Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Masyarakat yang semakin maju dan taraf hidup yang semakin meningkat membuat
masyarakat mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan terutama kesehatan gigi. Gigi
berlubang besar dapat terjadi pada setiap orang. Masyarakat sekarang bila mengalami gigi yang
berlubang tidak harus dilakukan pencabutan tapi dapat dipertahankan selama mungkin didalam
rongga mulut dengan dilakukan perawatan saluran akar.Perawatan saluran akar dapat dilakukan
pada gigi sulung maupun gigi permanent. Perawatan saluran akar adalah melakukan pembersihan
dan preparasi saluran akar yang kemudian diberi bahan pengisi saluran akar.Pembersihan yang
efektif dan pembentukan sistem saluran akar sangat penting untuk mencapai tujuan biologis dan
mekanis perawatan saluran akar. Tujuannya adalah untuk menghapus semua pulpa jaringan,
bakteri dan produk mereka sementara menyediakan bentuk kanal yang memadai untuk mengisi
kanal (Schilder 1974).
Instrument ProTaper merupakan generasi baru yang dedesain untuk mempertinggi
efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama pada bagian akar yang melengkung.
ProTaper memiliki desain conves triangular cross-sectional dengan desain cutting-blades yang
memiliki kombinasi taper yang bermacam-macam pada pemotongnya. Instrumen ProTaper ini
berdasarkan kegunaannya terbagi menjadi 2, yaitu hand instrument dan rotary instrument. Pada
dasarnya, instrumen pada rotary dan hand isntrumen ialah sama. Perbedaannya adalah hand
instrumen digerakkan menggunakan tangan operator, sedangkan rotary instrumen digerakkan
menggunakan alat rotary atau handpiece menggunakan tenaga putaran 250-300 rpm yang
dihasilkan oleh motor.
BAB II
PEMBAHASAN
Perforasi
ke
apical.
Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris organik, darah
Saluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral maupun vertikal,
saluran akar harus berbentuk corong ke arah korona dan dalam ukuran cukup besar
sehingga instrument pemampat dan penguak dapar masuk cukup dalam.
7.
Sterilisasi
yang
mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai,
pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi dan pembersihan isinya
dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar dilengkapi dengan medikamen intrasaluran.
Syarat desinfeksi saluran akar adalah sebagai berikut : (1) harus suatu germisida dan
fungisida yang efektif. (2) harus tidak mengiritasi jaringan periapikal. (3) harus tetap
stabil dalam larutan. (4) harus mempunyai efek antimicrobial yang lama. (5) harus aktif
dengan adanya darah, serum dan derivate protein jaringan. (6) harus mempunyai
tegangan permukaan rendah. (7) harus tidak menganggu perbakan jaringan periapikal. (8)
tidak menodai struktur gigi. (9) harus mampu dinonaktifkan dalam medium biakan. (10)
harus
tidak
menginduksi
respon
imun
berantara-sel.
Sesuai dengan prinsip umum pentalaksanaan saluran akar, dressing desinfektan sebaiknya
diganti setiap minggu dan tidak lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh
eksudat
periapikal
dan
membusuk
karena
interaksi
dengan
mikroorganisme.
Secara tradisional, melakukan dressing saluran akar terdiri dari memasukkan poin
absorben pendek dan tumpul yang telah dibaasahi dengan medikamen saluran akar,
meletakkan bulatan kapal yang kelebihan medikamennya telah diperas di dalam kamar
pulpa dan menutup kavitas jalan masuk. Namun pada saluran yang sempit, poin absorben
yang basah tidak cukup kaku untuk dapat dimasukkan ke dalam saluran. Pada kasus
semacam itu, suatu absorben kering dimasukkan dan butiran kapas yang dibasahi dengan
medikamen diletakkan pada poin absorben untuk membasahinya. Bulatan kapas kering
digunakan
untuk
mengabsorpsi
kelebihan
medikamen
dan
kavitas
ditutup.
Banyak endodontis lebh senang melalukan dressing sauran akar dengan butiran kapas
yang kelebihan medikamennya telah diperas. Mereka mengandalkan penguapan
medikamen dalam kamar pulpa untuk menghilangkan bakteri dan mereka tidak
meletakkan poin absorben di dalam saluran akar Uap yang keluar dari medikamen cukup
untuk mendesinfeksi kavitas pulpa. Tidak digunakannya poin absorben menyediakan
ruang di dalam saluran untuk akumulasi eksudat cairan, mengurangi kemungkina iritasi
periapikal karena merembesnya medikamen secara tidak sengaja atau terdorongnya poin
absorben ke dalam jaringan periapikal, menghilangkan kemungkinan timbulnya masalah
dalam pengeluaran absorben basah yang terjepit dalam saluran akar pada kunjungan
berikutnya, dan mempersingkat waktu perawatan. Saluran akar ditutup setelah
penempatan butiran kapas steril kering yang kedua di atas butiran akapas yang diberi obat
, atau meletakkan bahan penutup sementara di atas butoran kapas yang diberi obat dan
menyelesaikan penutupan ganda dengan penutup luar sementara seperti cavit, semen seng
oksida
8.
eugenol
Pengisian
atau
IRM.
Saluran
Akar
Pada obiturasi teknik kondensasi lateral, sebuahkerucut guta-perca, disebut kerucut utama
atau kerucut induk (master cone) dipaskan pada saluran yang telah diinstumenkan.
Kerucut utama dimasukkan kedalam saluran akar pada panjang kerja yang telah
ditetapkan. Harus pas sekali dan melawan pengambilan (tug-back). Suatu radiograf
dibuat untuk menentukan penyesuaian (fit) apikal dan lateral kerucut utama. Kerucut guta
perca disesuaikan bila menonjol keluar melalui foramen apikal, ujungnya harus dipotong
sehingga keruvut yang dimasukkan kembali pas sekali mempunyai tug-back, dan
menutup saluran apikal kira-kira 1 mm kurang dari pertemuan pulpo-periapikal. Bila
pada penyesuaian pertama pada kerucut utama kurang 2 atau 3 mm dari apeks, suatu
kerucut utama lain dipaksakan. Radiograf lain dibuat memeriksa penyesuaian kerucut.
Tujuan pengepasan kerucut utama lebih pendek dari apeks saluran adalah untuk
menghindari pengisian saluran akar yang berlebihan yang kurang hati-hati pada waktu
kondensasi.
Berbagai radiograf harus dibuat sementara saluran diobturasi untuk memeriksa ketepatan
prosedur kesesuaian kerucit utama dibuktikan oleh prosedur. Kesesuaian kerucut utama
dibuktikan oleh radiograf lain harus dibuat bila dua atau tiga kerucut skunder telah
dikondensasikan ke dalam saluran akar untuk menentukan jumlah aliran ke foramen
apikal. Suatu radiograf akhir pengisian saluran akar yang telah disesuaikan harus dibuat.
2.2 Preparasi Saluran Akar dengan Teknik Crown Down menggunakan Instrumen
ProTaper
Peningkatan persentase taper yang bervariasi pada bilah pemotong sehingga protaper ini
bersifat fleksibel dan mengurangi beban putar yang berlebihan, serta peningkatan efisiensi.
2.
Pembentukan sudut helical dan pitch yang seimbang membuat efisiensi pemotong dan
Penampang melintang berbentuk segitiga cembung yang mengurangi daerah kontak diantara
Pemodifikasian pada ujung tip yang terarah supaya mengikuti saluran akar, dengan
Penetrasi jarum mudah dalam dentin dengan memutar searah jarum jam.
Cut dentin dengan memutar searah jarum jam sambil menarik jarum
Tergantung pada anatomi saluran akar, jarum ProTaper dapat digunakan dalam gerakan timbal
balik bolak-balik.
2.3 Bentuk dan fungsi dari ProTaper
ProTaper yang digunakan dalam preparasi saluran akar gigi, dibagi atas 2 jenis berdasarkan
kegunaannya :
a.
File ini terdiri dari 3 jenis file yang berfungsi sebagai pembentuk saluran akar gigi.
1.
File pertama disebut sebagai Shaper X atau SX yang memiliki pegangan berwarna
File yang kedua disebut dengan shaping file No. 1 atau S1. Memiliki cincin
identifikasi berwarna ungu dengan pegangan berwarna emas. File S1 memiliki D0 0,17
mm dan D14 sampai 1,2 mm.
S1 didesain untuk membentuk bagian 1/3 koronal dari saluran akar
3.
D14 sampai 1,2 mm. S2 digunakan untuk membentuk dan melebarkan bagian 1/3 tengah
saluran akar.
Instrument S1 dan S2 juga dapat membentuk 2/3 koronal dari saluran akar serta
melebarkan 1/3 apikal.
b.
Instrument ini didesain untuk mengoptimalkan bentuk akhir 1/3 apikal dan dapat juga memotong
dan memperluas bentuk sampai 1/3 tengah saluran akar. Menurut studi Calberson (2004),
instrument F2 dan F3 mengabrasi dinding saluran akar, maka diperlukan kehati-hatian untuk
menghindari penyingkiran dari inner kuvatura dan danger zones dari saluran akar.
Selain diindakasi pada kasus-kasus dengan akar gigi yang melengkung, sempit dan pada akar
panjang dan pendek. ProTaper dapat juga digunakan pada kasus-kasus standard an sebagai
instrument untuk membuang gutta-percha pada kasus-kasis retreatment.
Pada umumnya instrumen rotatif ProTaper dapat digunakan pada berbagai jenis saluran akar
yang memiliki anatomi yang rumit, tetapi instrument ini tidak dapat digunakan pada saluran akar
yang berdiameter besar dan belum tumbuh sempurna. Disaranka apabila perbesaran dari apikal
saluran akar lebih dari ISO 30 maka dilakukan teknik lain. Instrument ini juga tidak
diindikasikan untuk saluran akar yang abnormal seperti saluran akar berbentuk S.
1.
Kelebihan ProTaper
a.
Multi taper
b.
c.
d.
e.
2.
Kekurangan ProTaper
a.
b.
c.
Instrument ini tidak dapat digunakan pada saluran akar yang abnormal seperti saluran akar
S shaped.
Eksplorasi saluran akar dengan K-file no 8, no 10, no 15, sepanjang seberapa bisa masuk
file tersebut. Sesudah itu masukkan shaping file no 1(S1) dengan handle identifikasi berwarna
ungu sepanjang seberapa bias masuk juga.
2)
Setelah saluran akar besar dan longgar eksplorasi saluran akar dengan K-file no 15
dengan gerakkan naik turun sampai beberapa mm sepanjang-panjang kerja, lakukan dengan
gerakkan pasif. Setelah itu kamar pulpa diisi dengan natrium hipochlorite (NaOCl) sebagai
prosedur awal.
3)
Kemudian gunakan protaper yang dimulai kembali dari shaping file no 1 (S1) dengan
handle identifikasi berwarna ungu. S1 dimasukkan kedalam saluran akar dan digerakkan
perlahan dengan membuka handle secara lmbut searah jarum jam ke apikal sampai file sedikit
tertahan, lalu lepas file dengan memutar handle file berlawan jarum jam sampai 45-90 derajat
kedalaman K-file. Pada saluran akar yang lebih sulit, diperlukan lebih dari sekali rekapitulasi
untuk memperbesar 2/3 koronal dari saluran akar, lalu irigasi.
4)
merelokasi saluran akar dari bahaya perforasi dan mencapai akses tegak lurus ke radikular.
Dengan diperbaiki akses, kemudian SX dimasukkan dalam saluran akar sampai ada tahanan
ringan, lalu lakukan gerakkan yang sama dengan File S1 dari apikal kearah koronal lalu irigasi
kembali.
5)
Setelah prosedur pre-enlargment selesai dengan akses 2/3 koronal yang baik gunakan
Kemudian gunakan shaping file 2 (S2) dengan handle identifikasi berwarna putih sampai
Setelah itu saluran akar diisi kembali dengan irigasi lalu digunakan finshing file no 1 (S1)
dengan handle identifikaso warna kuning, secara hati-hati dimasukkan sepanjnag-panjang kerja,
irigasi kembali.
8)
Periksa ukuran dari foramen apikal dengan menggunakan K-file no 20 sampai panjang
kerja. Jika pas pada panjang kerja maka canal disiapkan untuk obturasi. F1 merupakan ukuran
minimum yang direkomendasikan. Jika masih longgar gunakan F2 dan F3, masukkan kembali
sampai panjang kerja. Lalu periksa kembali dengan K-file No. 25 dan No. 30, kemudian irigasi
kembali. Biasanya dengan preparasi ini akan memperlebar saluran akar yang melengkung.
BAB III
LAPORAN KASUS
LK
Nama
: RJ
No. RM
: 03.27.27
Umur
: 17 tahun
Tanggal
: 21 Mei 2015
Pekerjaan
: Karyawan
Alamat
KELUHAN UTAMA
NIM Mahasiswa
PEMERIKSAAN UMUM :
Keadaan umum
Berat badan
: 40 kg
Tinggi badan
: 160 cm
: 041.213.004 /040.10.005
Pupil Mata
: Normal
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 62x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Diet Mengurangi :
Gula dan cemilan diantara waktu makan utama: Minuman asam tinggi: Minuman berkafein:
Saliva :
Meningkatkan asupan air: Obat kumur baking soda: Konsumsi makanan / minuman berbahan dasar
susu: Permen karet xylitol / CC P-ACP: -
Fluor :
Pasta Gigi:
Kumur: Gel: -
ODONTOGRAM
RADIOLOGI
Regio
Kesan Foto
: 35, 36, 37
:
Gigi 36 Terdapat radiolusensi berbatas kelas pada akar mesial dan distal, kerusakan tulang di 1/3
servikal akar, karies mencapai pulpa.
GIGI 36
Anamnesis
Tes
Sondasi: -
Vitalitas *
Perubahan
Warna *
periapikal
Nyeri *
Diagnosa *
Nekrosis pulpa
Rencana Perawatan: pro ENDO
Rencana
Onlay komposit
Restorasi
TAHAP PEKERJAAN
KUNJUNGAN PERTAMA
1. Pembuatan foto Rontgen.
Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar
serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.
2. Dilakukan pemasangan cotton roll untuk
mencegah kontaminasi bakteri pada karies
3. Karies dibuang dengan round bur dan
ekscavator hingga dentin yang terinfeksi karies
hilang.
KUNJUNGAN KETIGA
dengan foto
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indikasi dan kontraindikasi pada saat akan melakukan perawatan saluran akar harus
diperhatikan dan dipertimbangkan dengan seksama. Jika kondisi gigi dan jaringan pendukungnya
masih dapat dipertahankan, maka perawatan saluran akar dapat dilakukan. Namun, apabila
keadaan gigi dan jaringan pendukungnya sudah tidak dapat dipertahankan lagi, perawatan
saluran akar tidak perlu dilakukan, melainkan langsung dapat mengekstraksi gigi tersebut.Alatalat yang digunakan untuk perawatan saluran akar, pada intinya ada hand instrument dan engine
instrument. Setiap tahapan dalam perawatan sluran akar menggunakan alat-alat yang berbeda
pula, disesuaikan dengan bentuk dan fungsi alat tersebut.
Tahapan-tahapan perawatan saluran akar meliputi: 1) asepsis, 2) preparasi, baik preparasi
kavitas dan saluran akar, 3) sterilisasi, 4) pengisian saluran akar. Dalam setiap tahapan terdapat
kemungkinan terjadinya kegagalan. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang
berasal dari kesiapan dan kemampuan operator, perilaku pasien termasuk kekooperatifannya,
serta dari segi kesesuaian alat-alat yang digunakan.
Instrument ProTaper merupakan generasi baru yang dedesain untuk mempertinggi
efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama pada bagian akar yang melengkung.
ProTaper memiliki desain conves triangular cross-sectional dengan desain cutting-blades yang
memiliki kombinasi taper yang bermacam-macam pada pemotongnya.Instrumen ProTaper ini
berdasarkan kegunaannya terbagi menjadi 2, yaitu hand instrument dan rotary instrument.
Protaper berdasarkan jenisnya terbagi menjadi Shaping File (FX, F1, dan F2) dan Finishing file
(F1, F2, dan F3).
4.2 Saran
Setelah mengetahui apa itu ProTaper, kegunaan, dan klasifikasinya diharapkan membantu
mempelajari dan memahami instrumen ProTaper ini. Karena penggunaan instrumen ProTaper ini
dibutuhkan keahlian maka diharapkan mahasiswa FKG Trisakti dapat menguasai keahlian
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Walton, R. and Torabinejad, M., 1996. Principles and Practice of Endodontics. 2 nd ed.
Philadelphia : W.B. Saunders Co.
Widyawati. 2010. Dasar-Dasar Perawatan Endodontik. Padang: Universitas Baiturrahmah
Sweltasari, Wenny. 2007. Skripsi Penggunaan Instrument Rotatif Protaper Pada Saluran
Akar. Padang: Universitas Baiturrahmah
Bataisu, Marilena, dkk. Access on 10 January 2015. The Failures of Root Canal Preparation
with Hand ProTaper. Available at http://www.chsjournal.org/archive/vol38-no3-2012/originalpapers/the-failures-of-root-canal-preparation-with-hand-protaper
Yared, G. 2007. Canal Preparation using only one NiTi rotary instrument: preliminary
obsevation. International Endodontic Journal.