akan dihancurkan!
disini Marsekal Raven dari skuadron Gagak Yudha. Peringatan sudah jelas,
kehancuran kalian didepan mata.
sersetan denganmu maju! teriak pimpinan skuadron Malaysia.
allahu Akbar! teriak jaringan radio Malaysia.
Duapuluh lagi jet F-5 menyerbu masuk kedalam pertempuran. Mengeroyoki empat
jet tempur yang berjumpalitan tersebut. Namun mereka salah, raven berpasangan
dengan Koenig dan langsung memutar balik dengna maneuver vertical kulbit.
Membuat pesawat seperti masuk dalam flat spin secara simultan dan mereka
menembakkan empat misil R73 tiga jet F-5 menjadi bola api. Mayor Rosa dan
Hammer berjumpalitan dari dua arah, saling menggunting, menyemburkan peluru
kanon dan merobek kulit dua jet lainnya dari arah kiri. Namun jet-jet Malaysia yang
lain menghujam kea rah formasi pengebom.
Koenig kobra Doppler! teriak Raven dari balik kokpit Jet Su-35BM nya
menyentak ke atas dan bergerak menggelegar menembus mach dua diikuti dengan
Koenig. Ketika satu titik, mereka menekan airbrake dan memainkan canard
sehingga mereka kini terjajar dan sejumlah rudal dibelakang mereka kehilangan
sasaran. Berbalik dan menerkam dengan cakar kanon merobek tiga lagi jet
Malaysia.
hoi kalian para keparat! Kami disini ditembaki, mohon bantuan!
sial teriak Rosa, ia menukik dan menghujani satu jet yang sedang memberondong
Tu-160 dengan kanon dan rudalnya, namun jet kedua berhasil kabur dan
menembakkan satu misil lagi. Tu-160 itu meledak berkeping-keping diudara dan
mengguncang pesawatnya. Hammer melontarkan misil Alamo yang merobek dua
pesaawat lagi.

delapan jet dibelakang kami..dimana kalian asu? teriak mayor Rudy saladin.
sial takkan sempat.. bisik Koenig.. tetapi sejumlah ledakan terdengar dan
pesawatnya terguncang sebelum satu ledakan menggelora dibelakangnya. Disusul
ledakan-ledakan lainnya dan gegar khas jet tempur sukhoi.
Koenig aku kena.. bisik Firebird disebelahnya. Bersamaan dengan itu sejumlah
peringatan terdengar. Hidrolik mati, persenjataan mati, dan ekor pesawatnya gagal
digerakkan.
disini Koenig, kami jatuh, diulangi kami jatuh. Mesin mati, kegagalan fungsi
berganda.. mohon bantuan SAR!
Raven bergerak memutar dan menembaki posisi musuh. Sembari melirik bukit salib
pualam yang kini dihancurkan oleh apapun yang tersisa oleh pengebom blackjack.
Ia melihat siluet sebuah jet sukhoi berwarna putih berjumpalitan memangsa
musuhnya. Raven bergerak maju dan mengunci jet itu dengan tembakan misil.
Terbakar dendam, ia mengenal betul jet sukhoi itu. Sang weiss todd, atau kematian
putih, diterbangkan oleh pilot bayaran yang menghabisi seluruh skuadron F-16
sahabatnya dan seluruh skuadronnya sendiri di Iran beberapa saat lalu.
Tetapi jet itu menghilang dan ia sendiri mendegar isyarat kuncian.
Raven berjungkir dengan maneuver kobra membentuk duel vertical yang entah
mengapa tak bias dilepaskan. Tetapi pria itu tidak menembak raven berjumpalitan
dengan maneuver sommersault..tetapi todd membuat maneuver kobra tandingan
dan kini mereka berhadapan head on. Raven melepas misil namun meleset, sedang
todd menembakkan kanon, memecah kaca kokpitnya dan raven merasa mata
kanannya kabur dibanjiri darah.
Suara tawa terbahak menyeruak, itu kau Mayor David?
weiss todd bajingan goyim keparat. Aku akan membunuhmu!
hahahahahahahahhaha, kau masih terlalu rewndah buatku. Tetapi mengapa kau
sebegitu bencinya? Saat itu adalah perang semata-mata membunuh untuk tidak
dibunuh!
kau
mayor Raven, stand down todd adalah kawan, diulangi ia adlah kawan patuhi
perintah atau anda akan diadili secara militer atas pembangkangan perintah
anjing kau todd!
disini komando misi, mayor Koenig tertembak jatuh.. laporan korbanfirebird
tewas

Raven terdiam dan berbalik ke kapal induk diikuti dengan Todd. Ia tidak merasakan
apapun lagi

Pertempuran Sungai Rimba. Tim Alpha TIKAM,


Sersan Guntur melaju diantara pepohonan, baku tembak bergemuruh membuatnya
tersenyum. Sayang sekali ia melewatkan pertempuran yang bagus. Sejumlah
personil TIKAM bergerak melambung menyuusuri sebuah cekungan dimana sungai
yang menuju bukit salib Pualam berhulu. Ia bersama sepuluh orang anggota TIKAM
lainnya adalah tim pendahulu untuk membuka celah bagi perahu serbu marinir agar
dapat menyusuri sungai dengan aman.
Tugasnya adalah membersihkan tiap rintangan yang ada.
Ia genggam SS1-nya erat melintang di dada. Sembari bergerak sepelan mungkin,
mereka bergerak dalam kolom longgar bersayap dengan lindungan rimbunnya
hutan. Kacamata malam menyala dan intaian dunia kelam hijau kelabu menari-nari
dalam kalbu tiap anggota yang bergerak.
Mereka akhirnya sampai di sebuah simpang sungai dimana aliran sungai terbagi
dua. Guntur membagi pasukannya, satu persatu bergerak menyeberangi sungai.
Guntur memandangi sebuah tebing dan menunjuk sepasang anggotanya untuk
bergerak menguasai tebing tersebut. Kedua pria itu berjalan saling melindungi
sebelum.
GLAAAAAAR
Ledakan granat menghempaskan mereka berdua menjadi serpihan daging tanpa
nyawa. Sebelum puluhan letupan teredam terdengar mewarnai malam. Para
anggota TIKAM serempak membalas sebelum mereka sendiri terhantam peluru.
Enam orang gugur dalam kontak tembak detik-detik pertama.
Guntur menarik seorang prajuritnya yang terluka sebelum satu ledakan granat
lainnya meletup dan menghempaskannya kedalam sungai. Ia bangkit dan merasa
menggenggam sesuatu, genggamannya terhenti pada pergelengan tangan seorang
pemuda yang tewas tercabik ledakan.
Ia merasakan teriakan disebelah kirinya, sisa anggota timnya membentuk sebuah
perimeter dibalik tunggul-tunggul pohon gaharu tumbang dan bertukar tembakan.
Guntur meraih granat asapnya dan melemparnya diantara dirinya dan musuh.
Hujan letupan berhamburan menghantami tanah dibalik tumitnya ketika ia berlari
menuju rekannya.
Satu, dua, empat tembakan menghambur membuatnya kembali berlindung. Satu
ledakan granat lainnya terdengar dan ia melihat rekan-rekannya yang berlindung

dalam tunggul terkapar tiada berdaya. Guntur meraih sangkurnya dan bersiap,
lengannya meraih granat asap dan melemparnya ke tiga arah. Telinganya awas
mendengar dan derap langkah bagai setan berbaris keluar dari neraka mengibarkan
angin kematian ke sekitarnya.
Kematian mengincarnya lebih daripada sekali, dan ia telah meludah didepan maut
dan manusia yang ingin membunuh dan terbunuh dalam sepersekian detik selalu
mengeluarkan suatu perasaan aneh yang beresonansi dengan hatinya entah
mengapa, mungkin karena ia terlalu sering bertaruh nyawa dan selalu menang,
seperti pejudi yang menghabiskan umurnya di kasino.
Satu, tiga, enam enam langkah bergerak dari tiga arah berbeda seperti huruf Y,
diantara kabut asap tebal Guntur melangkah memutar, dua orang pertama muncul
melewatinya. Guntur melompat dari samping, menikam pria itu dipinggang,
mencabut pistol dan menembak kepala yang satunya lagi dari jarak selangkah.
Tetapi ia salah, dua lagi muncul dan menghujani dirinya dengan peluru 9mm dari
senapan MP5 berperedam. Guntur meraih saku sabuk tempurnya dan melempar
tiga shuriken titanium ke arah musuh, satu orang terkapar tapi satu lagi kabur,
tembakan lain terdengar dari arah kirinya. Ia berguling rapat. Dengan tangkas
meraih suatu cabang besar dan melentingkannya balik ke arah pengejar yang
hanya terpaut lima meter diblakangnya. Pria itu terkapar, guntur meraih pistolnya
dan balik menembak keningnya dua kali, yang satu lagi muncul dari belakang dan
mencekiknya dari belakang, satu dera panas menghujamnya di pinggang ia
tertikam.
Diantara kabut kesadarannya ia meraih bayonetnya dan menikamkan ke arah
bahunya..tepat menembus jaringan tipis antartulang dan melesak maju menembus
dagingnya dan menyula jantung penyerangnya mereka rebah ke tanah.. dan
diantara bayangannya ia bisa melihat dua lagi muncul.. sebelum
Dera tembakan kembali terdengar riuh. Dua letupan keras terdengar disusul dengan
jawaban tembakan berperedam, dan semuanya diam. Kemudian ia mendengar
suara menggelegak khas manusia tergorok. Satu, tiga, enam dan kembali hening
matanya mulai kabur.. ketika ia melihat sesosok manusia yang amat khas dengan
suara bisikan lirih khas perokok berat.
guntur.. fokus.. jangan sampai terlelap.
mayor Djambek, kau lama sekali..
sialan, seharusnya aku datang lebih cepat.. buka matamu sersan!
Dan semuanya menjadi gelap dan kabut putih tipis merenggutnya dalam dunia
tanpa akhir..suatu dunia antara.

Guntur Sidestory, sebuah dunia antara, Senandung Jatuh pada Dua Hati.
ntur, bangun kau ketiduran!
hah? ia melihat sesosok tubuh yang ia kenal.. teramat lama. Sehingga ia hampir
lupa. Sebuah kenangan yang ia lupakan.
kau kan sedang liburan, jadi mengapa kau habiskan hanya untuk tidur cok.. disini
kota padang. Banyak hal yang harus kau lakukan selain tidur.
padang? tanya guntur tak mengerti, ketika matanya bersih ia menatap suara
lembut itu hampir tak percaya. Ia melihat sekeliling, sebuah pemandangan
terhampar. Bukit-bukit hijau kebiruan dan daratan terbatas lautan diselai oleh
sawah-sawah datar. Di kaki langit terhampar lautan seperti karpet pelat perak
dalam harmoni tanpa notasi.
Aura? Skarang tanggal berapa? Dan jam berapa?
tanggal 13 Juni 2002, jam sebelas siang. Dan satu jam sebelum kau harus
memutuskan apakah akan kuliah disini atau tidak.
Guntur tak pernah percaya sebuah dilasi waktu, tapi ini memang benar-benar gila.
Ia kembali pada hidupnya sepuluh tahun lalu. Sebuah masa ketika ia harus memilih
takdir. Apapun yang membawanya kemari tak pernah ia mengerti. Terakhir kali ia
ingat ia ditikam dan ditembaki tetapi mengapa kini ia di rollback kembali kemari?
Ia mengingat tempat ini, ia mengingat ketika memilih takdir ini. Dan ia ingat
semuanya. Sepuluh tahun lalu ia memilih takdirnya, sepuluh tahun lalu ia terlalu
pengecut untuk memilih, dan siksa itu kembali menghantuinya. Seumur hidup
jadilah, mungkin sekarang aku bisa memilih, ketika waktu dikembalikan, doaku
mungkin telah diberikan jawaban.
Ia belum berubah, masih dengan seragam putih kelabu dan mata yang menyala.
Aku menggunakan sejuta alibi untuk bisa sampai kemari. Tetapi ketika itu aku tak
tahu kemana arah buku nasib akan menuliskan ceritaku. Mungkin Allah mau
mengabulkan permintaanku untuk membiarkan satu cinta ini hidup sekali ini saja.
katakan padaku Ra, apakah sekarang ini aku berusia 18 tahun dan sedang mencari
tempat kuliah?
najis, kan kau sendiri yang jauh-jauh datang dari Jogja untuk mencari tempat kuliah
disini, padahal UGM jauh lebih bagus daripada UNP ataupun Unand.
aku sudah tahu jawabannya, mari kita langkau omong kosong ini dan kembali
kerumah.
Aura memandangnya aneh. Guntur balik melotot, apa yang kau tunggu, ayo

bergegas!
kau kerasukan ya? Sejak kapan kau berani memakai nada itu padaku?
ah ya maaf, tuan putri Aura, tak bermaksud seperti itu. Ups, ia memakai nada
bicara yang telah terbentuk sepuluh tahun, nada tegas dan memerintah. Berbeda
sekali dengan dulu.
Mereka berjalan menuju parkiran, ketika sampai dimobil. Guntur menerima kembali
pelototan itu, kau sudah bisa nyetir?
memangnya kenapa?
setahuku tadi malam kau bilang kau ndak bisa memakai apapun yang rodanya
lebih dari tiga..
cok, peduli pocong! Kau kasih aku kapal selam ataupun helikopter bisa kubawa!
sesukamulah pembual. Ini kuncinya.
Tabing, lima jam kemudian.
nak guntur sudah memutuskan akan kuliah dimana?
sudah bu, aku akan kuliah disini, jawab Guntur pada wanita cantik separuh baya
sederhana yang kini duduk dihadapannya sembari membaca novel gone with the
wind yang setebal baja tank itu. Ia mengulangi apapun yang terjadi sama persis
dengan sepuluh tahun lalu. Kecuali kalimat barusan ini..
aura sudah bicara padaku, aku sudah bicara pada ibumu. Dia setuju kamu kuliah
disini cah lanang. Katanya ibumu, kamu juga sekalian bimbel disini untuk UMPTN.
Ibumu juga bilang kamu baik-baik disini.
baik bu, aku manut aja apa kata ibuku. Aura kemana?
tadi katanya jalan ama Sandy, kemarin dia sudah bilang to?
Guntur membeku sesaat. Hal yang lupa diingatnya merasuk. baiklah bu..
mas Ntuuuuuuur.. suatu teriakan manja terdengar bersama dengan rangkulan
dibelakangnya, kudengar mas mau kuliah disini..
iya Liv, aku disini, kenapa kau jadi sesenang itu?
iya kan aku jadi punya kakak laki-laki lagi!
sejak pindah kemari dua tahun lalu dia nanyain kamu terus lha cah lanang.

Guntur tersenyum hangat. Satu hal yang ia ingat dari Olivia Anastasia Suraprodjo
adalah seorang gadis kecil berseragam putih biru yang berisik. Ia menggali
memorinya, Aura Aulia Suraprodjo adalah adik kelasnya. Yang ia taksir semenjak
lama, dan pindah ke Padang.
Kelemahannya menyeruak, ia terlalu dekat dengan Aura, dengan adiknya, dan
dengan keluarganya. Setelah kejadian di padang, ia memutuskan pulang dan
masuk sekolah bintara. Seharusnya begitu, tetapi entah mengapa kini ia terlempar
kembali kemari dan semua sejarah akan ia perbaiki.
mas, nanti temani aku ke Balero ya. Latihan piano, ya ya ya.. mata kecoklatan
dengan rambut pendek itu menatapnya manja. Guntur tersenyum dan
mengangguk.

Latihan itu melelahkan dan ia sendiri terduduk bosan di ujung, sehinga suatu
pemikiran menggodanya untuk masuk. Dan menyaksikan denting piano resital
dari balik balkon ia bisa menyaksikan Oliv memainkan pianonya.. sendiri.. tanpa
penonton maupun pelatih.
Arti cinta yang sesungguhnya kan kau dapat dari diriku
Meski aku bukan lah wanita yang kau impi-impikan
Bukan kata apalah arti harta, tubuh jiwa pasti untukmu yang kupunya hanya cinta
Yang membuatmu bahagia, karna kutahu yang kau butuh hanya cinta
Selama jantungku masih berdetak.. selama itu pula kau milikku
Selama darahku masih mengalir.. cintaku pasti takkan pernah berakhir.
Lagu itu.. Guntur tertegun.. bukanlah lagu yang ada sebelum tahun 2003. Mengapa
ini semua? Guntur turun dari balkon dan mendekat, dan semua yang terlihat
dimatanya berubah mengapa Oliv yang terlihat olehnya terasa berbeda.
Memandangnya dengan cara yang aneh..
mas Guntur kau dari dulu suka kakak kan?
Guntur tersenyum, bocah jangan ikutan urusan orang gede..
Mata hijau itu menyala, jawab kak.. waktuku tak lama.
benar tapi aku tak pernah mengatakannya
lagu barusan.. oliv tegak dari balik pianonya dan berjalan anggun,

seharusnya tak pernah kau dengar sekarang.. kenapa kak?


entahlah.. apa yang terjadi padamu liv? Apakah aku tak pantas untuknya? Aku
memang telah melakukan kesalahan dengan menyimpan itu selama ini.. tetapi aku
akan katakan nanti dirumah.
dan ditolak dengan sukses..
aku tidak menyesal dan aku akan pulang kembali ke Jogja dan menjalani hidup,
dan sejarah yang seharusnya kualami
dan mati disebuah pulau tak bernama?
ya seharusnya sekarang aku sudah mati tapi entah bagaimana waktu berulang
kembali dan aku mendapat kesempatan kedua.
mas.. selain kau dan aku.. semua orang disini memang pantas berada disini.. tapi
aku dan kau tidak.
sudah kuduga,,, ternyata ini hanyalah sebuah kekonyolan lain yang nasib mainkan
padaku.
bukan aku telah mencintaimu semenjak kelas satu SMP, sampai kau pulang,
sampai kau mendapatkan medali, hingga kau hanya berupa cerita dari suratsuratmu pada ka Aulia aku sampai sekarang tetap menunggumu. Menunggumu
sadar aku bukan hanya adik yang tak pernah kau miliki, bukan gadis kecil yang
selalu kau lindungi.
Guntur terkesiap, tetapi nasib sudah berkata lain bukan? Aku sudah mati, kau
belum jika aku bisa.. kita mungkin dapat memulai dari awal lagi.. tapi sudah tak
ada hari esok lagi bagiku.
jika tak ada hari esok lagi untuk kita berdua maukah kau menemaniku sampai
waktuku habis?
Guntur mendekat dan menyapu airmata dari wajah itu, bisa saja dik.. dan ia
rangkul tubuh kecil itu erat ditengah panggung.. dan tubuh itu perlahan semakin
besar dan berat. Seperti semua hukum fisika, ruang dan waktu terbantahkan.
maka maafkan segala janji yang tak pernah terpenuhi,
mas.. kau salah dalam satu hal, waktuku di dunia ini dan duniamu sudah habis..
aku minta pada Tuhan untuk membalikkan waktu bersama denganmu sekali saja,
dan membiarkan cintaku padamu hidup sekali saja tapi dalam sepuluh duapuluh
menit ini, semua sudah kejawab.
Guntur terkejut ketika kini ia memeluk tubuh seorang gadis dewasa yang bulir

airmatanya berjatuhan dan cahaya panggung membiaskan bulir itu menjadi


layaknya mutiara yang bergelimpangan. Nasib kembali bermain dan ia mengecup
kening gadis itu pelan.. dan dimensi kembali membiaskan semuanya kembali
dalam dunia putih yang tak terbatas.
kamu belum waktunya mas.. ini waktuku.. kembalilah kunjungilah rumahku
kapan-kapan.. dan bahagialah selalu. Guntur melepas tubuh itu dan perlahan
semuanya menjadi familiar.. baunya, riuhnya dan suara aliran air sungai yang kini
dipandangnya berubah coklat karena darah.
Satu tepukan dibahunya dan ia melihat wajah muda yang familiar. Letnan Defid
Sufri dari Forwar Surgeon Team, kau sudah sadar sersan?
Empat orang lain berdatangan. Sersan Nur, Mayor Djambek, dan Letnan Nurgaha.
para SAS itu hebat, mereka hampir membunuhmu.. bagaimana?
kita selesaikan ini semua Komandan!
Defid Sufri menepuk bahunya dan mengangkatnya tegak, seharusnya aku
sampaikan ini lebih cepat. Aku mengejarmu kemari untuk menyampaikan kabar dari
MBAD tadi.. ibumu mengirim telegram tentang adik temanmu, Olivia, dia baru saja
meninggal..
karena apa Let?
serangan udara sekutu menghantam pemukimannya. Serangan nyasar lainnya..
Djambek meletus marah, anjing.. waktunya kau bayar semuanya lengkap dengan
bunganya sersan!
Guntur memandang atasannya, aku yakin dia tidak inginkan itu, hidupku untuk
bertarung, dan aku tak mau mengotorinya dengan dendam.
cih!
ayo mayor! Waktunya kita akhiiri pertempuran disini!
Guntur Sidestory, tamat.

The Fallen Angel.


Kamerad sekalian, pertempuran bukit salib pualam telah dekat. Pasukan Intai dari
Marinir, Linud, Kobra, Kopassus dan Raider telah berhasil mematahkan pertahanan
malaysia dari berbagai sisi. Kita dari konsorsium Zafra bertugas kali ini untuk
mengawal serangan pertama skuadron Pengebom untuk menyerang Pulau Bibel.
Kalian akan bertugas bersama dengan resimen pengebom berat dibawah pimpinan
Marsekal Danuve.

Sejumlah besar pesawat tempur dari skuadron-skuadron udara reguler indonesia


telah melakukan berbagai probing disepanjang pantai pulau bible.
Pulau ini terdiri dari gugusan attol yang kecil namun dipertahankan dengan baik,
sejumlah besar pillbox dan benteng serta parit menanti. Tugas kalian di skuaron Igla
adalah untuk menghancurkan David Ring dan Iron Dome, sistem pertahanan
antirudal balistik mereka. Selain itu sasaran sekunder adalah garis GIUK SOSUS
yang membentengi sejumlah platform bawah laut dimana mereka akan memakai
bom antimatter untuk memicu gempa. Dua skuadron backfire telah menyerang
platform tersebut dengan kerugian besar.
Suara tanpa wajah itu membuat wajah-wajah dari berbagai bangsa yang hadir
dalam bungker mengeras. Terutama wajah seorang pilot berpengalaman berwajah
asia, sang kematian putih alias weiss tod. Pertempuran udara terakhir melawan jetjet F-5 telah mempertemukannya kembali dengan musuh lamanya. Kolonel David
Mosher. Permusuhan ini akan mencapai puncaknya suatu saat.

Operation Final Warth, HMS Wales, gugus tempur Victoria.


Kapten sir James Nelson mengamati jam tangannya dan menghela nafas berat. Ping
dari kapal selamnya terdengar lirih melacak air disekitarnya. Kapal perusak dan
pemburu selam Indonesia telah menenggelamkan dua rekannya sekitar lima jam
lalu. Tapi kini ia tak boleh gagal, misi ini bergantung padanya sepenuhnya. Sesuai
rencana, pasukan indonesia menyerbu nicea dengan mengerahkan sekitar dua
armada perang terbaiknya. Dan kini misinya adalah untuk menghancurkan
konsentrasi pengebom musuh di pulau nicea. Para malaysia bodoh itu sudah
memenuhi tugasnya.
siapkan parameter penembakan TLAM!
aye kapten, persiapan penembakan TLAM dimulai!
bawa ke kedalaman seratus kaki
Tabung dibanjiri, meminta autorisasi kunci kapten kapal
Kapten Wales mengambil kunci dilehernya dan memutarnya pada sebuah konsol,
perwira eksekutif kapal mengambil kuncinya dan memutar kunci ke tempatnya.
otorisasi penembakan diberikan.. tembak!
Suatu gegar terdengar bersahut-sahutan bersama dengan gegar lain secara
simultan menhentak dari kejauhan ketika delapan peluru kendali tomahawk melesat
ke permukaan laut dan memulai trayektori mematikannya.

Diatas orbit pulau Nicea, satelit High Orbital Electromagnetik Bombing System
(HEOBS) departemen pertahanan Inggris MoD.
Satelit berbentuk kerangka itu diluncurkan beberapa bulan lalu dan tiada yang
mengacuhkannya. Karena pemerintah inggris menyatakan satelit uji dari Universitas
Cambridge itu gagal total dan siapapun seperti lupa siapa pemodal daripada satelit
tersebut. Sejumlah operator dari sebuah perbukitan kecil di york mengaktifkan
satelit tersebut.
Lengan-lengan satelit tersebut membuka. Mengaktifkan akselerometer partikel, dan
reaktor nuklir dalam lambung satelit tersebut menyala. Mulai mengisi cadangan
arus daripada delapan kapasitor raksasa yang masing-masingnya seberat dua ton.
Arus yang masuk kemudian dimasukkan dalam sebuah koil superdingin yang
dilapisi dengan helium cair. Partikel antimateri dipercepat dalam sebuah siklotron
dan memulai sebuah gerakan sentripetal yang teramat tinggi.
Kemudian sistem penembakan diaktifkan, sebuah roket membantu gerak rotasi
satelit pada tempatnya dan mengarahkan moncong rail gun tepat ke atas pulau
jawa. Bombardemen akan dimulai tepat diatas kota semarang. Dalam sebuah
hitungan mundur, saklar siklotron dimatikan dan kini seperempat gram antimateri
berkumpul di moncong railgun.. membentuk sebuah bola hitam pekat dilapisi
dengan kilatan petir hasil benturan antar ion didalamnya.
Kini arus ditembakkan tepat berlawanan arah dan sesuai dengan hukum tangan
kanan, arah gaya magnetik kini menghempaskan bola antimaterial kecil itu kearah
bawah tepat menghujam ke kota semarang. Dalam kecepatan tinggi kini bola
antimateri itu kini terikat erat oleh gaya tarik antarpartikelnya sendiri dan memadat
hingga membentuk sebuah inti materi lain yang memadat dan memiliki granvitasi
sendiri sebuah lubang hitam mini.
Begitu memasuki atmofsir bumi partikel tersebut mulai menarik partikel udara dan
bahkan cahaya masuk dalam putaran materialnya sendiri dalam kecepatan tinggi
membentuk sebuah berkas hitam menghujam tepat di tugu simpang lima. Begitu
menyentuh tanah akhirnya gaya tarik antar materinya melemah, terpecah belah
dua, empat, delapan dan seterusnya dan berhenti tapi kiamat baru saja dimulai.
Sejumlah besar udara yang dihisap membentuk kantong-kantong hampa udara
ditempat dimana bola hitam itu kehilangan energi dan mulai menggali kembali
kestabilannya. Membentuk ledakan-ledakan udara dan badai elektromagnetik. Awan
badai terbentuk dan badai petir tercipta, hujan deras disertai ledakan-ledakan petir
menghujani kota, menghancurkan peralatan elektronik dan membunuhi orangorang yang kebetulan berada diluar. Sejumlah titik tekanan rendah membentuk
tornado-tornado raksasa yang mengempaskan gedung-gedung dan membunuhi
lebih banyak orang lain.
Operation Final Wrath sukses besar tahapan pertama adalah menarik sebagian
besar armada pasukan AL indonesia ke samudera hindia dan membiarkan pantai

mereka kosong. Kemudian mengumpan intelijen dengan berita palsu mengenai bom
antimaterial yang akan diledakkan pada patahan geologis. Tapi sebenarnya senjata
gempa itu sama sekali tidak ada
Sekarang dengan dua armada yang pergi ke samudera hindia. Empat armada Royal
Navy, dua Royal Australian Navy kini bisa menandingi armada-armada TNI AL di
kawasan asalnya sendiri. Dan senjata rahasia yang asli telah memulai
bombardemennya terhadap kota-kota penting bagi industri perang Indonesia.

Pulau Nicea,
Delapan puluh misil Tomahawk melayang dari tiga arah. Misil itu mengikuti panduan
dari INSinertial Navigation Systemdan memulai perjalanannya menuju
sasarannya. Ada tiga sasaran, yang pertama adalah Lapangan terbang disebelah
timur, dimana duapuluh misil diarahkan kesana. Sasaran kedua adalah kawasan
komando dibukit salib pualam. Dan yang terakhir misil diarahkan pada grup tempur
Soekarno Hatta yang berlabuh di teluk sebelah selatan pulau Nicea.
Dua kapal perusak kelas Kashin tua milik republik mengetahui keberadaan sebagian
daripada misil-misil tersebut. Sistem pencari radar mereka aktif dan mulai
menghadang dengan hujan roket antipesawat. Tetapi misil-misil tersebut terlalu
kecil untuk disasar dengan rudal juga, sehingga sebagian besar diantara lolos.
Sirine meraung disekujur pulau nicea, disusul dengan salvo baterai artileri
antipesawat udara kaliber 37mm, 57mm dan sistem pertahanan udara S-300 mulai
memenuhi pulau nicea dengan tiang-tiang asap dan awan kehitaman berinti
kemerahan yang jahat.
Sejumlah tomahawk jatuh, tetapi sisanya menemukan sasarannya, lapangan udara.
Misil-misil tersebut menanjak dan mulai menjatuhkan muatan-muatan berupa 120
bomblet langsing seberat dua kilogram dengan sayap-sayap mini dengan pengarah
GPS. Menghantami sasaran berupa pesawat-pesawat yang diparkir, terutama jet-jet
pengebom berat Tu-160 blackjack, Backfire dan sederetan pengebom maritim Tu-95
Bear yang kini menjadi tumpukan pilar berasap.
Serangan juga dilakukan terhadap sembilan pengebom blackjack lain yang diparkir
didalam bungker yang diperkeras. Namun hanya satu bomber yang berhasil dirusak.
Serangan lain juga menimpa dua skuadron jet MiG-35 yang sedang diparkir,
menewaskan ratusan awak darat membuat ledakan besar di ladang tangki bahan
bakar yang dibangun dengan susah payah oleh para zeni AD.
Sasaran kedua adalah sentra komando pelaksana operasi (senkolakops) markas
besar AD dimana sejumlah besar staf komunikasi dan perencana TNI
mengkoordinasikan komunikasi dan manajemen pertempuran. Dua puluh misil
tomahawk menanjak diantara tembakan meriam S-60 57mm dan mulai menerkam
ke daratan. Sekitaran dua puluh meter dari tanah hulu rudal pecah dan

menimbulkan kabut berwarna ungu muda yang seketika terpicu dan bola api disusul
dengan ledakan besar merobohkan tenda-tenda markas. Membakar dan mencekik
siapapun dalam area ledakan. Terjangan ledakan fuel air explosive juga merobohkan
ladang antena. Melumpuhkan sistem komunikasi antara pulau Nicea dan Mabes di
Cilangkap.
Serangan ketiga dimulai. Tetapi kini sasaran mereka jauh lebih tangguh karena grup
tempur Soekarno Hatta memulai salvo tembakan antipesawat udara mereka
dengan ketat. Dalam jarak duapuluh kilometer mereka sudah menembakkan misilmisil SA-N-6, SA-N-4 dan ketika memasuki jarak lima kilometer orkestra sudah mulai
melibatkan sistem pertahanan udara tetral, kashtan dan berkas-berkas sinar
pelacak memenuhi langit membentuk gugusan simphoni maut. Kini para armada
tersebut mulai tampak seperti gunung berapi yang marah dengan letupan dan asap
dimana-mana.
Serangan terhadap grup tempur soekarno hatta gagal total, tetapi dalam lima menit
serangan. Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris berhasil merobohkan sistem
backbone dari manajemen tempur TNI.

Operation Second Wrath


Marsekal Ian melambai pada kopilotnya dan mereka menaiki pesawat pengebom
avro vulcan tua yang kini diaktifkan kembali. Kokpit jarum analog kini digantikan
dengan panel-panel digital. Di lambung pesawat itu kini terdapat duapuluh bom
seberat 2000 pounds dengan penuntun laser siap untuk dijatuhkan untuk
menghajar konsentrasi pasukan khusus terbaik dari kesatuan wamil indonesia.
hei mate.. kau sudah siap?
disini tower, angin lambung kiri duapuluh knot. Cuaca LAX. Youre clear to take
off!
Empat pesawat pengebom raksasa itu berputar di apron pesawat. Empat mesin
turbojet terbaru dari rolls royce menhamburkan ekor afterburner sepanjang sepuluh
meter dan melarikan pesawat dengan kecepatan tinggi.
Marsekal Ian kini berharap pada flight 80 tornado yang kini akan mengisi langit
nicea dengan angkara murka.

Batalion artileri pertahanan udara strategis-310 (yonarhanudstrat-310)


Letnan Kolonel Devrian Adi baru hendak terlelap ketika alarm pertahanan udara
memaksanya untuk bangun dan bergerak kembali ke ruang tempur. Ketika ia
mencapai ruang itu kepanikan kembali melandanya.
ada apa ini?
kami mendeteksi jamming dari empat arah. Musuh mulai serius. Baru saja terjadi
serangan terhadap pangkalan udara kita. Tiang asap dimana-mana.

apa kata markas besar?


markas menerima serangan hebat beberapa menit lalu. Komunikasi putus.
buat kontak dengan gugus patroli kita.
empat flight MiG-35 dengan 16 pesawat, satu flight jet Su-35BM sedang mengitari
nicea.
pastikan mereka mengejar para jammer. Apa sandi flight tersebut?
brahmastra-1 hingga brahmastra empat di MiG, dan David-11, koreksi terdapat
satu flight lagi dari konsorsium Zafra. Terdiri dari sebuah jet uji
dimana posisi flight terakhir tersebut..?
tidak diketahui pak..
apa katamu? Masa ga keliatan di radar?
itu empat jet sukhoi Su-50 PAKFA yang baru saja dipesan oleh pemerintah, mereka
jet stealth dan kita sedang menjalankan latihan deteksi terhadap mereka.
perintahkan flight brahmastra untuk menyambut jammer. David standby, zafra
flight standby dan refuel.
sebagai catatan pak, lanud kita tak bisa dipakai.
perintahkan mereka isi bahan bakar di udara!
siap pak!
Sand flght. Tornado ADV
Delapan jet tempur terdiri dari gugusan empat jammer membuka jalan. Mereka
telah membungkam setidaknya lima radar pencari dan deteksi Indonesia. Kini
mereka mulai mendeteksi empat jet indonesia mendekat. Mungkin dari jet mig-35
mengingat dari karakteristik terbang mereka yang cepat.
sand flight, disini Sabre. Bersiap untuk penyambutan..
dimengerti.
Kini jet itu mulai mendekat dalam jarak 130 km dua menit sebelum mereka bisa
mem-burn-thorugh kabut noise yang menyelubungi perangkat radar mereka
dengan lugunya mereka maju terus ke dalam kabut jammer dan kini sand flight
mulai membuka kunci misil AIM-120D AMRAAM mereka.
kunci sasaran! kini sistem psuedorandom code waveform generator dari radar
APG-77X standar raptor di moncong tornado mulai bekerja dan menembakkan
pulsa-pulsa radar pencari dan mulai mengiluminasi empat target dengan sinyal
acak yang sulit dimengerti. Membuat perangkat radar warning receiver jet MiG tidak
bisa mendeteksinya.
Ketika empat flight tersebut berhasil menembus kabut jamming.. mereka
menyalakan radar penembakan misil dan serentak delapan jet tersebut
melontarkan salvo AMRAAM jauh sebelum pilot MiG indonesia menyadari mereka
tengah ditembaki.
Empat busa kemerahan terlihat di ujung langit. Kini duapuluh jet tempur

Tornado IDV dari sabre flight melesat maju dan mendekat ke pulau Nicea. Mereka
mendekat dan menjatuhkan misil stand-off Storm shadow yang diprogram untuk
melacak radar-radar pencari dan deteksi baterai-baterai misil S-300 PMU yang
memenuhi pulau.
Tetapi tidak semua radar yang berhasil dibungkam. Begitu mengetahui bahwa radar
pencari mereka down. Baterai-baterai misil SA-11, SA-19 dan baterai artileri
pertahanan udara S-60 segera menghidupkan radar mereka. Dan memenuhi langit
dengan bola-bola api dan kilatan misil.
Kekacauan itu menghasilkan bencana. Sebuah jet dari flight david terkena misil
nyasar dari komandan yang menyangkanya pesawat musuh. Jet itu rusak parah dan
pilotnya memutuskan eject. Tindakan panik itu memudahkan para pilot tornado.
Dengan tenang mereka memilih radar yang aktif dan menghabisi mereka dengan
misil AGM-88E HARM (high speed antiradiation missile). Jet yang lain mengetahui
posisi baterai SAM dan menjatuhkan bom-bom cluster yang memenuhi puncakpuncak bukit dengan kilatan-kilatan api. Flight yang lain daripada jet tempur
indonesia bertarung habis-habisan dan disapu dari langit. Tiga jet Su-35 BM hancur
beserta pilotnya.
Jet-jet tornado yang lain mengincar jembatan, instalasi barak dan generator.
Dengan tenang mereka menembaki awak yang sedang memadamkan api di
pangkalan, dan tank-tank marinir yang sedang diparkir ditembaki dengan bom-bom
pintar. Pilar-pilar api dan asap memenuhi sekujur pulau Nicea. Satu-satunya wilayah
yang tak bisa mereka dekati hanyalah gugus tempur laut dimana sekitaran 30 kapal
yang tersisa dari armada tempur Soekarno Hatta mmbentuk perimeter ketat dan
menembaki siapapun yang mendekat. Namun dua kapal perusa KRI Gajah Mada,
KRI Sawunggaling terkena rudal antikapal dan tenggelam bersama awaknya.

Kapal Induk KRI Muhammad Asaat dan KRI Abdurrahman Wahid kini memutar
haluan dan bersiap siaga melontarkan jet-jet tempur sukhoi su-33 dari dek. Brigadir
jenderal endradika baskara keluar dari ruangannya dan memerintahkan apapun
yang tersisa dari skuadron malaikat hitam untuk melesat ke udara.
48 jet tempur Sukhoi-33 melesat dan kini berhadapan dengan tak kurang dari 80 jet
tornado Inggris. Tanpa komandannya yang kini terbaring di rumah sakit. Skuadron
malaikat hitam bergerak terjun ke tengah-tengah pertempuran. Menjatuhkan tak
kurang 20 puluh jet tempur musuh, tetapi dalam lima menit pertama dua jet tempur
mereka dijatuhkan.
Kemudian empat lainnya menyusul, dari 12 penerbang, kini lima diantara tewas
karena tak sempat eject. Tiga diantara memilih memotong sayap tegak jet musuh
dan menabrakkan diri ke pesawat musuh sebelum jatuh.
Tak sampai duapuluh menit sisa jet tempur lainnya bersama dua AWACS Mainstay
turut ditembak jatuh. Kini langit pulau nicea praktis kosong tanpa pengamanan
udara. Serangan tornado kini dialihkan ke grup tempur soekarno hatta. Tetapi

mereka tetap gagal menghancurkan kapal-kapal perang berharga Republik.


Meskipun begitu, mereka berhasil menenggelamkan dua kapal perbekalan dan
sebuah kapal fregat lainnya, KRI Diponegoro.

Kapal Induk KRI Muhammad Asaat dan KRI Abdurrahman Wahid kini memutar
haluan dan bersiap siaga melontarkan jet-jet tempur sukhoi su-33 dari dek.
Brigadir jenderal endradika baskara keluar dari ruangannya dan memerintahkan
apapun yang tersisa dari skuadron malaikat hitam untuk melesat ke udara.
48 jet tempur Sukhoi-33 melesat dan kini berhadapan dengan tak kurang dari 80 jet
tornado Inggris. Tanpa komandannya yang kini terbaring di rumah sakit. Skuadron
malaikat hitam bergerak terjun ke tengah-tengah pertempuran. Menjatuhkan tak
kurang 20 puluh jet tempur musuh, tetapi dalam lima menit pertama dua jet tempur
mereka dijatuhkan.
Kemudian empat lainnya menyusul, dari 12 penerbang, kini lima diantara tewas
karena tak sempat eject. Tiga diantara memilih memotong sayap tegak jet musuh
dan menabrakkan diri ke pesawat musuh sebelum jatuh.
Tak sampai duapuluh menit sisa jet tempur lainnya bersama dua AWACS Mainstay
turut ditembak jatuh. Kini langit pulau nicea praktis kosong tanpa pengamanan
udara. Serangan tornado kini dialihkan ke grup tempur soekarno hatta. Tetapi
mereka tetap gagal menghancurkan kapal-kapal perang berharga Republik.
Meskipun begitu, mereka berhasil menenggelamkan dua kapal perbekalan dan
sebuah kapal fregat lainnya, KRI Diponegoro.

Black Flight-11
black flight disini kresna yudha, latihan dibatalkan. Kita kehilangan Mainstay dan
radar darat. Radar Armada Hatta melaporkan 50 bomber inbound. Misi kalian
adalah menghancurkan bomber.
dimengerti kresna, tetapi fuel low. Meminta air refueling segera.
negatif Black, Tu-16 tanker terakhir baru saja ditembak jatuh dua menit lalu.
Semoga beruntung. Kresna yudha out.
yavt thou maht! teriak seorang pilot. Weiss todd memandangnya dari balik kaca
berlapis emas kokpit Su-50 PAK FA. Ia memeriksa kokpit dan menekan tombol akses
layar sentuh di sebelah kiri. Pesawatnya hanya membawa 500 peluru kanon 30mm,
enam rudal AA-11, dan empat misil novator KS-172 yang sanggup menjangkau
musuh hingga 300 km.

aktifkan plan Scwalbe. Formasi four finger. Naik hingga 40.000 kaki. Head on,
matikan perangkat radar, pakai sensor radar pasif saja.
Polkovnik Todd! Kita tidak bisa melacak bomber musuh dengan akurat jika hanya
pakai sensor pasif!
da tovarich! Tetapi kita tidak akan melawan mereka head on. Ikuti petunjukku dan
kita akan selamat.
smirno tovarich polkovnik!

Skuadron 468 dambuster Bomber.


Marsekal Ian tengah memandangi siluet Nicea yang dipenuhi asap. Tiang-tiang pilar
berapi mengepul dari barak-barak militer indonesia yang dihajar oleh flight Tornado.
Kini di tiap pembom vulcan terdapat 40 bom pintar berpemandu laser yang tengah
dibidikkan.
marsekal, Dam-sixteen melaporkan mereka tengah ditembaki oleh misil dari jarak
jauh!
kerahkan satu flight untuk mengurus pengganggu alarm penguncian di atas
pemmbom vulcan itu meraung.. mereka menembaki kita pak!
aktifkan Perseus! perwira pertahanan menekan beberapa tombol dan kubah yang
baru saja ditanamkan di atas lambung pesawat kini aktif. Mengaktifkan radarnya
melacak rudal yang datang. Begitu masuk jarak lima kilometer, sensor inframerah
mengunci arah datangnya rudal dan kanon gatling kaliber 12,7 mnyalak.
Mengirimkan tirai peluru menghadang datangnya rudal. Seketika rudal itu meledak
sekitar 3 kilometer dari pesawat.
sial. Kita kehilangan kontak dengan empat bomber pak!
SAM?
tidak mungkin! Tidak ada isyarat penguncian rudal. Hanya perseus yang aktif
begitu saja dan para pilot itu menghilang dari jaringan.
Ian memandangi langit dari balik kokpit, matahari tepat dihadapannya, ia bisa
melihat bias-bias cahaya mentari dari balik kacapelapis helem terbangnya. Tiba-tiba
Perseus aktif dan menembak dan dua bomber di kanan kirinya meledak bersamaan.
Samar-samar diantara silaunya mentari dari balik mata 20/10 nya ia melihat samar
dua bayangan kelabu melesat melewatinya dari atas.
bawa bomber ini dalam manuver penghindaran!
siap pak! bomber itu kini naik turun dan berzig-zag dengan kemampuan

manuvernya yang terbatas. Perseus kembali menembak dan kini Marsekal Ian
mengamati radar dengan seksama. Dua bayangan samar muncul di layar radarnya.
Tapi kini bayangan itu menghilang dan kembali satu bombernya meledak tiba-tiba.
panggil tornado!
mereka dalam perjalanan, ETA satu menit.
kalau begitu, four finger, thach weave! kini jet-jet pembom itu melakukan
belokan-belokan searah dalam formasi berlapis-lapis yang longgar. Jika ada yang
berupaya membokong mereka maka musuh akan masuk dalam bidang tembak
pesawat berikutnya.
itu mereka! dua bayangan hitam kembali terlihat dari atas tepat dibalik awan.
Dan sistem CIWS perseus mengunci mereka. Tetapi jet yang terdepan menanjak
mendadak dan menjatuhkan flare yang melesat dalam kecepatan tinggi menuju
tirai peluru, manuver Kobra! Mengecoh doppler radar penjejak musuh dan kini
rekannya melesat dalam kecepatan tinggi. Sistem perseus melacaknya namun kini
ia melesat tepat menuju titik mati sistem perseus, antara sayap dan ekor. Dalam
jarak kurang dari seratus meter kini bayangan hitam itu melontarkan semburan
pendek peluru kanon. Dan tepat membelah sayap pembom.
apa itu?
bentuknya mirip raptor!
bantuan flight tornado datang pak!
Jet-jet tornado bantuan tiba dan mengejar pesawat musuh. Namun mereka sendiri
tidak bisa mendeteksi jet tersebut dan dua diantaranya jatuh begitu saja dari udara.
Tetapi kini penyerang itu menghilang begitu saja.
marsekal ian, kami menerima pesan dari musuh..
apa itu bunyinya?
hari ini kalian selamat, tetapi besok kalian harus membayar. Weiss todd.
bloody hell, the notorius mercs Todd
indos mulai frustasi, mereka menyewa tentara bayaran kali ini..
aku tidak peduli, lanjutkan operasi pengeboman!
dengan hanya 13 pembom?
lanjutkan kataku bloody hell!

siap..
Serangan pengebom kembali dilanjutkan, meskipun begitu. Ingrris gagal
menimbulkan kerusakan parah di pulau Nicea karena hanya ada 13 pembom untuk
menghajar ratusan target yang tersebar disekujur pulau.

Anda mungkin juga menyukai